Anda di halaman 1dari 58

Reaksi Redoks

dan Elektrokimia
Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Ketepatan menuliskan persamaan redoks.


2. Ketepatan menghitung potensial E°sel
3. Ketepatan memberikan solusi permasalahan reaksi
oksidasi reduksi dan elektrokimia dalam kehidupan
sehari-hari.
Jenis Reaksi Kimia
• Pada prinsipnya, reaksi kimia dikelompokkan
menjadi :
- Reaksi yang tidak melibatkan perpindahan
elektron dari satu atom ke atom yang lain.
- Reaksi yang melibatkan perpindahan elektron
dari satu atom ke atom yang lain.
• Reaksi yang tidak melibatkan perpindahan
elektron biasanya meliputi penggabungan atau
pemisahan ion-ion atau molekul.
• Reaksi yang melibatkan perpindahan elektron
dikenal sebagai reaksi redoks (reduksi-oksidasi).
Reaksi Redoks

• Pemahaman lama (Tradisional)


 Reaksi Oksidasi = Reaksi Pengikatan Oksigen
atau pelepasan Hidrogen
 Reaksi Reduksi = Reaksi Pelepasan Oksigen atau
Pengikatan Hidrogen

• Pemahaman Sekarang (Modern)


 Reaksi Oksidasi = Reaksi penaikan biloks
 Reaksi Reduksi = Reaksi penurunan biloks
Reaksi Kimia dalam Larutan Air

Reaksi Redoks – Reaksi dimana satu spesi menerima


elektron dan spesi lainnya kehilangan elektron.

 Pengertian reaksi redoks


Oksidasi:
1. Peristiwa pengikatan O2
2. Peristiwa pelepasan e-
3. Peristiwa bertambahnya biloks
Reduksi:
1. Peristiwa pelepasan O2
2. Peristiwa penangkapan e-
3. Peristiwa berkurangnya biloks
• Dua istilah yang sering digunakan dalam menerangkan
reaksi redoks:
1. Senyawa pengoksidasi (oxydizing agent)
Yaitu zat yang mengambil elektron dari zat yang
dioksidasi.
2. Senyawa pereduksi
Yaitu zat yang memberi elektron kepada suatu zat
lainnya yang direduksi.
Istilah diatas, sering juga disebut:
1. Oksidator yaitu : zat yang mengalami reduksi
2. Reduktor yaitu : zat yang mengalami oksidasi

Zn(s) + 2H+(aq) Zn2+(aq) + H2(g)


Oksidator = ….
Reduktor = ….
Bilangan Oksidasi
Muatan yang dimiliki atom dalam sebuah molekul (atau
senyawa ionik).

1. Unsur bebas (keadaan tidak tergabung) memiliki


bilangan oksidasi nol.

Na, Be, K, Pb, H2, O2, P4 = 0


2. Dalam ion monoatomik, bilangan oksidasi sama
dengan muatan ion.

Li+, Li = +1; Fe3+, Fe = +3; O2-, O = -2


3. Bilangan oksidasi oksigen biasanya –2. Dalam H2O2
dan O22- adalah –1.
4. Bilangan oksidasi hidrogen adalah +1 kecuali jika
hidrogen terikat pada logam dalam senyawa biner.
Dalam kasus ini, bilangan oksidasinya adalah –1.

5. Logam golongan IA adalah +1, logam IIA adalah +2 dan


fluorine selalu –1.

6. Jumlah bilangan oksidasi semua atom dalam suatu


molekul atau ion sama dengan muatan pada molekul
atau ion tersebut.
HCO3-
Bilangan oksidasi semua O = -2 H = +1
atom dalam HCO3- ?
3x(-2) + 1 + ? = -1
C = +4
Berapakah bilangan oksidasi Mn dalam senyawa
dan ion berikut ini?

Mn - unsur  biloks = 0 logam

Mn2+ - ion  biloks = +2 tak berwarna


MnO2 - senyawa  biloks = +4 coklat
+4 + (2x(-2)) = 0
MnO4- - ion  biloks = +7 ungu
+7 + (4x(-2)) = -1
MnO4-2 - ion  biloks = +6 hijau
+6 + (4x(-2)) = -2
 Mn memiliki paling tidak 5 tingkat oksidasi
LATIHAN
Tentukan bilangan oksidasi dari unsur –
unsur berikut :

1. S dalam senyawa HSO4-


2. Mn dalam senyawa KMnO4
3. Cr dalam senyawa Cr2O72-
Penyetaraan Reaksi redoks

Ada 2 metode untuk menyetarakan suatu reaksi redoks,


yaitu metode setengah reaksi dan metode bilangan
oksidasi.
Adapun pedoman penyetaraan reaksi redoks sebagai berikut :

•Dlm suasana asam => Pihak yg kurang O ditambah H2O sebanyak


kekurangannya, kemudian pihak yg lain
ditambah H+ sehingga jumlah atom – atom
sebelah kiri dan kanan tanda reaksi adalah
sama.
•Dlm suasana basa => Pihak yg kelebihan O ditambah H2O sebanyak
kelebihannya, kemudian pihak yg lain ditambah
OH- sehingga jumlah atom – atom sebelah kiri
dan kanan tanda reaksi adalah sama.
Cara menyelesaikan persamaan reaksi redoks:

• Dengan cara ½ reaksi - yaitu dengan cara


memisahkan antara oksidasi dan reduksi.

• Dengan cara langsung - yaitu dengan cara


menghitung secara langsung oksidasi &
reduksi / tidak perlu dipisah.
Menyetarakan Persamaan Redoks

Oksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ oleh Cr2O72- dalam larutan asam?

1. Tulis persamaan tidak seimbang reaksi dalam bentuk ion-ion.


Fe2+ + Cr2O72- Fe3+ + Cr3+

2. Pisahkan persamaan menjadi dua setengah reaksi.


+2 +3
Oksidasi: Fe2+ Fe3+
+6 +3
Reduksi: Cr2O72- Cr3+

3. Setarakan atom-atom selain O dan H dalam setiap setengah


reaksi.
Cr2O72- 2Cr3+
Menyetarakan Persamaan Redoks
4. Untuk reaksi dalam asam, tambahkan H2O untuk
menyetarakan atom O dan H+ untuk menyetarakan atom H.
Cr2O72- 2Cr3+ + 7H2O
14H+ + Cr2O72- 2Cr3+ + 7H2O
5. Tambahkan elektron ke satu sisi setiap setengah reaksi untuk
menyetarakan muatan pada setengah reaksi.
Fe2+ Fe3+ + 1e-
6e- + 14H+ + Cr2O72- 2Cr3+ + 7H2O
6. Jika perlu, samakan jumlah elektron dalam dua setengah
reaksi dengan mengalikan setengah reaksi dengan koefisien
yang sesuai.
6Fe2+ 6Fe3+ + 6e-
6e- + 14H+ + Cr2O72- 2Cr3+ + 7H2O
Menyetarakan Persamaan Redoks
7. Tambahkan dua setengah-reaksi bersama-sama dan
setarakan persamaan akhir. Jumlah elektron di kedua sisi
harus dieliminasi.

Oksidasi: 6Fe2+ 6Fe3+ + 6e-


Reduksi: 6e- + 14H+ + Cr2O72- 2Cr3+ + 7H2O
14H+ + Cr2O72- + 6Fe2+ 6Fe3+ + 2Cr3+ + 7H2O

8. Pastikan jumlah atom dan muatannya seimbang.

14x1 – 2 + 6x2 = 24 = 6x3 + 2x3

9. Untuk reaksi dalam larutan basa, tambahkan OH- ke kedua


ruas persamaan untuk setiap H+ yang muncul dalam
persamaan akhir.
Setarakan reaksi berikut dengan metode biloks (cara langsung) :
Al + NO3–→ AlO2- + NH3 (Suasana Basa)
1. Tandai molekul/ion yang mengalami perubahan biloks
2. Hitung jumlah berkurang dan bertambahnya biloks

0 +5 +3 -3

Al + NO3- AlO2- + NH3

+3 -8
3. Samakan jumlah berkurang dan bertambahnya biloks
8Al + 3NO3–→ 8AlO2- + 3NH3
4. Setarakan jumlah muatan dengan OH–
5OH– + 8Al + 3NO3–→ 8AlO2- + 3NH3
5. Tambahkan H2O untuk menyamakan jumlah OH–
2H2O + 5OH– + 8Al + 3NO3–→ 8AlO2- + 3NH3
LATIHAN

Setarakan persamaan reaksi berikut :


1. Fe2+ + MnO4-  Fe3+ + Mn2+ ( suasana asam )
metode langsung
1. Al + NO3-  AlO2- + NH3 ( suasana basa )
Metode ½ reaksi

17
Elektrokimia merupakan proses reaksi oksidasi-reduksi yang
mempelajari hubungan antara perubahan (reaksi) kimia dengan
kerja listrik dimana:
• Energi yang dilepaskan oleh reaksi spontan diubah menjadi
listrik atau
• Energi listrik yang digunakan untuk menyebabkan reaksi
nonspontan terjadi
0 0 2+ 2-
2Mg (s) + O2 (g) 2MgO (s)
2Mg 2Mg2+ + 4e- Setengah-reaksi oksidasi
(Melepas e-)
(bilangan oksidasi )
O2 + 4e- 2O2- Setengah-reaksi reduksi
(Menerima e-)
(bilangan oksidasi )
Sel elektrokimia – butuh “sumber dc” = pompa elektron
(contoh : baterai)
•elektron dipaksa bergerak satu arah, tidak bergantung pada
kespontanan.
•energi listrik digunakan agar reaksi nonspontan dapat terjadi.
•elektron digerakkan ke katoda oleh pompa elektron sehingga
terjadi reduksi.
Dua Tipe Sel

Sel Volta atau Sel Galvani – listrik pasif


(tidak butuh “sumber dc”)
•elektron bergerak karena reaksi spontan.
•elektron diambil dari katoda dengan reduksi, mengakibatkan
electron bergerak ke arah katoda.
•dapat digunakan sebagai sumber dc untuk sel elektrolitik.
Sel Galvani
Selisih potensial listrik antara
anoda dan katoda disebut :
• voltase sel
• gaya elektromotif (emf)
• potensial sel

Diagram sel
Zn (s) + Cu2+ (aq) Cu (s) + Zn2+ (aq)
[Cu2+] = 1 M & [Zn2+] = 1 M

Zn (s) | Zn2+ (1 M) || Cu2+ (1 M) | Cu (s)


anoda katoda
Sel Galvani (sel volta)

anoda katoda
oksidasi reduksi

reaksi redoks spontan


Potensial Elektroda Standar

Zn (s) | Zn2+ (1 M) || H+ (1 M) | H2 (1 atm) | Pt (s)


Anoda (oksidasi): Zn (s) Zn2+ (1 M) + 2e-
Katoda (reduksi): 2e- + 2H+ (1 M) H2 (1 atm)
Zn (s) + 2H+ (1 M) Zn2+ + H2 (1 atm)
Potensial Elektroda Standar
Potensial reduksi standar (E0) adalah voltase yang
berkaitan dengan reaksi reduksi pada elektroda jika
konsentrasi semua zat terlarut adalah 1 M dan semua gas
pada 1 atm.

Reaksi Reduksi

2e- + 2H+ (1 M) H2 (1 atm)

E0 = 0 V
Gunakan sebagai acuan untuk
mengukur potensial zat lainnya
Elektroda hidrogen standar
Potensial Elektroda Standar
Esel
0
= 0.76 V

emf standar (E0sel)


Esel
0
= E0katoda - Eanoda
0

Reduksi Oksidasi

Zn (s) | Zn2+ (1 M) || H+ (1 M) | H2 (1 atm) | Pt (s)


Esel
0
= E0H+/H2 - EZn
0 2+
/Zn

0.76 V = 0 - E0Zn2+/Zn
E0Zn2+/Zn = -0.76 V
Zn2+ (1 M) + 2e- Zn E0 = -0.76 V
Potensial Elektroda Standar

Esel
0
= 0.34 V
Esel
0
= E0katoda – Eanoda
0

E0sel = E0Cu2+/Cu – EH0 +/H 2

0.34 = E0Cu2+ /Cu – 0


E0Cu2+/Cu = 0.34 V

Pt (s) | H2 (1 atm) | H+ (1 M) || Cu2+ (1 M) | Cu (s)


Anoda (oksidasi): H2 (1 atm) 2H+ (1 M) + 2e-
Katoda (reduksi): 2e- + Cu2+ (1 M) Cu (s)
H2 (1 atm) + Cu2+ (1 M) Cu (s) + 2H+ (1 M)
• E0 adalah untuk reaksi
seperti yang tertulis
• Reaksi setengah-sel bersifat
reversibel
• Tanda E0 berubah jika arah
reaksi dibalik (E0red = -E0oks)
• Mengubah koefisien
stoikiometri suatu reaksi
setengah-sel tidak
mengubah nilai E0
Agen Pengoksidasi terkuat

• Semakin positif E0 semakin


besar kecenderungan zat
untuk direduksi

Titik acuan nol

Agen Pereduksi terkuat


Berapakah emf standar suatu sel elektrokimia dengan
elektroda Cd dalam larutan 1.0 M Cd(NO3)2 dan elektroda
Cr dalam larutan 1.0 M Cr(NO3)3 ?

Cd2+ (aq) + 2e- Cd (s) E0 = -0.40 V Cd oksidator yg lebih kuat

Cr3+ (aq) + 3e- Cr (s) E0 = -0.74 V Cd akan mengoksidasi Cr

Anoda (oksidasi): Cr (s) Cr3+ (1 M) + 3e- x 2


katoda (reduksi): 2e- + Cd2+ (1 M) Cd (s) x3
2Cr (s) + 3Cd2+ (1 M) 3Cd (s) + 2Cr3+ (1 M)

Esel
0
= E0katoda - Eanoda
0

Esel
0
= -0.40 – (-0.74)
Esel
0
= 0.34 V
Spontanitas Reaksi Redoks
G = -nFEsel n = jumlah mol elektron dalam reaksi
J
G = 0
-nFE 0
sel F = 96,500 = 96,500 C/mol
V • mol
0
G0 = -RT ln K = -nFEsel

RT (8.314 J/K•mol)(298 K)
E0sel = ln K = ln K
nF n (96,500 J/V•mol)
0.0257 V
E0sel = ln K
n
0.0592 V
0
Esel = log K
n

Kespontanan G < 0
Spontanitas Reaksi Redoks

0
G0 = -RT ln K = -nFEsel
Total muatan
Berapa tetapan kesetimbangan untuk reaksi berikut pada
250C ? Fe2+ (aq) + 2Ag (s) Fe (s) + 2Ag+ (aq)
0 0.0257 V
Esel = ln K
n

Oksidasi: 2Ag 2Ag+ + 2e-


n=2
Reduksi: 2e- + Fe2+ Fe
E0 = E0Fe2+ /Fe – EAg
0
+/Ag

E0 = -0.44 – (0.80)
E0 = -1.24 V Esel
0
xn -1.24 V x 2
K = exp = exp
0.0257 V 0.0257 V

K = 1.23 x 10-42
Pengaruh Konsentrasi pada Sel Emf
G = G0 + RT ln Q G = -nFE G0 = -nFE 0

-nFE = -nFE0 + RT ln Q

Nernst equation Dapat dilihat pada


efek konsentrasi /
kondisi non-standar
RT
E = E0 - ln Q
nF

pada 298 K

0.0257 V 0.0592 V
E = E0 - ln Q E = E0 - log Q
n n
Akankah reaksi berikut terjadi secara spontan pada 25 0C
jika [Fe2+] = 0.60 M dan [Cd2+] = 0.010 M?
Fe2+ (aq) + Cd (s) Fe (s) + Cd2+ (aq)

Oksidasi: Cd Cd2+ + 2e-


n=2
Reduksi: 2e- + Fe2+ 2Fe
E0 = E0Fe2+ /Fe – ECd
0
2+/Cd

E0 = -0.44 – (-0.40) 0.0257 V


E = E0 - ln Q
n
E0 = -0.04 V
0.0257 V 0.010
E = -0.04 V - ln
2 0.60
E = 0.013

E > 0 Reaksi Spontan


Sel konsentrasi memiliki setengah-reaksi yang sama
dalam tiap-tiap sel, namun berbeda konsentrasinya.
Apakah reaksi ini akan terjadi secara spontan pada 25 0C jika
[Ag+] = 0,10 M dan [Ag+] = 0,010 M?
Ag+ (aq) + Ag (s) Ag (s) + Ag+ (aq)
Ag (s) | Ag+ (0.10 M) || Ag+ (0.010 M) | Ag (s)
Oksidasi: Ag Ag+ + e-
Reduksi: e- + Ag+ Ag n=1
Agoks + Ag+red Agred + Ag+oks
0 + 0
E0 = EAg/Ag – EAg+/Ag
E0 = -0,7991 V – (-0,7991 V)
E0 = -0,000 V
0,0257 V E < 0 Non-spontan
E = E0 - ln Q
n
0,0257 V
ln [Ag oks]
+
E = -0.000 V - 0,0257 V ln 0,10 = - 0,0592 V
1 [Ag red]
+ = - 0,010
Sel Volta dalam kehidupan sehari-hari :

Sel Primer Sel Sekunder Sel Bahan Bakar


Baterai Seng-Karbon Aki (Baterai Pb) Sel Bahan Bakar

Baterai Alkaline Baterai Ni-Cd

Baterai Merkuri Baterai Ion Litium

Baterai Perak Oksida

Baterai Litium-Tionil Klorida


Baterai

Baterai Seng-Karbon

Anoda: Zn (s) Zn2+ (aq) + 2e-

Katoda: 2NH+4 (aq) + 2MnO2 (s) + 2e- Mn2O3 (s) + 2NH3 (aq) + H2O (l)

Zn (s) + 2NH4 (aq) + 2MnO2 (s) Zn2+ (aq) + 2NH3 (aq) + H2O (l) + Mn2O3 (s)
Baterai

Kutub positif
Baterai Alkaline
Penghubung Arus hasil reduksi
terbuat dari karbon (C)
 Terdiri dari Katoda yang
Anoda (Zn)
berasal dari karbon (grafit, C)
dan Anoda logam Zeng (Zn) MnO2

 Elektrolit yang dipakai berupa Elektrolit KOH


pasta campuran MnO2, dan
KOH Kutub negatif

Katoda : 2MnO2 + H2O + 2e  Mn2O3 + 2OH-


Anoda : Zn + 2OH-  ZnO + H2O + 2e
Reaksi sel : 2MnO2 + Zn  Mn2O3 + ZnO
Baterai

Baterai Merkuri

Anoda: Zn(Hg) + 2OH- (aq) ZnO (s) + H2O (l) + 2e-

Katoda: HgO (s) + H2O (l) + 2e- Hg (l) + 2OH- (aq)

Zn(Hg) + HgO (s) ZnO (s) + Hg (l)


Baterai

Baterai Perak-Oksida

 Terdiri dari Katoda yang


berasal dari Ag2O dan Anoda
logam Zeng (Zn)
 Elektrolit yang dipakai berupa
larutan KOH

Katoda : Ag2O + H2O + 2e  2Ag + 2OH-


Anoda : Zn + 2OH-  ZnO + H2O + 2e
Reaksi sel : Ag2O + Zn  ZnO + Hg
Baterai

Baterai Litium-Tionil Klorida

 Terdiri dari Katoda yang


berasal dari C dan Anoda
logam Li
 Elektrolit yang dipakai berupa
Litium aluminium tetraklorida
(LiAlCl4) dalam tionil klorida

Katoda : 2 SOCl2 + 4e  SO2 + S + 4Cl-


Anoda : Li  4 Li+ + 4e
Reaksi sel : 4 Li + 2SOCl2  4LiCl + SO2 + S
Baterai

Baterai Bertimbal
(Aki)

Anoda: Pb (s) + SO2-4 (aq) PbSO4 (s) + 2e-

Katoda: PbO2 (s) + 4H+ (aq) + SO42- (aq) + 2e- PbSO4 (s) + 2H2O (l)

Pb (s) + PbO2 (s) + 4H+ (aq) + 2SO42- (aq) 2PbSO4 (s) + 2H2O (l)
Baterai

Baterai Nikel Cadmium (Ni-Cd)

Sel Ni-Cd merupakan sel kering yang


dapat diisi kembali (rechargable).

Katoda : 2NiO(OH) (s) + 2H2O(l) + 2e–  2Ni(OH)2(s) + 2OH–(aq)


Anoda : Cd(s) + 2 OH–(aq)  Cd(OH)2(s) + 2 e–
Cd(s) + 2NiO(OH) (s) + 2H2O(l)  Cd(OH)2(s) + 2Ni(OH)2(s)
Baterai

 Baterai ini disebut sel lithium-


dan menggunakan ion lithi
sebagai gantinya.
 Faktanya, sel ini sebenar
tidak melibatkan oksidasi
reduksi. menggunakan ion
melalui elektrolit dari s
elektroda ke elektroda lainnya.

Solid State Lithium Battery


Baterai

Sel bahan bakar


adalah sel
elektrokimia yang
memerlukan
pasokan reaktan
yang kontinu agar
tetap berfungsi

Anoda: 2H2 (g) + 4OH- (aq) 4H2O (l) + 4e-

Katoda: O2 (g) + 2H2O (l) + 4e- 4OH- (aq)

2H2 (g) + O2 (g) 2H2O (l)


Chemistry In Action: Bacteria Power

CH3COO- + 2O2 + H+ 2CO2 + 2H2O


Korosi
Oksigen dilarutkan dalam
air menyebabkan oksidasi

E0red = 1.23V
Karat Fe2O3

E0red = -0.44 V Karena E0red (Fe3+) < E0red (O2)


Fe dapat dioksidasi oleh oksigen
Perlindungan Katodik dari Tangki Penyimpanan Besi

E0red = -2.37 V E0red = 1.23V

Mg lebih mudah teroksidasi dibandingkan Fe


Elektrolisis adalah proses dimana energi listrik digunakan
agar reaksi kimia nonspontan dapat terjadi.
Elektrolisis air
Elektrolisis dan Perubahan Massa

charge (C) = current (A) x time (s)

1 mol e- = 96,500 C
Hukum Faraday I
1. Didalam suatu elektrolisis, jumlah zat (massa) yg dihasilkan atau
zat yg
bereaksi sebanding dengan muatan listrik yang digunakan.
2. Untuk menghasilkan 1 (satu) mol produk atau memakai 1 (satu) mol
reaktan, memerlukan n mol elektron
3. n = jumlah elektron yang diterima atau dilepas oleh satu atom atau ion.
4. 1 mol elektron = 1 Faraday = 96.500 Coulomb
5. Muatan listrik (Q) = n x 96.500 Coulomb
6. 1 Coulomb = 1 ampere (A) x 1 detik (t)
Satuan Listrik

Kuantitas Satuan
Potensial Volt (V)
Arus Amper (A) Kecepatan aliran elektron
Muatan Coulomb (C) 1 Amper per 1 detik
Energi Joule (J) Volts  Coulomb

1 mol elektron = 96500 Coulomb = 1 Faraday


Berapa banyak Ca yang akan dihasilkan dalam sel
elektrolitik dari lelehan CaCl2 jika arus 0.452 A dilewatkan
melalui sel selama 1.5 jam?

Anoda: 2Cl- (l) Cl2 (g) + 2e-

Katoda: Ca2+ (l) + 2e- Ca (s)

Ca2+ (l) + 2Cl- (l) Ca (s) + Cl2 (g)

2 mol e- = 1 mol Ca

C s 1 mol e- 1 mol Ca
mol Ca = 0.452 x 1.5 hr x 3600 x x
s hr 96,500 C 2 mol e-
= 0.0126 mol Ca

= 0.50 g Ca
Perbedaan dan Persamaan
Sel Volta Sel Elektrolisis
Memiliki elektroda (Katoda dan Anoda) Memiliki elektroda (Katoda dan Anoda)
Katoda (Reduksi) Anoda (Oksidasi) Katoda (Reduksi) Anoda (Oksidasi)
Energi Kimia menjadi Energi Listrik Energi Listrik menjadi Energi Kimia
Reaksinya Spontan Reaksinya Tidak Spontan (Perlu Listrik)
Harga Potensial Sel (Eosel) = Positif Harga Potensial Sel (Eosel) = Negatif

Arah pergerakan elektron dari Anoda ke Katoda Arah pergerakan elektron dari Anoda ke Katoda

Arah pergerakan Ion : Ion - ke Anoda Arah pergerakan Ion : Ion - ke Anoda
Ion + ke Katoda Ion +ke Katoda

KaPAN KNAPE
(Katoda Positif, Anoda Negatif) (Katoda Negatif, Anoda Positif di Elektrolisis)
Tugas :

1.Membuah makalah tentang permasalahan reaksi oksidasi reduksi dan


elektrokimia dalam kehidupan sehari-hari beserta solusinya (disertai
gambar).
•Baterai Ni-MH
•Produksi Aluminium melalui Elektrolisis (Proses Hall-Heroult)
•Produksi Logam Na melalui Elektrolisis Lelehan NaCl (Sel Down).
Tugas :

2. Setarakan persamaan reaksi reduksi oksidasi berikut ini :


a. CN- + MnO4- → CNO- + MnO2 (dalam larutan basa)
b. Cr2O72- + C2O42- → Cr3+ + CO2 (dalam larutan asam)
c. MnO4- + Cl- → Mn2+ + Cl2 (dalam larutan asam)
d. MnO4- + Fe2+ → Mn2+ +Fe3+ (dalam larutan basa)
e. MnO4- + SO32- → MnO2 + SO42- (dalam larutan asam)
f. Fe2+ + Cr2O72- → Fe3+ + Cr3+ (dalam larutan asam)
g. MnO4- + HSO3- → MnO42- + SO4-2 (dalam larutan basa)
Tugas :

3. Reaksi logam seng dan gas klor dilakukan dalam suatu sel, dimana ion
seng dan ion klorida dibentuk dalam larutan melalui persamaan
H2O
reaksi: Zn(s) + Cl2(g) → Zn2+(aq) + Cl-(aq)

Jika diketahui ΔGof Zn2+ = -147 kJ dan ΔGof Cl- = -131 kJ, Hitung Eosel dan
tentukan apakah reaksi tersebut dapat berlangsung atau tidak!

Anda mungkin juga menyukai