Anda di halaman 1dari 21

POTENSIOMETRI

POTENSIOMETRI
Analisa Potensiometri
Yaitu analisa yang didasarkan pada pengukuran potensial sel

Elektroda Indikator
Salah satu elektroda sel yang dibuat sedemikian rupa sehingga potensialnya tergantung
pada aktivitas ion, elektroda yang lain disebut elektroda kalomel.

Ada 2 cara pengukuran potensiometri


1.Potensiometri langsung
Yaitu pengukuran yang dilakukan
dengan menggunakan elektroda tunggal.
Contoh: PH Meter
2.Potensiometri tidak langsung
Yaitu Pengukuran dengan menggunakan
elektroda ganda secara titrasi potensio-
metri untuk menentukan titik ekivalen.
Contoh: Penentuan kadar Na air laut yg
ditentukan Cl- nya dititrasi dg
AgNO3
ELEKTRODA
Tinjauan Teoritis
Untuk elektroda logam yang biasa digunakan adalah perak, raksa, tembaga dan timbal.
Pemendahan elektron reversibel terjadi antara permukaan logam dengan ion di dalam
larutan.
Secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:

aA + bB ↔ cC + dD
Menurut Nernst

∆G = ∆Go + 2,3 RT Log a Cc x a Dd a = aktivitas


a Aa x a B b
∆G = -nFE
∆Go = -nFEo

∆G = perubahan energi bebas ∆Go = perubahan energi bebas standar


n = jml e yang terlibat dlm reaksi F = Farrad E = beda potensial
1 F = 96500 Coulomb
Pada konsentrasi yang rendah maka aktivitas (a) sebanding dg konsentrasi
ELEKTRODA
-nFE = -nFEo + 2,3 RT Log Cc x Dd a = aktivitas
Aa x B b

E = Eo - 2,3 RT Log ( C )c x ( D )d a = aktivitas


nF ( A ) a x ( B )b

Dimana: 2,3 RT = 0,0591


F

Jadi : E = Eo – 0,0591 Log ( C )c x ( D )d


n ( A )a x ( B )b
ELEKTRODA
Elektroda indikator logam ada 2
1.Elektroda indikator untuk kation
Yaitu elektroda yang digunakan untuk menentukan kation yang diturunkan dari
elektroda logam.
Misalnya: Ag, Cu, Hg, Pb dan Cd
2.Elektroda indikator untuk anion
Penentuan untuk anion biasanya dengan menggunakan elektroda logam secara tidak
langsung yang membentuk endapan yang sedikit dapat larut atau membentuk
kompleks yang stabil dengan kation ini.
Contoh:
Elektroda potensial Ag akan akurat untuk menggambarkan konsentrasi ion I- dalam
larutan yang diendapkan dalam bentuk AgI.

AgI + e ↔ Ag (s) + I- EoAgI = -0,151 V

Penggunaan persamaan Nernst adalah sebagai berikut:

E = Eo – 0,059 Log (I-)


n (AgI)s
ELEKTRODA
E = Eo – 0,059 Log (I-) n=1

E = Eo + 0,059 PI PI = -Log (I-)

Untuk EDTA (etilen diamin tetra asam acetat) = H4Y 2Hg+ + H4Y → Hg2Y2-
EDTA disingkat H4Y senyawa ini akan mengalami ionisasi melalui 4 tahap:

H4Y → H+ + H3Y- Ka1


H3Y- → H+ + H2Y2- Ka2
H2Y2- → H+ + HY3- Ka3
HY3- → H+ + Y4- Ka4
Maka jika EDTA bereaksi dengan suatu logam bervalensi 2 maka akan membentuk:

H4Y + Hg+ → HgH3Y + H+


HgH3Y + Hg+ → Hg2H2Y
Hg2H2Y terionosasi menadi Hg2H2Y → 2H+ + Hg2Y2-

atau dapat langsung dituliskan sebagai berikut:


2Hg+ + H4Y → Hg2Y2-
ELEKTRODA
Untuk EDTA (etilen diamin tetra asam acetat) = H4Y 2Hg+ + H4Y → Hg2Y2-

Hg2Y2- ↔ 2Hg(s) + Y4- Eo = 0,21 V

E = Eo – 0,059 Log (Y4-)


n (Hg2Y2-)
Karena (Hg2Y2-) sangat kecil dibandingkan konsentrasi analit atau konsentrasi (Y4-),
maka (Hg2Y2-) diabaikan. Hal ini disebabkan karena konsentrasi Hg2Y2- hamper terurai
semua.
Hampir semua Hg2Y2- terurai membentuk Y4- jadi konsentrasi Hg2Y2- sangat kecil
sehingga mendekati nol jadi bisa diabaikan.

E = Eo – 0,0591 Log (Y4-)


n
Untuk Hg2Y2-, Kf = 6,3 X 1021 dimana kompleks ini sangat stabil sehingga pembentukan
Y4- sangat kecil dibandingkan konsentrasi HgY2- sehingga Eo sebanding K. Bila Eo = K

E = Eo + 0,0591 PY = K + 0,0591 Log PY


2 2
CONTOH REAKSI ELEKTRODA
misalnya untuk reaksi Sel
Mg + 2 H+ → Mg2+ + H2 maka reaksi ini adalah reaksi redoks sbb:

Pada anode akan terjadi reaksi : Mg → Mg2+ + 2e (oksidasi) disingkat Anoks


Pada katode akan terjadi reaksi: 2 H+ + 2e → H2 (reduksi)

Pada anode rumusnya menjadi: Ered = Eo – 0,0591 log (H2)/(H+)2 disingkat Kared
n
Karena H2 adalaah merupakan gas maka konsentrasi sebanding dengan tekanan, dan n
adalah banyaknya electron yang terlibat dalam reaksi, maka rumus menjadi:

Ered = Eo – 0,0591 log P (H2)/(H+)2 P= tekanan dlm atm


2
Eoks = Eo – 0,0591 Log(Mg2+)/(Mg) Karena Mg adalah padatan maka tidak
n diperhitungkan dan n = 2 maka:

Eoks = Eo – 0,0591 Log (Mg2+)


2
Esel = Eoks + Ered = E anode + E katode
CONTOH
Contoh Soal
1.Berapakah E sel (voltase sel) dari reaksi sel sebagai berikut:
Pb + 2Ag+ → Pb2+ + 2Ag
Konsentrasi ion timbal diketahui 2,0 M dan ion perak 0,003 M.
Jwb:
Pb → Pb2+ + 2e Eoks = Eo Pb – 0,0591 Log (Pb2+)
2
= +0,13 – 0,0591/2 Log (2)
= 0,13 – 0,02955 (0,301)
= 0,13 – 0,008894 = 0,121106 V

2Ag+ + 2e → 2Ag Ered = Eo Ag – 0,0591 Log 1/(Ag+)2


2
= +0,8 – 0,02955 Log (1/0,003)2
= 0,8 – 0,02955 Log
= 0,8 – 0,02955. 5,0457
= 0,8 – 0,149 = 0,651 V

E sel = Eoks + E red = 0,121 + 0,651 = 0,772 V


GAMBARAN REAKSI ELEKTRODA

Di dalam elektroda apabila suatu logam dipasangkan dengan logam yang lain maka
logam logam tersebut dapat mengalami reaksi reduksi maupun oksidasi tergantung dari
pasangan logam logam tersebut. Apabila Cu dipasangkan dengan logam Zn pada
sebuah elektroda sel maka Cu akan mengalami reaksi reduksi sedangkan logam Za
akan mengalami reaksi oksidasi shingga reaksinya akan menjadi sebagai berikut:

Zn → Zn2+ + 2e Eo = + 0,76 V
Cu2+ + 2e → Cu Eo = + 0,34 +
Esel Zn + Cu2+ → Zn2+ + Cu Eo sel = + 1 V

Apabila logam Pb dipasangkan dengan logam Ag maka logam Ag akan mengalami


reaksi reduksi dan Pb akan mengalami reaksi oksidasi hal ini dilihat dari harga potensial
standar masing-masing reaksi pada logam tersebut untuk reaksi Pb2+/Pb harga
potensial standarnya adalah – 0,13 V sedangkan untuk reaksi Ag+/Ag harga potensial
standarnya adalah + 0,80 V, harga potensial standar untuk Pb2+/Pb jauh lebih kecil dari
harga potensial standar reaksi Ag+/Ag jadi kesimpulannya Pb2+/Pb akan cenderung
untuk melakukan reaksi oksidasi. Sehingga reaksi tersebut akan menjadi sebagai
berikut:
GAMBARAN REAKSI
ELEKTRODA
Pb → Pb2+ + 2e Eoks = Eo Pb – 0,0591 Log (Pb2+)
2

2Ag+ + 2e → 2Ag Ered = Eo Ag – 0,0591 Log 1/(Ag+)2


2

E sel = Eoks + E red

Hal ini berlaku juga untuk reaksi-reaksi yang lainnya, dan dari pasangan pasangan yang
lainnya.

Reaksi tersebut diatas dapat ditentukan berdasarkan harga-harga potensial standar


pada daftar 18.1 tersebut dibawah ini.
TABEL 18.1
GAMBARAN SKEMATIK REAKSI
ELEKTRODA
Contoh Reaksi
Pb,Pb2+ // Ag,Ag+ ini dapat ditulis dengan Pb/Pb2+ // Ag/Ag+

Tuliskan reaksi selnya:


Pb (s) → Pb2+ + 2e Oksidasi
2Ag+ + 2e → 2Ag(s) Reduksi
_____________________________
2Ag+ + Pb(s) → 2Ag(s) + Pb2+ Redoks

Gambaran skematik reaksi elektroda yang lain dapat dituliskan sebagai berikut:

Reaksi: Cu/CuSCN (sat’d) // SCN-/SCE

Reaksinya dapat dituliskan sbb:


CuSCN ↔ Cu+ + SCN-
Cu+ + e ↔ Cu (s)
ELEKTRODA GELAS
Elektroda gelas
Elektroda gelas ini biasanya digunakan untuk pengukuran derajat keasaman.
Gambaran untuk elektroda gelas kalomel sebagai berikut:

E = Q + 0,0591 log a1 Q = konstanta yang berisi 4 komponen


a2

E = Q - 0,0591 log a2 ESCE = Potensial elektroda reference


a1 untuk elektroda tunggal
ELEKTRODA
Q = EAg, AgCl – ESCE + Ej + Ea

Eag,AgCl = Potensial elektroda reference


Ej = Potensial penghubung Ea = Potensial asimetri
ESCE = Potensial elektroda reference untuk elektroda tunggal
Persamaan diatas dapat dituliskan secara sederhana sebagai berikut:

E = L + 0,0591 log a1 a1 = (H+)L = Konstanta potensial standar


E = L - 0,0591 PH
Reaksi Sel

AgCl (l) + e ↔ Ag(s) + Cl- Ag+ + e ↔ Ag(s)

E = Eo – 0,059 Log (Ag)


n (AgCl)

E = Eo – 0,059 Log 1 . = Eo + 0,0591 PCl


1 (AgCl)
ELEKTRODA
Penjenuhan dengan menggunakan ion Cl- maka ada hubungannya dengan hasil kali
kelarutan Ksp.

AgCl ↔ Ag+ + Cl-

Ksp = (Ag+) (Cl-) Apabila hasil kali kelarutannya melebihi harga Ksp maka
akan terjadi pengendapan/ terbentuk endapan
Untuk reaksi:

AgCl + e ↔ Ag(s) + Cl-

Maka sel tersebut dapat disusun dalam bentuk : Ag/AgCl (sat’d), Cl-(xM) // SCE
Apabila susunan selnya :
Fe/ Fe2+ (a=0,1) //Cd2+ (a=0,1M) /Cd
Maka reaksinya adalah:
Cd2+ + 2e ↔ Cd(s) Eo = -0,40 V
Fe2+ + 2e ↔ Fe(s) Eo = -0,44 V
Reaksi Sel Cd2+ + Fe(s) ↔ Cd(s) + Fe2+ Eosel = +0,04 V

Reaksi sel tersebut diatas diatas adalah reaksi2 yang mungkin di dlm sel elektroda
CONTOH SOAL

1.Hitung potensial standar untuk reaksi (EoCuSCN = ? ) bila diketahui ESCE = 0,244 V
Eo Cu+ = +0,521 V Konsentrasi (SCN-) = 1,0 M (keadaan standar Reaksi :

CuSCN (l) + e ↔ Cu (s) + SCN-

Ksp CuSCN = 4,8 x 10-15


a.Hitung potensial standarnya ?
b.Tuliskan gambaran secara skematik dari reaksi sel dengan elektroda indikator Cu
sebagai anode dan elektroda kalomel sbg katode yang dapat digunakan untuk
penentuan SCN- ?
c.Dengan menggunakan persamaan yang dihubungkan dengan pengukuran poten-
sial sel pada bagian (b) tentukan pSCN (dengan asumsi potensial penghubung
adalah nol) ?
d.Tentukan pSCN dari tiosianat yang berisi larutan yang dijenuhkan dengan CuSCN
yang digambarkan pada bagian (b) jika potensial yang dihasilkan adalah 0,411 V ?
JAWAB
Senyawa CuSCN akan sedikit terionisasi karena mempunyai harga Ksp yang kecil,
semakin kecil Ksp semakin kecil senyawa tersebut dapat terionsasi.

a). CuSCN ↔ Cu+ + SCN-


Ksp = (Cu+)(SCN-) = 4,8 x 10-15
Reaksi:
Cu+ + e ↔ Cu(s)

EoCuSCN = EoCu+ – 0,0591 Log (Cus) = EoCu – 0,0591 log 1/(Cu+)


1 (Cu+)

EoCuSCN = EoCu+ – 0,0591 Log (SCN-)/(Cu+)(SCN-)


= EoCu+ – 0,0591 Log (SCN-)/Ksp
Karena dalam keadaan standar maka (SCN-) = 1,0 M maka:

= 0,521 - 0,0591 Log 1 / 4,8 x 10-15


= 0,521 – 0,0591 Log 0,2 . 10-15 = 0,521 – 0,0591 Log 2 . 10-14
= 0,521 – 0,0591 { Log 2 + Log 10-14 }
= 0,521 – 0,845 = - 0,324 V
JAWAB
b). Gambaran skematik reaksi sel

Cu/SCN (sat’d), SCN- // SCE


c). pSCN = ?
Reaksi CuSCN(s) + e ↔ Cu(s) + SCN-
Esel = ESCE – { EoCuSCN – 0,0591 Log (SCN-)
1
= ESCE – EoCuSCN + 0,0591 Log (SCN-)
= ESCE – EoCuSCN - 0,0591 pSCN
0,0591 pSCN = ESCE – EoCuSCN - Esel

pSCN = ESCE – EoCuSCN - Esel


__________________
0,0591
= 0,244 V + 0,324 – Esel
___________________
0,0591
Bila potensial yang dihasilkan (Esel) = 0,411 V
d). pSCE = 0,244 V + 0,324 V – 0,411 V = 2,66
0,0591
CONTOH SOAL
COULOMETRI

Anda mungkin juga menyukai