Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA TANAMAN

“ANALISA AKTIVITAS ENZIM PAPAIN”

Disusun Oleh
Nama : Alya Shofiya
NIM : 205040207111030
Kelas :C
Asisten : Bagas Hadameon

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Enzim papain merupakan enzim protase sulfihidril dan termasuk golongan
tiol protase eukariotik yang mempunyai sisi aktif sistein. Enzim ini terkandung
salah satunya pada getah pepaya, baik dalam buah, batang, dan daun. Pada buah
pepaya, enzim papain berguna untuk mempercepat proses pematangan buah.
Enzim ini berfungsi sebagai pemecah dan penguraian sempurna ikatan peptida
dalam protein, sehingga protein yang terurai menjadi ikatan peptida yang lebih
sederhana hingga asam amino. Hal tersebut disebabkan enzim papain mampu
mengkatalis reaksi-reaksi hidrolisis suatu substrat. Enzim ini memiliki banyak
fungsi, baik dalam bidang pertanian, industri, dan lain-lain. Salah satunya, enzim
papain mampu meningkatkan keempukan daging, meningkatkan kualitas bir
fermentasi, sebagai koagulan, bahan obat, bahan konsmetik, dan lain-lain. Enzim
papain bekerja optimal pada suhu 50˚-60˚C, dan pH 5.0-6.0. selain itu, aktivitas
enzim papain dapat ditingkatkan oleh Zn2+, tetapi dapat dihambat dengan ion
Ca2+, Mg2+, dan Cu2+.
Praktikum kali ini lebih memfokuskan pada kegunaan enzim papain
sebagai koagulan. Peran enzim papain sebagai koagulan salah satunya adalah
dengan penelitian mengenai penggumpalan susu menggunakan enzim papain.
Pada bidang industri, penggumpalan susu umumnya dilakukan pada proses
pembuatan keju. Pada proses penggumpalan tersebut, terjadi reaksi hidrolisis
protein secara ekstensif yang dipengaruhi oleh suhu pemanasan dan konsentrasi
enzim akan berpengaruh negatif terhadap pembentukan gumpalan susu. Protein
yang terdenaturasi sehingga dapat mengubah struktur asli protein susu yang
nantinya akan menghasilkan gumpalan. Oleh karena itu, pada praktikum enzim
papain ini, akan dilakukan pengamatan cara kerja, proses, dan mekanisme kerja
enzim papain terhadap penggumpalan larutan susu.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan laporan praktikum ini adalah:
1. Untuk mengetahui definisi dan karakteristik dari enzim papain.
2. Untuk mengetahui manfaat enzim papain dalam berbagai bidang keilmuan.
3. Untuk mengetahui proses dan mekanisme kerja enzim papain terhadap
penggumpalan susu.
1.3. Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan laporan praktikum ini adalah:
1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi dan karakteristik enzim papain.
2. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat enzim papain dalam berbagai
bidang keilmuan.
3. Mahasiswa dapat mengetahui proses dan mekanisme kerja enzim papain
terhadap penggumpalan susu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Enzim Papain
Menurut Amalia et al. (2013), enzim papain merupakan enzim protase
yang terdapat pada getah pepaya. Enzim ini digunakan untuk memecah dan
penguraian sempurna ikatan peptida dalam protein, sehingga protein yang terurai
menjadi ikatan peptida yang lebih sederhana hingga asam amino. Hal tersebut
disebabkan enzim papain mampu mengkatalis reaksi-reaksi hidrolisis suatu
substrat.
Menurut Zusfahair et al. (2014), enzim papain merupakan enzim protase
sulfihidril dan termasuk golongan tiol protase eukariotik yang mempunyai sisi
aktif sistein. yang diperoleh dari jaringan tumbuhan khususnya pada getah pepaya
baik dalam buah, batang, dan daunnya. Dalam getah tersebut terkandung lebih
dari 50 asam amino salah satunya enzim papain sebagai pemecah protein atau
enzim proteolitik.
Papain is a plant proteolytic enzyme for the cysteine proteinase family
cysteine enzyme in which enormous progress has been made to understrand its
functions. Papain is found in papaya manufactured from the latex of raw papaya
fruits. The enzyme is able to break down organic molecules made of amino acids,
known as polypeptides which is plays a crucial role in diverse biological
processes in physiological and pharmaceutical preparation (Amri and Mamboya,
2012).
Papain is a proteolytic enzyme currently in papaya that breaks down
proteins and widely it has a dozens of food processing applications. Papain is
prolytic enzyme from cystein protease family which is isolated from papaya latex.
Papais is obtained by cutting the skin of the unripe papaya and then collecting
and drying the latex which flows from the cut. The greener the fruit, more active is
the papain. Papain shows extensive proteolytic activity toward proteins, short
chain peptides, amino acid esters and amide links and is applied ectensively in the
fields of food and medicine (Welde and Worku, 2018).
2.2. Karakteristik Enzim Papain
Enzim papain memiliki beberapa karakteristik yang meliputi suhu, pH
optimum, pengaruh EDTA dan ion logam, serta kestabilannya dalam pelarut
organik seperti metanol, aseton, dan toleuna, serta potensi enzim papain sebagai
katalis dalam pelarut organik.
1. Papain merupakan enzim proteolitik yang terkandung pada getah pepaya.
Enzim proteolitik bersifat larut dalam air, sehingga terjadi sintesis air oleh
enzim tersebut, sehingga terjadi sintesis air oleh enzim tersebut (Budiman et
al., 2016). Proses pemutusan ikatan peptida pada protein membutuhkan air.
Semakin aktif daya proteolitiknya, semakin banyak kebutuhan air sehingga
mampu menurunkan aktivitas air pada bahan.
2. Enzim papain bekerja optimal padasuhu 50˚-60˚ C. hal tersebut sesuai dengan
penelitian Malle et al. (2015), yang menyatakan bahwa aktivitas papain
mengalami kenaikan seiring dengan peningkatan suhu dari 40˚C hingga 60˚C.
aktivitas maksimum dicapa pada suhu 60˚C sehingga suhu tersebut merupakan
suhu optimum bagi enzim papain. Pemanasan suhu di atas 60˚C menyebabkan
terjadinya perubahan konformasi enzim yang mengarah pada denaturasi.
Ikatan nin kovalen enzim terputus sehingga terjadi kerusakan pada molekul
enzim.
3. Enzim papain dapat ditingkatkan aktivitasnya oleh ion Zn2+ dan dapat
dihambat oleh ion Ca2+, Mg2+ dan Cu2+. Hal itu sesuai dengan penelitian
Zusfahair et al. (2014) yang menyatakan bahwaion Zn2+ bertindak sebagai
kofaktor. Ion Zn2+ berperan dalam mengaktivasi reaksi hidrolisis protein
berdasarkan kemampuannya dalam membentuk ikatan kovalen koordinasi
dengan residu asam amino dari protease dan bersifat akseptor elektron sehigga
dapat berinteraksi dengan OH- dari molekul air. Sedangkan ion Ca2+, Mg2+
dan Cu2+ bertindak sebagai inhibitor bagi enzim papain. ion logam tersebut
akan berikatan dengan sisi aktid enzim sehingga struktur enzim berubah yang
mengakibatkan konformasi enzim tidak efektif dalam mengikat substrat dan
membuat aktivitas katalisnya menurun.
4. Enzim papain optimal pada pH 5.0-6.0. Namun perbedaan varietas pepaya
mempunyai pH optimal yang berbeda-beda. Pada penelitian Zusfahair et al.
(2014), pH optimum pada enzim papain pepaya kalifornia sebesar 7,
sedangkan pada varietas pepaya bangkuk memiliki pH optimum 7-8.
Penelitian oleh Malle et al. (2015) pada pepaya jenis daun kipas juga memiliki
hasil yang berbeda. Enzim papain pada varietas tersebut optimum pada pH 8.
2.3. Peran Enzim Papain di Bidang Pertanian
Enzim papain memiliki peran penting di bidang pertanian. Salah satunya
untuk pengambilan minyak kelapa dengan menggunakan enzim papain. Minyak
kelapa merupakan bagian berharga dari buah kelapa dan sering dimanfaatkan
untuk bahan baku minyak goreng. Menurut Andaka dan Fitri (2017), enzim apain
dapat mengurangi penggunaan energi panas agar kualitas minyak dapat terjamin.
Enzim papain akan memecahkan ikatan lipoprotein dalam emulsi lemak. Lalu,
protein akan menyerap molekul-molekul air dengan bantuan enzim. Dengan
demikian, protein akan terdegradasi menjadi senyawa protease, pepton, dan asam-
asam amino. Reaksi hidrolisis ini akan membuat ikatan peptida protein terputus
sehingga akan terdegradasi menjadi bagian sederhana, yaitu asam amino dan
karboksil, sehingga minyak yang terikat oleh ikatan akan keluar dan menggumpal
menjadi satu.
Enzim papain juga memiliki peran sebagai enzim yang dapat
mendekafeinasi kopi. Menurut Kristiyanto et al. (2013), kandungan kafein dan
asam organik yang tinggi apabila dikonsumsi secara berlebihan dapat
membahayakan kesehatan. Hal tersebut dapat menyebabkan gelisah, tremor,
insomnia, hipertensi, dan kejang. Solusi yang dapat dilakukan adalah dengan
menurunkan kadar kafein, yaitu dekafeinasi pada biji kopi. Enzim papain dapat
memghidrolisis protein pada biji kopi. Menurut Daisa et al. (2017), Saat proses
fermentasi, hidrolisis protein pada vakuola biji kopi mengakibatkan keluarnya
kafein dan tercuci pada proses pencucian setelah proses fermentasi. Oleh sebab
itu, dapat disimpulkan bahwa kopi mampu menurunkan kadar protein dari kopi.
2.4. Mekanisme Kerja Enzim Papain
Enzim papain yang salah satunya terdapat pada tanaman pepaya, memiliki
beberapa mekanisme kerja, salah satunya pada penggumpalan suatu substrat. Pada
penelitian ini, enzim papain berfungsi sebagai bahan koagulan. Mekanisme kerja
enzim papain terhadap penggumpalan substrat diawali dengan proses gelatinasi.
Pada proses tersebut terjadi reaksi hidrolisis protein secara ekstensif yang
dipengaruhi oleh suhu pemanasan dan konsentrasi enzim akan berpengaruh
negatif terhadap pembentukan gumpalan (Malaka et al. 2015). pemanasan
menyebabkan lebih banyak protein yang terdenaturasi sehingga dapat mengubah
struktur asli protein susu yang berupa protein globular dan protein plasma. proses
terjadinya gumpalan akibat adanya stadium presifitasi isoelektrik karena distribusi
ukuran partikel dan komposisi akhir kasein pada gumpalan tersebut.
Penggumpalan dengan enzim papain dipengaruhi oleh konsentrasi enzim terhadap
larutan (Sulmiyati dan Said, 2018). Tingginya konsentrasi enzim papain akan
menurunkan kadar protein dan hasil gumpalan yang diperoleh. Menurut Pulungan
et al. (2020), enzim akan melakukan katalisis pada substrat sehingga ketika
substrat yang tersedia terbatas dan enzim yang digunakan berlebihan
menyebabkan aktivitas enzim terhenti ketika substrat sudah habis. Oleh sebab itu,
ketidakseimbangan konsentrasi enzim papain dan larutan akan menyebabkan
waktu penggumpalan susu lebih cepat dengan hasil gumpalan yang tidak optimal
akibat substrat yang sudah habis.
BAB III
METODOLOGI
3.1. Alat dan Bahan
Alat-alat yang dibutuhkan dalam praktikum enzim papain terhadap
penggumpalan susu adalah sebagai berikut:
1. Pemanas (hot plate), berfungsi untuk memanaskan campuran atau sampel
yang mudah terbakar. Pada praktikum ini, hot plate berfungsi untuk
memanaskan aquadest yang nantinya akan dibuat media perendaman larutan
susu yang diberi enzim papain.
2. Beaker glass, sebagai wadah penampung untuk menghomogenkan dan
memanaskan larutan susu bubuk dengan aquadest dan membuat larutan papain
dengan asam asetat.
3. Pipet tetes, berfungsi sebagai alat untuk memasukkan larutan susu kedalam
tabung reaksi dan larutan enzim papain ke dalam larutan susu. Pipet tetes
digunakan untuk memindahkan larutan dengan tingkat ketelitian pengukuran
volume yang sangat rendah.
4. Pengaduk kaca, berfungsi sebagai alat untuk menghomogenkan baik larutan
enzim papain dengan asam asetat maupun larutan susu.
5. Gelas ukur, berfungsi sebagai alat untuk mengukur jumlah aquadest agar
komposisinya tepat dan tidak berlebihan.
6. Tabung reaksi sebanyak yang dibutuhkan, berfungsi sebagai wadah tempat
pengamatan mekanisme kerja enzim papain pada larutan susu. tabung reaksi
digunakan untuk mencampur, menampung, dan memanaskan larutan dalam
volume kecil.
7. Termometer raksa, berfungsi sebagai alat mengukur suhu pada aquadest yang
dipanaskan agar bisa dijaga suhunya sebesar 90˚C. Termometer raksa
digunkan untuk mengukur suhu tinggi, dan perubahan suhu yang cepat.
Adapun bahan-bahan yang dibutuhkan dalam praktikum enzim papain
terhadap penggumpalan susu adalah sebagai berikut:
1. Asam asetat, berfungsi sebagai kogulan untuk menggumpalkan susu.
2. Enzim papain, berfungis sebagai enzim penggumpalan susu dengan
memutuskan ikatan peptida pada protein susu.
3. Susu bubuk, berfungsi sebagai variabel terikat pada percobaan penggumpalan
susu.
3.2. Cara Kerja

Menimbang papain sebanyak 5 gram dan


memasukkannya kedalam beaker glass.

Menambahkan 20 ml asam asetat dan dihomogenkan.

Tambahkan 5 ml aquadest, lalu dihomogenkan.

Menimbang susu bubuk sebanyak 6 gr lalu dimasukkan


kedalam beaker glass terpisah.

Tambahkan aquadest 5 ml, lalu tambah aquadest


hingga total volume 30 ml, homogenkan.

Isi tabung reaksi dengan larutan susu dengan 5


perlakuan: 1, 2, 3, 4, 5 ml dan beri kode.

Panaskan aquadest dengan pemanas dan tunggu hingga 90˚C

Masukkan seluruh tabung reaksi ke dalam beaker glass


berisi air bersuhu 90˚C, diamkan selama 5 menit

Tetesi larutan dengan 1 tetes papain di setiap tabung reaksi

Amati waktu perubahan penggumpalan susu.


3.3. Analisa Perlakuan
Sebelum memulai kegiatan, siapkan alat dan bahan terlebih dahulu. Alat
yang dibutuhkan dalam praktikum enzim papain adalah alat pemanas, beaker
glass, batang pengaduk, pipet tetes, tabung reaksi, termometer, dan gelas ukur.
Sedangkan bahan-bahan yang dibutuhkan antara lain asam asetat, enzim papain,
dan susu bubuk.
Langkah pertama praktikum dimulai dengan menimbang papain sebanyak
5 gram dan memasukkannya ke dalam beaker glass. Tambahkan 20 ml asam
asetat, lalu homogenkan. Setelah itu, tambahkan 5 ml aquadest dan homogenkan
kembali. Langkah selanjutnya yaitu menimbang susu bubuk sebanyak 6 gram lalu
dimasukkan kedalam beaker glass terpisah. Tambahkan aquadest 5 ml,
campurkan menggunakan batang pengaduk. Lalu, tambahkan lagi aquadest hingga
total volume 30 ml, dan homogenkan menggunakan batang pengaduk.
Selanjutnya, isi tabung reaksi dengan larutan susu dengan 5 perlakuan,
yaitu 1, 2, 3, 4, 5 ml dan beri kode di tabung reaksi dengan angka 1 untuk tabung
berisi 1 ml larutan susu, dan seterusnya. Panaskan aquadest dengan alat pemanas
dan tunggu hingga mencapai suhu 90˚C. setelah mencapai suhu tersebut,
masukkan seluruh tabung reaksi ke dalam beaker glass berisi aquadest tersebut,
diamkan selama 5 menit. Setelah itu, tetesi larutan susu dengan 1 tetes larutan
enzim papain dan asam asetat di setiap tabung reaksi. Proses perendaman tersebut
bertujuan untuk menghasilkan gumpalan susu pada tabung reaksi. Amati dan catat
waktu perubahan penggumpalan suhu.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
Dari hasil pengamatan enzim papain terhadap penggumpalan susu,
didapatkan data sebagai berikut:
No. Substrat (ml) Waktu Penggumpalan
1. 1 ml 3 detik
2. 2 ml 8 detik
3. 3 ml 19 detik
4. 4 ml 24 detik
5. 5 ml 36 detik
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa kenaikan jumlah substrat
susu dengan satu tetes larutan enzim papain dan asam asetat akan berbanding
lurus dengan waktu penggumpalannya. Pada substrat 1 ml membutuhkan waktu
penggumpalan 3 detik, 2 ml substrat selama 8 detik, 3 ml substrat selama 19 detik,
4 ml substrat selama 24 detik, dan 5 ml substrat selama 36 detik. Waktu
penggumpalan tercepat pada substrat 1 ml dan paling lambat pada substrat 5 ml.
Namun, substrat 5 ml memiliki kandungan gumpalan paling banyak dibandingkan
perlakuan lainnya.
4.2. Grafik Hasil Pengamatan
Berdasarkan data hasil pengamatan enzim papain terhadap substrat susu,
didapatkan grafik hasil pengamatan sebagai berikut:

Grafik Hasil Pengamatan


40
35
30
25
20
15
10
5
0
1 ml 2 ml 3 ml 4 ml 5 ml
4.3. Mekanisme Kerja Enzim Papain terhadap Penggumpalan Susu
Proses penggumpalan susu oleh enzim papain diawali dengan proses
gelatinasi. Pada proses tersebut, terjadi reaksi hidrolisis protein secara ektensif
yang dipengaruh oleh suhu pemanasan dan konsentrasi enzim akan berpengaruh
negatif terhadap pembentukan gumpalan susu (Malaka et al. 2015). Semakin
tinggi suhu pemanasan menyebabkan lebih banyak protein yang terdenaturasi
sehingga dapat mengubah struktur asli protein susu yang berupa protein globular
dan protein plasma. Menurut Malaka et al. (2015), semakin tinggi suhu ,hasil
penggumpalan susu oleh enzim papain akan semakin besar. proses terjadinya
gumpalan susu akibat adanya stadium presifitasi isoelektrik karena distribusi
ukuran partikel dan komposisi akhir kasein pada gumpalan tersebut.
4.4. Pengaruh Konsentrasi Substrat terhadap Waktu Penggumpalan Susu
Konsentrasi substrat sangat berpengaruh terhadap waktu penggumpalan
susu. Hal itu disebabkan tingginya konsentrasi enzim papain akan menurunkan
kadar protein pada susu, sehingga menyebabkan pembentukan gumpalan susu
menjadi kurang sempurna. Menurut Pulungan et al. (2020), enzim akan
melakukan katalisis pada suatu substrat sehingga ketika substrat yang tersedia
terbatas dan enzim yang digunakan berlebihan menyebabkan aktivitas enzim
terhenti ketika substrat sudah habis. Selain itu, penelitian oleh Pardede et al.
(2013) menyatakan bahwa konsentrasi enzim yang terlalu tinggi mengakibatkan
aktivitasnya menjadi tidak optimal, hal tersebut berpengaruh terhadap gumpalan
yang diperoleh menjadi lebih rendah dan kandungan protein juga rendah.
Hasil kegiatan praktikum enzim papain terhadap penggumpalan susu juga
menghasilkan data yang sesuai dengan pernyataan diatas. Pada substrat 1 ml,
waktu penggumpalan susu berjalan cepat selama 3 detik, sedangkan gumpalan
susu yang dihasilkan paling sedikit. Hal tersebut disebabkan oleh aktivitas enzim
dalam mengkatalis subtrat terhenti ketika substrat susu habis. Sedangkan, pada
perlakuan substrat 5 ml memiliki waktu penggumpalan yang lebih lama yaitu 36
detik, dengan gumpalan susu yang dihasilkan paling banyak. Hal tersebut
disebabkan enzim terus mengkatalis substrat lebih banyak dari perlakuan 1, 2, 3,
dan 4 ml.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Enzim papain merupakan enzim protase yang terdapat pada getah pepaya.
Enzim ini digunakan untuk memecah dan penguraian sempurna ikatan peptida
dalam protein, sehingga protein yang terurai menjadi ikatan peptida yang lebih
sederhana hingga asam amino. Enzim papain banyak digunakan di berbagai
bidang, baik dalam bidang pertanian, industri, dan lain-lain. Salah satunya, enzim
papain mampu meningkatkan keempukan daging, meningkatkan kualitas bir
fermentasi, sebagai koagulan, bahan obat, bahan konsmetik, dan lain-lain.
Pada praktikum enzim papain terhadap penggumpalan susu, ditemukan
hubungan antara konsentrasi substrat terhadap waktu penggumpalan susu.
konsentrasi substrat yang terlalu sedikit mengakibatkan enzim masih bekerja saat
substrat sudah habis. Hal itu menyebabkan waktu penggumpalan lebih cepat
dengan hasil gumpalan yang tidak optimal. Konsentrasi substrat sebanyak 5 ml
memiliki waktu penggumpalan yang paling lama, tetapi menghasilkan gumpalan
susu yang paling banyak.
4.2. Saran
Saran yang dapat diberikan dari berlangsungnya praktikum ini adalah
mahasiswa dapat lebih mempelajari dan menambah ilmu mengenai kegunaan
enzim papain, sehingga diharapkan mampu memberikan sumbangan pengetahuan
mengenai perkembangan kegunaan enzim papain sehingga mampu membawa
dampak positif bagi pertanian Indonesia di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Admaka, Ganjar dan K. Fitri. 2017. Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa
Industri dan Informasi, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogykarta.
Pengambilan Minyak Kelapa dengan Menggunakan Enzim Papain. Hal:
453-458.
Amalia, Rosa, Subadiyono, dan E. Arini. 2013. Pengaruh Penggunaan Papain
terhadap Tingkat Pemanfaatan Protein Pakan dan Pertumbuhan Lele
Dumbo. Journal of Aquaculture Management and Technology. 2(1): 136-
143.
Amri, Azekiel and F. Mamboya. 2012. Papain, A Plant Enzyme of Biological
Importance: A Review. Americal Journal of Boichemistry and
Biotechnology. 8(2): 99-104.
Budiman, Fitriani., G. Thomas, dan N. Suliasih. 2016. Pengaruh Konsentrasi
Enzim Papain (Carica papaya L.) dan Suhu Fermentasi terhadap
Karakteristik Crackers. Disertasi Diterbitkan. Bandung: Fakultas Teknik
Universitas Pasundan.
Daisa, Jeki, E. Rossi, dan I.R. Dini. 2017. Pemanfaatan Ekstrak Kasar Enzim
Papain pada Proses Dekafeinasi Kopi Robusta. JOM Faperta. 4(1): 1-14.
Kristitanti, D, B.D.H. Pranoto, dan Abdullah. 2013. Penurunan Kadar Kafein
Kopi Arabika dengan Proses Fermentasi Menggunakan Nopkor MZ-15.
Jurnal Teknologi Kimia. 2(4): 170-176.
Malaka, Ratmawati, S. Baco, dan K.I Prahesti. 2015. Karakteristik dan
Mekanisme Gelatinasi Curd Dangke Melalui Analisis Fisiko Kimia dan
Mokrostruktur. JITP. 4(2): 56-62.
Malle, Dominggus, I. Telussa, dan A.A. Lasamabu, 2015. Isolasi dan
Karakterisasi Papain dari Buah Pepaya (Carica papaya L.) Jenis Daun
Kipas. J. Chem.Res. 2(1): 182-189.
Pardede, B.E, Adhitiyawarman, dan Savante, A. 2013. Pemanfaatan Enzim Papain
dari Getah Buah Pepaya (Carica papaya L.) dalam Pembuatan Keju
Cottage Menggunakan Bakteri Lactobacillus bulgaricus. Jurnal Kimia
Khatulistiwa. 2(3): 163-168.
Permata, Deivy Andhika, H. Ikhwan, dan Aisman. 2016. Aktivitas Proteolitik
Papain Kasar Getah Buah Pepaya dengan Berbagai Metode Pengeringan.
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas. 20(2): 58-64.
Pulungan, M. Hindun, M.M Kamalia, dan I.A Dewi. 2020. Optimasi Konsentrasi
Enzim Papain dan Suhu Pemanasan pada Pembuatan Dangke dengan
Response Surface Method (RSM). Jurnal Teknologi Pertanian. 21(1): 57-
68.
Sulmiyati, S dan N.S. Said. 2018. Karakteristik Dangke Susu Kerbau dengan
Penambahan Crude Papain Kering. Agritech. 38(3): 345-352.
Welde, Yidnekachew and A. Worku. 2018. Identification and Extraction of
Papain Enzyme from Papaya Leaf in Adigrat Towen, Northern Ethiopia.
Journal of Medicinal Plants Studies. 6(3): 127-130.
Zusfahair, D.R. Ningsih, dan F.N. Habibah. 2014. Karakterisasi Papain dari Daun
Pepaya (Carica Papaya L.). Molekul. 9(1): 44-55.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai