BAB I
PENDAHULUAN
Pada laporan ini sungai yang akan diamati dan dibuat bendung adalah
Sungai Sidilanitano berada di Kab. Tapanuli Utara. Sungai Sidilanitano memiliki
panjang saluran 18,214 km dan luas DAS 89,415 km2.
KELOMPOK 6 1
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
Dengan tujuan yang diharapkan dari tugas ini adalah sebagai berikut:
KELOMPOK 6 2
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
Konsep dalam laporan ini, lebih ditekankan pada sistematika dan teknis
pelaksanaan dengan acuan teori-teori, referensi, aturan-aturan, dan hand out dari
Dosen yang mendukung terhadap perancangan yang akan dilakukan, yaitu
mengenai perancangan bangunan air (bendung) dalam rekayasa sipil dengan mutu
dan kualitas yang direncanakan.
Laporan Perancangan Bangunan Air ini disusun dalam 5 bab yaitu sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab pertama berisi latar belakang dari pembuatan bendung, maksud dan
tujuan, lokasi pekerjaan, ruang lingkup desain, serta sistematika laporan.
Bab ketiga ini memuat data-data yang yang tersedia untuk dipakai dan
diolah pada perancangan bangunan air.
BAB V PENUTUP
Bab lima berisi kesimpulan dari desain bendung yang telah dibuat.
KELOMPOK 6 3
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Presipitasi
Presipitasi adalah istilah umum menyatakan uap air yang mengkondensasi
dan jatuh dari atmosfir ke bumi dalam segala bentuknya dalam rangkaian siklus
hidrologi. Jika air yang jatuh berbentuk cair disebut hujan (rainfall) dan jika
berupa padat disebut salju (snow). Dalam bagian ini, hanya akan dibahas tentang
hujan.
Kejadian hujan dapat dipisahkan menjadi dua grup, yaitu hujan aktual dan
hujan rencana. Kejadian hujan aktual adalah rangkaian data pengukuran di stasiun
KELOMPOK 6 4
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
hujan selama periode tertentu. Hujan rencana adalah hyterograph hujan yang
mempunyai karakteristik terpilih.
KELOMPOK 6 5
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
Penakar hujan manual menampung air hujan selama 24 jam. Alat ini terdiri
dari corong dan bejana. Ukuran diameter dan tinggi sangat bervariasi dari satu
negara dengan negara lainnya dan hasilnya tidak dapat diperbandingkan. Di
Indonesia alat yang paling banyak digunakan adalah penakar hujan “Hellmann”
dengan tinggi pemasangan 120 cm di atas permukaan tanah dan luas corong 200
cm².
KELOMPOK 6 6
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
Ada tiga macam cara yang dapat dipakai dalam menghitung hujan rata-rata
kawasan yaitu rata-rata aljabar, polygon Thiessen dan isohyet.
∑ P1
i=1
P=
n
2.1.3.2 Metode Polygon Thiessen
Metode ini dikenal juga sebagai metode rata-rata timbang. Cara ini
memberikan proporsi luasan daerah pengaruh os penakar hujan untuk
KELOMPOK 6 7
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
∑ Pi Ai
i=1
P= n
∑ Ai
i=1
dengan:
P=∑ ¿ ¿¿
2.1.3.4 Cara Memilih Metode
Terlepas dari kelemahan dan kelebihan ketiga metode di atas, pemilohan
metode mana yang cocok dipakai pada suatu DAS dapat ditentukan dengan
mempertimbangkan factor jarring-jaring pos penakar hujan, luas dan topografi
DAS.
KELOMPOK 6 8
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
b. Luas DAS
DAS besar (>5.000 km²) Metode isohyet
DAS sedang (500 s/d 5.000 km²) Metode Thiessen
DAS kecil (<500 km²) Metode rata-rata aljabar
c. Topografi DAS
Pegunungan Metode rata-rata aljabar
Dataran Metode Thiessen
Berbukui dan tidak beraturan Metode isohyet
Ada dua macam seri data yang digunakan dalam analisis frekuensi yaitu
data maksimum tahunan dan data parsial.
KELOMPOK 6 9
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
1 −( x−µ )
P(X) = exp[ ] -∞ ≤ x ≤
σ √2π 2σ
2
∞
P(X) = fungsi densiti peluang normal (ordinat kurva normal)
µ = rata-rata nilai X
luas kurva nominal selalu sama dengan satu unit persegi sehingga:
+∞ 2
1 −( x−µ )
P(- ∞ < X < ∞) = ∫ σ √2 π
exp [
2σ
2
]dx
−∞
P(x₁< X <x₂) =
x₂
−( x−µ)²
∫ σ √12 π exp[ 2σ ²
¿¿ ]dx ¿ ¿
x₁
Apabila nilai X adalah standar, nilai rata – rata µ =0 dan deviasi standar
(simpangan baku) σ =1,
KELOMPOK 6 10
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
−1
1 t²
P(t) = e2
√2 π 1
X−µ
t=
σ
dalam pemakaian praktis, umumnya rumus-rumus itu tidak digunakan secara
langsung karena telah dibuat tabel untuk keperluan perhitungan,
Xт = µ + Kтσ
dengan:
Kт = faktor frekuensi merupakan fungsi dari peluang atau periode ulang dan
tipe model matematika distribusi peluang yang digunakan untuk
analisis peluang.
1 −( y −µ ) ²
P(X) = exp[ ] X>0
σ √2π 2σ2
P(X) = peluang log normal
i) Harga rata-rata
ii) Simpangan baku
iii) Koefisien kemencengan
KELOMPOK 6 11
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
Catatan :
Log Ẍ =
∑ log X 1
i=1
n
3) Hitung harga simpangan baku
n
s=[
∑ (logXi−iog Ẍ ) ² ^0,5
i=1
¿
n−1
4) Hitung koefisien kemencengan
n
n ∑ ( logXi−logẌ )
3
G= i=1
( n−1 )( n−2 ) s 3
5) Hitung logaritma hujan atau banjir dengan periode ulang T
Log Xт = log Ẍ + K.s
2.1.4.4 Distribusi Gumbel
KELOMPOK 6 12
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
1
X=
a
[ ab−ln {−lnP ( X ) }]
Hubungan antara periode ulang dengan dan probalilitas dapat dinyatakan
dalam persamaan
1
Tᵣ(X) =
1−P( X )
KELOMPOK 6 13
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
A . Ro
Qp ¿
3,6(0,3 Tp+T 0,3)
dimana:
Tp = tenggang waktu (time log) dari permulaan hujan sampai puncak banjir
(jam).
T0,3 = waktu yang diperlukan oleh penurunan debit, dari debit puncak sampai
menjadi 30% dari debit puncak (jam).
KELOMPOK 6 14
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
Qp= 0,002778CIA
Dimana:
α = koefisien pengaliran
β = koefisien reduksi
Tp = Ct (L Lc)^0,3
Qp = Cp A / tp
T = 3 + (tp/ 8)
TD = tp/ 5,5
Apabila durasi hujan efektif tr tidak sama dengan durasi standar tD, maka:
KELOMPOK 6 15
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
tpR = waktu dari titik berat durasi hujan tr ke puncak hidrograf satuan (jam)
Lc = jaraj antara titik kontrol ke titik yang terdekat dengan titik berat DAS
(km)
KELOMPOK 6 16
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
k
Me
IR= k
(e −1)
IR = kebutuhan ai ditingkat persawahan
Mek = kebutuhan untuk mengganti air yang hilang akibat evaporasi dan
perkolasi di sawah = Eo + P
M ×T
k =
S
KELOMPOK 6 17
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
E¿ =B ( H i−H 0 ) + ( 1+ B ) Ea
Dimana:
H i=Ra(1−r)(a1 +a2 Z )
Ra = radiasi gelombang pendek (dari tabel berdasarkan letak lintang)
r = koefisien refleksi, untuk tumbuhan 0.15 < r < 0.25
Z = n/N = perbandingan penyinaran matahri sesungguhnya dengan
penyinara maksimum
H 0=STa ( a 3−a 4 ed ) ( a5 +a 6 Z )
4 0.5
KELOMPOK 6 18
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
D
B=
D+G
D = sudut tekanan uap jenuh pada suhu Ta
G = Konstanta Physometric = 0.66 P
P = tekanan atmosfir rata-rata = 1013 – 0.115 Y
Y = elevasi titik tinjau
Konstanta Penman
KELOMPOK 6 19
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
Etc =K c × E¿
Dengan:
Kc = koefisien tanaman
2.2.4 Perkolasi
Besarnya laju perkolasi tergantung pada sifat-sifat tanah, yaitu keadaan
tekstur tanah, periode pertumbuhan, kedalaman air tanah, topografi, permeabilitas
tanah, cara bercocok tanam, dan kedalaman lapisan kedap air.
KELOMPOK 6 20
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
2.3 Bendung
Bendung adalah suatu bangunan air dengan kelengkapan yang dibangun
melintang sungai atau sudetan yang sengaja dibuat untuk meninggikan taraf muka
air sehingga air dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi ke tempat yang
membutuhkannya.
Bendung berfungsi antara lain untuk meninggikan taraf muka air, agar air
sungai dapat disadap sesuai dengan kebutuhan dan untuk mengendalikan aliran,
angukan sedimen dan geometri sungai sehingga air dapat dimanfaatkan secara
aman, efektif, efisien, dan optimal.
KELOMPOK 6 21
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
KELOMPOK 6 22
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
KELOMPOK 6 23
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
Profil sungai, mencakup profil dasar, tebing alur dan palung sungai. Data
tersebut merupakan data topografi (lihat uraian Data Topografi).
KELOMPOK 6 24
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
Hal ini sangat penting untuk pondasi bendung perlu untuk mengetahui
kekuatan pondasi maupun tersedianya batu di daerah sekitar untuk menentukan
lokasi bendung itu sendiri, dan juga untuk keperluan bahan bangunan yang
diperlukan, seperti misalnya agregat untuk beton, batu untuk pasangan atau untuk
batu candi, pasir dan kerikil. Untuk memperhitungkan stabilitas bendung,
kekuatan gempa perlu diketahui.
KELOMPOK 6 25
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
KELOMPOK 6 26
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
KELOMPOK 6 27
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
bendung, tempat pengambilan bisa terdiri dari dua buah, yaitu kanan dan kiri, dan
bisa juga hanya sebuah, tergantung dari letak daerah yang akan diairi. Bila tempat
pengambilan dua buah, menuntut adanya bangunan penguras dua buah pula.
Kadang-kadang bila salah satu pintu pengambilan debitnya kecil, maka
pengambilannya lewat gorong-gorong yang di buat pada tubuh bendung. Hal ini
akan menyebabkan tidak perlu membuat dua bangunan penguras dan cukup satu
saja.
4. Kolam peredam energi
Bila sebuah konstruksi bendung dibangun pada aliran sungai baik pada
palung maupun pada sodetan, maka pada sebelah hilir bendung akan
menimbulkan gerusan setempat (local scauring). Untuk meredam kecepatan yang
tinggi itu, dibuat suatu konstruksi peredam energi. Bentuk hidrolisnya adalah
merupakan suatu bentuk pertemuan antara penampang miring, penampang
lengkung, dan penampang lurus. Secara garis besar konstruksi peredam energi
dibagi menjadi 4 (empat) tipe, yaitu:
5. Pintu penguras
Penguras ini biasanya berada pada sebelah kiri atau sebelah kanan bendung
dan kadang-kadang ada pada kiri dan kanan bendung. Hal ini disebabkan letak
daripada pintu pengambilan. Bila pintu pengambilang terletak pada sebelah kiri
bendung, maka penguras pun terletak pada sebelah kanan pula. Sekalipun kadang-
kadang pintu pengambilan lewat ada dua buah, mungkin saja bangunan penguras
cukup satu hal ini terjadi bila salah satu pintu pengambilan lewat tubuh bendung.
Pintu penguras ini terletak antara dinding tegak sebelah kiri atau kanan bendung.
Pintu penguras ini terletak antara dinding tegak sebelah kiri atau sebelah kanan
bendung pilar atau kanan bendung dengan pilar, atau antara pilar dengan pilar.
Lebar pilar antara 1,00 sampai 2,50 meter tergantung konstruksi apa yang dipakai.
Pintu penguras ini berfungsi untuk menguras bahan-bahan endapan yang ada pada
sebelah udik pintu tersebut. Untuk membilas kandungan sedimen dan agar pintu
tidak tersumbat, pintu tersebut akan dibuka setiap harinya selama kurang lebih 60
menit. Bila ada benda-benda hanyut mengganggu eksploitasi pintu penguras,
sebaiknya dipertimbangkan untuk membuat pintu menjadi dua bagian, sehingga
bagian atas dapat diturunkan dan benda-benda hanyut dapat lewat diatasnya.
KELOMPOK 6 28
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
A. Bendung Tetap
Bangunan air ini dengan kelengkapannya dibangun melintang sungai atau
sudetan, dan sengaja dibuat untuk meninggikan muka air dengan ambang tetap,
sehingga air sungai dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi ke jaringan
irigasi. Kelebihan airnya dilimpahkan ke hilir dengan terjunan yang dilengkapi
dengan kolam olak dengan maksud untuk meredam energi.
Dua tipe bendung tetap:
a. Ambang tetap yang lurus dari tepi ke tepi sungai
b. Ambang tetap yang berbelok-belok seperti gigi gergaji
B. Bendung Gerak Vertikal
Bendung ini terdiri dari tubuh bendung dengan ambang tetap yang rendah
dilengkapi dengan pintu-pintu yang dapat digerakkan vertikal maupun radial. Tipe
ini mempunyai fungsi ganda, yaitu mengatur tinggi muka air di hulu bendung
kaitannya dengan muka air banjir dan meninggikan muka air sungai kaitannya
dengan penyadapan air untuk berbagai keperluan.
a. Pintu geser atau sorong, banyak digunakan untuk lebar dan tinggi bukaan yang
kecil dan sedang
b. Pintu radial, memiliki daun pintu berbentuk lengkung (busur) dengan lengan
pintu yang sendinya tertanam pada tembok sayap atau pilar
C. Bendung karet/bendung gerak horisontal
Bendung karet memiliki 2 (dua) bagian pokok, yaitu:
a. Tubuh bendung yang terbuat dari karet
b. Pondasi beton berbentuk plat beton sebagai dudukan tabung karet, serta
dilengkapi satu ruang kontrol dengan beberapa perlengkapan (mesin) untuk
mengontrol mengembang dan mengempisnya tabung karet.
KELOMPOK 6 29
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
KELOMPOK 6 30
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
F. Pompa
G. Pengambilan bebas
KELOMPOK 6 31
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
I. Bangunan pelengkap
i) Pengukuran debit dan muka air di sungai maupun di saluran;
ii) Rumah untuk pengoperasian pintu air;
iii) Peralatan komunikasi, tempat berteduh serta perumahan untuk tenaga
operasional, gudang dan ruang kerja untuk kegiatan operasional dan
pemeliharaan;
iv) Jembatan di atas bendung, agar seluruh bagian bangunan utama mudah
di jangkau, atau agar bagian-bagian itu terbuka untuk umum;
v) Instalasi tenaga air mikro atau mini, tergantung pada hasil evaluasi
ekonomi serta kemungkinan hidrolik;
vi) Bangunan tangga ikan (fish ladder) diperlukan untuk menjaga
keseimbangan lingkungannya sehingga kehidupan biota tidak
terganggu.
KELOMPOK 6 32
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
Tekanan pada mercu adalah fungsi perbandingan antara H1 dan r (H1 /r).
Untuk bendung dengan dua jari-jari (R2), jari-jari hilir akan digunakan untuk
menemukan harga koefisien debit. Untuk menghindari bahaya kavitasi lokal,
tekanan minimum pada mercu bendung harus dibatasi sampai -4 m tekanan air
jika mercu terbuat dari beton; untuk pasangan batu tekanan subatmosfir sebaiknya
dibatasi sampai -1 m tekanan air.
Q=Cd
2
√ 2
3 3 gb × H 1.5
1
di mana:
Q = debit, m3/dt
b = panjang mercu, m
KELOMPOK 6 33
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
KELOMPOK 6 34
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
persis di sebelah hilir pengambilan. Bahan-bahan yang lebih halus tidak dapat
ditangkap dalam kantong lumpur biasa dan akan tetap terbawa melalui jaringan
saluran ke sawah-sawah. Bahan yang mengendap di dalam kantong lumpur
dibersihkan secara berkala. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan aliran
air yang deras untuk menghanyutkan bahan endapan tersebut kembali ke sungai,
atau dengan jalan mengeruknya.
Prinsip peredam energi pada bangunan peredam energi adalah dengan cara
menimbulkan gesekan air dengan lantai dan dinding struktur, gesekan air dengan
air, membentuk pusaran air berbalik vertikal ke atas dan ke bawah serta pusaran
arah horizontal dan menciptakan benturan aliran ke struktur serta membuat
loncatan air di dalam ruang olakan.
KELOMPOK 6 35
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
1. Tinggi pembendungan
2. Keadaan geoteknik tanah dasar misalnya jenis batuan, lapisan, kekerasan
tekan, diameter butir, dsb
3. Jenis angkutan sedimen yang terbawa aliran sungai
4. Kemungkinan degradasi dasar sungai yang akan terjadi di hilir bendung,
5. Keadaan aliran yang terjadi di bangunan peredam energi seperti aliran
tidak sempurna/tenggelam, loncatan aliran yang lebih rendah atau lebih
tinggi dan sama dengan kedalaman muka air hilir (tail water)
KELOMPOK 6 36
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
q
E=
√ g z3
Kedalaman lantai peredam energi dihitung dengan rumus :
Ds
Ds = D2 x
D2
Ds/D2 diperoleh dari gambar 2.6
Ls
Ls = D2 x
D2
Ls/D2 diperoleh dari gambar 2.6
2
Q
Y = D2 = ( ¿¿ 3
CxL
Tinggi ambang akhir dihitung dengan rumus :
a = 0,3 x D2
Lebar ambang akhir dihitung dengan rumus :
b =2xa
Dimana :
E = parameter energi
KELOMPOK 6 37
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
KELOMPOK 6 38
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
a. Untuk Fr ≤ 1,7 tidak diperlukan kolam olak pada saluran tanah bagian hilir
harus dilindungi dari bahaya erosi saluran pasangan batu atau beton tidak
memerlukan lindingan khusus. Tipe ini termasuk kolam olak USBR tipe I yang
dilengkapi dengan blok halang dan End Sill.
b. Bila 1,7 < Fr ≤ 2,5 maka kolam olak diperlukan untuk meredam energi secara
efektif. Pada umumnya kolam olak dengan ambang ujung (blok end sill)
mampu bekerja dengan baik. Untuk penurunan muka air Δz < 1,5 m dapat
dipakai bangunan terjun tegak. Tipe ini termasuk kolam olak USBR tipe II
yang dilengkapi dengan blok halang dan End Sill
c. Jika 2,5 < Fr ≤ 4,5 maka akan timbul situasi yang paling sulit dalam memilih
kolam olak yang tepat. Loncatan air terbentuk dengan baik dan menimbulkan
gelombang sampai jarak yang jauh di saluran. Cara mengatasinya adalah
mengusahakan agar kolam olak mampu menimbulkan olakan (turbulensi) yang
KELOMPOK 6 39
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
Kolam olak tipe bak tenggelam telah digunakan sejak lama dengan
sangat berhasil pada bendung-bendung rendah dan untuk bilangan-bilangan
Fruode rendah. Parameter-parameter dasar sebagaimana diberikan oleh USBR
(Peterka, 1974) sulit untuk diterapkan bagi perencanaan bendung dengan tinggi
energi rendah. Perhitungan dimensi peredam energi menggunakan rumus
(Standart Perencanaan Irigasi KP-02,1986).
KELOMPOK 6 40
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
1. Pada konstruksi batu kali dengan selimut beton, tidak boleh terjadi tegangan
tarik.
2. Momen tahan lebih besar dari pada momen guling.
3. Konstruksi tidak boleh menggeser.
4. Tegangan tanah yang terjadi tidak boleh melebihi tegangan tanah yang
diijinkan.
5. Setiap titik pada seluruh konstruksi harus tidak boleh terangkat oleh gaya ke
atas (balance antara tekanan ke atas dan tekanan ke bawah).
Stabilitas bendung akan terancam dari bahaya-bahaya sebagai berikut:
KELOMPOK 6 41
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
dengan:
KELOMPOK 6 42
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
Ε : proposi tekanan,
Gambar 2. 8 Gaya angkat untuk bangunan yang dibangun pada pondasi buatan
Gaya hidrostatis adalah gaya-gaya yang bekerja terhadap tubuh
bendung akibat tinggi muka air di udik dan di hilir bendung pada saat muka
air banjir dan pada saat muka air normal. Gaya hidrostatis pada saat kondisi
air normal, dan pada saat kondisi air banjir.
KELOMPOK 6 43
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
KELOMPOK 6 44
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
KELOMPOK 6 45
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
K=fxG
dengan:
f = Ad
Ad = n (Ac x z)m
dengan:
Ad : percepatan g
f : koefisien Gempa,
z : koefisien zona.
KELOMPOK 6 46
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
Berat volume beton tumbuk bergantung kepada berat volume agregat serta
ukuran maksimum kerikil yang digunakan. Untuk ukuran maksimum agregat 150
mm dengan berat volume 2,65 t/m3, berat volumenya lebih dari 24 t/m3.
KELOMPOK 6 47
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
1. Geser (sliding)
a. Sepanjang sendi horisontal atau hampir horisontal di atas pondasi
b. Sepanjang pondasi, atau
c. Sepanjang kampuh horisontal atau hampir horisontal dalam pondasi
2. Guling (overturning)
a. Di dalam bendung
b. Pada dasar (base), atau
c. Pada bidang di bawah dasar.
KELOMPOK 6 48
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
keamanan (S) yang dapat diterima adalah 2,0 untuk kondisi pembebanan normal
dan 1,5 untuk kondisi pembebanan ekstrim (Asiyanto, 2011). Kondisi
pembebanan ekstrim adalah tak ada aliran di atas mercu selama gempa, atau banjir
rencana maksimum.
Tiap bagian bangunan diandaikan berdiri sendiri dan tidak mungkin ada
distribusi gaya-gaya melalui momen lentur (bending momen).
KELOMPOK 6 49
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
BAB III
METODOLOGI
KELOMPOK 6 50
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
KELOMPOK 6 51
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
POS HUJAN : A
Hujan
HUJAN BULANAN (mm) R24 Max
TAHUN Tahunan
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES (mm)
(mm)
2002 244 298 559 450 351 402 347 121 332 401 539 524 4568 81.08
2003 176 300 382 477 174 110 261 363 246 442 279 237 3447 85.00
2004 191 92 135 264 323 130 171 127 370 371 436 416 3026 69.67
2005 270 146 194 196 253 261 249 400 449 555 - - 2973 97.30
2006 184 265 410 141 215 260 145 153 200 83 460 728 3244 109.20
2007 310 82 315 122 161 393 199 258 119 276 212 563 3010 60.17
2008 150 146 513 502 19 12 45 239 59 44 7.5 80 1816.5 46.46
2009 69 32 21 18 110 108 212 219 443 256 102 144 1734 34.25
2010 355 233 281 11 121 84 129 55 37 33 302 493 2134 39.58
2011 67 62 97 75 70 53 36 140 33 57 52 85 827 18.17
2012 14 33.8 201 149 201 254 - - - - 439 411 1702.8 45.13
184.54545 153.61818 282.54545 218.63636 181.63636 187.90909 179.4 207.5 228.8 251.8 282.85 368.1
KELOMPOK 6 52
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
POS HUJAN : B
Hujan
HUJAN BULANAN (mm) R24 Max
TAHUN Tahunan
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES (mm)
(mm)
2002 166 98 199 273 0 39 100 626 95 44 534 35 2209 190.00
2003 34 305 157 177 0 0 29 149 232 219 133 139 1574 129.00
2004 79 133 141 434 228 37 245 208 491 332 357 66 863.5 95.00
2005 181 133.5 108 167 214.5 131 250.2 331.3 441 381 863.5 238 3440 96.00
2006 352 1239 - - - - - - - - - - 1591 95.00
2007 498 229 249 195 156 234 267 66 116 258 210 320 2798 114.00
2008 188 378 298 347 134 285 269 250 450 451 138.5 521 3709.5 89.00
2009 71 67 120 171 281 211 103 89 205 335 630 346 2629 82.00
2010 97.5 478.9 555.8 255.6 284.8 385.9 281.9 284 378.7 604.1 504.2 428.1 4539.5 215.00
2011 286.8 252.2 186.7 199.8 215.4 452.7 170.5 249 262.7 311.9 680.8 496.6 3765.1 154.80
2012 176.2 400.4 96.5 160.8 325.1 274.5 197.7 285.1 194.3 401.5 505.8 196 3213.9 151.60
193.59091 337.63636 211.1 238.02 183.88 205.01 191.33 253.74 286.57 333.75 455.68 278.57
KELOMPOK 6 53
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
POS HUJAN : D
HUJAN BULANAN (mm)
TAHUN JUMLAH R24
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES
2002 254 267 387 328 401 164 349 114 372 404 538 457 4035 186.00
2003 254 267 387 328 401 164 349 114 372 404 538 457 4035 186.00
2004 254 267 387 328 401 164 349 114 372 404 538 457 4035 186.00
2005 466.6 179.6 235 173.2 349 189 276.2 466.2 815.8 830.8 534.4 256.9 4772.7 270.20
2006 - - - - - - - - - - - - 0 0.00
2007 243 302.2 210.6 589.2 176 394.3 219 228 231.2 452 209 277 3531.5 98.00
2008 155.2 427.6 353.8 548 223.2 384.2 600.6 179 277 360.6 289.4 662 4460.6 238.80
2009 244 277.2 134.6 187.8 141.6 177.2 129.2 324.2 399.2 308.4 640.6 298 3262 196.20
2010 296.6 407.2 487.4 199.2 456.8 469.2 454 265.8 471.4 396.4 544 236 4684 180.20
2011 214.6 222.6 279.3 292.4 284 411.4 261.4 229.5 314.8 358.4 608 341.1 3817.5 170.20
2012 228.1 237.4 421.8 281.4 398.8 341.8 359.8 309.2 189 124 205.7 555.1 3652.1 140.30
261.01 285.48 328.35 325.52 323.24 285.91 334.72 234.39 381.44 404.26 464.51 399.71
KELOMPOK 6 54
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
BAB IV
KELOMPOK 6 55
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
POS HUJAN : B
Hujan
HUJAN BULANAN (mm) R24 Max
TAHUN Tahunan
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES (mm)
(mm)
2002 166 98 199 273 0 39 100 626 95 44 534 35 2209 190.00
2003 34 305 157 177 0 0 29 149 232 219 133 139 1574 129.00
2004 79 133 141 434 228 37 245 208 491 332 357 66 863.5 95.00
2005 181 133.5 108 167 214.5 131 250.2 331.3 441 381 863.5 238 3440 96.00
2006 352 1239 - - - - - - - - - - 1591 95.00
2007 498 229 249 195 156 234 267 66 116 258 210 320 2798 114.00
2008 188 378 298 347 134 285 269 250 450 451 138.5 521 3709.5 89.00
2009 71 67 120 171 281 211 103 89 205 335 630 346 2629 82.00
2010 97.5 478.9 555.8 255.6 284.8 385.9 281.9 284 378.7 604.1 504.2 428.1 4539.5 215.00
2011 286.8 252.2 186.7 199.8 215.4 452.7 170.5 249 262.7 311.9 680.8 496.6 3765.1 154.80
2012 176.2 400.4 96.5 160.8 325.1 274.5 197.7 285.1 194.3 401.5 505.8 196 3213.9 151.60
193.59091 337.63636 211.1 238.02 183.88 205.01 191.33 253.74 286.57 333.75 455.68 278.57
POS HUJAN : C
Hujan
HUJAN BULANAN (mm) R24 Max
TAHUN Tahunan
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES (mm)
(mm)
2002 182 220 393 453 358 293 300 251 310 458 615 512 4345 110.00
2003 350 707 682 760 283 184 374 578 564 712 664 277 6135 186.00
2004 335 221 411 594 399 152 293 192 386 712 368 363 4426 95.00
2005 220 146 263 163 178 399 362 255 351 - - - 2337 96.00
2006 277 297 621 252 135 254 178 288 224 64 570 440 3600 155.00
2007 397 123 170 182 202 462 155 132 34 23 64 242 2186 75.00
2008 122 266 204 242 120 - - - - - - - 954 80.00
2009 306 184 354 263 129 311 333 260 314 218 400 346 3416.4 145.00
2010 340 711 872.8 668.3 270.9 463.8 518 163.5 549.4 348.2 408.8 219.8 5534.5 109.00
2011 266 248 110.2 259 420 279.4 167.6 499.6 305 291.2 467 253 3566 118.00
2012 213 261.2 361 147 379 261 463 223 288 440 609.8 423.7 4069.7 117.00
273.40909 307.65455 403.81818 362.11818 261.26364 305.87 314.31 284.19 332.54 362.94444 462.95556 341.83333
KELOMPOK 6 56
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
POS HUJAN : D
HUJAN BULANAN (mm)
TAHUN JUMLAH R24
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES
2002 254 267 387 328 401 164 349 114 372 404 538 457 4035 186.00
2003 254 267 387 328 401 164 349 114 372 404 538 457 4035 186.00
2004 254 267 387 328 401 164 349 114 372 404 538 457 4035 186.00
2005 466.6 179.6 235 173.2 349 189 276.2 466.2 815.8 830.8 534.4 256.9 4772.7 270.20
2006 - - - - - - - - - - - - 0 0.00
2007 243 302.2 210.6 589.2 176 394.3 219 228 231.2 452 209 277 3531.5 98.00
2008 155.2 427.6 353.8 548 223.2 384.2 600.6 179 277 360.6 289.4 662 4460.6 238.80
2009 244 277.2 134.6 187.8 141.6 177.2 129.2 324.2 399.2 308.4 640.6 298 3262 196.20
2010 296.6 407.2 487.4 199.2 456.8 469.2 454 265.8 471.4 396.4 544 236 4684 180.20
2011 214.6 222.6 279.3 292.4 284 411.4 261.4 229.5 314.8 358.4 608 341.1 3817.5 170.20
2012 228.1 237.4 421.8 281.4 398.8 341.8 359.8 309.2 189 124 205.7 555.1 3652.1 140.30
261.01 285.48 328.35 325.52 323.24 285.91 334.72 234.39 381.44 404.26 464.51 399.71
KELOMPOK 6 57
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
Rumus
HW=St.A x St.A tahun ke + St.B x St.B tahun ke + St.C x St.C tahun ke +
St.D x St.D tahun ke
Contoh
HW=81.08x0.029223 + 190.00x0.24476 + 110.00x0.23819 +
186.00x0.22482
=138.2167198
Rumus
Log Q = Rata-Rata Y + (KT x Standar Deviasi)
Q = power(10,log Q)
Ket : perhitungan Q di lakukan di excel
KELOMPOK 6 58
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
4.6 Gumbel
KELOMPOK 6 59
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
Rumus
Q = power(10,log Q)
KELOMPOK 6 60
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
4.8 CS dan CK
Rumus
KELOMPOK 6 61
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
4.10 Penman
KELOMPOK 6 62
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
KELOMPOK 6 63
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
4.13 RE-Padi
KELOMPOK 6 64
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
4.14 RE-Palawijaya
4.15 ETo
KELOMPOK 6 65
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
KELOMPOK 6 66
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
4.17 alternative V
KELOMPOK 6 67
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
4.18 NFR
KELOMPOK 6 68
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
KELOMPOK 6 69
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
KELOMPOK 6 70
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
KELOMPOK 6 71
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
KELOMPOK 6 72
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
BAB V
PERENCANAAN BENDUNG
7
KELOMPOK 6
3
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
= 1171,413 m
= 0,012028
7
KELOMPOK 6
4
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
P=b+2 h √1+m
2
R=A / P
Dengan:
b = Lebar rata-rata dasar sungai (m)
h = Tinggi air banjir (m)
P = Keliling basah aliran sungai (m)
m = Kemiringan talud/tebing sungai
R = Jari-jari hidrolis (m)
7
KELOMPOK 6
5
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
7
KELOMPOK 6
6
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
Contoh perhitungan:
Dit: Beff ?
Penyelesaian :
= 32.0 m
Q = Cd.2/3.
√ 2
3
g.Be. He1,5
7
KELOMPOK 6
7
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
7
KELOMPOK 6
8
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
7
KELOMPOK 6
9
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
Didapat nilai:
ΔH/hc = 1.69
Rmin/hc = 1.55
f. Menghitung nilai T
t = 2.4 hc+0.4z
g. Menghitung a
a = 0.28hc√ hc / z
a = 0.31
8
KELOMPOK 6
0
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
8
KELOMPOK 6
1
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
8
KELOMPOK 6
2
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
8
KELOMPOK 6
3
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
E = Wbs .
Dimana :
8
KELOMPOK 6
4
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
8
KELOMPOK 6
5
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
8
KELOMPOK 6
6
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
8
KELOMPOK 6
7
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
8
KELOMPOK 6
8
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
γ s . h 2 1 - sin ϕ
L = 2 (.
1 + sin ϕ )
Dimana :
h = Dalamnya lumpur
8
KELOMPOK 6
9
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
Lx
.Δ H
Px = Hx L
Dimana :
9
KELOMPOK 6
0
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
Dengan rumus di atas maka besarnya tekanan tiap-tiap titik akan dapat
diketahui.
Tabel 4.13 Perhitungan Gaya Up-Lift Bendung Dapit Kecil Pada Kondisi Air
Normal
9
KELOMPOK 6
1
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
Tabel 4.14 Perhitungan Gaya Up-Lift Bendung Dapit Kecil Pada Kondisi Air
Banjir
Ux-d berikut :
2 . Ux + Ud
xb
z = 3 ( Ux + Ud )
9
KELOMPOK 6
2
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
Tabel 5.15 Perhitungan Gaya Uplift pada Bidang Kontak Bendung Dapit Kecil
Kondisi Air Normal
9
KELOMPOK 6
3
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
Tabel 5.16 Perhitungan Gaya Uplift pada Bidang Kontak Bendung Dapit Kecil
Kondisi Air Banjir
9
KELOMPOK 6
4
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
Tabel 5.17 Resume Gaya Yang Bekerja di Bendung Dapit Kecil pada Kondisi Air
Normal
Tabel 5.18 Resume Gaya Yang Bekerja di Bendung Dapit Kecil pada Kondisi Air
Banjir
9
KELOMPOK 6
5
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
9
KELOMPOK 6
6
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
∑V
= B (
x 1±
6e
B )< σ Ijin
Dimana :
e = Eksentrisitas
= Tegangan Tanah
Ijin = Tegangan Tanah yang diijinkan yang tergantung pada jenis tanah
bangunan. Berdasarkan hasil uji lapangan dan uji laboratorium, nilai
Ijin Bendung Dapit Kecil adalah 3,75 kg/cm2
9
KELOMPOK 6
7
PERANCANGAN BANGUNAN AIR 2018
BAB VI
KESIMPULAN
6.1 Kesimpulan
9
KELOMPOK 6
8