i
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelasaikan Laporan Praktikum Perkerasan
Jalan Raya pada mata kuliah prasyarat Perkerasan Jalan Raya.
Dengan Selesainya Laporan ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang telah memberikan masukan – masukan, semangat dan juga bimbingan kepada
penyusun, Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Andri Dwi C. Selaku koordinator pembimbing Praktikum Perkerasan Jalan Raya di
Laboratorium Teknik Sipil Universitas Kadiri.
2. Bapak Yosef Cahyo SP., ST., MT. M.Eng. selaku Dosen Pembimbing praktikum.
3. Bapak Zendy Bima Mahardana, ST. selaku Kepala Laboratorium Teknik Sipil
Universitas Kadiri.
4. Bapak Eko Siswanto ST., MT. selaku Kaprodi Teknik Sipil Universitas Kadiri.
Dan juga kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan Laporan ini yang
tidak bisa disebutkan satu – persatu.
Penyusun menyadari bahwa didalam laporan ini memiliki banyak
kekurangan, baik dari materi atau dari penyajian data. mengingat kurangnya
pengalaman dan pengetahuan penyusun, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat penyusun harapkan demi sempurnanya laporan ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
iii
ABSTRAK
Kerusakan jalan menjadi masalah umum yang biasa dihadapi, hampir setiap daerah
memiliki jalan rusak. Sehingga perlu penanganan serius dalam menyikapinya, sehingga
penelitian ini lahir untuk menjadi alternatif dalam penanganan jalan rusak yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat. Penelitian yang dilaksanakan pada Laboratorium untuk melakukan
Uji abrasi, gradasi ayakan, berat jenis, daktilitas, titik nyala dan titik bakar, Marshall, dan
GMM. Hasil dari penelitian ini didapat didapat keausan rata-rata 26,8 %, Agregat Kasar 63
%, Agregat Halus 29 % dan Filler 8 %, menghasilkan berat jenis SSD kasar sebesar 3,737
gr/cm3 dan berat jenis Bulk halus 1,554 gr/cm3, uji daktilitas menghasilkan 135 cm, dari
standart yang dipakai adalah 100–200 cm, aspal mulai muncul percikan api pada suhu 180°C
dengan waktu yang tercatat 51 detik dan terbakar sepenuhnya pada suhu 195°C dengan waktu
yang tercatat 6 menit 33 detik, uji Marshall VFA (50 gr) sejumlah 3200 kg, VFA (60 gr)
sejumlah 4784 kg, VFA (50 gr) sejumlah 4836 kg, uji GMM mengambil benda uji dengan
kadar aspal 4% menghasilkan nilai GMM sebesar 1,724 gr/cm3.
iv
ABSTRACT
Damage to roads has become a common problem, almost every area has damaged
roads. Therefore, it needs serious handling in dealing with it, until finally this research was
born to be an alternative in handling damaged roads in accordance with the needs of the
clan community. Research carried out at the laboratory to perform abrasion test, sieve
grading, density, ductility, flash point and burn point, marshall, and GMM. The results of this
study obtained an average wear and tear = 26.8%, 63% Coarse Aggregate, 29% Fine
Aggregate and 8% Filler, resulting in a coarse SSD density of 3.737 gr / cm3 and a density of
fine bulk 1.554 gr / cm3 the ductility test produces 135 cm, from the standard used is 100-200
cm, asphalt starts to spark at 180 °C with a recorded time of 51 seconds and burns
completely at 195 °C with a recorded time of 6 minutes 33 seconds, test Marshall VFA (50
gr) of 3200 kg, VFA (60 gr) of 4784 kg, VFA (50 g) of 4836 kg, GMM test took a test object
with asphalt content of 4% yielded a GMM value of 1.724 gr / cm3.
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................................... iv
ABSTRACT ...........................................................................................................................v
2.2.1 AGREGAT.....................................................................................................5
vi
2.3. TAHAPAN PRAKTIKUM ................................................................................6
2.3.5. TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR (SNI 2432:2011, SNI 06 -2433
– 1991) 8
vii
3.4.4. METODE PELAKSANAAN UJI DAKTILITAS...............................33
BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................................39
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
Gambar 3.24. Mesin uji Marshall ..................................................................................25
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GRAFIK
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
4. Bagaimana kondisi keplastisan pada uji daktilitas?
5. Kapan dan pada suhu berapa suhu berapa aspal mulai muncul percikan api dan
terbakar sepenuhnya?
6. Berapa nilai tekan dan stabilitas yang di dapat pada uji Marshall?
7. Berapa nilai GMM yang didapat?
2
aspal.
4. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara pengujian aspal
5. Mahasiwa dapat mengetahui stabilitas dan kuat tekan Asphal Mix formula
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2.2 MATERIAL PENYUSUN PERKERASAN JALAN
2.2.1 AGREGAT
Dalam penggunaan agregat dalam perkerasan aspal ini adalah agregat kasar
yang dimana akan menggunakan batu belah, untuk agregat halusnya menggunakan
pasir, filler, dan aspal sebangai bahan pengikatnya [9].
Agregat digunakan sebagai bahan campuran beraspal, membentuk suatu
kombinasi ikatan yang seimbang di antara pembentuk campuran beraspal, mortar atau
beton[10]. Sukirman dalam [11] menyebutkan sifat agregat yang menentukan
kualitasnya sebagai material perkerasan jalan adalah gradasi, kebersihan, kekerasan
dan ketahanan agregat, bentuk butir, tekstur permukaan, porositas, kemampuan untuk
menyerap air, berat jenis, dan daya pelekatan dengan aspal.
2.2.2 ASPAL
Aspal diidentifikasikan sebagai material hitam atau coklat kehitaman, pada
suhu kamar dalam bentuk padat hingga sedikit lentur [10]. Apabila dipanaskan
sampai suhu panas tinggi, aspal akan berubah menjadi lembek / cair dan bisa
mengikat campuran dari agregat pada saat pembuatan aspal beton [12]. Pada dasarnya
aspal terbuat dari suatu rantai hidrokarbon yang disebut bitumen, oleh sebab itu aspal
sering disebut aspal keras.
Susunan molekul aspal sangat kompleks dan didominasi (90-95% dari berat
aspal) oleh unsur karbon dan hidrogen. Oleh sebab itu, senyawa aspal seringkali
disebut sebagai senyawa hidrokarbon. Sebagian kecil, sisanya (5-10%) dan dua
jenis atom, yaitu heteoratom dan logam. Unsur-unsur heteroatom seperti hidrogen,
oksigen dan sulfur, dapat menggantikan kedudukan akan karbon yang terdapat dalam
struktur molekul aspal.
2.2.3 FILLER
Filler merupakan material pengisi dalam lapisan aspal. Filler dalam
campuran beton aspal adalah bahan yang 100% lolos saringan No. #100 dan paling
kurang 75% lolos saringan No. #200. Fungsi filler yaitu untuk mengisi rongga antar
agregat halus dan kasar yang dapat diperoleh dari hasil pemecahan batuan secara
alami maupun buatan. Macam bahan pengisi yang dapat digunakan ialah abu batu,
5
kapur padam, portland cement (PC), debu dolomite, abu terbang, debu tanur tinggi
pembuat semen atau bahan mineral tidak plastis lainnya.
Bahan pengisi bertujuan untuk meningkatkan kekentalan bahan bitumen dan
untuk mengurangi sifat rentan terhadap temperatur. Keuntungan lain dengan adanya
bahan pengisi adalah karena banyak terserap dalam bahan bitumen maka akan
menaikkan volumenya. Selain itu bahan pengisi (filler) dapat mengurangi volume
pori-pori atau rongga sehingga dapat meningkatkan kepadatan dan dapat menurunkan
permeabilitas campuran aspal.[13]
6
kemudahan dalam proses pelaksanaan. Gradasi agregat diperoleh dari hasil analisa
saringan dengan menggunakan satu set saringan dengan ukurannya masing- masing.
[13] Agregat memiliki bentuk butir dari bulat (rounded) sampai bersudut
(angular). Bentuk butir agregat ini dapat mempengaruhi workabilitas campuran
perkerasan selama penghamparan, yaitu dalam hal energi pemadatan yang dibutuhkan
untuk memadatkan campuran, dan kekuatan struktur perkerasan.
Ukuran saringan menyatakan ukuran bukaan jaringan kawatnya dan nomor
saringan menyatakan banyaknya bukaan jaringan kawat per inci persegi dari
saringan tersebut. Gradasi agregat dinyatakan dalam persentase dalam persentase
berat masing-masing contoh yang lolos pada saringan tertentu. Persentase ini
ditenutkan dengan menimbang agregat yang lolos atau tertahan pada masing-masing
saringan.
Gradasi agregat sendiri dapat dibedakan atas:
a. Gradasi seragam (uniform graded) /gradasi terbuka (open graded)
Gradasi seragam adalah gradasi agregat dengan ukuran butir yang hampir sama.
Gradasi seragam ini disebut juga gradasi terbuka (open graded) karena hanya
mengandung sedikit agregat halus sehingga terdapat banyak rongga/ ruang kosong
antar agregat.
b. Gradasi rapat (dense graded)
Gradasi rapat adalah gradasi agregat dimana terdapat butiran dari agregat kasar
sampai halus, sehingga sering juga disebut gradasi menerus, atau gradasi baik (well
graded).
c. Gradasi senjang (gap graded)
Gradasi senjang adalah gradasi agregat dimana ukuran agregat yang ada tidak
lengkap atau ada fraksi agregat yang tidak ada atau jumlahnya sedikit sekali.
2.3.3. UJI BERAT JENIS (SNI 1969:2008)
Berat jenis adalah perbandingan antara berat dari satuan volume dari suatu
material terhadap berat air dengan volume yang sama pada temperatur yang
ditentukan nilai-nilainya [15]. Perbandingan berat dari suatu volume bahan pada
suatu temperatur terhadap berat air dengan volume yang sama pada temperatur
7
tersebut.
Besarnya berat jenis agregat penting dalam perencanaan campuran agregat
dengan aspal karena umumnya direncanakan berdasarkan perbandingan berat dan
juga untuk menentukan banyaknya pori. Agregat dengan berat jenis yang kecil
mempunyai volume yang besar sehingga dengan berat yang sama membutuhkan
jumlah aspal yang lebih banyak. Disamping itu agregat dengan dengan pori besar
membutuhkan jumlah aspal yang banyak.[16]
2.3.4. UJI DAKTILITAS (SNI 2432:2011, ASTM D 5 – 86, SNI – 06 – 2432 -
1991)
Daktilitas sifat pemuluran aspal yang diukur pada saat putus[17] nilai
keelastisitasan aspal, yang diukur dari jarak terpanjang, apabila antara dua cetakan
berisi bitumen keras yang ditarik sebelum putus pada suhu 25'C dan dengan
kecepatan 50 mm/menit.
Sifat reologis daktilitas digunakan untuk mengetahui ketahanan aspal
terhadap retak dalam penggunaannya sebagai lapis perkerasan. Aspal dengan
daktilitas yang rendah akan mengalami retak-retak dalam penggunaannya karena
lapisan perkerasan mengalami perubahan suhu yang agak tinggi. Oleh karena itu
aspal perlu memiliki daktilitas yang cukup tinggi. Sifat daktilitas dipengaruhi oleh
sifat kimia aspal, yaitu susunan senyawa hidrokarbon yang dikandung oleh aspal
tersebut.
Bila aspal banyak mengandung senyawa parakin, maka daktalitas rendah.
Demikian aspal didapatkan dari blowing, dimana gugusan aspal hidrokarbon tak
jenuh yang mudah menyusut sedangkan yang banyak mengandung parakin karena
susunan rantai hidrokarbonya dan kekuatan strukturnya kurang plastis.
2.3.5. TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR (SNI 2432:2011, SNI 06 -2433 –
1991)
Temperatur terendah dimana uap benda uji dapat menyala (nyala biru
singkat) apabila dilewatkan api penguji. Temperatur titik nyala tersebut harus
dikoreksi pada tekanan barometer udara 101,3 kPa (760 mm Hg)[18].
Temperatur terendah ketika uap benda uji terbakar selama minimum 5 detik
8
apabila dilewatkan api penguji. Temperatur titik bakar tersebut harus dikoreksi pada
tekanan barometer udara 101,3 kPa (760 mm Hg)[18].
Berdasarkan SNI 06-2433-1991 syarat titik nyala aspal minimal 200°C.
Semakin tinggi titik nyala dan titik bakar aspal, maka aspal tersebut semakin baik.
Besarnya titik nyala dan titik bakar tidak berpengaruh terhadap kualitas perkerasan,
karena pengujian ini hanya berhubungan dengan keselamatan pelaksanaan khususnya
pada saat mixing terhadap bahaya kebakaran.
Untuk mendapatkan temperature titik nyala dan titik bakar yang akurat, perlu
diperhatikan dalam pengujiannya sebagai berikut:
a. Tersedianya pelindung angin yang menjaga nyala api dari hembusan angin.
9
Hubungan antara ketahanan (stabilitas) dan kelelehan plastisitas (flow)
adalah berbanding lurus, semakin besar stabilitas, semakin besar pula flownya, dan
begitu juga sebaliknya. Jadi semakin besar stabilitasnya maka aspal akan semakin
mampu menahan beban, demikian juga sebaliknya. Dan jika flow semakin tinggi
maka aspal semakin mampu menahan beban.
2.3.7. UJI GMM (SNI 03-6893-2002)
GMM merupakan berat jenis maksimum suatu campuran. Apabila kita telah
menghitung nilai GMM, maka kita bias mencari nilai berat jenis efektif untuk kadar
aspal tertentu.
• Penyerapan Air
(𝑊1−𝑊3)
Penyerapan Air = 𝑥100%...........................................(Rumus 2.4.5)
𝑊1
Keterangan:
W1 = Berat benda uji SSD (gram)
W2 = Berat dalam air (gram)
W3 = Berat Agregat Kasar Kering Oven (gram)
Berat Jenis SSD Agg Halus
10
• Berat Jenis jenuh air kering permukaan (SSD)
𝐴
Bj SSD = 𝐴+𝐵−𝐶……………………………………………...(Rumus 2.4.6)
• Penyerapan air
𝐴−𝐷
Penyerapan air = 𝑥100%.........................................................(Rumus 2.4.9)
𝐷
Keterangan:
A = Berat benda uji SSD (gram)
B = Berat Gelas + Air + Tutup Kaja (gram)
C = Berat Gelas + Air + Tutup Kaja + Agregat (gram)
D = Berat Agregat Halus Kering Oven (gram)
c. Uji Marshall
- Volume Benda Uji
Vol = Berat jenuh-Berat dalam air
- Berat Jenis Padat (BJ Bulk) Campuran = Berat Isi
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝑲𝒆𝒓𝒊𝒏𝒈
BJ Bulk = 𝑽𝒐𝒍 𝑩𝒆𝒏𝒅𝒂 𝑼𝒋𝒊…………………………………………..……(Rumus 2.4.10)
11
Catatan : % Aspal dari Berat Campuran
- Persen Rongga Terisi Aspal
𝑽𝑴𝑨−𝑽𝑰𝑴
VFA = 𝟏𝟎𝟎 𝒙 ………………………………………….……(Rumus 2.4.15)
𝑽𝑴𝑨
- Stabilitas
Stabilitas = Bacaan alat x Angka kalibrasi x Angka Korelasi x ( 1Mpa = ...Kg )
- MQ
𝑺𝒕𝒂𝒃𝒊𝒍𝒊𝒕𝒂𝒔
MQ = ………………………………………………….…….(Rumus 2.4.16)
𝑭𝒍𝒐𝒘
d. Uji GMM
𝑨
GMM = ………………………………………………………...(Rumus 2.4.17)
𝑨+𝑫−𝑬
12
BAB III
METODOLOGI
13
5. Uji titik nyala dan titik bakar (SNI 2432:2011, SNI 06 -2433 -1991)
6. Uji Marshall (SNI 06-2489-1991/SK SNI M-58-1990-03, RSNI M-01-2003)
7. Uji GMM (SNI 03-6893-2002)
14
Gambar 3.2. Mesin Abrasi
Sumber : Dokumentasi Praktikum
3. Bola – bola baja
Besi bulat dan masif dengan ukuran dan berat tertentu yang digunakan sebagai
beban untuk menggerus agregat pada mesin abrasi
15
Gambar 3.4. Saringan
Sumber : Dokumentasi Praktikum
5. Timbangan
Timbangan adalah alat yang digunakan untuk mengukur massa dari suatu
material atau benda.
16
Gambar 3.6. Oven
Sumber : Dokumentasi Praktikum
7. Loyang
Loyang adalah tempat yang digunakan untuk mengeringkan agregat halus
sampai titik jenuh.
17
Gambar 3.8. Shieve Shacker
Sumber : Dokumentasi Praktikum
9. Gelas ukur
Gelas ukur adalah alat laboratorium yang digunakan untuk mengukur volume
dari suatu cairan. Alat ini memiliki bentuk silinder dan memiliki garis penanda.
18
Gambar 3.10. Cetakan kuningan
Sumber : Dokumentasi Praktikum
11. Alat Uji Daktilitas
Alat uji Daktilitas aspal yaitu untuk menentukan keplastisan suatu aspal,
apabila digunakan nantinya aspal tidak retak. Percobaan ini dilakukan dengan cara
menarik benda uji berupa aspal dengan kecepatan 50 mm/menit pada suhu 25˚C
dengan dengaa toleransi ± 5 %.
19
Gambar 3.12. Cawan kuningan (clevenland cup)
Sumber : Dokumentasi Praktikum
13. Thermometer
Termometer biasa dikenal sebagai alat untuk mengukur suhu atau temperatur,
serta perubahan suhu.
20
Gambar 3.14. Stopwatch
Sumber : Dokumentasi Praktikum
15. Alat uji titik nyala dan bakar
Alat uji titik nyala dan bakar adalah alat untuk mengetahui temperatur di mana
aspal mulai menyala, dan temperatur dimana aspal mulai terbakar.
21
Gambar 3.16. Kompor
Sumber : Dokumentasi Praktikum
17. Wajan
Wajan adalah alat untuk mencampurkan material dengan suhu panas.
22
19. Alat penumbuk
Alat penumbuk adalah alat untuk memadatkan benda uji dengan cara
menumbukan ke benda uji sebanyak 75 kali secara bolak balik.
23
Gambar 3.21. Water Bath
Sumber : Dokumentasi Praktikum
22. Meteran
Meteran atau mistar adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang
suatu benda.
24
24. Mesin uji Marshall
Alat tekan yang dilengkapi dengan proving ring (cincin penguji) berkapasitas
22,2 KN (5000 lbs) dan flowmeter. Proving ring digunakan untuk mengukur nilai
stabilitas, dan flowmeter untuk mengukur kelelehan plastis atau flow.
25
Gambar 3.25. Piknometer dan tutup kaca
Sumber : Dokumentasi Praktikum
3.2.2. MATERIAL
1. Pasir
Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran pasir umumnya berukuran
antara 0,0625 sampai 2 milimeter. Dalam pengujian ini menggunakan pasir Lumajang
dan lolos ayakan no. 16
26
Gambar 3.27. Koral
Sumber : Dokumentasi Praktikum
3. Air
Air adalah senyawa penting yang digunakan untuk mengaktifkan kimiawi
semen sebagai bahan perekat dan melumasi agregat agar mudah tercampur.
27
Gambar 3.29. Aspal
Sumber : Dokumentasi Praktikum
3.2.3. TEMPAT PRAKTIKUM
Praktikum di laksanakan pada hari Senin 05 Oktober 2020 pukul 09.00 di
Laboratorium pengujian, peserta praktikum menggunakan Laboratorium Teknik Sipil
Universitas Kadiri, Kediri
28
3.3. ALUR PRAKTIKUM
MULAI
Melakukan Pengujian :
1. uji keausan agregat
2. uji untuk analisis saringan agregat
halus dan agregat kasar
3. uji berat jenis dan penyerapan air
agregat kasar
4. uji daktilitas bahan aspal
5. uji titik nyala dan titik bakar aspal
dengan alat cleveland
6. campuran aspal panas dengan alat
marshall
7. uji berat jenis maksimum campuran
beraspal yang tidak dipadatkan
Kesimpulan
SELESAI
29
3.4. METODE PRAKTIKUM
30
5. Setelah alat benda uji dan bola baja dimasukkan, memutar alat uji abrasi
sebanyak 500 putaran.
6. Setelah selesai 500 putaran mengeluarkan benda uji dan bola baja dari alat
uji.
7. Mengayak hasil uji dengan ayakan no. 12.
8. Syarat lolos uji abrasi adalah yang lolos ayakan no. 12 TIDAK BOLEH
lebih dari 40 % dari berat total benda uji.
h. Ayakan untuk agregat halus no. 16, 30, 50, 100, 200
• Bahan
a. Batu Belah
b. Semen
c. Pasir
c) Langkah Kerja
1. Menyiapkan benda uji (agregat kasar dan halus).
31
2. Menyiapkan ayakan untuk agregat kasar yakni ayakan 3/4, 1/2, 3/8, 4, dan 8
untuk agregat halus yakni dari ayakan 16, 30, 50, 100, 200.
3. Untuk filler sendiri, ditentukan 6%.
4. Lalu mengayak agregat sampai prosentase dan berat yang tertera di tabel.
32
3.4.4. METODE PELAKSANAAN UJI DAKTILITAS
a) Tujuan
• Dapat mengetahui kekenyalan/keplastisan aspal yang dinyatakan dengan
panjang pelumaran aspal yang dapat dicapai aspal sebelum putus, pada suhu
dan kecepatan tertentu.
b) Alat dan Bahan
• Alat :
a. Mould Ductility (cetakan) kuningan
b. Plat alas cetakan
c. Bak perendam
d. Pengukur suhu
e. Spatula
f. Mesin Uji Daktilitas
g. Alat pemanas untuk mencairkan aspal keras
• Bahan
a. Aspal keras
b. Gliserin
c. Garam
d. Air bersih/air suling
c) Langkah kerja
1. Memanaskan aspal sampai suhu antara 148,9-176°C / sampai mencair.
2. Menyiapkan cetakan kuningan.
3. Melapisi cetakan kuningan dengan solar.
4. Setelah cetakan dilapisi solar selanjutnya menuangkan aspal cair kedalam
cetakan.
5. Didiamkan selama 30-40 menit.
6. Menyiapkan alat uji daktilitas.
7. Memasukkan air dan gliserin kedalam alat uji daktilitas sampai landasan
tempat letak benda uji terendam air atau sekitar 10 cm.
33
8. Setelah itu meletakkan benda uji di dalam alat uji, kemudian menjalankan
alat uji.
9. Tingkat keplastisan dibagi menjadi 3 yaitu :
▪ jarak 0 – 100 = getas
▪ jarak 100 – 200 = plastis
▪ jarak 200 lebih = terlalu plastis
34
5. Mengatur pemanasan sehingga kenaikan suhu menjadi (15 ± 1) permenit
sampai benda uji mencapai 56ºC di bawah titik nyala perkiraan.
6. Mengamati berapa waktu yang dibutuhkan setiap peningkatan suhu 5°C.
7. Setiap peningkatan suhu tersebut, alat pemanas yang ada di alat uji
digerakkan dari tengah-kanan-kiri-tengah.
8. Mengamati sampai munculnya percikan api di lapisan aspal (titik nyala) dan
sampai ada api yang menyala agak lama di lapisan permukaan aspal (titik
bakar).
35
• Cincin penguji dengan kapasitas 2500 kg (500 pound) dengan
ketelitian 12,5 kg (25 pound) dilengkapi arloji tekan dengan ketelitian
0,0023 cm (0,001”)
• Arloji kelehan dengan ketelitian 0,25 mm (0,01”) dengan
perlengkapannya.
g. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu suhu untuk memanasi
sampai (2000 + 3) 0C.
h. Bak peredam ( water bath ) dilengkapi dengan pengatur suhu minimum
20 0C.
i. Perlengkapan lain :
• Panci –panci untuk memanaskan agregat , aspal dan campuran aspal
• Pengukur suhu dari logam (metal thermometer) berkapasitas 2500C
dengan ketelitian0,5 atau 1 dari kapasitas
• Timbangan yang dilengkapi penggantung benda uji berkapasitas 2 kg
dengan ketelitian 0,1 gram dan timbangan berkapasitas 3 kg dengan
keteltian 0,1 gram dan timbangan berkapasitas 5 kg dengan ketelitian 1
gram.
• Kompor.
• Sarung asbes dan karet.
• Sendok pengaduk dan perlengkapan lain.
• Bahan :
Aspal yang sudah dicetak 50, 60, 75 gr
c) Langkah Kerja
1. Mencuci agregat yang akan dipakai dari kotoran dan lempung yang
menempel, kemudian keringkan.
2. Menimbang dan menyesuaikan kebutuhan yang akan dibuat benda uji.
3. Memanaskan di dalam oven dengan suhu 180°C selama 10 menit agar suhu
agregat sama dengan suhu aspal.
4. Menimbang aspal sesuai kebutuhan.
36
5. Setelah semua siap,mencampurkan aspal dan agregat di dalam wajan
kemudian mengaduk sampai tercampur rata.
6. Setelah semua tercampur rata/agregat terselimuti aspal, memasukkan
kedalam alat cetak benda uji.
7. Menusuk campuran yang dimasukkan alat cetak tadi dengan besi sebanyak
25 kali tusukan agar tidak ada rongga didalam campuran.
8. Memadatkan campuran dialat pemadat aspal sebanyak 75 kali pukulan di
setiap bidangnya (bolak-balik).
9. Setelah dipadatkan, Mengeluarkan benda uji tersebut dari dalam alat cetak
dengan ejector, kemudian didiamkan sampai dingin.
10. Setelah dingin menimbang benda uji tersebut dalam keadaan kering, didalam
air, dan kering permukaan (jenuh).
11. Merendam benda uji tersebut di waterbath dengan suhu 60°C selama 15
menit.
12. Setelah direndam, mengukur ketebalam benda uji lalu diuji di alat Marshall.
37
c) Langkah Kerja
1. Menghancurkan benda uji yang sudah di test aspal.
2. Menyiapkan vacum pump dan piknometer.
3. Menimbang piknometer yang terisi penuh air.
4. Membuangair yang ada dalam piknometer sampai tersisa 1/3 bagian saja,
kemudian memasukkan benda uji yang telah hancur.
5. Setelah itu, menyambungkan vacum pump kemudian menyalakan vacum
pump dengan kecepatan max. Selama 15 menit / sampai gelembung yang
keluar hilang.
6. Setelah selesai diuji,mengisi piknometer tersebut dengan air sampai penuh
kemudian menimbangnya.
38
BAB IV
PEMBAHASAN
Dimana;
A = Berat benda uji semula
B = Berat benda uji tertahan saringan No. 12
39
5000 − 3660
Keausan = 𝑥 100%
5000
= 26,8 %
Dari pengujian melalui percobaan (B) dan perhitungan abrasi di atas
didapatkan hasil 26,8 % sudah memenuhi persyaratan untuk pembuatan campuran
beraspal.
2. Uji Gradasi
Tabel 4.2 Tabel Hasil Perhitungan Uji Gradasi
No. % Lolos % Lolos Berat
Ayakan Tertahan Komulatif Tertahan
(gr)
AGREGAT ¾ 100 0 0
KASAR ½ 89 11 120
(CA 63 %) 3/8 76 13 155
4 55 21 235
8 37 18 195
AGREGAT 16 32 5 60
HALUS 30 27 5 60
(FA 29 %) 50 21 6 60
100 16 5 60
200 8 8 95
FILLER 8 % 8 85
Total 1125
Sumber : data diolah
Dari perhitungan table di atas maka di dapatkan prosentase Agregat Kasar
(CA) 63 %, Agregat Halus (FA) 29 % dan Filler 8 %
40
3. Uji Berat Jenis
➢ Berat Jenis Agregat Kasar
Tabel 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Uji Berat Jenis (Agregat Kasar)
Uraian Rumus Perhitungan Hasil
Berat benda uji kering
oven
( W3 ) 500,00 ( gr )
Berat benda uji kering
permukaan jenuh (SSD)
( W1 ) 550,00 ( gr )
Berat benda uji di dalam
( W2 ) 402,83 ( gr )
air
𝑊3 500
Berat Jenis ( BULK ) 3,397 ( gr )
(𝑊1 − 𝑊2) (550 − 402,83)
Berat Jenis kering 𝑊1 550
3,737 ( gr )
permukaan jenuh ( SSD ) (𝑊1 − 𝑊2) (550 − 402,83)
Berat jenis semu 𝑊3 500
5,145 ( gr )
( Apparent ) (𝑊3 − 𝑊2) (500 − 402,83)
Penyerapan ( Absorbtion 𝑊1 − 𝑊3 550 − 500
) 𝑋 100 𝑋 100 10,00 (%)
𝑊3 500
Sumber : data diolah
Dari hasil uji Berat Jenis Agregat Kasar didapatkan hasil Berat Jenis Bulk
3,397 gr, Berat Jenis Permukaan Jenuh (SSD) 3,737 gr, Berat Jenis Semu 5,145 gr
dan Penyerapan 10 %. Untuk perhitungan yang di gunakan adalah Berat Jenis
Permukaan Jenuh (SSD).
41
➢ Berat Jenis Agregat Halus
Tabel 4.4 Tabel Hasil Perhitungan Uji Berat Jeni (Agregat Halus)
𝐷 1370
Berat Jenis ( BULK ) 1,420 ( gr )
(𝐴 + 𝐵 − 𝐶) (1500 + 1525 − 2060)
42
5. Uji Titik Nyala dan Titik Bakar
Tabel 4.5 Tabel Hasil Perhitungan Uji Titik Nyala dan Titik Bakar
Suhu di titik uji Kenaikan
Waktu tercatat
No. nyala dan suhu Keterangan
/menit
titik bakar (oC) (oC)
1 145 00:00:00 5
2 155 00:32:23 10
3 160 00:53:47 15
4 165 00:50:54 20
5 170 00:48:10 25
6 175 00:55:35 30
7 180 00:51:20 35 titik nyala
8 185 00:41:51 40
9 190 00:30:31 45
10 195 00:28:57 50 titik bakar
Sumber : data diolah
6. Uji Marshall
Diketahui data :
Berat Jenis Aspal = 1,014
43
1. Volume benda uji
Volume (e) = berat jenuh – berat dalam air
Vol. benda Uji (50 gr) = 1149 – 512
= 637 gr
Vol. benda Uji (60 gr) = 1173 – 532
= 641 gr
Vol. benda Uji (75 gr) = 1180 – 555
= 625 gr
2. Berat isi
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 (𝑓) =
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑏𝑒𝑛𝑑𝑎 𝑢𝑗𝑖
1108
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 (50 𝑔𝑟) =
637
= 1,74 gr
1123
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 (60 𝑔𝑟) =
641
= 1,75 gr
1175
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 (75 𝑔𝑟) =
625
= 1,88 gr
100
Gse (g) = 63 % 29% 8%
+ +
3,74 1,55 3,17
44
4. BJ Max. Teoritis
100
BJ Max Teoritis (h) = %𝐴𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 %𝐴𝑠𝑝𝑎𝑙
+
𝐵𝑗 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 𝐵𝑗 𝐴𝑠𝑝𝑎𝑙
100
BJ Max Teoritis (50 gr) = 100 4
+
2,626 1,014
= 2,380
100
BJ Max Teoritis (60 gr) = 100 5
+
2,626 1,014
= 2,325
100
BJ Max Teoritis (75 gr) = 100 6
+
2,626 1,014
= 2,273
5. Persen rongga dalam material agregat (VMA)
𝑓(100 − %𝐴𝑠𝑝𝑎𝑙 )
VMA (i) = 100 - 𝐺𝑠𝑒
1,74 𝑥 (100 – 4 )
VMA (50 gr) = 100 - 2,626
= 36,412 %
1,75 𝑥 (100 − 5 )
VMA (60 gr) = 100 -
2,626
= 36,620 %
1,88 𝑥 (100 − 6 )
VMA (75 gr ) = 100 - 2,626
= 32,704 %
45
Void in Mineral Aggregate (%)
38,00
36,00
VMA (%)
34,00
32,00
30,00
4 5 6
Kadar Aspal (%)
= 26,901 %
1,75
VIM (60 gr) = 100 - (100 𝑥 )
2,325
= 24,646 %
1,88
VIM (75 gr) = 100 - (100 𝑥 )
2,273
= 17,284 %
46
Void in Mix (%)
28,00
26,00
22,00
20,00
18,00
16,00
4 5 6
Kadar Aspal (%)
Dari Grafik Void in Mix (persen rongga dalam campuran) didapatkan bentuk
grafik melengkung dari atas ke bawah hasil persen rongga tertinggi terdapat pada
campuran 50 gr yaitu 26,901 % dan hasil persen rongga terendah terdapat pada
campuran 75 gr yaitu 17,284 %.
7. Persen Rongga terisi aspal (VFB)
𝑖−𝑗
VFB (k) = 100 x 𝑖
36,412 − 26,901
VFB (50 gr) = 100 x 36,412
= 26,12 %
36,620 − 24,646
VFB (60 gr) = 100 x 36,620
= 32,70 %
32,704 − 17,284
VFB (75 gr) = 100 x 32,704
= 47,15 %
47
Void Filled with Bitumen (%)
60,00
50,00
VFB (%)
40,00
30,00
20,00
10,00
4 5 6
Kadar Aspal (%)
Kelelehan (Flow)
5,00
Kelelehan (mm)
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
4 5 6
Kadar Aspal (%)
48
9. Stabilitas
Stabilitas = Bacaan Proving Ring x Angka Proving x Angka Korelasi
x Konversi ( 10 kg/cm2)
Stabilitas (50gr) = 160 x 2 x 1,00 x 10
= 3200
Stabilitas (60gr) = 230 x 2 x 1,04 x 10
= 4784
Stabilitas (75gr) = 260 x 2 x 0.93 x 10
= 4836
Stabilitas Marshall
5500
Stabilitas Marshall (kg)
4750
4000
3250
2500
4 5 6
Kadar Aspal (%)
49
10. MQ ( Marshall Quotient )
MQ = Stabilitas / Flow
MQ (50 gr) = 3200 / 2,0 = 1600
MQ (60 gr) = 4784 / 2,5 = 1914
MQ (75 gr) = 4836 / 3,0 = 1612
1900
1800
1700
1600
1500
4 5 6
Kadar Aspal (%)
50
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan dan pengamatan praktikum jalan raya, maka di
dapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Uji Keausan (Abrasi)
Didapat keausan rata-rata = 26,8 %, maka agregat yang diuji tersebut baik
digunakan dalam bahan perkerasan jalan karena dinyatakan nilai keausan <40%.
2. Uji Gradasi Gabungan( Analisa Saringan )
Menyiapkan agregat kasar, agregat halus dan filler seberat 1125 gram kemudian
dilakukan uji gradasi dan didapatkan komposisi dalam persen Agregat Kasar 63 %,
Agregat Halus 29 % dan Filler 8 %.
3. Uji Berat Jenis
Dalam percobaan uji berat jenis menghasilkan berat jenis SSD kasar sebesar 3,737
51
VMA ( 75 gr ) sejumlah 32,704 %
➢ Persen Rongga dalam campuran (VIM)
VIM ( 50 gr ) sejumlah 26,901 %
VIM ( 60 gr ) sejumlah 24,646 %
VIM ( 75 gr ) sejumlah 17,284 %
➢ Persen Rongga terisi aspal (VFB)
VFB ( 50 gr ) sejumlah 26,12 %
VFB ( 60 gr ) sejumlah 32,70 %
VFB ( 75 gr ) sejumlah 47,15 %
➢ Kelelehan (Flow)
Kelelehan ( 50 gr ) sejumlah 2,0 mm
Kelelehan ( 60 gr ) sejumlah 2,5 mm
Kelelehan ( 75 gr ) sejumlah 3,0 mm
➢ Stabilitas Marshall (VMA)
Stabilitas (50 gr) sejumlah 3200 kg
Stabilitas (60 gr) sejumlah 4784 kg
Stabilitas (50 gr) sejumlah 4836 kg
7. Uji GMM
Dalam praktikum uji GMM mengambil benda uji dengan kadar aspal 4%
menghasilkan nilai GMM sebesar 1,724 gr/cm3.
5.2. Saran
Praktikum perkerasan jalan raya yang telah dilakukan tentunya terdapat
kekurangan, baik dari segi teknis ataupun non teknis. Untuk itulah diperluhkan saran
yang dapat dipertimbangkan untuk pratikum selanjutnya, sehingga kedepan menjadi
lebih baik, alangkah baiknya jika:
1. Sebelum melakukan pengujian praktikum, baca dan pahami langkah kerjanya agar
waktu yang ada menjadi lebih efektif.
2. Memahami ketentuan SNI.
3. Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) harus selalu dilaksanakaan.
52
DAFTAR PUSTAKA
53
Bekas,” J. Tek. Sipil, vol. 1, no. 3, pp. 559–570, 2018, doi:
10.24815/jts.v1i3.9995.
[11] Suhardi, P. Pratomo, and H. Ali, “Studi Karakteristik Marshall Pada Campuran
Aspal dengan Penambahan Limbah Botol Plastik,” Jrsdd, vol. 4, no. 2, pp.
284–293, 2016.
[12] A. Tahir, “Karakteristik campuran beton aspal (AC-WC) dengan menggunakan
variasi kadar filler abu terbang batu bara,” J. SMARTek, vol. 7, no. 4, pp. 256–
278, 2009.
[13] A. Hamzah, Rizky and H. Kaseke, Oscar, “Pengaruh Variasi Kandungan
Bahan Pengisi Terhadap Kriteria Marshall Pada Campuran Beraspal Panas
Jenis Lapis Tipis Aspal Beton – Lapis Aus Gradasi Senjang,” J. Sipil Statik,
vol. 4, no. 7, pp. 447–452, 2016.
[14] S. Arifin, M. Kasan, and N. Pradani, “Pengaruh nilai abrasi agregat terhadap
karakteristik beton aspal,” Smartek, vol. 5, no. 1, pp. 1–11, 2007.
[15] SNI 1969-2008, “Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar,”
Standar Nas. Indones., p. 20, 2008.
[16] M. Estela Laoli, O. . Kaseke, M. R. . Manoppo, and F. Jansen, “Kajian
Penyebab Perbedaan Nilai Berat Jenis Maksimum Campuran Beraspal Panas
Yang Dihitung Berdasarkan Metode Marshall Dengan Yang Dicari Langsung
Berdasarkan Aashto T209,” J. Sipil Statik, vol. 1, no. 2, pp. 128–132, 2013.
[17] SNI 2432:2011, “Cara Uji Daktilitas Aspal,” Jakarta, 2011.
[18] SNI 2433:2011, “Cara Uji Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal dengan Alat
Cleveland Open Cup,” Jakarta, 2011.
[19] B. P. Mixtures and M. D. Methods, “Metode pengujian campuran beraspal
panas dengan alat marshall 1,” pp. 1–18, 2003.
54
LAMPIRAN
55
56
57
LABORATORIUM TEKNIK SIPIL
(UNIVERSITAS KADIRI)
Jl. Selomangleng no. 1, Mojoroto, Kediri, Jawa Timur, Indonesia
Telp. (0354) 773032 Fax. (0354) 773032
3. PENILAIAN
ISI DENGAN TANDA () PADA KOLOM
INDIKATOR Sesuai Kurang Tidak Catatan
PENILAIAN Sesuai Sesuai
Penulisan Sesuai
√
Dengan Template
Kesesuaian Antara
Kegiatan Praktikum
√
Dan Penulisan
Laporan
Jelas, Terarah,
Fokus, dan Sesuai √
Dengan Sumber
Ataupun Standart
yang Berlaku (SNI,
Bina Marga, dll.)
Penulisan Tabel,
Grafik, Dan Rumus
√
Harus Jelas Dan
Urut
Kesesuaian Hasil
Perhitungan
Dengan Jenis
Tahapan
Praktikum,
Standart Dan
√
Metode Yang
Dipakai, Serta
Dari Rumus
(Penjabaran
Langkah
Perhitungan)
NAMA KELOMPOK *
KELOMPOK 1
HH BB TTTT
18 / 12 / 2020
HH BB TTTT
24 / 12 / 2020
PEMBIMBING *
KELAS *
REGULER
KARYAWAN
https://docs.google.com/forms/d/1nk9__NHyuNXtCnZvhYs9e8np6BiTIqFmNceK_hNgVvo/edit#response=ACYDBNhnhzBonEaPmnhBPFObdLA… 1/18
1/4/2021 CHECKLIST FINAL LAPORAN PRAKTIKUM
JENIS PRAKTIKUM *
POINT 1
JUDUL LAPORAN
Judu Laporan sudah ditulis dengan UPPERCASE, Times New Roman 16, dan Center
Check *
PERBAIKAN OKE
POINT 2
LOGO
https://docs.google.com/forms/d/1nk9__NHyuNXtCnZvhYs9e8np6BiTIqFmNceK_hNgVvo/edit#response=ACYDBNhnhzBonEaPmnhBPFObdLA… 2/18
1/4/2021 CHECKLIST FINAL LAPORAN PRAKTIKUM
Check *
PERBAIKAN OKE
POINT 3
KETERANGAN PENYUSUN
Check *
POINT 4
Lembar Pengesahan
Uraian *
https://docs.google.com/forms/d/1nk9__NHyuNXtCnZvhYs9e8np6BiTIqFmNceK_hNgVvo/edit#response=ACYDBNhnhzBonEaPmnhBPFObdLA… 3/18
1/4/2021 CHECKLIST FINAL LAPORAN PRAKTIKUM
Check *
PERBAIKAN OKE
Kesimpulan
POINT 5
Abstrak
PERBAIKAN OKE
Menguraikan IMRAD (Latar Belakang Praktikum, Dasar teori, Metode, Hasil, dan Kesimpulan)
*
Saran Perbaikan
POINT 6
https://docs.google.com/forms/d/1nk9__NHyuNXtCnZvhYs9e8np6BiTIqFmNceK_hNgVvo/edit#response=ACYDBNhnhzBonEaPmnhBPFObdLA… 4/18
1/4/2021 CHECKLIST FINAL LAPORAN PRAKTIKUM
Kata Pengantar
Uraian *
Check *
PERBAIKAN OKE
Kesimpulan
POINT 7
Daftar Isi
Uraian *
Check *
PERBAIKAN OKE
Kesimpulan
POINT 8
https://docs.google.com/forms/d/1nk9__NHyuNXtCnZvhYs9e8np6BiTIqFmNceK_hNgVvo/edit#response=ACYDBNhnhzBonEaPmnhBPFObdLA… 5/18
1/4/2021 CHECKLIST FINAL LAPORAN PRAKTIKUM
Daftar Tabel
Uraian *
Daftar tabel sudah sesuai dengan template dan sesuai dengan isi laporan
Check *
PERBAIKAN OKE
Kesimpulan
POINT 9
Daftar Gambar
Check *
PERBAIKAN OKE
Kesimpulan
POINT 10
BAB I Pendahuluan
Latar Belakang
https://docs.google.com/forms/d/1nk9__NHyuNXtCnZvhYs9e8np6BiTIqFmNceK_hNgVvo/edit#response=ACYDBNhnhzBonEaPmnhBPFObdLA… 6/18
1/4/2021 CHECKLIST FINAL LAPORAN PRAKTIKUM
Telah menjelaskan konteks / objek praktikum dan harus fokus sesuai dengan ruang lingkup
judul *
Latar belakang sudah menjelaskan konteks atau objek praktikum dengan baik dan benar
Tidak Sesusai
Sesuai
https://docs.google.com/forms/d/1nk9__NHyuNXtCnZvhYs9e8np6BiTIqFmNceK_hNgVvo/edit#response=ACYDBNhnhzBonEaPmnhBPFObdLA… 7/18
1/4/2021 CHECKLIST FINAL LAPORAN PRAKTIKUM
Check *
REVISI OKE
Rumusan Masalah
Check *
REVISI OKE
Kesimpulan
https://docs.google.com/forms/d/1nk9__NHyuNXtCnZvhYs9e8np6BiTIqFmNceK_hNgVvo/edit#response=ACYDBNhnhzBonEaPmnhBPFObdLA… 8/18
1/4/2021 CHECKLIST FINAL LAPORAN PRAKTIKUM
Check *
REVISI OKE
Kesimpulan
Batasan masalah *
Check *
REVISI OKE
Kesimpulan
Manfaat Praktikum *
https://docs.google.com/forms/d/1nk9__NHyuNXtCnZvhYs9e8np6BiTIqFmNceK_hNgVvo/edit#response=ACYDBNhnhzBonEaPmnhBPFObdLA… 9/18
1/4/2021 CHECKLIST FINAL LAPORAN PRAKTIKUM
Check *
REVISI OKE
Kesimpulan
Sistematika Penulisan *
Check *
REVISI OKE
Kesimpulan
POINT 11
Pada bab II tinjauan pustaka secara keseluruhan sudah menjelaskan dengan baik dan benar
Check *
REVISI OKE
Kesimpulan
https://docs.google.com/forms/d/1nk9__NHyuNXtCnZvhYs9e8np6BiTIqFmNceK_hNgVvo/edit#response=ACYDBNhnhzBonEaPmnhBPFObdL… 10/18
1/4/2021 CHECKLIST FINAL LAPORAN PRAKTIKUM
POINT 12
Cara memperoleh dan mengolah data sudah dijelaskan dengan baik dan benar
Check *
REVISI OKE
POINT 13
BAB IV Pembahasan
Hasil praktikum ditulis dalam urutan logis, sesuai dengan rumusan masalah *
Hasil praktikum sudah ditulis dengan urut sesuai dengan rumusan masalah
https://docs.google.com/forms/d/1nk9__NHyuNXtCnZvhYs9e8np6BiTIqFmNceK_hNgVvo/edit#response=ACYDBNhnhzBonEaPmnhBPFObdL… 11/18
1/4/2021 CHECKLIST FINAL LAPORAN PRAKTIKUM
Hasil praktikum disajikan dalam bentuk naratif / tekstual, tabel atau gambar dalam bentuk
grafik atau diagram *
Hasil pengolahan data praktikum sudah disajikan dalam bentuk naratif, tabel atau gambar dalam bentuk
grafik atau diagram
Dapat menjelaskan secara logis gambar, tabel, hasil perhitungan dan keseluruhan hasil
kegiatan *
Sudah dijelaskan secara logis gambar, tabel, hasil perhitungan dan keseluruhan hasil kegiatan praktikum
Check *
REVISI OKE
POINT 14
BAB V Penutup
Kesimpulan
https://docs.google.com/forms/d/1nk9__NHyuNXtCnZvhYs9e8np6BiTIqFmNceK_hNgVvo/edit#response=ACYDBNhnhzBonEaPmnhBPFObdL… 12/18
1/4/2021 CHECKLIST FINAL LAPORAN PRAKTIKUM
Hasil dan analisis data sudah dijelaskan secara baik dan benar
CHECK *
REVISI OKE
Saran
Memberikan arahan teknis kepada pembaca terkait hasil laporan kegiatan yang telah
dilakukan *
https://docs.google.com/forms/d/1nk9__NHyuNXtCnZvhYs9e8np6BiTIqFmNceK_hNgVvo/edit#response=ACYDBNhnhzBonEaPmnhBPFObdL… 13/18
1/4/2021 CHECKLIST FINAL LAPORAN PRAKTIKUM
CHECK *
REVISI OKE
POINT 15
Daftar Pustaka
Laporan praktikum sudah menggunakan software mendeley untuk melakukan sitasi dan menggunakan
model sitasi IEEE
Format penulisan adalah Penulis (s), “Judul Paper”, Nama Jurnal, vol. X, halaman. Xxx-xxx,
tahun, doi *
CHECK *
REVISI OKE
https://docs.google.com/forms/d/1nk9__NHyuNXtCnZvhYs9e8np6BiTIqFmNceK_hNgVvo/edit#response=ACYDBNhnhzBonEaPmnhBPFObdL… 14/18
1/4/2021 CHECKLIST FINAL LAPORAN PRAKTIKUM
POINT 16
Lampiran
REVISI
OKE
https://docs.google.com/forms/d/1nk9__NHyuNXtCnZvhYs9e8np6BiTIqFmNceK_hNgVvo/edit#response=ACYDBNhnhzBonEaPmnhBPFObdL… 15/18
1/4/2021 CHECKLIST FINAL LAPORAN PRAKTIKUM
Dokumentasi kegiatan *
POINT 17
Teknis
Memiliki ketertautan makna antar kalimat dan paragraf sesuai EYD, menerapkan SPOK,
kalimat efektif dan bahasa baku *
Penulisan sudah menggunakan paragraf sesuai EYD, menerapkan SPOK, kalimat efektif, bahasa baku,
dan mempunyai ketertautan makna antar kalimat
https://docs.google.com/forms/d/1nk9__NHyuNXtCnZvhYs9e8np6BiTIqFmNceK_hNgVvo/edit#response=ACYDBNhnhzBonEaPmnhBPFObdL… 16/18
1/4/2021 CHECKLIST FINAL LAPORAN PRAKTIKUM
CHECK *
REVISI OKE
Size Kertas A4
Grafik dan gambar sudah jelas dan dapat dilihat dengan baik
https://docs.google.com/forms/d/1nk9__NHyuNXtCnZvhYs9e8np6BiTIqFmNceK_hNgVvo/edit#response=ACYDBNhnhzBonEaPmnhBPFObdL… 17/18
1/4/2021 CHECKLIST FINAL LAPORAN PRAKTIKUM
CHECK *
REVISI OKE
Secara keseluruhan laporan praktikum sudah benar dan sesuai dengan template, hanya tinggal lampiran
saja yang belum dilampirkan
CHECK *
REVISI OKE
Kesimpulan
Formulir
https://docs.google.com/forms/d/1nk9__NHyuNXtCnZvhYs9e8np6BiTIqFmNceK_hNgVvo/edit#response=ACYDBNhnhzBonEaPmnhBPFObdL… 18/18
58