Anda di halaman 1dari 13

LARUTAN DAN CAMPURAN

LARUTAN

L
arutan dalam ilmu kimia merupakan campuran dua atau lebih zat yang berbeda
secara kimia yang dikatakan homogen pada skala molekuler, larutan memiliki
komposisi yang sama pada
satu titik dengan komposisi pada titik
lainnya dalam campuran. Ketika satu zat
dilarutkan ke dalam zat lain, larutan
terbentuk. Zat terlarut adalah zat yang
dilarutkan (solute), sedangkan pelarut
(solvent) adalah media pelarutnya Istilah
larutan umumnya digunakan untuk
Gambar 1. Proseszat
keadaan Pelarutan denganditemukan
cair, tetapi pengadukan juga

larutan dalam keadaan gas dan padat. Udara, misalnya, merupakan larutan dalam kedaan gas
yang terdiri dari oksigen dan nitrogen dengan sejumlah kecil beberapa gas lainnya, dan emas
adalah contoh larutan dalam bentuk padat yang terdiri dari emas dan perak. Ketika satu zat
dilarutkan ke dalam zat lain, larutan terbentuk. Larutan adalah campuran homogen yang
terdiri dari zat terlarut yang dilarutkan ke dalam pelarut..

Konsep yang biasa dipahami Konsep yang benar


Larutan merupakan campuran homogen
Semua campuran yang berwujud cair adalah yang memiliki komposisi yang sama pada
larutan. satu titik dengan komposisi pada titik
lainnya dalam campuran.

Berdasarkan kejenuhannya larutan dibagi kedalam larutan tidak jenuh, larutan jenuh dan
larutan lewat jenuh.
 Larutan Jenuh. larutan jenuh adalah larutan yang mengandung jumlah maksimum
zat terlarut pada zat tterlarut tertentu pada suhu spesifik.
 Larutan Tidak Jenuh. Larutan tak jenuh adalah larutan yang mengandung kurang
dari jumlah maksimum zat terlarut dalam pelarut pada temperatur spesifik.
 Larutan Lewat Jenuh. Larutan lewat jenuh adalah larutan memiliki jumlah zat
terlarut lebih banyak dibanding larutan jenuh pada temperatur spesifik. Seperti
dicontohkan penambahan kristal CH3COONa sangat mudah terbentuk pada larutan
lewat jenuh.

Miskonsepsi Konsep yang Benar

Saat larutan dikatakan jenuh bahkan lewat Saat larutan dikatakan jenuh proses
jenuh berarti proses pelarutan terhenti pelarutan masih terjadi dan terbentuk
kesetimbangan antara laju pelarutan dan
pembentukan endapan, berbeda dengan
larutan lewat jenuh laju pembentukan
endapan lebih besar dari laju pelarutan.

Berdasarkan daya hantar listriknya larutan dikelompokkan kedalah larutan elektrolit (kuat
dan lemah) dan non elektrolit.

Larutan Elektrolit Kuat Larutan Elektrolit Lemah Larutan Non Elektrolit

Merupakan larutan yang Merupakan larutan yang Merupakan larutan yang


dalam konsentrasi sama dalam konsentrasi sama dalam konsentrasi sama tidak
dapat menghantarkan listrik menghantarkan listrik dapat menghantarkan listrik,
dengan baik, karena zat yang dengan tidak baik, karena karena zat yang terlarut
terlarut dalam air terdisosiasi zat yang terlarut dalam air dalam air tidak terdisosiasi,
sempurna, contohnya garam terdisosiasi tidak sempurna, contohnya gula yang
yang dilarutkan dalam air contohnya larutan asam dilarutkan dalam air
asetat

Disosiasi sempurna, lampu Disosiasi Sebagian, lampu Tidak ada ion, Lampu tidak
terang redup nyala
Konsep yang dipahami Konsep yang benar

Peristiwa yang terjadi pada larutan Peristiwa yang terjadi pada larutan
elekttrolit kuat, elektrolit lemah dan non elekttrolit kuat, elektrolit lemah dan non
elekttrolit adalah peristiwa ionisasi. elekttrolit adalah peristiwa disosiasi.
Karena peristiwa ionisasi mengubah
molekul atau atom menjadi ion. Sedangkan
disosiasi merupakan perubahan senyawa
ionik (garam/kompleks) menjadi partikel,
ion atau radikal. Jadi ionisasi merupakan
bagian dasi disosiasi elektrolitis.

CAMPURAN

D
alam kehidupan sehari-hari campuran mudah ditemukan, bahkan siapapun
mampu membentuk campuran karena campuran dibentuk tanpa melalui reaksi
kimia. Contoh campuran adalah tanah, air laut, udara, larutan obat, larutan garam
dll.

Ion Na+

Gambar 2. Pembentukan Larutan Garam Campuran Antara Garam dan Air

Konsep yang banyak dipahami Konsep yang Benar

Pada pelarutan garam, komponen yang Pada pelarutan garam, komponen yang
terdapat dalam larutan tersebut adalah: terdapat dalam larutan tersebut adalah: Na+,
Na+, Cl- Cl-, H2O, Hidrasi Ion Na+ dan Cl-,

Gambar 2 merupakan ilustrasi proses pelarutan campuran antara garam dan air, dalam
larutan tersebut terurai ion Na+, Cl-, NaCl, H2O, Hidrasi ion Na+ dan ion Cl-.. Setelah
dicampurkan dan diaduk maka garam terlarut dalam air dan terbentuk larutan garam yang
berasa asin. Berdasarkan reaksi tersebut dapat dikatakan bahwa garam terlarut dan tersebar
secara merata di air sehingga membentuk larutan homogen. Dapat disimpulkan bahwa
campuran adalah penggabungan dua atau lebih zat yang dalam penggabungan ini zat-zat
tersebut mempertahankan identitas kimianya masing-masing. Dengan kata lain masih
memiliki sifat dari penyusun campuran tersebut dan berbeda dengan senyawa yang memiliki
sifat berbeda dengan penyusunnya. Contohnya proses pencampuran belerang (S) dengan besi
(Fe). Saat sebuk belerang dan besi dicampurkan maka kedua serbuk tersebut dapat
dipisahkan dengan cara meletakkan magnet sehingga sebuk besi tertarik oleh magnet.
Namun saat campuran serbuk belerang dengan besi tersebut dipanaskan ternyata tidak ada
satupun yang tertarik oleh magnet karena campuran magnet dan besi yang dipanaskan
membentuk senyawa baru yaitu FeS.

Gambar 3. Campuran serbuk besi dan belerang sebelum dan setelah dipanaskan

Berikut ini ditampilkan perbedaan antara senyawa dan campuran:


Tabel 1. Perbedaan Senyawa dan Campuran
No Senyawa Campuran
1 Terbentuk melalui reaksi kimia Terbentuk tanpa melalui reaksi kimia
2 Perbandingan massa unsur tetap Perbandingan massa unsur dan senyawa
berubah
3 Disusun oleh beberapa unsur Disusun oleh beberapa unsur atau
beberapa senyawa
4 Memiliki sifat yang berbeda dengan Masih memiliki sifat penyusunnya
unsur penyusunnya
5 Dapat dipisahkan dengan reaksi kimia Dapat dipisahkan dengan cara fisika

Campuran tidak selalu berbentuk cair seperti larutan, tetapi campuran dapat ditemukan
dalam bentuk padat, cair dan gas. Campuran dapat dibedakan menjadi campuran homogen
dan heterogen.
a) Campuran Homogen
Campuran homogen adalah campuran yang memiliki komposisi yang sama dan seragam serta
tidak ada batas di setiap bagian. Campuran homogen biasa disebut juga dengan larutan
contohnya larutan teh manis, larutan garam, dan lain-lain. Dalam bidang Farmasi, larutan
dapat diaplikasikan dalam bentuk sediaan sirup obat, mouthwash, tetes hidung, tetes telinga,
tetes mata, gargle, dan lain-lain. Selain berwujud cair, larutan juga ada yang berbentuk gas
contohnya udara, dan larutan yang berbentuk padat contohnya perhiasan emas, perhiasan
emas yang kita pakai bukan emas murni melainkan campuran emas dan perak. Emas murni
sifatnya rapuh sehingga perlu ditambahkan dengan tembaga agar kuat dan mudah dibentuk.

Gambar 4. Larutan Teh, Perhiasan Emas, Udara Contoh Campuran Homogen

Konsep yang biasa dipahami Konsep yang Benar


Campuran homogen hanya larutan berwujud Campuran homogen berupa larutan
cair berwujud padat, cair dan gas.

b) Campuran Heterogen
Campuran heterogen adalah campuran yang memiliki komposisi masing-masing zat yang
tidak sama di setiap tempat dalam campuran tersebut. Contohnya campuran serbuk besi
dengan belerang. Saat diaduk campuran tersebut tidak menyatu dan masih dapat dipisahkan
menggunakan magnet. Contoh campuran heterogen adalah koloid dan suspensi.
Gambar 13. Campuran Heterogen Serbuk Besi dan Belerang
Sumber: General Chemistry, 2007 hal. 12
Konsep yang biasa dipahami Konsep yang benar
Koloid termasuk campuran homogen dan Koloid termasuk campuran heterogen dan
sama seperti larutan. berbeda dengan larutan

 Koloid
Koloid memiliki sifat antara larutan dan suspensi. Secara kasat mata terlihat mirip seperti
larutan namun komponen penyusunnya masih dapat dilihat dengan mikroskop. Biasanya
terlihat keruh. Contohnya air dan susu.
(i) Sifat-sifat Koloid
 Efek Tyndall
Ketika seberkas cahaya diarahkan kepada larutan, cahaya akan diteruskan. Namun, ketika
berkas cahaya diarahkan kepada sistem koloid, cahaya akan dipantulkan dan dihamburkan.
Efek pemantulan dan penghamburan cahaya oleh partikel koloid ini disebut efek Tyndall.
Efek Tyndall dapat digunakan untuk membedakan sistem koloid dari larutan. Pemantulan dan
penghamburan cahaya ini terjadi karena ukuran partikel koloid hampir sama dengan panjang
gelombang cahaya tampak (400 – 750 nm). Pada larutan biasa tidak ada penghamburan
cahaya (kiri), sedangkan pada koloid terjadi terdapat kumpulan partikel yang berukuran nano
sehingga mampu menghamburkan cahaya (kanan).

Gambar 14. Peristiwa Efek Tyndall Cahaya diteruskan melalui larutan (kiri) tetapi
dihamburkan oleh sistem koloid Fe2O3 (kanan).
(Sumber: Brown, Theodore L. et al. 2015. Chemistry: The Central Science (13th edition).
New Jersey: Pearson Education, Inc.)

 Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerakan dari partikel yang memiliki muatan yang sama sehingga
terjadi tolak menolak yang terdispersi dalam sistem koloid sehingga terjadi tumbukan antar
partikel tersebut, gerakan ini sifatnya acak dan tidak berhenti. Gerakan ini hanya diamati
dengan mikroskop ultra.

Gambar 15. Gerak Brown


(Sumber: Brown, Theodore L. et al. 2015. Chemistry: The Central Science (13th edition).
New Jersey: Pearson Education, Inc.)

 Adsorbsi
Adsorpsi yaitu penyerapan muatan pada permukaan partikel koloid oleh adanya gaya
adhesi zat-zat asing. Daya adsorpsi koloid sangat besar karena permukaan partikel koloid
yang sangat luas bila dibandingkan permukaan zat padat dengan jumlah yang sama. Sifat
adsorpsi koloid ini umumnya digunakan untuk mengadsorpsi/membuang kotoran/warna
dan bau, memisahkan campuran, memekatkan bijih tambang, dan proses pemurnian
lainnya. Contohnya pemutihan gula, pewarnaan tekstil, penjernihan air.

Gambar 16. Peristiwa Adsorpsi Oleh Koloid Fe(OH)3 Bermuatan Positif Karena
Permukaan Koloid Menyerap Ion H+
Sumber: https://www.slideshare.net/
 Koloid Liofil dan Liofob
Koloid liofil dan liofob digolongkan ke dalam koloid tipe sol. Berdasarkan afinitas atau
gaya tarik- menarik antara partikel fase terdispersi dengan medium pendispersinya, sol
dibedakan menjadi dua macam, yaitu sol liofil dan sol liofob.
Sol liofil adalah sol yang fase terdispersinya mempunyai afinitas besar dalam menarik
medium pendispersinya. Liofil berasal dari bahasa Yunani, lyo yang berarti cairan dan
philia yang berarti cinta. Apabila medium pendispersinya air, disebut hidrofil. Koloid
hidrofil mempunyai gugus ionik atau gugus polar di permukaannya. Contoh koloid hidrofil
yakni sabun, detergen, agar-agar, kanji, dan gelatin. Contoh koloid hidrofob yakni sol
belerang, sol-sol sulfide, sol Fe(OH)3, sol logam.

Gambar 17. Proses Penyerapan Lemak dan Minyak Oleh Sabun (Hidrofil)
Sumber : Ebbing, General Chemistry

(ii) Cara Pembuatan Koloid


 Koloid Pelindung
Koloid pelindung adalah koloid yang dapat melindungi koloid lain agar tidak terjadi
koagulasi. Koloid pelindung bekerja dengan cara membentuk lapisan di sekeliling partikel
koloid lain. Lapisan ini berfungsi sebagai pelindung muatan koloid tersebut sehingga
partikel koloid tidak menggumpal atau terpisah dari mediumnya. Contohnya gelatin pada
cat dan es krim, kasein pada susu kental manis.

Partikel Koloid
Pelindung

Partikel Koloid yang


Dilindungi

Gambar 18. Koloid Pelindung


Sumber: Dokumen Penulis
 Dialisis
Dialisis merupakan cara mengurangi ion-ion pengganggu yang terdapat dalam sistem
koloid dengan menggunakan selaput semipermiabel. Ion-ion pengganggu koloid berasal
dari larutan elektrolit yang ditambahkan ke dalam koloid untuk mempertahankan kestabilan
koloid.
Kestabilan koloid dapat dipertahankan dengan penambahan sedikit elektrolit dengan
konsentrasi tepat. Apabila konsentrasi elektrolit tidak tepat terbentuklah ion- ion yang
mengganggu kestabilan koloid. Adanya ion-ion pengganggu ini dapat dicegah atau
dihilangkan dengan cara dialisis. Alat yang digunakan disebut dialisator. Proses dialisis
dilakukan dengan cara memasukkan dispersi koloid ke dalam kantong semipermeabel dan
mencelupkannya ke dalam air mengailir. Contohnya terjadi pada pasien penderita gagal
ginjal saat melakukan proses pencucian darah.

Gambar 19. Proses Pencucian Darah Dengan Cara Dialisis


Sumber : https://www.researchgate.net/figure

 Koagulasi
Koagulasi adalah peristiwa pengendapan partikel-partikel koloid sehingga fase terdispersi
terpisah dari medium pe ndispersinya. Koagulasi disebut juga penggumpalan. Koagulasi
terjadi karena dispersi koloid kehilangan kestabilannya dalam mempertahankan partikel-
partikelnya untuk tetap tersebar di dafam mediumnya. Hal ini terjadi karena keduanya
mempunyai muatan yang berlawanan sehingga saling menetralkan. Keadaan ini
menyebabkan penggabungan partikel-partikel koloid sehingga ukuran partikelnya menjadi
lebih besar (hingga berukuran suspensi). Contohnya penggumpalan pada susu yang basi
dan telur yang direbus.
Gambar 20. Proses Koagulasi Koloid
Sumber : https://www.researchgate.net/figure

 Elektroforesis
Elektroforesis adalah peristiwa pergerakan partikel koloid karena pengaruh medan iistrik.
Partikel koloid merupakan partikel yang mempunyai muatan. Adanya medan Iistrik
mengakibatkan partikel-partikel koloid bergerak ke elektrode yang mempunyai muatan
berlawanan dengan muatan Iistrik partikel koloid. Pergerakan partikel koloid ini dapat
diamati menggunakan alat sel elektroforesis. Contohnya pembuatan sarung tangan karet,
mengurangi pencemaran udara pada corong uap pembakaran batu bara, penyaring debu
pada pabrik, pengidentifikasi DNA manusia serta mampu mengidentifikasi kelainan genetic
pada makhluk hidup.

Gambar 21. Proses Elektroforesis Koloid Fe(OH)3 , terbentuk gumpalan Fe(OH)3


Sumber : Ebbing, General Chemistry

Tabel 2. Jenis Koloid dan Manfaatnya


Fase Terdispersi Fase Pendispersi Nama Koloid Contoh
Kaca berwarna,
intan, aloi, gas
Padat Sol padat
Padat berwarna, dan
paduan logam
Cair Sol Cat, kanji, tinta,
darah, sol emas, sol
belerang, selai dan
lem
Gas Aerosol padat Asap, debu
Mentega, keju,
Padat Emulsi padat mutiara, jeli dan
opal
Susu, santan,
minyak ikan,
Cair kosmetik
Cair Emulsi pembersih wajah
(milk cleanser),
mayones, dan
minyak bumi
Kabut, awan, dan
Gas Aerosol cair
spray
Batu apung, karet
Gas Padat Busa padat
busa
Busa sabun, krim
Cair Busa
kocok

 Suspensi
Suspensi adalah campuran heterogen dimana ukuran partikel yang terdispersi besar dan
tersebar merata pada medium pendispersinya. Contoh suspense dalan dunia farmasi adalah
obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang
terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat mengendap. Jika dikocok perlahan-lahan
endapan harus segera terdispersi kembali, dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin
stabilitas suspensi. Salah satu alasan pembuatan suspensi oral adalah karena obat-obat tertentu
tidak stabil secara kimia bila ada dalam larutan tetapi stabil bila disuspensi. Tujuan pembuatan
sediaan suspensi dikarenakan mudah saat meminumnya, lebih mudah untuk memberikan dosis
yang relatif besar dan mudah diberikan untuk anak-anak.

Gambar 22. Contoh Obat dalam Bentuk Suspensi


Sumber : https://farmasetika.com/2018/11/01/
Tabel 3. Perbedaan Larutan, Koloid, dan Suspensi
Sifat Sistem Dispersi
Larutan Koloid Suspensi
Bentuk Homogen, tidak Heterogen jika Heterogen
campuran dapat dibedakan diamati dengan
mikroskop ultra

Ukuran <1 nm 1-100 nm >100 nm


Fase Terdiri dari 1 fase Terdiri dari 2 fase Terdiri dari 2 fase
Kestabilan Stabil Umumnya stabil Tidak stabil
Penyaringan Tidak dapat disaring Tidak dapat disaring, Dapat disaring
kecuali dengan
penyaring ultra
Didiamkan Tidak memisah dan Tidak memisah Memisah dan
tidak mengendap (tahan lama) dan mengendap
sukar mengendap

1. Pemisahan Campuran
Tabel 4. Proses Pemisahan Campuran
Kristalisasi Destilasi Evaporasi
Pengertian Pemisahan zat padat Pemisahan zat cair Memisahkan zat padat dari
dari komponen berdasarkan larutan
penyusun campuran perbedaan titik
didih
Mekanism
e

Contoh Pembetukan kristal Memisahkan air Pemisahan garam dari air


sebagai bahan baku dengan alkohol laut
obat

Anda mungkin juga menyukai