Anda di halaman 1dari 16

CURAH HUJAN

Maximilianus Liling Dalame*1)Miftha Al Anshari2) dan Marini Binti


Muliady3)
Praktikan, Praktikum Hidrologi Teknik, Teknik Pertanian
*1)
2)
Asisten, Praktikum Hidrologi, Teknik Pertanian
3)
Asiten, Praktikum Hidrologi Teknik, Teknik Pertanian
*)
email: maximilianus412@gmail.com

ABSTRAK
Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, karena
keadaan perputaran atau pertemuan arus udara. Faktor iklim sangat menentukan
pertumbuhan dan produksi tanaman. Apabila tanaman ditanam di luar daerah
iklimnya, maka produktivitasnya sering kali tidak sesuai dengan yang diharapkan
Cuaca salah satu contoh keadaan suatu atmosfer pada suatu tempat dan waktu
tertentu, biasanya diperhitungkan pada kondisi harian. Sistem Informasi Geografis
(SIG) terdiri dari berbagai sumber daya fisik dan logika yang berkenaan dengan
objek-objek yang terdapat di permukaan bumi beberapa aplikasi yang dapat
digunakan dalam pembuatan sistem informasi geografis dan pemetaan objek lahan
pertanian yaitu ArcGIS tujuan dari praktikum Curah Hujan yaitu mampu
menghitung curah hujan rata-rata, hujan rencana, debit rencana dan debit andalan
dan juga mahasiswa mampu mengetahui metode-metode yang biasa digunakan
untuk menghitung curah hujan rata-rata, hujan rencana, debit rencana dan debit
andalan adapun metode yang digunakan yaitu Polygon Thiessen dan Isohyet serta
pengukuran curah hujan rencana dan efektif. Hasil yang dari percobaan kali ini
didapatkan hasil curah hujan sebanyak 36,2 mm berarti dapat dikatakan bahwa
pada luasan 1 meter tertampung berisi 36,2 milimeter air yang ada, dapat
disimpulkan bahwa untuk menghitung rata-rata dapat dilakukan dengan
menggunakan metode aljabar, serta menghitung curah hujan pada tanaman padi
menggunakan metode distribusi log normal dan log person tipe III

Kata Kunci: Curah hujan, Cuaca, Hujan

PENDAHULUAN pada iklim Perkiraan terbaik


menunjukkan hal itu pengaruh
Latar Belakang
manusia telah meningkat maksimum
Di atas daratan yang memiliki
tahunan curah hujan satu hari rata-
data yang cukup, ekstrim curah
rata 3,3%, sesuai dengan kenaikan
hujan, yang diwakili oleh maksimal
5,3% per kenaikan satu derajat dalam
tahunan jumlah curah hujan satu
suhu rata-rata global dan konsisten
hari, telah meningkat secara
dengan perubahan model simulasi
signifikan, dengan peningkatan
dan intensifikasi yang diamati ketika
median sekitar 7% per derajat
ketidakpastian diperhitungkan.
celcius kenaikan suhu global
Pengambilan perspektif belahan ini
Peningkatan sejak tahun 1951 dalam
memperhitungkan, ekstrim peristiwa
curah hujan yang ekstrim di belahan
curah hujan satu hari yang
bumi utara bisa jadi sebagian
diharapkan berulang setiap 20 tahun
dikaitkan dengan pengaruh manusia
sekali diperkirakan pada tahun 1950
menjadi acara 1 dalam 15 tahun di Berdasarkan uraian diatas
awal tanggal 21 abad karena bahwa, praktikum Curah Hujan
pengaruh manusia yang dilakukan agar dapat memperoleh
menyebabkan itu (Wang.2013) data-data curah hujan diberbagai
Curah hujan suatu jumlah air tempat, mengetahui cara
yang jatuh pada permukaan tanah pengambilan data tersebut dan cara
selama periode tertentu bila tidak menghitung curah hujan yang
terjadi penghilangan oleh proses berbeda setiap tahunnya.
evaporasi, pengaliran dan peresapan, Tujuan dan Kegunaan
yang diukur dalam satuan tinggi. Adapun tujuan dari praktikum
Tinggi air hujan 1 mm berarti air Curah Hujan yaitu mahasiswa
hujan pada bidang seluas 1 m2 berisi mampu menghitung curah hujan
1 liter. Unsur-unsur hujan yang harus rata-rata, hujan rencana, debit
diperhatikan dalam mempelajari rencana dan debit andalan dan juga
curah hujan ialah jumlah curah mahasiswa mampu mengetahui
hujan, dan intensitas atau kekuatan metode-metode yang biasa
tetesan hujan (Arifin, 2011). digunakan untuk menghitung curah
Curah hujan efektif merupakan hujan rata-rata, hujan rencana, debit
besaran curah hujan yang langsung rencana dan debit andalan.
dapat dimanfaatkan tanaman pada Kegunaan dari praktikum Curah
masa pertumbuhannya. Besaran Hujan ini yaitu mahasiswa dapat
curah hujan efektif digunakan rumus membuat dan mengelola curah hujan
Hazra, dimana hujan efektif dihitung menggunakan aplikasi ArcGIS
berdasarkan urutan dari yang terkecil dengan menggunakan metode
(Hidayat & Empung, 2016). Thiessen yang berguna untuk
Curah hujan selalu dinyatakan mempermudah penyusunan suatu
dalam satuan millimeter atau inchi. rancangan pemanfaatan air dan
Namun di Indonesia satuan curah rancangan pengendalian banjir.
hujan yang digunakan adalah dalam
satuan millimeter (mm). Curah hujan METODOLOGI PRAKTIKUM
salah satu ketinggian air hujan yang
terkumpul dalam tempat yang datar, Waktu dan Tempat
tidak menguap, tidak meresap, dan Praktikum Curah Hujan
tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) dilakukan pada hari Rabu, 17 Maret
milimeter artinya dalam luasan satu 2021, pukul 15.00 WITA sampai
meter persegi pada tempat yang datar selesai di laboratorium Teknik Tanah
tertampung air setinggi satu dan Air, Program Studi Teknik
milimeter atau tertampung air Pertanian, Departemen Teknologi
sebanyak satu liter. Sedangkan Pertanian, Fakultas Pertanian,
intensitas curah hujan adalah Universitas Hasanuddin.
banyaknya curah hujan persatuan Alat dan Bahan
jangka waktu tertentu. Apabila Adapun alat yang digunakan
dikatakan intensitasnya besar berarti pada saat praktikum ini yaitu laptop,
hujan lebat dan kondisi ini sangat aplikasi ArcGIS dan excel.
berbahaya karena dapat Adapun bahan yang digunakan
menimbulkan banjir, longsor dan pada praktikum ini data DAS
efek negatif terhadap tanaman (Sri, tamanroya, jerigen 5 liter, selotip dan
2015).
corong ukuran 15 cm serta data CH disimpan dengan nama poligon.
stasiun Tanrang Kemudian memilih
environments - processing
Prosedur Praktikum
extent, lalu mengubah default
Adapun prosedur praktikum
menjadi same as display, lalu
Curah Hujan yaitu sebagai berikut:
ok.
A. Alat Penangkar Curah Hujan
8. Memilih geoprocessing
1. Menyiapkan jirigen, corong dan
kemudian mengklik clip lalu
gelas ukur.
pada input features memilih
2. Membuka penutup jirigen, lalu
poligon.shp dan pada clip
memasang corong pada bagian
features memilih
atas jirigen.
DAS_Pappa.shp. Pada bagian
3. Merekatkan corong dengan
output tidak perlu diubah, lalu
jirigen dengan menggunakan
ok.
selotip.
9. Menghilangkan centang pada
4. Mengkalibrasi besar volume
poligon. Lalu mengklik kanan
yang ada pada jirigen dengan
pada poligon clip lalu memilih
bantuan gelas ukur.
join and relate – join. Kemudian
5. Menyimpan alat yang telah
mengubah kolom pertama
dibuat di tanah datar dan
dengan input FID, kolom kedua
menadah hujan dalam 1x24 jam.
dengan stasiunhujan.shp dan
B. Curah Hujan Wilayah Metode
yang ketiga FID.
Poligon Thiessen
10. Mengklik kanan layers,
1. Membuka aplikasi ArcGIS.
kemudian memilih properties
2. Memilih add data, lalu connect
lalu memilih projected
to folder, lalu pilih file yang
coordinate system - UTM -
akan digunakan dalam bentuk
WGS 1984 - southern
shp, lalu klik add.
hemisphere - zona 50S - ok -
3. Mengklik geoprocessing, lalu
yes.
pilih arctoolbox - convertion
11. Setelah itu, mengklik kanan
tools - excel - excel to table.
poligon clip dan mengklik open
4. Memasukkan file data
attribute table lalu pilih table
stasiunhujan.xls pada pilihan
option dan add field. Lalu ketik
input lalu klik open. Pada
luas dengan jenis file float. Lalu
bagian output tidak perlu
klik ok.
diubah, lalu ok.
12. Mengklik kanan pada kolom
5. Mengklik kanan pada stasiun
luas dan pilih calculate
hujan lalu memilih display XY
geometry dan pilih hectares
data dan mengganti Y field
(ha).
dengan koord_Y dan Z diganti
13. Menyimpan tabel dengan
dengan CH.
mengklik table option - export
6. Mengklik kanan stasiun lalu
dan menyimpan file dengan
memilih data – export – output
nama datasiapolah.dbf dan tipe
table lalu ubah nama file
dBASE table.
menjadi stasiunhujan.shp
14. Mengubah file datasiapolah.dbf
dengan bentuk shapefile.
menjadi file datasiapolah.xls
7. Mencari thiessen pada kolom
pada folder file dokumen.
search. Setelah itu pada create
thiessen stasiunhujan.shp
15. Kembali ke ArcGIS, lalu 2. Mencari curah hujan maksimum
mengklik kanan poligon clip bulanan yang ada pada setiap
lalu memilih properties - tahun, lalu menambahkan NIM
symbology - categories. Untuk di nilai maksimum tersebut.
value field ubah menjadi CH 3. Mencari nilai rata-rata dari nilai
lalu add all value. maksimum curah hujan yang
16. Pada labels, centang label ada selama tahun 2006-2015.
features lalu label field diganti 4. Mencari nilai Xi – X, (Xi – X) 2,
dengan CH, lalu klik ok. (Xi – X)3 dan (Xi – X)4 dimana
17. Kemudian mengklik kanan Xi merupakan nilai maksimum
stasiun hujan, memilih curah hujan setiap tahun dan X
properties dan mencentang merupakan nilai rata-rata curah
label features. hujan selama 10 tahun.
18. Kemudian membuat layout peta. 5. Menjumlahkan masing-masing
19. Menyimpan file dalam bentuk Xi – X, (Xi – X)2, (Xi – X)3 dan
JPEG. (Xi – X)4 selama 10 tahun.
C. Curah Hujan Wilayah Metode 6. Menghitung nilai standar
Isohyet deviasi.
1. Setelah melakukan pembuatan 7. Menghitung nilai koefisien
curah hujan wilayah poligon variasi.
Thiessen, selanjutnya dilakukan 8. Menghitung nilai koefisien
pembuatan dengan metode kurtosis.
Isohyet. 9. Menghitung nilai koefisien
2. Mencari IDW (3D analyst) pada kemencengan.
menu search. 10. Memasukkan nilai Yn pada
3. Setelah itu, menginput tabel distribusi yang datanya
stasiunhujan.shp dan pada Z diambil dari tabel 2.
value diganti dengan CH. 11. Memasukkan nilai SN pada
4. Lalu mengklik environtments, tabel distribusi yang datanya
kemudian processing extent lalu diambil dari tabel 3.
memasukkan data 12. Memasukkan nilai Yt pada tabel
DAS_Pappa.shp. Kemudian distribusi yang datanya diambil
pada raster analysis bagian dari tabel 1.
mask di input DAS_Pappa, lalu 13. Menghitung nilai curah hujan.
klik ok. 14. Membuat grafik.
5. Kemudian drag IDW tepat di  Metode Distribusi Normal
bagian bawah stasiun hujan. 1. Memasukkan nilai Kt pada tabel
6. Kemudian klik kanan pada distribusi yang datanya diambil
IDW, memilih properties dan pada tabel 6, sesuai dengan
mengganti classes menjadi 5. tahunnya.
7. Kemudian membuat layout peta. 2. Memasukkan nilai rata-rata pada
8. Menyimpan file dalam dalam tabel distribusi untuk setiap
bentuk JPEG. tahun yang tertera.
D. Curah Hujan Rencana 3. Memasukkan nilai standar
 Metode Distribusi Gumbel deviasi pada tabel distribusi.
1. Membuka file data curah hujan 4. Menghitung nilai curah hujan.
stasiun Tanrang. 5. Membuat grafik.
 Metode Distribusi Log Normal
1. Memasukkan nilai K pada tabel A1 P1 + A 2 P2 +…+ A n P n
distribusi yang datanya diambil P=
A
pada tabel 5, sesuai dengan keterangan:
tahunnya. P = curah hujan rata-rata (mm),
2. Memasukkan nilai rata-rata pada An = luas daerah setiap stasiun
tabel distribusi untuk setiap curah hujan (m2), dan
tahun yang tertera. Pn = curah hujan tiap stasiun
3. Memasukkan nilai standar (mm).
deviasi pada tabel distribusi. 3. Curah Hujan Rencana
4. Menghitung nilai curah hujan. a. Metode Gumbel
5. Membuat grafik. Sd
E. Curah Hujan Efektif Xt = X + ( Y t - Yn )
Sn
1. Mengurutkan data curah hujan keterangan:
yang ada pada setiap bulan dari X t = nilai hujan rencana dengan
yang tertinggi ke terendah. data ukur T tahun (mm),
2. Menghitung nilai probabilitas. X = nilai rata-rata hujan (mm),
3. Mengubah nilai probabilitas Sd = standar deviasi,
yang sebelumnya dalam bentuk Sn = deviasi standar dari reduksi
desimal ke bentuk persen. variat,
4. Menghitung nilai R80 untuk Yt = nilai reduksi variat, dan
setiap bulan. Y n= nilai rata-rata dari reduksi
5. Menghitung nilai curah hujan
variat.
efektif bulanan padi dan
b. Metode Normal
palawija.
X t = X + Kt . Sd
6. Menghitung nilai curah hujan
efektif harian padi dan palawija. keterangan:
X t = nilai hujan rencana
7. Membuat grafik.
dengan data ukur T tahun (mm),
Rumus yang Digunakan X = nilai rata-rata hujan
Adapun rumus yang digunakan (mm),
pada praktikum Curah Hujan: Sd = standar deviasi,
1. Curah Hujan Harian (Alat Kt = standar variabel untuk
Penangkar) periode ulang t tahun.
V c. Metode Log Normal
H = ×10
L X t = X + Kt . Sd
keterangan: keterangan:
H = curah hujan terukur (mm), X t = nilai hujan rencana
V = volume air tertampung dengan data ukur T tahun (mm),
(mm), dan X = nilai rata-rata hujan
L = luas corong (cm2). (mm),
2. Curah Hujan Wilayah Sd = standar deviasi,
a. Metode Aritmatika Kt = standar variabel untuk
P + P2 + P3 +…+ Pn periode ulang t tahun.
P= 1
n 4. Standar Deviasi


keterangan: n
P = curah hujan rata-rata (mm),
S= ∑ (Xi - X )
n = jumlah stasiun. i=1

b. Metode Poligon Thiessen n-1


keterangan:
S = standar deviasi, 9. Curah Hujan Efektif untuk
X i = curah hujan pada tahun i Palawija
(mm), CHR50 = 0.7 × R80
X = nilai rata-rata hujan keterangan:
(mm), dan CHR80 = curah hujan efektif (mm).
n = banyaknya data curah HASIL DAN PEMBAHASAN
hujan.
5. Koefisien Variasi Hasil
S
Cv =
X
keterangan:
Cv = koefisien variasi,
S = standar deviasi, dan
X = nilai rata-rata hujan (mm).
6. Koefisien Kurtosis
Ck =
n
n× ∑ ( Xi - X ) 3
i=1
Gambar 22. Curah Hujan Wilayah
( n-1 ) × ( n-2 ) × (n-3) × S 4
Polygon Thiessen
keterangan:
Ck = koefisien kurtosis,
n = banyaknya data curah
hujan,
X i = curah hujan pada tahun i
(mm),
S = standar deviasi, dan
X = nilai rata-rata hujan
(mm).
7. Koefisien Kemencengan
n

Cs =
n× ∑ ( Xi - X ) 3 Gambar 23. Curah Hujan Wilayah
i=1 Isohyet
( n-1 ) × ( n-2 ) × S3
keterangan:
Cs = koefisien kurtosis,
n = banyaknya data curah
hujan,
X i = curah hujan pada tahun i
(mm),
S = standar deviasi, dan
Gambar 24. Grafik distribusi curah
X = nilai rata-rata hujan
hujan rencana.
(mm).
8. Curah Hujan Efektif untuk Padi
CHR80 = 0.7 × R80
keterangan:
CHR80 = curah hujan efektif
(mm).
curah hujan ialah jumlah curah
hujan, dan intensitas atau kekuatan
tetesan hujan yang turun.
Pada bagian gambar 24 yaitu
curah hujan wilayah Isohyet
dijelaskan bahwa metode ini
merupakan suatu metode yang
menghubungkan suatu titik dengan
Gambar 25. Grafik curah hujan kedalaman hujan yang sama.
Efektif Pembuatan peta ini menggunakan
Pembahasan software ArcGIS dengan system
Pada praktikum Curah Hujan ini, inverse distance weighted (IDW).
telah dilakukan percobaan mengenai Hal ini sesuai dengan pernyataan
menghitung curah hujan dengan cara (Wang, 2013), bahwa Pengambilan
mengisi air kedalam jerigen dengan perspektif belahan ini
menggunakan corong kurang lebih memperhitungkan, ekstrim peristiwa
15 cm sebagai penangkap air hujan, curah hujan satu hari yang
dari percobaan kali ini didapatkan diharapkan berulang.
hasil curah hujan sebanyak 36,2 mm Pada grafik 24 dan 25 menjelaskan
berarti dapat dikatakan bahwa pada bahwa dalam bidang pertanian yang
luasan 1 meter tertampung berisi dikhususkan pada tanaman padi yang
36,2 milimeter air yang ada. Hal ini menjadi prioritas para petani, air
sesuai dengan pernyataan (Sri, sangat berperan penting dalam
2015), bahwa curah hujan 1 (satu) kelangsungan pertumbuhan tanaman
milimeter artinya dalam luasan satu ini, maka dari itu dalam perhitungan
meter persegi pada tempat yang datar curah hujan efektif dan rencana ini
tertampung air setinggi satu didapatkan hasil grafiknya disetiap
milimeter atau tertampung air bulannya. Hal ini sesuai dengan
sebanyak satu liter. pernyataan (Hidayat & Empung,
Pada sebuah pengukuran dengan 2016), bahwa Curah hujan efektif
menggunakan ArcGIS yaitu merupakan besaran curah hujan yang
mengukur curah hujan wilayah langsung dapat dimanfaatkan
polygon thiessen didapatkan hasil tanaman pada masa
bahwa semakin mencolok warna pertumbuhannya. Besaran curah
pada sebuah gambar, maka curah hujan efektif digunakan rumus
hujan yang ada pada daerah tersebut Hazra, dimana hujan efektif dihitung
tinggi, juga sudah ditandai dengan berdasarkan urutan dari yang terkecil
angka yang telah terterah pada KESIMPULAN
gambar tersebut. Pada dasarnya
metode ini dianggap p akurat untuk Dari hasil praktikum Curah Hujan ini
mengukur wilayah yang dianggap dapat disimpulkan bahwa untuk
kecil sebab dapat mengukur lebih menghitung rata-rata dapat dilakukan
detail. Hal ini sesuai dengan dengan menggunakan metode aljabar
pernyataan (Arifin,2011) Tinggi air yang terjadi diberbagai daerah atau
hujan 1 mm berarti air hujan pada wilayah itu berbeda-beda sesuai
bidang seluas 1 m2 berisi 1 liter. dengan kondisi disetiap wilayah
Unsur-unsur hujan yang harus masing-masing. Adapun cara
diperhatikan dalam mempelajari menghitung curah hujan disetiap
wilayah itu dengan menggunakan
metode Polygon Thiessen dan
Isohyet dengan aplikasi Arcgis
dengan merata-ratakan curah hujan
dengan minimal 3 stasiun dan curah
hujan diluar statiun DAS, serta
menghitung curah hujan pada
tanaman padi menggunakan metode
distribusi log normal dan log person
tipe III disetiap bulannya .
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, MS, 2011, Modul
klimatologi. Jawa Timur: Gambar 26. Alat penakar curah
Fakultas Pertanian Universitas hujan.
Brawijaya. Lampiran 2. Gambar Hasil
Hidayat, A. K., & Empung. (2016). Penangkapan Curah Hujan
Analisis Curah Hujan Efektif
Dan Curah Hujan Dengan
Berbagai Periode Ulang Untuk
Wilayah Kota Tasikmalaya Dan
Kabupaten Garut. Jurnal
Siliwangi, 2(2), 121–126.
Wang,S.-Y, R.E. Davies, W.R.
Huang, and R. R. Gillies, 2011:
Pakistan’s two-stage monsoon
and links with the recent climate Gambar 27. Hasil penangkapan
change. J. Geophys. Res., 116, curah hujan.
D16114,doi:10.1029/2011JD015 Lampiran 3. Perhitungan Curah
760. Hujan Harian
2
Sri,MS, Nasrul Ihsan, Sulistiawaty. L=πr
2
2015. Analisis Pola Dan L=3,14 (7,5) = 176,2 cm2
Intensitas Curah Hujan V
H= x 10
Berdasakan Data Observasi Dan L
Satelit Tropical Rainfall 640
H= x10 = 36,2 mm
Measuring Missions (Trmm) 176,2
3b42 V7 di Makassar: Lampiran 4. Pengolahan Data
Universitas Negeri Makassar. Curah Hujan dengan Metode
Vol, 5(1), 98-103 Polygon Thiessen dan Isohyet

LAMPIRAN
Lampiran 1. Gambar Hasil Alat
Penakar Curah Hujan

Gambar 28. New tab.


Gambar 34. input excel file –
Gambar 29. Add data. data DAS Tamanroya.

Gambar 35. Open – ok.


Gambar 30. Data Tamanroya

Gambar 31. DAS


Tamanroya.shp. Gambar 36. Data stasiun –
display XY.

Gambar 37. Data Y filed –


Gambar 32. geoprocessing - Arc koordinat Y- Z menjadi CH –
toolbox - conversion tools – ok.
excel.

Gambar 38. Tampilan stasiun


DAS Tamanroya
Gambar 33. Excel – excel to
table.
Gambar 44. Tampilan polygon
thiessen.

Gambar 39. Data – export data.

Gambar 45. Tampilan polygon


thiessen.
Gambar 40. Ubah nama – shp –
ok.

Gambar 46. Polygon thiessen


Gambar 41. Search – thiessen – join and relates – join.
polygon thiessen.

Gambar 42. Input – polygon –


environment – same as display – Gambar 47. Input FID - stasiun
ok.
hujan – FID.

Gambar 43. polygon thiessen –

save – ok. Gambar 48. Layers – properties.


Gambar 49. Geographic
coordinate system – project
coordinate system – UTM – WGS
1984 – southerm –50 S – ok.

Gambar 55. Table options –


export.

Gambar 50. polygon thiessen


kemudian open attribute table
lalu lihat coordinatenya.
Gambar 56. Data_sia_tam.dbf –
save – ok – yes.

Gambar 51. Table options – Gambar 57. Data_sia_tam.dbf


add –
field – luas (Ha) – ok. datasiapolah.xls.

Gambar 52. Luas (Ha) calculate


geometry. Gambar 58. Tampilan
Data_sia_tam.xls.

Gambar 53. Unit – Ha – ok.


Gambar 59. Polygon thiessen –
properties.

Gambar 54 Tampilan luas dalam


satuan Ha.
Gambar 65. Insert – legend.
Gambar 60. Symbologi –
categories – CH – add all
values.

Gambar 66. Next.

Gambar 61. Lables – CH – ok.

Gambar 67. Finish.

Gambar 62. Tampilan categories

Gambar 68. Tampilan legend.

Gambar 63. File – page and


print setup – landscape. .
Gambar 69. Tampilan judul text
“Curah Hujan Wilayan Polygon
Thiessen”.

Gambar 64. Tampilan layout


landscape.
Gambar 70. Tampilan text nama
dan nim.
Gambar 71. Tampilan keterangan
Praktikum, Prodi, Departemen Gambar 76. Environments –
dan Universitas. processing extent – extent (DAS

Salangketo).

Gambar 72. Tampilan layout


setelah ditambahkan logo. Gambar 77. Raster analysis
mask – DAS Salangketo – ok.

Gambar 73. Tampilan awal


Isohyet. Gambar 78. Tampilan isohyet.

Gambar 74. Search – IDW –


IDW (3D) analysis.
Gambar 79.Tampilan simbology.

Gambar 75. Input (statsiun hujan)


- Z (CH) – save. Gambar 80. Classes = 5 – ok.
Gambar 81. Tampilan judul dari
“Curah Hujan Wilayah Polygon
Thiessen” menjadi “Curah
HujanWilayah Isohyet”.

Gambar 82. Tampilan hasil akhir


dari “Curah Hujan Wilayah
Isohyet”.

Lampiran 5. Tabel Perhitungan


Tabel 3. Curah Hujan Wilayah yang Diolah
Stasiun Koord_X Koord_Y CH Luas (ha) Luas (CH)
A 119.68503 -5.66426 3545 7486 119.68503
B 119.66171 -5.56527 2920 2137 119.66171
C 119.76689 -5.59668 2134 8155 119.76689
D 119.72263 -5.51959 3171 2188 119.72263
E 119.69360 -5.44915 3692 2334 119.69360
Lampiran 6. Tabel Perhitungan
Tabel 4. Curah Hujan Bulanan dalam 10 Tahun
Total Curah Hujan
NO Fe Jun Jul Ok
Jan b Mar April Mei i i Agus Sept t Nov Des
200
6 552 139 286 151 223 231 0 0 0 0 0 418
200
7 395 314 144 420 145 163 50 11 8 64 132 409
200
8 428 568 605 299 172 192 28 34 14 297 427 419
200
9 738 244 234 130 126 11 68 0 0 0 135 72
201
0 718 126 363 338 932 563 506 133 322 275 311 308
201
Lampiran 7. Tabel Perhitungan
1 879 515 409 481 283 45 25 0 0 103 302 0
Tabel
201 5. Curah Hujan Rencana Metode Distribusi Gumbel.
2 261 524 427Perencanaan
302 333hujan
42 metode
78 gumbel
0 75 65 127 259
201
Tahun101 Yn SN Yt S X XT/mm
32 9 0.4952
249 387 0.9496
240 317 340
0.3665 182 1
217.2755 0
619.4 121 54 756
589.9524895
201
5 0.4952 0.9496 1.4999 217.2755 619.4 849.2827803
4 620 151 144 159 199 192 127 120 0 0 80 218
20110 0.4952 0.9496 2.2502 217.2755 619.4 1020.956962
5 50 584 0.4952
177 277 0.9496
214 3.9019
72 100 217.2755
0 0 619.4
0 0 1398.87812
1 366
100 0.4952 0.9496 4.6001 217.2755 619.4 1558.631437

Lampiran 8. Tabel Perhitungan


Tabel 6. Curah Hujan Rencana Metode Distribusi Normal.
Perencanaan hujan metode Normal
Tahun K X S XT/mm
2 0 619.4 217.2754933 619.4
5 0.84 619.4 217.2754933 801.9114144
10 1.28 619.4 217.2754933 897.5126315
50 2.05 619.4 217.2754933 1064.814761
100 2.33 619.4 217.2754933 1125.651899
Lampiran 9. Tabel Perhitungan
Tabel 7. Curah Hujan Rencana Metode Distribusi Log Normal.
Log Normal
Tahun Kt X S Xt/mm
2 -0.22 619.4 217.2754933 571.5993915
5 0.64 619.4 217.2754933 758.4563157
10 1.26 619.4 217.2754933 893.1671216
50 2.75 619.4 217.2754933 1216.907607
100 3.45 619.4 217.2754933 1369.000452
Lampiran 10. Tabel Curah Hujan Efektif pada Tanaman Padi dan Palawija
Tabel 8. Curah Hujan Efektif pada Tanaman Padi dan Palawija

Total Curah Hujan


A
p% Fe Apri Ju Se O
Jan Mar Mei Juli gu Nov Des
b l ni pt kt
s
3 2
9% 56 56 13 2 9
1019 8 605 481 932 3 506 3 2 7 427 756
2
18
%
52 34 12 7 7
879 4 427 420 333 0 182 0 5 5 311 419
1
27
%
51 23 1 2
738 5 409 338 317 1 127 34 4 1 302 418
1
36
%
31 19 0
718 4 387 302 283 2 78 11 8 3 135 409
45 24 19 6
% 620 9 363 299 223 2 68 1 0 5 132 366
55 24 16 6
% 584 4 286 240 199 3 50 0 0 4 127 308
64 17 10
% 552 7 277 214 172 0 28 0 0 0 80 259
73 15
% 428 1 234 159 145 45 25 0 0 0 54 218
82 13
% 395 9 144 151 126 42 0 0 0 0 1 72
91 12
% 261 6 144 130 72 11 0 0 0 0 0 0
14
R80 401. 1. 152. 129. 42 101.
6 4 162 6 8 .6 5 0 0 0 11.6 2
98 29
Re
Padi
281. .9 113. 106. 90.8 .8 70.8
12 8 4 82 6 2 3.5 0 0 0 8.12 4
3. 0.
Re
Padi
9.06 53 3.65 3.56 2.93 99 0.11 0.27 2.28
8387 5 8065 0667 0968 4 2903 0 0 0 0667 5161
Re
Pala 200. 70 21
wija 8 .7 81 76.3 64.9 .3 2.5 0 0 0 5.8 50.6
Re 2.
Pala 6.47 52 2.61 2.54 2.09 0. 0.08 0.19 1.63
wija 7419 5 2903 3333 3548 71 0645 0 0 0 3333 2258

Anda mungkin juga menyukai