Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

LARUTAN KIMIA

DISUSUN OLEH : Muhamad Arvin Maulana (227053127)

Dosen : Dr. Komeyni Rusba, S.Si., M.Sc

Program studi Vokasi D4K3

Universitas Balikpapan
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan kepada
saya agar dapat menulis makalah yang sangat baik tentang "Larutan Kimia”.

Tulisan ini ditulis dengan maksud untuk meningkatkan wawasan Mahasiswa perihal ilmu
kimia dasar yaitu “Larutan” dan juga untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen
pembimbing mata kuliah kimia saya yaitu Dr. Komeyni Rusba. Saya telah mendedikasikan
waktu saya untuk menyelesaikan makalah ini, akan tetapi tidak menutup kemungkinan masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan dari semua pihak.

Saya yakin makalah ini dapat memberikan kontribusi referensi pengetahuan yang bermanfaat
kepada para pembaca.
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

1.2 Rumusan Masalah.

1.2.1 Apa saja jenis-jenis larutan kimia.

1.2.2 Bagaimana contoh identifikasi larutan elektrolit dan non-elektrolit.

1.2.3 Apa saja macam-macam konsentrasi larutan.

1.2.4 Apa saja macam sifat koligatif larutan.

BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.

BAB IV DAFTAR PUSTAKA


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanpa kita sadari, selama ini kehidupan kita sangat berkaitan dengan zat kimia yang
dapat kita temui dalam berbagai macam bentuk. Salah satunya dalam larutan yang akan
dibahas lebih jauh dalam makalah ini. Misalnya garam dapur atau Natrium Klorida (NaCl).
Selain memperkaya rasa masakan ternyata garan dapur (NaCl) yang kita kenal selama ini
mempunyai kegunaan lain. Ternyata garam dapur (NaCl) dalam bentuk larutan jika
disambungkan dengan power supply dapat menghantarkan arus listrik dan membuat lampu
menyala, demikian juga halnya dengan larutan-larutan lainnya, misalnya air suling, larutan
gula, asam asetat, amonia, asam sulfat, asam klorida, natrium klorida, natrium hidroksida,
dan masih banyak lagi.

Larutan adalah campuran homogen atau serba sama antara dua zat atau lebih. Zat yang
jumlahnya banyak disebut pelarut dan zat yang jumlahnya sedikit disebut zat terlarut.
Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan,
sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan
atau solvasi.
BAB II

PEMBAHASAN

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa saja jenis-jenis larutan kimia.

 Larutan Ideal dan Non-Ideal

Dalam suatu sistem, atom-atom, ion-ion, dan molekul-molekul nyata saling mempengaruhi
satu sama lain sehingga perilakunya sukar diramalkan secara tepat. Akibat kesukaran
meramalkan perilaku zat nyata menimbulkan cara atau model yang dapat menjelaskan prilaku
secara teoritis, dinamakan hukum ideal. Sedangkan larutan non-ideal adalah larutan yang
memperhitungkan semua antaraksi antarpartikel yang terdapat dalam larutan.

 Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit

larutan elektrolit adalah larutan yang memiliki partikel-partikel berupa ion-ion yang dapat
menghantarkan listrik. Berdasar proses pembentukan ion-ionnya (ionisasi), larutan elektrolit
memiliki dibagi menjadi 2 jenis, yaitu larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah. 

1) Larutan Elektrolit Kuat adalah larutan elektrolit yang terurai sempurna menjadi ion
atau mengalami ionisasi sepenuhnya dalam larutan air atau dalam keadaan
lebur. Ciri-ciri larutan elektrolit kuat adalah larutan yang sepenuhnya terionisasi
untuk membentuk ion bebas ketika dilarutkan, dan tidak ada molekul netral yang
terbentuk dalam larutan. 
2) Larutan Elektrolit Lemah yaitu elektrolit yang tidak terurai sempurna menjadi ion
atau mengalami ionisasi sebagian sehingga jumlah zat yang terurai menjadi ion tidak
banyak dan menjadi penghantar listrik yang buruk. Ciri-ciri larutan elektrolit lemah
adalah hanya sebagian terionisasi dalam air (biasanya 1% sampai 10%). Karena itu,
elektrolit lemah tidak seefisien elektrolit kuat dalam menghantarkan listrik. 
1.2.2 Identifikasi larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit
a. Daya Hantar Listrik Suatu Larutan

Salah satu sifat yang berguna untuk mendeskripsikan suatu larutan adalah dengan
mengukur daya hantar atau konduktivitas listrik larutan, yakni kemampuan suatu larutan
untuk menghantarkan arus listrik. Daya hantar listrik suatu larutan dapat diuji dengan
menggunakan alat seperti yang ditunjukkan dalam Gambar

Alat uji elektrolit Jika larutan dalam wadah menghantarkan arus listrik, maka lampu
bohlam menyala. Air murni bukanlah konduktor listrik, namun beberapa larutan dalam air
dapat menghantarkan arus listrik dengan sangat efisien dan lampu bohlam dalam alat uji
bersinar sangat cerah. Larutan demikian ini disebut elektrolit kuat. Larutan lainnya hanya
menghantarkan arus listrik yang kecil dan lampu bohlam dalam alat uji bersinar remang;
larutan ini umumnya mengandung elektrolit yang lemah. Beberapa larutan lainnya, tidak
dapat menghantarkan arus listrik sama sekali dan lampu bohlam dalam alat uji tetap tidak
menyala maka larutan ini mengandung zat non-elektrolit.

1.2.3 Macam-macam konsentrasi larutan

A. PERSEN MASSA

Cara pertama menyatakan konsentrasi yang akan kita bahas adalah persen massa. Persen
massa menyatakan massa zat terlarut dibagi massa larutan dikalikan 100%, sehingga dapat
dihitung dengan rumus: massa zat terlarut % massa zat terlarut = × 100% massalarutan.
B. FRAKSI MOL

Cara kedua menyatakan konsentrasi yang akan kita bahas adalah fraksi mol yang umumnya
diberi simbol 𝑥 (huruf 𝑥 kecil). Fraksi mol menyatakan banyaknya mol zat terlarut dibagi
jumlah mol total (yakni jumlah mol zat terlarut ditambah jumlah mol pelarut).

C. MOLARITAS

Cara ketiga menyatakan konsentrasi yang akan kita bahas adalah molaritas. Molaritas
menyatakan banyaknya mol zat terlarut dibagi volume total larutan dalam satuan liter,
sehingga satuan molaritas adalah mol per liter. Satuan mol L ini diberi simbol M (huruf
besar M).

D. MOLALITAS

Cara keempat menyatakan konsentrasi yang akan kita bahas adalah molalitas. Molalitas
menyatakan banyaknya mol zat terlarut dibagi massa pelarut dalam satuan kilogram,
sehingga satuan molalitas adalah mol per kg. Satuan mol kg ini diberi simbol m (huruf kecil
m).

E. PART PER MILLION (PPM)

Satuan bagian per juta (ppm) dan bagian per miliar (ppb = part per billion) sering digunakan
oleh kimiawan lingkungan. Secara umum, 1 ppm berarti 1 bagian dari zat terlarut untuk
setiap 106 bagian larutan. Secara matematis, berdasarkan massa maka g zat terlarut mg zat
terlarut ppm g larutan kg larutan    Dalam kasus konsentrasi larutan sangat encer,
konsentrasi 1 ppm sama dengan 1 µg zat terlarut per 1 Ml larutan karena untuk pelarut air
maka massa 1 Ml larutan sama dengan 1 g. Bagian per miliar didefinisikan dengan cara
yang sama. Ilmuwan ahli atmosfer sering menggunakan rasio pencampuran untuk
mengekspresikan konsentrasi senyawa yang jumlahnya sangat kecil di udara. Rasio
pencampuran sering dinyatakan sebagai ppmv (bagian per juta volume). Jika volume A
diketahui maka volume A pada STP 6 ppmv 10 volume total udara pada STP A   Di
dalam kegiatan pembelajaran ini, jika tidak disebut secara khusus maka yang dimaksud ppm
adalah berdasarkan massa.
1.2.4 Apa saja macam sifat koligatif larutan

Sifat koligatif larutan merupakan sifat larutan yang tidak bergantung dengan jenis zat
yang terlarut, tetapi bergantung pada banyaknya partikel zat yang terlarut dalam larutan. Sifat
koligatif larutan diklasifikasikan menjadi 4 kategori. Keempat kategori tersebut terdiri dari
penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik. Pada
sistem pelarut murni titik didih, titik beku, tekanan uap, dan tekanan osmotik hanya akan
dapat dipengaruhi oleh molekul pelarut itu sendiri. Hal tersebut berbeda dengan sistem
pelarut yang terdiri dari pelarut dan terlarut,. Keberadaan zat terlarut dalam suatu pelarut
akan menyebabkan suatu perubahan tertentu pada keempat sifat pelarut tersebut.

1. Penurunan tekanan uap (∆P)


Penguapan merupakan peristiwa yang terjadi ketika partikel-partikel zat cair meninggalkan
kelompoknya. Semakin lemah gaya tarik-menarik antarmolekul zat cair maka semakin
mudah zat cair tersebut menguap. Semakin mudah zat cair menguap maka semakin besar pula
tekanan uap jenuhnya.

2. Kenaikan titik didih (∆Tb)


Titik didih zat cair merupakan suhu tetap ketika zat cair mendidih. Pada suhu itu, tekanan uap
zat cair sama dengan tekanan udara di sekitarnya. Hal tersebut mengakibatkan munculnya
penguapan di seulur bagian zat cair.

3. Penurunan titik beku (∆Tf)


Titik beku larutan merupakan suhu ketika tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap
padatannya atau titik yang mana air mulai membeku. Titik beku normal suatu zat adalah suhu
ketika zat melelh atau membeku pada tekanan 1 atm (keadaan normal).

4. Tekanan osmotik (π)


Peristiwa osmosis merupakan proses perpindahan molekul pelarut dari satu larutan encer ke
larutan yang lebih pekat atau dari satu pelarut murni ke suatu larutan melalui selapu
semipermeabel. Keberlangsungan peristiwa osmosis akan terus terjadi sampai suatu
kesetimbangan atau hingga kedua larutan isotonis tercapai.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat saya tarik dari makalah tentang larutan kimia ini yaitu, secara
umum larutan didefinisikan sebagai campuran homogen atau serba sama antara dua zat atau
lebih. Zat yang jumlahnya banyak disebut pelarut dan zat yang jumlahnya sedikit disebut zat
terlarut. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi
larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut
pelarutan atau solvasi.

Larutan juga memiliki berbagai macam jenis yaitu larutan elektrolit dan non-elektrolit,
dan larutan ideal dan non-ideal.
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

http://ebook.itenas.ac.id/repository/
bdce83d99a2051fc44ad6d218546a87f.pdf

https://www.gramedia.com/literasi/konsentrasi-larutan/

https://ocw.ui.ac.id/pluginfile.php/10233/mod_resource/content/1/Bab
%2010%20Larutan%20dan%20Sifat%20Koligatif.pdf

https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/PEKI420202-M1.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/398711-study-of-energy-and-
structure-on-intermo-2f06dc36.pdf

Anda mungkin juga menyukai