Anda di halaman 1dari 50

Reaksi oksidasi selalu disertai dengan reaksi reduksi, sehingga dinamakan

reaksi redoks (reduksi-oksidasi).

Contoh:
0 +2 +2 0

oksidasi

reduksi
Zn(s) + CuSO4(aq) ZnSO4(aq) + Cu(s)
Pada reaksi redoks, atom atau ion ada yang mengalami reaksi oksidasi

dan ada yang mengalami reaksi reduksi.

Atom atau ion yang mengalami reaksi reduksi dan menyebabkan

terjadinya suatu oksidasi disebut oksidator (pengoksidasi)

Atom atau ion yang mengalami reaksi oksidasi dan menyebabkan

terjadinya reaksi reduksi disebut reduktor (pereduksi).

Baik oksidator maupun reduktor memiliki kekuatan pereduksi atau

pengoksidasi dari yang kuat sampai yang lemah.


Dalam reaksi reduksi dan oksidasi (reaksi redoks) terdapat reaksi di mana

suatu atom dalam molekul senyawa mengalami reaksi oksidasi dan reaksi

reduksi atau satu molekul terbentuk dari hasil reaksi oksidasi dan hasil

reaksi reduksi. Reaksi yang seperti itu disebut reaksi autoredoks atau

reaksi disproporsionasi.

+5 -1 0

Contoh:- reduksi
+ -
oksidasi

2 IO3 (aq) + H (aq) + 2 I (aq) I2(s) + H2O(l)


Elektrokimia adalah disiplin ilmu kimia yang mempelajari tentang

perubahan energi kimia menjadi energi listrik atau perubahan energi listrik

menjadi energi kimia.

Ada dua macam sel elektrokimia, yaitu sebagai berikut.

1. Sel Volta (Sel Galvani)

Dalam sel ini energi kimia diubah menjadi energi listrik atau

reaksi redoks menghasilkan arus listrik.


Pada reaksi redoks, zat-zat yang

direaksikan dicampur dalam satu

wadah sehingga terjadi reaksi yang

disertai pelepasan atau penyerapan

kalor.

Misalnya pada suatu eksperimen,

logam Zn dicelupkan ke dalam


Eksperimen reaksi redoks: (a) Lempeng
larutan CuSO4. dalam larutan CuSO 4
logam Zn dicelupkan

yang berwarna biru. (b) Larutan CuSO 4

menjadi tidak berwarna. Lempeng logam Zn

yang tercelup dalam larutan CuSO 4 dilapisi


Reaksi Redoks yang terjadi:

2 2
Zn(s) + Cu (aq) Zn (aq) + Cu(s)

Pada batang Zn terjadi reaksi oksidasi atau pelepasan elektron.

Pada rangkaian ini batang Zn merupakan anode (kutub (-) ).

Pada batang Cu terjadi reaksi reduksi atau pengikatan elektron.

Pada rangkaian ini batang Cu merupakan katode (kutub (+) ).

Anode adalah elektrode tempat terjadi reaksi oksidasi.

Katode adalah elektrode tempat terjadinya reaksi reduksi.

Elektron mengalir dari anode menuju katode, sehingga anode disebut


Sel Volta dapat dinyatakan dengan suatu diagram yang disebut diagram

(notasi) sel Volta. Anode selalu dinyatakan di sebelah kiri, sedangkan

katode di sebelah kanan.


Elektrolit Elektrolit
Anode Kanode
pada pada
(-) (+)
Anode Kanode

Dua garis sejajar (||) yang memisahkan anode dan katode menyatakan
Kegunaan jembatan garam adalah sebagai berikut.

1. Untuk melengkapi rangkaian listrik (sirkuit).

Dengan adanya jembatan garam ion-ion dapat bergerak dari sel

yang satu ke sel yang lain.

2. Mengganti ion-ion positif dan ion-ion negatif yang kekurangan

dalam masing-masing sel.

Aliran ion-ion dalam


jembatan garam
Notasi sel Volta menyatakan

bahwa di anode (kutub –)

terjadi oksidasi Zn menjadi 2


Zn

, sedangkan di katode (kutub

+) terjadi
2reduksi ion Cu
menjadi Cu.

Diagram sel Volta.

Zn(s)|ZnSO2
4(aq)|| CuSO2
4(aq)|Cu(s) atau
Arus listrik yang terjadi pada sel

Volta disebabkan adanya

perbedaan potensial antara kedua

elektrode. Perbedaan potensial ini

disebut EMF (elektromotive force).

Harga potensial mutlak suatu

elektrode tidak dapat diukur. Oleh

karena itu, diperlukan suatu

elektrode yang dapat dipakai

sebagai standar, yaitu elektrode


Berdasarkan suatu eksperimen yang telah dilakukan, dinyatakan sebagai

berikut.

1. Elektrode yang lebih mudah mengadakan reaksi reduksi

dibandingkan dengan elektrode H2 diberi harga potensial reduksi positif.

2. Elektrode yang lebih sukar mengadakan reaksi reduksi

dibandingkan dengan elektrode H2 diberi harga potensial reduksi negatif.


Potensial reduksi (E°reduksi) :

menyatakan besarnya kecenderungan

(kemampuan) untuk menerima

elektron.

Potensial oksidasi (E°oksidasi) :

menyatakan besarnya kecenderungan


Jika elektrode Zn dihubungkan dengan elektrode H2, besarnya potensial

yang terukur ialah potensial elektrode Zn itu sendiri.


Selain dengan menggunakan eksperimen dan voltometer, potensial sel (E°

sel) dapat juga ditentukan secara teoritis.

E° sel = E° oksidasi + E° reduksi

Apabila diketahui dua buah potensial reduksi elektrode maka elektrode

yang mempunyai potensial reduksi lebih kecil (lebih negatif) dari potensial

elektrode lainnya akan cenderung mengalami reaksi oksidasi dan yang

lainnya mengalami reaksi reduksi.


Suatu reaksi redoks dapat berlangsung jika ada perbedaan potensial positif di

antara kedua setengah reaksi reduksi dan setengah reaksi oksidasi.

Jadi, reaksi redoks dalam sel akan berlangsung dengan sendirinya atau

berlangsung spontan jika potensial sel yang dihasilkannya bertanda positif.

Jika E° sel > 0 atau E° sel (+), reaksi akan berlangsung spontan.

Jika E° sel < 0 atau E° sel (–), reaksi tidak berlangsung.


Aki termasuk sel sekunder, karena selain menghasilkan arus listrik aki juga

dapat diisi arus listrik kembali.

Secara sederhana aki merupakan sel yang terdiri dari elektrode Pb sebagai

anode dan Pb yang dilapis PbO2 sebagai katode dengan elektrolit

H2SO4(aq).
Reaksi pada aki saat menghasilkan arus listrik:

Anode (–) : Pb(s) + SO4 (aq)


2
PbSO4(s) + 2 e
-
+ 2
-
+
Katode (+) : PbO2(s) + 4 H (aq) + SO4 (aq) + 2 e
2
PbSO4(s) + 2 H2O(l)
Reaksi elektrokimia pada aki merupakan reaksi kesetimbangan (reversible),

sehingga dengan adanya arus listrik dari luar keadaan dari kedua elektrode

yang terlapis oleh PbSO4 dapat dikembalikan seperti semula.

Reaksi pengisian aki sebagai berikut.

+ 2
-
Anode (-) : PbSO4 (s) + 2 H2O(l) PbO2 (s) + 4 H (aq) + SO4 (aq) + 2 e
- 2

Katode (+) : PbSO4 (s) + 2 e Pb(s) + SO4 (aq)


+ 2

2 PbSO4(s) + 2 H2O(l) Pb(s) + PbO2(s) + 4 H (aq) + 2 SO4 (aq)


Baterai disebut juga dengan sel kering atau sel Leclanche (dipatenkan

tahun 1866).

Bateri biasa
Reaksi pada baterai

Anode (–) : Zn(s)


2
Zn (aq) + 2 e
-
+ -
Katode (+) : 2 MnO2 (s) + 2 NH4 (aq) + 2 e Mn2O3(s) + 2 NH3(aq) + H2O(l)
+ 2

Zn(s) + 2 MnO2(s) + 2 NH4 (aq) Zn (aq) + Mn2O3(s) + 2 NH3 (aq) + H2O(l)


Pada sel kering ini, reaksi berlangsung searah (irreversible), jadi jika arus

listrik searah habis maka tidak dapat diisi kembali. Oleh sebab itu, baterai

biasa disebut juga dengan sel primer.

Setiap 1 sel kering memiliki potensial sel 1,5 volt. Untuk memperoleh

potensial 6 volt perlu disusun 4 baterai secara seri.


Bateri alkaline

Proses reaksi pada baterai alkaline sebagai berikut.


2
-
- -
Anode (–) : Zn(s) Zn (aq) + 2 e

Katode (+) : 2 MnO2 (s) + H2O(l) + 2 e Mn2O3 (s) + 2 OH (aq)


Bateri nikel-kadmium

Baterai nikel-kadmium adalah

baterai yang dapat diisi kembali

(rechargeable battery).

Caranya adalah dengan membalik

arah aliran elektron, sehingga zat-

zat hasil reaksi yang melekat pada

elektrode-elektrode dapat diubah

kembali menjadi zat mula-mula.


Reaksi sel pada baterai nikel kadmium sebagai berikut.

Anode (–) :
-
Cd(s) + 2 OH (aq) Cd(OH)2(s) + 2 e
-
- -
Katode (+) : NiO2 (s) + 2 H2O(l) + 2 e Ni(OH)2 (s) + 2 OH (aq)

Cd(s) + NiO (s) + 2 H O(l)


Cd(s) + NiO2 (s) + 2 H2 O(l) Cd(OH) (s) + Ni(OH) (s)
Cd(OH)2 (s) + Ni(OH)2 (s)
Pada baterai isi ulang bahan hasil perubahan materi memiliki sifat dapat

balik (reversible). Jika baterai isi ulang diberi tegangan yang lebih besar

dari tegangan yang dihasilkan maka akan ada arus listrik yang mengalir

masuk ke dalam baterai dan bahan hasil perubahan materi akan kembali

menjadi bahan asal yang menyimpan energi listrik.


Sel merkuri oksida-Zn

Reaksi redoks yang terjadi:

Anode (–) : Zn(s)


2
Zn
-
(aq) + 2 e

- -
Katode (+) : HgO(s) + H2O(l) + 2 e Hg(l) + 2 OH (aq)
2
-
Sel bahan bakar (fuel cell)

Ahli kimia mencoba membuat sel

elektrokimia yang memiliki

kemampuan efisiensi tinggi,

mempunyai kapasitas listrik yang

tahan lama (kontinuitas tinggi),

dan lebih mudah perawatannya.

Sel tersebut adalah sel bahan

bakar (fuel cells), yang beroperasi

pada temperatur kamar.


Reaksi sel bahan bakar:
Pt

Anode (–) :
-
2 H2(g) + 4 OH (g) Pt
-
4 H2O(l) + 4 e
- -
Katode (+) : O2(g) + 2 H2O(l) + 4 e Pt 4 OH (aq)

2 H2(g) + O2(g) 2 H2O(l)

Sel bahan bakar memiliki perbedaan dengan sel volta yang lain, yaitu sebagai

berikut.

1. Murah (gas H2 dan O2 dapat dibuat dengan elektrolisis H2O(l)).

2. Kontinuitasnya tinggi.
Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit dalam sel elektrolisis

oleh arus listrik.

Arus listrik berasal dari sumber arus baterai atau aki yang menghasilkan

arus searah.

Reaksi pada sel elektrolisis tidak spontan karena hanya berproses apabila

memperoleh arus dari sumber arus.


Logam kurang mulia dapat dilapisi dengan logam mulia dengan cara

elektrolisis. Metode ini dikenal dengan metode penyepuhan (electroplating).


Prinsip dasar elektrolisis berlawanan dengan sel Volta, yaitu sebagai

berikut.

1. Proses elektrolisis mengubah energi listrik menjadi energi kimia.

2. Reaksi elektrolisis merupakan reaksi tidak spontan karena

melibatkan energi listrik dari luar.

3. Reaksi elektrolisis berlangsung di dalam sel elektrolisis, yang

terdiri dari satu jenis larutan atau leburan elektrolit dan memiliki dua

macam elektrode, yaitu

a. elektrode (–) atau katode adalah elektrode yang

dihubungkan dengan kutub (–) sumber arus listrik.

b. elektrode (+) atau anode adalah elektrode yang

dihubungkan dengan kutub (+) sumber arus listrik.


Keterangan:

• Elektron bergerak

dari kutub (–) sumber arus ke

katode; pada katode terjadi

reaksi reduksi.

• Di anode terjadi

reaksi oksidasi dan elektron

mengalir menuju ke sumber

arus listrik.

• Ion (+) bergerak

menuju ke kutub (–) dan ion


1. +
Ion H dari suatu asam direduksi menjadi gas hidrogen.

+ -
2 H (aq) + 2 e H2(g)

2. Ion-ion logam larutan alkali, alkali tanah, Al, dan Mn tidak direduksi, yang

direduksi adalah air.- -

2 H2O(l) + 2 e H2 (g) + 2 OH (aq)

+ -
3. Ion-ion logam lainnya yang tidak termasuk kelompok di atas direduksi lalu

mengendap pada katode.

+ -
1. Anode C, Pt, dan Au tidak mengalami perubahan, tetapi anode Ni, Cu, Ag, dan

sebagainya turut bereaksi dan mengalami oksidasi.


2
-
Cu(s)
-Cu (aq) + 2 e
2.
-
Ion OH dari basa -
4 OH (aq) 2 H2O(aq) + O2 (g) + 4 e
+ -
3.
- -
Ion sisa asam yang mengandung oksigen tidak teroksidasi, yang teroksidasi

-
adalah air.

- -
Hukum Faraday I

Jumlah massa zat yang dihasilkan pada katode atau anode berbanding

lurus dengan jumlah listrik yang digunakan selama elektrolisis.


Keterangan:
Ar
e e = massa ekuivalen
z Ar = massa atom relatif

z = jumlah muatan

C = jumlah arus (Coulomb)


C=ixt
i = kuat arus (ampere)

t = waktu (sekon)
F = 96.500 coulomb w = massa zat yang dihasilkan (gram)

F = tetapan Faraday
Hukum Faraday II

Apabila dua sel elektrolisis atau lebih dialiri arus listrik dalam jumlah yang

sama maka massa zat-zat yang dihasilkan berbanding lurus dengan massa

ekuivalen zat-zat tersebut.

w Ag : w Ni : w Cr = e Ag : e Ni : e Cr
Logam Na dan gas Cl2 dapat diperoleh dari leburan NaCl.

Reaksi elektrolisis:
+ -
+
NaCl(l) - Na (l) + Cl (l) ×2

Katode (–) :
- Na (l) + 2 e Na(l)
-
×2

Anode (+) : 2 Cl (l) Cl2(g) + 2 e


Aluminium murni diperoleh dari elektrolisis leburan Al2O3 yang berasal dari

bijih bauksit. Pada elektrolisis Al2O3 digunakan elektrode grafit (C) dan

kriolit (Na3AlF6) yang berfungsi menurunkan titik lebur Al2O3.

Reaksi elektrolisis:
3 2

3
Al2O3(l) - Al (aq) + 3 O (aq) ×2

-
2
Katode (–) : Al (aq) + 3 e Al(l)

×4
Saat ini banyak produk industri yang berasal dari pelapisan logam yang

disebut penyepuhan (electroplating). Tujuan utama dari penyepuhan

adalah untuk keindahan dan mencegah korosi.

Reaksi elektrolisis: + -
+ -
AgNO3(aq)
+Ag -
(aq) + NO3 (aq)

Katode (Cu) : Ag (aq) + e Ag(s)


Proses pemurnian logam secara elektrolisis adalah proses memperoleh

logam murni dari logam yang tidak murni atau logam kotor dengan cara

elektrolisis. Misalnya pemurnian tembaga dari tembaga tidak murni.

Reaksi elektrolisis:
2 2

2
CuSO4 (aq) - Cu (aq) + SO4 (aq)

2
-
Katode (–) : Cu (aq) + 2 e Cu(s)
Benda-benda yang mengandung

logam seperti besi, cenderung

mengalami kerusakan di alam.

Hal itu ditandai dengan adanya

bercak-bercak besi yang berwarna

merah cokelat, yang

umumnya disebut karat besi.

Proses perusakan pada permukaan


Korosi logam ada yang berlangsung cepat ada yang berlangsung lambat.

Ada logam yang tidak mengalami korosi sama sekali. Hal ini dapat dilihat

pada kemampuan bereaksi (kereaktifan) logam tersebut dengan asam.

Daftar deret logam yang mengurutkan kereaktifan logam terhadap asam

dinamakan deret Volta.

Dalam deret volta, dari kiri ke kanan kereaktifan logam terhadap asam akan

berkurang (semakin kecil),


Adanya debu karbon (C), hasil pembakaran batu bara dan kayu

berpeluang besar menyebabkan terjadinya korosi. Baja yang merupakan

campuran homogen besi – karbon (Fe + C) sangat rentan terhadap

terjadinya korosi secara cepat.

Apabila karbon menempel pada besi atau baja besi maka yang terjadi

sebagai berikut.

1. Logam besi (Fe) akan berfungsi sebagai anode (–).

2. Karbon (C) akan berfungsi sebagai katode (+).

3. Gas O2 yang terlarut dalam air akan berfungsi sebagai elektrolit.

4. Pada proses korosi besi berlangsung reaksi elektrokimia seperti

pada sel Volta.


Reaksi korosi besi sebagai berikut.

2
Anode Fe (–)

Katode C (+)
:

:
Fe(s)
-
2 H2O(l) + O2(g) + 4 e
- Fe (aq) +

4 OH (aq)
×2

2
-
Reaksi sel : 2 Fe(s) + 2 H2O(l) + O2(g) 2 Fe (aq) + 4 OH

(aq)
Untuk mencegah terjadinya korosi, dapat dilakukan dengan beberapa cara

antara lain sebagai berikut.

1. Mencegah kontak langsung logam dengan zat-zat kimia yang

korosif seperti H2O(l), CO2(g), O2(g), asam-asam, NaCl, dan sebagainya.

Caranya adalah melapisi logam dengan cat.

2. Melapisi logam dengan logam lain, dengan cara penyepuhan

(elecroplating). Contohnya, logam besi (Fe) disepuh dengan logam yang

lebih reaktif daripada besi (lihat tabel kereaktifan logam), misalnya logam
3. Membuat aloi (campuran logam-logam secara homogen), misalnya

stainless steel yang merupakan campuran homogen logam-logam Fe,

Ni, Cr. Kandungan logam Cr 12% sampai dengan 18% akan

melindungi Fe dan Ni dari korosi, karena Cr mudah teroksidasi

membentuk lapisan tipis Cr2O3 yang kuat dan transparan sehingga

stainless steel tetap mengilap.

4. Memberi perlindungan katode (proteksi katodik).

Adanya logam-logam (pipa dan tangki minyak) dan zat elektrolit di

dalam lapisan tanah mendorong proses reaksi elektrokimia. Untuk itu,

diupayakan agar pipa dan tangki dari logam besi tidak terlibat pada

proses reaksi redoks.

Anda mungkin juga menyukai