MEKANISASI PERTANIAN
“IDENTIFIKASI DAN KALIBRASI ALAT TANAM”
Disusun oleh:
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023
MATERI
IDENTIFIKASI DAN KALIBRASI ALAT TANAM
1. TUJUAN
Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah
1. Untuk mengenalkan peralatan mekanis yang digunakan sebagai alat tanam
beberapa biji – bijian
2. Mengetahui karakteristik serta menghitung efisiensi alat tanam
3. Memprediksi biji yang dibutuhkan untuk penanaman pada suatu lahan
2. DASAR TEORI
a. Pengertian Penanaman (2 Sitasi)
Penanaman merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam budidaya
tanaman tumbuhan. Menurut Harnel (2012), penanaman berarti menanam benih atau
bibit pada suatu lahan/yang telah disediakan. Dalam proses penanaman ini pada
umumnya petani sering melakukan dengan menggunakan cara tradisional yaitu
menanam dengan menggunakan tangan untuk pembenam bibit. Menurut Putri (2016),
Penanaman menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya proses, cara, perbuatan
menanam,menanami atau menanamkan. Penanaman adalah kegiatan memindahkan
bibit dari tempat penyemaian ke lahan pertanaman untuk di dapatkan hasil produk dari
tanaman yang di budidayakan. Sedangkan, menurut Gunawan (2014) penanaman
merupakan usaha untukmenempatkan biji atau benih di dalam tanah pada kedalaman
tertentu dan bisa juga merupakan usaha penyebaran biji di atas permukaan tanah.
Alat dan mesin tanam menurut Iskandar et al (2017) merupakan suatu alat yang
digunakan untuk menempatkan benih tanaman seperti biji-bijian, bibit, batang, serta
Sebagian tubuh tanaman lain di atas atau di bawah permukaan tanah. Alat tanam
biasanya di modifikasi sehingga memiliki fungsi untuk mempercepat proses penanaman
pada lahan, mempermudah, serta lebih mengefisienkan waktu tanam. Sedangkan,
menurut Yusianto (2012), alat dan mesin tanam merupakan alat yang digunakan untuk
menggantikan pekerjaan menanam secara manual yang mana alat tanam ini dapat
lebih mengefisienkan waktu dan meningkatkan kapasitas dan efisiensi penanaman.
Sedangkan, menurut Menurut Sobirin (2017) alat penanam dengan sumber tenaga
traktor terbagi menjadi tiga yakni alat penanam sistem baris lebar, sistem baris sempit,
dan sistem sebar. Alat penanaman sistem baris lebar merupakan penanaman benih
dengan sistem jarak yang cukup lebar sehingga dapat meningkatkan efisiensi
pemanenan, contohnya yaitu drill, hilldrop, trailing, dan mounted. Alat penanaman
sistem baris sempit merupakan alat untuk menanam benih-benih kecil dalam alur yang
sempit dan kedalaman yang seragam. Alat penanam sistem sebar menggunakan
mesin yang lebih cepat dan efisien, contohnya tipe sentrifugal atau endgate.
e. Definisi Transplanter dan Jelaskan Prinsip Kerja Alat tanam Transplanter (2 sitasi)
Transplanter merupakan mesin penanam padi yang digunakan saat menanam bibit
padi dengan jarak tertentu, pada areal sawah dengan kondisi siap tanam. Mesin
dirancang untuk bekerja pada lahan berlumput dengan kedalaman kurang lebih 40 cm.
Hal ini sejalan menurut Ramadhan et al (2017), transplanter merupakan mesin
penanam padi yang digunakan di areal tanah sawah dalam kondisi siap tanam yang
digunakan untuk menanam bibit padi dari hasil semaian menggunakan tray yang mana
bibit berumur kurang lebih 15 hari. Sedangkan, prinsip kerja transplanter menurut
Sahara (2015) mesin transplanter membutuhkan pembibitan benih padi yang berbeda
yakni pembibitan dilakukan di dapog (tempat persemaian benih padi dari plastik)
setelah 15-17 hari bibit dilepas dari dapog dengan cara digulung. Kemudian gulungan
tersebut ditempatkan pada tempat bibit di mesin transplanter. Selanjutnya mesin
transplanter siap untuk melakukan penanaman. Dimana mesin transplanter ini
dirancang supaya dapat beroperasi pada lahan berlumpur dengan kedalaman kurang
lebih 40 cm.
12 Bak penampung Penampung biji dan pasir setelah dari belt conveyor
- Seed Table
2. Kebutuhan Biji
a. Jarak rata-rata antar lubang (x)
x 1+ x 2 25 ,2+24 , 6
x= ¿ ¿ 24 , 9 cm¿ 0,249 m
2 2
b. Jumlah biji rata-rata perlubang (g)
g1 + g2 2, 29+2 , 33
g= ¿ ¿ 2 , 31cm
2 2
2. Kebutuhan Biji
a. Jarak rata-rata antar lubang (x)
x 1+ x 2 23 ,52+30 , 88
x= ¿ ¿ 27 , 2 cm¿ 0,272 m
2 2
b. Jumlah biji rata-rata perlubang (g)
g1 + g2 1, 58+1 , 35
g= ¿
2 2
= 1,465 biji
c. Jumlah lubang permeter alur (h)
h=¿ ¿ ¿¿ ¿ ¿ ¿¿ 3 , 67 lubang
d. Panjang alur lahan total (Rtot)
L 30
Rtot= × P¿ ×50¿ 7.500
LK 0 ,2
e. Jumlah lubang total (Htot)
Htot =h × Rtot¿ 3 , 67 ×7.500¿ 27.525 lubang
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan menggunakan Seed Table dengan
ukuran metering device yaitu 8 mm dan 13 mm, diperoleh bahwa metering device yang
berukuran 8 mm pada ulangan pertama memiliki rata-rata biji yang keluar adalah 1,58 dan pada
ulangan kedua didapatkan rata-rata biji yang keluar adalah 1,35. Sedangkan, pada metering
device yang berukuran 13 mm, pada ulangan pertama didapatkan rata- rata biji yang keluar
adalah 2,5 dan pada ulangan yang kedua didapatkan rata-rata biji yang keluar adalah 2,4. Dari
hasil perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa ukuran dari metering device dapat
memengaruhi rata-rata biji yang keluar dari Seed Table. Semakin besar ukuran metering
device yang digunakan, maka rata-rata biji yang keluar akan semakin banyak, begitu juga
sebaliknya.
Selain dapat memengaruhi rata-rata biji, ukuran metering device juga dapat memengaruhi
jarak tanam. Dari hasil praktikum dan perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan bahwa
penggunakan metering device berukuran 8 mm memiliki rata-rata jarak tanam sebesar 23,52 cm
pada ulangan pertama dan rata-rata jarak tanam sebesar 30,88 cm pada ulangan kedua.
Sedangkan pada metering device yang berukuran 13 mm, memiliki rata-rata jarak tanam sebesar
24,29 cm pada ulangan pertama dan rata-rata jara tanam sebesar 22,18 cm pada ulangan kedua.
Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa semakin besar ukuran metering device, maka jarak
tanam nya akan semakin kecil.
Berdasarkan data hasil perhitungan efisiensi kerja dari metering device ukuran
13mm diperoleh kecepatan maju alat tanam (v) sebesar 0,247 m/s dengan jarak
konveyor dalam satu menit (sC) sepanjang 14,82 m. Putaran roda alat tanam (PRT)
sebesar 14,52 m dan putaran roda alat tanam aktual (PRA) sebesar 2,409 m. Efisiensi
yang diperoleh (Ef) sebesar 16,59% dengan kapasitas kerja efektif (KKE) 0,819 m2/s.
Parameter kebutuhan biji 8mm diantaranya diperoleh jarak rata-rata antar lubang
sebesar 0,249 m dengan jumlah biji rata-rata per-lubang 2,31 biji, jumlah lubang per-
meter alur berjumlah 4,01 lubang, Panjang alur lahan total sepanjang 7500 m. Jumlah
lubang total sebanyak 30.075 lubang dengan kebutuhan biji total 69.473,25 biji,
kebutuhan massa biji total 4.631 g.
Sedangkan untuk metering device ukuran 8mm diperoleh kecepatan maju alat
tanam (v) sebesar 0,243 m/s dengan jarak konveyor dalam satu menit (sC) sepanjang
14,58 m. Putaran roda alat tanam (PRT) sebesar 14,294 m dan putaran roda alat
tanam aktual (PRA) sebesar 2,366 m. Efisiensi yang diperoleh (Ef) sebesar 16,552%
dengan kapasitas kerja efektif (KKE) 0,8044 m2/s. Parameter kebutuhan biji 8mm
diantaranya diperoleh jarak rata-rata antar lubang sebesar 0,272 m dengan jumlah biji
rata-rata per-lubang 1,465 biji, jumlah lubang per-meter alur berjumlah 3,67 lubang,
Panjang alur lahan total sepanjang 7500 m. Jumlah lubang total sebanyak 27.525
lubang dengan kebutuhan biji total 40.324 biji, kebutuhan massa biji total 2.689 kg.
e. Grafik
Matering Device 8mm
ULANGAN 1
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 100 200 300 400 500 600
1.5
Jumlah Biji
0.5
0
0 44 74.5 141.5 202.5 268.5 298 328 348 365.5 381 431.5 445.5 478 493.5 508.5 525
Jarak (cm)
3.5 ulangan 1
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 100 200 300 400 500 600 700
ulanagn 2
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 100 200 300 400 500 600
h. Jika RPM dipercepat apa yang akan terjadi terhadap jarak, waktu, dan jumlah biji yang
keluar? (Minimal 1 sitasi)
Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa kecepatan putar sudut
(rpm) dapat berpengaruh pada jarak, waktu, dan jumlah biji yang dikeluarkan pada
mulut mekanis. Semakin cepat rpm yang dinyalakan makan akan semakin cepat waktu
berputarnya. Menurut Sitorus et. al., (2015), metering device berguna untuk mengatur
pengeluaran benih. Semakin besar atau kecilnya metering device menentukan banyak
sedikitnya biji yang keluar. Semakin lebar atau semakin besar lubang suatu metering
device akan menghasilkan keluaran benih yang lebih banyak. Menurut Mu’minin
(2018), dalam metering device yang berputar terdaoat gaya sentrifugal, gaya
sentrifugal merupakan gaya melingkar menjauhi pusat rotasi akibat rpm dipercepat
maka lubang metering device yang tadinya besar nampak seperti mengecil karena bii
yang digunakan akan sulit untuk masuk ke dalam lubang yang berputar dengan
kencang sehingga jarak tanam menjadi lebih jauh dan jumlah biji menjadi lebih sedikit.
b. Saran
Tetap semangat dan sehat selalu
Erwin S, Ramli, dan Adrianton. 2015. Pengaruh Berbagai Jarak Tanam Pada Pertumbuhan dan
Produksi Kubis (Brassica oleracea L.) Di Dataran Menengah Desa Bobo Kecamatan
Palolo Kabupaten Sigi. E-Journal Agrotekbis. 3(4): 38 - 46.
Harnel. 2012. Kajian Teknis dan Ekonomis Alat Tanam Bibit Padi Manual (Transplanter)
Mofofikasi Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian di Kabupaten Sijunjunh,
Sumatera Barat. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 15 (1): 38 - 46.
Iskandar, M., Syafriandi, dan Mustaqimah. 2017. Desain dan Pengujian Alat Tanam Benih Jagung.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian Unsyiah. 2 (1): 314-319.
Jamaluddin, P., H. Syam, N. Lestari, dan M. Rizal. 2019. Alat dan Mesin Pertanian.
Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.
Kartika T. 2018. Pengaruh Jarak Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung (Zea mays
L.) Non Hibrida di Lahan Balai Agro Teknologi Terpadu (ATP). Sainmatika. 15 (2): 129 -
139.
Ramadhan, A. R., K. P. Wicaksono, dan A. Suryanto. Pengaturan Jarak Tanam pada Rice
Transplanter dan Dosis Pupuk Majemuk terhadap Hasil Padi Sawah (Oryza sativa L.)
Varietas Ciherang. Jurnal Produksi Tanaman. 5 (8): 1235-1242.
Sahara, D., E. Kushartanti, dan T. Suhendrata. 2013. Kinerja Usahatani Padi dengan Mesin
Transplanter dalam Rangka Efisiensi Tenaga Kerja. Jurnal Sepa. 10 (1): 55- 62.
Sobirin, M. 2017. Rancang Bangun Kinematika Alat Tanam Padi Model Transplanter. [Thesis].
Malang: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang.
Umar, S., A. R. Hidayat, dan S. Pangaribuan. 2017. Pengujian Mesin Tanam Padi Sistim Jajar
Legowo (Jarwo Transplanter) di Lahan Rawa Pasang Surut. Jurnal Teknik Petanian
Lampung. 6 (1): 63-72.
1. Bukti Sitasi