Anda di halaman 1dari 6

KEGUNAAN SEL VOLTA

Dalam kehidupan sehari-hari, arus listrik yang dihasilkan dari


suatu reaksi kimia dalam sel volta banyak kegunaannya, seperti untuk
radio, kalkulator, televisi, kendaraan bermotor, dan lain-lain. Sel volta
dalam
kehidupan sehari-hari ada dalam bentuk berikut.

A. Sel Baterai
1. Baterai Biasa
Baterai yang sering kita gunakan disebut juga sel kering atau sel
Lecanche. Dikatakan sel kering karena jumlah air yang dipakai
sedikit (dibatasi). Sel ini terdiri atas:
Anode : Logam seng (Zn) yang dipakai sebagai wadah.
Katode : Batang karbon (tidak aktif).
Elektrolit : Campuran berupa pasta yang terdiri dari
MnO 2,NH4Cl, dan sedikit air.

Reaksi
Anode : Zn (s ) —>Zn2+ (a q ) + 2 e–
Katode : 2 MnO2 (s ) + 2 NH4+ (a q ) + 2 – —> Mn2O3 (s ) + 2 NH3 (g) + H2O (l )
e

1
2. Baterai Alkaline
Pada baterai alkaline dapat dihasilkan energi dua kali lebih
besar dibanding baterai biasa. Sel ini terdiri atas:
Anode : Logam seng (Zn) yang sama seperti baterai
biasa digunakan sebagai wadah.
Katode : Oksida mangan (MnO 2).
Elektrolit : Kalium hidroksida (KOH).

Reaksi
Anode : Zn (s )—> Zn2+ (a q ) + 2 e–
Katode : 2 MnO2 + H2O + 2 e– —> Mn2O3 + 2 OH–
I on Zn2+ bereaksi dengan OH– membentuk Zn(OH)2.

B. Sel Aki
Sel aki atau accu merupakan contoh sel volta yang bersifat reversibel,
di mana hasil reaksi dapat diubah kembali menjadi zat semula. Pada sel
aki jika sudah lemah dapat diisi ulang, sedangkan
pada sel baterai tidak bisa.

Sel ini terdiri atas


Anode : Lempeng logam timbal (Pb).
Katode : Lempeng logam oksida timbal (PbO 2).
Ektrolit : Larutan asam sulfat (H2SO4) encer.
Reaksi pengosongan aki
Anoda : Pb(s ) + H2SO4 (a q ) —> PbSO 4 (s ) + H+ (a q ) + 2 e–
Katode : PbO2 (s ) + SO4-2 (aq)+ 3 H+(aq) + 2 e– —>PbSO4(aq) + 2 H2O
+
+
Reaksi : Pb(s ) + PbO2(s ) + 2SO4 (a q ) + 2H (a q ) —> 2 PbSO 4(s) + 2 H2O (l )
-2

Ketika sel ini menghasilkan arus listrik, anode Pb dan katode PbO 2
berubah membentuk PbSO 4. I on H+ dari H2SO4 berubah membentuk
H2O sehingga konsentrasi H2SO4 akan berkurang. Kemudian sel aki
dapat diisi/disetrum kembali, sehingga konsentrasi asam sulfat kembali
seperti semula. Proses ini nanti merupakan contoh dalam sel
elektrolisis.

C. Baterai Perak Oksida


Susunan baterai perak oksida yaitu Zn (sebagai anode), Ag2O (sebagai
katode), dan pasta KOH sebagai elektrolit. Reaksinya sebagai berikut:

Anode : Zn + 2OH-  Zn(OH)2 + 2e-


Katode : Ag2O + H2O + 2e  2Ag + 2OH-
Reaksi Sel : Zn(s ) + Ag2O(s ) + H2O(l )  Zn(OH)2(s) + 2Ag(s)

Baterai perak oksida memiliki potensial sel sebesar 1,5 volt dan
bertahan dalam waktu yang lama.Kegunaan baterai jenis ini adalah
untuk arloji,kalkulator dan berbagai jenis peralatan elektrolit
lainnya.
D. Sel Bahan Bakar
Sel bahan bakar merupakan sel yang menggunakan bahan bakar
campuran hydrogen dengan oksigen atau campuran gas alam dengan
oksigen. Bahan bakar (pereaksi) dialirkan terus menerus. Gas oksigen
dialirkan ke katode melalui suatu bahan berpori yang mengkatalis
reaksi dan gas hydrogen dialirkan ke anode.

Anode : 2H2 + 4OH-  4H2O + 4e-


Katode : O2 + 2H2O + 4e-  4OH- + 2H2 + O2 2H2O

Sel seperti ini biasa di gunakan untuk sumber listrik pada pesawat
luar angkasa.

E. Proses dalam penyepuhan


Elektroplating atau penyepuhan merupakan proses pelapisan
permukaan logam dengan logam lain. Misalnya tembaga dilapisi
dengan emas dengan menggunakan elektrolit larutan emas (AuCl3).

Emas (anoda) : Au(s ) → Au3+ (a q ) + 3e- (oksidasi)


Tembaga (katoda) : Au3+ (a q ) + 3e- → Au(s ) (reduksi)

Dari persamaan reaksi tampak pada permukaan tembaga akan terjadi


reaksi reduksi Au3+ (a q ) + 3e- → Au(s ). Dengan kata lain emas Au
terbentuk
pada permukaan tembaga dalam bentuk lapisan tipis. Ketebalan lapisan
juga dapat diatur sesuai dangan lama proses reduksi. Semakin
lama maka lapisan yang terbentuk semakin tebal.

F. Proses Sintesa
Sintesa atau pembuatan senyawa basa, cara elektrolisa merupakan
teknik yang handal. Misalnya pada pembuatan logam dari garam yaitu
K, Na dan Ba dari senyawa KOH, NaOH, Ba(OH) 2, hasil samping dari
proses ini adalah terbentuknya serta pada pembuatan gas H 2, O2,
dan Cl2. Seperti reaksi yang telah kita bahas. Dalam skala industri,
pembuatan Cl2 dan NaOH dilakukan dengan elektrolisis larutan NaCl
dengan reaksi sebagai berikut:

NaCl(a q )  Na+(a q ) + Cl-(a q )


Katoda : 2H2O(l ) + 2e-  OH-(a q) + H2(a q)
Anoda : 2Cl-(a q )  Cl2 + 2e-
Reaksi : 2H20(l ) + 2NaCl(a q )  2NaOH(aq) + H2(g) + Cl2
G. Proses pemurnian logam
Proses pemurnian logam juga mengandalkan proses elektrolisa. Proses
pemurnian tembaga merupakan contoh yang menarik dan mudah
dilaksanakan. Pemurnian ini menggunakan elektrolit yaitu CuSO 4. Pada
proses ini tembaga yang kotor dipergunakan sebagai anoda, dimana
zat tersebut akan mengalami oksidasi, Cu(s ) → Cu2+(a q) + 2e-
Reaksi oksidasi ini akan melarutkan tembaga menjadi Cu2+. Dilain pihak
pada katoda terjadi reaksi reduksi Cu2+ menjadi tembaga murni. Mula-
mula Cu2+berasal dari CuSO 4, dan secara terus menerus digantikan
oleh Cu2+ yang berasal dari pelarutan tembaga kotor. Proses reaksi
redoks dalam elektrolisis larutan CuSO4 adalah :
CuSO4(a q ) → Cu2+(a q ) + SO 42-(aq)
Katoda : Cu2+ (a q ) + - → Cu(s )
2e
Anoda : Cu(s ) → Cu2+(a q ) + 2e

Pengotor tembaga umumnya terdiri dari perak, emas, dan platina. Oleh
karena E0 unsur Ag, Pt dan Au > dari E0 Cu, maka ketiga logam tidak
larut dan tetap berada di anoda biasanya berupa lumpur. Demikian juga
jika pengotor berupa Fe atau Zn, unsur ini dapat larut namun cukup sulit
tereduksi dibandingkan Cu, sehingga tidak mengganggu proses reduksi
Cu.

Anda mungkin juga menyukai