Anda di halaman 1dari 4

Penerapan Sel Volta dalam Kehidupan Sehari-hari

1) Aki (Akumulator)
Nilai sel terletak pada kegunaannya. Diantara berbagai sel, sel timbal (aki) telah
digunakan sejak 1915. Berkat sel ini, mobil/sepeda motor dapat mencapai mobilitasnya,
dan akibatnya menjadi alat transportasi terpenting saat ini. Baterai timbal dapat bertahan
kondisi yang ekstrim (temperatur yang bervariasi, shock mekanik akibat jalan yang rusak,
dll) dan dapat digunakan secara kontinyu beberapa tahun. Dalam baterai timbal, elektroda
negatif adalah logam timbal (Pb) dan elektroda positifnya adala timbal yang dilapisi timbal
oksida (PbO2), dan kedua elektroda dicelupkan dalam larutan elektrolit asam sulfat (H 2SO4).
Reaksi elektrodanya adalah sebagai berikut :

Anoda Pb(-)    :   Pb + SO42-                              →  PbSO4  + 2e–


Katoda PbO2 (+)   :   PbO2  + SO42- + 4H+  + 2e–    →  PbSO4  + 2H2O

Reaksi total          :   Pb + PbO2 + 4H+ + 2SO42-     →  2PbSO4  + 2H2O

Saat aki menghasilkan listrik, Anoda Pb dan Katoda PbO 2 bereaksi dengan SO42-
menghasilkan PbSO4. PbSO4 yang dihasilkan dapat menutupi permukaan lempeng Anoda dan
Katoda. Jika telah terlapisi seluruhnya maka lempeng Anoda dan Katoda tidak berfungsi,
akibatnya aki berhenti menghasilkan listrik.

Saat aki menghasilkan listrik dibutuhkan ion H+ dan ion SO42- yang aktif bereaksi pada
larutan semakin berkurang dan larutan elektrolit menjadi encer maka arus listrik yang dihasilkan
dan potensi aki semakin melemah. Oleh karena reaksi elektrokimia pada aki merupakan reaksi
kesetimbangan (reversible) maka dengan memberikan arus listrik dari luas (mengecas) keadaan 2
elektoda (Anoda dan Katoda) yang terlapisi dapat dapat kembali seperti semula. demikian pula
ion akan terbentuk lagi sehingga konsentrasi larutan elektrolit naik kembali seperti semula.
Anoda PbO2 (-)  :   PbSO4 + 2H2O    →  PbO2  + 4H+  + SO42- + 2e–      
Katoda Pb (+) :   PbSO4 + 2e–           →  Pb + SO42-                               

Reaksi total           :   2PbSO4  + 2H2O →   Pb + PbO2 + 4H+ + 2SO42-  

2) Baterai Kering (Sel Leclanche)


Sel Leclanche dutemukan oleh insinyur Perancis Georges Leclanche (1839-1882) lebih dari
seratus tahun yang lalu. Berbagai usaha peningkatan telah dilakukan sejak itu, tetapi yang
menegjutkan adalah desain awal tetap dipertahankan, yakni sel kering mangan. Sel kering
mangan terdiri dari bungkus dalam Zink (Zn) sebagai elektroda negative (Anoda), abtang karbon
atau grafit (C) sebagi elektoda positif (Katoda) dan pasta MnO 2 dan NH4Cl yang berperan sebagi
larutan.

Sel ini kadang disebut sel kering asam karena adanya NH4Cl yang bersifat asam. Sel
Leclanche tidak dapat diisi ulang, sehingga disebut juga sel primer. Reaksi-reaksi yang
terjadi dalam baterai kering dapat dinyatakan sebagai berikut :

Anoda : Zn(s) Zn2+(aq) + 2e-


Katoda : 2MNO2(s) + 2NH4+(aq) + 2e- Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l)

Reaksi Total : Zn(s) + 2NH4+(aq) + 2MNO2(s) Zn2+(aq) + Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l)

3) Beterai Alkalin
Baterai kering jenis alkalin pada dasarnya sama dengan sel Leclanche, tetapi bersifat basa
karena menggunakan KOH menggantikan NH4Cl dalam pasta. Baterai alkalin dapat
menghasilkan arus lebih besar dan total muatan yang lebih banyak daripada baterai kering biasa.
Reaksi yang terjadi pada baterai alkalin adalah sebagai berikut :

Anoda Zn (-)   :  Zn                                → Zn2+ + 2e–


Katoda C (+)  :  2MnO2 + H2O + 2e-    → Mn2O3 + 2OH–

Reaksi total     :  Zn + 2MnO2 + H2O     → Zn2+ + Mn2O3 + 2OH–

4) Baterai Nikel Kadmium


Mirip dengan baterai timbal, sel nikel kadmium juga reversible. Selain itu dimungkinkan
untuk membuat sel nikel kadmium lebih kecil dan lebih ringan daripada sel timabl. Jadi sel ini
digunakan sebagai batu baterai alat-alat portable seperti, UPS dan Handphone.

Reaksi yang terjadi pada baterai Nikel Kadmium adalah sebagi berikut :

Anoda Cd (-)        :  Cd + 2OH–              → Cd(OH)2 + 2e–


Katoda NiO2 (+)  :  NiO2 + 2H2O + 2e–  → Ni(OH)2 + 2OH–
Reaksi total           :  Cd + NiO2 + 2H2O  → Cd(OH)2 + Ni(OH)2

Anda mungkin juga menyukai