M. Tang, ST.,M.PKim
Dosen Pengampu MK
POKOK BAHASAN
1. REAKSI REDUKSI – OKSIDASI
2. SEL ELEKTROKIMIA
3. HUKUM PARADAY
4. SEL ELEKTROLISIS
5. ELEKTROLISIS DALAM INDUSTRI
6. ELEKTRODA
7. TERMODINAMIKA SEL ELEKTROKIMIA
8. PERSAMAAN NERNST
9. APLIKASI SEL ELEKTROKIMIA
10. KOROSI
Reaksi Reduksi Oksidasi
Reaksi Redoks
Pengertian Reduksi – Oksidasi
Cu2+(aq) + 2 e- Cu (s)
▪ Oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron atau peningkatan bilangan oksidasi
▪ Contoh reaksi oksidasi
Zn (s) Zn2+ (aq) + 2 e-
0 +2
Reaksi Redoks
▪ Reaksi Redoks adalah reaksi di dalamnya terjadi serah terima elektron antar zat
▪ Contoh ;
Cu2+ (aq) + 2e- Cu (s)
Zn (s) Zn2+ (aq) + 2e-
+
Cu2+ (aq) + Zn (s) Cu (s) + Zn2+ (aq)
+2 0
+2
0
Menerima Oksigen
Kehilangan Oksigen
Kehilangan Hidrogen
Menerima Hidrogen
▪ Reaksi autoredoks atau reaksi disproporsionasi adalah reaksi ketika suatu zat
mengalami reaksi reduksi dan reaksi oksidasi secara serentak.
▪ Terjadi apabila senyawa tunggal dioksidasi dan direduksi
▪ Zat pengoksidasi (oksidator) adalah zat yang melakukan oksidasi, mengambil elektron dari zat
yang teroksidasi.
▪ Zat pereduksi (reduktor) adalah zat yang melakukan reduksi memberikan elektron kepada zat yang
tereduksi.
▪ Kekuatan relatif reduktor dan oksidator
Semua nilai adalah relatif terhadap elektroda hidrogen standar (referensi)
2H+ (aq, 1 M) + 2e H2 (g, 1 atm)
Menurut konvensi semua setengah reaksi ditulis sebagai reaksi reduksi artinya semua reaktan
pengoksidasi dan semua produk pereduksi
Nilai Eo yang diberikan adalah setengah reaksi tertulis, semakin positif nilainya semakin besar
kecenderungan reaksi tersebut terjadi
Nilai Eo memiliki nilai yang sama tetapi berbeda tanda jika reaksinya kita balik
Berdasarkan tabel semakin keatas semakin oksidator dan semakin kebawah semakin reduktor
CONTOH
12
Sel Elektrokimia
Pengertian Elektrokimia
1. Reversibel 2. Irreversibel
Li K Ba Ca Na Mg Al Zn Cr Fe Ni Si Pb (H) Cu Hg Ag Pt Au
▪ Massa zat yang terjadi akibat reaksi kimia pada elektroda, berbanding lurus dengan jumlah listrik
yang lewat larutan selama elektrolisis. ( I = arus listrik, q = muatan, F = tetapan Faraday, t = waktu)
𝐸 𝑞
𝑞 = . 𝑖. 𝑡 𝐸 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 𝐼=
𝐹 𝑡
𝐵𝐴 𝑖 . 𝑡 𝐼𝑡
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑛 𝑚𝑜𝑙 𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑛 =
𝑞= . 96.494 𝐶 𝑚𝑜𝑙 −1
𝑛 𝐹
▪ 1 coulomb = 1,118 mg perak, untuk mengendapkan 1 grek Ag atau 107,880 g perak, diperlukan
107,880
= 96.494 𝑐𝑜𝑢𝑙𝑜𝑚𝑏 1 𝑓𝑎𝑟𝑎𝑑𝑎𝑦 = 96.494 𝑐𝑜𝑢𝑙𝑜𝑚𝑏
0,001118
Hukum Faradat II
▪ Massa berbagai zat yang terjadi selama elektrolisis, berbanding lurus dengan berat ekuivalennya
𝑖 𝑖 𝑖 𝑖
1. Penggunaan Katalisator
• Misal : H2SO4 dan KOH
2. Luas Permukaan Tercelup
• Semakin banyak luas yang semakin banyak menyentuh elektrolit maka semakin
mempermudah suatu elektrolit untuk mentransfer elektronnya
3. Sifat Logam Bahan Elektroda
• Penggunaan medan listrik pada logam dapat menyebabkan seluruh electron bebas bergerak
dalam metal, sejajar, dan berlawanan arah dengan arah medan listrik
4. Konsentrasi Pereaksi
• Semakin besar konsentrasi suatu larutan pereaksi maka akan semakin besar pula laju reaksinya
Elektrolisis Air
▪ Elektrolisis air adalah peristiwa penguraian senyawa air (H2O) menjadi oksigen
(O2) dan hidrogen gas (H2) dengan menggunakan arus listrik yang melalui air
tersebut
▪ Faktor yang memperngaruhi elektrolisis air :
▪ a. Kualitas Elektrolit
▪ b. Suhu
▪ c. Tekanan
▪ d. Resistansi Elektrolit
▪ e. Material dari elektroda
▪ f. Material pemisah
▪ Elektrolit asam, di anoda : H2O ½ O2 + 2H+ + 2e-
di katoda : 2H+ + 2e- H2
total : H2O H2 + ½ O2
▪ Elektrolit basa, di katoda : 2H2O + 2e- H2 + 2OH-
di anoda : 2OH- ½ O2 + H2O + 2e-
total : H2O H2 + ½ O2
Elektrolisis Dalam
Industri
Industri Logam Na Dan Gas Cl2
▪ Aluminium murni diperoleh dari elektrolisis leburan Al2O3 yang berasal dari bijih bauksit.
Pada elektrolisis Al O digunakan elektrode grafit (C) dan kriolit (Na AlF ) yang berfungsi
2 3 3 6
menurunkan titik lebur Al2O3.
▪ Reaksi elektrolisis:
Al2O3(l) Al (aq) + 3 O (aq) ×2
▪ Saat ini banyak produk industri yang berasal dari pelapisan logam
yang disebut penyepuhan (electroplating). Tujuan utama dari
penyepuhan adalah untuk keindahan dan mencegah korosi.
▪ Reaksi elektrolisis:
AgNO3(aq) Ag (aq) + NO3 (aq)
Katode (Cu) : Ag (aq) + e Ag(s)
▪ Reaksi elektrolisis:
CuSO4 (aq) Cu (aq) + SO4 (aq)
Katode (–) : Cu (aq) + 2 e Cu(s)
Anode (+) : Cu(s) Cu (aq) + 2 e
Elektroda dalam sel elektrokimia dapat disebut sebagai anoda atau katoda.
- Anoda merupakan elektroda di mana elektron datang dari sel elektrokimia
sehingga oksidasi terjadi
- Katoda merupakan elektroda di mana elektron memasuki sel elektrokimia
sehingga reduksi terjadi.
Setiap elektroda dapat menjadi sebuah anoda atau katoda tergantung dari
tegangan listrik yang diberikan ke sel elektrokimia tersebut. Elektroda bipolar
adalah elektroda yang berfungsi sebagai anoda dari sebuah sel elektrokimia dan
katoda bagi sel elektrokimia lainnya.
Pembagian Elektroda
a. Logam-ion logam
b. Amalgama
c. Non metal-non gas
d. Gas
e. Logam-logam tidak larut
f. Logam-oksida tidak larut
g. Oksida-Reduksi
Potensial Elektroda
𝑅𝑇 𝑜 𝑅𝑇
= 𝐸𝑜 𝑍𝑛 − ln 𝑎𝑍𝑛++ + 𝐸𝑘𝑎𝑙 − ln(𝑎𝐶𝑙− )2
2𝐹 2𝐹
𝑜𝑘𝑠𝑖𝑑𝑎𝑠𝑖 𝑟𝑒𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
𝑜 𝑜 𝑅𝑇 2
= 𝐸𝑍𝑛 + 𝐸𝑘𝑎𝑙 − ln 𝑎𝑍𝑛2+ 𝑎𝑐𝑙−
2𝐹
Contoh
Zn++ (a = 0,1) + 2 e Zn
𝑜
0,0591 𝑎𝑍𝑛
𝐸𝑍𝑛 = 𝐸𝑍𝑛 − log ; 𝑎𝑍𝑛 = 1
2 𝑎𝑍𝑛2+
𝑎𝑍𝑛2+ = 0,1
𝑟𝑒𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
0,0591
= −0,7618 + log 𝑎𝑍𝑛2+
2
= −0,7618 − 0,0296
= −0,7914 𝑣𝑜𝑙𝑡
Potensial Elektroda Standar
▪ Suatu sel tembaga-perak dengan potensial terbaca 0,46 volt. Diketahui E0 sel
Ag+/Ag = 0,80 V dan E0sel Cu2+/Cu = 0,34 V. Tunjukkanlah bahwa sel dalam
keadaan standar
▪ Penyelesaian
▪ Sebagai katoda Ag dan anoda Cu sehingga
▪ E0sel = E0Ag+/Ag –E0Cu2+/Cu
▪ E0sel = 0,80 V –0,34 V = 0,46 V
▪ Potensial yang terbaca juga 0,46 V. Jadi sel dalam kondisi
Termodinamika Sel
Elektrokimia
Kerja Listrik
▪ Satu joule ialah kerja yang dilakukan bila listrik 1 ampere dilewatkan selama 1 detik, melalui
konduktor dengan beda potensial 1 Volt
𝑊 = −𝐸 . 𝐼 . 𝑡 = −𝐸 . 𝑄
𝑄 = 𝐼. 𝑡 Tanda negatif muncul karena konvensi
termodinamika
𝑊 = 𝐸 .𝐼 .𝑡 = 𝐸 .𝑄
▪ Termodinamika menunjukkan sebuah hubungan penting antara perubahan energi bebas (∆G), dari
suatu reaksi kimia spontan pada suhu dan tekanan konstan, serta kerja listrik maksimum yang
mampu dihasilkan dari reaksi
−𝑊𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘.𝑚𝑎𝑘𝑠 = ∆𝐺 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑃 𝑑𝑎𝑛 𝑇 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
▪ Jika sel difungsikan takreversibel (arus yang besar dimungkinkan untuk mengalir)
∆𝐺 = 𝑊𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘.𝑟𝑒𝑣
▪ Jika sel difungsikan reversibel
Atau 𝑜 𝑅𝑇
𝐸𝑠𝑒𝑙 = 𝐸𝑠𝑒𝑙 − 2,303 log 𝐾
𝑛𝐹
𝑜 𝑎𝐻+
Dan 𝐸𝑠𝑒𝑙 = 𝐸𝑠𝑒𝑙 − 0,0592 log
𝑃𝐻2
𝑃𝑜
▪ Tetapan kesetimbangan
𝑛
log 𝐾 = 𝐸𝑜
0,0592
Contoh
▪ Menurut Sorenson
pH = - log [H+]
pH = - log aH+
▪ pH diukur dengan elektroda pengukur dan elektroda pembanding
▪ Elektroda pengukur Elektroda Kaca
▪ Elektroda pembanding Elektroda Kalomel
▪ Notasi sel
Pt|H2(g)|H+(aH+)||Cl-|Hg2Cl2|Hg
▪ Reaksi setengah sel
½ Hg2Cl2 + e Hg + Cl- Eo = 0,2802 V
H+ + e ½ H2(g) Eo = 0,0000 V
▪ Persamaan Nernst
𝑜 𝑅𝑇
𝐸𝑠𝑒𝑙 = 𝐸𝑠𝑒𝑙 − 2,303 log 𝐾
𝑛𝐹
𝑜 𝑅𝑇 𝑜𝑘𝑠
𝐸𝑠𝑒𝑙 = 𝐸𝑠𝑒𝑙 − 2,303 log
𝑛𝐹 𝑟𝑒𝑑
Untuk reaksi sel elektroda kaca dan elektroda kalomel
𝑜 𝑅𝑇
𝐸𝑠𝑒𝑙 = 𝐸𝑠𝑒𝑙− 2,303 log 𝐾
𝑛𝐹
𝑜 𝑎𝐻+
𝐸𝑠𝑒𝑙 = 𝐸𝑠𝑒𝑙 − 0,0592 log
𝑃𝐻2
𝑃𝑜
▪ Jika 𝑃𝐻2 = 𝑃𝑜
𝑜
𝐸𝑠𝑒𝑙 = 𝐸𝑠𝑒𝑙 − 0,0592 log 𝑎𝐻+
𝐸 − 0,2802
𝑝𝐻 =
0,0592
▪ Keseluruhan sel: Ag|AgCl|Cl-+ H3O+(1,0 M)|kaca|H3O+(var)||Cl-
(sat)|Hg2Cl2(s)|Hg|Pt
▪ Setengah reaksi: 2Ag(s) + 2Cl-(1,0 M) 2AgCl(s) + 2e- (anoda)
▪ H3O+(1,0 M) H3O+(var)
▪ Hg2Cl2(s) + 2e 2Hg(l) + 2Cl-(sat) (katoda)
▪ Persamaan Nernst untuk sel pH meter
0,0592 𝑉
𝑜
∆𝐸 − ∆𝐸(𝑟𝑒𝑓)
𝐸=𝐸 − log 𝑝𝐻 = 𝐸 = 𝐸 𝑟𝑒𝑓 + 0,0592 𝑝𝐻
𝑛 0,0592
𝐸 − 𝐸(𝑟𝑒𝑓)
𝑝𝐻 =
0,0592
Aplikasi Sel Elektrokimia
ACCU
▪ Reaksi:
Anoda: Zn(s) Zn2+(aq) + 2e
Katoda: 2 MnO2(s) + 2NH4+(aq) + 2e- Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l)
Zn(s) +2 MnO2(s) + 2NH4+(aq) Zn2++ Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l)
- Aki sekunder
- Diisi ulang dengan cara memberikan potensial luar yang berlawanan arah dengan arus
yang mengalir dalam sel
▪ Aki : Bila bahan kimia habis, aki harus diisiulang atau dibuang
▪ Sel bahan bakar : Dirancang untuk operasi kontinu, dengan reaktan yang disuplai dan
produk diambil secara kontinu
▪ Contoh sel bahan bakar : sel bahan bakar hidrogen-oksigen, yang digunakan pada misi ruang
angkasa Amerika
▪ Anoda ( karbon berpori, berisi nikel ) : H2(g) + 2OH-(aq) → 2H2O(l) + 2e
▪ Katoda(karbon berpori berisi nikel : ½O2(g) + H2O(l) + 2e- → 2OH2
H2(g) +O2(g) → 2H2O(l)
Kelebihan dan Kerugian
▪ Dalam deret volta, dari kiri ke kanan kereaktifan logam terhadap asam akan
berkurang (semakin kecil),
Adanya debu karbon (C), hasil pembakaran batu bara dan kayu berpeluang besar
menyebabkan terjadinya korosi. Baja yang merupakan campuran homogen besi –
karbon (Fe + C) sangat rentan terhadap terjadinya korosi secara cepat.
berikut.
Apabila karbon menempel pada besi atau baja besi maka yang terjadi sebagai
▪ 4. Pada proses korosi besi berlangsung reaksi elektrokimia seperti pada sel
Volta.
Reaksi korosi besi sebagai berikut.
▪ Untuk mencegah
sebagai berikut.
terjadinya korosi, dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain
▪ 1. Mencegah kontak langsung logam dengan zat-zat kimia yang korosif seperti H2O(l),
CO2(g), O2(g), asam-asam, NaCl, dan sebagainya. Caranya adalah melapisi logam dengan
cat.
▪ 3. Membuat aloi (campuran logam-logam secara homogen), misalnya stainless steel yang
merupakan campuran homogen logam-logam Fe, Ni, Cr. Kandungan logam Cr 12% sampai
dengan 18% akan melindungi Fe dan Ni dari korosi, karena Cr mudah teroksidasi
membentuk lapisan tipis Cr2O3 yang kuat dan transparan sehingga stainless steel tetap
mengilap.
▪ 4. Memberi perlindungan katode (proteksi katodik).
Adanya logam-logam (pipa dan tangki minyak) dan zat elektrolit di dalam lapisan tanah
mendorong proses reaksi elektrokimia. Untuk itu, diupayakan agar pipa dan tangki dari logam
besi tidak terlibat pada proses reaksi redoks. Caranya adalah dengan menanam logam yang
lebih reaktif daripada logam besi (berdasarkan deret Volta). Jadi, besi terlindungi karena
dijadikan katode, sedangkan logam pelindungnya (anode) dikorbankan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa logam yang paling sesuai untuk proteksi katodik adalah logam Mg.
TERIMA KASIH
KAMPUS UNIVERSITAS BOSOWA
Jalan Urip Sumoharjo Km. 4
Makassar-Sulawesi Selatan 90231
Telp. 0411 452 901 – 452 789
Faks. 0411 424 568
E-mail: info@universitasbosowa.ac.id
http://www.universitasbosowa.ac.id