Disusun Oleh Nama : Alya Shofiya NIM : 205040207111030 Kelas :C Asisten : Bagas Hadameon
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2021 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Enzim papain merupakan enzim protase sulfihidril dan termasuk golongan tiol protase eukariotik yang mempunyai sisi aktif sistein. Enzim ini terkandung salah satunya pada getah pepaya, baik dalam buah, batang, dan daun. Pada buah pepaya, enzim papain berguna untuk mempercepat proses pematangan buah. Enzim ini berfungsi sebagai pemecah dan penguraian sempurna ikatan peptida dalam protein, sehingga protein yang terurai menjadi ikatan peptida yang lebih sederhana hingga asam amino. Hal tersebut disebabkan enzim papain mampu mengkatalis reaksi-reaksi hidrolisis suatu substrat. Enzim ini memiliki banyak fungsi, baik dalam bidang pertanian, industri, dan lain-lain. Salah satunya, enzim papain mampu meningkatkan keempukan daging, meningkatkan kualitas bir fermentasi, sebagai koagulan, bahan obat, bahan konsmetik, dan lain-lain. Enzim papain bekerja optimal pada suhu 50˚-60˚C, dan pH 5.0-6.0. selain itu, aktivitas enzim papain dapat ditingkatkan oleh Zn2+, tetapi dapat dihambat dengan ion Ca2+, Mg2+, dan Cu2+. Praktikum kali ini lebih memfokuskan pada kegunaan enzim papain sebagai koagulan. Peran enzim papain sebagai koagulan salah satunya adalah dengan penelitian mengenai penggumpalan susu menggunakan enzim papain. Pada bidang industri, penggumpalan susu umumnya dilakukan pada proses pembuatan keju. Pada proses penggumpalan tersebut, terjadi reaksi hidrolisis protein secara ekstensif yang dipengaruhi oleh suhu pemanasan dan konsentrasi enzim akan berpengaruh negatif terhadap pembentukan gumpalan susu. Protein yang terdenaturasi sehingga dapat mengubah struktur asli protein susu yang nantinya akan menghasilkan gumpalan. Oleh karena itu, pada praktikum enzim papain ini, akan dilakukan pengamatan cara kerja, proses, dan mekanisme kerja enzim papain terhadap penggumpalan larutan susu. 1.2. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan laporan praktikum ini adalah: 1. Untuk mengetahui definisi dan karakteristik dari enzim papain. 2. Untuk mengetahui manfaat enzim papain dalam berbagai bidang keilmuan. 3. Untuk mengetahui proses dan mekanisme kerja enzim papain terhadap penggumpalan susu. 1.3. Manfaat Adapun manfaat dari pembuatan laporan praktikum ini adalah: 1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi dan karakteristik enzim papain. 2. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat enzim papain dalam berbagai bidang keilmuan. 3. Mahasiswa dapat mengetahui proses dan mekanisme kerja enzim papain terhadap penggumpalan susu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Enzim Papain Menurut Amalia et al. (2013), enzim papain merupakan enzim protase yang terdapat pada getah pepaya. Enzim ini digunakan untuk memecah dan penguraian sempurna ikatan peptida dalam protein, sehingga protein yang terurai menjadi ikatan peptida yang lebih sederhana hingga asam amino. Hal tersebut disebabkan enzim papain mampu mengkatalis reaksi-reaksi hidrolisis suatu substrat. Menurut Zusfahair et al. (2014), enzim papain merupakan enzim protase sulfihidril dan termasuk golongan tiol protase eukariotik yang mempunyai sisi aktif sistein. yang diperoleh dari jaringan tumbuhan khususnya pada getah pepaya baik dalam buah, batang, dan daunnya. Dalam getah tersebut terkandung lebih dari 50 asam amino salah satunya enzim papain sebagai pemecah protein atau enzim proteolitik. Papain is a plant proteolytic enzyme for the cysteine proteinase family cysteine enzyme in which enormous progress has been made to understrand its functions. Papain is found in papaya manufactured from the latex of raw papaya fruits. The enzyme is able to break down organic molecules made of amino acids, known as polypeptides which is plays a crucial role in diverse biological processes in physiological and pharmaceutical preparation (Amri and Mamboya, 2012). Papain is a proteolytic enzyme currently in papaya that breaks down proteins and widely it has a dozens of food processing applications. Papain is prolytic enzyme from cystein protease family which is isolated from papaya latex. Papais is obtained by cutting the skin of the unripe papaya and then collecting and drying the latex which flows from the cut. The greener the fruit, more active is the papain. Papain shows extensive proteolytic activity toward proteins, short chain peptides, amino acid esters and amide links and is applied ectensively in the fields of food and medicine (Welde and Worku, 2018). 2.2. Karakteristik Enzim Papain Enzim papain memiliki beberapa karakteristik yang meliputi suhu, pH optimum, pengaruh EDTA dan ion logam, serta kestabilannya dalam pelarut organik seperti metanol, aseton, dan toleuna, serta potensi enzim papain sebagai katalis dalam pelarut organik. 1. Papain merupakan enzim proteolitik yang terkandung pada getah pepaya. Enzim proteolitik bersifat larut dalam air, sehingga terjadi sintesis air oleh enzim tersebut, sehingga terjadi sintesis air oleh enzim tersebut (Budiman et al., 2016). Proses pemutusan ikatan peptida pada protein membutuhkan air. Semakin aktif daya proteolitiknya, semakin banyak kebutuhan air sehingga mampu menurunkan aktivitas air pada bahan. 2. Enzim papain bekerja optimal padasuhu 50˚-60˚ C. hal tersebut sesuai dengan penelitian Malle et al. (2015), yang menyatakan bahwa aktivitas papain mengalami kenaikan seiring dengan peningkatan suhu dari 40˚C hingga 60˚C. aktivitas maksimum dicapa pada suhu 60˚C sehingga suhu tersebut merupakan suhu optimum bagi enzim papain. Pemanasan suhu di atas 60˚C menyebabkan terjadinya perubahan konformasi enzim yang mengarah pada denaturasi. Ikatan nin kovalen enzim terputus sehingga terjadi kerusakan pada molekul enzim. 3. Enzim papain dapat ditingkatkan aktivitasnya oleh ion Zn2+ dan dapat dihambat oleh ion Ca2+, Mg2+ dan Cu2+. Hal itu sesuai dengan penelitian Zusfahair et al. (2014) yang menyatakan bahwaion Zn2+ bertindak sebagai kofaktor. Ion Zn2+ berperan dalam mengaktivasi reaksi hidrolisis protein berdasarkan kemampuannya dalam membentuk ikatan kovalen koordinasi dengan residu asam amino dari protease dan bersifat akseptor elektron sehigga dapat berinteraksi dengan OH- dari molekul air. Sedangkan ion Ca2+, Mg2+ dan Cu2+ bertindak sebagai inhibitor bagi enzim papain. ion logam tersebut akan berikatan dengan sisi aktid enzim sehingga struktur enzim berubah yang mengakibatkan konformasi enzim tidak efektif dalam mengikat substrat dan membuat aktivitas katalisnya menurun. 4. Enzim papain optimal pada pH 5.0-6.0. Namun perbedaan varietas pepaya mempunyai pH optimal yang berbeda-beda. Pada penelitian Zusfahair et al. (2014), pH optimum pada enzim papain pepaya kalifornia sebesar 7, sedangkan pada varietas pepaya bangkuk memiliki pH optimum 7-8. Penelitian oleh Malle et al. (2015) pada pepaya jenis daun kipas juga memiliki hasil yang berbeda. Enzim papain pada varietas tersebut optimum pada pH 8. 2.3. Peran Enzim Papain di Bidang Pertanian Enzim papain memiliki peran penting di bidang pertanian. Salah satunya untuk pengambilan minyak kelapa dengan menggunakan enzim papain. Minyak kelapa merupakan bagian berharga dari buah kelapa dan sering dimanfaatkan untuk bahan baku minyak goreng. Menurut Andaka dan Fitri (2017), enzim apain dapat mengurangi penggunaan energi panas agar kualitas minyak dapat terjamin. Enzim papain akan memecahkan ikatan lipoprotein dalam emulsi lemak. Lalu, protein akan menyerap molekul-molekul air dengan bantuan enzim. Dengan demikian, protein akan terdegradasi menjadi senyawa protease, pepton, dan asam- asam amino. Reaksi hidrolisis ini akan membuat ikatan peptida protein terputus sehingga akan terdegradasi menjadi bagian sederhana, yaitu asam amino dan karboksil, sehingga minyak yang terikat oleh ikatan akan keluar dan menggumpal menjadi satu. Enzim papain juga memiliki peran sebagai enzim yang dapat mendekafeinasi kopi. Menurut Kristiyanto et al. (2013), kandungan kafein dan asam organik yang tinggi apabila dikonsumsi secara berlebihan dapat membahayakan kesehatan. Hal tersebut dapat menyebabkan gelisah, tremor, insomnia, hipertensi, dan kejang. Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan menurunkan kadar kafein, yaitu dekafeinasi pada biji kopi. Enzim papain dapat memghidrolisis protein pada biji kopi. Menurut Daisa et al. (2017), Saat proses fermentasi, hidrolisis protein pada vakuola biji kopi mengakibatkan keluarnya kafein dan tercuci pada proses pencucian setelah proses fermentasi. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa kopi mampu menurunkan kadar protein dari kopi. 2.4. Mekanisme Kerja Enzim Papain Enzim papain yang salah satunya terdapat pada tanaman pepaya, memiliki beberapa mekanisme kerja, salah satunya pada penggumpalan suatu substrat. Pada penelitian ini, enzim papain berfungsi sebagai bahan koagulan. Mekanisme kerja enzim papain terhadap penggumpalan substrat diawali dengan proses gelatinasi. Pada proses tersebut terjadi reaksi hidrolisis protein secara ekstensif yang dipengaruhi oleh suhu pemanasan dan konsentrasi enzim akan berpengaruh negatif terhadap pembentukan gumpalan (Malaka et al. 2015). pemanasan menyebabkan lebih banyak protein yang terdenaturasi sehingga dapat mengubah struktur asli protein susu yang berupa protein globular dan protein plasma. proses terjadinya gumpalan akibat adanya stadium presifitasi isoelektrik karena distribusi ukuran partikel dan komposisi akhir kasein pada gumpalan tersebut. Penggumpalan dengan enzim papain dipengaruhi oleh konsentrasi enzim terhadap larutan (Sulmiyati dan Said, 2018). Tingginya konsentrasi enzim papain akan menurunkan kadar protein dan hasil gumpalan yang diperoleh. Menurut Pulungan et al. (2020), enzim akan melakukan katalisis pada substrat sehingga ketika substrat yang tersedia terbatas dan enzim yang digunakan berlebihan menyebabkan aktivitas enzim terhenti ketika substrat sudah habis. Oleh sebab itu, ketidakseimbangan konsentrasi enzim papain dan larutan akan menyebabkan waktu penggumpalan susu lebih cepat dengan hasil gumpalan yang tidak optimal akibat substrat yang sudah habis. BAB III METODOLOGI 3.1. Alat dan Bahan Alat-alat yang dibutuhkan dalam praktikum enzim papain terhadap penggumpalan susu adalah sebagai berikut: 1. Pemanas (hot plate), berfungsi untuk memanaskan campuran atau sampel yang mudah terbakar. Pada praktikum ini, hot plate berfungsi untuk memanaskan aquadest yang nantinya akan dibuat media perendaman larutan susu yang diberi enzim papain. 2. Beaker glass, sebagai wadah penampung untuk menghomogenkan dan memanaskan larutan susu bubuk dengan aquadest dan membuat larutan papain dengan asam asetat. 3. Pipet tetes, berfungsi sebagai alat untuk memasukkan larutan susu kedalam tabung reaksi dan larutan enzim papain ke dalam larutan susu. Pipet tetes digunakan untuk memindahkan larutan dengan tingkat ketelitian pengukuran volume yang sangat rendah. 4. Pengaduk kaca, berfungsi sebagai alat untuk menghomogenkan baik larutan enzim papain dengan asam asetat maupun larutan susu. 5. Gelas ukur, berfungsi sebagai alat untuk mengukur jumlah aquadest agar komposisinya tepat dan tidak berlebihan. 6. Tabung reaksi sebanyak yang dibutuhkan, berfungsi sebagai wadah tempat pengamatan mekanisme kerja enzim papain pada larutan susu. tabung reaksi digunakan untuk mencampur, menampung, dan memanaskan larutan dalam volume kecil. 7. Termometer raksa, berfungsi sebagai alat mengukur suhu pada aquadest yang dipanaskan agar bisa dijaga suhunya sebesar 90˚C. Termometer raksa digunkan untuk mengukur suhu tinggi, dan perubahan suhu yang cepat. Adapun bahan-bahan yang dibutuhkan dalam praktikum enzim papain terhadap penggumpalan susu adalah sebagai berikut: 1. Asam asetat, berfungsi sebagai kogulan untuk menggumpalkan susu. 2. Enzim papain, berfungis sebagai enzim penggumpalan susu dengan memutuskan ikatan peptida pada protein susu. 3. Susu bubuk, berfungsi sebagai variabel terikat pada percobaan penggumpalan susu. 3.2. Cara Kerja
Menimbang papain sebanyak 5 gram dan
memasukkannya kedalam beaker glass.
Menambahkan 20 ml asam asetat dan dihomogenkan.
Tambahkan 5 ml aquadest, lalu dihomogenkan.
Menimbang susu bubuk sebanyak 6 gr lalu dimasukkan
kedalam beaker glass terpisah.
Tambahkan aquadest 5 ml, lalu tambah aquadest
hingga total volume 30 ml, homogenkan.
Isi tabung reaksi dengan larutan susu dengan 5
perlakuan: 1, 2, 3, 4, 5 ml dan beri kode.
Panaskan aquadest dengan pemanas dan tunggu hingga 90˚C
Masukkan seluruh tabung reaksi ke dalam beaker glass
berisi air bersuhu 90˚C, diamkan selama 5 menit
Tetesi larutan dengan 1 tetes papain di setiap tabung reaksi
Amati waktu perubahan penggumpalan susu.
3.3. Analisa Perlakuan Sebelum memulai kegiatan, siapkan alat dan bahan terlebih dahulu. Alat yang dibutuhkan dalam praktikum enzim papain adalah alat pemanas, beaker glass, batang pengaduk, pipet tetes, tabung reaksi, termometer, dan gelas ukur. Sedangkan bahan-bahan yang dibutuhkan antara lain asam asetat, enzim papain, dan susu bubuk. Langkah pertama praktikum dimulai dengan menimbang papain sebanyak 5 gram dan memasukkannya ke dalam beaker glass. Tambahkan 20 ml asam asetat, lalu homogenkan. Setelah itu, tambahkan 5 ml aquadest dan homogenkan kembali. Langkah selanjutnya yaitu menimbang susu bubuk sebanyak 6 gram lalu dimasukkan kedalam beaker glass terpisah. Tambahkan aquadest 5 ml, campurkan menggunakan batang pengaduk. Lalu, tambahkan lagi aquadest hingga total volume 30 ml, dan homogenkan menggunakan batang pengaduk. Selanjutnya, isi tabung reaksi dengan larutan susu dengan 5 perlakuan, yaitu 1, 2, 3, 4, 5 ml dan beri kode di tabung reaksi dengan angka 1 untuk tabung berisi 1 ml larutan susu, dan seterusnya. Panaskan aquadest dengan alat pemanas dan tunggu hingga mencapai suhu 90˚C. setelah mencapai suhu tersebut, masukkan seluruh tabung reaksi ke dalam beaker glass berisi aquadest tersebut, diamkan selama 5 menit. Setelah itu, tetesi larutan susu dengan 1 tetes larutan enzim papain dan asam asetat di setiap tabung reaksi. Proses perendaman tersebut bertujuan untuk menghasilkan gumpalan susu pada tabung reaksi. Amati dan catat waktu perubahan penggumpalan suhu. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengamatan Dari hasil pengamatan enzim papain terhadap penggumpalan susu, didapatkan data sebagai berikut: No. Substrat (ml) Waktu Penggumpalan 1. 1 ml 3 detik 2. 2 ml 8 detik 3. 3 ml 19 detik 4. 4 ml 24 detik 5. 5 ml 36 detik Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa kenaikan jumlah substrat susu dengan satu tetes larutan enzim papain dan asam asetat akan berbanding lurus dengan waktu penggumpalannya. Pada substrat 1 ml membutuhkan waktu penggumpalan 3 detik, 2 ml substrat selama 8 detik, 3 ml substrat selama 19 detik, 4 ml substrat selama 24 detik, dan 5 ml substrat selama 36 detik. Waktu penggumpalan tercepat pada substrat 1 ml dan paling lambat pada substrat 5 ml. Namun, substrat 5 ml memiliki kandungan gumpalan paling banyak dibandingkan perlakuan lainnya. 4.2. Grafik Hasil Pengamatan Berdasarkan data hasil pengamatan enzim papain terhadap substrat susu, didapatkan grafik hasil pengamatan sebagai berikut:
Grafik Hasil Pengamatan
40 35 30 25 20 15 10 5 0 1 ml 2 ml 3 ml 4 ml 5 ml 4.3. Mekanisme Kerja Enzim Papain terhadap Penggumpalan Susu Proses penggumpalan susu oleh enzim papain diawali dengan proses gelatinasi. Pada proses tersebut, terjadi reaksi hidrolisis protein secara ektensif yang dipengaruh oleh suhu pemanasan dan konsentrasi enzim akan berpengaruh negatif terhadap pembentukan gumpalan susu (Malaka et al. 2015). Semakin tinggi suhu pemanasan menyebabkan lebih banyak protein yang terdenaturasi sehingga dapat mengubah struktur asli protein susu yang berupa protein globular dan protein plasma. Menurut Malaka et al. (2015), semakin tinggi suhu ,hasil penggumpalan susu oleh enzim papain akan semakin besar. proses terjadinya gumpalan susu akibat adanya stadium presifitasi isoelektrik karena distribusi ukuran partikel dan komposisi akhir kasein pada gumpalan tersebut. 4.4. Pengaruh Konsentrasi Substrat terhadap Waktu Penggumpalan Susu Konsentrasi substrat sangat berpengaruh terhadap waktu penggumpalan susu. Hal itu disebabkan tingginya konsentrasi enzim papain akan menurunkan kadar protein pada susu, sehingga menyebabkan pembentukan gumpalan susu menjadi kurang sempurna. Menurut Pulungan et al. (2020), enzim akan melakukan katalisis pada suatu substrat sehingga ketika substrat yang tersedia terbatas dan enzim yang digunakan berlebihan menyebabkan aktivitas enzim terhenti ketika substrat sudah habis. Selain itu, penelitian oleh Pardede et al. (2013) menyatakan bahwa konsentrasi enzim yang terlalu tinggi mengakibatkan aktivitasnya menjadi tidak optimal, hal tersebut berpengaruh terhadap gumpalan yang diperoleh menjadi lebih rendah dan kandungan protein juga rendah. Hasil kegiatan praktikum enzim papain terhadap penggumpalan susu juga menghasilkan data yang sesuai dengan pernyataan diatas. Pada substrat 1 ml, waktu penggumpalan susu berjalan cepat selama 3 detik, sedangkan gumpalan susu yang dihasilkan paling sedikit. Hal tersebut disebabkan oleh aktivitas enzim dalam mengkatalis subtrat terhenti ketika substrat susu habis. Sedangkan, pada perlakuan substrat 5 ml memiliki waktu penggumpalan yang lebih lama yaitu 36 detik, dengan gumpalan susu yang dihasilkan paling banyak. Hal tersebut disebabkan enzim terus mengkatalis substrat lebih banyak dari perlakuan 1, 2, 3, dan 4 ml. BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Enzim papain merupakan enzim protase yang terdapat pada getah pepaya. Enzim ini digunakan untuk memecah dan penguraian sempurna ikatan peptida dalam protein, sehingga protein yang terurai menjadi ikatan peptida yang lebih sederhana hingga asam amino. Enzim papain banyak digunakan di berbagai bidang, baik dalam bidang pertanian, industri, dan lain-lain. Salah satunya, enzim papain mampu meningkatkan keempukan daging, meningkatkan kualitas bir fermentasi, sebagai koagulan, bahan obat, bahan konsmetik, dan lain-lain. Pada praktikum enzim papain terhadap penggumpalan susu, ditemukan hubungan antara konsentrasi substrat terhadap waktu penggumpalan susu. konsentrasi substrat yang terlalu sedikit mengakibatkan enzim masih bekerja saat substrat sudah habis. Hal itu menyebabkan waktu penggumpalan lebih cepat dengan hasil gumpalan yang tidak optimal. Konsentrasi substrat sebanyak 5 ml memiliki waktu penggumpalan yang paling lama, tetapi menghasilkan gumpalan susu yang paling banyak. 4.2. Saran Saran yang dapat diberikan dari berlangsungnya praktikum ini adalah mahasiswa dapat lebih mempelajari dan menambah ilmu mengenai kegunaan enzim papain, sehingga diharapkan mampu memberikan sumbangan pengetahuan mengenai perkembangan kegunaan enzim papain sehingga mampu membawa dampak positif bagi pertanian Indonesia di masa depan. DAFTAR PUSTAKA Admaka, Ganjar dan K. Fitri. 2017. Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Industri dan Informasi, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogykarta. Pengambilan Minyak Kelapa dengan Menggunakan Enzim Papain. Hal: 453-458. Amalia, Rosa, Subadiyono, dan E. Arini. 2013. Pengaruh Penggunaan Papain terhadap Tingkat Pemanfaatan Protein Pakan dan Pertumbuhan Lele Dumbo. Journal of Aquaculture Management and Technology. 2(1): 136- 143. Amri, Azekiel and F. Mamboya. 2012. Papain, A Plant Enzyme of Biological Importance: A Review. Americal Journal of Boichemistry and Biotechnology. 8(2): 99-104. Budiman, Fitriani., G. Thomas, dan N. Suliasih. 2016. Pengaruh Konsentrasi Enzim Papain (Carica papaya L.) dan Suhu Fermentasi terhadap Karakteristik Crackers. Disertasi Diterbitkan. Bandung: Fakultas Teknik Universitas Pasundan. Daisa, Jeki, E. Rossi, dan I.R. Dini. 2017. Pemanfaatan Ekstrak Kasar Enzim Papain pada Proses Dekafeinasi Kopi Robusta. JOM Faperta. 4(1): 1-14. Kristitanti, D, B.D.H. Pranoto, dan Abdullah. 2013. Penurunan Kadar Kafein Kopi Arabika dengan Proses Fermentasi Menggunakan Nopkor MZ-15. Jurnal Teknologi Kimia. 2(4): 170-176. Malaka, Ratmawati, S. Baco, dan K.I Prahesti. 2015. Karakteristik dan Mekanisme Gelatinasi Curd Dangke Melalui Analisis Fisiko Kimia dan Mokrostruktur. JITP. 4(2): 56-62. Malle, Dominggus, I. Telussa, dan A.A. Lasamabu, 2015. Isolasi dan Karakterisasi Papain dari Buah Pepaya (Carica papaya L.) Jenis Daun Kipas. J. Chem.Res. 2(1): 182-189. Pardede, B.E, Adhitiyawarman, dan Savante, A. 2013. Pemanfaatan Enzim Papain dari Getah Buah Pepaya (Carica papaya L.) dalam Pembuatan Keju Cottage Menggunakan Bakteri Lactobacillus bulgaricus. Jurnal Kimia Khatulistiwa. 2(3): 163-168. Permata, Deivy Andhika, H. Ikhwan, dan Aisman. 2016. Aktivitas Proteolitik Papain Kasar Getah Buah Pepaya dengan Berbagai Metode Pengeringan. Jurnal Teknologi Pertanian Andalas. 20(2): 58-64. Pulungan, M. Hindun, M.M Kamalia, dan I.A Dewi. 2020. Optimasi Konsentrasi Enzim Papain dan Suhu Pemanasan pada Pembuatan Dangke dengan Response Surface Method (RSM). Jurnal Teknologi Pertanian. 21(1): 57- 68. Sulmiyati, S dan N.S. Said. 2018. Karakteristik Dangke Susu Kerbau dengan Penambahan Crude Papain Kering. Agritech. 38(3): 345-352. Welde, Yidnekachew and A. Worku. 2018. Identification and Extraction of Papain Enzyme from Papaya Leaf in Adigrat Towen, Northern Ethiopia. Journal of Medicinal Plants Studies. 6(3): 127-130. Zusfahair, D.R. Ningsih, dan F.N. Habibah. 2014. Karakterisasi Papain dari Daun Pepaya (Carica Papaya L.). Molekul. 9(1): 44-55. LAMPIRAN