Anda di halaman 1dari 12

Makalah Kimia Teknik

LARUTAN
( Makalah ini ditunjukan untuk memenuhi nilai tugas Mata Kuliah
Kimia Teknik )

Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan karunianya sehingga makalah Kimia Teknik tentang Larutan dapat
diselesaikan. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi nilai tugas mata
kuliah Kimia Teknik.
Pada kesempatan kali ini kami tidak lupa menyampaikan rasa syukur dan
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu selama penyusunan
makalah ini terutama untuk dosen Mata Kuliah Kimia Teknik Ibu Tutut, S.Pd dan
orang-orang yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan kepada
kami.
Dengan penuh kesadaran bahwa tidak ada yang sempurna didunia ini
melainkan Allah SWT, maka makalah ini pun tidak luput dari segala kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca
yang bersifat memperbaiki, menyempurnakan, dan mengembangkan makalah
ini sangat kami harapkan.
Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Amin.

Trenggalek,

Oktober 2014

Penyusun

Daftar Isi
Kata
Pengantar...............................................................................................................
.............i
Daftar
Isi............................................................................................................................
.........ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar
belakang.................................................................................................................
......1
2. Rumusan
masalah..................................................................................................................
1
3.
Tujuan.....................................................................................................................
...............1
BAB II PEMBAHASAN
1. Sifat dasar
larutan..................................................................................................................2
2. Komposisi
larutan..................................................................................................................2
3. Jenis-jenis
larutan..................................................................................................................2
4. Konsentrasi
larutan................................................................................................................5
5.
Kelarutan................................................................................................................
...............6
6. Sifat koligatif
larutan.............................................................................................................8
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan.........................................................................................................
...................9
2. Saran......................................................................................................................................9

Daftar Pustaka

ii

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tanpa kita sadari, selama ini kehidupan kita sangat berkaitan dengan zat
kimia yang dapat kita temui dalam berbagai macam bentuk. Salah satunya
dalam larutan yang akan dibahas lebih jauh dalam makalah ini. Misalnya garam
dapur atau Natrium Klorida (NaCl). Selain memperkaya rasa masakan ternyata
garan dapur (NaCl) yang kita kenal selama ini mempunyai kegunaan lain.
Ternyata garam dapur (NaCl) dalam bentuk larutan jika disambungkan dengan
power supply dapat menghantarkan arus listrik dan membuat lampu menyala.
Demikian juga halnya dengan larutan-larutan lainnya, misalnya air suling,
larutan gula, asam asetat, amonia, asam sulfat, asam klorida, natrium klorida,
natrium hidroksida, dan masih banyak lagi. Secara garis besar larutan dibagi
menjadi dua yaitu larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit. Larutan elektrolit
dibagi lagi menjadi dua yaitu elektrolit kuat dan elektroit lemah. Dan untuk
selengkapnya akan dibahas pada bab selanjutnya.

2. Rumusan Masalah
Rumusan dalam makalah ini adalah:
a) Sifat dasar larutan

b) Jenis-jenis larutan
c) Kelarutan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

3. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk menambah wawasan mengenai
pengertian larutan, apa saja jenis-jenisnya, dan apa saja yang menjadi faktor
dalam perubahannya. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Larutan
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun ion dari dua
zat atau lebih. Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah. Disebut
homogen karena susunanya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang
berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun.
Komponen larutan terdiri dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Pelarut adalah medium bagi
zat terlarut yang dapat berperan serta dalam reaksi kimia dalam larutan atau meninggalkan larutan
karena pengendapan atau penguapan. Dan uraian mengenai gejala ini memerlukan komposisi
larutan.dan berdasarkan daya hantarnya larutan dibagi menjadi larutan elektrolit dan non elektrolit.

B. Jenis Larutan
1.

Larutan berdasarkan daya hantarnya dibagi menjadi dua yaitu larutan elektrolit dan

larutan non-elektrolit.
a.

Larutan Elektrolit
Larutan elektrolit adalah larutan yang bisa menghantarkan arus listrik. Pada larutan ini

dibedakan menjadi elektrolit kuat dan elektrolit lemah

Elektrolit Kuat
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar listrik yang kuat,
karena zat terlarutnya didalam pelarut (umumnya air), seluruhnya berubah menjadi ion-ion
(alpha = 1).
Yang tergolong elektrolit kuat adalah:
Asam-asam kuat, seperti : HCl, HCl03, H2SO4, HNO3 dan lain-lain.
Basa-basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti: NaOH,
KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.
Garam-garam yang mudah larut, seperti: NaCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain
Partikel-partikel yang ada di dalam larutan elektrolit kuat adalah ion-ion yang
bergabung dengan molekul air, sehingga larutan tersebut daya hantar listriknya kuat. Hal ini
disebabkan karena tidak ada molekul atau partikel lain yang menghalangi gerakan ion-ion
untuk menghantarkan arus listrik, sementara molekul-molekul air adalah sebagai media untuk
pergerakan ion. Misalnya HCl dilarutkan ke dalam air, maka semua HCl akan bereaksi
dengan air dan berubah menjadi ion-ion dengan persamaan reaksi berikut:
HCl (g) + H2O ( l ) H3O+(aq) + Cl (aq)
Reaksi ini biasa dituliskan:
+

HCl (aq) H (aq) + Cl (aq)

Elektrolit Lemah
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah dengan
harga derajat ionisasi sebesar: O < alpha < 1.
Yang tergolong elektrolit lemah:
Asam-asam lemah, seperti : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain
Basa-basa lemah seperti : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain
Garam-garam yang sukar larut, seperti : AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain
Misalnya CH3COOH dilarutkan ke dalam air, maka sebagian CH 3COOH akan terion dengan
persamaan reaksi seperti berikut:
CH3COOH (s) + H2O ( l ) H3O+ (aq) + CH3COO (aq)
CH3COOH yang terion reaksinya biasa dituliskan:
CH3COOH (aq) H+ (aq) + CH3COO (aq)
Ion-ion yang telah terbentuk sebagian bereaksi kembali membentuk CH 3COOH,
sehingga dikatakan CH3COOH yang terion hanya sebagian. Reaksinya dapat dituliskan:

CH3COOH (aq) H+ (aq) + CH3COO (aq)


Partikel-partikel yang ada di dalam larutan adalah molekul-molekul senyawa CH 3COOH
yang terlarut dan ion-ion H+ dan CH3COO. Molekul senyawa CH3COOH tidak dapat
menghantarkan arus listrik, sehinggga akan menjadi penghambat bagi ion-ion H+ dan
CH3COO untuk menghantarkan arus listrik.

b. Larutan non elektrolit


Larutan non- elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik,
karena zat terlarutnya di dalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion-ion (tidak meng-ion).
Tergolong ke dalam jenis ini misalnya: Larutan urea, sukrosa, glukosa, alkohol dan lain-lain
2. Larutan berdasarkan jenuh atau tidaknya larutan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
a) Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung zat terlarut (solute) kurang dari yang
diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang partikelpartikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat).
Larutan tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti larutan belum
jenuh ( masih dapat larut).
b) Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah zat terlarut (solute) yang
larut dan mengadakan kesetimbangn dengan pelarut (solute) padatnya. Atau dengan kata
lain, larutan yang partikel- partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan
konsentrasi maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp
berarti larutan tepat jenuh.
c) Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan yang mengandung lebih banyak
zat terlarut (solute) daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain,
larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut (solute) sehingga terjadi endapan.
Larutan sangat jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan
lewat jenuh (mengendap).
3. Berdasarkan sifat kualitatif, larutan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a) Larutan pekat yaitu larutan yang mengandung relatif lebih banyak zat terlarut (solute)
dibanding pelarut (solvent).
b) Larutan encer yaitu larutan yang relatif lebih sedikit zat terlarut (solute) dibanding pelarut
(solvent).

C. Reaksi Larutan
Ada 2 reaksi dalam larutan, yaitu:
a) Eksoterm, yaitu proses melepaskan panas dari sistem ke lingkungan, temperatur dari
campuran reaksi akan naik dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan
akan turun

b) Endoterm, yaitu menyerap panas dari lingkungan ke sistem, temperatur dari


campuran reaksi akan turun dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan
akan naik.

D. Ionisasi Larutan Elektrolit


Elektrolit dapat berupa senyawa ion atau kovalen polar. Jika senyawa ini dilarutkan dalam air,
maka ion akan bergerak bebas dan larutannya dapat menghantarkan arus listrik. Banyak sedikitnya
elektrolit yang terionisasi dinyatakan dengan derajat ionisasi ( )
=

mol zat terionisasi


ml zat yang dilarutkan

Harga derajat ionisasi :

Untuk elektrolit kuat, = 1

Untuk elektrolit lemah, 0 < < 1

Untuk non-elektrolit, = 0

E. Konsentrasi Larutan
Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut dalam sejumlah tertentu larutan.
Secara fisika konsentrasi dapat dinyatakan dalam % (persen) atau ppm (part per million) = bpj
(bagian per juta). Dalam kimia konsentrasi larutan dinyatakan dalam molar (M), molal (m) atau
normal (N).
a) Persen massa (% b/b)
Persen massa menyatakan perbandingan massa zat terlarut (solute) terhadap massa larutan
solute
% b/b =

massa solute
x 100
massalarutan

b) Persen volum (% v/v)


Persen volum menyatakan perbandingan zat terlarut (solute) terhadap volum larutan
volume solute
% v/v =
100 %
volume larutan
c) Persen massa/volum (% b/v)
Persen massa per volum menyatakan perbandingan massa zat terlarut (solute) terhadap
volume larutan
% b/v =
d)

100 %

Molaritas (M)
Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap liter larutan
M=

e)

massa solute
volume larutan

mol solute gram solute


1000
=
x
liter larutan Ar atau Mr volume larutan

Molalitas (m)
Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap kilo gram (1000 gram) pelarut.
m=

mol solute gram solute


1000
=
x
kg
Ar atau Mr volume larutan

f) Normalitas (N)
Normalitas menyatakan jumlah ekuivalen zat terlarut dalam setiap liter larutan.
N=

gram ekuivalen gram solute


1000
=
x
x valensi
volume larutan Ar atau Mr volume larutan

g) ppm
ppm menyatakan massa (Mg) zat terlarut (solute) dalam tiap Kg larutan
ppm = massa solut/massa larutan x 106 ppm
h) Fraksi mol
Perbandingan antara banyaknya kmponen tertentu dengan total mol dari semua komponen
yang ada dalam larutan
Fraksi ml (x1) terlarut =

mol solute
jumlah mol total larutan(solute dan solvent )

Fraksi ml (x2) terlarut =

mol pelarut
jumlah mol total larutan(solute dan solvent )

F. Sifat Koligatif Larutan


1. Sifat Koligatif Larutan Non-Elektrolit
Sifat larutan berbeda dengan sifat pelarut murninya. Terdapat empat sifat fisika yang penting
yang besarnya bergantung pada banyaknya partikel zat terlarut tetapi tidak bergantung pada jenis zat
terlarutnya. Keempat sifat ini dikenal dengan sifat koligatif larutan. Sifat ini besarnya berbanding
lurus dengan jumlah partikel zat terlarut. Sifat koligatif tersebut adalah tekanan uap, titik didih, titik
beku, dan tekanan osmosis. Menurut hukum sifat koligatif, selisih tekanan uap, titik beku, dan titik
didih suatu larutan dengan tekanan uap, titik beku, dan titik didih pelarut murninya berbanding
langsung dengan konsentrasi molal zat terlarut.
Larutan yang bisa memenuhi hukum sifat koligatif ini disebut larutan ideal. Kebanyakan larutan
mendekati ideal hanya jika sangat encer.
a) Tekanan Uap Larutan
Tekanan uap larutan lebih rendah dari tekanan uap pelarut murninya. Pada larutan ideal,
menurut hukum Raoult, tiap komponen dalam suatu larutan melakukan tekanan yang sama dengan
fraksi mol kali tekanan uap dari pelarut murni.
PA = XA . P0A
PA = tekanan uap yang dilakukan oleh komponen A dalam larutan.
XA = fraksi mol komponen A.
P0A = tekanan uap zat murni A.
Dalam larutan yang mengandung zat terlarut yang tidak mudah menguap (tak-atsiri atau
nonvolatile), tekanan uap hanya disebabkan oleh pelarut, sehingga PA dapat dianggap sebagai
tekanan uap pelarut maupun tekanan uap larutan.

b)

Titik Didih Larutan


Titik didih larutan bergantung pada kemudahan zat terlarutnya menguap. Jika zat terlarutnya

lebih mudah menguap daripada pelarutnya (titik didih zat terlarut lebih rendah), maka titik didih
larutan menjadi lebih rendah dari titik didih pelarutnya atau dikatakan titik didih larutan turun.
Contohnya larutan etil alkohol dalam air titik didihnya lebih rendah dari 100 C tetapi lebih tinggi
dari 78,3 C (titik didih etil alkohol 78,3 C dan titik didih air 100 C). Jika zat terlarutnya tidak

mudah menguap (tak-atsiri atau nonvolatile) daripada pelarutnya (titik didih zat terlarut lebih tinggi),
maka titik didih larutan menjadi lebih tinggi dari titik didih pelarutnya atau dikatakan titik didih
larutan naik. Pada contoh larutan etil alkohol dalam air tersebut, jika dianggap pelarutnya adalah etil
alkohol, maka titik didih larutan juga naik. Kenaikan titik didih larutan disebabkan oleh turunnya
tekanan uap larutan. Berdasar hukum sifat koligatif larutan, kenaikan titik didih larutan dari titik
didih pelarut murninya berbanding lurus dengan molalitas larutan.
tb = kb . m
tb = kenaikan titik didih larutan.
kb = kenaikan titik didih molal pelarut.
m = konsentrasi larutan dalam molal.
c)

Titik Beku Larutan


Penurunan tekanan uap larutan menyebabkan titik beku larutan menjadi lebih rendah dari titik

beku pelarut murninya. Hukum sifat koligatif untuk penurunan titik beku larutan berlaku pada
larutan dengan zat terlarut atsiri (volatile) maupun tak-atsiri (nonvolatile). Berdasar hukum tersebut,
penurunan titik beku larutan dari titik beku pelarut murninya berbanding lurus dengan molalitas
larutan.
tf = kf . m
tf = penurunan titik beku larutan.
kf = penurunan titik beku molal pelarut.
m = konsentrasi larutan dalam molal.
d)

Tekanan Osmose Larutan


Peristiwa lewatnya molekul pelarut menembus membran semipermeabel dan masuk ke dalam

larutan disebut osmose. Tekanan osmose larutan adalah tekanan yang harus diberikan pada larutan
untuk mencegah terjadinya osmose (pada tekanan 1 atm) ke dalam larutan tersebut. Hampir mirip
dengan tekanan pada gas ideal, pada larutan ideal, besarnya tekanan osmose berbanding lurus dengan
konsentrasi zat terlarut.
= = M. R. T
= tekanan osmose (atm).
n = jumlah mol zat terlarut (mol).
R = tetapan gas ideal = 0,08206 L.atm/mol.K
T = suhu larutan (K).
V = volume larutan (L).
M = molaritas (M = mol/L).
Jika tekanan yang diberikan pada larutan lebih besar dari tekanan osmose, maka pelarut
murni akan keluar dari larutan melewati membran semipermeabel. Peristiwa ini disebut osmose balik
(reverse osmosis), misalnya pada proses pengolahan untuk memperoleh air tawar dari air laut.

2. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit


Larutan elektrolit memperlihatkan sifat koligatif yang lebih besar dari hasil perhitungan
dengan persamaan untuk sifat koligatif larutan nonelektrolit di atas. Perbandingan antara sifat
koligatif larutan elektrolit yang terlihat dan hasil perhitungan dengan persamaan untuk sifat koligatif
larutan nonelektrolit, menurut Van't Hoff besarnya selalu tetap dan diberi simbul i (i = tetapan atau
faktor Van't Hoff).
Semakin kecil konsentrasi larutan elektrolit, harga i semakin besar, yaitu semakin mendekati
jumlah ion yang dihasilkan oleh satu molekul senyawa elektrolitnya. Untuk larutan encer, yaitu
larutan yang konsentrasinya kurang dari 0,001 m, harga i dianggap sama dengan jumlah ion.
Empat macam sifat koligatif larutan elektrolit adalah:
a)
b)

Penurunan tekanan uap,


P = i.P0.XA
Kenaikan titik didih
tb = i.kb.m

c)

Penurunan titik beku


tf = i.kf.m

d)

Tekanan osmose
= = i. M. R. T
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun ion dari dua
zat atau lebih. Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah.
Disebut homogen karena susunanya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun.

Larutan berdasarkan daya hantarnya dibagi menjadi dua yaitu larutan elektrolit dan larutan
non-elektrolit. Dan larutan elektrolit dibagi lagi menjadi dua yaitu larutan elektrolit kuat dan
elektrolit lemah. Berdasarkan jenuh atau tidaknya larutan dapat dibagi menjadi 3, yaitu
larutan jenuh, larutan tak jenuh, dan larutan kelewat jenuh. Berdasarkan sifat kualitatif,
larutan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu alrutan pekat dan larutan encer.

Banyaknya zat terlarut (solute) yang melarut dalam pelarut yang banyaknya tertentu untuk
menghasilkan suatu larutan jenuh disebut kelarutan (solubility) zat itu. Kelarutan umumnya
dinyatakan dalam gram zat terlarut per 100 mL pelarut, atau per 100 gram pelarut pada
temperatur yang tertentu. Jika kelarutan zat kurang dari 0,01 gram per 100 gram pelarut,
maka zat itu dikatakan tak larut (insoluble). Dan faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan
antara lain jenis zat terlarut, jenis pelarut, temperatur, dan tekanan.

2. Saran

Demi kesempurnaan makalah selanjutnya, kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat menyempurnakan dan membangun sangat kami
harapkan

Daftar Pustaka

Chang Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2.
Jakarta. Erlangga
DIS Yusraini, Nurhasni. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Dasar I. Jakarta.
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Oxtobi, Gillis, Nachtrieb.2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Edisi ke Empat Jilid
1. Jakarta ; Erlangga
Petrucci Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat
Jilid 2. Jakarta. Erlangga
http://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Kimia/Materi:Sifat_koligatif_larutan diakses
tanggal 03 januari 2013
http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/18/kimia-larutan-kimia-dasar/ diakses
20 desember 2012
http://ocw.gunadarma.ac.id/course/diploma-three-program/study-program-ofcomputer-engineering-d3/fisika-dasar-2/larutan diakses tanggal 04 januari
2013

Anda mungkin juga menyukai