Anda di halaman 1dari 12

ELEKTROKIMIA 1.

Elektrolisis

Leonardo Aji Nugraha Kelas XII IPA 5 / 20 Nilai : 68

Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan dengan kutub negatif) dan anoda (elektroda yang dihubungkan dengan kutub positif).

Contoh sel Volta adalah sel Daniel, reaksi total sel Daniell adalah : Zn + Cu2+ Zn2+ + Cu E0 = 1,1 V Andaikan potensial lebih tinggi dari 1,1 V diberikan pada sel dengan arah kebalikan dari potensial yang dihasilkan sel, reaksi sebaliknya akan berlangsung. Jadi, zink akan mengendap dan tembaga akan mulai larut. Zn2+ + Cu Zn + Cu2+

Leonardo Aji Nugraha (Elektrolisis)

Elektroda positif (+) dari sel dihubungkan dengan kutub positif (+) dari sumber arus listrik Elektroda negatif (-) dari sel dihubungkan dengan kutub negatif (-) dari sumber arus listrik Pada elektroda positif (+)/anoda karena dihubungkan dengan kutub positif (+) yang potensialnya lebih besar menyebabkan terjadi reaksi oksidasi dan elektron mengalir dari elektroda ini menuju ke sumber arus listrik. Elektron bergerak dari kutub negatif (-) sumber arus listrik ke elektroda negatif (-)/katoda sehingga menyebabkan terjadi reaksi reduksi. Persamaan dan perbedaan sel volta dan sel elektrolisis : Persamaan : Anoda selalu terjadi reaksi oksidasi dengan kata lain elektroda yang terjadi reaksi oksidasi disebut anoda Katoda selalu terjadi reaksi reduksi dengan kata lain elektroda yang terjadi reaksi reduksi disebut katoda Perbedaan : Pada Sel Volta merubah energi kimia menjadi energi listrik Anoda (oksidasi) adalah elektroda negatif (-) dan katoda (reduksi) adalah elektroda positif (+) Pada Sel Elektrolisis merubah energi listrik menjadi energi kimia Anoda (oksidasi) adalah elektroda positif (+) dan katoda (reduksi) adalah elektroda negatif (-) Reaksi Reaksi Elektrolisis Pada anoda terjadi reaksi oksidasi, yaitu anion (ion negatif) ditarik oleh anoda dan jumlah elektronnya berkurang sehingga bilangan oksidasinya bertambah.

Leonardo Aji Nugraha (Elektrolisis)

a. Ion OH dioksidasi menjadi H2O dan O2. Reaksinya: 4OH yang


(aq)

> 2H2O ( l ) + O (g) + 4e

b. Ion sisa asam yang mengandung oksigen (misalnya NO3, SO4) tidak dioksidasi, dioksidasi air. Reaksinya : 2H2O ( l ) > 4H+ (aq) + O (g) + 4e c. Ion sisa asam yang lain dioksidasi menjadi molekul. Contoh: 2Cl (aq) > Cl (g) + 2e Pada katoda terjadi reaksi reduksi, yaitu kation (ion positif) ditarik oleh katoda dan menerima tambahan elektron, sehingga bilangan oksidasinya berkurang. a. Ion H+ direduksi menjadi H2. Reaksinya: 2H+ (aq) + 2e > H (g) b. Ion logam alkali (IA) dan alkali tanah (IIA) tidak direduksi, yang direduksi air. 2HO (aq) + 2e > H (g) + 2OH (aq) c. Ion logam lain (misalnya Al, Ni, Ag dan lainnya) direduksi. Contoh: Al (aq) + 3e > Al (s) Ni(aq) + 2e > Ni (s) Ag (aq) + e > Ag (s) Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq) Anoda : 2Cl (aq) Total : 2HCl (aq) > 2H+ (aq) + 2Cl (aq) > Cl2 (g) + 2e > H2 (g) + Cl2 (g) (Oksidasi) (Reduksi) (Redoks)
+

Katoda : 2H (aq) + 2e > H2 (g)

b. Elektrolisis larutan NaOH dengan elektroda Pt, reaksinya: 4NaOH (aq) Anoda : 4OH (aq) > 4Na+ (aq) + 4OH (aq) > 2H2O (l ) + O2 (g) + 4e (Oksidasi) (Reduksi)

Katoda : 4H2O (l ) + 4e > 2H2 (g) + 4OH (aq)

Leonardo Aji Nugraha (Elektrolisis)

Total : 4NaOH (aq) + 2H2O (l ) > 4Na+ (aq) + 4OH (aq) + 2H2 (g) + O2 (g) (Redoks)
Rangkaian sel elektrolisis hampir menyerupai sel volta. Yang membedakan sel elektrolisis dari sel volta adalah, pada sel elektrolisis, komponen voltmeter diganti dengan sumber arus (umumnya baterai). Larutan atau lelehan yang ingin dielektrolisis, ditempatkan dalam suatu wadah. Selanjutnya, elektroda dicelupkan ke dalam larutan maupun lelehan elektrolit yang ingin dielektrolisis. Elektroda yang digunakan umumnya merupakan elektroda inert, seperti Grafit (C), Platina (Pt), dan Emas (Au). Elektroda berperan sebagai tempat berlangsungnya reaksi. Reaksi reduksi berlangsung di katoda, sedangkan reaksi oksidasi berlangsung di anoda. Kutub negatif sumber arus mengarah pada katoda (sebab memerlukan elektron) dan kutub positif sumber arus tentunya mengarah pada anoda. Akibatnya, katoda bermuatan negatif dan menarik kation-kation yang akan tereduksi menjadi endapan logam. Sebaliknya, anoda bermuatan positif dan menarik anion-anion yang akan teroksidasi menjadi gas. Terlihat jelas bahwa tujuan elektrolisis adalah untuk mendapatkan endapan logam di katoda dan gas di anoda.

Tipe Elektrolisis
Ada dua tipe elektrolisis, yaitu elektrolisis lelehan (leburan) dan elektrolisis larutan. Pada proses elektrolisis lelehan, kation pasti tereduksi di katoda dan anion pasti teroksidasi di anoda. Sebagai contoh, berikut ini adalah reaksi elektrolisis lelehan garam NaCl (yang dikenal dengan istilah sel Downs) : Katoda (-) Anoda (+) Reaksi sel : 2 Na+(l) + 2 e- > 2 Na(s) .. (1) : 2 Cl-(l) Cl2(g) + 2 e- .. (2) : 2 Na+(l) + 2 Cl-(l) > 2 Na(s) + Cl2(g) .. [(1) + (2)]

Reaksi elektrolisis lelehan garam NaCl menghasilkan endapan logam natrium di katoda dan gelembung gas Cl2 di anoda. Bagaimana halnya jika lelehan garam NaCl diganti dengan larutan garam NaCl? Apakah proses yang terjadi masih sama? Untuk mempelajari reaksi elektrolisis larutan garam NaCl, kita mengingat kembali Deret Volta (lihat Elektrokimia I : Penyetaraan Reaksi Redoks dan Sel Volta). Pada katoda, terjadi persaingan antara air dengan ion Na+. Berdasarkan Tabel Potensial Standar Reduksi, air memiliki Ered yang lebih besar dibandingkan ion Na+.
Leonardo Aji Nugraha (Elektrolisis)

Ini berarti, air lebih mudah tereduksi dibandingkan ion Na+. Oleh sebab itu, spesi yang bereaksi di katoda adalah air. Sementara, berdasarkan Tabel Potensial Standar Reduksi, nilai Ered ion Cl- dan air hampir sama. Oleh karena oksidasi air memerlukan potensial tambahan (overvoltage), maka oksidasi ion Cl- lebih mudah dibandingkan oksidasi air. Oleh sebab itu, spesi yang bereaksi di anoda adalah ion Cl-. Dengan demikian, reaksi yang terjadi pada elektrolisis larutan garam NaCl adalah sebagai berikut : Katoda (-) Anoda (+) Reaksi sel (2)] Reaksi elektrolisis larutan garam NaCl menghasilkan gelembung gas H2 dan ion OH- (basa) di katoda serta gelembung gas Cl2 di anoda. Terbentuknya ion OH- pada katoda dapat dibuktikan dengan perubahan warna larutan dari bening menjadi merah muda setelah diberi sejumlah indikator fenolftalein (pp). Dengan demikian, terlihat bahwa produk elektrolisis lelehan umumnya berbeda dengan produk elektrolisis larutan. : 2 H2O(l) + 2 e- > H2(g) + 2 OH-(aq) .. (1) : 2 Cl-(aq) > Cl2(g) + 2 e- .. (2) : 2 H2O(l) + 2 Cl-(aq) > H2(g) + Cl2(g) + 2 OH-(aq) [(1) +

2. Sel Galvani Pada elektrolisis, energi listrik diubah menjadi energi kimia. Pada sel galvani terjadi sebaliknya, yaitu energi kimia diubah menjadi energi listrik. Sel Galvani disebut juga sel kimia.

Leonardo Aji Nugraha (Elektrolisis)

Sel Galvani dipakai sebagai sumber listrik untuk penerangan, pemanasan, menjalankan motor,dan sebagainya. Sel Galvani atau sel kimia dapat dibedakan menjadi sel kimia dengan transference dan sel kimia tanpa transference. a. Sel kimia dengan transference Sel kimia dengan transference contohnya sel Daniell. Sel Daniell terdiri atas batang Zn dalam larutan ZnSO4, dan batang Cu dalam larutan CuSO4 pekat. Di antara kedua larutan yang terpisah tersebut terdapat penghubung atau transference yang berupa liquid junction atau jembatan garam (salt bridge). Jika elektroda Zn dan Cu dihubungkan, maka terjadi arus listrik akibat reaksi oksidasi Zn dan reduksi ion Cu2+ dalam larutan. Potensial listrik atau voltage (E) yang dihasilkan } 1,1 volt. Reaksinya: Kutub neatif : Zn (s) Kutub positif : Cu2+ (aq) + 2e Total : Zn (s) + Cu (aq) > Zn2+ (aq) + 2e > Cu (s) (Oksidasi) (Reduksi)

> Zn (aq) + Cu (s) (Redoks)

Jika logan Zn dimasukkan langsung ke dalam larutan CuSO4 maka terjadi reaksi transfer electron langsung, dalam hal ini tidak menghasilkan energi listrik. Suatu elektroda dalam sel Galvani dapat merupakan kutub positif atau negatif, tergantung elektroda lainnya. Misalnya elektroda hidrogen dalam larutan dengan aktivitas H+ = 1 merupakan kutub positif bila dihubungkan dengan elektroda Zn dalam larutan Zn2+ dengan aktivitas Zn2+ = 1, Reaksinya adalah: Kutub negatif : Zn (s) > Zn (aq) + 2e (Oksidasi) Kutub positif : 2H (aq) + 2e > H2 (g) (Reduksi ) Total : Zn (s) + 2H+(aq) > Zn2+ (aq) + H2 (g) (Redoks)

Elektroda hidrogen dalam larutan dengan aktivitas H+ = 1 merupakan kutub negatif bila dihubungkan dengan elektroda Cu dalam larutan Cu2+ dengan aktivitas Cu2+ = 1. Kutub negatif : H2 (g) > 2H+ (aq) + 2e (Oksidasi) Kutub positif : Cu2+ (aq) + 2e > Cu (s) (Reduksi) + Total : H2 (g) + Cu2+ (aq) > Cu (s) + 2H+ (aq) (Redoks) Harga potensial oksidasi-reduksi biasanya dinyatakan sebagai potensial reduksi standar, yaitu potensial reduksi bila pereaksi dan hasil reaksi mempunyai aktivitas satu (a = 1) dan reaksinya reduksi. Jika potensial reduksi positif berarti mudah tereduksi,

Leonardo Aji Nugraha (Elektrolisis)

tetapi jika negatif berarti sukar tereduksi (artinya mudah teroksidasi). Beberapa harga potensial reduksi standar dengan

Tabel 1. Beberapa harga potensial reduksi standar dengan aktivitas satu pada suhu 25C Misalnya sel kimia yang terdiri dari elektroda Pb dan Cl2. Besarnya E Pb/Pb2+ = + 0,13 volt dan E Cl2/Cl = + 1,36 volt. Potensial sel adalah positip, sehingga elektrode Pb sebagai kutub negatif. Sel kimia ini dapat dituliskan: Pb/Pb2+ (a = 1) // Cl (a = 1)/ Cl2 Aktivitas (a) dalam hal ini dinyatakan dalam molalitas (m), garis // menyatakan bahwa kedua elektrolit dihubungkan dengan liquid junction atau jembatan garam (salt bridge). Dengan aktivitas = 1 (konsentrasi 1 m), adanya jembatan garam tidak menimbulkan beda potensial khusus (liquid junction potensial = 0). Reaksi sel dan beda potensial sel dapat dicari seperti berikut: Kutub negatif : Pb Kutub positif : Cl2 + 2e Total : Pb + Cl2 > Pb2+ + 2e E Pb; Pb2+ = ( 0,13 V) > 2Cl E Cl2; Cl = + 1,36 V > Pb2+ + 2Cl Esel = + 1,49 V

Jadi besarnya Esel = Eoksidasi kutub negatif + Ereduksi kutup positif = Ereduksi kutub negatif + Ereduksi kutub positif = Ereduksi kutub positif Ereduksi kutub negatif

Leonardo Aji Nugraha (Elektrolisis)

Contoh soal: Hitunglah Esel untuk reaksi: Zn / Zn2+ (a = 1) // Pb2+ (a = 1) / Pb Jawab: Esel = E Zn/Zn2+ + E Pb2+/Pb = ( 0,76 V) + ( 0,13 V) = + 0,63 V b. Sel kimia tanpa transference bakar. Sel kimia tanpa transference contohnya sel accu, sel Leclanche, dan sel bahan

1). Sel Accu Pada sel accu, sebagai kutub negatif adalah logam Pb, kutub positif adalah logam Pb dilapis PbO2 dan elektrolitnya adalah larutan H2SO4. Setiap pasang sel menghasilkan voltage (E)sebesar } 2 volt. Pb(s) + SO42 (aq) > PbSO4 (s) + 2e PbO2 (s) + SO42 (aq) + 4H+ (aq) + 2e > PbSO4 (aq) + 2H2O ( l ) Pb (s) + PbO2 (s) + 2H2SO4 (aq) 2). Sel Leclanche (sel kering) > 2PbSO4 (s) + 2H2O ( l )

Sel Leclance contohnya batu baterai. Pada batu baterai biasa, sebagai kutub negatif adalah logam Zn, kutub positif adalah batang grafit (C) dibungkus MnO2 dan elektrolitnya adalah pasta NH4Cl dan ZnCl2. Potensial listrik (Voltage) yang dihasilkan } 1,5 volt. Reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi adalah: Zn (s) > Zn2+ (aq) + 2e 2MnO2 (s) + H2O ( l ) + 2e > Mn2O3 (s) + 2OH (aq) + Zn (s) + 2MnO2 (aq) + H2O ( l ) >Zn2+ (aq) + 2OH (aq) + Mn2O3 (s) Terjadi juga reaksi lain, yaitu OH yang terbentuk bereaksi dengan NH4Cl menghasilkan NH3, selanjutnya NH3 yang terjadi diikat Zn2+ 2NH4Cl (aq) + 2OH (aq) > 2NH3 (aq) + 2Cl (aq) + 2H2O ( l ) Zn 2+ (aq) + 4NH3 (g) + 4Cl (aq) > [Zn(NH3)4]Cl2 (s) Pada batu baterai biasa yang menggunakan anoda logam Zn, katoda batang C, dan elektrolitnya pasta berair dari campuran NH4Cl, MnO2, dan serbuk C, reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi adalah: Zn (s) > Zn2+ (aq) + 2e 2MnO2 (s) + 2H2O ( l) + 2e > 2MnO(OH) (s) + 2OH (aq) + Zn (s) + 2MnO2 (aq) + 2H2O ( l ) > Zn2+(aq) + 2MnO(OH) (s) + 2OH (aq)

Leonardo Aji Nugraha (Elektrolisis)

Reaksi lainnya yaitu OH yang terbentuk bereaksi dengan NH4+ menghasilkan NH3, selanjutnya NH3 yang terjadi diikat Zn2+ 2NH4+ (aq) + 2OH (aq) > 2NH3 (aq) + 2H2O ( l ) Zn 2+ (aq) + 2NH3 (g) + 2Cl (aq) > [Zn(NH3)2]Cl2 (s) Pada batu baterai alkaline, sebagai anoda digunakan Zn, sebagai katoda MnO2, dan sebagai elektrolitnya KOH. Potensial listrik yang dihasilkan } 1,5 volt. Reaksi oksidasi reduksi yang terjadi adalah: Zn2+(aq) + 2OH (aq) > Zn(OH)2 (s) + 2e 2MnO2 (s) + 2H2O ( l ) + 2e > 2MnO(OH) (s) + 2OH (aq + Zn (s) + 2MnO2 (aq) + 2H2O ( l ) > Zn(OH)2 (s) + 2MnO(OH) (s) Pada baterai perak oksida - zink seperti yang biasa digunakan pada arloji, sebagai anoda digunakan Zn, sebagai katoda digunakan Ag2O, dan sebagai elektrolitnya KOH. Potensial listrik yang dihasilkan } 1,5 volt. Reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi adalah: Zn(s) + 2OH (aq) > Zn(OH)2 (s) + 2e Ag2O (s) + H2O (l ) + 2e > 2Ag (s) + 2OH (aq) + Zn (s) + Ag2O (s) + H2O (l ) > Zn(OH)2 (s) + 2Ag (s) Pada baterai nikel - kadmium yang dapat dicas ulang, potensial listrik yang dihasilkan 1,35 volt. Reaksinya dapat berlangsung bolak-balik, yaitu: Cd (s) + 2Ni(OH)3 (s) > CdO (s) + 2NI(OH)2 (s) + H2O (l) 3). Sel bahan bakar (fuel cell) Sel bahan bakar biasanya menggunakan oksigen pada kotoda dan suatu gas yang dapat dioksidasi pada anoda, biasanya gas hidrogen. Reaksinya adalah: H2 (g) + 2OH (aq) > 2H2O (g) + 2e O2 (g) + H2O (g) + 2e > HO2 (aq) + OH (aq) HO2 (aq) > 1/2 O2 (g) + OH (aq) + H2 (g) + 1/2 O2 (g) > H2O (g) Sel bahan bakar sudah banyak dikembangkan sebagai sumber penghasil listrik yang sangat bersih, ramah lingkungan, aman dan mempunyai resiko yang sangat kecil. Penggunaannya antara lain untuk keperluan di rumah sakit, rumah perawatan, hotel, perkantoran, sekolah, bandar udara, dan penyedia tenaga listrik, misalnya pembangkit tenaga listrik dalam pesawat ruang angkasa. DiAmerika, Eropa, dan Jepang sudah dikembangkan mobil ramah lingkungan yang menggunakansel bahan bakar. Sebagai bahan bakar utamanya adalah gas hidrogen yang disimpan dalam tangkibahan bakar dan diberi tekanan yang tinggi sehingga mencair. Gas hidrogen dialirkan ke anoda dan pada katoda dialirkan gas oksigen yang diperoleh dari udara

Leonardo Aji Nugraha (Elektrolisis)

Aplikasi Sel Elektrolisis


Elektroplatting Elektroplatting adalah aplikasi elektrolisis pada pelapisan suatu logam atas logam yang lain. Teknik ini bisa dipakai untuk memperbaiki penampakan dan daya tahan suatu logam. Contohnya, suatu lapisan tipis logam chromium pada bemper baja mobil untuk membuatnya menarik dan melindunginya dari karat. Pelapisan emas dan perak dilakukan pada barang-barang perhiasan yang berasal dari bahan-bahan logam yang murah. Berbagai lapisan-lapisan tipis logam tersebut ketebalannya berkisar antara 0,03 s/d 0,05 mm. Pembuatan Aluminium Bauksit adalah biji aluminium yang mengandung Al2O3-. Untuk mendapatkan aluminium, bijih tersebut dimurnikan dan Al2O3 nya dilarutkan dan didisosiasikan dalam larutan elektrolit eryolite. Pada katoda, ion-ion aluminium direduksi menghasilkan logam yang terbentuk sebagai lapisan tipis dibagian bawah wadah elektrolit. Pada anoda yang terbuat dari karbon, ion oksida teroksidasi menghasilkan O2 bebas. Reaksinya adalah : Al3+ + 3e2O2 Al(l) (katoda) O2(g) + 4 e- (anoda)

4Al3+ + 6O2- 4Al(l) + 3O2(g) (total) Pembuatan Magnesium Sumber utama magnesium adalah air laut. Mg2+ mempunyai kelimpahan terbesar ketiga dalam laut, kalahannya oleh ion natrium dan ion klorida. Untuk

Leonardo Aji Nugraha (Elektrolisis)

memperoleh magnesium, Mg(OH)2 diendapkan dari air laut. Pemisahan itu dilakukan dengan cara filtrasi dan lalu dilarutkan dalam asam hidroklorit. Mg(OH)2 + 2HCl MgCl2 + 2H2O Larutan MgCl2 diuapkan dan menghasilkan MgCl2 padat yang lalu dilelehkan dan akhirnya dielektrolisa. Magnesium bebas akan diendapkan pada katoda dan gas klorin dihasilkan pada anoda. MgCl2(l) Mg(l) + Cl2(g) Penyulingan Tembaga Salah satu elektrolisis yang paling menarik adalah pemurnian atau penyulingan logam tembaga. Tembaga dapat dimbil dari bijinya, dengan cara ini sampai ke tingkat kemurnian 99%. Pengotornya sebagian besar adalah perak, emas, platina, besi dan seng menurunkan konduktivitas listrik tembaga secara drastis sehingga harus disuling ulang sebelum dipakai sebagai kawat atau kabel.

Tembaga tidak murni dipakai sebagai elektroda sebagai anoda pada sel elektrolisis yang mengandung larutan tembaga sulfat dan asam sulfat (sebagai elektrolit). Katoda pada sistem ini adalah tembaga dengan kemurnian tinggi. Jika selnya dijalankan pada tegangan yang diperlukan, hanya tembaga dan pengotornya yang lebih mudah teroksidasi daripada tembaga, seng dan besi yang larut disekitar anoda. Logamlogam yang kurang aktif akan runtuh dan mengendap dibagian dasar wadah. Pada katoda, ion tembaga direduksi tetapi ion seng dan ion besi tertinggal dilarutan karena lebih sukar tereduksi dari pada tembaga. Secara pelan-pelan tembaga anoda terlarut
Leonardo Aji Nugraha (Elektrolisis)

dan tembaga katoda makin tumbuh. Suatu saat tembaga akan mempunyai kemurnian 99,95%! Kotoran yang terkumpul dibagian bawah biasanya disebut sebgai anoda, dapat dipindahkan secara periodik dan nilai perak, emas dan platina dapat pula dihitung untuk memperoleh total efisiensi pelaksanaan proses penyulingan. Elektrolisis Brine Brine (=air asin) adalah larutan natrium klorida jenuh. Pada katoda, air lebih mudah direduksi daripada ion natrium dan gas H2 akan terbentuk. Reaksi : 2e- + 2H2O H2(g) + 2OH-(aq) Walaupun air lebih mudah teroksidasi daripada ion klorida, namun seperti telah disebut bahwa ada faktor-faktor yang kompleks yang mempengaruhi sehingga yang teroksidasi adalah ion klorida.

Leonardo Aji Nugraha (Elektrolisis)

Anda mungkin juga menyukai