Anda di halaman 1dari 20

REAKSI

REDOKS

DAN

ELEKTROKIMI
A
Anggota:
Ananta Ayu W.

(03)

Dea Syarafina P. (09)


Elvia Faustina

(12)

Fya Widya I.

(15)

Lisna Isminingtyas
(18)

XII IA
6

RINGKASAN MATERI
A.REAKSI REDOKS
Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi yang berlangsung
secara bersamaan. Reaksi redoks adalah singkatan dari REDuksi OKSidasi.
Contoh reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari adalah perkaratan,
pembakaran, pembusukan, fotosintesis, dan metabolisme.

1. Perkembangan Konsep Redoks


Konsep reaksi reduksi dan oksidasi mengalami perkembangan dari
masa ke masa sesuai cakupan konsep yang dijelaskan.
a. Reaksi redoks sebagai reaksi pengikatan dan pelepasan
oksigen
- Oksidasi adalah reaksi pengikatan oksigen. Contoh:
Perkaratan besi (Fe).
-

Reduksi adalah reaksi pelepasan atau pengurangan oksigen.


Contoh: Reduksi bijih besi dengan CO.

b. Reaksi redoks sebagai reaksi pelepasan dan pengikatan /


penerimaan elektron
Dalam setiap oksidasi pasti disertai reduksi.
- Oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron. Contoh:
-

Reduksi adalah reaksi pengikatan atau penerimaan elektron.


Contoh:

c. Reaksi redoks sebagai reaksi kenaikan dan penurunan


bilangan oksidasi (biloks)
Bilangan oksidasi atau disingkat biloks adalah muatan yang
dimiliki oleh suatu atom akibat melepaskan atau menerima
elektron untuk mencapai kestabilan seperti gas mulia. Contoh:

d. Reaksi redoks sebagai reaksi pelepasan dan pengikatan


hydrogen
- Oksidasi. Contoh:
-

Reduksi. Contoh:

2. Aturan Menentukan Bilangan Oksidasi


a. Unsur bebas memiliki bilangan oksidasi = 0
b. Umumnya unsur H memiliki bilangan oksidasi= 1 kecuali pada
senyawa hidrida= -1
c. Umumnya unsur O memiliki bilangan oksidasi = 2 kecuali pada
senyawa peroksida = 1
d. Unsur F selalu memiliki bilangan oksidasi = 1
e. Unsur logam selalu memiliki bilangan oksidasi positif yang besarnya
sesuai dengan golongannya.
f. Bilangan oksidasi ion tunggal sama dengan muatannya.
g. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam senyawa = 0
h. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam ion poliatom = muatan
ion.
3. Penyetaraan Reaksi Redoks
Penyetaraan reaksi redoks berarti menyamakan jumlah atom dan
muatan masing-masing unsur pada pereaksi dengan jumlah atom dan
muatan masing-masing unsur pada hasil reaksi. Artinya sebelum
muatan dan jumlah atom di kedua ruas (pereaksi dan hasil reaksi)
sama, maka reaksi masih belum setara.
Penyetaraan persamaan reaksi redoks dapat dilakukan dengan 2 cara,
yaitu :
a. Cara Setengah Reaksi

Penyetaraan persamaan reaksi redoks dengan cara setengah reaksi,


yaitu dengan melihat elektron yang diterima atau dilepaskan.
Penyetaraan dilakukan dengan menyamakan jumlah elektronnya.
Cara ini diutamakan untuk reaksi dengan suasana reaksi yang telah
diketahui.
Langkah-langkah penyetaraan :
Contoh : MnO4- + Cl- Mn2+ + Cl2 (Asam)
1. Menuliskan setengah reaksi kedua zat yang akan direaksikan
MnO4- Mn2+
Cl- Cl2
2. Menyetarakan jumlah atom unsur yang terlibat
MnO4- Mn2+
2Cl- Cl2
3. Menambah H2O pada suasana Asam (pada yg kurang O) dan
pada suasana Basa (pada yg kelebihan O)
MnO4- Mn2+ + 4 H2O
2Cl- Cl2
4. Menyetarakan atom Hidrogen (H) dengan menambah H + pada
suasana Asam dan OH- pada susana basa
MnO4- + 8 H+ Mn2+ + 4 H2O
2Cl- Cl2
5. Menyetarakan muatan dengan menambah elektron
MnO4- + 8H+ + 5e Mn2+ + 4H2O [selisih elektron pereaksi (7)
dan hasil reaksi (2)]
2Cl- Cl2 + 2e [elektron pereaksi -2 maka di hasil reaksi harus
ditambah 2e]

6. Menyamakan jumlah elektron yang diterima dengan yang dilepas


dengan perkalian silang antar elektron (didapat dari
penambahan jumlah elektron)
MnO4- + 8H+ + 5e Mn2+ + 4H2O
2Cl- Cl2 + 2e
|x5

|x2

Hasilnya menjadi :
2MnO4- + 16H+ + 10e 2Mn2+ + 8H2O
10Cl- 5Cl2 + 10e
2MnO4- + 10Cl- + 16H+ 2Mn2+ + 5Cl2 + 8H2O
b. Cara Perubahan Bilangan Oksidasi
Penyetaraan persamaan reaksi redoks dengan cara perubahan
bilangan oksidasi, dilakukan dengan melihat kecenderungan
perubahan bilangan oksidasinya. Penyetaraan dilakukan dengan
menyamakan perubahan bilangan oksidasi. Pada cara ini suasana
reaksi umumnya belum diketahui (akan diketahui dari perbedaan
muatan pereaksi dan hasil reaksi)
Langkah-langkah penyetaraan:
Contoh : Fe2+ + Cr2O72- Fe3+ + Cr3+
1. Menyetarakan unsur yang mengalami perubahan biloks
Fe2+ + Cr2O72- Fe3+ + Cr3+
Menentukan biloks masing-masing unsur /senyawa
Fe2+ + Cr2O72- Fe3+ + 2Cr3+
2+
+12
3+
+6
2. Menentukan selisih perubahan biloks
Fe2+ Fe3+ [biloks naik (oksidasi) selisih +2 ke +3 adalah 1]
Cr2O72- 2Cr3+ [biloks turun (reduksi) selisih +12 ke +6
adalah 6]
3. Menyamakan perubahan biloks dengan perkalian silang
Fe x 6 setiap anda menemukan unsur Fe kalikan dengan 6
Cr x 1 setiap anda menemukan unsur Cr kalikan dengan 1
Sehingga reaksi diatas menjadi:

6Fe2+ + Cr2O72- 6Fe3+ + 2Cr3+


4. Menentukan muatan pereaksi dan hasil reaksi ( Jika muatan
pereaksi lebih negatif/rendah maka ditambah H+ berarti suasana
Asam. Jika muatan pereaksi lebih positif/tinggi, maka ditambah
OH- berarti suasana basa).
6Fe2+ + Cr2O72- 6Fe3+ + 2Cr3+
+12 2 = +10 18+ 6 = +24
Artinya : muatan pereaksi lebih rendah, maka tambahkan H +
sebanyak selisih muatannya yaitu 24-10 = 14 dan diletakkan di
tempat yang muatannya kurang. Sehingga reaksi menjadi:
6Fe2+ + Cr2O72- + 14H+ 6Fe3+ + 2Cr3+
5. Menyetarakan Hidrogen dengan menambah H2O pada tempat
yang belum ada oksigennya.
6Fe2+ + Cr2O72- + 14H+ 6Fe3+ + 2Cr3+ + 7H2O

A. SEL VOLTA (SEL GALVANI)


Sel Galvani atau disebut juga dengan sel volta adalah sel elektrokimia
yang dapat menyebabkan terjadinya energi listrik dari suatu reaksi redoks
yang spontan. Reaksi redoks spontan yang dapat mengakibatkan
terjadinya energi listrik ini ditemukan oleh Luigi Galvani dan
Alessandro Guiseppe Volta. Sel volta terdiri atas elektroda tempat
berlangsungnya reaksi oksidasi disebut anoda (elektroda negatif), dan
tempat berlangsungnya reaksi reduksi disebut katoda (elektroda positif).

1. Rangkaian Sel Volta

Sel volta terdiri dari beberapa bagian, yaitu:


a. Voltmeter, untuk menentukan besarnya potensial sel.
b. Jembatan garam (salt bridge), untuk menjaga kenetralan muatan
listrik pada larutan.
c. Anoda, elektroda negatif, tempat terjadinya reaksi oksidasi. Pada
gambar, yang bertindak sebagai anoda adalah elektroda Zn/seng
(zink electrode).
d. Katoda, elektroda positif, tempat terjadinya reaksi reduksi. Pada
gambar, yang bertindak sebagai katoda adalah elektroda
Cu/tembaga (copper electrode).

2. Proses dalam Sel Galvani


Pada anoda, logam Zn melepaskan elektron dan menjadi Zn2+ yang
larut.
Zn(s) Zn2+ (aq) + 2e
Pada katoda, ion Cu2+ menangkap elektron dan mengendap menjadi
logam Cu.
Cu2+ (aq) + 2e- Cu(s)
hal ini dapat diketahui dari berkurangnya massa logam Zn setelah
reaksi, sedangkan massa logam Cu bertambah. Reaksi total yang
terjadi pada sel galvani adalah:
Zn(s) + Cu2+ (aq) Zn2+ (aq) + Cu(s)

3. Perhitungan Potensial Standart

Potensial listrik standar dapat ditentukan dengan menggunakan


tabel potensial standar stengah sel. Langkah pertama adalah
mengetahui logam apa yang bereaksi dalam sel. Kemudian mencari
potensial elektroda standar (E0) dalam volt, dari masing-masing dua
setengah reaksi.
Contoh perhitungan sel volta adalah sebagai berikut. Pada
gambar di atas ada larutan ZnSO 4 dan CuSO4 yang dihubungkan oleh
jembatan garam. Elektroda yang digunakan adalah zink dan tembaga.
Maka potensial standar yang dihasilkan adalah:
Cu2+ + 2 e- Cu E0 = +0,34 V
Zn2+ + 2 e- Zn E0 = -0,76 V
Potensial standar didapatkan dengan cara menghitung E yang lebih
besar dikurangi E yang lebih kecil. Jadi,
E0 = +0,34 V (0,76 V) = 1,10 V

4. Sel Volta dalam Kehidupan Sehari Hari:


a. Sel Kering (Sel Leclanche)
Dikenal sebagai batu baterai. Terdiri dari katode yang berasal dari
karbon (grafit) dan anode logam zink. Elektrolit yang dipakai berupa
pasta campuran MnO2, serbuk karbon dan NH4Cl.
Persamaan reaksinya :
Katode : 2MnO2 + 2H+ + 2e- Mn2O3 + H2O
Anode : Zn Zn2+ + 2eReaksi sel : 2MnO2 + 2H+ + Zn Mn2O3 + H2O + Zn2+

b. Sel Aki
Sel aki disebut juga sebagai sel penyimpan, karena dapat berfungsi
penyimpan listrik dan pada setiap saat dapat dikeluarkan .
Anodenya terbuat dari logam timbal (Pb) dan katodenya terbuat
dari logam timbal yang dilapisi PbO2.
Reaksi penggunaan aki :
Anode : Pb + SO42- PbSO4 + 2e
Katode : PbO2 + SO42- + 4H+ + 2e PbSO4 + 2H2O
Reaksi sel : Pb + 2SO42-+ PbO2 + 4H+ 2PbSO4 + 2H2O
Reaksi Pengisian aki :
2PbSO4 + 2H2O Pb + 2SO42-+ PbO2 + 4H+
c. Sel Perak Oksida

Sel ini banyak digunakan untuk alroji, kalkulator dan alat elektronik.
Reaksi yang terjadi :
Anoda : Zn(s) + 2OH- (l) Zn(OH)2 (s) + 2eKatoda : Ag2O(s) + H2O(l) + 2e- 2Ag(s) + 2OH- (aq)
Reaksi Sel : Zn(s) + Ag2O(s) + H2O(l) Zn(OH)2(s) + 2Ag(s)
Potensial sel yang dihasilkan adalah 1,34 V
d. Sel Nikel Cadmium (Nikad)
Sel Nikad merupakan sel kering yang dapat diisi kembali
(rechargable). Anodenya terbuat dari Cd dan katodenya berupa
Ni2O3 (pasta). Beda potensial yang dihasilkan sebesar 1,29 V.
Reaksinya dapat balik :
NiO(OH).xH2O + Cd + 2H2O 2Ni(OH)2.yH2O + Cd(OH)2
e. Sel Bahan Bakar
Sel Bahan bakar merupakan sel Galvani dengan pereaksi
pereaksinya (oksigen dan hidrogen) dialirkan secara kontinyu ke
dalam elektrode berpori. Sel ini terdiri atas anode dari nikel, katode
dari nikel oksida dan elektrolit KOH.
Reaksi yang terjadi :
Anode : 2H2 (g) + 4OH-(aq) 4H2O(l) + 4e
Katode : O2(g) + 2H2O(l) + 4e 4OH-(aq)
Reaksi sel : 2H2(g) + O2 2H2O(l)

B.ELEKTROLISIS
1. Reaksi pada Katoda (Reduksi Kation)
a. Bila kation dari golongan Alkali/ IA (Li+, Na+, K+), Alkali tanah/ IIA
(Mg2+, Ca2+, Sr2+, Ba2+), Al3+ atau Mn2+ maka kation tersebut tidak
direduksi namun air (H2O) yang direduksi. hal ini karena Ered H2O
lebih besar dari ion-ion teraebut. Reaksi yang terjadi :
2H2O(l) + 2e- H2(g) + 2OH-(aq)
b. H+ dari suatu asam akan direduksi menjadi gas hidrogen (H 2).
Reaksi yang terjadi :
2H+(aq) + 2e- H2(g)

c. Ion-ion logam lainnya yang tidak termasuk kelompok di atas


direduksi lalu mengendap pada katoda.
2+

Ni

Cu

(aq)

2+

+ 2e Ni(s)
-

+ 2e Cu(aq)

(aq)

Ag (aq) + e Ag(s)
d. Ion-ion lelehan atau leburan dari golongan alkali dan alkali tanah
direduksi lalu mengendap pada katoda (karena lelehan/leburan
tidak mengandung air).
Li+(aq) + e- Li(s)
Ca2+(aq) + 2e- Ca(s)

2. Reaksi pada Anoda (Oksidasi Anion)


a. Bila elektrodanya non inert ( Ni, Cu, Ag dll) maka elektrodanya yang
dioksidasi. Contoh reaksinya:
2+

Ni(s) Ni

(aq) +
2+
Cu (aq)

2e

Cu(aq)
+ 2e
+
Ag(s) Ag (aq) + eb. Bila elektrodanya inert ( C, Pt atau Au) maka elektrodanya tidak
bereaksi dan bila anionnya :
i. Ion OH- dari basa maka reaksi yang terjadi :
4OH-(aq) 2H2O(aq) + O2(g) + 4eii.

Ion sisa asam yang mengandung oksigen (SO 42-, NO3-, PO43- dll)
tidak dioksidasi namun air (H2O) yang dioksidasi. karena
Eoks H2O lebih besar dari sisa asam yang mengandung
oksigen. Reaksi yang terjadi :
2H2O(aq) 4H+(aq) + O2(g) + 4e-

iii.

Ion sisa asam yang tidak mengandung oksigen (Cl- , Br- , I- dll)
akan dioksidasi.
2Cl-(s) Cl2(g) + 2e2Br-(s) Br2(g) +2e-

C.HUKUM FARADAY
Pembahasan dalam artikel ini merupakan kelanjutan dari sel
elektrolisis, jadi tentang sel elektrolisis harus kalian fahami terlebih
dahulu. Bila dalam sel elektrolisis dibahas penulisan reaksi di katoda dan
anoda maka pada pembahasan kali ini adalah perhitingan matematisnya.

1. Hukum Faraday I
Jumlah massa zat yang dihasilkan pada katoda atau anoda
berbanding lurus dengan jumlah listrik yang digunakan selama
elektrolisis
Apabila arus listrik sebesar 1 Faraday ( 1 F ) dialirkan ke dalam sel
maka akan dihasilkan:
1 ekivalen zat yang disebut massa ekivalen (e)
1 mol elektron ( e- )
a. Cara Menghitung Massa Ekivalen (E) :
e = Ar Unsur / jumlah muatan ionnya

Dalam penulisan perbandingan mol suatu reaksi yang dijadikan


patokan adalah mol dari elekrton:
1 F = 1 mol e
b. Hubungan Muatan Listrik dengan Arus Listrik

Keterangan :
C = muatan listrik ( Coloumb )
I = arus listrik ( Ampere )
t = waktu ( sekon )
Sedangkan hubungan antara Faraday dan muatan listrik ( C ) :

maka rumus Faraday :

dan massa logam yang diendapkan :

2. Hukum Faraday II
Apabila 2 sel atau lebih dialiri arus listrik dalam jumlah yang sama
(disusun seri) maka perbandingan massa zat-zat yang dihasilkan
sebanding dengan massa ekivalen (e) zat-zat tersebut

Keterangan :
m = massa zat dalam gram
e = massa ekivalen zat
Ar = massa molekul relatif
n = muatan ion positif zat/kation

D.

KOROSI

1.

Pengertian Korosi

Korosi adalah kemerosotan atau kerusakan sifat logam oleh


karena proses elektrokimia, yang biasanya berjalan lambat. Contoh
yang paling umum adalah korosi logam besi dengan terbentuknya
karat oksidanya. Dengan demikian korosi menimbulkan banyak
kerugian. Korosi logam melibatkan proses anodik yaitu oksidasi logam
menjadi ionnya dengan melepaskan elektron ke dalam (permukaan)
logam dan proses katodik yang mengkonsumsi elektron tersebut
dengan laju yang sama. Proses katodik biasanya merupakan reduksi
ion hidrogen atau oksigen dari lingkungan sekitarnya.

2. Reaksi Kimia Korosi Logam


Untuk contoh korosi logam besi dalam udara lembab, proses
reaksi redoks yang terjadi dapat dinyatakan sebagai berikut:
Anoda
Katoda

: Fe (s)
Fe2+ (aq) + 2 e
: O2 (g) + 4 H+ (aq) + 4 e
2 H2O (l)

Redoks

: 2 Fe (s) + O2 (g) + 4 H+ (aq)

| 2x

Fe2+ (aq) + 2 H2O (l)

Dari data potensial elektrode dapat dihitung bahwa emf standar untuk
proses korosi ini adalah Eosel = +1,67 V. Reaksi ini terjadi pada
lingkungan asam dengan ion H+ sebagian dapat diperoleh dari reaksi
karbon dioksida atmosfer dengan air membentuk H 2CO3. Ion Fe2+ yang
terbentuk di anode kemudian teroksidasi lebih lanjut oleh oksigen
membentuk besi(III) oksida:
4 Fe2+ (aq) + O2 (g) + (4 + 2x) H2O (l)

2 Fe2O3.x H2O + 8 H+ (aq)

Hidrat besi(III) oksida inilah yang dikenal dengan karat besi. Sirkuit
listrik dipacu oleh migrasi elektron dan ion. Itulah sebabnya korosi
cepat terjadi dalam air garam. Jika proses korosi terjadi dalam
lingkungan basa, maka reaksi katodik yang terjadi adalah:
O2 (g) + 2 H2O (l) + 2 e

4 OH- (aq)

Korosi besi relatif lebih cepat terjadi dan berlangsung terus, sebab
lapisan senyawa besi(III) oksida yang terjadi bersifat porous sehingga
mudah ditembus oleh udara maupun air. Tetapi, aluminium mempunyai

potensial reduksi jauh lebih negatif dibandingakn besi, proses korosi


lanjut menjadi terhambat karena hasil oksidasi, Al 2O3, yang
melapisinya tidak bersifat porous sehingga melindungi logam yang
dilapisi dari kontak dengan udara luar.

3. Penyebab Korosi
Korosi merupakan reaksi kimia yang terjadi secara alami dan
spontan. Tanpa campur tangan manusia, logam dapat bereaksi dengan
faktor luar dan menyebabkan peristiwa korosi. Beberapa faktor
penyebab korosi antara lain:
a. Tingginya reaktivitas logam
b. Adanya zat pengotor
c. Adanya udara bebas, uap air, dan gas tertentu seperti CO2 dan SO2
d. Adanya zat-zat elektrolit

4. Pencegahan Korosi
a. Metode Pelapisan (Coating)
Metode pelapisan adalah suatu upaya mengendalikan korosi
dengan menerapkan suatu lapisan pada permukaan logam besi.
Misalnya, dengan pengecatan atau penyepuhan logam. Penyepuhan
besi biasanya menggunakan logam krom atau timah. Kedua logam
ini dapat membentuk lapisan oksida yang tahan terhadap karat
(pasivasi) sehingga besi terlindung dari korosi.
b. Perlindungan Katodik
Prinsip dari perlindungan katodik adalah mengubah potensial
elektroda dari struktur logam sehingga dapat menambah
"kekebalan" logam yang ingin dilindungi. Bagian yang dilindungi
tentu saja adalah permukaan, karena korosi dimulai dari bagian
permukaan, sehingga menutup kemungkinan terjadinya reaksi
korosi. Perlindungan katodik penting digunakan untuk logam alatalat selam dan bawah tanah.
c. Penghambat (inhibitor) korosi
Adanya molekul asing dapat mempengaruhi reaksi pada
permukaan. Proses korosi adalah salah satu jenis reaksi permukaan.
Korosi dapat dikendalikan dengan senyawa asning yang dikenal

dengan senyawa inhibitor (penghambat). Senyawa penghambat


dapat terabsorpsi pada permukaan logam yang bereaksi. Senyawa
tersebut langsung menyerap ke arah lapisan permukaan logam.
Senyawa penghambat dapat berkerja pada cara yang berbeda,
yaitu memblokir bagian yang rawan korosi dan mencegah laju
anodik maupun katodik. Cara lainnya adalah dengan meningkatkan
potensial elektroda. Contoh senyawa yang dapat menghambat
reaksi anodik adalah heksilamina dan natrium benzoat. Dengan
cara yang sama, oksidator seperti nitrit, kromat, amina, tiourea juga
dapat digunakan untuk menghambat korosi.

SOAL DAN PEMBAHASAN


A.PILIHAN GANDA
1. H2S dapat dioksidasi oleh
KMnO4 menghasilkan antara
lain K2SO4 dan MnO2. Dalam
reaksi tersebut,setiap mol
H2S melepaskan .
A.
B.
C.
D.
E.

2
4
5
7
8

mol
mol
mol
mol
mol

electron
electron
electron
electron
electron

2.
3.

Jawaban: E
Penyelesaian :
H2S K2SO4
4.
4H2O + S2- SO42- +
5.
8H+ + 8e
6. Reaksi redoks yang sudah
mengalami
penyetaraan
ialah .
A. I2 (s) + S2O3 (aq) 2I- (aq) +
SO42- (aq)
B. Al2O3 (s) + C (s) Al (s) + CO2
(g)

C. AgOH (s) + H+ (aq) Ag2+(aq)


+H2O (l)
D. ClO- (aq) + Cl- (aq) + H+ (aq)
H2O (l) + Cl2 (g)
E. MnO2(s) + 4H+ (aq) + 2Cl- (aq)
Mn2+(aq) + 2H2O (l) + Cl2 (g)
7.
8.
9.
(aq)

Jawaban :E
Penyelesaian :
MnO2 (s) + 4H+ (aq) + 2ClMn2+ (aq) + 2H2O (l) + Cl2

(g)

10.

Setara bila :

Jumlah muatan kiri =


muatan kanan
- Jumlah unsur sebelah kiri
= jumlah unsur sebelah
kanan.
11.
12.
Diketahui
potensial
elektroda
:
3+
Cr (aq) + 3e Cr(s) E = -0,71
volt
Ag+(s) + e Ag(s) E = +0,80
volt
Al3+(aq) + 3e Al(s) E = -1,66
volt
Zn3+(aq) + 2e Zn(s) E = -0,74
volt
Pt2+(aq) + 2e Pt(s) E = +1,50
volt
Reaksi-reaksi
yang
berlangsung adalah .
A. Zn3+(aq) + Pt(s) Pt2+(aq) +
Zn(s)
B. Ag(s) + Cr3+(aq) Ag+(s) +
Cr(s)
C. Al3+(aq) + Cr(s) Al(s) + Cr3+
-

(aq)

D. Pt(s) + Ag+(aq) Ag(s) + Pt2+


(aq)
3+

E. Cr (aq) + Al(s) Al3+(aq) +


Cr(s)
13.
Jawaban : E
14.
Reaksi
dapat
berlangsung apabila Eselnya
positif (reaksi spontan). Dari
data di atas, didapatkan
Esel positif pada opsi E.

Cr3+(aq) + Al(s) Al3+(aq) + Cr(s)


16.
Esel = Ered- Eoks =
-0,71-(-1,66) = +0,95 volt.
17.
18.
Bila diketahui potensial
elektroda
standar
:
3+
Al (aq) + 3e Al (s) E = -1,76
volt
Zn2+ (aq) + 2e Zn (s) E =
-0,76
volt
2+
Fe (aq) + 2e Fe (s) E =
-0.44
volt
2+
Cu (aq) + 2e Cu (s) E =
+0,34
volt
Bagan sel volta yang E
selnya paling besar adalah
.
A. Al/Al3+//Zn2+/Zn
B. Fe/Fe2+//Al3+/Al
15.

C. Zn/Zn2+//Cu2+ /Cu
D. Al/Al3+//Cu2+/Cu
E. Al3+/Al//Cu2+/Cu
19.
Jawaban : D
20.
Esel = Ered- Eoks =
+0,34-(-1,76)= +2,1 volt
21.
22.
Perhatikan persamaan
reaksi redoks berikut!
23.
2HBr + H2SO4 Br2 +
SO2 + 2H2O
24.
Zat yang merupakan
oksidator adalah...
A. HBr
B. H2SO4
C. Br2
D. SO2
E. H2O
25. Jawaban : B
26. Penyelesaian :
27. Oksidator adalah zat
yang mengoksidasi zat lain.

Dalam
reaksi
redoks,
oksidator akan mengalami
reduksi.
Pada
persamaan
reaksi
di
atas,
H2SO4
mengalami reduksi karena
biloks S turun dari +6
menjadi +4. Oleh karena itu,
H2SO4
berperan
sebagai
oksidator.
28.
29.
Berapa gram zink (Ar
Zn = 65) terbentuk dalam
katode, jika arus listrik 5 A
dialirkan
melalui
larutan
ZnSO4 selama 1 jam ?
a. 3,03 gram
b. 30,3 gram
c. 6,06 gram
d. 60,6 gram
e. 36,6 gram
30.
31.
32.

Jawaban : C
Penyelesaian :

33.

m=exF=

e xi xt
96.500

34.
32, 5 x 5 x 3600

96.500
35.
= 6,06 gram
36.
37.
Sebanyak
1
Liter
larutan
CrCl3
1.0
M
dielektrolisis dengan arus 6
A. Waktu yang diperlukan
untuk mengendapkan semua
logam kromium (Ar Cr=52)
adalah
a. 16.083 detik
b. 32.167 detik
c. 48.250 detik
d. 96.500 detik

e. 289.500 detik
38. Jawaban : C
39. Penyelesaian :
40.
41.
n=MxV=1
m
42.
1 = Ar m =
Ar = 52 gram

43.

m =

e xi xt
96.500

52
6 xt
x
3 96.500

44.
45.
t = 48. 250 detik
46.
47.
Pada
elektrolisis
leburan Al2O3 (Ar O=16 ;
Al=27 ) diperoleh 0,27 gram
Al. Jumlah muatan listrik
yang diperlukan adalah
a. 1930 coulomb
b. 2895 coulomb
c. 5790 coulomb
d. 8685 coulomb
e. 11.580 coulomb
48.
49.

Jawaban : B
Penyelesaian :
50. 0,27

27
Q
x
3 96.500
51.

Q = 2895 coulomb

52.
Pada
suatu
elektrolisis terjadi
a. Perpindahan
anion
electrode . negative
b. Perpindahan kation
electrode positif
c. Reduksi pada anode

sel
ke
ke

d. Reduksi pada katode


e. Oksidasi pada katode
53. Jawaban : D
54. Dalam
elektrolisis
reduksi terjadi pada katode
dan oksidasi terjadi pada
anode
55.
Pada elektrolisis larutan
AgNo3 akan dihasilkan
a. 1 mol oksigen untuk
setiap
2
mol
ion
hidroksida
b. 1 mol perak untuk setiap
4 mol oksigen
c. 1 mol hydrogen untuk
setiap 4 mol perak
d. 1 mol oksegen untuk
setiap 4 mol perak
e. 1 mol perak untuk setiap
4 mol ion hydrogen
56. Jawaban : D
57. Penyelesaian :
58.
59. AgNO3 Ag+ + NO360. K : 4Ag+ + 4e 4 Ag
61. A : 2H2O O2 + 4 H+ +
4e
62. R. sel :
63. 4Ag+ + 2 H2O
4 Ag + O2
64.
65. Dari reaksi sel
tersebut
akan
dihasilkan
1
mol
oksigen setiap 4 mol
perak
66.

B.ESAY

1. Setarakan reaksi Redoks


dibawah ini dengan cara
setengah reaksi!
a. M4O+PbO2 MnO4- +
Pb2+ (Asam)
67.
68.
Reaksi

69. (3 H2O + MnO MnO4- +


6H+ +5e) x2
70.
(2e + 4H+ + PbO2
2+
Pb + 2H2O)
x5

------------------------------------------71.
2 MnO + PbO2 +
8H+ 2MnO4- + 5 PbO2 +
4H2O
72.
b. Cr2O72- + C2O42- Cr3+ +
CO2 (Asam)
73.
74.
Reaksi
75. (14H+ + 6e + Cr2O72- 2
Cr3+ + 7H2O) x1
76. (C2O42- 2CO2 + 2e)
x3

77.
------------------------------------------78.
14H+ + Cr2O72- +
2C2O4 2 Cr3+ + 6CO2 +
7H2O
79.
c. Cl2 + IO3- Cl- + IO4(Basa)
80.
81.
Reaksi
82.
(2e + Cl2 2
Cl )
83.
(2OH- + IO3-
IO4- + H2O + 2e)
84.
---------------------------------------85.
2OH- + Cl2 + IO32 Cl- + IO4- + H2O
86.

2. Bila diketahui :
(1) Ni + Fe2+ Ni2+ + Fe
E= -0,19
87.
(2) Al3+ + 3e Al
E= -1,66
88.
(3) Fe2+ + 2e Fe
E= -0,44
89.
Maka potensial sel
standar untuk reaksi :
90.
2Al + 3Ni2+ 2Al3+ + 3
Ni
91.
92.
Pembahasan:
93.
(2) dibalik lalu dikali 2 :
94.
2Al 2Al3+ + 6e
E= +1,66 volt
(1)dibalik lalu dikali 3 :
95. 3Ni2+ + 3Fe 3Ni +
3Fe2+ E= +0,19
96.
(3) dikali 3
:
97.
3Fe2+ + 6e 3Fe
E= -0,44 volt
98.
-------------------------------------------+
99.
2Al + 3Ni2+ 2Al3+ + 3
Ni
E= +1,41 volt
100.
3. Pada reaksi Ni(s) + 2 AgNO3(aq)
Ni(NO3)2(aq) + 2Ag(s)
101.
Menurut reaksi diatas
bagan sel volta dapat
dituliskan dengan.
102.
103.
Pe
mbahasan:
104.
Katoda (+) Reduksi
(Ag) :
105.
Ag+ +e Ag
106.
An
oda (-) Oksidasi (Ni) :
107.
Ni
+
Ni + 2e
108.

109.
Pen
ulisan bagan = Anoda ||
Katoda
110.
Ni|
Ni2+||Ag+|Ag
111.
4. Jumlah Faraday yang
diperlukan untuk dapat
mereduksi satu mol ion klorat
ClO3- menjadi Cl2 dalam satu
larutan asam adalah ......
Faraday
112.
113.
Pembahasan:
114.
12H+ + 2 ClO3- + 10 e
Cl2 + 6H2O
115.
Jika 1 mol ion klorat,
maka hanya dibutuhkan 5
Faraday saja
116.
5. Satu AgNO3 dielektrolisis
dengan elektrode Pt. Jika
muatan listrik sebanyak 965

coulomb dialirkan, maka pH


larutan yang dihasilkan
adalah ....
117.
118.
Pembahasan:
119.
AgNO3(aq) Ag+ + NO3120.
K : Ag+ + e Ag
121.
A : 2H2O 4H+ +
O2 + 4e
122.
Faraday =
Q/96500
123.
= 965/96500
124.
= 10-2 F
125.
Karena mol H+
sama dengan mol Elektron
pada Anoda. Maka mol H+ =
10-2
126.
[H+] = 10-2 mol / 1
-2
liter = 10
127.
pH = -log[H+]
128.
pH = -log10-2
129.
pH = 2
130.
131.

Anda mungkin juga menyukai