Anda di halaman 1dari 9

SISTEM RAIN WATER HARVESTING SEBAGAI

ALTERNATIF PENGENDALIAN LIMPASAN


PERMUKAAN DI DAERAH PERKOTAAN

Disusun Oleh:

Nama : Putu Linda Handayani


No : 12
NIM : 1815124047
Kelas : 4C D4 MPK

D4 MANAJEMEN PROYEK KONSTRUKSI


TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BALI
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat, hidayah, kekuatan dan kesehatan kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan Tugas Teknik Pengairan ini dalam waktu yang telah ditentukan.
Dalam penyelesaian laporan ini, kami telah berusaha semaksimal mungkin
sesuai dengan kemampuan yang kami miliki. Tak lupa pula kami ucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung serta membantu kami selama
proses penyelesaian laporan ini.
Namun kami menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dalam isi maupun teknis penulisannya. Oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati kami mengharapkan adanya pandangan pikiran, berupa kritik
dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan penulisan ini. Akhir kata kami
berharap semoga laporan ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk kita
semua, khususnya untuk para pembaca.

Sukawati, 27 Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan......................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Limpasan Permukaan...............................................................................................3
2.2 Rain Water Harvesting.............................................................................................3
2.3 Konstruksi Bangunan Rain Water Harvesting..........................................................4
2.4 Rain Water Harvesting untuk Mengatasi Limpasan Permukaan...............................5
BAB III PENUTUP.................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................6
3.2 Saran........................................................................................................................6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang berada di kawasan Asia


Tenggara yang memiliki iklim tropis, hal ini pula yang mengakibatkan negara
Indonesia memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Air dalam hal ini air hujan
adalah unsur terpenting bagi kehidupan manusia. Tetapi jumlah air yang
berlebihan akibat tidak adanya pengelolaan yang baik juga dapat berakibat buruk
bagi manusia. Alih fungsi lahan yang biasa terjadi di daerah perkotaan adalah
salah satu penyebab dari peristiwa ini.

Bentuk penggunaan lahan suatu wilayah sangat berkaitan dengan


pertumbuhan penduduk dan aktivitasnya. Pesatnya pertumbuhan penduduk di
daerah perkotaan, disertai dengan semakin intensifnya aktivitas penduduk
mengakibatkan semakin terbatasnya lahan yang digunakan sebagai daerah
resapan air. Hal ini akan menyebabkan air hujan yang jatuh akan akan mengalir di
permukaan dan langsung menuju sungai tanpa terjadinya proses peresapan air
menuju tanah atau infiltrasi. Intensitas hujan yang semakin tinggi bersamaan
dengan berkurangnya daerah resapan air akibat pertumbuhan kota menjadi
penyebab munculnya masalah berupa genangan air hujan dan apabila berlanjut
akan terjadi banjir. Peningkatan aliran air di permukaan biasanya juga diikuti oleh
peningkatan tanah yang tererosi yang akan mengakibatkan pendangkalan sungai.
Oleh karena itu, dalam perencanaan pengelolaan sumber daya air khususnya di
daerah perkotaan, limpasan merupakan masalah yang wajib untuk mendapatkan
perhatian yang serius. Berbagai cara dapat dilakukan, salah satunya adalah
dengan sistem pemanenan air hujan atau rain water harvesting.
1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui apakah sistem pemanenan air
hujan atau rain water harvesting ini efektif digunakan untuk mengatasi limpasan
yang terjadi di daerah perkotaan.

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Limpasan Permukaan

Limpasan permukaan adalah suatu keadaan dimana mengalirnya air di atas


permukaan yang terjadi ketika jumlah curah hujan melampaui laju infiltrasi.
Menurut Sosrodarsono dan Takeda (1978) faktor-faktor yang mempengaruhi
limpasan permukaan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu elemen meteorologi dan
elemen sifat fisik daerah pengaliran. Elemen meteorologi meliputi jenis
presipitasi, intensitas hujan, durasi hujan dan distribusi hujan dalam daerah
pengaliran. Sedangkan elemen sifat fisik daerah pengaliran meliputi tata guna
lahan, jenis tanah dan kondisi topografi daerah pengaliran. Elemen sifat fisik
dapat dikategorikan sebagai aspek statis sedangkan elemen meteorologi
merupakan aspek dinamis yang dapat berubah terhadap waktu. Ada banyak cara
untuk mengatasi limpasan permukaan, mulai dari yang paling sederhana yaitu
sistem rainwater harvesting.

2.2 Rain Water Harvesting

Rainwater harvesting atau teknik pemanenan air hujan adalah suatu cara
pengumpulan atau penampungan air hujan atau aliran permukaan pada saat curah
hujan tinggi untuk selanjutnya digunakan pada waktu air hujan rendah (Maryono
dan Santoso 2006). Sistem rainwater harvesting sudah mulai digunakan sejak
zaman dahulu kala, ini dapat dibuktikan dari bentuk atap bagian belakang zaman
Romawi kuno yang cenderung didesain rata. Hal ini bertujuan untuk menerima air
hujan, yang akan digunakan untuk kebutuhan air minum dan rumah tangga.

3
Menurut asdak (2007) sistem pemanen air hujan dibedakan menjadi dua, atap
bangunan (roof catchment) dan permukaan tanah (ground catchment). Sistem roof
catchmen berupa penyaluran dan pengumpulan air hujan dari atap rumah atau
bangunan, sedangkan ground catchment berupa pemanenan di aliran permukaan
dengan bangunan reservoir seperti dam parit, embung, kolam, situ, waduk dan
yang lainnya. Perbedaan penggunaan kedua sistem tersebut adalah untuk roof
catchment, ruang lingkup implementasinya adalah pada skala individu bangunan
rumah dalam suatu wilayah pemukiman atau perkotaan. Sementara untuk ground
catchment skalanya lebih luas biasanya untuk suatu lahan pertanian dalam suatu
wilayah DAS.

2.1 Konstruksi Bangunan Rain Water Harvesting

Ada tiga komponen dasar yang harus ada dalam sistem rainwater harvesting
yaitu :

1. Catchment, penangkap air hujan berupa permukaan atap rumah atau


bangunan.

2. Delivery system, yaitu sistem penyaluran air hujan dari atap ke tempat
penampungan melalui talang.

3. Storage reservoir, yaitu tempat penyimpanan air hujan berupa tong, bak
atau kolam.

Menurut Al Amin et all (2008) dalam Harsoyo, B (2010) menyebutkan bahwa


konstruksi untuk bangunan rainwater harvesting dapat dibuat dengan cepat karena
cukup sederhana dan mudah dalam pembuatannya. Menurut El Khobar M Naech
et all (2012), pada penerapan skala kecil rainwater harvesting dapat dibuat
sederhana dengan menyalurkan aliran air hujan dari atap menuju sebuah
landscape area dengan memanfaatkan kontur pada landscape area tersebut. Sistem

4
yang lebih kompleks meliputi talang, pipa, penampungan, penyaring, pompa dan
unit pengolahan air.

2.2 Rain Water Harvesting untuk Mengatasi Limpasan Permukaan

Seperti yang telah kita ketahui, teknik rainwater harvesting memiliki prinsip
kerja yang bertujuan untuk menyimpan air hujan dan menggunakannya kembali.
Atau mungkin secara lebih jelasnya yaitu mengalirkan air hujan yang jatuh pada
daerah penangkapan, kemudian disalurkan melalui talang untuk ditampung ke
dalam bak penampungan atau apabila sudah penuh akan disalurkan lagi menuju
sumur resapan yang akan meneruskan menuju tanah. Dalam mengatasi limpasan
permukaan yang terjadi di daerah perkotaan, sistem rainwater harvesting ini
bertujuan untuk menahan air hujan dibandingkan dengan mengalirkannya ke
dalam daerah resapan air yang keberadaannya sudah semakin minim. Jadi selain
menghindarkan wilayah dari genangan air hujan akibat limpasan yang tidak
terkontrol, dengan adanya sistem rainwater harvesting ini masyarakat juga akan
mendapat sumber air bersih sebagai alternatif lain atau sebagai cadangan air tanah
yang nantinya akan berguna saat musim kemarau. Keuntungan lainnya yaitu dapat
dilihat dari segi ekonomi, di mana sistem pemanenan air hujan ini cukup
berpengaruh untuk menghemat pengeluaran kebutuhan air harian yang semakin
meningkat.

5
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem rainwater harvesting


sangat cocok diterapkan di daerah yang memiliki curah hujan yang tinggi dan
padat penduduk. Sistem rainwater harvesting tidak hanya memberikan manfaat
dalam mengurangi volume air limpasan juga membantu menyediakan cadangan
air bersih serta mengurangi pengeluaran untuk kebutuhan air harian.

3.2 Saran

Walaupun sistem ini sudah ada dari zaman dahulu, penerapanya di indonesia
sendiri ternyata masih kurang. Hal ini diakibatkan karena sebagian besar
masyarakat tidak tahu dan mengganggap sistem ini tidak memberikan manfaat
yangg berarti akibat kurangnya informasi.Dengan demikian di harapkan adanya
peran pemerintah dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat, agar sistem
ini dapat dikembangkan secara menyeluruh.

Anda mungkin juga menyukai