PENDAHULUAN
1.3 Hipotesis
Larutan elektrolit kuat dapat menghantarkan listrik dengan baik/ sempurna
karena terbentuknya muatan-muatan sempurna yang dibentuk oleh banyaknya ion-
ion secara berlawanan.
Larutan elektrolit lemah kurang dapat mennghantarkan listrik dengan baik/
sempurna karena muatan-muatan kurang sempurna yang dibentuk oleh sedikitnya
ion-ion secara berlawanan.
Larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik karena larutan-larutan
tersebut tidak terurai menjadi ion-ion, sehingga zat-zat tersebut tetap berwujud
molekul-molekul netral yang tidak bermuatan listrik.
1
Denngan mengetahui daya hantar larutan beserta gejala-gejala hantaran listrik
dalam larutan, kita dapat mengelompokkan larutan menjadi larutan elektrolit dan
nonelektrolit.
1.4 Variabel
Macam-macam variabel dalam percobaan :
Variabel bebas : Elektrolit, non elektrolit
Variabel terikat : Daya hantar listrik
Variabel kontrol : Analisis larutan elektrolit dan non elektrolit sebagai daya hantar
listrik
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Larutan
Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih
zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau
solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam
larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan
dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut
dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi.
Contoh larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang dilarutkan
dalam cairan, seperti garam atau gula dilarutkan dalam air. Gas juga dapat pula
dilarutkan dalam cairan, misalnya karbon dioksida atau oksigen dalam air. Selain
itu, cairan dapat pula larut dalam cairan lain, sementara gas larut dalam gas lain.
Terdapat pula larutan padat, misalnya aloi (campuran logam) dan mineral tertentu.
1. Konsentrasi Larutan
Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut
dan pelarut di dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam
perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah total zat dalam larutan, atau
dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan jumlah pelarut. Contoh
beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per juta (part per
million, ppm). Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat
dinyatakan sebagai encer (berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi
tinggi).
2. Pelarutan
Molekul komponen-komponen larutan berinteraksi langsung dalam
keadaan tercampur. Pada proses pelarutan, tarikan antarpartikel komponen
murni terpecah dan tergantikan dengan tarikan antara pelarut dengan zat
terlarut. Terutama jika pelarut dan zat terlarut sama-sama polar, akan terbentuk
suatu sruktur zat pelarut mengelilingi zat terlarut; hal ini memungkinkan
interaksi antara zat terlarut dan pelarut tetap stabil.
3
Bila komponen zat terlarut ditambahkan terus-menerus ke dalam pelarut,
pada suatu titik komponen yang ditambahkan tidak akan dapat larut lagi.
Misalnya, jika zat terlarutnya berupa padatan dan pelarutnya berupa cairan,
pada suatu titik padatan tersebut tidak dapat larut lagi dan terbentuklah endapan.
Jumlah zat terlarut dalam larutan tersebut adalah maksimal, dan larutannya
disebut sebagai larutan jenuh. Titik tercapainya keadaan jenuh larutan sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, seperti suhu, tekanan, dan
kontaminasi. Secara umum, kelarutan suatu zat (yaitu jumlah suatu zat yang
dapat terlarut dalam pelarut tertentu) sebanding terhadap suhu. Hal ini terutama
berlaku pada zat padat, walaupun ada perkecualian. Kelarutan zat cair dalam zat
cair lainnya secara umum kurang peka terhadap suhu daripada kelarutan
padatan atau gas dalam zat cair. Kelarutan gas dalam air umumnya berbanding
terbalik terhadap suhu.
3. Larutan Ideal
Bila interaksi antarmolekul komponen-komponen larutan sama besar
dengan interaksi antarmolekul komponen-komponen tersebut pada keadaan
murni, terbentuklah suatu idealisasi yang disebut larutan ideal. Larutan ideal
mematuhihukum Raoult, yaitu bahwa tekanan uap pelarut (cair) berbanding
tepat lurus dengan fraksi mol pelarut dalam larutan.Larutan yang benar-benar
ideal tidak terdapat di alam, namun beberapa larutan memenuhi hukum Raoult
sampai batas-batas tertentu. Contoh larutan yang dapat dianggap ideal adalah
campuranbenzena dan toluena.
Ciri lain larutan ideal adalah bahwa volumenya merupakan penjumlahan
tepat volume komponen komponen penyusunnya. Pada larutan non-ideal,
penjumlahan volume zat terlarut murni dan pelarut murni tidaklah sama dengan
volume larutan.
4. Sifat Koligatif Larutan
Larutan cair encer menunjukkan sifat-sifat yang bergantung pada efek
kolektif jumlah partikel terlarut, disebut sifat koligatif(dari kata Latin colligare,
"mengumpul bersama"). Sifat koligatif meliputi penurunan tekanan uap,
peningkatan titik didih, penurunan titik beku, dan gejala tekanan osmotik.
4
2.2 Larutan Elektrolit
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan
memberikan gejala berupa menyalanya lampu pada alat uji atau timbulnya
gelmbung gas dalam larutan. Larutan yang menunjukan gejala – gejala tersebut pada
pengujian tergolong ke dalam larutan elektrolit.
Setelah semua alat (kabel, larutan elektrolit, elektroda, lampu holder dan bola
lampu) disusun, dan kemudian dihubungkan ke sumber listrik, terlihat lampu
menyala. Ini membuktikan bahwa pada gambar listrik mengalir melalui larutan
elektrolit. Beberapa macam larutan elektrolit yaitu berupa asam, basa kuat dan
garam.
Dalam keadaan murni, asam merupakan senyawa kovalen tetapi jika dilarutkan
didalam air akan terurai menjadi ion-ion.
HCl(aq) + H2O(l) → H3O+(aq) + Cl-(aq)
Umumnya, basa merupakan senyawa ionic, kecuali NH3 adalah basa yang dalam
keadaan murni berupa senyawa kovalen dan didalam air terurai menjadi ion-ionnya.
NH3(g) + H2O(l) → NH4+(aq) + OH-(aq)
Semua garam merupakan merupakan senyawa ionic. Jika garam dilarutkan
didalam air, ion-ion garam akan melepaskan diri dari kisi-kisi Kristal yang
selanjutnya terhidrasi di dalam pelarut air.
NaCl-(s) + H2O(l) → Na+(aq) + Cl-(aq)
Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan elektrolit dapat dibedakan menjadi
larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah. Elektrolit kuat dengan daya
hantar yang besar. Contohnya larutan asam kuat, basa kuat dan
garam. Dan elektrolit lemah, yaitu larutan dengan daya hantar yang lemah.Larutan
Elektrolit Kuat
Pada larutan elektrolit kuat, seluruh molekulnya terurai menjadi ion-ion
(terionisasi sempurna). Karena banyak ion yang dapat menghantarkan arus listrik,
maka daya hantarnya kuat. pada persamaan reaksi, ionisasi elektrolit kuat ditandai
dengan anak panah satu arah ke kanan, dengan harga derajat ionisasi adalah satu (α
= 1).
5
Yang tergolong elektrolit kuat adalah :
~ Asam kuat, antara lain: HCl, HClO3, HClO4, H2SO4, HNO3 dan lain-lain.
~ Basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, antara lain
: NaOH, KOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.
~ Garam-garam yang mempunyai kelarutan tinggi, antara lain : NaCl,
KCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain.
Ciri – ciri larutan elektrolit kuat :
~ Nyala lampu terang
6
~ Molekul netral dalam larutan banyak
7
menyala. Ini membuktikan bahwa pada gambar tidak mengalir melalui larutan non
elektrolit.
Larutan non elektrolit merupakan larutan yang dibentuk dari zat non elektrolit.
Sedangkan zat non elektrolit itu sendiri merupakan zat-zat yang di dalam air tidak
terurai dalam bentuk ion-ionnya, tetapi terurai dalam bentuk molekuler.
Tergolong ke dalam jenis ini misalnya:
~ Larutan urea
~ Larutan sukrosa
~ Larutan glukosa
~ Tidak terionisasi
~ Jika dilakukan uji daya hantar listrik: tidak menghasilkan gelembung, dan
lampu tidak menyala
~ Derajat ionisasi = 0
8
2. Larutan Non Elektrolit
Dalam kehidupan sehari-hari larutan ini dapat dimanfaatkan dalam beberapa hal
seperti :
Glukosa, sumber energi yang bersifat manis dan bisa larut dalam makanan
dan minuman. Biasanya terdapat pada gula, nasi, gandum, jagung dan
sebagainya.
Urea, senyawa ini biasanya digunakan sebagai pupuk di bidang pertanian.
Alkohol, termasuk dalam larutan non-elektrolit yang digunakan sebagai
disinfektan dan obat luka.
BAB III
METODE PERCOBAAN
9
4. Masukkan karbon ke dalam masing-masing larutan
5. Amati dan lihat reaksi yang terjadi pada lampu, apakah lampu menyala atau
padam dan memiliki gelembung atau tidak
6. Apabila ingin mengganti larutan, karbon hendaknya dibersihkan terlebih
dahulu, agar larutan sebelumnya tidak memengaruhi larutan lain
7. Ulangi percobaan tersebut agar data menjadi lebih akurat
BAB IV
PEMBAHASAN
Pengamatan
No
Larutan Lampu Gelembung Jenis Elektrolit
4.2 Pembahasan
Pada percobaan ini cara untuk mengetahui apakah suatu larutan itu merupakan
larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah atau non elektrolit adalah dengan
memperhatikan elektroda tembaga yang dimasukkan ke dalam larutan. Elektroda
10
tembaga yang dimasukkan ke dalam larutan, akan melakukan proses pelepasan dan
penerimaan ion yang dapat diketahui melalui terang-redupnya sinar lampu dan ada-
tidaknya gelembung gas di ujung-ujung elektroda. Berdasarkan hasil pengamatan
larutan yang merupakan larutan elektrolit kuat adalah :
~ Larutan Garam
Larutan yang memiliki elektrolit lemah adalah :
~ Cuka
~ Air deterjen/sabun
Larutan yang merupakan non elektrolit adalah :
~ Air mineral
~ Larutan gula
~ Larutan kecap
~ Air kopi
~ Air teh
11
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Larutan elektrolit kuat dapat menghantarkan listrik dengan baik/ sempurna
karena terbentuknya muatan-muatan sempurna yang dibentuk oleh banyaknya ion-
ion secara berlawanan.
Larutan elektrolit lemah kurang dapat mennghantarkan listrik dengan baik/
sempurna karena muatan-muatan kurang sempurna yang dibentuk oleh sedikitnya
ion-ion secara berlawanan.
Larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik karena larutan-larutan
tersebut tidak terurai menjadi ion-ion, sehingga zat-zat tersebut tetap berwujud
molekul-molekul netral yang tidak bermuatan listrik.
Denngan mengetahui daya hantar larutan beserta gejala-gejala hantaran listrik
dalam larutan, kita dapat mengelompokkan larutan menjadi larutan elektrolit dan
nonelektrolit.
5.2 Saran
~ Periksa alat uji elektrolit secara teliti, karena alat uji yang tidak benar akan
mempengaruhi hasil percobaan
~ Bersihkan alat uji terlebih dahulu sebelum digunakan agar kotoran yang
menempel bisa bisa hilang
12
~ Bersihkan alat uji elektrolit supaya larutan yang telah diujikan tidak lagi
menempel pada elektrode.
13