Anda di halaman 1dari 38

ELEKTROKIMIA

Oktober 2019

PEM AKAMIGAS CEPU


Pokok
Pembahasan
1. Pengertian Elektrokimia
2. Jenis – jenis sel Elektrokimia
3. Elektroda
4. Potensial Elektroda
5. Reaksi Redoks
6. Persamaan Nernst
Pengertian Elektrokimia
Elektrokimia merupakan ilmu yang mempelajari
hubungan antara perubahan (reaksi) kimia dengan
kerja listrik, biasanya melibatkan sel elektrokimia yang
menerapkan prinsip reaksi redoks dalam aplikasinya.

Sel Elektrokimia merupakan suatu sistem yang terdiri


atas dua elektrode, yaitu anode dan katode serta
larutan elektrolit.

Berdasarkan prinsip kerjanya, sel elektrokimia


dibedakan menjadi dua yaitu sel Volta ( sel Galvani )
dan sel elektrolisis
Perbedaan Utama Antara Sel
Volta dan Sel Elektrolisis

Perbedaan Sel Volta Sel Elektrolisis


Perubahan Energi kimia berubah Energi listrik berubah
menjadi energi listrik menjadi energi kimia
Elektrode Katode : elektrode Katode : elektrode
positif negatif
Proses Anode : elektrode Anode : elektrode
negatif positif
Katode : terjadi reduksi Katode : terjadi reduksi
Anode : terjadi oksidasi Anode : terjadi oksidasi
Sel Volta
dan
Sel
Elektrolisis
Sel Volta

Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik. Penemu
sel ini seorang ahli kimia berkebangsaan Italia adalah Alessandro
Giuseppe Volta (1745 – 1827 ) dan Lugini Galvani ( 1737 – 1798 )

Reaksi yg terjadi :
Katode : Reduksi : Cu2+(aq) + 2e  Cu(s)
Anode : oksidasi : Zn(s)  Zn2+(aq) + 2e

Reaksi diatas dpt ditulis sebagai berikut :


Zn(s) + Cu2+(aq)  Zn2+(aq) + Cu(s)
ATURAN SEL
VOLTA(Galvanik)

• Penulisan Notasi
Zn l Zn2+ ll Cu2+ l Cu
Zn l Zn2+ Cu2+ l Cu
– Garis tunggal menyatakan perbedaan fasa
– Garis ganda menyatakan perbedaan
elektroda
– Garis putus – putus menyatakan adanya
jembatan garam pada sel elektrokimia.
Jembatan garam diperlukan bila larutan
pada anoda & katoda dapat saling
bereaksi
Diagram Sel

Sebelum diagram ( bagan ) sel suatu reaksi ditulis, harus ditentukan


dahulu logam yang bertindak sebagai katode dan anode

Perhatikan reaksi dibawah ini :


Oksidasi pada anode

Zn(s) + Cu2+(aq)  Zn2+(aq) + Cu(s)

Reduksi pada katode


Penulisan diagram selnya adalah sebagai berikut :
Zn(s), Zn2+(aq) Cu2+(aq) + Cu(s), Eo = 1,1 volt
Latihan Soal

1. Bagaimana cara menuliskan diagram sel untuk reaksi


Fe(s) + Cu2+(aq)  Fe2+(aq) + Cu(s),
yang berlangsung pada keadaan standar dan konsentrasi masing
– masing larutan 0,2 M.
2. Diketahui diagram sel seperti dibawah ini
Co(s)  Co2+(aq)  Ni2+(aq)  Ni(s)
a. Tuliskan persamaan reaksi selnya
b. Tentukan logam yang bertindak sebagai katode dan
sebagai anode
Deret Volta
Li K Ba Ca Na Mg Al Zn Cr Fe Ni Si Pb (H) Cu Hg Ag Pt Au

• Makin ke kanan, mudah direduksi sukar


dioksidasi
• Makin ke kiri, mudah dioksidasi sukar
direduksi

Example :
Apakah reaksi : Zn + Cu2+  Zn2+ + Cu dapat berlangsung

Jawab :
Oksidasi

Zn + Cu2+  Zn2+ + Cu

reduksi
Cara I :
Reaksi kita bagi atas 2 buah setengah reaksi, yaitu :
Oksidasi : Zn  Zn2+ + 2e ; Eo = +0,76 volt
Reduksi : Cu2+ + 2e  Cu ; Eo = +0,34 volt

Jumlah : Zn + Cu2+  Zn2+ + Cu ; Eosel = +1,1 volt


Harga Eo positif, berarti reaksi dapat berlangsung
Cara II :
Dengan menggunakan rumus :
Eosel = Eoreduksi – Eooksidasi
Eosel = EoCu – EoZn
Eosel = +0,34 – ( – 0,76 )
Eosel = +1,1 volt
Harga Eo positif berarti reaksi dapat berlangsung
Macam-Macam Sel Volta

• Sel Kering atau Sel Leclance


katoda: karbon ; anoda: Zn
Elektrolit : Campuran berupa pasta yaitu
MnO2 + NH4Cl + sedikit Air
• Sel Aki
Katoda: PbO2 ; anoda :Pb
Elektrolit : Larutan H2SO4
Macam-macam Sel Volta ( 2)
• Sel Bahan Bakar
Elektoda : Ni
Elektrolit :Larutan KOH
Bahan bakar : H2 dan O2

• Baterai Ni-Cd
Katoda : NiO2 dengan sedikit air
Anoda : Cd
Potensial Sel (Esel)
• Sel volta menjadikan perubahan energi bebas reaksi
spontan menjadi energi listrik
• Energi listrik ini berbanding lurus dengan beda
potensial antara kedua elektroda (voltase) atau
disebut juga potensial sel (Esel) atau gaya
electromotive (emf)
• Untuk proses spontan Esel > 0, semakin positif Esel
semakin banyak kerja yang bisa dilakukan oleh sel
• Satuan yang dgunakan 1 V = 1 J/C
• Potensial sel sangat dipengaruhi oleh suhu dan
konsentrasi, oleh karena itu potensial sel standar
diukur pada keadaan standar (298 K, 1 atm untuk
gas, 1 M untuk larutan dan padatan murni untuk
solid)
Potensial Elektroda Standar (Eosetengah-sel)
• Potensial elektroda standar adalah potensial yang
terkait dengan setengah reaksi yang ada (wadah
elektroda)
• Menurut kesepakatan potensial elektroda standar
selalu ditulis dalam setengah reaksi reduksi
• Bentuk teroksidasi + ne  bentuk tereduksi Eo1/2 sel
• Potensial elektroda standar seperti halnya besaran
termodinamika dapat dibalik dengan mengubah
tandanya
• Eosel = Eokatoda - Eoanoda
Elektroda Hidrogen Standar
• Ilmuwan telah menyepakati untuk memilih setengah
reaksi rujukan dengan nilai 0 untuk reaksi:
2H+(aq, 1 M) + 2e  H2(g, 1 atm) Eorujukan = 0
H2(g, 1 atm)  2H+(aq, 1 M) + 2e –Eorujukan = 0
• Dengan nilai rujukan ini kita bisa menyusun sel volta
yang menggunakan elektroda hidrogen standar
sebagai salah satu elektrodanya dan mengukur
potensial sel dengan alat ukur, kemudian kita dapat
menentukan potensial elektroda standar banyak zat
secara luas
Potensial Elektode Standar

Potensial elektrode adalah perbedaan potensial diantara kedua sel tersebut.


Oleh karena harga potensial elektrode tidak dapat diukur, maka harus digunakan
elektrode lain sebagai pembanding atau standar.
Elektrode pembanding yang biasanya digunakan adalah elektrode hidrogen karena
dianggap memiliki harga potensial elektrode sama dengan nol.

Example :
Suatu sel Volta terdiri atas elektrode Cu dalam larutan CuSO4 dan elektrode
hidrogen standar. Voltmeter menunjuk angka 0,34 volt. Berapakah harga
potensial elektrode Cu ?

Jawab :

Katode : Cu2+(aq) + 2e  Cu(s) Eosel = Eodi katode – Eodi anode


Anode : H2(g)  2H+(aq) + 2e Eosel = EoCu2+ l Cu – EoH2 l H+
0,34 = EoCu2+ l Cu – Eo 0
0,34 = EoCu2+ l Cu
Potensial Sel

Cara menghitung potensial sel dapat dilihat pada persamaan dibawah ini :
Eosel = Eoyang mengalami reduksi – Eo yang mengalami oksidasi
Ket. : reaksi berlangsung apabila Eo sel mempunyai harga positif
Soal Latihan
• Suatu sel volta memiliki reaksi antara larutan bromine
dan logam Zn
Br2(aq) + Zn(s)  Zn2+(aq) + 2Br-(aq) Eosel = 1,83 V
Hitung Eo untuk Reduksi Br-(aq) jika EoZn = -0,76 V
• Suatu sel volta memiliki Eosel = 1,39 V berdasarkan
reaksi:
Br2(aq) + 2V3+(aq) + 2H2O(l)  2VO2+(aq) + 4H+(aq)
+ 2Br-(aq)
Berapa potensial elektroda standar reduksi VO2+
menjadi V3+ ?
2 Sel Elektrolisis

Dalam sel elektrolisis terjadi perubahan energi listrik menjadi energi kimia. Biasanya
senyawa yang dielektrolisis berupa senyawa yang bersifat elektrolit. Sel elektrolisis
banyak digunakan dalam pelapisan logam

Reaksi yang terjadi pada elektrode – elektrode Sel Elektrolisis


Katode : Elektrode Positif (Terjadi reaksi reduksi) Anoda : Elektrode Negatif (Terjadi reaksi oksidasi)

1. Asam : 1. Basa : 4OH-  2H2O + 4e


2H+ + 2e  H2 2. Larutan sisa asam oksi, yaitu sisa asam yang
2. Larutan ion golongan IA, IIA, Al3+, dan Mn2+. Ion mengandung oksigen seperti SO42-, NO3-, dan
– ion tersebut tidak dapat direduksi, yang PO43-. Sisa asam oksi tersebut tidak dapat
direduksi pelarut airnya. dioksidasi. Sebagai penggantinya yang akan
2H2O + 2e  H2 + 2OH- dioksidsi adalah pelarut airnya.
3. Lelehan (tanpa air) dari ion golongan IA, IIA, 2H2O  O2 + 4H+ + 4e
Al3+, dan Mn2+. Ion – ion tersebut akan 3. Ion halogen akan teroksidasi menjadi unsurnya
tereduksi, misalnya : 2X-  X2 + 2e
Na+ + e  Na misalnya :
Cu2+ + 2e  Cu 2F-  F2 + 2e
Cd2+ + 2e  Cd 2Cl-  Cl2 + 2e
2Br-  Br2 + 2e
Kegunaan Sel Elektrolisis

1. Penyepuhan atau pelapisan Logam ( Elektroplating )


2. Pemurnian logam
3. Pembuatan unsur dan senyawanya. Misalnya
pembuatan F2 dengan elektrolisis HF dalam KF cair
dan Mg dari elekrolisis leburan MgCl2
4. Pembuatan senyawa – senyawa. Misalnya
pembuatan NaOH dari elektrolisis larutan NaCl dan
KClO3 dari elektrolisis larutan KCl.
Terminologi Redoks
Reaksi Redoks Spontan

• Setiap reaksi redoks adalah jumlah dari kedua


setengah reaksi, sehingga akan ada reduktor
dan oksidator ditiap-tiap sisi reaksi
• Berdasarkan tabel maka reaksi spontan (Eosel>
0) akan terjadi antara oksidator (sisi reaktan)
dan reduktor (sisi produk) yang terletak
dibawahnya
• Misal Cu2+ (kiri) dan Zn (kanan) bereaksi
spontan dan Zn terletak dibawah Cu2+
Menyeimbangkan Persamaan
Redoks
• Bagi reaksi menjadi dua buah setengah reaksi masing-
masing yang mengalami oksidasi dan reduksi
• Seimbangkan atom dan muatan pada masing-masing
reaksi
– Mula-mula atom selain O dan H, kemudian O lalu
terakhir H
– Muatan diseimbangkan dengan menambah elektron
(e) disebelah kiri untuk setengah reaksi reduksi dan
disebelah kanan untuk setengah reaksi oksidasi
• Kalikan masing2 setengah reaksi dengan bilangan bulat
untuk menyeimbangkan jumlah e yang diperoleh reduksi
sama dengan elektron yang dilepas oksidasi
• Jumlahkan kedua buah setengah reaksi tersebut
• Periksa apakah atom dan muatan sudah seimbang
Reaksi Redoks Suasana Asam
Cr2O72-(aq) + I-(aq)  Cr3+(aq) + I2(s) (lar asam)
1. Mula-mula bagi reaksi menjadi dua buah setengah reaksi reduksi
dan oksidasi
2. Seimbangkan atom dan muatan dimasing-masing setengah reaksi
a. Seimbangkan jumlah atom Cr
b. Seimbangkan O dengan menambahkan H2O
c. Seimbangkan H dengan menambahkan ion H+
d. Seimbangkan muatan dengan menambah elektron
e. Begitupun dengan setengah reaksi oksidasi
3. Kalikan masing-masing setengah reaksi agar jumlah e sama
4. Jumlahkan kedua buah setengah reaksi tersebut menjadi overall
5. Periksa jumlah atom dan muatan

Untuk reaksi suasana basa setelah langkah ke4 tambahkan ion OH-
dengan jumlah sama dengan ion H+
Soal Latihan
• Permanganat bereaksi dalam larutan basa
dengan ion oksalat membentuk ion karbonat
dan mangan dioksida padat seimbangkan reaksi
redoks berikut:
MnO4-(aq) + C2O42-(aq)  MnO2(s) + CO32-(aq)
• Seimbangkan persamaan reaksi berikut dengan
suasana larutan basa
MnO4-(aq) + I-(aq)  MnO42-(aq) + IO3-(aq)
KOROSI

Korosi merupakan proses perusakan suatu materi yang terjadi secara


perlahan – lahan dan dalam waktu yang lama oleh suatu proses
kimia.

Reaksi yang terjadi pada proses korosi :


2Fe + O2  2FeO
2FeO + ½O2  Fe2O3 atau 4FeO + O2  2Fe2O3

Korosi ini terjadi karena senyawa feri oksida sangat mudah


membentuk kompleks dengan air sehingga terbentuk Fe2O3.H2O, dan
senyawa tersebut dikenal dengan istilah karat besi.

Beberapa faktor yang menyebabkan korosi, yaitu :


1. Air
2. Udara
3. Gas CO2
4. Gas SO2
Pencegahan Korosi

1. Perlindungan Mekanis
Perlindungan mekanis dilakukan supaya permukaan logam tidak berhubungan
dengan oksigen dan air di udara. Misalnya dicat, diolesi minyak atau dilapisi
dengan logam lain
a. Besi yang dilapisi Seng
Besi ( Eo = -0,44 V ) lebih baik dilapisi dengan seng ( Eo = -0,76 V ) daripada
dilapisi dengan timah ( Eo = -0,14 V ). Karena apabila terjadi goresan atau
lapisan mengelupas, kedua logam akan muncul di permukaan. Adanya uap air,
gas CO2 di udara dan partikel – partikel lain akan terjadi sel volta mini. Dimana
Zn menjadi anodenya dan Fe sebagai katodenya. Zn akan teroksidasi lebih
dahulu karena Eo-nya lebih kecil dari pada Fe sehingga korosi elektrolitik tidak
terjadi. Reaksinya adalah sebagai berikut :
Anode ( - ) : Zn  Zn2+ + 2e
Katode ( + ) : 2H2O + 2e  H2 + 2OH-
2. Perlindungan Elektrokimia
Perlindungan elektrokimia bertujuan mencegah terjadinya korosi elektrolitik
( reaksi elektrokimia yang mengoksidasi logam ). Perlindungan elektrokimia ini
disebut juga perlindungan katode ( proteksi katodik ) atau pengorbanan anode
( anodaising )

Contoh – contoh proteksi katodik


a. Pipa – pipa air agar tidak berkarat, maka pada jarak tertentu dihubungkan
dengan logam Mg ( berupa lempeng )
b. Menara – menara raksasa dilindungi dengan mengubungkan kaki menara
dengan lempeng magnesium
c. Baling – baling kapal laut
Hukum Faraday

Dalam sel elektrolisis juga dapat ditentukan banyaknya logam yang akan direduksi
di katode. Penghitungan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan hukum
Faraday. Faraday mengatakan “bahwa jumlah perubahan kimia yang
dihasilkan dalam suatu proses elektrolisis tergantung pada jumlah listrik
yang digunakan”.
Sehingga perumusan tersebut dapat ditulis sebagai berikut :

W  F atau W = e . F

Keterangan : 1 F ( Faraday ) = 1 mol elektron = 96.500 coulomb ( C )


1 coulomb = 1 Ampere ( A ) x 1 detik ( det )
Jika dalam elektrolisis digunakan arus sebesar i ampere dan waktu selama t detik,
maka berat zat yang dihasilkan menurut hukum Faraday I adalah
e.i . t
W gram  e . F gram
96.500
Ar Mr
e 
valensi Valensi (total)

Hukum Faraday II

W1 e1

W2 e2
CONTOH SOAL

Example :
Larutan AgSO4 pekat dielektrolisis menggunakan elektrode Pt dengan kuat arus 15
ampere selama 25 menit. Tentukan berat perak yang mengendap, apabila
diketahui Ar Ag = 108

Jawab
Ar 108
e Ag    108
valensi 1
i = 15 A
t = 25 menit = 25 X 60 detik = 1.500 detik

e . i . t 108 X 15 X 1.500
W 
96.500 96500
 25,18 gram
Latihan Soal

1. Pada suatu sel elektrolisis terdapat 200 mL larutan CuSO4 1 M. Berapakah


waktu yang dibutuhkan untuk mengendapkan semua tembaga dengan kuat
arus 40 A.
2. Pada elektrolisis larutan asam sulfat encer terjadi 2,24 L gas hidrogen ( STP ).
Jika jumlah muatan yang sama dialirkan ke dalam larutan perak nitrat. Hitung
berapa gram perak yang mengendap di katode. ( Ar Ag = 108 )
3. Ke dalam empat sel elektrolisis yang berturut – turut berisi ion perak, ion seng,
ion besi (II) dan ion tembaga (II) secara seri dialirkan listrik sebesar 0,4
Faraday. Jika di katode hanya terjadi dari ion – ion tersebut. Hitunglah massa
perak, seng, besi dan tembaga yang mengendap.
4. Apabila kuat arus yang dialirkan sebesar 2 A. berapa menit waktu yang
diperlukan untuk mengendapkan 0,20 gram krom dalam elektrolisis krom (II)
klorida ?
Pengaruh Konsentrasi terhadap
Potensial Sel (Persamaan Nernst)
• Sejauh ini potensial sel standar diukur dari potensial
setengah sel juga pada keadaan standar sementara
kebanyakan sel volta tidak beroperasi pada keadaan
standarnya
• Berdasarkan persamaan yang telah diketahui:
∆G = ∆Go + RT ln Q sedangkan
∆G = -nFEsel juga ∆Go = -nFEosel sehingga
-nFEsel = -nFEosel + RT ln Q
Esel = Eosel – (RT/nF) ln Q
Persamaan Nernst (2)
• Saat Q < 1 sehingga [reaktan] > [produk] maka Esel > Eosel
• Saat Q = 1 sehingga [reaktan] = [produk] maka Esel = Eosel
• Saat Q > 1 sehingga [reaktan] < [produk] maka Esel < Eosel
• Jika kita memasukkan nilai R dan T pada 298
Esel = Eosel – (0,0592 V/n) log Q (pada 25oC)
Soal Latihan
• Seorang kimiawan menyusun sel volta yang
terdiri dari elektroda Zn/Zn2+ dan H2/H+ pada
kondisi [Zn2+] = 0,010 M, [H+] = 2,5 M dan
Tekanan H2 = 0,30 atm
• Perhatikan sel berdasarkan reaksi berikut
Fe(s) + Cu2+(aq)  Fe2+(aq) + Cu(s)
Jika [Cu2+] = 0,30 M berapa [Fe2+] diperlukan
untuk meningkatkan Esel 0,25 V diatas Eosel
pada 25oC?
ありがとうございます
また明日ね

Anda mungkin juga menyukai