Anda di halaman 1dari 75

LARUTAN

1 Mahreni
ISI
 Cara terbentuknya larutan
 Jenis larutan

 Satuan konsentrasi dan perhitungan


konsentrasi.
 Pengaruh tekanan terhadap kelarutan.

 Larutan ideal.

 Sifat koligatif larutan non elektrolit.

2
CAMPURAN

 Bercampur tanpa bereaksi


 Bercampur
 Tidak bercampur

Di bumi ini jarang kita jumpai suatu zat dalam


keadaan murninya, selalu bercampur dengan
zat lain. Jenis campuran: Gas, cair dan padat

1. Gas-gas, 4. Cair- cair,


2. Gas- cair, 5. Cair, padat,
3. Gas- padat, 6. Padat- padat

3
GAS-PADAT
Padatan dalam gas Gas dalam padatan

 Contohnya asap  Contonya gas yang


 Padatan dalam terperangkap di
bentuk serbuk halus dalam padatan yang
poreus.

4
PADAT-PADAT

 Campuran gula dan


tepung
 Alloy contoh Ni-Fe,
Ni-C dll

5
PADAT-CAIR

Campuran padat-cair 2. Suspensi: Campuran padat


terdiri dari : cair dimana ukuran partikel
1. Larutan padatnya lebih besar
dibandingkan dengan
Campuran padat-cair larutan contohnya susu.
berbentuk larutan Susu mengandung air dan
homogen protein (polimer dengan
Contohnyas larutan berat molekul besar).
garam , larutan gula. 3. Koloid: Campuran padat-
Di dalam campuran tidak cair dimana ukuran partikel
nampak guloa atau padat diantara emulsi dan
garamnya karena larutan. Koloid bersifat
ukuran partikel garam stabil sehingga tidak bisa
dan gula sangat kecil diendapkan secara alamiah.

6
GAS-GAS

 Gas adalah materi yang telah terpecah


menjadi partikel terkecilnya dalam bentuk
molekul, iom atau atom. Partikel gas selalu
bergerak acak ke segala arah. Akibatnya dua
macam gas atau lebih selalu dapat bercampur
homogen misalnya oksigen di dalam nitrogen
dalam campuran yang disebut udara.
 Dua zat yang pada fase padatnya tidak dapat
bercampur apabila diuapkan maka pada fase
uapnya dapat bercampur homogen seperti air
dan minyak.
7
CAMPURAN GAS-CAIR

 Dapat berupa campuran gas di dalam cairan


atau cairan di dalam gas.
 Kabut adalah contoh campuran gas-cair
dimana cairan dalam bentuk partikel berada
di dalam fase gas.
 Oksigen di dalam air adalam campuran gas-
cair dimana gas larut di dalam air.

8
LARUTAN

 Larutan dibagi menjadi dua yaitu larutan


homogen dan heterogen.
 Campuran homogen artinya disetiap bagian
komposisinya sama (satu fasa). Campuran
homogen lebih lazim disebut larutan.
 Campuran heterogen artinya komposisi di
setiap bagian tidak sama (dua fasa atau lebih.
Contoh adalah emulsi dan koloid.
 Contoh larutan etanol-air (cair-cair). Larutan
gula (padat-cair) dll.

9
LARUTAN

 Ada dua bagian yaitu pelarut dan zat terlarut:


 Pelarut adalah bagian yang mendominasi
larutan.
 Zat terlarut adalah bagian yang komposisinya
kecil.
 Etanol 80 % massa artinya di dalam larutan ada
80 bagian etanol dan 20 bagian air.
 Etanol 5% massa artinya di dalam larutan ada
5 bagian etanol dan 95 % ait.

10
7 MACAM LARUTAN

Zat Terlarut Pelarut Contoh


Gas Gas Udara
Gas Cair Oksigen dalam air
Gas Padat Hidrogen dalam serbuk platina
Cair Cair Alkohol dalam air
Cair Padat Raksa dalam amalgam padat
Padat Padat Emas dalam perak
Padat Cair Gula dalam air

11
BERDASARKAN PELARUT ADA 3 MACAM LARUTAN
 Larutan gas, larutan cair dan larutan padat.
 Dalam larutan gas, tidak banyak interaksi atau pengaruh suatu
komponen terhadap komponen lain dalam larutan karena jarak
antar molekulnya berjauhan.
 Dalam larutan cair antara partikel komponen yang ada dalam
larutan ada interaksi yang lebih kuat. Partikel zat terlarut
bergerak ke segala arah bersama sama dengan pelarut oleh
karena itu kedua jenis zat bisa bertabrakan dan dapat terjadi
reaksi.
 Banyak zat kimia yang dapat bereaksi setelah dalam bentuk
larutan. Dimana pelarut berfungsi sebagai media reaksi.
 Oleh karena itu mempelajari larutan cair sangat penting dalam
ilmu kimia.
 Dalam larutan padat pelarut tidak dapat berperan sebagai media
reaksi karena partikelnya diam kecuali bisa dicairkan. Emas
murni bersifat lunak dan mudah dibengkokan tetapi bila
dilarutkan dalam logam lain seperti tembaga atau platina akan
menjadi lebih keras dan kuat.
12
ZAT TERLARUT BEREAKSI DENGAN PELARUT

 Ada zat terlarut bereaksi dengan pelarut


membentukzat baru sehingga keduanya tidak dapat
dipisahkan secara fisika.
 Contoh oksida asam atau basa di dalam air :
 P2O5 + H2O  2H3PO4
 SO3 + H2O  H2SO4
 K2O + H2O  2KOH
 NH3 + H2O  NH4OH
 Karena dapat bereaksi maka kelarutan oksida asam
atau basa besar di dalam pelarut air. Di dalam
larutan tidak ada lagi P2O5 atau SO3 tetapi yang ada
larutan H3PO4 atau larutan H2SO4

13
ZAT TERLARUT BERINTERAKSI DENGAN PELARUT

 Pelarut polar akan berinteraksi kuat dengan zat terlarut


polar.
 Pelarut non polar berinteraksi dengan zat terlarut non
polar.
 Polaritas suatu pelarut dinyatakan oleh konstante
dielektrik (silahkan googling konstante dielektrik).
 Kelarutan suatu zat terlarut jika zat berupa ion: gaya
ion dipol antara zat terlarut dan pelarut yang lebih
besar dibandingkan dengan dipol-dipol antara molekul
pelarut yang sama sehingga terjadi pelarutan atau
solvasi.
 Yaitu pengurungan zat terlarut oleh molekul
pelarut.
 Jika pelarutnya air disebut hidrasi contoh larutan
NaCl di dalam air.

14
15
 Suatu zat yang dapat membentuk ikatan hidrogen
dengan air seperti glukosa, fruktosa dll dapat larut
di dalam air.
 Apabila suatu zat yang bersifat non polar
dilarutkan di dalam pelarut polar, walaupun gaya
tarik antara molekul zat terlarut dan molekul
pelarut lemah (Gaya Londong).
 Akibatnya pelarutan lama. Jika zat terlarut dan
pelarut berwujud cair kedudukan satu mol pelarut
dapat digantikan dengan mol zat terlarut dan
akhirnya saling melarutkan. Kedua zat ini disebut
dapat bercampur (miscible) contohnya benzena
dan CCl4

16
ZAT YANG TIDAK LARUT DALAM PELARUT

 Tidak ada zat yang mutlak tidak larut dalam


suatu pelarut tetapi kelarutannya sangat
kecil sehingga dianggap tidak larut . Jika
kelarutan suatu zat kurang dari 0,1 g di
dalam 1000 g pelarut disebut tidak larut
(insoluble). Misalnya kaca atau plastik
dalam air.
 Hampir senyawa ion larut dalam air tetapi
ada yang sukar larut dalam air.

17
KONSENTRASI LARUTAN

 Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat


terlarut dibanding dengan pelarut.
 Dapat diungkapkan dengan fraksi atau rasio.

1. Rasio : Jumlah zat terlarut/Jumlah pelarut.


2. Fraksi: Jumlah zat terlarut/Jumlah larutan.
Berdasarkan kepada dua parameter tersebut
munculah:
1. Fraksi mol, molar, molal dan Normal, persen
massa, persen volume dan ppm
18
SATUAN KONSENTRASI DALAM LARUTAN

19
 Fraksi mol
 Fraksi mol (X) adalah perbandingan mol salah
satu komponen dengan jumlah mol semua
komponen yang ada di dalam larutan.

 Dalam larutan jumlah fraksi mol =1 sehingga:


 XA+XB+XC = 1

20
 Contoh soal
 Hitunglah fraksi mol NaCl bila 117 g NaCl
dilarutkan dalam 3 kg air

 Contoh 2.
 Dalam suatu ruangan terdapat 7 g N2,
0,1 g H2 dan 1,6 g O2.
 Hitunglah fraksi mol ketiga komponen
tersebut.

21
KEMOLARAN (M)

 Kemolaran adalah: banyaknya mol zat terlarut di


dalam tiap 1 liter larutan.
 Kemolaran atau molaritas dapat dihitung dengan
menghitung jumlah mol zat terlarut dan volume
larutan.
 Volume larutan adalah volume total (volume zat
terlarut + volume pelarut) setelah dicampur.
 Satuan ini banmyak dipakai di dalam
laboratorium.

22
CONTOH SOAL

 17,1 g sukrosa (C12H22O11) dilarutkan dalam


air sehingga volume larutan 500 ml (0,5 liter).
 Contoh 2.
 Berapakah soda kue (NaHCO3) yang
diperlukan untuk membuat 150 ml larutan
0,35 M.
 Contoh 3.
 Larutan H2SO4 4,377 M mempunyai
kerapatan 1,2875 g/ml. Hitungkan fraksi mol
dalam air.

23
KEMOLALAN

 Kemolalan (m) adalah jumlah mol zat terlarut


dalam setiap 1000 g pelarut murni. Nialainya
dapat ditentukan apabila mol zat terlarut dan
massa pelarut murni diketahui.
 Contoh:

 5,85 g NaCl dilarutkan dalam 500 g air.


Tentukan ke,olalan NaCl.

24
CONTOH SOAL
 Contoh: Larutan H2SO4 3,4 molal mempunyai kerapatan
1,1123 g/ml
 Hitunglah
a. Fraksi mol H2SO4 = 0,06
b. Kemolaran. :
Jawab:
 Kemolaran :
 Dalam 1 liter larutan masanya = 1123 g. atau dalam 1 ml
masanya 1,1123 g.
 Perbandingan masa H2SO4 : air dalam 1 l larutan = (3,4 x
98) : 1000.
 Masa H2SO4 dalam 1 liter larutan
= (333,2 x1123)/(333,2+1000) = 280,7 g atau = 2,87 mol.
 Molaritas (kemolaran) H2SO4 = 2,87/1 = 2,87 M.

25
KENORMALAN (N)
 Kenorn\malan (N) adalah jumlah equivalen zat
terlarut dalam tiap liter larutan . Equivalen zat
terlarut tergantung pada reaksi yang dialami oleh zat
tersebut.
 Equivalent suatu zat berhubungan dengan molaritas
dan valensi. Normalitas adalah molaritas dibagi
dengan valensinya.
 HCl adalah asam valensi satu sehingga molaritas
sama dengan normalitas.
 Asam sulfat mempunyai valensi dua sehingga 1N = ½
M atau 1M= 2 N. dst.
 1 M KMnO4 dalam reaksi redoks MnO4 -1 + 5Fe +2 
Mn+2 + 5Fe+3 + 4H2O = 5N 26

 1 M FeCl2= 1 N.
% MASSA DAN % VOLUME DAN PPM

 % Massa = g zat terlarut/g larutan


 %Volume = volume zat terlarut/Volume larutan.

 Ppm (part per million) = mg zat terlarut/kg


larutan

27
PENGARUH SUHU DAN TEKANAN TERHADAP KELARUTAN

28
 Walaupun suatu zat dapat larut di dalam
pelarutcair, tetapi jumlah yang dapat larut
terbatas. Batas itu disebut kelarutan.
 Suatu larutan dikatan jenuh apabila pada
temperatur tertentu jumlah zat terlarut sebesar
kelarutannya.
 Pengaruh suhu terhadap kelarutan hampir bisa
dikatakan semakin tinggi suhu kelarutan zat padat
didalam cairan naik.
 Sebaliknya untuk gas. Semakin tinggi suhu
kelarutan gas semakin kecil.

29
PENGARUH TEKANAN DAN HUKUM HENDRY

 Tekanan udara diatas permukaan cairan tidak


berpengaruh terhadap kelarutan zat padat di
dalam cairan.
 Tetapi kelarutan gas semakin besar apabila
tekanan parsial gas diatas permukaan cairan
semakin besar.
 Hubungan antara tekanan parsial gas
dipermukaan cairan dengan konsentrasi gas di
dalam cairan dinyatakan oleh Hukum Hendry.

30
 Konsentrasi gas yang terlarut di dalam cairan
sebanding dengan tekanan parsial gas diatas
permukaan larutan

31
KONSTANTE HENDRY BEBERA GAS

32
 Hitung kelarutan  Jawab:
oksigen pada suhu 25 C,  Pertama harus dicari
bila tekanan total 1 atm tekana parsial oskigen
(uadara mengandung yang mengandung uap
air (PO2 ).
uap air, oksigen dan
nitrogen).  PO2 =
 (1-0,0313)x0,2095
 Udara kering tanpa uap
air mengandung 20,95  =0,2029 atm
% mol oksigen.  Masukkan ke dalam
hukum Hendry :
 Tekanan uap air pada
suhu 25 C = 0,0313 atm  Ketenu CO2 = 2,6 10-2 M
 =0,832 mg/l

Kelarutan gas dipengaruhi oleh suhu. Jika


suhu dinaikkan kelarutan semakin kecil
33
LARUTAN IDEAL DAN HUKUM ROULT

 Sifat larutan dua zat  Apabila larutan itu pekat,


maka sifat larutan cenderung
cair merupakan mendekati sifat zat terlarut.
gabungan sifat kedua  Sifat larutan tidak dapat
zat tersebut. diramalkan secara langsung
dari sifat masing masing
Penyimpangan sifat komponen yang ada di dalam
larutan dari pelarut larutan.
murni bergantung pada  Karena dalam campuran ada
interaksi diantara molekul –
komposisi larutan . molekul dari komponen sejenis
dan interaksi diantara
 Apabila larutan encer komponen yang tidak sejenis.
maka sifat larutan  Oleh karena itu perlu dibuat
cenderung hampir sama model larutan yang dapat
dijadikan patokan.
dengan sifat pelarutnya. 34
 Model ini berguna untuk  Interaksi itu bisa berupa
memprediksi sifat gaya tolak atau gaya tarik.
campuran atau larutan.  Dengan kata lain dalam
 Model yang paling banyak larutan ideal partikel yang
digunakan adalah model satu tidak mempengaruhi
larutan ideal. partikel yang lain.
 Model ini didasarkan  Ditandai oleh kandungan
kepada pada besarnya energi sebelum dan
gaya interaksi diantara sesudah dicampur sama.
molekul yang tidak sejenis  Sehingga selisih entalpi
sama dengan gaya pencampuran = 0.
interaksi diantara molekul
yang sejenis. 35
KONSEP KESETIMBANGAN
HUKUM ROULT

 Tekanan uap suatu


komponen
dipermukaan larutan
sama dengan tekanan
uap murninya pada
suhu itu dikalikan
dengan fraksi mol
komponen dalam
larutan
36
CONTOH SOAL

 Etil bromida (A) dan  b. Tentukan


etil iodida (B) adalah komposisi cairan bila
larutan ideal dengan
fraksi mol etil bromida uap itu dikondensasi
0,6. Jika pada suhu 16,7 diembunkan.
C nilai tekanan uap
murni (A) = 45,16 mm
Hg dan tekanan uap
murni (B) = 16,20 mm
Hg, maka:
 a. Tentukan tekanan
total uap campuran 37
38
LARUTAN NON IDEAL

39
40
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN BUKAN ELEKTROLIT

 Sifat koligatif adalah  Ada 4 sifat koligatif


perubahan sifat larutan larutan
dari pelarut murninya
1. Penurunan tekanan
yang disebabkan
kehadiran zat terlarut
uap jenuh (kenaikan
tetapi hanya didasarkan titik didih).
kepada jumlah partikel 2. Kenaikkan titik
zat terlarut dan bukan didih.
oleh besarnya ukuran 3. Penurunan titik beku
molekul zat terlarut.
4. Tekanan osmotik 41
PENURUNAN TEKANAN UAP

 Kesimpulan: Penurunan tekanan uap pelarut


berbanding lurus dengan fraksi mol zat terlarut.
42
Contoh soal

 Tentukan tekanan uap air dari larutan 9 gram glukosa


(C6H12O6) dalam 180 g air. Diketahui tekanan uap air
pada suhu 25o C = 23,79 mm Hg.
 Jawab: 9 g C6H12O6 = 9/180 mol = 0,05 mol
 Mol H2O = 180/10 mol = 10 mol
 Fraksi mol glukosa dalam larutan = XB = 0,05/10,005
=0,005.
 Penurunan tekana uap air = ∆P = XB Po = 0,005x23,79
mm Hg= 0,119 mm Hg.
 Tekanan uap air = Po - ∆P= 23,79 – 0,119 = 23,671 mm
Hg.

43
Menentukan berat molekul menggunakan
rumus penurunan tekanan uap pelarut

 MB = (wA/wB) x MA x Po/∆P

 Contoh soal : 6,4 g Naftalena (C10H8)


padat dilarutkan dalam 500 g benzena
(C6H6) cair. Tentukan uap jenuh benzena
dalam larutan ini jika tekanan uap jenuh
murni benzena 77,9 mm Hg.

 Tekanan uap eter pada suhu 20 o C = 44,2 mm


Hg (berat molekul Mr eter = 74). Jika 3 g
senyawa X dilarutkan dalam 50 g eter dan
tekanan uap larutan 42,6 mm Hg tentukan
berat molekul atau Mr zat X. 44
 Contoh soal  Contoh 2.
 Tentukan tekanan  Penurunan tekanan uap
uap air dalam larutan dapat digunakan untuk
9 g glukosa dalam 180 menentukan berat
molekul suatu
g air. Tekanan uap air
komponen yang tidak
murni pada suhu 25 C
mudah menguap,
= 23,79 mm Hg. dengan mengukur
 Jawab : 23, 671 mm tekana uap larutan dan
Hg. menghitung fraksi mol
zat terlarut. 45
PENENTUAN BERAT MOLEKUL ZAT TERLARUT

A = pelarut dan B zat


terlarut.

 WA dan WB masing
masing masa zat
pelarut dan zat terlarut
sedangkan MA dan MB
adalah berat molekul
pelarut dan zat terlarut

46
47
48
Kenaikan titik didih dan penurunan titik beku
larutan

49
Peralihan wujud suatu zat

 Peralihan wujud suatu zat ditentukan oleh suhu dan


tekanan.
 Contoh air pada suhu 0 C tekanan 1 atm wujudnya padat,
dan pada tekanan yang tetap apabila suhunya dinaikkan
diatas 0 C makan akan berubah menjadi cair. Dikatakan
bahwa titik leleh air pada tekanan 1 atm sama dengan 0
C. Kalau suhunya dinaikkan terus pada tekanan tetap 1
atm, sampai 100 C, maka wujud air akan berubah
menjadi uap.
 Perubahan dari wujud cair menjadi uap disebut suhu
didih. Kalau tekanannya sama dengan 1 atm disebut suhu
didih normal suatu zat.
 Pada sutu titik yang diberi nama titik tripel, ada
kesetimbangan tiga fasa yaitu fasa cair- padat dan gas.
(Lihat Gambar diagram fasa).
 Pada umumnya bentuk diagram fasa suatu zat sama
terbagi menjadi tiga bagian yaitu: daerah padat, cair dan
gas. 50
Diagram fasa larutan

 Jika air mengandung suatu zat yang tidak mudah menguap


seperti glukosa maka titik disihnya akan naik dan titik
bekunya akan turun.
 Perbedaan titik didih larutan dan titik didih oelarutnya
disebut kenaikan titik didih (∆Tb).
 Perbedaan titik beku larutan dengan titik beku pelarut
disebut penurunan titik beku (∆Tf).
 Seberapa jauh penuruna titik beku dan kenaikan titik didih
untuk setiap jenis palarut dan zat terlarut dapat dilihat pada
Gambar diagram fasa (dilukiskan garis putus putus).
 Garis kesetimbangan gas-cair (CO), garis kesetimbangan cair-
padat (AO) dan garis kesetimbangan padat-gas (BO). Garis-
garis tersebut akan bergeser kebawah apabila di dalam air
ada zat terlarut.

51
52
53
54
55
56
57
58
59
 Peristiwa osmosis disebabkan oleh adanya selaput
permeabel (selaput yang mempunyai diameter pori yang
kecil sehingga hanya dapat dilalui oleh molekul air
sedangkan molekul glukosa atau molekul yang ukurannya
lebih besar dari diameter selaput tidak dapat melalui
selaput).
 Pada Gambar menunjukkan permukaan larutan pekat
(larutan gula) akan naik setelah dikontakkan dengan
permukaan air (larutan encer) disebabkan karena tekanan
air pada larutan encer > larutan pekat dipermukaan
selaput semipermeabel. Molekul akan mendifusi ke dalam
larutan yang konsentrasinya lebih besar ke larutan yang
konsentrasinya lebih kecil.
 Dalam peristiwa osmosis, konsentrasi air di dalam larutan
encer>larutan pekat. (Pada larutan gula pekat konsentrasi
air kecil).
 Difusi air ke larutan gula menyebabkan permukaan
larutan gula di dalam tabung naik.
 Ketinggian permukaan larutan dibandingkan dengan
permukaan air dalam bak menunjukkan besarnya tekanan
osmosis.
60
 Tekanan osmosis π = cB RT

61
62
63
64
LARUTAN ELEKTROLIT

 Larutan NaCl dapat  Sifat hantaran arus


menghasntarkan arus
listrik mirip dengan kawat listrik disebakan
tembaga. Sedangkan karena adanya ion Na
larutan gula tidak dapat
menghantarkan arus dan Cl yang
listrik . dihasilkan oleh
 Larutan yang dapat
menghantarkan arus ionisasi NaCl di
listrik disebut larutan dalam pelarut air.
elektrolit dan larutan yang
tidak dapat
menghantarkan arus
listrik disebut larutan non
elektrolit 65
UJI LARUTAN ELEKTROLIT ATAU NON
ELEKTROLIT.

 Dua batang logam  Larutan yang sangat encer


misalkan tembaga ke dan sangat pekat tidak
dalam larutan. Keduanya dapat menghantarkan
tidak bersentuhan dan arus listrik.
keduanya dihubungkan  Larutan sangat encer
dengan kutub arus listrik mengandung ion sangat
sedikit dan larutan sangat
searah. pekat mempunyai ion
 Apabila lampu yang terlalu pekat sehingga ion
diantara kutub menyala sulit bergerak.
atau dapat menggerakan  Kesimpulan: arus listrik
jarum tester maka larutan dibawa oleh ion yang
tersebut larutan elektrolit bergerak mrnuju kutub
yang berlawanan
66
PEMBENTUKAN ION

 Senyawa elektrolit dalam  Sehingga dapat


larutan terurai menjadi
ion-ion. dituliskan
 Pelarut memisahkan ion  Na (H2O)x+ + Cl (H2O)y-
positif dan negatif karena
terjadi ikatan antara
molekul air dan ion-ion
yang disebut solvasi atau
hidrasi kalau pelarutnya
air.
 Dalam larutan NaCl, tiap
Na + dan Cl – dikelilingi
oleh beberapa molekul air
.
67
HANTARAN LISTRIK

 Menurut Arhenius (1890)  Dalam logam listrik


hantaran listrik larutan dibawa oleh elektron
disebabkan oleh partikel
bermuatan disebut ion, ion bermuatan negatif yang
positif tertarik ke kutub bergerak sehingga
negatif (katoda) dan ion disebut penghantar
negatif tertarik ke kutub elektronik.
positif (anoda).
 Oleh karena itu listrik
 Dalam larutan listrik
dapat mengalir dalam dua dibawa oleh ion yang
medium yaitu dalam bergerak sehingga
logam dan dalam larutan. disebut oenghantar
elektrolitik. 68
 Daya hantar listrik = L=  Daya hantar didasarkan
1/R kepada daya hantar
jenis dan daya hantar
 R=E/I molar.
 L=1/E  Daya hantar jenis
adalah (k) daya hantar
 Hantaran larutan larutan yang terletak
tergantung kepada : antara dua lempeng
jenis ion, konsentrasi elektroda sejajar,
berjarak 1 cm, dan
ion, jarak elektroda, masing masing
luas permukaan kedua mempunyai luas
elektroda dan suhu. permukaan 1 cm2
69
 Daya hantar molar (λ)  Λ=1000k/c
yaitu daya hantar
larutan yang terletak  C=mol/liter
antara dua lempeng
elektroda yang sejajar
berjarak 1 cm satu sama
lain dengan luar
permukaan sedemikian
rupa sehingga terdapat
larutan dengan
konsentrasi tepat 1
molar. 70
TEORI ASAM BASA
 Asam adalah senyawa yang melepaskan H+ dalam
air dan basa adalah yang melepaskan OH- dalam air
(Arhenius).
 Asam dalam teori modern: Asam adalah zat yang
menambah konsentrasi ion hidronium dan basa
adalah zat yang menambah ion hidroksida (OH-)
 Asam-basa Lowry: Asam adalah senyawa yang dapat
memberikan proton kepada senyawa atau partikel
lain. Basa adalah senyawa atau partikel yang dapat
menerima proton.
 Lewis. Asam adalah suatu partikel yang dapat
menerima pasangan elektron untuk membentuk
ikatan kovalen koordinasi . Basa adalah suatu
partikel yang dapat memberikan pasangan elektron
kepada partilkel lain untuk membentuk ikatan
kovalen korodinasi. 71
IKATAN KOVALEN KOORDINASI
 DALAM kimia anorganik, kita mengenal dengan
istilah senyawa yang disebut senyawa kompleks.
 Senyawa kompleks merupakan senyawa yang
terdiri atas atom pusat dan ligan yang saling
berhubungan dengan ikatan kovalen
koordinasi.
 Atom pusat merupakan logam yang bersifat sebagai
asam lewis. Sedangkan ligan, berasal dari bahasa
latin yakni “ligare” yang berarti “untuk
mengikat”, merupakan senyawa bermuatan netral
atau anion yang bersifat basa lewis dan mempunyai
elekton untuk disumbangkan ke atom pusat. Ikatan
kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen yang
mana pemakaian bersama elektron didonorkan dari
salah satu atom pembentuknya yakni ligan (basa
lewis) ke atom pusat (asam lewis). 72
CONTOH IKATAN BORONTRIKLORIDA DAN
AMONIAK

73
 Contoh lain yaitu senyawa H2SO4, memiliki 2
ikatan kovalen koordinasi. Ikatan tersebut dapat
dilihat pada gambar di bawah ini

74
75

Anda mungkin juga menyukai