Perhitungan E0 sel :
2
PERSAMAAN NERNST
(Untuk menyatakan hubungan antara potensial suatu electrode logam-ion logam dan
konenstrasi ion tersebut dalam larutan)
aA + bB cC + dD
E = E0 - 0,0591 log K
n
pada setimbang E = 0, G = 0
G0 = -2,3 RT log K
atau
E0 = 0,0591 log K
n
Contoh :
3
Maka :
a. Reaksi sel
Fe Fe2+ + 2e E0 = 0,44 V
Cd2+ + 2e Cd E0 = -0,40 V
Cara II
Esel = E0sel - 0,059 log aFe2+
2 dCd2+
= 0,04 - 0,059 log 0,1
2 0,001
= 0,04 - 0,06
= -0,02 volt
Tetapan kesetimbangan
Contoh 2 :
Pt, H2 (0,9 atm) / H+ (0,1) // KCl (0,1), AgCl / Ag
4
2 [0,9] [1]2
= 0,34 volt
Tetapan Kesetimbangan :
E0sel = 0,059 log K
n
0,22 = 0,059 log K
2
log K = 7,46 K = 2,9 x 107
Rumus Nernst
Contoh : terjadi pencemaran larutan sistem Fe3+, Fe2+ dan MnO4-, H+ dan Mn2+
5
Maka yang akan teroksidasi adalah Fe3+, Fe2+ sebagai pihak negatif, karena potensial
elektodanya lebih kecil.
Rumus Nernst-nya :
“Catatan “
Jangan terkecoh dengan entalpi (H)
6
Kurva Titrasi
Larutan garam besi (II) sebanyak 50 ml dilarutkan dalam larutan H2SO4
sehingga konsentrasi 0,10M dititrasi dengan serium (IV) sulfat 0,10 M.
Buat Kurva Titrasinya!
Jawab :
Diketahui E0 Fe3+ Fe2+ = 0,68 Volt (asam sulfat)
E0 Ce4+ Ce3+ = 1,44 Volt
Fe2+ + Ce4+ Fe3+ + Ce3+
b) Ditambahkan 10 mL Ce IV
Fe2+ + Ce4+ Fe3+ + Ce3+
c) Ditambahkan 20 mL
d) Saat 30 mL, 40 mL, 45 mL, 49,5 mL, 49,95 mL, dicari E (Potensial nya dalam
volt).
7
Jika digabungkan :
2 E = 2,12 - 0,059 log [Fe2+] [Ce3+]
[Fe3+] [Ce4+]
2 E = 2,12 - 0,059 x 0
2 E = 2,12
E = 1,06 Volt
Jawab :
a. Ox1 + Red2 Red1 + Ox2
mula2: 4,995 5 4,995 4,995
sisa : 4,995 0,005 4,995 4,995
- 99,95 99,95 99,95
Untuk perubahan sebesar 2 satuan p red2 = 6,30 [red2] = 5 x 10-7 M, bila volume
titran 50,05 mL, maka :
[Ox1] = 0,05 x 0,10 = 5,0 x 10-5 M
[red1] = [Ox2] = 5,0 mmol = 5,0 x 10-2 M
100,05 mL
Jadi K = (5,0 x 10-2) (5,0 x 10-2)
(5,0 x 10-5) (5,0 x 10-7)
= 1,0 x 108
3E = 2E1 + E2
1,74 = 2E1 + E2
E2 = 1,74 - 2E1
0,581 = 1,74 - 2E1
2E1 = 1,74 - 0,58
= 0,58
E1 = 1,16
2
E1 0,58
Jadi :
2E1 + E2 = 3E
2E1 + E2 = 1,74
E1 : E2 = 1,74
2 : 1 = 1,74
1,16 : 0,58
11
Daya reduksi ion yodium cukup besar, titrasi ini banyak digunakan.
Reaksi S2O3= dengan I2, berlangsung berdasar potensial redoks masing-
masing.
S4O6= + 2e 2 S2O3 E0 = 0,08 V
I2 + 2e 2I- E0 = 0,536 V
Reaksi ini berjalan cepat, dan unik, karena oksidator lain secara umum
hanya mengubah S2O3= menjadi SO3= dan sebagian SO4=.
Titrasi dapat dilakukan tanpa indicator dari luar, karena warna I 2 akan
lenyap jika titik akhir tercapai.
(Cokelat tua cokelat muda kuning kuning
muda
12
Seterusnya lenyap)
Untuk memudahkan pengamatan, biasanya ditambahkan amilum ke dalam
larutan sebagai indikator. (ditambahkan saat mendekati titik akhir reaksi).
Amilum dengan I2 membentuk kompleks berwarna biru tua yang masih sangat
jelas, meskipun I2 sedikit sekali.
Pada titik akhir reaksi warna biru lenyap mendadak, sehingga perubahan
warna tampak jelas.
Penambahan amilum dilakukan pada saat mendekati titik akhir reaksi,
dimaksudkan agar amilum tidak membungkus yod sehingga sukar lepas
kembali, warna biru akan sukar lenyap dan titik akhir tidak akan tajam.
Bila yod masih banyak, akan menguraikan amilum, hal ini mengganggu
perubahan warna pada titik akhir.
1. Larutan Na2S2O3
Larutan ini biasa dibuat dari Na2S2O3.5 H2O
Larutan ini harus distandarisasi. Kestabilan larutan mudah dipengaruhi oleh :
- pH rendah
- Sinar matahari
- Adanya bakteri
Reaksi ini berjalan lambat, sehingga tidak perlu dikuatirkan, asal titran yang
ditambahkan tidak terlalu cepat.
Bakteri dapat menyebabkan perubahan S2O3= SO3=, SO4= dan S
S tampak sebagai endapan koloid, dan larutan menjadi keruh, larutan harus
diganti.
13
BE = BM
n atom yod / mol ybs
BE K2Cr2O7 = BM
6
2. BE KIO3
IO3- + 5I- + 6H+ 3I2 + 3H2O
Terjadi 6 atom yod per molekul KIO3, sehingga
BE KIO3 = BM
6
Cat : yang dihitung bukan ion I-, tapi jumlah atom I
3. 2 Ag+ + BaCl2 2AgCl2 (s) + Ba2+
BE AgNO3 = BM
1
BE BaCl2 = BM
2
Dalam metode ini, analat dioksidasi oleh I2, sehingga I2 tereduksi menjadi ion
yodida :
Ared + I2 Aoks + I-
Saran :
Larutan disimpan dalam botol berwarna gelap di simpan ditempat sejuk,
hidarkan dengan bahan organic, maupun gas yang mereduksi seperti SO2 dan
H2S.
Untuk kesempurnaan reaksi, biasanya ditambah pengompleks dengan EDTA
atau P2O7=, yang akan mengompleks ion Fe3+ dan ion Fe2+.
I2 + 2e 2I- E0 = 0,536 V
H3AsO4 + 2H+ + 2e H3AsO3 + H2O E0 = 0,559 V
Yod terlalu lemah untuk mengoksidasi H3AsO3, tetapi jika pH tinggi, H+ diikat
oleh OH-, (7 dan 9) maka reaksi tetap berlangsung baik.
16
Berat Ekivalen
Beda dengan titrant Na2S2O3, BE disini dihitung berdasar perubahan biloks.
Contoh :
H3AsO3 H3AsO4
+3 +5
2
Maka BE = BM
2 / molekul ybs
BE = ½ BM
Penerapan
Karena oksidasi yang terjadi lemah, tidak banyak penerapannya sering
digunakan untuk menentukan bilangan yod minyak dan lemak, kadar vit C.
I I
Penentuan kadar vitamin C (asam Karboksilat) sering ditentukan dengan titrasi ini;
Titrasi yang paling sering dilakukan adalah dalam suasana asam, suasana basa
hanya sedikit untuk bahan organic.
Titrasi dilakukan dengan cara langsung atas analat yang dapat dioksidasi,
seperti Fe2+, asam / garam oksalat yang dapat larut
Titrasi tidak langsung dilakukan terhadap logam yang tidak dapat dioksidasi
antara lain :
i. Ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn dan Hg 2+ kemudian disaring dan dicuci,
dilarutkan dalam H2SO4 berlebih sehingga terbentuk asam oksalat secara
kuantitatif. Asam oksalat inilah yang dititrasi dan dapat dihitung banyaknya
ion logam yang bersangkutan.
ii. Ion-ion Ba dan Pb dapat diendapkan sebagai garam kromat, setelah
disaring, dicuci dan dilarutkan dalam asam, ditambahkan pula larutan baku
FeSO4 berlebih, sebagian Fe2+ dioksidasi oleh kromat, dan sisanya dapat
ditentukan banyaknya dengan mentitrasinya dengan KMnO4.
Reaki-reaksi :
(i)
Ca2+ + C2O42- CaC2O4
CaC2O4 Ca2+ + H2C2O4
5 H2C2O4 + 2MnO42- 6H+ 10CO2 +8H2O +2Mn2+
18
(ii)
Ba2+ + CrO42- BaCrO4
2 BaCrO4 + 4H+ 2Ba2+ + H2Cr2O7 + H2O
H2Cr2O7 + 6Fe2+ + 12H+ Fe3+ + Cr3+ + 7H2O
(sebagian Fe2+)
5Fe2+ + MnO4- + 8H+ 5Fe3+ + Mn2+ + 4H2O
(sisa Fe2+)
Sebagai otokatalisator
Adanya panas, cahaya, basa, bahan organic akan mempercepat terbentuknya endapan
MnO2.
Saran :
Kristal KMnO4 dilarutkan dipanaskan setelah dingin disaring
(jangan pakai kertas saring) disimpan dalam botol berwarna gelap, tanpa
basa, harus sering distandarisasi ulang.
Standarisasi
1. As2O3 merupakan bahan baku primer yang sangat baik
karena : sangat murni, stabil, tidak higroskopis dan mudah diperoleh.
19
2. Natrium oksalat
Merupakan bahan baku primer yang baik, sangat murni, stabil selama proses
pengeringan dan tidak higroskopis. Na-oksalat dititrasi dalam larutan asam
5 H2C2O4 + 2 MnO4- + 6H+ 2Mn2+ + 10CO2 + 8H2O
3. Fe
Kemurnian sangat tinggi, dilarutkan dalam HCldan dapat dititrasi dingin tapi
reaksi berjalan lambat, perlu ditambahkan pereaksi Zimmermen – Reinhardt (300
gr MnSO4.4H2O, 400 mL H2SO4 pekat dan 400 mL H3PO4 85%, encerkan menjadi
3 liter)
Berat ekivalen
BE = BM = BM
BO/mol n
1. KMnO4 BE = BM (dalam asam)
5
BE = BM (dalam netral)
3
BE = BM (dalam basa)
1
2. BE FeSO4 = BM, sebab perubahannya dari Fe2+ Fe3+
3. Asam oksalat, BE = ½ BM
Karena yang teroksidasi adalah C(3) ke C(4) dan terdapat dua atom (dalam satu
molekul asam oksalat)
4. K2Cr2O7 BE = BM karena terjadi reduksi
6
Cr (6) Cr (3) dan terdapat dua atom Cr dalam molekul K2Cr2O7
Pre-reduksi
Dalam titrasi oleh sebuah oksidator, analat harus prereduksi jika diperlukan.
Prereduktor yang banyak digunakan bias berbentuk logam, gas, maupun garam.
1. logam
Berbentuk batangan, lempengan, serbuk dan butiran.
20
Reduktor Walden
Berisi butiran logam Ag yang direndam dalam HCl 1 M (pada saat tidak
dipakai)
Butiran Ag dibuat dengan mereduksi AgNO3 dengan logam Cu tersuspensi
perak halus.
2. Gas
Gas yang sering dipakai adalah H2S dan SO2
Merupakan pereduktor sedikit lemah
Untuk menghilangkan sisa gas, dapat dilakuakn pendidihan
Kekurangan : reaksi berjalan lambat, gasnya beracun dan
mengganggu indera penciuman
3. Garam
Yang sering digunakan SnCl2
Kelebihan Sn2+ dihilangkan dengan MgCl2
Sering digunakan untuk reduksi Fe2+, Cu, Mo, As
Hg2Cl2 bersifat pereduktor tapi tidak membahayakan karena
bentuknya endapan dan oksidasi sangat lambat
Penggunaan tidak seluas KMnO4, karena daya oksidasi kecil dan lambat,
tapi larutannya stabil, inert terhadap Cl-, sangat murni, tersedia sebagai bbp,
mudah dan murah
Penggunaan terutama untuk Fe2+, oksidator + larutan baku Fe2+ berlebih,
disusul dengan titrasi kembali kelebihan Fe2+
Cara pembuatan larutan :
- Kristal dikeringkan pada 1050-2000 C
- Dibuat larutan
- Perlu tambahan indikator redoks
INDIKATOR REDOKS
A. Indikator khusus Bereaksi dengan salah satu komponen
Contoh : Amilum
B. Indikator Redoks yang sebenarnya
Hanya bergantung pada perubahan potensial
Contoh : Fe(II)-ortofenantrolen (Feroin)
Latihan Soal
1. Jelaskan perbedaan prinsip titrasi yodometri tak langsung dengan yodometri
langsung, dijelaskan juga larutan yang digunakan, bahan baku primer, dan
sumber kesalahan titrasi
2. Sebanyak 50 ml larutan asam klorida yang mengandung besi (II) sebanyak 3,0
mmol dititrasi dengan larutan serium klorida 0,05 M, diharapkan larutan ini
akan mengoksidasi besi dengan perubahan bilangan oksidasi yang sama.
Hitunglah potensial suatu elektrode dalam beberapa selang berikut, awal
23