Anda di halaman 1dari 11

DRAINASE PERKOTAAN

“PERMASALAHAN DRAINASE PERKOTAAN”

Disusun Oleh :

MEYTA RARA AYU RINJANI


20222010416

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANTAKUSUMA
PANGKALAN BUN
2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah


SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada saya, sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Permasalahan Drainase”
dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam saya haturkan kepada junjungan
Nabi kita, Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita ke jalan yang
benar.

Penyusunan makalah ini sebagai salah satu tugas dari Ibu Trisniati,
ST., MT. selaku dosen mata kuliah Drainase Perkotaan di Universitas
Antakusuma. Makalah ini saya susun dari referensi yang saya dapat di
internet.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini
sangat saya harapkan. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi
diri saya sendiri khususnya dan pembaca pada umumnya.

Pangkalan Bun, Maret 2023

Meyta Rara Ayu Rinjani

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3 Tujuan..............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Permasalahan Drainase Perkotaan serta Ruang Lingkupnya.............3
2.2 Permasalahan Drainase di Daerah yang Mengalami Perubahan Tata
Guna Lahan.............................................................................................5
2.3 Penyebab Terjadinya Banjir di Kecamatan Arut Selatan, Pangkalan
Bun (2022)................................................................................................6
BAB III PENUTUP................................................................................................7
3.1 Kesimpulan..............................................................................................7
3.2 Saran.........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kota-kota di Indonesia pada umumnya terletak pada wilayah
dataran banjir, baik di pinggir sungai maupun di tepi pantai. Pembangunan
permukiman pada wilayah-wilayah dataran banjir, secara ekonomis cukup
memberikan rangsangan keminatan bagi penghuninya, selain hamparannya
relatif datar, tanahnya subur, dan harganya relatif terjangkau. Namun
demikian lokasi permukiman yang cukup strategis serta secara ekonomis
sering memiliki resiko besar terhadap genangan (banjir). Hal ini
mengingat bahwa pemilihan lokasi lebih cenderung pada kantong-kantong
air, atau lahan basah yang dialih fungsikan menjadi komplek-komplek
permukiman.
Sistem Drainase Perkotaan merupakan salah satu komponen
prasarana perkotaan yang sangat erat kaitannya dengan penataan ruang.
Bencana banjir yang sering melanda sebagian besar wilayah di Indonesia
disebabkan kesemerawutan tata ruang. Bertambahnya jumlah hunian,
sehingga lahan terbuka yang semula adalah lahan pertanian maupun
perkebunan menjadi semakin berkurang dan lahan tertutup atau kedap air
semakin meningkat. Lahan kedap air ini mengakibatkan air hujan tidak
dapat meresap ke dalam tanah, sehingga apabila terjadi intensitas hujan
yang tinggi menyebabkan terjadi banjir dan genangan. Untuk
meminimalisir masalah tersebut, maka perlu adanya kesinergian
perencanaan antara penataan ruang dan penataan sistem drainase di suatu
wilayah perkotaan.
Permasalahan banjir atau genangan pada umumnya tidak terlepas
dari sistem pengelolaan drainase. Akomodasi sampah dan sedimentasi
serta perubahan fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi kawasan
permukiman dan industri menyebabkan kapasitas saluran drainase yang
ada tidak dapat lagi menampung lagi limpahan air hujan dan buangan

1
kegiatan rumah tangga. Permasalahan tersebut pada hakekatnya berakar
pada aspek teknis yang tidak memadai, organisasi/lembaga yang lemah,
finansial yang tidak cukup dan kurangnya peran serta masyarakat dalam
pengelolaan drainase.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah


sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran tentang permasalahan drainase perkotaan serta
ruang lingkupnya ?
2. Bagaimana gambaran tentang permasalahan drainase di daerah yang
mengalami perubahan tata guna lahan ?
3. Apa penyebab terjadinya banjir di Kecamatan Arut Selatan, Pangkalan
Bun (2022)?

1.3 Tujuan

Dari rumusan masalah, maka tujuan makalah ini adalah :


1. Mengetahui gambaran tentang permasalahan drainase perkotaan serta
ruang lingkupnya.
2. Mengetahui gambaran tentang permasalahan drainase di daerah yang
mengalami perubahan tata guna lahan.
3. Mengetahui penyebab terjadinya banjir di Kecamatan Arut Selatan,
Pangkalan Bun (2022).

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Permasalahan Drainase Perkotaan serta Ruang Lingkupnya

Secara umum, sistem jaringan drainase di kawasan perkotaan


terbagi menjadi 2 yakni sistem drainase mayor dan sistem drainase mikro.
Sistem drainase mayor atau disebut juga sistem saluran pembuangan
utama adalah sistem saluran air yang berfungsi untuk menampung air dan
mengalirkan air dari daerah tangkapan air hujan. Sistem ini menampung
aliran berskala besar seperti kanal-kanal dan sungai. Perencanaan sistem
jaringan ini biasanya dipakai untuk jangka panjang antara 5 tahun hingga
10 tahun. Karena itu, perencanaannya haruslah terperinci.
Sedangkan sistem jaringan drainase mikro berfungsi sebagai
pelengkap drainase yang menampung air dan mengalirkan air dari
kawasan tangkapan hujan. Contohnya saja saluran atau selokan di sisi-sisi
jalan, selokan di sekitar bangunan, gorong-gorong dan saluran drainase
sejenis lainnya. Sistem jaringan drainase ini umumnya digunakan untuk
lingkungan pemukiman dan direncanakan untuk jangka pendek 2 tahun, 5
tahun hingga 10 tahun.
Meskipun sistem jaringan drainase di perkotaan telah direncanakan
berdasarkan ilmu drainase, namun permasalahan drainase di kawasan
perkotaan tak bisa dihindari. Permasalahan drainase di perkotaan begitu
kompleks. Kepadatan dan kemajemukan penduduk kota menjadi salah satu
sumber pemasalahannya.
Identifikasi terhadap masalah-masalah drainase di perkotaan sangat
penting untuk dilakukan demi menemukan solusi yang tepat. Identifikasi
masalah-masalah drainase di perkotaan juga diperlukan untuk perencanaan
drainase di kawasan perkotaan di masa depan supaya dapat dibuat dengan

3
lebih baik. Berikut ini permasalahan yang kerap dihadapi sistem drainase
di perkotaan.

 Bertambahnya jumlah penduduk


Pertambahan jumlah penduduk di kawasan perkotaan jauh lebih cepat
dibandingkan di kawasan pedesaan. Jumlah penduduk yang bertambah
pasti diikuti pula dengan meningkatnya jumlah limbah, baik berupa
sampah maupun limbah cair. Jika tidak disertai dengan penambahan
drainase, maka tentunya ketidaknyamanan akan dirasakan.
 Pengelolaan sampah yang tidak diperhatikan
Pengelolaan sampah harus mendapatkan perhatian yang lebih banyak
seiring bertambahnya jumlah penduduk. Sebab sampah berperan besar
terhadap pendangkalan dan penyempitan saluran drainase dan juga
sungai. Pendangkalan dan penyempitan menyebabkan saluran drainase
tak mampu menampung debit air sehingga muncul genangan atau
bahkan banjir.
 Tanah ambles
Pengambilan air tanah yang berlebihan bisa memicu amblesnya tanah.
Beberapa bagian kawasan di perkotaan bisa berada di bawah muka air
laut pasang.
 Kurangnya koordinasi dan sinkronisasi dengan infrastruktur yang lain
Salah satu contoh kurangnya koordinasi dan sinkronisasi yang
dimaksudkan adalah sering ditemukannya tiang listrik di tengah
saluran drainase. Contoh lainnya, keberadaan pipa air PDAM yang
memotong saluran penampang basah, atau penggalian saluran drainase
yang kemudian merusak prasarana yang telah ada sebelumnya karena
minimnya informasi.
 Tingkat kesadaran masyarakat yang rendah
Kesadaran masyarakat masih terbilang begitu rendah tentang
permasalahan-permasalahan yang dihadapi sebuah kawasan perkotaan.
Misalnya saja mengenai pengelolaan limbah rumah tangga.

4
2.2 Permasalahan Drainase di Daerah yang Mengalami Perubahan Tata
Guna Lahan

Penggunaan lahan adalah suatu aktivitas manusia pada lahan yang


langsung berhubungan dengan lokasi dan kondisi lahan (Sugiono, 2002).
Perubahan tata guna lahan yang diakibatkan oleh pertumbuhan kota
dan perkembangan sektor lainnya menimbulkan dampak yang cukup
signifikan terhadap perubahan nilai limpasan permukaan, yang dampak
lanjutnya berpengaruh pada sistem drainase. Meningkatnya kawasan
terbangun secara langsung berakibat meningkatnya koefisien pengaliran
(C) dan intensitas hujan yang tinggi menjadikan debit limpasan
permukaan dari air hujan menjadi semakin besar, sehingga
menyebabkan terjadinya banjir dan banyaknya lahan yang telah tertutup
oleh lapisan beton sehingga tidak dapat dilewati oleh aliran air dan
akhirnya menyebabkan genangan.
Dampak dari perubahan tata guna lahan yaitu pada drainase
perkotaan, apabila terjadi suatu intensitas hujan air akan meluap
memenuhi ruas jalan di beberapa bagian kota, contohnya pada Sub DAS
landasan kecil ini. Hal ini terjadi karena berkurangnya daerah resapan air
dengan meningkatnya daerah yang ditutupi oleh perkerasan yang
mengakibatkan waktu terkumpulnya air (time of concentration) jauh lebih
pendek, sehingga akumulasi air yang terkumpul melampaui kapasitas
drainase yang ada.
Gejala ini sering ditunjukkan dengan adanya air yang meluap
(overtopping) dari saluran drainase yang memenuhi jalan-jalan
perkotaan. Sehingga memungkinkan terjadinya banjir maupun genangan
yang akan sangat mengganggu bagi aktivitas warga kota sehari-hari dan
juga menyebabkan sanitasi terganggu. Selain itu, kemiringan dasar pada
bagian hulunya relatif besar. Sedangkan di bagian hilir kemiringan
dasarnya relatif landai.

5
2.3 Penyebab Terjadinya Banjir di Kecamatan Arut Selatan, Pangkalan
Bun (2022)
Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran
(BPBPK) Kalteng mencatat banjir yang terjadi di Kecamatan Arut Selatan,
pada bulan Oktober 2022 kemarin dipicu akibat faktor cuaca dan luapan
Sungai di Provinsi. Tiga anak sungai didua Kelurahan di Kecamatan Arut
Selatan menjadi biang penyebab banjir yang terjadi di beberapa kawasan
Kota Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar). Tiga anak
sungai yang bermuara di Sungai Arut tersebut adalah Sungai Bamban yang
melintasi Kelurahan Mendawai dan Sidorejo, Sungai Bu’un serta Sungai
Tembaga di Kelurahan Baru.
Dan disinyalir banjir tersebut terjadi karena ada sumbatan di
drainase maupun terjadinya penyempitan serta sedimentasi di anak sungai
serta tanaman air liar.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penyebab utama dari permasalahan drainase perkotaan disebabkan oleh


beberapa faktor seperti :
a. Bertambahnya jumlah penduduk
b. Pengelolaan sampah yang tidak diperhatikan
c. Tanah ambles
d. Kurangnya koordinasi dan sinkronisasi dengan infrastruktur yang
lain
e. Tingkat kesadaran masyarakat yang rendah
f. Perubahan tata guna lahan
g. Curah hujan yang tinggi
Dimana bencana yang sering ditimbulkan dari faktor-faktor tersebut
adalah banjir.

3.2 Saran
Sistem drainase harus terpadu dengan sanitasi sampah,
pengendalian banjir, pengerukan sedimentasi pada saluran drainase dan
penyuluhan kepada masyarakat agar tidak membuang limbah sampah
sembarangan.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.untag-sby.ac.id/8684/2/Bab%201.pdf

http://gietastrory.blogspot.com/2011/01/drainase-pekotaan.html

https://docplayer.info/32683700-Dampak-perubahan-tata-guna-lahan-
terhadap-kapasitas-saluran-drainase-di-sub-das-klandasan-kecil-sungai-klandasan-kecil-
kota-balikpapan-jurnal.html

https://dinaspupr.bandaacehkota.go.id/2020/05/21/drainase-permasalahan-
dansolusinya.

DRAINASE PERKOTAAN | Ferrya Rastratama Syuhada - Academia.edu

Anda mungkin juga menyukai