Anda di halaman 1dari 9

KD 3.

1 : menyetarakan persamaan reaksi redoks


KD 4.1 : menetukan urutan kekuatan pengoksidasi atau pereduksi berdasarkan data hasil
percobaan.
Materi : REDOKS (REDUKSI-OKSIDASI)
1. Aturan dalam menetukan bilangan oksidasi
No aturan contoh
1 Bilangan oksidasi setiap atom dalam Biloks : Na(s), C(s), Mg(s),O2(g), S8,
unsur bebas = 0 P4 =0
2 Jumlah total bilok atom dalam Biloks : NH3, H2SO4, H2O = 0
senyawa netral = 0
3 Jumlah biloks ion suatu atom atau Biloks : Na+ = +1, Fe3+ = +3, Cl- = -1,
molekul sama dengan muatan ion dan CO32- = -2
tersebut
4 Biloks unsur-unsur logam golongan Biloks : K dalam KCl, KNO3 dan
utama ( IA,IIA,IIIA) sesuai dengan K2SO4 = +1, Ca dalam CaSO4 dan
nomor golongannya. Biloks K dalam biloks Mg dalam MgSO4 = +2.
KCl, KNO3, dan K2SO4 = +1 B, Al, Ga =+3
5 Biloks H dalam senyawa hidrida Biloks : H dalam HCL = +1.
nonlogam adalah +1, kecuali pada Dalam LiH, LiAlH, dan BH3 = -1
senyawa hidrida logam dan boron
biloks H= -1
6 Biloks O dalam senyawa = -2, kecuali Biloks : O dalam H2O, HNO3, NO2,
pada senyawa peroksida biloks O = -1. NaOH = -2
Pada senyawa superoksida biloks O = Dalam H2O2 = -1, dalam KO2 dan
- ½. Sementara untuk senyawa OF2 RbO2 = -1/2
Biloks O adalah +2.

2. Perkembangan konsep reaksi redoks


Reaksi kimia banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kadang kita tidak sadar
dengan proses yang terjadi padahal proses tersebut sudah ada yang nyata di kehidupan
kita.
Reaksi pembakaran, peristiwa pemecahan glukosa didalam tubuh, perkaratan besi,
peristiwa petir yang kita lihat dilangit, penyepuhan logam dan reaksi pada buah apel yang
dibelah dan dibiarkan terbuka merupaka contoh reaksi k` mi yang melibatkan reaksi
oksidasi dan reduksi.
A. Reaksi Oksidasi
Merupakan reaksi yang melibatkan proses pengikatan oksigen, pelepasan oksigen dan
yang mengalami peningkatan bilangan oksidasi.
1. Penangkapan oksigen
C (s) + O2 (g) → CO2 (g)
Fe (s) + 3O2 (g) → 2Fe2O3 (s)
2. Pelepasan hydrogen
2NH3(g) + 3CO(s) → N2(g) + 3Cu(s) + 3H2O(g)
3. Pelepasan Elektron
Reaksi pembentukan magnesium klorida.
Mg(s) → Mg+2(s) + 2e
Cl2(g) + 2e →2Cl-
4. Peningkatan bilangan oksidasi
4Fe(s) + 3O2(g) → 2Fe2O3(s)
0 +3

B. Reaksi Reduksi
Merupakan reaksi yang melibatkan proses pelepasan oksigen, penangkapan hydrogen,
penangkapan electron dan penurunan bilangan oksidasi.
1. Pelepasan Oksigen
Fe2O3(s) + 3CO(g) → 2Fe(s) + 3CO2(g)

2. Penangkapan hydrogen
H2(g) + Cl2(g) →2HCl(g)

3. Penangkapan electron
Reaksi yang terjadi pada besi(III) klorida Ketika dilewatkan gas hydrogen sulfida
a. Na(s) + ½ Cl2 →NaCl(s)
b. 2FeCl3(aq) + H2S(g) → 2FeCl2(aq) + 2HCl(aq) + S(s)

reduksi

4. Penurunan bilangan oksidasi


Fe2O3(s) + 3CO(g) → 2Fe(s) + 3CO2(g)
+3 0

3. Reaksi Redoks
Reaksi reduksi dan oksidasi secara bersamaan. Untuk reaksi redoks yang terjadi melalui
transfer electron dari zat yang teroksidasi ke zat yang tereduksi.
Zat yang teroksidasi mereduksi pasangan reaksinya dan zat yang tereduksi mengoksidasi
pasangan reaksnya.
Contoh :
1. Mg(s) + S(s) →MgS(s)

oksidasi

reduksi
4. Penyetaraan persamaan reaksi redoks
Ada dua acara penyetaraan reaksi redoks :
1. Cara setengah reaksi
Penyetaraan dengan car aini yaitu dengan melihat electron yang diterima atau
dilepaskan.
Penyetaraan dilakukan dengan menyamakan jumlah elektronnya.
Cara penyetaraannnya :
 Tahap 1 : tuliskan setengah reaksi untuk kedua zat yang akan direaksikan
 Tahap 2 : setarakan unsur yang mengalami perubahan biloks
 Tahap 3 : tambahkan satu molekul H2O pada :
- Suasana asam : pada yang kurang atom O
- Suasana basa : pada yang kelebihan atom O
 Tahap 4 : Setarakan atom hydrogen dengan cara :
- Suasana asam : dengan menambahkan ion H+
- Suasana basa : dengan menambahkan ion OH-
 Tahap 5 : Setarakan muatan dengan menambahkan electron
 Tahap 6 : samakan jumlah electron yang diterima dengan yang dilepaskan,
kemudian dijumlahkan.
Contoh soal:
Setarakan reaksi berkut ini :
Mn + Cl- → Mn2+ + Cl2 (asam)
Jawab :
- Tahap 1 : Mn → Mn2+
Cl- → Cl2
- Tahap 2 : Mn → Mn2+
2Cl- → Cl2 (atom Cl disetarakan x2)
- Tahap 3 : Mn → Mn2+ + 4H2O (atom O disetarakan)
2Cl → Cl2
- Tahap 4 : 8H+ + Mn →Mn2+ + 4H2O (atom H disetarakan)
2Cl → Cl2
- Tahap 5 : 5e + 8H + Mn → Mn2+ + 4H2O (jumlah muatan kiri = muatan kanan)
+

2Cl → Cl2 + 2e
- Tahap 6 :
Reaksi 1 x2 :10e + 16H+ + 2MnO4- → 2Mn2+ + 8H2O
Reaksi 2 x5 :10Cl- → 5Cl2 + 10e
16H+ + 2MnO4- → 2Mn2+ + 8H2O + 5Cl2

2. Cara perubahan bilangan oksidasi


Penyetaraan reaksi ini nmenggunakan cara melihat perubahan bilangan oksidasinya.
Pada car aini reaksi tidak begitu mempengaruhi meskipun suasana reaksi belum
diketahui, penyetaraan dapat dilakukan dengan tahap :
- Tahap 1 :setarakan un sur yang mengalam I perubahan biloks.
- Tahap 2 : tentukan biloks masing-masing unsur yang mengalami perubahan
biloks.
- Tahap 3 : tentukan perubahan biloks.
- Tahap 4 : samakan kedua perubahan biloks.
- Tahap 6 : setarakan muatan dengan cara :
 Jika muatan disebelah kiri lebih negative, maka ditambahkan ion H+. ini
berarti reaksi dengan suasana asam.
 Jika muatan disebelah kiri lebih positif maka ditambahkan ion OH-, ini
berarti reaksi dengan suasana basa.
- Setarakan hydrogen dengan menambahkan H2O
contoh soal :
setarakan reaksi berikut ini :
MnO + PbO2 → Mn + Pb2+ (asam)
Jawab :
- Tahap 1 : unsur yang mengalami perubahan oksidasi sudah setara yaitu Mn dan Pb.
MnO + PbO2 → Mn + Pb2+
- Tahap 2 dan 3 : menetukan biloks Mn dan Pb:
MnO + PbO2 → Mn + Pb2+
+4 +7 +2
+2

+5 -2

- Tahap 4 : MnO x2
2MnO + 5PbO2 → 2Mn + 5 Pb2+
PbO2 x5
- Tahap 5 : 2MnO + 5PbO2 → 2Mn + 5 Pb2+

0 +8

- Tahap 6 : diruas kiri lebih bermuatan negative (0), agar jumlah muatan kiri sama dengan
muatan kanan, maka ruas kiri ditambah 8 ion H+ , berarti suasana asam

2MnO + 5PbO2 + 8H+ → 2Mn + 5 Pb2+


- Tahap 7 : menyetarakan atom H dengan menambahkan H2O diruas kanan.
2MnO + 5PbO2 + 8H+ → 2Mn + 5 Pb2+ + 4H2O
Uji Kompetensi :
1. Perhatikan persamaan reaksi berikut:
(1) MnO4 → MnO2
(2) PbO2 → Pb2+
(3) C2O42- → 2CO2
(4) Cl2 → 2ClO3-
Reaksi mana saja yang termasuk reaksi reduksi?
2. Perhatikan reaksi redoks berikut ini :
KMnO4 + 16HCl → 2MnCl2 + 5Cl2 + KCl + 8H2O
Zat mana yang bertindak sebagai oksidator ? jelaskan
3. Persamaan reaksi oksidasi reduksi berikut berikut ini belum setara.
H2S + H2O + Cl2 → SO2 + HCl
Tentukan perubahan bilangan oksidasi yang terjadi pasa S. dari berapa ke berapa.
4. Perhatikan persamaan reaksi redoks berikut ini:
MnO + PbO2 → MnO4- + Pb2+
Tentukan setengah reaksi reduksi dari reaksi diatas.
KD 3.4 Menganalisis proses yang terjadi dalam sel volta dan menjelaskan kegunaannya.
KD 4.4 merancang sel volta dengan bahan dasar sekitarnya
Materi : SEL ELEKTROKIMIA
Sel elektrokimia adalah suatu sel yang disusun untuk mengubah energi kimia menjadi energi
listrik atau sebaliknya energi listrik menjadi energi kimia. Sel elektrokimia terbagi menjadi sel
volta dan sel elektrolisis.
1. SEL VOLTA
 Merupakan alat yangt dapat mengubah reaksi kimia menjadi energi listrik. Pada anode
terjadi reaksi oksidasi dan pada katode terjadi reaksi reduksi.
 Macam-macam elektroda pada sel volta sebagai berikut :
a. Electrode padat/logam
b. Electrode tidak padat (inert)
 Notasi sel volta adalah notasi singkat yang menggambarkan terjadinya reaksi pada sel
volta. Notasi sel volta :

anode ion ion katode

tanda “ “ menyatakan reaksi yang terjadi pada electrode, tanda “ “ menyatakan


jembatan garam.
 Deret volta adalah deret elektrokimia/kereaktifan logam yang menunjukan nilai
potensia electrode standar logam (E° ). sifat deret sel volta adalah sebagai berikut.
a. Makin ke kanan, logam makin mudah tereduksi ( nilai E° lebih positif)
b. Makin kekiri, logam makin mudah teroksidasi ( nilai E° lebih )
Li -K – Ba – Ca – Na – Mg – Al – Mn - H2O – Zn -Cr – Fe – Cd – Co – Ni – Sn -
Pb - (H) – Sb – Bi – Cu – Hg – Ag – Pt – Au
 Potensial electrode standar (E° ) adalah ukuran besarnya kecendrungan suatu unsur
untuk melepaskan atau mempertahankan electron yang diukur dalam keadaan standar.
Nilai potensial elektroda mengacu pada deret volta dan dikaitkan dengan reaksi
reduksi.
E° = E° reduksi - E° oksidasi
 Potensial sel standar (E° sel) adalah beda potensial listrik antara anoda dan katoda
pada sel volta yang diukur dalam keadaan standar. Potensial sel standar dapat dihitung
dengan rumus : E° sel = E° katode−E ° anode
Keterangan :
1. Jika E° sel ¿0 maka reaksi sel spontan ( berlangsung)
2. Jika E° sel ≤0 maka reaksi sel tidak spontan ( tidak berlangsung)
2. SEL ELEKTROLISIS
Merupakan sel elektrokimia yang menggunakan energi listrik untuk menjalankan reaksi
redoks tidak spontan. Prinsip kerja sel elektrolisis adalah menghubungkan kutub negative
dari sumber arus searah ke katode dan kutub positif ke anode yang menyebabkan reaksi
reduksi dan oksidasi tidak spontan dapat berlangsung. Electron akan mengalir dari katode
ke anoda. Sel elektrolisis dapat digunakan dalam beberapa hal berikut :
a. Pembuatan unsur dan senyawa
b. Pemurnian logam
c. Penyepuhan(electroplating)
Uji Kompetensi :

KD 3.3 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi dan cara


mengatasinya
KD 4.3 Mengajukan gagasan untuk mencegah dan mengatasi terjadinya korosi
MATERI : KOROSI
Korosi atau perkaratan adalah proses elektrokimia berupa oksidasi suatu logam. Karat
adalah hasil korosi dari besi. Reaksi reduksi oksidasi korosi menghasilkan karat
berupa senyawa oksida atau karbonat yang berupa hidrat.
1. Factor- factor yang mempercepat terjadinya korosi.
a. Kontak dengan O2 dan air secara bersamaan.
b. Kontak dengan larutan elektrolit garam.
c. pH rendah.
d. Suhu tinggi.
2. Factor-faktor yang memperlambat terjadinya korosi
a. Tidak adanya O2 dan air secara bersamaan.
b. Adanya zat yang menyerap air.
3. Cara pencegahan korosi
a. Modifikasi lingkungan.
b. Aliasi logam.
c. Pencegahan atau pelumuran oli.
d. Penyepuhan (electroplating )
e. Pengorbanan anode.
KD 3 4 Menerapkan stoikiometri reaksi redoks dan hukum Faraday untuk menghitung
besaran-besaran yang terkait sel elektrolisis
KD 4.4 Menyajikan rancangan prosedur penyepuhan benda dari logam dengan ketebalan
lapisan dan luas tertentu
MATERI :HUKUM FARADAY
Hukum faraday menjelaskan tentang hukum kelistrikan yang berkaitan dengan sel
elektrolisis.
1. Bunyi hukum faraday 1
Massa zat yang di hasilkan (g) pada elektrolisis sebanding dengan jumlah
muatan listrik yang di gunakan.

ArxIxt
M=
nxF

2. Bunyi hukum faraday II


Massa zat yang di hasilkan (g) pada elektrolisis sebanding dengan ekuivalen zat
tersebut.

m1 xn1 m2 xn 2
=
Ar 1 Ar 2

Keterangan :
m = massa zat yang di hasilkan (gram)
Ar = massa atom relative (gram/mol)
n = valensi logam
I = kuat arus (ampere)
t = waktu (detik)
F = tetapan Faraday (1 F = 96.500 Coulomb )
Contoh soal :
Hitunglah massa perak yang dapat dibebaskan oleh arus 10 ampere yang dialirikan selama 300
detik ke dalam larutan AgNO3. ( Ar Ag= 108)
Jawab :
ArxIxt
m= m=3,36 gram
nxF

108 x 10 x 300
m=
1 x 96.500

Anda mungkin juga menyukai