Anda di halaman 1dari 79

ELEKTROKIMIA

M. Tang, ST.,M.PKim

Dosen Pengampu MK
POKOK BAHASAN
1. REAKSI REDUKSI – OKSIDASI
2. SEL ELEKTROKIMIA
3. HUKUM PARADAY
4. SEL ELEKTROLISIS
5. ELEKTROLISIS DALAM INDUSTRI
6. ELEKTRODA
7. TERMODINAMIKA SEL ELEKTROKIMIA
8. PERSAMAAN NERNST
9. APLIKASI SEL ELEKTROKIMIA
10. KOROSI
Reaksi Reduksi Oksidasi
Reaksi Redoks
Pengertian Reduksi – Oksidasi

▪ Reduksi adalah reaksi penerimaan elektron atau penurunan bilangan oksidasi


▪ Contoh Reaksi Reduksi
+2 0

Cu2+(aq) + 2 e- Cu (s)
▪ Oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron atau peningkatan bilangan oksidasi
▪ Contoh reaksi oksidasi
Zn (s) Zn2+ (aq) + 2 e-

0 +2
Reaksi Redoks

▪ Reaksi Redoks adalah reaksi di dalamnya terjadi serah terima elektron antar zat
▪ Contoh ;
Cu2+ (aq) + 2e- Cu (s)
Zn (s) Zn2+ (aq) + 2e-
+
Cu2+ (aq) + Zn (s) Cu (s) + Zn2+ (aq)
+2 0
+2
0
Menerima Oksigen
Kehilangan Oksigen

Kehilangan Hidrogen
Menerima Hidrogen

Kehilangan Elektron Menerima Elektron

Kenaikan Bilos Penurunan Bilos


Reaksi Autoredoks

▪ Reaksi autoredoks atau reaksi disproporsionasi adalah reaksi ketika suatu zat
mengalami reaksi reduksi dan reaksi oksidasi secara serentak.
▪ Terjadi apabila senyawa tunggal dioksidasi dan direduksi

2 H2O2(l) → 2 H2O(l) + O2(g)


−𝟏 −𝟐 𝟎

▪ Oksigen dalam H2O2 dioksidasi menjadi O2 dan sebagian direduksi menjadi


H2 O
Reduktor dan Oksidator

▪ Zat pengoksidasi (oksidator) adalah zat yang melakukan oksidasi, mengambil elektron dari zat
yang teroksidasi.
▪ Zat pereduksi (reduktor) adalah zat yang melakukan reduksi memberikan elektron kepada zat yang
tereduksi.
▪ Kekuatan relatif reduktor dan oksidator
Semua nilai adalah relatif terhadap elektroda hidrogen standar (referensi)
2H+ (aq, 1 M) + 2e  H2 (g, 1 atm)
Menurut konvensi semua setengah reaksi ditulis sebagai reaksi reduksi artinya semua reaktan
pengoksidasi dan semua produk pereduksi
Nilai Eo yang diberikan adalah setengah reaksi tertulis, semakin positif nilainya semakin besar
kecenderungan reaksi tersebut terjadi
Nilai Eo memiliki nilai yang sama tetapi berbeda tanda jika reaksinya kita balik
Berdasarkan tabel semakin keatas semakin oksidator dan semakin kebawah semakin reduktor
CONTOH

▪ Identifikasikan manakah reduktor dan oksidator pada reaksi berikut :


a.MnO2(s) + H2(g) Mn2O3(s) + H2O(l)
b.Ca(s) + Cl2(g) CaCl2(s)
c.2H2 + O2(g) 2H2O(l)
▪ Penyelesaian
a. H2 sebagai reduktor karena mengalami kenaikan biloks dan MnO2 sebagai oksidator
karena mengalami penurunan biloks
b. Ca sebagai reduktor dan Cl2 sebagai oksidator
c. H2 sebagai reduktor dan O2 sebagai oksidator
Membalanskan Persamaan Oksidasi-Reduksi
▪ Reaksi pelarutan tembaga(II) sulfida dalam larutan asam nitrat dalam air
CuS(s) + NO3-(aq) Cu2+(aq) + SO42-(aq) + NO(g)
▪ Tahap1 Tulis dua setengan reaksi yang belum dibalanskan dari spesies yang dioksidasi dan direduksi
CuS Cu2+ + SO42-
NO3- NO
▪ Tahap2 Masukkan koefisien untuk menyamakan jumlah atom, kecuali oksigen dan hidrogen Dalam
kasus ini, jumlah atom Cu, S, dan N sudah balans
▪ Tahap3 Balanskan oksigen dengan menambahkan H2O
CuS + 4H2O Cu2+ + SO42-
NO3- NO + 2H2O
▪ Tahap 4 Balanskan hidrogen. Untuk larutan asam, tambahkan H3O+ ke tiap sisi yang “kekurangan”
hidrogen dan H2O ke sisi lain. Untuk larutan basa, tambahkan H2O ke sisi yang “kekurangan”
hidrogen dan OH- ke sisi lain
CuS + 12H2O Cu2+ + SO42- + 8H3O+
NO3- + 4H3O+ NO + 6H2O
▪ Tahap 5 Balanskan muatan dengan menambahkan e- (elektron)
CuS + 12H2O Cu2+ + SO42- + 8H3O+ + 2e-
NO3- + 4H3O+ + 3e- NO + 6H2O
▪ Tahap 6 Kalikan kedua setengah-reaksi dengan bilangan yang dipilih untuk membuat jumlah
elektron yang diberikan oleh oksidasi sama dengan jumlah yang diperlukan pada reduksi.
Kemudian tambahkan kedua setengah-reaksi, yang menghilangkan elektron. Jika H3O+, OH-, atau
H2O muncul dikedua persamaan akhir, hilangkan duplikatnya.
▪ Dalam kasus ini, setengah-reaksi oksidasi dikalikan 3 dan setengah-reaksi reduksi dikalikan 8,
sehingga
3 CuS + 36 H2O 3 Cu2+ + 3 SO42- + 24 H3O+ + 24 e-
8 NO3- + 32 H3O+ + 24 e- 8 NO + 48 H2O

3 CuS + 8 NO3- + 8 H3O+ 3 Cu2+ + 3 SO42- + 8 NO + 12 H2O

12
Sel Elektrokimia
Pengertian Elektrokimia

▪ Elektrokimia merupakan ilmu yang


mempelajari hubungan antara perubahan
(reaksi) kimia dengan kerja listrik, biasanya
melibatkan sel elektrokimia yang menerapkan
prinsip reaksi redoks dalam aplikasinya.
Sel Elelktrokimia

▪ Sel elektrokimia mempunyai dua fungsi yaitu:


▪ Mengubah tenaga kimia menjadi tenaga listrik
 Mengabah tenaga listrik menjadi tenaga kimia

Misal : - sel kering (accumulator)


- pengisian accu (elektrolisis)
Sel adalah susunan dua elektroda dengan elektrolit, yang menhasilkan tenaga
listrik akibat reaksi kimia dalam sel.
Battery ialah gabungan dua sel atau lebih dalam susunan paralel atau seri
Sifat Sel

1. Reversibel 2. Irreversibel

▪ Bila dalam sel bersifat reversibel ▪ Kebalikan dari sifat reversibel


▪ Proses dapat dibalik, hanya dengan Zn / H2SO4 / Ag
tenaga luar yang sedikit lebih besar
Zn + H2SO4 ZnSO4 + H2
Zn/Zn Cl2/Ag Cl/Ag
▪ Bila ada tenaga luar
Zn Zn2+ + 2e-

2 AgCl (s) + 2e- 2 Ag + 2 Cl-

Zn + 2 AgCl (s) 2 Ag + Zn2+ + 2 Cl-


Sel Volta Dan Sel
Elektrolisa
Sel Galvani (Sel Volta)

▪ Sel galvani (sel volta) merupakan sel elektrokimia


yang dapat menghasilkan energi listrik yang
disebabkan oleh terjadinya reaksi redoks yang
spontan
▪ Sel Galvani tembaga – perak
▪ Setengah reaksi oksidasi sebelah kiri
Cu (s) Cu2+(aq) + 2e-
▪ Setengah reaksi reduksi sebelah kanan
Ag+(aq) + 2e- Ag (s)

▪ Secara skematis dapat ditulis


Cu│C2+ ║ Ag+│Ag
Sel Galvani
Deret Volta

Li K Ba Ca Na Mg Al Zn Cr Fe Ni Si Pb (H) Cu Hg Ag Pt Au

▪ Makin ke kanan, mudah direduksi sukar dioksidasi


▪ Makin ke kiri, mudah dioksidasi sukar direduksi
Hukum Faraday
Hukum Faraday I

▪ Massa zat yang terjadi akibat reaksi kimia pada elektroda, berbanding lurus dengan jumlah listrik
yang lewat larutan selama elektrolisis. ( I = arus listrik, q = muatan, F = tetapan Faraday, t = waktu)

𝐸 𝑞
𝑞 = . 𝑖. 𝑡 𝐸 = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 𝐼=
𝐹 𝑡
𝐵𝐴 𝑖 . 𝑡 𝐼𝑡
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑛 𝑚𝑜𝑙 𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑛 =
𝑞= . 96.494 𝐶 𝑚𝑜𝑙 −1
𝑛 𝐹
▪ 1 coulomb = 1,118 mg perak, untuk mengendapkan 1 grek Ag atau 107,880 g perak, diperlukan
107,880
= 96.494 𝑐𝑜𝑢𝑙𝑜𝑚𝑏 1 𝑓𝑎𝑟𝑎𝑑𝑎𝑦 = 96.494 𝑐𝑜𝑢𝑙𝑜𝑚𝑏
0,001118
Hukum Faradat II

▪ Massa berbagai zat yang terjadi selama elektrolisis, berbanding lurus dengan berat ekuivalennya

𝑖 𝑖 𝑖 𝑖

𝐶𝑢𝑆𝑂4 𝐴𝑔𝑁𝑂3 𝐻𝐶𝑙


▪ Berat Cu : berat Ag : berat Cl2 = BECu : BEAg : BECl
▪ Menurut Millikan muatan 1 elektron = 1,602 x 10-19 coulomb.
▪ Jadi jumlah elektron dalam 1 Faraday
96.494 23
−19
= 6,023 𝑥 10 𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑛 (𝐵𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐴𝑣𝑜𝑔𝑎𝑑𝑟𝑜)
1,602 𝑥 10
𝐸
𝑞= .𝐼 .𝑡
𝐹
Sel Elektrolisis
Sel Elektrolisis

▪ Elektrolisis merupakan elektrokimia yang menggunakan energi


listrik agar reaksi kimia dapat terjadi
▪ Katoda bermuatan negatif, sedangkan anoda bermuatan positif
Katoda Sn2+(aq) + 2 e- Sn(s)
Anoda Cu(s) Cu2+(aq) + 2 e-
Sn2+(aq) + Cu(s) Cu2+(aq) + Sn(s)
▪ MgCl2 Mg2+ + 2 Cl
Katoda Mg2+ + 2e- Mg
anoda 2Cl Cl2 + 2e-
MgCl2 Mg2+ + Cl2
▪ Reduksi terjadi di ketoda (kutub negatif)
▪ Oksidasi terjadi di anoda (kutub positif)
▪ Reaksi Pada Katode
Ion positif akan mengalami reduksi, kecuali kation (+) yang berasal dari logam
IA,IIA, dan Mn dalam larutan air tidak mengalami reduksi, yang mengalami
reduksi adalah H2O, Reaksinya:
2H20 + 2e  H2 + 2OH-
Ion logam IA,IIA.Al, dan Mn berbentuk lelehan (leburan) akan mengalami
reduksi
▪ Reaksi Pada Anode
Ion negatif akan mengalami oksidasi jika elektrodanya nonaktif (Pt dan C). Ion
negatif yang mengandung O (SO42-,MnO4-,NO3-,dll) tidak mengalami oksidasi,
yang mengalami oksidasi adalah H2O
Reaksi : 2H2O  4H+ + O2 + 4e
Jika elektrode anode merupakan logam aktif (selain Pt dan C) yang mengalami
Oksidasi adalah elektrode tersebut.
Faktor yang mempengaruhi elektrolisis

1. Penggunaan Katalisator
• Misal : H2SO4 dan KOH
2. Luas Permukaan Tercelup
• Semakin banyak luas yang semakin banyak menyentuh elektrolit maka semakin
mempermudah suatu elektrolit untuk mentransfer elektronnya
3. Sifat Logam Bahan Elektroda
• Penggunaan medan listrik pada logam dapat menyebabkan seluruh electron bebas bergerak
dalam metal, sejajar, dan berlawanan arah dengan arah medan listrik
4. Konsentrasi Pereaksi
• Semakin besar konsentrasi suatu larutan pereaksi maka akan semakin besar pula laju reaksinya
Elektrolisis Air

▪ Elektrolisis air adalah peristiwa penguraian senyawa air (H2O) menjadi oksigen
(O2) dan hidrogen gas (H2) dengan menggunakan arus listrik yang melalui air
tersebut
▪ Faktor yang memperngaruhi elektrolisis air :
▪ a. Kualitas Elektrolit
▪ b. Suhu
▪ c. Tekanan
▪ d. Resistansi Elektrolit
▪ e. Material dari elektroda
▪ f. Material pemisah
▪ Elektrolit asam, di anoda : H2O ½ O2 + 2H+ + 2e-
di katoda : 2H+ + 2e- H2
total : H2O H2 + ½ O2
▪ Elektrolit basa, di katoda : 2H2O + 2e- H2 + 2OH-
di anoda : 2OH- ½ O2 + H2O + 2e-
total : H2O H2 + ½ O2
Elektrolisis Dalam
Industri
Industri Logam Na Dan Gas Cl2

▪ Logam Na dan gas Cl2 dapat diperoleh dari leburan NaCl.


▪ Reaksi elektrolisis:
NaCl(l) Na (l) + Cl (l) ×2
Katode (–) : Na (l) + 2 e- Na(l) ×2
Anode (+) : 2 Cl (l) Cl2(g) + 2 e-

Reaksi sel : 2 NaCl(l) 2 Na(l) + Cl2(g)


Industri Aluminium

▪ Aluminium murni diperoleh dari elektrolisis leburan Al2O3 yang berasal dari bijih bauksit.
Pada elektrolisis Al O digunakan elektrode grafit (C) dan kriolit (Na AlF ) yang berfungsi
2 3 3 6
menurunkan titik lebur Al2O3.

▪ Reaksi elektrolisis:
Al2O3(l) Al (aq) + 3 O (aq) ×2

Katode (–) : Al (aq) + 3 e Al(l) ×4

Anode (+) : O (aq) O2(g) + 4 e ×3

Reaksi sel : 2 Al2O3(l) 4 Al(l) + 3 O2(g)


Penyepuhan (Electroplating)

▪ Saat ini banyak produk industri yang berasal dari pelapisan logam
yang disebut penyepuhan (electroplating). Tujuan utama dari
penyepuhan adalah untuk keindahan dan mencegah korosi.

▪ Reaksi elektrolisis:
AgNO3(aq) Ag (aq) + NO3 (aq)
Katode (Cu) : Ag (aq) + e Ag(s)

Anode (Ag) : Ag(s) Ag (aq) + e


Ag(s) (anode) Ag(s) (katode)
Pemurnian Logam

▪ Proses pemurnian logam secara elektrolisis adalah proses


memperoleh logam murni dari logam yang tidak murni atau
logam kotor dengan cara elektrolisis. Misalnya pemurnian
tembaga dari tembaga tidak murni.

▪ Reaksi elektrolisis:
CuSO4 (aq) Cu (aq) + SO4 (aq)
Katode (–) : Cu (aq) + 2 e Cu(s)
Anode (+) : Cu(s) Cu (aq) + 2 e

Cu(s) (anode) Cu(s) (katode)


ELEKTRODA
Elektroda

 Elektroda dalam sel elektrokimia dapat disebut sebagai anoda atau katoda.
- Anoda merupakan elektroda di mana elektron datang dari sel elektrokimia
sehingga oksidasi terjadi
- Katoda merupakan elektroda di mana elektron memasuki sel elektrokimia
sehingga reduksi terjadi.
Setiap elektroda dapat menjadi sebuah anoda atau katoda tergantung dari
tegangan listrik yang diberikan ke sel elektrokimia tersebut. Elektroda bipolar
adalah elektroda yang berfungsi sebagai anoda dari sebuah sel elektrokimia dan
katoda bagi sel elektrokimia lainnya.
Pembagian Elektroda
a. Logam-ion logam
b. Amalgama
c. Non metal-non gas
d. Gas
e. Logam-logam tidak larut
f. Logam-oksida tidak larut
g. Oksida-Reduksi
Potensial Elektroda

Potensial Elektroda merupakan ukuran terhadap besarnya


kecenderungan suatu unsur untuk melepaskan atau mempertahankan
elektron.
▪ Potensial elektroda dipengaruhi oleh :
- Jenis Elektroda
- Temperatur
- Aktivitas ion dari larutan
Perhitungan Elektroda Sel
Catatan :
▪ Pada suhu 25oC
E° = potensial reduksi standar (volt)
𝐸 𝑜 𝑠𝑒𝑙 = 𝐸 𝑜 𝑟𝑒𝑑 − 𝐸 𝑜 𝑜𝑘𝑠 R = tetapan gas - [ volt.coulomb/mol.°K] = 8.314
T = suhu mutlak (°K)
𝑅𝑇
𝐸 𝑠𝑒𝑙 = 𝐸𝑜 𝑠𝑒𝑙 − ln 𝑎 n = jumlah elektron
𝑛𝐹 F = 96.500 coulomb
0,0591 a = [bentuk oksidasi]/[bentuk reduksi]
𝐸 𝑠𝑒𝑙 = 𝐸𝑜 𝑠𝑒𝑙 − log 𝑎
𝑛
Contoh Hg2Cl2(s) + 2 e- 2Hg + 2 Cl-
Zn Zn++ + 2 e- 𝑅𝑇
𝐸𝑍𝑛 = 𝐸𝑜 𝑍𝑛 − ln(𝑎𝐶𝑙− )2
𝑅𝑇 2𝐹
𝐸𝑍𝑛 = 𝐸𝑜 𝑍𝑛 − ln 𝑎𝑍𝑛++
2𝐹
Zn Zn++ + 2 e-
Hg2Cl2(s) + 2 e- 2Hg + 2 Cl-

Zn + Hg2Cl2(s) 2Hg + 2 Cl- + Zn++

𝑅𝑇 𝑜 𝑅𝑇
= 𝐸𝑜 𝑍𝑛 − ln 𝑎𝑍𝑛++ + 𝐸𝑘𝑎𝑙 − ln(𝑎𝐶𝑙− )2
2𝐹 2𝐹

𝑜𝑘𝑠𝑖𝑑𝑎𝑠𝑖 𝑟𝑒𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖

𝑜 𝑜 𝑅𝑇 2
= 𝐸𝑍𝑛 + 𝐸𝑘𝑎𝑙 − ln 𝑎𝑍𝑛2+ 𝑎𝑐𝑙−
2𝐹
Contoh

▪ Bila reaksi reduksi :

Zn++ (a = 0,1) + 2 e Zn

𝑜
0,0591 𝑎𝑍𝑛
𝐸𝑍𝑛 = 𝐸𝑍𝑛 − log ; 𝑎𝑍𝑛 = 1
2 𝑎𝑍𝑛2+
𝑎𝑍𝑛2+ = 0,1
𝑟𝑒𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
0,0591
= −0,7618 + log 𝑎𝑍𝑛2+
2
= −0,7618 − 0,0296
= −0,7914 𝑣𝑜𝑙𝑡
Potensial Elektroda Standar

▪ Eo disebut Potensial Elektroda Standar merupakan potensial yang terkait


dengan setengah reaksi yang ada (wadah elektroda) dan biasanya ditulis dalam
setengah reaksi reduksi atau oksidasi. Misal :

K K+ + e EoK = +2,9242 volt


K+ + e K EoK = -2,9241 volt

 Bentuk teroksidasi + ne  bentuk tereduksi Eo1/2 sel


 Eosel = Eokatoda - Eoanoda
Tabel 1. Potensial Elektroda Standar Pada Suhu25oC

Reaksi elektroda Φo/V


K+ + e- K -2,925
Na+ + e- Na -2,714
H2 + 2e- 2H- -2,25
Al3+ 3e- Al -1,66
Zn(CN)42- + 2e-- Zn + 4CN- -1,26
ZnO22-+ 2H2O + 2e-- Zn + 4OH- -1,216
Zn(NH3)42+ + 2e- Zn + 4NH3 -1,03
Sn(OH)62- + 2e-- HsnO2- + H2O + 3OH- -0,90
Fe(OH)2 + 2e- Fe + 2OH- -0,877
2H2O + 2e- H2 + 2OH- -0,828
Reaksi Elektroda Φo/V
Fe(OH)3 + 3e- Fe + 3OH- -0,77
Zn2+ + 2e- Zn -0,763
Ag2S + 2e- 2Ag + S2- -0,69
Fe2+ + 2e- Fe -0,440
Bi2O3 + 3H2O + 6e- 2Bi + 6OH- -0,44
PbSO4 + 2e- Pb + SO42- -0,356
Ag(CN)2- + e- Ag + 2CN- -0,31
Ni2+ +2e- Ni -0,250
AgI + e- Ag + I- -0,151
Sn2+ + 2e- Sn -0,136
Pb2+ +2e- Pb -0,126
Cu(NH3)42+ + 2e- Cu + 4NH3 -0,12
Fe3+ + 3e- Fe -0,036
Reaksi Elektroda Φo/V
2H+ + 2e- H2 0,000
AgBr + e- Ag + Br- +0,095
HgO(r) + H2O + 2e- Hg + 2 OH- +0,098
Sn4+ + 2e- Sn2+ +0,15
AgCl + e- Ag + Cl- +0,222
Hg2Cl2 + 2e- 2Hg + 2Cl- +0,2676
Cu2+ + 2e- Cu +0,337
Ag(NH3)2+ + e- Ag + 2NH3 +0,373
Hg2SO4 + 2e- 2Hg + SO42- +0,6151
Fe3+ + e- Fe2+ +0,771
Ag+ + e- Ag +0,7991
O2 + 4H+ + 4e- 2H2O +1,229
PbO2 + SO42- + 4H+ + 2e- PbSO4 + 2H2O +1,685
O3 + 2H+ + 2e- O2 + H2O +2,07
Contoh

▪ Suatu sel tembaga-perak dengan potensial terbaca 0,46 volt. Diketahui E0 sel
Ag+/Ag = 0,80 V dan E0sel Cu2+/Cu = 0,34 V. Tunjukkanlah bahwa sel dalam
keadaan standar
▪ Penyelesaian
▪ Sebagai katoda Ag dan anoda Cu sehingga
▪ E0sel = E0Ag+/Ag –E0Cu2+/Cu
▪ E0sel = 0,80 V –0,34 V = 0,46 V
▪ Potensial yang terbaca juga 0,46 V. Jadi sel dalam kondisi
Termodinamika Sel
Elektrokimia
Kerja Listrik

▪ Satu joule ialah kerja yang dilakukan bila listrik 1 ampere dilewatkan selama 1 detik, melalui
konduktor dengan beda potensial 1 Volt
𝑊 = −𝐸 . 𝐼 . 𝑡 = −𝐸 . 𝑄
𝑄 = 𝐼. 𝑡 Tanda negatif muncul karena konvensi
termodinamika
𝑊 = 𝐸 .𝐼 .𝑡 = 𝐸 .𝑄
▪ Termodinamika menunjukkan sebuah hubungan penting antara perubahan energi bebas (∆G), dari
suatu reaksi kimia spontan pada suhu dan tekanan konstan, serta kerja listrik maksimum yang
mampu dihasilkan dari reaksi
−𝑊𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘.𝑚𝑎𝑘𝑠 = ∆𝐺 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑃 𝑑𝑎𝑛 𝑇 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛
▪ Jika sel difungsikan takreversibel (arus yang besar dimungkinkan untuk mengalir)

∆𝐺 = 𝑊𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘.𝑟𝑒𝑣
▪ Jika sel difungsikan reversibel

∆𝐺 = 𝑊𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 = −𝑄𝐸 = −𝑛𝐹𝐸𝑟𝑒𝑣


▪ Contoh :
Sebuah aki 6,00 V memberikan arus konstan sebesar1,25 A selama periode 1,5 jam. Hitung muatan
total Q (dalam coulomb) yang melewati rangkaian dan kerja listrik yang dilakukan oleh aki
Penyelesaian
𝐶 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑄 = 𝐼. 𝑡 = 1,25 1,5 𝑗𝑎𝑚 3600 = 6750 𝐶
𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 𝑗𝑎𝑚
𝐽
𝑊𝑒𝑙𝑒𝑘 = −𝑄𝐸 = − 6750 𝐶 6,00 = −4,05 𝑥 104 𝐽
𝐶
Ini adalah kerja yang dilakukan pada aki, sehingga kerja yang dilakukan oleh aki adalah negatifnya
dari nilai tersebut, yaitu +40,5 kJ.
▪ Bila reaktan dan produk dalam keadaan standar, maka
𝑜
∆𝐺 𝑜 = −𝑛 𝐹 𝐸𝑠𝑒𝑙
▪ Perubahan energi bebas / kerja yang dilakukan dengan memberikan bilangan
elektron Avogadro melalui sebuah voltase E adalah (Ne)E, dimana N= bil.
Avogadro dan e = muatan elektron. Produk Ne adalah 96.500=1 Faraday F
Contoh

▪ Sebuah setengah-sel Zn2+|Zn dihuhubungkan dengan sebuah setengah-sel Cu2+|Cu untuk


membuat sel galvani, dimana [Zn2+] = [Cu2+] = 1,00 M. Tegangan sel pada 25°C diukur sama
dengan E°= 1,10 V, dan Cu diamati melapisi selama berlangsungnya reaksi. Hitung ∆G°untuk
reaksi kimia yang berlangsung dalam sel, untuk1,00 mol seng terlarut.
▪ Penyelesaian
▪ Reaksinya adalah
Zn(s) + Cu2+(aq) → Zn2+(aq) + Cu(s)
▪ Karena Cu adalah produk. Untuk reaksi yang tertulis, dimana 1 mol Zn(s) dan 1 mol Cu2+(aq)
bereaksi, 2 mol elektron melewati rangkaian luar, sehingga n = 2. Oleh karena itu,
∆G°= -n FE°= -(2,00 mol)(96,485 C/mol)(1,10 V) = -2,12 x 105 J = -212 kJ
Entropi dan Entalpi

Entropi (S) Entalpi (H)


▪ Entropi adalah fungsi keadaan, dan ▪ Entalpi adalah kandungan kalor sistem
merupakan kriteria yang menentukan dalam tekanan tetap, perubahan ∆H
apakah suatu keadaan dapat dicapai bernilai negatif untuk reaksi eksoterm,
dengan spontan dari keadaan lain. dan positif untuk reaksi endoterm.
▪ Entrpoi sangat berhubungan dengan ∆𝐻 = ∆𝐻𝑓𝑜 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 − ∆𝐻𝑓𝑜 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑎𝑛
hkm termodinamika ke–2
∆S > 0 (sistem terisolas)
Hubungan Antara Entropi Dan Perubahan Energi Gibbs

▪ Proses yang secara termodinamika ireversibel akan menghasilkan


entropi. Entropi berkaitan dengan ketidakteraturan sistem dalam termodinamika
statistik, menurut persamaan:
𝑆 = 𝑘 ln 𝑊
Catatan :
“k” adalah tetapan Boltzmann
“W” adalah jumlah susunan atom
▪ Energi bebas Gibbs Kuantitas ini didefinisikan dengan:
∆𝐺 = ∆𝐻 − 𝑇∆𝑆
▪ Reaksi spontan terjadi bila energi Gibbs reaksi pada suhu dan tekanan tetap
negatif. Perubahan energi bebas Gibbs standar berhubungan dengan tetapan
kesetimbangan reaksi A = B melalu
∆𝐺 𝑜 = −𝑅𝑇 ln 𝐾
▪ K bernilai lebih besar dari 1 bila ∆G0 negatif, dan reaksi berlangsung spontan ke
kanan.
Persamaan Nernst
▪ Persamaan nernst merupakan persamaan yang menyatakan hubungan antara
potensial dari sebuah elektron ion-ion metal dan konsentrasi dari ion dalam
sebuah larutan
▪ Persamaan Nernst

Atau 𝑜 𝑅𝑇
𝐸𝑠𝑒𝑙 = 𝐸𝑠𝑒𝑙 − 2,303 log 𝐾
𝑛𝐹

▪ Persamaan Nernst Non Standar

𝑜 𝑎𝐻+
Dan 𝐸𝑠𝑒𝑙 = 𝐸𝑠𝑒𝑙 − 0,0592 log
𝑃𝐻2
𝑃𝑜
▪ Tetapan kesetimbangan
𝑛
log 𝐾 = 𝐸𝑜
0,0592
Contoh

▪ Hitung konstanta kesetimbangan dari reaksi:


▪ Fe(s) + Cu2+(aq) Fe2+(aq) + Cu(s)
▪ Diketahui: E0 Fe2+/Fe = -0,44 V dan E0 Cu2+/Cu = 0,34 V
▪ Penyelesaian:
Katoda Fe(s) Fe2+(aq) + 2e- E0= 0,44 V
Anoda Cu2+(aq) + 2e- Cu(s) E0= 0,34 V
Fe(s) + Cu2+(aq) Fe2+(aq) +Cu(s) E0sel = 0,78 V
▪ Log K = 2(0,78)/0,0592
▪ K = 2,24 x 1026
pH Meter
Penentuan pH

▪ Menurut Sorenson
pH = - log [H+]
pH = - log aH+
▪ pH diukur dengan elektroda pengukur dan elektroda pembanding
▪ Elektroda pengukur  Elektroda Kaca
▪ Elektroda pembanding  Elektroda Kalomel
▪ Notasi sel
Pt|H2(g)|H+(aH+)||Cl-|Hg2Cl2|Hg
▪ Reaksi setengah sel
½ Hg2Cl2 + e Hg + Cl- Eo = 0,2802 V
H+ + e ½ H2(g)  Eo = 0,0000 V
▪ Persamaan Nernst
𝑜 𝑅𝑇
𝐸𝑠𝑒𝑙 = 𝐸𝑠𝑒𝑙 − 2,303 log 𝐾
𝑛𝐹

𝑜 𝑅𝑇 𝑜𝑘𝑠
𝐸𝑠𝑒𝑙 = 𝐸𝑠𝑒𝑙 − 2,303 log
𝑛𝐹 𝑟𝑒𝑑
 Untuk reaksi sel elektroda kaca dan elektroda kalomel

𝑜 𝑅𝑇
𝐸𝑠𝑒𝑙 = 𝐸𝑠𝑒𝑙− 2,303 log 𝐾
𝑛𝐹
𝑜 𝑎𝐻+
𝐸𝑠𝑒𝑙 = 𝐸𝑠𝑒𝑙 − 0,0592 log
𝑃𝐻2
𝑃𝑜
▪ Jika 𝑃𝐻2 = 𝑃𝑜
𝑜
𝐸𝑠𝑒𝑙 = 𝐸𝑠𝑒𝑙 − 0,0592 log 𝑎𝐻+

= 0,2802 𝑉 − 0,0592 log 𝑎𝐻+

𝐸𝑠𝑒𝑙 − 0,2802 = −0,0592 log 𝑎𝐻+


𝐸𝑠𝑒𝑙 − 0,2802 = 0,0592 𝑝𝐻

𝐸 − 0,2802
𝑝𝐻 =
0,0592
▪ Keseluruhan sel: Ag|AgCl|Cl-+ H3O+(1,0 M)|kaca|H3O+(var)||Cl-
(sat)|Hg2Cl2(s)|Hg|Pt
▪ Setengah reaksi: 2Ag(s) + 2Cl-(1,0 M) 2AgCl(s) + 2e- (anoda)
▪ H3O+(1,0 M) H3O+(var)
▪ Hg2Cl2(s) + 2e 2Hg(l) + 2Cl-(sat) (katoda)
▪ Persamaan Nernst untuk sel pH meter
0,0592 𝑉
𝑜
∆𝐸 − ∆𝐸(𝑟𝑒𝑓)
𝐸=𝐸 − log 𝑝𝐻 = 𝐸 = 𝐸 𝑟𝑒𝑓 + 0,0592 𝑝𝐻
𝑛 0,0592

𝐸 − 𝐸(𝑟𝑒𝑓)
𝑝𝐻 =
0,0592
Aplikasi Sel Elektrokimia
ACCU
▪ Reaksi:
Anoda: Zn(s) Zn2+(aq) + 2e
Katoda: 2 MnO2(s) + 2NH4+(aq) + 2e- Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l)
Zn(s) +2 MnO2(s) + 2NH4+(aq) Zn2++ Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l)

▪ Dalam sel kering alkalin, NH4Cl diganti dengan KOH


Anoda: Zn(s) + 2OH-(aq) Zn(OH)2(s) + 2e
Katoda: 2 MnO2(s) + H2O(l) + 2e- Mn2O3(s) + 2OH-(aq)
Zn(s) + 2 MnO2(s) + H2O(l) Zn(OH)2(s) + Mn2O3(s)
Baterai Kancing

▪ Sel seng-merkuri oksida Berbentuk kancing (pipih) kecil


Anoda: Campuran merkuri dan seng
Katoda: Baja yang kontak dengan HgO(s)
Elektrolit: KOH 45%
Anoda: Zn(s) + 2OH-(aq) → Zn(OH)2(s) + 2e
Katoda: HgO(s) + H2O(l) + 2e- → Hg(l) + 2OH-(aq)
Zn(s) +HgO(s) + H2O(l) → Zn(OH)2(s) + Hg(l)
AKI Dapat Isi Ulang

- Aki sekunder
- Diisi ulang dengan cara memberikan potensial luar yang berlawanan arah dengan arus
yang mengalir dalam sel

Sel nikel-kadmium (batera inicad; baterai isi ulang)


Anoda: Cd(s) + 2OH-(aq) → Cd(OH)2(s) + 2e
Katoda: 2 NiO(OH)(s) + 2H2O(l) + 2e- → 2NiO(OH)(s) + 2OH-(aq)
Cd(s) +2NiO(OH)(s) + H2O(l) → Cd(OH)2(s) + 2Ni(OH)(s)
AKI Mobil

▪ Aki penyimpan timbal-asam digunakan dalam mobil

Anoda: Pb(s) + SO42-(aq) → PbSO4(s) + 2e


Katoda: PbO2(s) + SO42-(aq) + 4H3O+ + 2e- → PbSO4(s) + 6H2O(l)
Pb(s) +PbO2(s) + 2SO42-(aq) + 4H3O+ → 2PbSO4(s) + 6H2O(l)
Sel Bahan Bakar

▪ Aki : Bila bahan kimia habis, aki harus diisiulang atau dibuang
▪ Sel bahan bakar : Dirancang untuk operasi kontinu, dengan reaktan yang disuplai dan
produk diambil secara kontinu
▪ Contoh sel bahan bakar : sel bahan bakar hidrogen-oksigen, yang digunakan pada misi ruang
angkasa Amerika
▪ Anoda ( karbon berpori, berisi nikel ) : H2(g) + 2OH-(aq) → 2H2O(l) + 2e
▪ Katoda(karbon berpori berisi nikel : ½O2(g) + H2O(l) + 2e- → 2OH2
H2(g) +O2(g) → 2H2O(l)
Kelebihan dan Kerugian

▪ Kelebihan sel bahan bakar :


▪ Pada suhu tinggi tidak memerlukan katalis kuat
▪ Dapat digunakan untk pesawat ruang angkasa
▪ Air yang dihasilkan dapat dikonsumsi
▪ Efisiensi ≈ 75%
▪ Kerugian sel bahan bakar :
▪ Ukuran besar
▪ Harga mahal
▪ Membutuhkan asupan O2 dan H2 terus menerus agar dapat beroperasi
Korosi
Korosi

Benda-benda yang mengandung


logam seperti besi, cenderung
mengalami kerusakan di alam.

Hal itu ditandai dengan adanya


bercak-bercak besi yang berwarna
merah cokelat, yang
umumnya disebut karat besi.

Proses perusakan pada permukaan


logam yang disebabkan oleh reaksi
kimia disebut korosi.
▪ Korosi logam ada yang berlangsung cepat ada yang berlangsung lambat. Ada
logam yang tidak mengalami korosi sama sekali. Hal ini dapat dilihat pada
kemampuan bereaksi (kereaktifan) logam tersebut dengan asam.

▪ Daftar deret logam yang mengurutkan kereaktifan logam terhadap asam


dinamakan deret Volta.

▪ Dalam deret volta, dari kiri ke kanan kereaktifan logam terhadap asam akan
berkurang (semakin kecil),
 Adanya debu karbon (C), hasil pembakaran batu bara dan kayu berpeluang besar
menyebabkan terjadinya korosi. Baja yang merupakan campuran homogen besi –
karbon (Fe + C) sangat rentan terhadap terjadinya korosi secara cepat.

 berikut.
Apabila karbon menempel pada besi atau baja besi maka yang terjadi sebagai

▪ 1. Logam besi (Fe) akan berfungsi sebagai anode (–).

▪ 2. Karbon (C) akan berfungsi sebagai katode (+).

▪ 3. Gas O2 yang terlarut dalam air akan berfungsi sebagai elektrolit.

▪ 4. Pada proses korosi besi berlangsung reaksi elektrokimia seperti pada sel
Volta.
Reaksi korosi besi sebagai berikut.

Anode Fe (–) : Fe(s) Fe (aq) + ×2


Katode C (+) : 2 H2O(l) + O2(g) + 4 e 4 OH (aq)

Reaksi sel : 2 Fe(s) + 2 H2O(l) + O2(g) 2 Fe (aq) + 4 OH (aq)


Cara Mencegah Korosi Logam

▪ Untuk mencegah
sebagai berikut.
terjadinya korosi, dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain

▪ 1. Mencegah kontak langsung logam dengan zat-zat kimia yang korosif seperti H2O(l),
CO2(g), O2(g), asam-asam, NaCl, dan sebagainya. Caranya adalah melapisi logam dengan
cat.

▪ 2. Melapisi logam dengan logam lain, dengan cara penyepuhan (elecroplating).


Contohnya, logam besi (Fe) disepuh dengan logam yang lebih reaktif daripada besi (lihat
tabel kereaktifan logam), misalnya logam Cr, Zn, Al, dan Mg.

▪ 3. Membuat aloi (campuran logam-logam secara homogen), misalnya stainless steel yang
merupakan campuran homogen logam-logam Fe, Ni, Cr. Kandungan logam Cr 12% sampai
dengan 18% akan melindungi Fe dan Ni dari korosi, karena Cr mudah teroksidasi
membentuk lapisan tipis Cr2O3 yang kuat dan transparan sehingga stainless steel tetap
mengilap.
▪ 4. Memberi perlindungan katode (proteksi katodik).

Adanya logam-logam (pipa dan tangki minyak) dan zat elektrolit di dalam lapisan tanah
mendorong proses reaksi elektrokimia. Untuk itu, diupayakan agar pipa dan tangki dari logam
besi tidak terlibat pada proses reaksi redoks. Caranya adalah dengan menanam logam yang
lebih reaktif daripada logam besi (berdasarkan deret Volta). Jadi, besi terlindungi karena
dijadikan katode, sedangkan logam pelindungnya (anode) dikorbankan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa logam yang paling sesuai untuk proteksi katodik adalah logam Mg.
TERIMA KASIH
KAMPUS UNIVERSITAS BOSOWA
Jalan Urip Sumoharjo Km. 4
Makassar-Sulawesi Selatan 90231
Telp. 0411 452 901 – 452 789
Faks. 0411 424 568
E-mail: info@universitasbosowa.ac.id
http://www.universitasbosowa.ac.id

Anda mungkin juga menyukai