PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan dan kegunaan
2. TINJAUAN PUSTAKA
2
2.1 Pengertian Rice Transplanter
Rice Transplanter merupakan mesin tanam pindah bibit padi yang memberikan
keuntungan bagi para petani. Selain dapat menghemat waktu dan tenaga petani
dalam menanam padi, mesin ini juga dapat meningkatkan efisiensi produksi
karena biaya tanam yang murah. Namun, mesin Rice Transplanter memiliki
kekurangan yaitu mesin ini sulit untuk digunakan pada lahan pegunungan
(berbukit), sebab petani harus mengangkat mesin Rice Transplanter. Sehingga,
diperlukannya penentuan keseimbangan beban pada mesin Rice Transplanter
(Andre, 2019).
Rice transplanter sendiri merupakan suatu teknologi yang canggih yang
sangat membantu petani didalam melakukan proses penaman padi di sawah.
transplanter merupakan teknologi pengganti tangan manusia didalam menanam
padi disawah, artinya teknologi ini terkhusus penanam padi yang cepat, ekonomis,
hemat dan tepat waktu, dengan menggunakan Transplanter akan menguntungkan
petani 70% dalam waktu penanaman padi dalam ukuran 1 ha. Artinya
Transplanter bisa melawan tenaga manusia 10 orang dan lebih cepat dari 6 orang
tenaga petani dalam 1 detik (Yusrianti, 2019).
a. Motor (engine)
Motor menggunakan pendingin udara atau air. Daya motor antara 2-8-5 hp
tergantung jumlah garpu penanam.
b. Penyalur tenaga (power transmission)
Berfungsi untuk menggerakkan alat, menggerakkan garpu penanam, papan
semaian, gigi, sabuk dan lainnya.
c. Roda ( Wheels)
Mempunyai 2 atau 4 roda untuk bergerak
d. Pelampung (Floats)
3
Menjaga mekanisme penanam agar hasilnya mempunyai kedalam penanam
yang seragam.
e. Papan semaian (seedling stand)
Tempat semaian diletakkan pada alat tanam, bergerak secara horizontal dan
sesuai dengan kecepatan penanam.
f. Jarum penanam (finger)
Berfungsi memancap semaian ke lahan. Gerakkan jarum penanam diperoleh
dari putaran motor yang menggerakkan batang jarum.
Secara umum ada dua jenis mesin tanam bibit, dibedakan berdasarkan cara
penyamaian dan persiapan bibit. Pertama, yaitu mesin yang memakai bibit yang
ditanam atau disemai di lahan (washed root seedling). Mesin ini memiliki
kelebihan yaitu dapat dipergunakan tanpa harus mengubah cara persamaian bibit
yang biasa dilakukan secara tradisional sebelumnya (Yusrianti, 2019).
Menurut Fanghoi (2017), perbandingan berat bobot benih 60 gram, 70 gram dan
80 gram per tray yang di ulang 3 kali dengan masing-masing perlakuan 12
tray. Ukuran media tanam Tray 58 cm x 18 cm, Penanaman benih dengan Rice
Transplanter dengan jarak 20 meter terdapat 80 lubang tanam, adapun kerapatan
bobot benih sebagai berikut :
a. Kerapatan bobot benih 60 Gram terdapat banyak lubang tanam yang tidak
terisi bibit sedangkan jumlah bibit yang tertanam dalam lubang tanam
adalah 1-2 bibit pengaruh penyebaran benih pada media tanam tray
dengan berat benih 60 gram dapat diketahui bahwa jumlah bibit yang
tertanam dalam lubang tanam terbanyak adalah 2 bibit per lubang tanam
dengan panjang perakaran yang renggang dan pendek. Kerapatan
(Density) benih pada saat dilakukan penyemaian pada media tray terlalu
jarang sehingga bibit yang tumbuh pada tray masih ada ruang yang
kosong sehingga pada saat penanaman menggunakan alat Rice
Transplanter sebagian bibit tidak terikut dalam proses penanaman bibit
disawah.
b. Kerapatan bobot benih 70 Gram masih ada jumlah lubang tanam yang tidak
tertanam, namun kecil prosentasenya akan tetapi jumlah bibit yang tertanam
4
sudah memenuhi standar opersional Transplanter sesuai dengan pengaturan
yang di pakai untuk jumlah bibit perlubang tanam dan sistem perakaran
yang ideal dan fleksibel.
c. Kerapatan bobot benih 80 gram menunjukkan lubang tanam yang tidak
tertanam pada saat bibit dipindah ke lubang tanam tidak ada atau semua
lubang tanam terisi atau tertanam. Namun dalam penyebaran benih 80
gram adalah pemborosan benih sebab jumlah bibit yang tertanam lebih
dari 5 sampai 6 bibit bahwa lebih dari 6 bibit atau lubang tanam sehingga
mengalami pemborosan penggunaan benih pada persemaian maka diambil
rekomendasi berat benih 70 gram pada penebaran di media tanam tray
adalah yang efisien untuk performansi mesin tanam Rice Transplanter.
Mekanisme kerja alat tanam padi tersebut adalah sebagai berikut, sumber tenaga
berasal dari motor bensin. Energi dari engine digunakan untuk menggerakkan
poros melalui kopel, putaran poros dihubungkan dengan dua macam gear. Gear
pertama digunakan untuk menjalankan papan benih yang bergerak kiri-kanan
sedangkan, gear yang kedua digunakan untuk memutar jari-jari tanam dari
sprocket yang dihubungkan dengan rantai. Jari-jari tanam akan menjepit bibit
yang tersedia di papan benih. Papan benih bergerak secara lateral sesuai dengan
perputaran jari-jari tanam. Gerakan papan benih diatur oleh mekanisme gigi
ratchet. Gigi ratchet digunakan untuk mekanisme pengunci sewaktu menahan
suatu beban. Kualitas hasil penanaman yang diamati, yakni hasil tertanam, jarak
tanam, jumlah rumpun per lubang, kedalaman tanam dan efisiensi lapang
banyaknya bibit yang tertanam berpengaruh pada kerapatan tanaman padi.
Kerapatan tanaman akan mempengaruhi hasil akhir, yaitu panen, dari hasil
pengujian diperoleh bahwa jumlah baris yang tertanam dengan sistem memanjang
adalah petakan kecil dengan 8 lintasan menghasilkan jumlah baris tertanam 32
baris. Petakan sedang dengan 11 lintasan menghasilkan jumlah baris 44 baris.
Sedangkan, petakan terbesar dengan 13 lintasan menghasilkan jumlah baris 52
baris. Jumlah baris yang tertanam dengan sistem memendek adalah petakan kecil
dengan 33 lintasan menghasilkan jumlah baris tertanam 132 baris. Petakan sedang
dengan 44 lintasan menghasilkan jumlah baris 176 baris. Sedangkan, petakan
5
terbesar dengan 52 lintasan menghasilkan jumlah baris 208 baris Jarak tanam
sangat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman padi. Bila tanaman terlalu rapat
per-satuan luas, maka akan terjadi kompetisi dalam mendapatkan unsur hara dan
sinar matahari. Sebaliknya, jika tanaman terlalu jarang persatuan luas maka
tanaman lain seperti gulma akan cepat pertumbuhannya, karena sinar matahari
dapat masuk ke tempat yang tidak tertanami padi oleh karena itu maka perlunya
ketelitian (Lestari Dkk, 2017).
6
dibandingkan dengan cara tanam konvensional dengan kecepatan maju mesin 2,34
km/jam, (Umar, 2017).
Keseragaman penanaman bibit padi oleh garpu penanam masih rendah
karena putaran mata garpu terlalu cepat, sehingga pengambilan bibit oleh garpu
penanam tidak sama, juga karena kondisi lahan yang masih bergelombang
sehingga bibit terlepas atau tidak tertancap ke permukaan tanah sawah.
Penyulaman tetap dilakukan setelah gerak dari mesin rice transplanter melewati
sepanjang badan mesin. Rata-rata titik tancap garpu penanam pada panjang 2 m
sebanyak 52 titik lobang tanam dengan jumlah bibit yang tertanam secara baik
(tegak dan keras) sebesar 97,5% dengan jumlah bibit yang tidak tertanam 1,92%
(Umar, 2017).
Menurut Aini (2017), indo Jarwo transplanter adalah mesin modern untuk
menanam bibit padi dengan sistem penanaman serentak 4 baris. Penggunaan
mesin ini relatif mudah dimana garpu penanam (picker) mengambil bibit padi
kemudian ditancapkan pada lahan yang kondisinya rata. Adapun keunggulan dan
kelemahan Indo Jarwo Transplanter antara lain :
2.6.1 Keunggulan
a. Mendukung sistem jajar legowo 2:1 dengan jumlah baris tanam 4 baris.
Jarak tanam antar barisnya 20 cm, jarak tanam legowo 40 cm.
b. Kapasitas tanam cukup tinggi 6 jam/ha.
c. Jarak tanam dalam barisan dapat diatur dengan ukuran 10 - 18cm.
d. Penanaman yang presisi (akurat).
e. Tingkat kedalaman tanam yang dapat diatrur.
f. Jumlah tanaman dalam satu lubang berkisar 2 – 4 tanaman per lubang.
g. Jarak dan kedalaman tanam seragam sehingga pertumbuhan dapat optimal
dan seragam.
2.6.2 Kekurangan
a. Lebar antar barisan (20 cm) tidak dapat diubah.
b. Tidak bisa dioperasikan pada kedalaman sawah lebih dari 40 cm.
c. Diperlukan alat angkut untuk membawa mesin ke sawah atau ketempat lain.
7
d. Perlu bibit dengan persyaratan khusus.
e. Harga masih relatif mahal sehingga tidak terjangkau petani.
3. METODOLOGI
Alat yang digunakan pada praktikum Rice Transplanter yaitu indojarwo Rice
Transplanter dan kamera handphone.
Bahan yang digunakan pada praktikum Rice Transplanter yaitu bahan
bensin.
8
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
9
6
1
5
2
4
3
Gambar 1-2. Rice Transplanter Tampak Samping.
1
9
2
8
3
7 4
6 5
10
No. Nama Bagian Fungsi
1. Tuas gas Berfungsi untuk mengatur tinggi rendahnya gas
dan menjaga kestabilan putaran mesin agar
tidak mudah mati.
2. Kopling belok Berfungsi untuk membelokkan mesin.
3. Tuas penyetel tinggi Berfungsi untuk menyetel ketinggian mesin
mesin pada level atas bila kedalaman air cukup tinggi
(dalam), dan menyetel ketinggian mesin pada
level bawah bila kedalaman air berkurang.
4. Kopling penanaman Berfungsi untuk menyalakan dan mematikan
proses penanaman pada transplanter.
5. Tuas penyetel Berfungsi untuk mengatur kedalaman bibit pada
kedalaman tanam saat ditanam.
6. Garpu penanam Berfungsi untuk menancapkan bibit padi ke
dalam tanah.
7. Tuas penyetel jumlah Berfungsi untuk mengatur jumlah bibit yang
bibit akan ditanam.
8. Kopling utama Berfungsi untuk menjalankan mesin.
9. Saklar on atau off Berfungsi untuk memutuskan dan
menghubungkan arus listrik.
4.2 Pembahasan
11
sebagai alat bantu pada alat agar lebih fleksibel dalam pengoperasiannya pada
lahan sawah, hal ini juga untuk memudahkan para penggunanya dalam
menjalankan alat ini.
Pada tabel ketiga menunjukkan bagian dan fungsi alat tampak belakang
yang dimana bagian-bagian ini memiliki berbagai jenis tuas dan kegunaannya
masing-masing, hal ini untuk memudahkan bagi para pengguna dalam
mengoperasikan suatu dan juga tidak mempersulit dalam mengontrol alat ini.
12
5. PENUTUP
13
DAFTAR PUSTAKA
Aini, F.N dan Muhammad Y.I. 2017. Mesin Penanam dan Alat Penanam
Tradisional. Skripsi. Gresik.
Andre S.A. 2019. Analisis Penentuan Keseimbangan Beban pada Mesin Rice
Transplanter Indo Jarwo 2:1. Jurnal Sainteks, Vol. 1 (1): 213-216.
Fanghoi, L dan Dwi P. 2017. Pengaruh Jumlah Bobot Benih Pada Media Tanam
Tray Terhadap Performansi Mesin Tanam Rice Transplanter. Jurnal
Triton, Vol. 8 (1): 48-56.
Lestari, N.L.T.D,. Murad,. Asih P. 2017. Uji Performansi Rice Transplanter Tipe
Walking Model Pf48 (2 Zs-4a) di Desa Tanjung Kecamatan Tanjung
Kabupaten Lombok Utara-Ntb. Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan
Biosistem, Vol.5 (2): 395-405.
Umar, S dan Sulha P. 2017. Evaluasi Penggunaan Mesin Tanam Bibit Padi (Rice
Transplanter) Sistem Jajar Legowo di Lahan Pasang Surut. Jurnal Teknik
Pertanian Lampung Vol. 6 (2): 105-114.
Yusrianti, A.T. 2019. Analisis Efisiensi Penggunaan Rice Transplanter Pada
Usahatani Padi di Kelurahan Malewang Kecamatan Polongbangkeng
Utara Kabupaten Takalar. Skripsi. Makassar.
14
LAMPIRAN
15
16