Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang
jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang
jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven.
Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan,
sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan
disebut pelarutan atau solvasi.
Baik pada larutan ataupun sistem dispersi, zat terlarut dapat berupa padatan, cairan
atau gas. Bahkan bila zat terlarut adalah cairan, tidak ada kesulitan dalam membedakan peran
pelarut dan zat terlarut bila kuantitas zat terlarut lebih kecul dari pelarut. Namun, bila
kuantitas zat terlarut dan pelarut, sukar untuk memutuskan manakah pelarut mana zat
terlarut. Dalam kasus yang terakhir ini, Anda dapat sebut komponen 1, komponen 2, dst.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian larutan dan sifat-sifat dasar larutan
2. Bagaimana hubungan kelarutan?
3. Bagaimana larutan elektrolit dan nonelektrolit?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sifat Dasar Larutan


Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun ion
dari dua zat atau lebih. Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat
berubah. Disebut homogen karena susunanya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati
adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Fase larutan
dapat berwujud gas, padat ataupun cair. Larutan gas misalnya udara. Larutan padat misalnya
perunggu, amalgam dan paduan logam yang lain. Larutan cair misalnya air laut, larutan gula
dalam air, dan lain-lain. Komponen larutan terdiri dari pelarut (solvent) dan zat terlarut
(solute). Pada bagian ini dibahas larutan cair. Pelarut cair umumnya adalah air. Pelarut cair
yang lain misalnya benzena, kloroform, eter, dan alkohol.

B. Hubungan kelarutan
1. Larutan jenuh
Larutan terdiri dengan melarutkan zat terlarut dalam pelarut. Campuran yang
dihasilkan adalah apa yang kita sebut sebagai larutan. Pada setiap suhu tertentu dan
tekanan, ada batas untuk jumlah zat terlarut yang dapat dilarutkan dalam pelarut
tertentu untuk zat terlarut tetap terlarut dalam fase larutan. Batas ini dikenal sebagai
titik jenuh. Dalam upaya untuk melarutkan lebih banyak zat terlarut melebihi titik
jenuh, kelebihan zat terlarut akan membentuk endapan di bagian bawah, memisahkan
dirinya menjadi fase padat. Hal ini terjadi untuk mempertahankan batas zat terlarut
bahwa larutan yang bisa menahan pada suhu dan tekanan tertentu. Oleh karena itu,
setiap larutan yang telah mencapai titik jenuh dikenal sebagai ‘larutan jenuh’. Pada
prinsipnya, akan ada dua jenis larutan jenuh; sepenuhnya jenuh dan hampir jenuh.
Ketika itu sepenuhnya jenuh, biasanya kita akan menyaksikan endapan terbentuk di
bagian bawah karena ketidakmampuan melarutkan lebih lanjut dari zat terlarut dalam
pelarut. Sedangkan bila hampir jenuh, larutan akan terus hampir persis jumlah zat
terlarut yang dibutuhkan sampai jenuh; maka sedikit ditambahkan zat terlarut dapat
menjadi endapan kecil di bagian bawah. Karena itu, ketika larutan hampir jenuh,
meskipun kita menganggap itu sebagai larutan jenuh, kita tidak akan menyaksikan
endapan di bagian bawah. Titik jenuh dari jumlah yang diberikan larutan bervariasi
tergantung pada suhu dan tekanan. Volume yang sama dari pelarut akan mampu
menahan sejumlah besar zat terlarut dalam fase larutan ketika pada suhu yang lebih

2. Larutan tak jenuh

Larutan tak jenuh adalah larutan yang memiliki kapasitas melarutkan zat terlarut
lebih banyak di dalamnya. Larutan ini belum melewati titik jenuh mereka sehingga
tidak akan membentuk endapan di bagian bawah. Larutan jenuh dan larutan hampir
jenuh, seperti dijelaskan di atas, akan terlihat hampir sama dari luar, tetapi mereka
dapat dengan mudah dibedakan dengan melakukan langkah cepat. Artinya,
melarutkan sedikit molekul zat terlarut, larutan hampir jenuh akan cepat membentuk
endapan yang hampir seketika melewati titik jenuh sedangkan untuk larutan tak jenuh,
tidak akan ada perbedaan dalam penampilan saat zat terlarut akan sepenuhnya larut
karena ada cukup ruang untuk menampung mereka dalam tahap larutan. Umumnya,
larutan yang jenuh pada suhu yang lebih rendah, dapat dibuat tak jenuh pada suhu
yang lebih tinggi sehingga peningkatan suhu akan meningkatkan daya dukung zat
terlarut dalam fase larutan.

C. Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

1. Pengertian larutan elektrolit dan non elektrolit

Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik jika larutan
tersebut mengandung partikel-partikel yang bermuatan listrik (ion-ion) dan bergerak
bebas didalam larutannya,Zat elektrolit yang terurai sempurna di dalam air disebut
Elektrolit Kuat dan larutan yang dibentuknya disebut Larutan Elektrolit Kuat. Zat
elektrolit yang hanyak terurai sebagian membentuk ion-ionnya di dalam air disebut
Elektrolit Lemah dan larutan yang dibentuknya disebut Larutan Elektrolit Lemah.
Larutan Non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantar listrikSedangkan
zat non elektrolit itu sendiri merupakan zat-zat yang di dalam air tidak terurai dalam
bentuk ion-ionnya, tetapi terurai dalam bentuk molekuler.
2. Elekrolit kuat dan elektrolit lemah

a. Larutan elektrolit kuat, Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang banyak
menghasilkan ion – ion karena terurai sempurna, maka harga derajat ionisasi
(ά ) = 1. Banyak sedikit elektrolit menjadi ion dinyatakan dengan derajat
ionisasi ( ά ) yaitu perbandingan jumlah zat yang menjadi ion dengan jumlah
zat yang di hantarkan. Yang tergolong elektrolit kuat adalah : Asam – asam
kuat, Basa – basa kuat, Garam – garam yang mudah larut. Ciri – ciri daya
hantar listrik larutan elektrolit kuat yaitu lampu pijar akan menyala terang
dan timbul gelembung – gelembung di sekitar elektrode. Larutan elektrolit
kuat terbentuk dari terlarutnya senyawa elektrolit kuat dalam pelarut air.
Senyawa elektrolit kuat dalam air dapat terurai sempurna membentuk ion
positif ( kation ) dan ion negatif (anion). Arus listrik merupakan arus electron.
Pada saat di lewatkan ke dalam larutan elektrolit kuat, electron tersebut dapat
di hantarkan melalui ion – ion dalam larutan, seperti ddihantarkan oleh kabel.
Akibatnya lampu pada alat uji elektrolit akan menyala. Elektrolit kuat terurai
sempurna dalam larutan. Contoh : HCl, HBr, HI, HNO3, H2SO4, NaOH, KOH,
dan NaCL.

b. Larutan elektrolit lemah, Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya
hantar listriknya lemah dengan harga derajat ionisasi sebesar 0 < ά > 1.
Larutan elektrolit lemah mengandung zat yang hanya sebagian kecil menjadi
ion – ion ketika larut dalam air. Yang tergolong elektrolit lemah adalah :Asam
– asam lemah, Garam – garam yang sukar larut, Basa – basa lemah. Adapun
larutan elektrolit yang tidak memberikan gejala lampu menyala, tetapi
menimbulkan gas termasuk ke dalam larutan elektrolit lemah. Contohnya
adalah larutan ammonia, larutan cuka dan larutan H2S.
3. Senyawa elektrolit

a. Senyawa ion

Senyawa ion terdiri dari ion-ion. Dalam padatan, ion-ion itu tidak bergerak
bebas, sehingga senyawa ion dalam bentuk padatan tidak dapat menghantarkan arus
listrik. Akan tetapi jika senyawa ion dilelehkan atau dilarutkan, maka ion-ionnya dapat
bergerak bebas, sehingga lelehan dan larutan senyawa ion dapat menghantarkan arus
listrik. Contoh zat elektrolit : NaCl, KCl, Na2SO4, dll

b. Senyawa Kovalen

Senyawa kovalen bterdiri dari molekul-molekul. Molekul bersifat netral dan


tidak dapat menghantarkan arus listrik. Akan tetapi sebahagian molekul bersifat polar,
misalnya molekul air, HCl, H2SO4, CH3COOH, senyawa kovalen yang bersifat polar,
dalam larutannya dapat menghantarkan listrik. Sedangkan senyawa kovalen non polar
dalam larutannya tidak dapat menghantarkan arus listrik.

4. Cara Larutan Elektrolit Menghantarkan Arus listrik


 Teori ionisasi
Pada Tahun 1887, seorang ilmuwan Swedia yang bernama Svante August Arrhenius
mengemukakan sebuah teori yang menjelaskan mengapa larutan elektrolit dapat
menghantarkan arus listrik. Menurutnya, larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik,
karena dalam larutan elektrolit tersebut terdapat ion-ion yang dapat bergerak bebas. Ion-ion
inilah yang dapat menghantarkan arus listrik. Untuk lebih memahami teori Arhennius ini,
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa arus listrik mengalir melalui larutan elektrolit
(CuCl2) yang ditandai dengan bergeraknya jarum amperemeter. Hal ini dikarenakan larutan
tersebut terion menjadi ion Ca2+ yang bergerak menuju katoda dan ion Cl- yang bergerak
menuju anoda.

Berdasarkan gambar pertama terlihat bahwa larutan elektrolit kuat (NaCl) terion sempurna
menjadi ion Na+ dan Cl- sehingga dapat menghidupkan lampu dengan terang karena jumlah
ion yang banyak. Sedangkan pada gambar ke dua terlihat larutan elektrolit
lemah(CH3COOH) terion sebagian menjadi ion CH3COO- dan ion H+ dan sebagian dalam
bentuk CH3COOH Karena jumlah ion yang sedikit maka lampu menyala dengan redup.

Daya hantar listrik pada larutan elektrolit kuat, lemah dan non elektrolit merupakan kekuatan
elektrolit yang dinyatakan dengan derajat ionisasi (α). Secara matematis dinyatakan dengan
persamaan berikut
α = mol zat yang terionisasi
mol zat mula-mula.

Berdasarkan persamaan diatas dan kegiatan sebelumnya :

Jika α = 1, maka zat terionisasi sempurna dan merupakan latutan elektrolit kuat.

Jika 0< α <1, maka zat terionisasi sebagian dan merupakan larutan elektrolit lemah.
Jika α = 0, maka zat tidak terionisasi dan merupakan larutan non elektrolit

5. Kesetimbangan ion

Garam merupakan senyawa ion, yang terdiri dari kation logam dan anion sisa
asam. Kation garam dapat dianggap berasal dari suatu basa, sedangkan anionnya
berasal dari suatu asam. Dari hasil suatu percobaan diketahui bahwa sifat larutan
garam begantung pada kekuatan relatif asam-basa penyusunnya. Garam dari asam
kuat dan basa kuat bersifat netral, Garam dari asam kuat dan basa lemah bersifat
asam, Garam dari asam lemah dan basa kuar bersifat basa, Garam dari asam
lemah dan basa lemah bergantung pada harga tetapan ionisasi asam dan tetapan
ionisasi basanya (Ka dan Kb)

Ka > Kb : bersifat asam

Ka < Kb : bersifat basa

Ka = Kb : bersifat netral

Soal :

Pasangan antara senyawa, jenis dan sifatnya berikut yang tepat adalah....
Senyawa Jenis Senyawa Sifat senyawa
a HCl Senyawa ion Elektrolit kuat
b KBr Senyawa ion Elektrolit kuat
c H2CO3 Senyawa kovalen Elektrolit kuat
polar
d C6H12O6 Senyawa kovalen Elektrolit lemah
non polar
e HCOOH Senyawa kovalen nonelektrolit
polar
Jawaban: B
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Larutan adalah suatu campuran homogeny antara dua zat atau lebih dimana partikel-
partikel dari komponen-komponen penyusunnya tersebut secara merata. Komponen-
komponen larutan adalah pelarut atau (Biasanya dengan jumlah lebih banyak) dan zat terlarut
(Biasanya dengan jumlah sedikit). Dikegiatan ini, jenis pelarut yang akan dibahas adalah air.
Air berbagai alasan mengapa air merupakan pelarut yang umum ditemui dan digunakan. Hal
ii antara lain karena ketersediaan air yang melimpah dialam. Disamping itu, sifat air yang
mampu melarutkan berbagai macam zat, menyebabkan reaksi kimia sebagian besar
berlangsung dalam pelarut air dapat membentuk larutan.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka penulis
mohon kritik dan saran guna perbaikan untuk masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Sapariyah, Budi, dkk. 2004. KIMIA. Demak: Dinas Pendidikan.


Sudarmo, Unggul. 2006. KIMIA (untuk SMA kelas X). Surakarta: Phibeta.
Purba, Michael. 2003. Kimia 1B. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai