Anda di halaman 1dari 54

ELEKTROKIMIA

Overview
 Konsep termodinamika tidak hanya berhubungan
dengan mesin uap, atau transfer energi berupa kalor
dan kerja
 Dalam konteks kehidupan sehari-hari aplikasinya
sangat luas mulai dari pemanfaatan baterei untuk
menjalankan hampir semua alat elektronik hingga
pelapisan logam pada permukaan logam lain
 Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan
antara perubahan (reaksi) kimia dengan kerja listrik,
biasanya melibatkan sel elektrokimia yang
menerapkan prinsip reaksi redoks dalam aplikasinya.
 Ada 2 jenis sel elektrokimia: (1) Sel yang melakukan
kerja dengan melepaskan energi dari reaksi spontan
dan (2) sel yang melakukan kerja dengan menyerap
energi dari sumber listrik untuk menggerakkan reaksi
non spontan
Setengah Reaksi dan
Sel Elektrokimia
 Sel elektrokimia baik yang melepas atau
menyerap energi selalu melibatkan perpindahan
elektron-elektron dari satu senyawa ke senyawa
yang lain dalam suatu reaksi oksidasi reduksi
 Oksidasi adalah hilangnya elektron sedangkan
reduksi diperolehnya elektron
 Zat pengoksidasi adalah spesies yang melakukan
oksidasi, mengambil elektron dari zat yang
teroksidasi
 Zat pereduksi adalah spesies yang melakukan
reduksi memberikan elektron kepada zat yang
tereduksi
 Setelah reaksi zat teroksidasi memiliki bilangan
oksidasi lebih tinggi sedangkan zat tereduksi
memiliki bilangan oksidasi lebih rendah
Terminologi Redoks
Sel Elektrokimia
Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan
antara perubahan (reaksi) kimia dengan kerja listrik,
biasanya melibatkan sel elektrokimia yang menerapkan
prinsip reaksi redoks dalam aplikasinya.
 Sel Volta (sel galvani) memanfaatkan reaksi
spontan (∆G < 0) untuk membangkitkan energi
listrik, selisih energi reaktan (tinggi) dengan
produk (rendah) diubah menjadi energi listrik.
Sistem reaksi melakukan kerja terhadap lingkungan
 Sel Elektrolisa memanfaatkan energi listrik untuk
menjalankan reaksi non spontan (∆G > 0)
lingkungan melakukan kerja terhadap sistem
Kedua tipe sel menggunakan elektroda, yaitu zat
yang menghantarkan listrik antara sel dan lingkungan
dan dicelupkan dalam elektrolit (campuran ion) yang
terlibat dalam reaksi atau yang membawa muatan
Elektroda

 Elektroda terbagi menjadi dua jenis yaitu anoda dan


katoda
 Setengah reaksi oksidasi terjadi di anoda. Elektron
diberikan oleh senyawa teroksidasi (zat pereduksi) dan
meninggalkan sel melalui anoda
 Setengah reaksi reduksi terjadi di katoda. Elektron
diambil oleh senyawa tereduksi (zat pengoksidasi) dan
masuk sel melalui katoda
Sel Volta
Konstruksi dan Operasi Sel
Volta
 Setengah sel oksidasi: anoda berupa batang logam
Zn dicelupkan dalam ZnSO4
 Setengah sel reduksi: katoda berupa batang logam
Cu dicelupkan dalam CuSO4
 Terbentuk muatan relatif pada kedua elektroda
dimana anoda bermuatan negatif dan katoda
bermuatan positif
 Kedua sel juga dihubungkan oleh jembatan garam
yaitu tabung berbentuk U terbalik berisi pasta
elektrolit yang tidak bereaksi dengan sel redoks
gunanya untuk menyeimbangkan muatan ion
(kation dan anion)
 Dimungkinkan menggunakan elektroda inaktif
yang tidak ikut bereaksi dalam sel volta ini
misalnya grafit dan platinum
Notasi Sel Volta
• Zat – zat yang terlibat dituliskan Rumus Kimianya dengan
konsentrasi atau tekanannya dituliskan tanda kurung
dibelakangnya.
• Satu garis tegak menyatakan suatu kontak antara padat
dan cair, cair dan gas dan sebagainya .
• Bila dua atau lebih zat ada dalam larutan, Rumus kimianya
di pisahkan dengan koma.
• Suatu jembatan garam atau pori pemisah ditandai dengan
sepasang garis tegak.
• Perjanjian yang dianut bahwa setengah sel yang dianggap
mengalami reaksi oxidasi ditulis disebelah kiri atau anoda
ditulis disebelah kiri .

Contoh : Zn Zn2 (1 M ) Cu 2 (1 M ) Cu
Pt H 2 (1 atm), HCl (1 M ) AgCl (1 M ) Ag
Sel Volta dengan Elektroda Inaktif
Grafit|I-(aq)|I2(s)║H+(aq), MnO4-(aq), Mn2+(aq)|Grafit
Contoh Sel Volta
Baterai Kering (Sel Leclanche)
Anode (-) : Logam seng (Zn) yang dipakai sebagai wadah.
Katode (+) : Batang karbon (tidak aktif)
Elektrolit : Campuran pasta yang terdiri dari MnO2, NH4Cl, dan sedikit air

Baterai Alkaline
Anode (-) : Logam seng (Zn) sama seperti baterai digunakan sebagai wadah.
Katode (+) : Oksida mangan (MnO2)
Elektrolit : Kalium hidroksida (KOH)

Baterai Litium
Anode (-) : Litium
Katode (+) : Oksida logam transisi/sulfida (MnO2, V6O13, TiS2)
Elektrolit : Polimer

Accumulator (Aki)
Anode (-) : Lempeng logam timbal (Pb).
Katode (+) : Lempeng logam oksida timbal (PbO2)
Elektrolit : Larutan asam sulfat (H2SO4) encer

Sel bahan bakar (fuel cell)


Sel bahan bakar biasanya menggunakan oksigen pada katoda dan
suatu gas yang dapat dioksidasi pada anoda, biasanya gas hidrogen
Aplikasi Sel Elektrokimia : Sel
Bahan Bakar (Fuel Cell)
 Menghasilkan potensial listrik dengan cara “membakar” bahan bakar pada
kondisi tertentu
 Digolongkan menurut suhu kerja
 Suhu rendah (25 – 100oC)
 Suhu sedang (100 – 500oC)
 Suhu tinggi (500 – 1000oC)
 Suhu sangat tinggi (>1000oC)
Elektrolit dapat berupa asam atau basa
 Dalam elektrolit asam

½O2(g) + 2H+ + 2e => H2O(l) Eo = 1,2288 V


2H+ + 2e => H2(g) Eo = 0 V
H2(g) + ½O2(g) => H2O(l) Eo = 1,2288 V

 Dalam elektrolit basa

½O2(g) + H2O(l) + 2e => 2OH- Eo = 0,4009 V


2H2O(l) + 2e => H2(g) + 2OH- Eo = -0,8279 V
H2(g) + ½O2(g) => H2O(l) Eo = 1,2288 V
 Kelebihan sel bahan bakar :
 Pada suhu tinggi tidak memerlukan katalis kuat
 Dapat digunakan untk pesawat ruang angkasa
 Air yang dihasilkan dapat dikonsumsi
 Efisiensi ≈ 75%
 Kerugian sel bahan bakar :
 Ukuran besar
 Harga mahal
 Membutuhkan asupan O2 dan H2 terus menerus agar dapat beroperasi
Potensial Sel (Esel)
 Sel volta menjadikan perubahan energi bebas
reaksi spontan menjadi energi listrik
 Energi listrik ini berbanding lurus dengan beda
potensial antara kedua elektroda (voltase) atau
disebut juga potensial sel (Esel)
 Untuk proses spontan Esel > 0, semakin positif
Esel semakin banyak kerja yang bisa dilakukan
oleh sel
 Satuan yang digunakan 1 V = 1 J/C
 Potensial sel sangat dipengaruhi oleh suhu dan
konsentrasi, oleh karena itu potensial sel
standar diukur pada keadaan standar (298 K, 1
atm untuk gas, 1 M untuk larutan dan padatan
murni untuk solid)
Potensial Elektroda Standar
(Eosetengah-sel)
 Potensial elektroda standar adalah potensial yang
terkait dengan setengah reaksi yang ada (wadah
elektroda)
 Menurut kesepakatan potensial elektroda standar
selalu ditulis dalam setengah reaksi reduksi
 Bentuk teroksidasi + ne  bentuk tereduksi Eo1/2
sel
 Potensial elektroda standar seperti halnya
besaran termodinamika dapat dibalik dengan
mengubah tandanya
Eosel = Eokatoda - Eoanoda
Contoh :

1) Elektroda standart Zn2+ - Zn dan Cu2+ - Cu dipasangkan


membentuk sel sebagai berikut :

Zn Zn2 (1 M ) Cu 2 (1 M ) Cu

diketahui :Σ° Cu - Cu2+ = -0,34 volt


Σ° Zn - Zn2+ = 0,76 volt
hitung : Σ° sel

Σ° sel = Σ° katoda - Σ° anoda


= Σ° Cu2+ - Cu - Σ° Zn2+ - Zn
= 0,34 volt – (-0,76 volt)
= 1,10 volt
Harga Σ° sel positif menunjukkan reaksi sel spontan.
Contoh :
2) Sel Fe2+
diketahui : Σ° Sn4+ - Sn2+ = 0,13 volt(katoda)
Σ° Fe3+ - Fe2+ = 0,77 volt (anoda)
hitung : Σ° sel

Σ° sel = Σ° katoda - Σ° anoda


= Σ° Sn4+ - Sn2+ - Σ° Fe3+ - Fe2+
= 0,13 volt – 0,77 volt
= -0,64 volt
Harga Σ° sel negatif menunjukkan tidak reaksi sel. Agar
ada reaksi sel spontan kedua elektroda dibalik.
Elektroda Hidrogen Standar
 Ilmuwan telah menyepakati untuk memilih
setengah reaksi rujukan dengan nilai 0 untuk
reaksi:
2H+(aq, 1 M) + 2e  H2(g, 1 atm) Eorujukan = 0
H2(g, 1 atm)  2H+(aq, 1 M) + 2e -Eorujukan = 0
 Dengan nilai rujukan ini kita bisa menyusun sel
volta yang menggunakan elektroda hidrogen
standar sebagai salah satu elektrodanya dan
mengukur potensial sel dengan alat ukur,
kemudian kita dapat menentukan potensial
elektroda standar banyak zat secara luas
Kekuatan Relatif Oksidator dan Reduktor

 Semua nilai adalah relatif terhadap elektroda


hidrogen standar (referensi)
2H+ (aq, 1 M) + 2e  H2 (g, 1 atm)
 Menurut konvensi semua setengah reaksi ditulis
sebagai reaksi reduksi artinya semua reaktan
pengoksidasi dan semua produk pereduksi
 Nilai Eo yang diberikan adalah setengah reaksi
tertulis, semakin positif nilainya semakin besar
kecenderungan reaksi tersebut terjadi
 Nilai Eo memiliki nilai yang sama tetapi berbeda
tanda jika reaksinya kita balik
 Berdasarkan tabel semakin keatas semakin
oksidator dan semakin kebawah semakin reduktor
Deret Volta

Li K Ba Ca Na Mg Al Zn Cr Fe Ni Si Pb (H) Cu Hg Ag Pt Au

 Makin ke kanan, mudah direduksi sukar


dioksidasi
 Makin ke kiri, mudah dioksidasi sukar
direduksi
Beberapa harga potensial reduksi standar dgn a=1 pada
suhu 25°C
(setengah sel) Reaksi reduksi E0red (volt)
K+/K K+ + e¯  K - 2,92
Zn2+/Zn Zn2+ + 2e¯  Zn - 0,76
Fe2+/Fe Fe2+ + 2e¯  Fe - 0,44
Pb2+/Pb Pb2+ + 2e¯  Pb - 0,13
H+/H2 H+ + e¯  ½ H2 0,00
Cu2+/Cu Cu2+ + 2e¯  Cu + 0,34
Fe3+/Fe2+ Fe3+ + e¯  Fe2+ + 0,77
Ag+/Ag Ag+ + e¯  Ag + 0,80
Cl2/Cl¯ Cl2 + 2e¯  2Cl ¯ + 1,36
Au3+/Au Au3+ + 3e¯  Au + 1,50
Reaksi Redoks Spontan

 Setiap reaksi redoks adalah jumlah dari kedua setengah


reaksi, sehingga akan ada reduktor dan oksidator ditiap-
tiap sisi reaksi
 Berdasarkan tabel maka reaksi spontan (Eosel> 0) akan
terjadi antara oksidator (sisi reaktan) dan reduktor (sisi
produk) yang terletak dibawahnya
 Misal Cu2+ (kiri) dan Zn (kanan) bereaksi spontan dan Zn
terletak dibawah Cu2+
Reaktifitas Relatif Logam
 Logam yang dapat menggantikan H2 dari asam.
Ambil salah satu logam, tuliskan reaksi oksidasinya
lalu jumlah untuk memperoleh Eosel jika positif
maka H2 akan terlepas
 Logam yang tidak dapat menggantikan H2, dengan
langkah yang sama, namun jika hasilnya Eosel < 0,
maka reaksi tidak spontan
 Logam yang dapat menggantikan H2 dari air, logam
yang terletak dibawah reduksi air
 Logam yang dapat menggantikan logam lain dari
larutannya, yaitu logam yang terletak dibagian
bawah tabel dapat mereduksi logam yang terletak
dibagian atas tabel
Potensial Sel Standar dan
Konstanta Kesetimbangan

0,0592V
o
E sel  log K
n
o
nE sel
log K 
0,0592V
Pengaruh Konsentrasi
terhadap Potensial Sel
 Sejauh ini potensial sel standar diukur dari
potensial setengah sel juga pada keadaan
standar sementara kebanyakan sel volta tidak
beroperasi pada keadaan standarnya
 Berdasarkan persamaan yang telah diketahui:
∆G = ∆Go + RT ln Q sedangkan
∆G = -nFEsel juga ∆Go = -nFEosel sehingga
-nFEsel = -nFEosel + RT ln Q

Esel = Eosel – (RT/nF) ln Q (Persamaan Nernst)


Pers Nernst digunakan untuk menghitung potensial sel yang
tidak standart.
Menurut NERNST hubungan Σ° sel dari Σ sel adalah :
RT
 sel  sel  ln Q
nF
Dengan memasukkan harga–harga :
R = 8,214 joule / °K mol
T = (273 + 25) °K
F = 96500 coulomb/ ekuivalen
0,0592
 sel  sel  log Q
Maka : n

Dengan catatan : keaktifan unsur murni = 1


Aplikasi Persamaan Nernst

 Saat Q < 1 sehingga [reaktan] > [produk]


maka Esel > Eosel
 Saat Q = 1 sehingga [reaktan] = [produk]
maka Esel = Eosel
 Saat Q > 1 sehingga [reaktan] < [produk]
maka Esel < Eosel
 Jika kita memasukkan nilai R dan T pada
298
Esel = Eosel – (0,0592 V/n) log Q (pada 25oC)
Potensial Sel dan Hubungan antara Q dan K

Zn(s) + Cu2+(aq)  Zn2+(aq) + Cu(s) Q = [Zn2+]/[Cu2+]


Sel Konsentrasi
Contoh :
Pt | Sn2+, Sn4+ || Au3+ | Au
Diketahui : ∑o Au3+ - Au = 1,50 volt
∑o Sn4+ - Sn2+ = 0,13 volt
Hit ∑ sel apabila konsentrasi semua larutan 0,1 M
∑o sel = ∑o katoda -∑o anoda
= ∑o Au3+ - Au - ∑o Sn4+ - Sn2+ = 1,50 v
– 0,13 v = 1,37 volt
A : Sn2+  Sn4+ + 2e- x3
K : Au3+ 3e  Au x2
R sel : 3 Sn2+ + 2Au3+  3 Sn4+ + 2Au

∑ Sel = ∑o Sel - 0,059 (Sn 4 )3 (Au) 2


log
n (Sn 2 )3 (Au 3 ) 2

0,059 (0,1) 3 (1) 2


 1,37  log
6 (0,1) 3 (0,1) 2
Sel Elektrolisa
 Prinsip kerja sel elektrolisa adalah energi listrik dari
sumber eksternal akan mendorong reaksi tidak spontan
berlangsung
 Sel Volta:
Sn(s)  Sn2+ + 2e (anoda; oksidasi)
Cu2+ + 2e  Cu(s) (katoda; reduksi)
Sn(s) + Cu2+  Sn2+ + Cu(s) Eo = 0,48 V
 Sel Elektrolisa:
Cu(s)  Cu2+ + 2e (anoda; oksidasi)
Sn2+ + 2e  Sn(s) (katoda; reduksi)
 Oksidasi terjadi di anoda dan reduksi terjadi di katoda
tapi arah aliran elektron dan tanda elektroda kebalikan
sel volta
APLIKASI SEL ELEKTROLISA

1. Penyepuhan Logam (Elektroplating)


Misalnya penyepuhan logam besi. Agar besi tahan terhadap karat
maka permukaan besi sering dilapisi oleh logam yang lebih stabil,
seperti seng, nikel, atau perak.
Benda yang akan dilapisi dipasang sebagai katoda dan potongan
logam penyepuh dipasang sebagai anoda yang dibenamkan dalam
larutan garam dari logam penyepuh dan dihubungkan dengan
sumber arus searah.
Contoh: untuk melapisi sendok garpu yang terbuat dari besi dengan
perak (Ag), maka garpu dipasang sebagai katoda dan logam perak
dipasang sebagai anoda, dengan elektrolit larutan AgNO3.
2. Pemurnian Logam
Logam yang kotor ditempelkan di anode dan logam murni
ditempatkan di katode. Larutan yang digunakan adalah yang
mempunyai mempunyai kation logam tersebut.
3. Pembuatan senyawa (misal NaOH) atau gas (misal O2, H2, Cl2).
Produk Elektrolisa
 Elektrolisis lelehan garam murni: Contoh CaCl2(l)
maka kation akan tereduksi dan anion akan
teroksidasi
2Cl-(l)  Cl2(g) + 2e (anoda; oksidasi)
Ca2+(l) + 2e  Ca(s) (katoda; reduksi)
Ca2+ + 2Cl-  Ca(s) + Cl2(g) (overall)
 Elektrolisis Lelehan campuran garam
Spesies yang lebih mudah teroksidasi (reduktor
kuat) akan bereaksi di anoda dan spesies yang
lebih mudah tereduksi (oksidator kuat) akan
bereaksi di katoda
 Contoh : Campuran NaCl dan MgBr2 dilelehkan dan
dielektrolisis, prediksikan zat yang terbentuk di
anoda dan katoda?
Elektrolisis Air

 Air dapat mengalami reaksi oksidasi maupun reduksi,


keduanya reaksi tidak spontan
2H2O(l)  O2(g) + 4H+ + 4e E = -0,82 V
2H2O(l) + 2e  H2(g) + 2OH- E = -0,42 V
2H2O(l)  2H2(g) + O2(g) E = -1,24V
 Pembentukan H2 dan O2 memerlukan voltase tambahan
terkait faktor kinetik, sehingga potensial elektroda
perlu tambahan 0,4 sd 0,6 V
Elektrolisis Larutan Ion
 Saat ada dua ½ reaksi dimungkinkan terjadi di
elektroda, maka salah satu yang memiliki potensial
elektroda positif (kurang negatif) yang akan terjadi
 Apa yang terjadi saat larutan KI dielektrolisis?
 Kemungkinan reduksi
K+(aq) + e  K(s) Eo = -2,93 V
2H2O(l) + 2e  H2(g) + 2OH- E = -0,42 V
Maka H2 yang terbentuk
 Kemungkinan oksidasi
2I-(aq)  I2(s) + 2e Eo = -0,53 V
2H2O(l)  O2(g) + 4H+ + 4e E = -0,82 V
Maka I2 akan terbentuk di anoda
Elektrolisis Unsur
 Kation logam kurang aktif akan tereduksi
termasuk emas, perak, tembaga, kromium,
platinum dan kadmium
 Kation logam yang lebih aktif tidak tereduksi
termasuk gol 1A, 2A dan Alumunium, yang
mengalami reduksi air  gas H2
 Semua anion akan teroksidasi termasuk halida
kecuali anion F- (Eo = -2,87 V)
 Anion yang tidak teroksidasi mencakup F- dan
oksoanoin SO42-, CO32-, NO3-, PO43- karena
bilangan oksidasinya sudah tertinggi, air akan
teroksidasi membentuk gas O2.
Stoikiometri Elektrolisa

 Hukum Faraday I
Jumlah zat yang dihasilkan pada masing-masing
elektroda berbanding lurus dengan jumlah aliran
muatan yang melewati sel
 Konstanta Faraday (F) = 9,65 x 104 C/mol e)
 Jumlah muatan yang mengalir per detik = A
1 Ampere (A) = 1 Coulomb/detik
1 A = 1 C/det A x det = C
Cu (+) anoda Fe (-) katoda
CuSO4

Massa zat yang terbentuk selama elektrolisa berbanding lurus dengan jumlah arus listrik
yang mengalir.

G  e. F
F  i. t
e .i .t
G
96500
G = masa zat yang terbentuk (gr)
e = berat ekivalen
Ar
( )
Valensi
i = kuat arus (ampere)
t = waktu (detik)
CONTOH SOAL
Larutan NiSO4 (Ar = 59) dialiri arus listrik 10 A selama 1 jam. Tentukan
Ni yang mengendap di katoda.
Reaksi:
NiSO4(aq) → Ni2+ + SO42-

Katoda : Ni2+(aq) + 2 e → Ni(s)


Diketahui : e = Ar/valensi
e = 59/2
e = 29.5
i = 10 A
t = 1 jam = 3600 detik
Ditanya : G
Jawab : e .i .t
G
96500
29,5 .10 . 3600
G
96500
G  11 gram
 Hukum Faraday II
Massa dari bermacam-macam zat yang timbul pada elektrolisis dengan
jumlah listrik sama, berbanding lurus dengan massa ekivalennya.
 Contoh:
Jika arus 1 F dialirkan ke dalam tiga larutan, yaitu CuSO4, AuCl3 dan
AgNO3, maka perbandingan massa Cu : Au : Ag sesuai dengan
perbandingan massa ekivalennya, yaitu:
W Cu : W Au : W Ag = (64/2) : (197/3) : (108/1)
KOROSI

Korosi atau perkaratan adalah suatu gejala dimana benda-benda


logam, khususnya besi yang dibiarkan di udara mengalami
peristiwa oxidasi yaitu terjadi pembentukan bercak-bercak di
permukaan yang disebut korosi.
Besi dengan uap air di udara akan membentuk suatu sel
elektrokimia dimana besi akan bertindak sebagai Anoda karena
harga ∑o Fe2+ - Fe = -0,44 V jauh lebih kecil dibanding elektroda
∑o H+ - H2O = 1,23 V

Reaksi yang terjadi :


A : Fe  Fe2+ + 2e- (oxidasi)
K : O2 + H2O + 4e-  4OH- (reduksi)
Karena bertindak sebagai anoda maka terjadi reaksi oxidasi
Proses korosi dapat dipercepat dalam lingkungan :
- Air
- Asam
Usaha-usaha pencegahan karat :
- Memelihara permukaan tetap bersih dan licin
- Dilapis cat atau minyak
- Dengan cara perlindungan katoda (cathodic protection)
pencegahan agar besi tidak berperan sebagai anoda.

Cathodic Protection
Adalah pencegahan korosi yang biasanya dilakukan terhadap
benda-benda yang karena fungsinya harus ditanam di tanah
atau dipasang di dalam air laut.

Caranya : pipa-pipa baja atau tiang-tiang pancang pada


pelabuhan dengan menyambung besi tersebut dengan logam
yang potensial elektrodanya lebih negatif dari besi misalnya
elektroda Mg.
Mg sebagai Anoda

Pipa besi (Katoda)


A : Mg – Mg2+ + 2e- (oxidasi)
K : Fe2+ + 2e-  Fe
Korosi terjadi pada Mg karena reaksi yang terjadi oxidasi

- Lembaran besi dilapisi seng (galvani sel) sebagai pencegah karat


karena disamping sebagai pencegahan langsung dalam bentuk lapisan
dipermukaan, masih dapat berperan sebagai pelindung secara katoda
bila lapisan tergores.
- Dilapisi dengan logam yang lebih mulia (sukar teroxidasi) tetapi
bahayanya sekali berlubang, maka logam yang terlindung besi dilapisi
dengan Sn (kaleng)
- Paduan logam menyebabkan tahan terhadap karat.
Contoh : stainless steel
Hal-hal yang dapat mempengaruhi korosi :

1. Sifat logam : logam yang aktif mulia tidak sulit mengalami


korosi.

2. Suasana lingkungan. Adanya air / uap air mempercepat


proses korosi dan dipercepat lagi dengan adanya elektrolit
seperti garam, asam, basa.

3. Lapisan permukaan logam. Al dan Zn mudah dioksidasi


akan tetapi lapisan tipis oxida logam yang terbentuk pada
permukaan dapat melindungi bagian bawahnya terhadap
korosi, sedangkan besi tidak mempunyai sifat demikian,
jadi besi lebih cepat terkorosi.
SOAL LATIHAN
1. Larutan ZnSO4 dielektrolisis menggunakan arus listrik 0,1 A selama
1 jam.
a).Tuliskan reaksi yang terjadi !
b).Berapa gram Zn yang diendapkan pada katoda? (Ar Zn = 65)
2. Berapa gram Ni yang diendapkan pada elektrolisis larutan NiSO4
jika digunakan arus listrik
20 000 C ?
3. Berapa waktu yang diperlukan untuk elektrolisis larutan AgNO3
menggunakan arus listrik 0,1 A agar diperoleh 0,1 gram endapan Ag
?
4. Berapa waktu yang diperlukan untuk elektrolisis 10 mL larutan
AgNO3 0,01 M menggunakan arus listrik 0,1 A sampai elektrolisis
terhenti karena semua perak telah mengendap ?
5. Jika campuran larutan CuSO4 dan NiSO4 dielektrolisis sehingga
dihasilkan 1 gram endapan, maka berapa gram Cu dan berapa gram
Ni yang telah diendapkan dari larutan tersebut ?
6. Larutan CuSO4, AuCl3, dan AgNO3 yang terpisah masing-masing
dielektrolisis dengan arus listrik 0,1 A dalam waktu yang sama.
Jika Cu yang diendapkan sebanyak 0,1 gram, maka masing-
masing berapa gram Au dan Ag yang diendapkan ?
7. Masing-masing pasangan reaksi berikut aktivitasnya satu (a =
1). Masing-masing tentukan reaksi (i) atau (ii) yang dapat
berlangsung, kemudian hitunglah potensial sel yang dihasilkan !
a. (i). Cu/Cu2+//Ag+/Ag atau (ii). Ag/Ag+//Cu2+/Cu
b. (i). Cu/Cu2+//Pb2+/Pb atau (ii). Pb/Pb2+//Cu2+/Cu
c. (i). Pb/Pb2+//Ag+/Ag atau (ii). Ag/Ag+//Pb2+/Pb
d. (i). Zn/Zn2+//Ag+/Ag atau (ii). Ag/Ag+//Zn2+/Zn
8. Sel elektrokimia dengan jembatan garam K2SO4 menggunakan
elektroda Fe dalam larutan FeSO4 dan elektroda Zn dalam larutan
ZnSO4.
a. Tentukan manakah elektroda positip dan negatifnya?
b. Tuliskan reaksi yang terjadi!
c. Berapakah potensial sel yang dihasilkan?
Soal Latihan

 Suatu sel volta memiliki reaksi antara


larutan bromine dan logam Zn
Br2(aq) + Zn(s)  Zn2+(aq) + 2Br-(aq) Eosel
= 1,83 V
Hitung Eo untuk oksidasi Br-(aq) jika EoZn =
-0,76 V
 Suatu sel volta memiliki Eosel = 1,39 V
berdasarkan reaksi:
Br2(aq) + 2V3+(aq) + 2H2O(l)  2VO2+(aq)
+ 4H+(aq) + 2Br-(aq)
Berapa potensial elektroda standar
reduksi VO2+ menjadi V3+ ?
Soal Latihan
Kombinasikan setengah reaksi berikut menjadi 3 buah
reaksi redoks spontan, hitung Eosel untuk tiap-tiap reaksi
dan urutkan kenaikan sifat oksidator dan sifat reduktor
senyawanya!
 NO3-(aq) + 4H+(aq) + 3e  NO(g) + 2H2O(l) Eo = 0,96
 N2(g) + 5H+(aq) + 4e  N2H5+(aq) Eo = -0,23
 MnO2(s) + 4H+(aq) + 2e  Mn2+ + 2H2O Eo = 1,23
Apakah reaksi berikut spontan
3Fe2+(aq)  Fe(s) + 2Fe3+(aq)

Jika tidak, tulis reaksi spontannya, hitung Eosel dan urutkan


ketiga spesies besi berdasarkan penurunan kekuatan
reduksinya!
Soal Latihan

 Seorang teknisi perlu melapisi perangkat rumah dengan


0,86 g kromium dari sumber larutan Cr2(SO4)3. Jika
proses pelapisan secara elektrolisis dilakukan selama
12,5 menit, berapa arus listrik yang dibutuhkan?
 Dengan menggunakan arus 4,75 A, berapa menit
dibutuhkan untuk melapiskan 1,50 gram Cu(s) dari
larutan CuSO4?

Anda mungkin juga menyukai