REAKSI REDOKS
2). Bilangan oksidasi suatu atom dalam suatu ion tunggal = muatannya.
Untuk golongan IA, IIA, IIIA dalam suatu senyawa sesuai dengan golongannya
Contoh : bilangan oksidasi Na dalam Na Cl = +1
bilangan oksidasi Fe dalam ion Fe3+ = +3
Perhatian :
Muatan ion ditulis sebagai B+ atau B-, sedangkan bilangan oksidasi ditulis sebagai +B atau –B.
4). Bilangan oksidasi H umumnya = +1, kecuali dalam senyawanya dengan logam (hidrida logam)
maka bilangan oksidasi H = -1.
Contoh : Bilangan oksidasi H dalam HCl, H2O, NH3 = +1
Bilangan oksidasi H dalam NaH, BaH2 = -1
5). Fluorin, unsur yang paling elektronegatif dan membutuhkan tambahan 1 elektron, mempunyai
bilangan oksidasi -1 pada semua senyawanya.
Contoh : Bilangan oksidasi F dalam HF, NaF = -1
1. PENYETARAAN REAKSI REDOKS DENGAN CARA SETENGAH REAKSI ATAU ION ELEKTRON
Pada dasarnya semua reaksi redoks dapat disetarakan dengan kedua cara, mungkin untuk penyetaraan
reaksi redoks dengan cara setengah reaksi akan lebih mudah jika digunakan untuk reaksi yang mengandung ion,
reaksi disprorsionasi, dan reaksi korproprsionasi Beberapa reaksi redoks ada yang bersifat asam dan juga bersifat
basa. Untuk menyetarakan reaksi redoks ini dapat dilakukan dengan beberapa tahap seperti tercantum di bawah
ini:
Untuk lebih jelasnya pahamilah contoh penyetaraan reaksi redoks berikut ini!
Tahap 8
Tambahkan kedua sisi dengan ion OH- dengan jumlah sama dengan ion H+ - nya
Tahap 9
Gabungkan ion H+ dan OH- menjadi senyawa H2O; jika pada sisi yang sama terdapat ion H+ dan
juga ion OH-
Tahap 10
Hapuslah beberapa ion H2O; jika pada kedua sisi sama – sama mengandung H2O
Untuk lebih jelasnya pahamilah contoh penyetaraan reaksi redoks berikut ini!
Contoh :
Setarakan reaksi : MnO4- + C2O42- MnO2 + CO2 ( suasana basa)
Tahap 3 : samakan jumlah atom yang mengalami perubahan biloks ( selain H &O)
- reaksi oksidasi : C2O42- 2 CO2
-
- reaksi reduksi : MnO4 MnO2 ( sudah sama)
Tahap 5 : samakan atom H dengan menambahkan ion H+ pada sisi yang kekurangan atom H
- reaksi oksidasi : C2O42- 2 CO2 ( sudah sama)
- reaksi reduksi : MnO4- + 4H+ MnO2 + 2 H2O
Tahap 6 : samakan muatan dengan menambahkan elektron pada sisi yang muatannya lebih besar
- reaksi oksidasi : C2O42- 2 CO2 + 2e
- reaksi reduksi : MnO4- + 4H+ + 3e MnO2 + 2 H2O
Tahap 8 : tambahkan ion OH- pada kedua sisi dengan jumlah sama dengan ion H+
3 C2O42- + 2MnO4- + 8 H+ 6 CO2 + 2 MnO2 + 4 H2O
8 OH- 8 OH-
3 C2O42- + 2MnO4- + 8 H+ + 8 OH- 6 CO2 + 2 MnO2 + 4 H2O + 8 OH-
Tahap 10 : hilangkan beberapa senyawa H2O jika ada yang sama di kedua sisi
3 C2O42- + 2MnO4- + 8 H2O 6 CO2 + 2 MnO2 + 4 H2O + 8 OH-
2- -
3 C2O4 + 2MnO4 + 8 H2O 6 CO2 + 2 MnO2 + 8 OH-
Apabila reaksi redoks tidak terdapat ion, untuk menyetarakan reaksi tersebut akan lebih mudah dengan
menggunakan metode bilangan oksidasi Tetapi untuk reaksi redoks yang melibatkan ion pun juga dapat
menggunakan metode ini. Sama halnya pada metode setengah reaksi maka untuk menyetarakan reaksi redoks ini
dpata dilaksanakan dengan cara:
Tahap 1
Tentukan atom yang mengalami perubahan biloks
Tahap 2
Samakan jumlah atom yang mengalami perubahan biloks
Tahap 3
Kalikan biloks dengan jumlah atomnya, dan hitung perubahannya antara sisi reaktan dan sisi
produk
Tahap 6
Samakan jumlah atom H dengan menambahkan H2O
+6 +3 +3 +4
K2Cr2O7(aq) + H2C2O4(aq) + H2SO4(aq) K2SO4(aq) + Cr2(SO4)3(aq) + CO2(g)
reaksi reduksi
+6 +3 +3 +4
K2Cr2O7(aq) + H2C2O4(aq) + H2SO4(aq) K2SO4(aq) + Cr2(SO4)3(aq) +2 CO2(g)
reaksi reduksi
Sel volta adalah suatu sel yang didalamnya terjadi reaksi redoks spontan yang menghasilkan energi listrik.
Unsur – unsur dapat disusun bredasarkan harga potensial reduksinya yang disebut deret volta .
Deret volta :
Li – K – Ba – Ca – Na – Mg – Al – Mn – Zn – Cr – Fe – Cd – Co – Ni– Sn – Pb – (H) – Cu – Hg – Ag – Pt – Au
Semakin kekanan harga potensiar reduksinya semakin besar, sehingga semakin mudah mengalami reaksi
reduksi.
𝑜
Jika diketahui 𝐸𝑠𝑒𝑙 Cu = + 0,34 volt
𝑜
𝐸𝑠𝑒𝑙 Zn = – 0,76 volt
Untuk lebih mudah mengingat muatan pada elektrode dapat menggunakan istilah :
𝑜
Maka untuk reaksi Cu dan Zn diatas, mempunyai harga 𝐸𝑠𝑒𝑙 sebesar :
𝑜 𝑜 𝑜
𝐸𝑠𝑒𝑙 = 𝐸𝑟𝑒𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 - 𝐸𝑜𝑘𝑠𝑖𝑑𝑎𝑠𝑖
𝑜
= 𝐸𝑠𝑒𝑙 𝑜
Cu - 𝐸𝑠𝑒𝑙 Zn
= (+0,34 volt ) – (-0,76 volt)
= +1,10 volt
Dalam sel volta kita juga akan mengenal notasi sel, nota sel dapat dituliskan sebagai berikut :
A Ax+ By+ B
Oksidasi Reduksi
Jembatan Garam
Daram rangkaian sel volta menggunakan jembatan garam yang menghubungkan sel 1 dan sel 2. Jembatan
garam ini terbuat dari garam yang berfungsi untuk menyeimbangkan ion – ion dalam larutan.
Korosi (Perkaratan)
Korosi pada dasarnya termasuk dalam sel volta yang terjadi secara alami. Korosi disebabkan karena adanya
oksigen (O2) dan air (H2O), serta akan dipercepat dalam kondisi asam (H+) dan adanya larutan elektrolit.
Reaksi yang terjadai pada proses perkaran besi sebagai berikut :
Katode : Fe(s) → Fe2+
(aq) + 2e
1 −
Anode : 2 O2(aq) + H2 O(l) + 2e → 2 OH(aq)
1
Reaksi sel : Fe(s) + 2 O2(aq) + H2 O(l) → Fe2+ −
(aq) + 2 OH(aq)
Fe(OH)2
O2 . H2O
Fe(OH)2 Fe2O3 . H2O
Karat besi
SEL ELEKTROLISIS
Elektrolisis adalah peruraian zat elektrolit dengan menggunakan arus listrik searah. Pada katoda bermuatan
negatif dan terjadi reaksi reduksi sedangkan pada anode bermuatan negatif dan terjadi reaksi oksidasi.
Jika kation merupakan logam IA,IIA,Al3+, Jika menggunakan elektroda inert (Pt,C,
dan Mn2+, maka yang direduksi adalah Au);menggunakan ketentuan sebagai berikut:
air (H2O) :
Jika anion merupakan sisa asam oksi
2 H2O(l) + 2e- 2OH -(aq) + H2(g) (ex:SO42-,NO3-,NO-,dll)maka yang
dioksidasi adalah air (H2O) :
Jika kation berupa logam selain kriteria 1, 2 H2O(l) 4H+(aq) + O2(g) + 4e-
maka yang direduksi kation tersebut,
sehingga menghasilkan endapan logam Jika anion merupakan ion halida, maka
tersebut:
akan treoksidasi menghasilkan gas halogen :
Lx+(aq) + x e- L(s)
2X -(aq) X2(g) + 2e-
Seluruh kation berupa logam dari suatu Jika anion merupakan OH- maka akan
lelehan akan direduksi menghasilkan teroksidasi menghasilkan air dan gas oksigen
endapan logam tersebut: 4OH -(aq) H2O(l) + O2(g) + 4e-
Lx+(aq) + x e- L(s)
Jika anoda menggunakan elektroda tak inert
Jika kation berupa H+, maka H+ akan
(selain Pt,C,Au); maka yang teroksidasi
direduksi menghasilkan gas H2
adalah logam tersebut menghasilkan ionnya:
2H+(aq) + 2 e- H2(g)
L(s) Lx+(aq) + x e-
HUKUM FARADAY
Hukum Faraday I
Dalam sel elektrolisis juga dapat ditentukan banyaknya logam yang akan direduksi di katode. Penghitungan
tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan hukum Faraday. Faraday mengatakan “bahwa jumlah
perubahan kimia yang dihasilkan dalam suatu proses elektrolisis tergantung pada jumlah listrik yang
digunakan”.
Sehingga perumusan tersebut dapat ditulis sebagai berikut :
W F atau W = e . F
Jika dalam elektrolisis digunakan arus sebesar i ampere dan waktu selama t detik, maka berat zat yang
dihasilkan menurut hukum Faraday I adalah :
𝒆. 𝒊. 𝒕
𝑾= = 𝒆.𝑭
𝟗𝟔 𝟓𝟎𝟎
Dengan
𝑨𝒓 𝑴𝒓
𝒆= 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒆 =
𝒃𝒊𝒍𝒐𝒌𝒔 ∑ 𝒆𝒍𝒆𝒌𝒕𝒓𝒐𝒏
Hukm Faraday II
Hukum Faraday II berbunyi “ massa zat yang dihasilkan pada suautu elektrode berbanding lurus
dengan massa ekivalen zat (e)”
Jika rangakaian elektrolisis dihubungkan secara seri maka berlaku rumus :
𝑊1 𝑊2 𝑊3
= = …
𝑒1 𝑒2 𝑒13