Anda di halaman 1dari 38

KESADAHAN AIR,

COD DAN BOD


ELEKTROKIMIA
Definisi
 Eletrokimia merupakan ilmu yang memperlajari hubungan antara
reaksi kimia dengan kerja listrik, melibatkan sel elektrokimia yang
menerapkan reaksi redoks dalam aplikasinya

 Elektrikimia adalah suatu metode analisis secara kuantitatif atau


kualitatif, yang reaksinya dipengaruhi oleh arus listrik, beda potensial
dan daya hantar listrik.

Ada 2 jenis sel elektrokimia:


(1) Sel yang melakukan kerja dengan melepaskan energi dari reaksi
spontan.
(2) Sel yang melakukan kerja dengan menyerap energi dari sumber listrik
untuk menggerakkan reaksi non spontan.
ELEKTROKIMIA

Reaksi elektrokimia dapat terjadi pada :

 Reaksi kimia yang disebabkan oleh arus listrik dari luar


(eksternal). Contoh reaksi pada proses elektrolisis.

 Reaksi kimia spontan yang menghasilkan arus listrik.


Contoh reaksi pada baterai.

Reaksi reduksi-oksidasi (redoks) adalah; reaksi kimia


yang melibatkan transfer elektron secara langsung antara
molekul atau atom
Reaksi Redok

Reaksi redoks :
Zn (s)  Zn2+ + 2e- reaksi oksidasi
Cu2+ + 2e-  Cu (s) reaksi reduksi

Zn(s) + Cu2+  Zn2+ + Cu(s)

Reaksi oksidasi adalah kehilangan elektron dan


reduksi menarik elektron. Kedua proses terjadi
secara simultan.

Oksidasi menaikkan bilangan oksidasi,


sedangkan reduksi menurunkan bilangan
oksidasi.
Persamaan Redoks
Reaksi belum setara.  Fe2+ + Cr2O72-  Fe3+ + Cr3+

1. Pisahkan menjadi 2 setengah reaksi: Rx Oksidasi = Fe2+  Fe3+


Rx reduski = Cr2O72-  Cr3+
2. Setarakan atom yang bukan O dan H setiap setengah reaksi.
Cr2O72-  2Cr3+
3. Tambahkan H2O untuk setarakan atom O dan H+ untuk seterakan atom H
14 H+ + Cr2O72-  2Cr3+ + 7 H2O
4. Tambahkan e- salah satu sisi disetiap setengah reaksi untuk menyetarakan muatan
Fe2+  Fe3+ + e-
14 H+ + Cr2O72- + 6 e-  2Cr3+ + 7 H2O
5. Samakan jumlah e- dikedua setengah reaksi dengan cara mengalikan satu atau kedua setengah reaksi
dengan koefisien yang sesuai.
Fe2+  Fe3+ + e- x6 6Fe2+  6Fe3+ + 6e-
14 H+ + Cr2O72- + 6 e-  2Cr3+ + 7 H2O x 1 14 H+ + Cr2O72- + 6 e-  2Cr3+ + 7 H2O
6. Jumlahkan kedua setengah reaksi dan setarakan persamaan reaksi.
14 H+ + Cr2O72- + 6Fe2+ + 6e-  2Cr3+ + 6Fe3+ + 7 H2O + 6e-
14 H+ + Cr2O72- + 6Fe2+  2Cr3+ + 6Fe3+ + 7 H2O
Soal;

1. MnO4- + I-  MnO2 + I2 (dalam larutan basa)


2. CN- MnO4-  CNO- + MnO2 (dalam larutan basa)
3. S2O32- + I2  I- + S4O62- (dalam larutan asam)
4. Cr2O72-  C2O42-  Cr3+ + CO2 (dalam larutan asam)
TERMINOLOGI ELEKTROKIMIA

ANODA

Elektroda dimana reaksi oksidasi terjadi


KATODA

Elektroda dimana reaksi reduksi terjadi


ELEKTROLIT

Medium kimia yang mampu


menghantarkan arus listrik (=migrasi
muatan)
Elektrolisis NaCl

Anoda; Terjadi kompetisi oksidasi Cl- dan oksidasi air H2O


Katoda: H2O lebih mudah direduksi dibanding Na+
OH-

K : 2H2O + 2e  H2 + 2OH-
A : Cl-  Cl2 + 2e
OH-

Jika digabung reaksi pada anodan dan katoda. (Na hanya


sebagai ion penonton saja)

2Na+ + 2Cl + 2H2O  Cl2 + H2 + Na+ + OH-


Jenis-Jenis Sel Elektrokimia
1. Sel Galvanik (sel volta)
Sel galvani (sel volta) merupakan sel elektrokimia yang
dapat menghasilkan energi listrik yang disebabkan oleh
terjadinya reaksi redoks yang spontan.

Jika logam Zn dimasukkan ke dalam Cu2SO4, maka; Zn


teroksidasi menjadi Zn2+

Redoks: Zn(s) + Cu2+  Zn2+ + Cu(s)


Zn (anoda): Zn(s)  Zn2+ (aq) + 2e-
Cu (katoda): Cu2+ + 2e-  Cu(s)
Aturan Sel Galvanik
• Penulisan notasi
Zn l Zn2+ ll Cu2+ l Cu
Zn l Zn2+ Cu2+ l Cu
• Garis tunggal menyatakan perbedaan fasa

• Garis ganda menyatakan perbedaan elektroda

• Garis putus – putus menyatakan adanya jembatan garam pada sel


elektrokimia. Jembatan garam diperlukan bila larutan pada anoda & katoda
dapat saling bereaksi

Reaksi: Zn + Cu2+  Zn2+ + Cu


Deret Volta

Li K Ba Ca Na Mg Al Zn Cr Fe Ni Si Pb (H) Cu Hg Ag Pt Au

• Makin ke kanan, mudah direduksi sukar dioksidasi


• Makin ke kiri, mudah dioksidasi sukar direduksi
2. Sel Elektrolisis
• Elektrolisis merupakan proses menggunakan energi listrik agar reaksi
kimia nonspontan dapat terjadi
• Sel elektrolisis adalah alat untuk melaksanakan elektrolisis
• Sel elektrokimia yang menghasilkan redoks dari energi listrik .
Katode ; (-)
Anode : (+)

K (reduksi) :
Zn2+ + 2e  Zn

A (oksidasi) :
Cu  Cu2+ + 2e-
Reaksi - reaksi sel elektrolisis
• REAKSI PADA KATODE
Ion positif mengalami reduksi, kecuali kation (+) yang berasal dari logam IA, IIA,
dan Mn dalam larutan air tidak mengalami reduksi, yang mengalami reduksi adalah
H2O.
Reaksi katoda; 2H2O + 2e  H2 + 2OH-
Ion logam IA, IIA, Al, dan Mn berbentuk lelehan (leburan) akan mengalami reduksi

• REAKSI PADA ANODE


Ion negatif akan mengalami oksidasi jika elektrodanya nonaktif (Pt dan C). Ion
negatif yang mengandung O (SO42-,MnO4-,NO3-,dll) tidak mengalami oksidasi, yang
mengalami oksidasi adalah H2O
Reaksi : 2H2O  4H+ + O2 + 4e
Jika elektrode anode merupakan logam aktif (selain Pt dan C) yang mengalami
oksidasi adalah elektrode tersebut.
Elektroda
Elektroda

Elektroda dalam sel elektrokimia disebut sebagai anoda


atau katoda.

 Anoda : elektron datang dari sel elektrokimia (reaksi


oksidasi)

 Katoda : elektron memasuki sel elektrokimia (reaksi


reduksi)
Elektroda dalam Elektrokimia
1. Elektroda kerja
2 3
Permukaan tempat terjadinyan reaksi
elektrokimia 1
2. Reference electrode
Untuk menjaga ketetapan pontensial
3. Counter electrode
Untuk pembantu arus listrik/untuk
menyeimbangkan arus listrik ; tidak
berpengaruh pada reaksi kimia
Elektroda-Elektroda Acuan (reference electrode)

1. Elektroda kalomel
Raksa (Hg) ada dalam keadaan kontak dengan raksa (I) Klorida,
Hg2Cl2 (kalomel), dicelupkan ke dalam larutan KCl 0,1 M atau KCl jenuh.

• Reaksi elektroda :
Reaksi di katoda : ½ H2 H+ + e-
Reaksi di anoda : ½ Hg2Cl2 + e Hg + Cl-
Reaksi keseluruhan :
½ H2 + ½ Hg2Cl2 (s) H+ + Cl- + Hg
• Emf pada keadaan standar 0,337 volt (eo = 0,337 V)
• Jika digunakan KCl jenuh pada 250C memberikan E = 0,2412 V.
2. Elektroda perak-perak klorida
Ag dan padatan AgCl : Garam yang sangat sukar larut.
Dicelupkan ke dalam KCl , konsentrasi ion Cl- = 1-3.5 M.

Ag | AgCl (s)| Cl-

Jika di set elektroda ini dengan elektroda hidrogen pada 25oC


memberikan emf 0,22233 volt:
Reaksi elektroda:
Anoda: ½ H2  H+ +e-
Katoda: AgCl (s) + e  Ag + Cl-

Reaksi keseluruhan:
½ H2 + AgCl (s)  H+ + Ag + Cl-
.
Elektrokimia Berdasarakan Alat Trandusernya
Transduser atau pengesan adalah alat yang berfungsi untuk mengubah sinyal
daripada hasil reaksi antara komponen biologi dengan analit kepada bentuk kepada
arus listrik.

Teridiri dari;
1. Potensiometri; berdasarkan pada perbedaan potensial kedua elektroda yang
dinyatakan dengan milivolt (mV)
2. Kondukrometri; berdasarkan daya hantar listrik.
3. Koloumetri; Berdasarkan pada kuantitas cas listrik yang melalui sel antara
elektroda dan analit
4. Voltametri Siklik; keupayaan menggunakan 3 elektrode sperti elektrode
kerja, acuan, dan elektrode pembantu yang menghasilkan arus listrik
5. Voltametri pulsa diferensial ialah pengukuran berasaskan kepada perbedaan
denyutan (pulsa) potensial yang menghasilkan arus elektri.
6. Dll.
Voltametri Siklik
Voltametri Siklik

Voltametri merupakan pemindaian potensial


dilakukan dalam arah bolak-balik mengikuti
pola reaksi oksidasi dan reduksi. 2 3
Menggunakan 3 elektrode untuk
menghasilkan arus listrik; sperti, elektrode 1
kerja, acuan dan pembantu.

Oksidasi

reduksi
Voltametri Siklik
 Sistem reaksi redoks berbalik dengan pemindaian
bermula dari potensial V1 hingga potensial V2
(V1<V2) dan berbalik ke V1. Ipa
 Oksidasi bermula dari potensial V1 dengan arus
puncak anoda (ipa) semakin meningkat apabila
potensial elektroda semakin mendekati potensial Oksidasi
oksidasi (Epa) bahan redoks dan sebaliknya.

 Setelah pemindaian berbalik dari potensial V2 ke


V1 arus puncak katoda (ipc) semakin menurun reduksi
apabila potensial elektroda mendekati keupayaan
reduksi (Epc) bahan redoks.
Ipc
Epc Epa
 Perbedaan antara potensial puncak anoda (Epa)
dengan puncak katod (Epc) bahan redoks bagi ∆Ep
proses reaksi redoks berbalik mengikut
persamaan Nerst
∆Ep = Epa – Epc = 0.059 V
Karakteristik Voltametri siklik yang dapat Diamati

1. Pemisahan potensial antara dua arus puncak (∆E) adalah


59/n mV.

2. Rasio puncak Ipa/Ipc ≈1atau Ipc = Ipa

3. Potensial katode (Epc) dan anode (Epa) tidak dipengaruhi


oleh kadar imbasan

4. Kedudukan Eo ialah titik tengah antara Epc dan Epa atau Eo


= (Epc+Epa)/2
6.00E-05
Contoh; Applikasi dalam Analisis
4.00E-05
Kimia 2.00E-05

0.00E+00
A. Elektroda karbon (EK) -1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5

B. Elektroda karbon-nano Emas-Akrik -2.00E-05

nanosfera AuNano-silika nanosfera (EK- -4.00E-05


AuNSp-SiNp)
-6.00E-05
C. Elektroda karbon-nano emas (EK-AuNp)
-8.00E-05

-1.00E-04
 Perbedaan potensial reaksi oksidasi dan reduksi (∆Ep)
semakin besar mengikut jenis elektrod SPE-AuNPs <
Elektroda ∆Ep (V) Ipa/ipc
Ek-AuNPs-SiNp < EK .
 Kadar perpindahan elektron EK-AuNPs > EK-AuNPs- A. EK 1.04 0.23
SiNp > EK. B. EK-AuNSp- 0.60 0.86
 Kadar perpindahan elektron semakin lambat memberi SiNp
kesan terhadap VS yang semakin lebar dan ∆Ep yang
semakin besar C. EK-AuNSp 0.54 0.92
Mekanisme reaksi redoks berbalik pada antara
muka larutan redoks dan permukaan elektrod

O+ + e- R

e- e- e- e- e- e- e- e-

Mekanisme reaksi bahan redoks dan perpindahan


elektron pada permukaan elektrod dan bahan redoks di
dalam larutan: O+ = bahan oksidasi, R = bahan hasil
reaksi reduksi dan e- adalah elektron yang berpindah.

Elektrod karbon (EK)


Berbagai bentuk Elektroda komersial
dalm Pengukuran Elektrokimia

Elektrod karbon (EK)


Elektroda Kerja Pt & Elektroda Referensi Karbon
6 mM K3Fe(CN)6 & 1 M KNO3 A. Arus negatif memulai, karena Oksidasi H2O menghasilkan O2
Tiada arus antara A & B (+0.7 to +0.4V), tiada redoks berlaku pontesial range
tersebut

B. Di 0.4V, arus dimulai karena reaksi reduksi pada katoda


Fe(CN)63- +e- » Fe(CN)64-
B.-D. Kecepatan peningkatan arus pada permukaan dan konsentrasi Fe(CN)63-
menurun

D. Pontesial puncak katoda (Epc) dan arus puncak (ipc)


D.-F. Current decays rapidly as the diffusion layer is extended
further from electrode surface
F. Scan direction switched (-0.15V), potential still negative enough to cause
reduction of Fe(CN)63-
F.-J. Eventually reduction of Fe(CN)63- no longer occurs and anodic current
results from the reoxidation of Fe(CN)64-
J. Potensial puncak anoda (Epa) dan puncak arus (ipa)
K. Penurunan arus anodik sebagai tanda akumulasi Fe(CN)63- yang
digunakan pada reaksi anodik
Mekanisme Reaksi Oksidasi dan
Reduksi Fe(CN)64-Pada Elektrod Kerja
Fe(CN)64- + e Fe(CN)63-

Fe(CN)63- + e Fe(CN)64-
e- e- e- e- e- e- e-
Elektroda
Berbagai bentuk voltametri siklik
Voltametri Pulsa Diferensial
Voltametri Pulsa Diferensial
Differential pulse voltametry (DPV)

 Voltametri pulsa diferensial DPV) ialah pengukuran berasaskan kepada perbedaan


pulsa potensial yang menghasilkan arus elektrik.

 Teknik voltametri pulsa menggunakan pulsa gelombang dalam merekam


voltamogram yang memberikan peningkatan sensitivitas dan resolusi

 Arus puncak yang optimum akan dihasilkan pada potensial bahan redoks

 Arus puncak yang dihasilkan berkadaran/proporsional dengan kepekatan bahan


redoks dan bisa mengesan sampai kepekatan di bawah 10-9 M

 Voltamogramnya separuh dari voltametri siklik


Voltametri pulsa diferensial Voltemetri Siklik

4.00

3.00
Current (µA)

2.00

1.00

0.00
-1 -0.9 -0.8 -0.7 -0.6 -0.5 -0.4 -0.3 -0.2 -0.1
V
Differential Pulse Voltammetry
a) Pengukuran dua arus pada setiap siklus
- S1 sebelum pulse & S2 pada akhir pulsa
- Plot Di vs. E (Di = ES2 – ES1)
- Tinggi puncak ~ bergantung pada konsentrasi analit
- Reaksi reversibel, puncak potensial standar potentsal untuk ½ reaksi
b) Keuntungan:
- can detect peak maxima differing by as little as 0.04 – 0.05 V
< 0.2V peak separation for normal voltammetry
- decrease limits of detection by 100-1000x compared to normal voltammetry
< 10-7 to 10-8 M
the current increases from a background
residual current to a limiting current

the resulting voltammogram has a peak current

the resulting voltammogram has a peak current


DPV Voltemetri Siklik

[Fe(Htin)]3+ + 3e  Fe

Reduksi
Aplikasi DPV
Dalam Penentuan
Hormon Estradiol
dalam Serum Ikan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai