Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

ALAT DAN MESIN BUDIDAYA PERTANIAN


“SEED TABLE DAN TRANSPLANTER”

Disusun oleh:

NAMA : Vavo Janmartin Sitanggang


NIM : 185100207111005
KELOMPOK : E4
ASISTEN : 1. TAUFIK ANWAR
2. BAGAS ROHMATULLOH

LABORATORIUM DAYA DAN MESIN PERTANIAN


JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Teknologi dalam pertanian adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan pekerjaan
dan menghasilkan output yang lebih baik. Pembangunan pertanian tanpa teknologi ialah hal
yang mustahil. Keduanya berjalan secara beriringan saling mengikat. Dalam pembangunan
pertanian tentu akan sangat berbeda dalam segi kepraktisan maupun hasil tani apabila petani
tersebut mengadopsi teknologi dibandingkan memakai cara tradisional (Aini dan Achwan,
2017)
Ketebalan atau kedalaman media tanah untuk persemaian bibit padi menyatakan
dalamnya lapisan tanah yang dapat dipakai untuk perkembangan perakaran tanaman bibit
padi. Hal ini berhubungan dengan tingkat kerapatan pertumbuhan akar bibit padi yang
nantinya akan menentukan mudah atau tidaknya alat transplanter dalam mengambil bibit padi.
Semakin tua umur bibit padi di dalam dapog, semakin panjang akarnya dan akar antar bibit
saling mengait (Suharno et al, 2017).

1.2. Tujuan
1. PRAKTIKUM SEED TABLE
Tujuan :
1. Mengetahui kapasitas kerja dan efisiensi dari alat tanam (seed table).
2. Menguji desain alat tanam sebelum digunakan secara luas dilapang, terutama desain dari
metering device
3. Mengkalibrasi alat tanam dan jenis ukuran metering device.
4. Mengukur parameter kinerja alat tanam, antara lain:
• Jarak tanam
• Jumlah bijl perlubang
• Slip roda tanah
• Waktu

2. PRAKTIKUM RICE TRANSPLANTER


Tujuan :
1. Mengetahui kapasitas kerja dan efisiensi dari alat tanam (Rice Transplanter)
2. Memahami prisip kerja dari Rice Transplanter
3. Memahami cara pengoperasian dari Rice Transplanter
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Defenisi Penanaman
Putri (2016), menyatakan bahwa “Penanaman menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia artinya proses, cara, perbuatan menanam, menanami atau menanamkan.
Penanaman adalah kegiatan memindahkan bibit dari tempat penyemaian ke lahan
pertanaman untuk di dapatkan hasil produk dari tanaman yang di budidayakan. Penanaman
juga meliputi pembuatan lubang tanam. Penanaman juga meliputi pembuatan lubang tanam
untuk bibit yang akan ditanam”.
Penanaman merupakan usaha penempatan biji atau benih di dalam tanah pada
kedalaman tertentu atau menyebarkan biji diatas permukaan tanah atau menanamkan
didalam tanah. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan perkecambahan serta pertumbuhan
biji yang baik. Kemampuan suatu benih untuk tumbuh setelah ditanam bergantung pada
varietas benih, kondisi tanah dan air serta lingkungan hidupnya. Apabila tanah ditanam
dengan menggaunakan alat tanam, maka mekanisme kerja dan alat akan mempengaruhi
penempatan benih di dalam tanah yaitu berpengaruh pada kedalama tanaman, jumlah benih
per lubang, jarak antar lubang dalam baris dan jarak antar baris (Aini dan Ichwan, 2017).
Pola tanam adalah rangkaian tanaman yang ditanam pada sebidang lahan selama
kurun waktu tertentu , biasanya satu tahun. Di dalam pola tanam terkandung unsur-unsur yang
kompleks, mulai dari pemilihan jenisjenis tanaman, cara bertanam, cara panen, serta apakah
nantinya hasil yang diperoleh memiliki nilai pasar atau tidak. Keuntungan pola tanam, dapat
diperoleh dengan menggunakan pola tanam yang tepat, keuntungan tersebut antara lain dapat
meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya yang ada (Syahputra et al, 2017)

2.2. Defenisi Transplanter


Pada transplanter padi yang dioperasikan dengan tenaga, lengan tanam diberi tenaga
sehingga jari harus melewati celah gerbang pembibitan selama pemetikan. Selama gerakan
balik, jari kembali ke posisi semula dengan menjalankan jalur elips agar tidak mengenai alas
anakan. Mekanisme hubungan empat batang digunakan untuk menggerakkan jari tanam.
Kebanyakan transplanter menggunakan mekanisme hubungan empat batang planar dengan
jari tanam membentuk titik penggandeng (Kumar and Thomas, 2015).
Permintaan transplanter padi meningkat dalam skenario saat ini karena manfaatnya
yang melekat disebutkan di bagian sebelumnya. Selain itu, globalisasi dan migrasi masyarakat
pedesaan ke perkotaan daerah telah mengakibatkan kekurangan tenaga kerja dan upah yang
tinggi untuk hal yang sama. Oleh karena itu, penanaman tepat waktu dari bibit selama waktu
puncak tidak memungkinkan. Faktor-faktor tersebut mengharuskan penggunaan mekanik
transplanter. Transplantasi mekanis sebagai lawan dari transplantasi tangan, adalah proses
penanaman pembibitan pada genangan tanah menggunakan mesin yang digabungkan
dengan mekanisme tanam yang digerakkan oleh sebuah penggerak utama (Chaitanya et al,
2018).
Rice transplanter adalah sebuah teknologi pembaruan dalam bidang pertanian yang
berfungsi untuk memudahkan proses penanaman padi. Teknologi ini disebut juga sebagai alat
penanam bibit modern. Rice transplanter dapat dijalankan oleh seorang operator dan satu
orang asisten saja. Teknologi ini mampu menggantikan teknologi sebelumnya, yaitu tanam
padi secara konvensional yang lebih banyak memerlukan tenaga kerja tanam pada proses
penanaman bibit padi (Hapsari, 2018).
Mesin tanam transplanter yang memakai bibit yang secara khusus disemai pada kotak
khusus. Mesin jenis ini mensyaratkan perubahan total dalam pembuatan bibit. Persemaian
harus dilakukan pada kotak persemaian bermedia tanah, dan bibit dipelihara dengan
penyiraman, pemupukan hingga pengaturan suhu. Persemaian dengan cara ini, di Jepang,
banyak dilakukan oleh pusat koperasi pertanian, sehingga petani tidak perlu repot
mempersiapkan bibit padi sendiri. Penyemaian bibit dengan cara ini dapat memberikan
keseragaman pada bibit dan dapat diproduksi dalam jumlah besar. Mesin ini dapat bekerja
lebih cepat, akurat dan stabil (Aini dan Ichwan, 2017).

2.3. Hubungan Jarak Tanam Dan Pertumbuhan Tanaman


Salah satu usaha untuk meningkatkan produktivitas tanaman yaitu dengan mengatur
jarak tanam atau kepadatan tanaman per satuan luas. Populasi tanaman (jarak tanam)
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil tanaman. Penanaman dengan
jarak tanam bertujuan agar populasi tanaman mendapatkan bagian yang sama terhadap unsur
hara yang diperlukan dan sinar matahari, dan memudahkan dalam pemeliharaan (Kartika,
2018).
Jarak tanam merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman, karena
penyerapan energi matahari oleh permukaan daun sangat menentukan pertumbuhan
tanaman. Semakin rapat suatu populasi tanaman maka semakin sedikit jumlah intensitas
cahaya matahari yang didapat oleh tanaman dan semakin tinggi tingkat kompetisi antar
tanaman untuk mendapatkan sinar matahari tersebut. Tujuan pengaturan jarak tanam adalah
untuk mendapatkan ruang tumbuh yang baik bagi pertumbuhan tanaman guna menghindari
persaingan unsur hara dan sinar matahari, mengetahui jumlah benih yang diperlukan, serta
mempermudah dalam pemeliharaan terutama dalam penyiangan (Erwin et al, 2015).

2.4. Sebutkan dan Jelaskan Jenis Alat Tanam Berdasarkan Sumber Tenaga Penggerak
Seed planter (penanam biji) adalah sebuah alat yang dirancang untuk menanam biji
pada suatu daerah tanam dengan jarak tertentu. Pada area yang berskala kecil, seed planter
dengan tenaga penggerak manusia dapat digunakan secara efektif. Seed planter bekerja
membuat lubang dengan jarak antar lubang dan kedalaman lubang sesuai penyetelan, lalu
menjatuhkan biji dari keranjang, kemudian menutup kembali lubang tersebut dengan tanah
(Suryono, 2014).
Rice transplanter adalah sebuah teknologi pembaruan dalam bidang pertanian yang
berfungsi untuk memudahkan proses penanaman padi. Teknologi ini disebut juga sebagai alat
penanam bibit modern. Rice transplanter dapat dijalankan oleh seorang operator dan satu
orang asisten saja. Teknologi ini mampu menggantikan teknologi sebelumnya, yaitu tanam
padi secara konvensional yang lebih banyak memerlukan tenaga kerja tanam pada proses
penanaman bibit padi (Hapsari, 2018).

Alat penanam tradisional yang umum digunakan adalah alat yang disebut tugal. Tugal
merupakan alat yang paling sederhana yang dapat digerakkan dengan tangan dan cocok
untuk menanam benih dengan jarak tanam lebar. Tugal bentuknya bermacam-macam sesuai
dengan modifikasi suatudaerah atau negara. Bentuk tugal di Indonesia merupakan bentuk
tugal yang paling sederhana, karena pada tugal tersebut tidak terdapat bentuk mekanisme
pengeluaran benih. Disini benih dimasukkan kedalam tanah secara terpisah, artinya
memerlukan bantuan orang lagi (Aini dan Ichwan, 2017).

2.5. Jelaskan Prinsip kerja alat tanam Transplanter


Mesin tanam transplanter memakai bibit yang secara khusus disemai pada kotak
khusus. Mesin jenis ini mensyaratkan perubahan total dalam pembuatan bibit. Persemaian
harus dilakukan pada kotak persemaian bermedia tanah, dan bibit dipelihara dengan
penyiraman, pemupukan hingga pengaturan suhu. Mesin ini dapat bekerja lebih cepat, akurat
dan stabil (Aini dan Ichwan, 2017).
Rice transplanter adalah jenis mesin penanam padi yang dipergunakan untuk
menanam bibit padi yang telah disemaikan pada areal khusus dengan umur tertentu, pada
areal tanah sawah kondisi siap tanam, mesin dirancang untuk bekerja pada lahan berlumpur
(puddle). Oleh karena itu mesin ini dirancang ringan dan dilengkapi dengan alat pengapung
(Suharno et al, 2017).

2.6. Sebutkan dan Jelaskan kelebihan dan kekurangan Transplanter


Membuat persemaian merupakan langkah awal bertanam padi. Pembuatan
persemaian memerlukan suatu persiapan yang sebaik-baiknya untuk pertanaman produksi
benih, sebab benih di persemaian ini akan menentukan pertumbuhan padi di sawah, oleh
karena itu persemian harus benar-benar mendapat perhatian, agar harapan untuk
mendapatkan bibit padi yang sehat dan subur dapat tercapai. Salah satu titik kritis tanam bibit
menggunakan mesin tanam pindah bibit padi (Rice Transplanter) adalah pembuatan
persemaian karena memerlukan bibit khusus. Cara pembuatan persemaian berbeda dengan
persemaian yang biasa dilakukan saat ini (konvensional) (Suharno et al, 2017).
Penyemaian bibit dengan cara menggunakan transplanter dapat memberikan
keseragaman pada bibit dan dapat diproduksi dalam jumlah besar. Mesin ini dapat bekerja
lebih cepat, akurat dan stabil.Bila dilhat dari jenis sumber tenaga untuk menggerakkan mesin,
terdapat tiga jenis mesin tanam bibit yaitu alat tanam yang dioperasikan secara manual, mesin
tanam yang digerakkan oleh traktor dan mesin tanam yang memiliki sumber tenaga atau enjin
sendiri. Mesin yang digerakkan oleh traktor, sebelumnya diproduksi di Jepang, tetapi
belakangan ini sudah jarang dipergunakan. Berdasarkan sistem pendukungnya, mesin ini
dapat dibedakan menjadi yang bergerak dengan roda, dan yang bergerak dengan roda dan
dilengkapai dengan papan pengapung. Jenis mesin yang manapun dipergunakan, permukaan
lahan sawah harus datar dan rata, kedalam air harus rata, demikian juga kekerasan tanah juga
harus sama, karena hal ini akan memberikan kestabilan operasi. Jika tidak, akan banyak
terjadi kegagalan penancapan bibit, sehingga akan butuh waktu yang cukup lama untuk
penyulaman secara manual (Aini dan Ichwan, 2017).

2.7. Karakteristik biji jagung dan kacang hijau


Jagung (Zea mays,L.) merupakan tanaman serealia termasuk family poaceae, ordo
Poales yang merupakan tanaman berumah satu ( monoius) dimana letak bunga jantan
terpisah dengan bunga betina tetapi masih dalam satu tanaman. Jagung adalah tanaman
protandrus, yaitu mekarnya bunga jantan pelepasan tepung sari biasanya terjadi satu atau dua
hari sebelum munculnya bunga betina. Jagung varietas Momala Gorontalo bisa dikenali
dengan warna khas dari bijinya yaitu warna ungu, namun jagung ini belum tersebar dikalangan
masyarakat Gorontalo, hal ini karena petani lebih tertarik pada jagung hibrida yang dibagikan
gratis oleh pemerintah, sehingga pemanfaatan jagung potensi local ini menjadi berkurang
bahkan hampir punah. Sumber daya genetik (plasma nutfah) lokal Gorontalo sepatutnya
mendapat perhatian dari masyarakat Gorontalo itu sendiri, Oleh karena itu, informasi tentang
jagung ini harus diperbarui setiap tahunnya dengan melakukan berbagai macam penelitian
agar masyarakat semakin tau karakter jagung lokal Gorontalo sehingga dapat melestarikan
kembali jagung varietas lokal Gorontalo (Suleman et al, 2019).
Kacang hijau adalah tanaman dengan karakteristik berumur genjah dan toleran
kekeringan, menjadikannya sebagai komoditas potensial dikembangkan di lahan sawah
maupun di lahan kering. Pada lahan sawah biasanya kacang hijau ditanam setelah panen padi
pada musim kemarau. Konsekuensi budidaya pada musim kemarau adalah cekaman
kekeringan akibat ketersediaan air yang terbatas.
DAFTAR PUSTAKA
Aini dan Ichwan. 2017. MESIN PENANAM DAN ALAT PENANAM TRADISIONAL. Makalah
Ilmiah. Fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah Gresik. Gresik
Chaitanya et al. 2018. Design of Rice Transplanter. Article. International Conference on
Mechanical, Materials and Renewable Energy
Erwin et al. 2015. PENGARUH BERBAGAI JARAK TANAM PADA PERTUMBUHAN DAN
PRODUKSI KUBIS (Brassica oleracea L.) DI DATARAN MENENGAH DESA BOBO
KECAMATAN PALOLO KABUPATEN SIGI. E-Jurnal Agrotekbis 3(4) : 491-497
Hapsari, Putri. 2018. ADOPSI TEKNOLOGI RICE TRANSPLANTER (Studi Deskriptif Kualitatif
Adopsi Teknologi Pertanian Rice Transplanter Di Desa Wironanggan, Gatak,
Sukoharjo dengan Pendekatan Difusi Inovasi). Skripsi. Fakultas Komunikasi dan
Informatika. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta
Kartika, Trimin. 2018. Pengaruh Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung
(Zea Mays L) Non Hibrida di Lahan Balai Agro Teknologi Terpadu (ATP). Jurnal Ilmiah
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 15(2) : 129-139
Kumar and Thomas. 2015. Determination of force acting on the rice transplanter finger.
Commission Internationale du Genie Rural Journal 17(1) : 30-43
Putri, Tri Wahyuni Adi. 2016. PENANAMAN NILAI-NILAI ANTIKORUPSI DALAM
PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MAN BATU. Skripsi. Fakultas Agama Islam.
Universitas Muhammadiyah Malang. Malang
Suharno et al. 2017. PENGARUH KEPADATAN SEBAR BENIH, KOMPOSISI, DAN
KETEBALAN MEDIA SEMAI PADA SISTEM DAPOG, PENANAMAN DENGAN
TRANSPLANTER INDOJARWO TERHADAP HASIL TANAM JAJAR LEGOWO 2:1.
Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian Volume 24(2) : 33-43
Suleman et al. 2019. KARAKTERISASI MORFOLOGI DAN ANALISIS PROKSIMAT JAGUNG
(Zea mays, L.) VARIETAS MOMALA GORONTALO. Jambura Edu Biosfer Journal 1(2)
: 72-81
Suryono, Ahmad Fauzan. 2014. Perancangan dan Optimasi alat Penanam Tanaman Biji-Bijian
(Seed Planter) dengan Metodologi Hatamura. Jurnal Ilmiah Bidang Sains –Teknologi
Murni Disiplin dan Antar Disiplin 1(14) : 9-17
Syahputra et al. 2017. ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PETANI MEMILIH POLA
TANAM PADA TANAMAN PERKEBUNAN DI DESA PAYA PALAS KECAMATAN
RANTO PEUREULAK KABUPATEN ACEH TIMUR. Jurnal AGRIFO 2(1) :41-50
Lampiran

1.1.
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6
2.7.

Anda mungkin juga menyukai