Anda di halaman 1dari 114

SKRIPSI

LAJU EROSI DI BAGIAN HILIR SUNGAI PAPPA


KECAMATAN POLOMBANGKENG SELATAN

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Teknik Program Studi Teknik Pengairan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH :

NUR JANNA REZKY AMELIA


105 81 11142 16 105 81 11149 16

JURUSAN SIPIL PENGAIRAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
LAJU EROSI DI BAGIAN HILIR SUNGAI PAPPA KECAMATAN
POLOMBANGKENG SELATAN

Nur janna1), Rezky Amelia2), Ma’rupah3), Farida Gaffar4)


1)
Program Studi Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Makassar
Email : nurjannasaid3@gamil.com
2)
Program Studi Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Makassar
Email : reamelia206@gmail.com
3)
Dosen Program Studi Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Makassar
4)
Dosen Program Studi Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Makassar

ABSTRAK
Erosi tanah dapat mengurangi kemampuan tanah dalam meresistensi air dan salah
satu penyebab masalah lingkungan yang serius di daerah hilir sungai. Karena
dampak yang diakibatkan dari adanya erosi sungai ini cukup berbahaya bagi
kehidupan makhluk hidup, perlu adanya konservasi lahan, tidak merusak
ekosistem hutan, melakukan reboisasi, pembuatan terasering di sekitar sungai.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar laju erosi yang
terjadi di beberapa penggunaan lahan di bagian hilir Sungai Pappa dan
mengetahui bagaimana tingkat bahaya erosi di setiap penggunaaan lahan di bagain
hilir Sungai Pappa. Metode analisis yang digunakan untuk menghitung laju erosi
adalah metode USLE (Universal Soil Loss Equations). Hasil penelitian
menunjukkan besar laju erosi yang terjadi di tiga penggunaan lahan ( sawah,
pemukiman, dan kebun campuran)sungai pappa seluas kurang lebih 179,68 ha,
dengan tingkat laju erosi ± 568,065 ton/ha/thn. Pada lahan sawah seluas 149,98 ha
(84,48%) dapat diklasifikasikan sangat ringan dengan tingkat laju erosi ± 7,611
ton/ha/thn. Pada lahan pemukiman seluas 24,44 ha (13,60%) dapat
diklasifikasikan sangat berat tingkat laju erosi ± 274,461 ton/ha/thn.begitupun
dengan lahan kebun campuran seluas 5,26 ha (2,92%) dapat diklasifikasikan
sangat berat dengan tingkat laju erosi ± 285,993 ton/ha/thn.
Kata Kunci : Laju erosi, hilir, sungai.
ABSTACT
Soil erosion can reduce the soil's ability to resist water and is one of the causes of
serious environmental problems in downstream areas. Because the impact caused
by river erosion is quite dangerous for living things, it is necessary to conserve
land, not destroy forest ecosystems, carry out reforestation, and make terraces
around rivers. The purpose of this study was to determine the rate of erosion that
occurred in several land uses in the lower reaches of the Pappa River and to find
out the level of erosion hazard in each land use in the lower reaches of the Pappa
River. The analytical method used to calculate the rate of erosion is the USLE
method (Universal Soil Loss Equations). The results showed that the rate of
erosion that occurred in the three land uses (rice fields, settlements, and mixed
gardens) of the Pappa River was approximately 179.68 ha, with an erosion rate of
± 568.065 tones/ha/year. On rice fields of 149.98 ha (84.48%) it can be classified
as very light with an erosion rate of ± 7.611 tones / ha / year. On residential land
covering an area of 24.44 ha (13.60%), it can be classified as very heavy, the level
of erosion rate is ± 274.461 tones / ha / yr. Likewise with mixed garden land
covering an area of 5.26 ha (2.92%) can be classified as very heavy with erosion
rate ± 285,993 ton/ha/year.
Keywords: Erosion rate, downstream, river.
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Rabbil Alamin, segala puji bagi ALLAH SWT karena berkat

limpahan Rahmat, Taufik serta Hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “LAJU EROSI DI AREAL SUNGAI

PAPPA KELURAHAN BONTOCINDE KABUPATEN TAKALAR” sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar. Salam dan shalawat senantiasa

tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW sebagai suri tauladan

untuk seluruh umat manusia.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selesainya skripsi ini adalah berkat

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis

menyampaikan terima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Ir. Hamzah Al Imran, ST., MT., IPM, selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Andi Makbul Syamsuri, ST., MT., IPM, selaku Ketua Prodi Teknik

Pengairan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Makassar.

3. Bapak Muh. Amir Zainuddin, ST ., MT., IPM, selaku Sekretaris Prodi Teknik

Pengairan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Makassar.
4. Ibu Dr. Ma’rufah, SP., MP selaku Dosen Pembimbing Satu (1) dan Ibu Farida

Gaffar, ST., MM., IPM, selaku Dosen Pembimbing Dua (2) yang banyak

meluangkan waktu dalam membimbing kami.

5. Bapak dan Ibu Dosen serta para staf administrasi pada Prodi Teknik

Pengairan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Makassar.

6. Saudara/saudari kami di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Pengairan

Terkhusus TSKD, yang banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini yang

selalu men-support kami.

7. Kedua Orang Tua kami, yang selalu memberi dukungan secara moral maupun

material dan doa kepada kami.

Serta semua pihak yang telah membantu kami. Selaku manusia biasa

tentunya kami tak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang

kontruktif sangat diharapkan demi penyempurnaan skripsi ini.

“Billahi Fii Sabilil Haq Fastabiqul Khaerat”.

Makassar, 2021

Tim Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 2

D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 3

E. Batasan Masalah ...................................................................................... 3

F. Sistematika Penulisan .............................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Laju Erosi ........................................................................................... …. 5

B. Proses Terjadinya Eros....................................................................... …. 6

C. Faktor-Yang Mempengaruhi Erosi ………………………………….... 8

D. Bentuk-Bentuk Erosi………………………………………………….. 10

E. Macam –Macam Erosi ……………………………………………….. 14

F. Akibat Yang Ditimbulkan Erosi ………………………………........... 16

G. Metode usle (Universal Soil Loss Equation)......................................... 18

1. Erosivitas Hujan …………………………………………..….. 19


2. Erodibilitas Tanah …………………………………………... 20

3. Panjang Lereng (L) dan Kemiringan Lereng (S) …….. ..…... 23

4. Faktor Tutupan Lahan © dan Konservasi Tanah (P) ............ 25

H. Tingkat Bahaya Erosi……………………………………………....... 31

I. Matriks Penelitian Terdahulu…………………………………..……. 33

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 37

B. Alat dan Bahan Penelitian ................................................................. 38

C. Metode Penelitian .............................................................................. 40

D. Tata Laksana Penelitian .................................................................... 40

E. Variabel Pengamatan ........................................................................ 41

F. Cara Analisis ……………………………………………………… . 41

F. Bagan Alir (Flow Chart.....…………………………………………. 44

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian …………………………………………………. 45

1. Menentukan Nilai Faktor Erosivitas Hujan (R) ……………... 46

2. Menentukan Nilai Erodibilitas Tanah (K) .…………………... 49

3. Menentukan Nilai Faktor Panjang dan Kemiringan Lereng …. 51

4. Menentukan Nilai Pengelolaan Tanaman dan Usaha Pencegahan

Erosi ………………………………………………………….. 51

5. Laju Erosi dan Klasifikasi Tingkat Bahaya Erosi (TBE) …….. 52

6. Presentase Tingkat Bahaya Erosi ……………………………… 54


B. Pembahasan

1. Hubungan sifat Fisik Tanah Dengan Laju Erosi Di Setiap

Penggunaan Lahan ……………………………………….......... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan …………………………………………………………….. 57

B. Saran …………………………………………………………………… 57

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................

LAMPIRAN ..............................................................................................................
Daftar Gambar

Gambar 1 Erosi Lebar……………………………..……………………….. 12

Gambar 2 Erosi Alur……………………………………..………………… 12

Gambar 3 Erosi Parit ……………………………………………………..... 13

Gambar 4 Erosi Tebing Sungai ……………………………………………. 13

Gambar 5 Erosi Longsor………………………………………………….... 14

Gambar 6 Erosi Air ....................................................................................... 15

Gambar 7 Erosi Gletser ................................................................................. 17

Gambar 8 Skema Persamaan USLE............................................................... 18

Gambar 9 Peta Lokasi Penelitian.....................................................................37

Gambar 10 Lokasi Penelitian.............................................................................38

Gambar 11 Lokasi Penelitian.............................................................................38

Gambar 12 Bagan Alur Tahap Penelitian..........................................................44

Gambar 13 Diagram Erodibilitas Tanah (K).....................................................50

Gambar 14 Diagram Laju Erosi........................................................................53

Gambar 15 Grafik Persentase Luasan Tingkat Bhaya Erosi..............................56


Daftar Tabel

Tabel 1 Bentuk-Bentuk Erosi Menurut Beberapa Ahli......................................11

Tabel 2 Struktur Tanah ............................................................................... …...21

Tabel 3 Klasifikasi Butiran-Butiran Primer Tanah………........................ …..22

Tabel 4 Permeabilitas Tanah……………………………………………….......22

Tabel 5 Faktor Erodibilitas Tanah (K)……………………….….......................23

Table 6 Jenis Tanah dan Nilai Faktor Erodibilitas Tanah (K) ………………...23

Tabel 7 Penilaian Kelas Lereng dan Faktor Lereng LS ...………………..........25

Tabel 8. Nilai Faktor Vegetasi Penutup Tanah dan Pengelolaan Tanaman…….26

Tabel 9. Nilai Faktor P Sesuai Tindakan Khusus Konservasi ………………....27

Tabel 10 Tingkat Pengelolahan dan Faktor Pengelolahan Pertanian……...…....28

Tabel 11 Tingkat Pengelolahan dan Faktor Pengelolahan Perkebunan ………..29

Tabel 12 Faktor CP Untuk Rumput ………………………………………….....30

Tabe13 Faktor CP Untuk Hutan…………………………………………..30

Tabel 14 Perkiraan Nilai CP Untuk Jenis Penggunaan Lahan……………30

Tabel 15 Klasifikasi Bahaya Erosi………………………………………..32

Tabel 16 Matriks Penelitian Terdahulu…………………………………...34

Tabel 17 Penggunaan Lahan ………………………………………….....45

Tabel 18 Hasil Uji Laboraterium Tekstur Tanah…………………………45

Tabel 19 Nilai R Pada Stasiun Takalar ……………….………………….47


Tabel 20 Nilai R Pada Stasiun Malolo ……………….………………….47

Tabel 21 Nilai R Pada Stasiun Pamukkulu ……………….………….….48

Tabel 22 Nilai Rata-rata Hujan ……..……………….………………….48

Tabel 23 Penilaian Faktor Erodibilitas (K)………………………………50

Tabel 24 Penilaian Faktor Hilir Sungai Kelurahan Bontocinde…………51

Tabel 25 Nilai Faktor CP Untuk Aspek Pengelolahan Lahan di DAS

Pappa Kelurahan Bontocinde………………………………......52

Tabel 26 Persentase Laju Erosi…………………………………………...53

Tabel 27 Tingkat Bahaya Erosi Pada Setiap Penggunaan Lahan…………54

Tabel 28 Persentase Luasan Tingkat Bahaya Erosi Sungai

Pappa………...55
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sungai sebagai unsur penting bagi kehidupan manusia yaitu sebagai

penampung air hujan, pusat dari ekosistem, mencegah terjadinya banjir dan

sebagai sumber air irigasi. Daerah aliran sungai ini dapat menyebabkan terjadinya

erosi tanah karena beberapa faktor antara lain intensitas hujan yang tinggi dapat

menyebabkan kecepatan aliran meningkat sehingga akan tergerus atau terkikis

yang dikenal dengan nama erosi.

Erosi tidak dapat dihindari karena erosi merupakan proses alami. Dampak

dari erosi tanah adalah hilangnya lapisan subur permukaan tanah dalam aktivitas

pertanian, tergerusnya lapisan tanah, lepasnya butiran-butiran tanah sehingga

terjadi sedimentasi ke arah muara sungai yang mengakibatkan kapasitas aliran

pada sungai berkurang, kemungkinan terjadinya banjir lebih besar dan terjadinya

pengendapan pada daerah aliran sungai. Proses sedimentasi di perairan dapat

menimbulkan pendangkalan dan penurunan kualitas air dimana tingginya

konsentrasi sedimen dalam badan air akan menyebabkan kekeruhan.

Salah satu kasus akibat proses erosi yaitu di bagian hilir Sungai Pappa

yang terletak di Kelurahan Bontocinde Kecamatan Polombangkeng Selatan

Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan. Berdasarkan survei langsung di

lapangan, kondisi Sungai Pappa terbilang masih alami karena belum tersentuh

oleh adanya bangunan-bangunan air seperti bronjong ataupun tanggul. Selain itu,

masyarakat setempat belum mematuhi aturan-aturan pemerintah tentang sungai


dan sekitarnya. Oleh karenanya, akan ada dampak negatif seperti meningkatnya

bencana banjir, kekeringan dan pendangkalan akibat erosi yang membuat tanah

menyerap air berkurang dan itulah yang sekarang terjadi dibagian hilir Sungai

Pappa dimana terjadi pendangkalan sehingga kami berasumsi telah terjadi erosi di

sekitar sungai.

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Laju Erosi di Bagian Hilir Sungai Pappa

Kecamatan Polombangkeng Selatan”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian masalah di atas maka dapat di rumuskan permasalahan

penelitian sebagai berikut:

1. Berapa besar laju erosi yang terjadi pada beberapa penggunaan lahan di

bagian hilir Sungai Pappa ?

2. Bagaimana tingkat bahaya erosi di setiap penggunaan lahan di bagian hilir

Sungai Pappa ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian yaitu :

1. Untuk mengetahui seberapa besar laju erosi yang terjadi pada beberapa

penggunaan lahan di bagian hilir Sungai Pappa.

2. Untuk mengetahui bagaimana tingkat bahaya erosi di setiap penggunaan lahan

di bagian hilir Sungai Pappa.


D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut.

1. Memberikan informasi mengenai seberapa besar laju erosi yang terjadi pada

beberapa penggunaan lahan di bagian Hilir Sungai Pappa dan tingkat bahaya

erosi.

2. Menjadi bahan informasi bagi instansi terkait serta pihak pikah lainnya yang

terkait dalam pelestarian dan pengembangan Sungai Pappa .

E. Batasan Masalah

Agar penelitian ini dapat berjalan dengan efektif dan mencapai sasaran

yang ingin dicapai, maka penelitian ini diberikan batasan masalah. Adapun

batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Analisis laju erosi dengan metode Universal Soil Loss Equation (USLE);

2. Dalam perhitungan Universal Soil Loss Equation (USLE) ada dua data yang

dibutuhkan yaitu data primer dan sekunder;

3. Data primer yaitu struktur tanah dan kemiringan tanah sedangkan data

sekunder yaitu data curah hujan 10 tahun;

4. Pada penelitian ini hanya dilakukan di sekitar sungai Pappa yang luasnya 5 ha;

5. Pengujian sampel dilakukan di Laboratorium Tanah dan Hidrolik UNM;

6. Peta penggunaan lahan yang digunakan adalah peta tahun 2019;

7. Lokasi penelitian yaitu di Hilir Sungai Pappa Kelurahan Bontocinde

Kecamatan Polombangkeng Selatan pada penggunaan lahan: sawah,

pemukiman dan kebun campuran.


F. Sistematika Penulisan

Berdasarkan uraian dari latar belakang, rumusan masalah dan tujuan

penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian, maka kami menguraikan secara

sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB l PENDAHULUAN : Merupakan BAB yang menguraikan tentang latar

belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

batasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB ll TINJAUN PUSTAKA : Merupakan tinjauan yang memuat secara

sistematis tentang teori, pemikiran dan hasil penelitian yang ada hubungannya

dengan penelitian ini. Bagian ini akan memberikan kerangka dasar yang

komprehensif mengenai konsep, prinsip atau teori yang akan digunakan untuk

pemecahan masalah.

BAB lll METODE PENELITIAN : Merupakan metodologi penelitian yang

menjelaskan waktu dan lokasi penelitian, bahan dan alat yang digunakan dalam

penelitian serta tahap-tahap dalam proses penelitian di laboratorium.

BAB lV HASIL DAN PEMBAHASAN : Merupakan analisa hasil dan

pembahasan yang menguraikan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari proses

penelitian dan hasil pembahasannya. Penyajian hasil penelitian memuat deskrispi

sistematis tentang data yang diperoleh. Sedangkan pada bagian pembahasannya

adalah mengolah data hasil penelitian dengan tujuan untuk mencapai penelitian.

BAB V PENUTUP: merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari hasil

penelitian, serta saran dari penulis yang berkaitan dengan faktor pendukung dan

faktor penghambat yang dialami selama penelitian berlangsung, yang nantinya

diharapkan agar penelitian ini terrangkum dengan baik.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Erosi

Erosi merupakan salah satu penyebab terbesar kerusakan tanah di Indonesia

(Sutrisno, dkk., 2013). Erosi merupakan peristiwa pindahnya atau terangkutnya

tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat ketempat lain oleh media alami.

Pada peristiwa erosi, tanah atau bagian-bagian tanah pada suatu tempat terkikis

dan terangkut yang kemudian diendapkan ditempat lain. Pengikisan dan

pengangkutan tanah tersebut terjadi oleh media alami yaitu air dan angin (Arsyad,

2010). Menurut Tan (1991) dalam Lanyala dkk., (2016) erosi tanah pada

ekosistem DAS umumnya terjadi karena pemanfaatan lahan yang tidak

mengindahkan kaidah konservasi tanah dan air. Erosi pada suatu lahan

menyebabkan hilangnya lapisan atas tanah yang subur. Menurut Hardiyatmo

(2006: 385) erosi permukaan merupakan proses pengangkutan partikel tanah yang

diakibatkan oleh hujan, angin atau es. Akibat tetesan air hujan secara terus

menerus akan mengakibatkan permukaan tanah menjadi terlepas dari kesatuannya.

Definisi erosi juga dijelaskan oleh beberapa ahli, antara lain :

Menurut Hardjowigeno (1995), erosi adalah suatu proses tanah dihancurkan

dan berpindah ke tempat lain karena kekuatan air, angin, sungai atau gravitasi.

Menurut Supirin (2002), erosi tanah merupakan rangakain proses atau

peristiwa hilangnya lapisan permukaan tanah bagian atas oleh pergerakan air dan

angin.
Menurut Kartasapoetra (2010), erosi adalah proses penghanyutan tanah oleh

desakan atau kekuatan air dan angin yang berlangsung secara alami atau akibat

dari kegiatan manusia.

Menurut Arsyad (2012), arti erosi adalah proses hilang atau terkikisnya

bagian tanah dari suatu tempat yang terangkut oleh air atau angin ke tempat

lainnya.

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan pengertian laju erosi adalah

ketebalan pelepasan, pengikisan atau terkelupasnya partikel tanah yang terjadi

dalam satuan waktu dapat berupa detik, menit, jam, hari atau tahun. Proses

pengikisan yang terjadi pada partikel tanah diakibatkan adanya benturan air hujan,

angin maupun es, sehingga partikel tanah mengalami perpindahan yang

diakibatkan oleh hal-hal tersebut.

B. Proses Terjadinya Erosi

Menurut Asdak (2014), dua penyebab utama terjadinya erosi yaitu erosi

alamiah dan erosi yang diakibatkan oleh aktivitas manusia. Erosi alamiah dapat

terjadi karena proses pembentukan tanah dan proses erosi yang terjadi untuk

mempertahankan keseimbangan tanah secara alami. Erosi karena faktor alamiah

umumnya masih memberikan media yang memadai untuk berlangsungnya

pertumbuhan kebanyakan tanaman. Sedang erosi karena kegiatan manusia

kebanyakan disebabkan oleh terkelupasnya lapisan tanah bagian atas akibat cara

bercocok tanam yang tidak mengindahkan kaidah-kaidah konservasi tanah atau

kegiatan pembangunan yang bersifat merusak keadaan fisik tanah antara lain

pembuatan jalan di daerah kemiringan lereng besar.


Menurut Utomo (1994) menyatakan bahwa proses erosi terjadi dengan 3

proses yaitu penghancuran, pengangkutan dan pengendapan. Air hujan yang

mengenai permukaan tanah dengan energy tertentu akan menghancurkan agregat

tanah intensitas hujan yang tinggi akan memiliki energy yang besar dalam

menghancurkan agregat tanah. Sebagai akibat lebih lanjut, air akan mengalir di

permukaan tanah dan disebut sebagai limpasan permukaan tanah. Limpasan

permukaan mempunyai energi untuk mengikis dan mengangkut partikel-partikel

tanah yang telah dihancurkan. Selanjutnya jika tenaga limpasan permukaan sudah

tidak mampu lagi mengangkut bahan-bahan hancuran tersebut, maka bahan-bahan

ini akan diendapkan.

Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan proses terjadinya erosi

malalui 3 tahap, yaitu:

a. Pengelupasan (detachment): terjadi akibat titik-titik curah hujan yang

menimpa permukaan tanah. Titik-titik curah hujan tersebut memiliki daya

timpaan/energi kinetik yang berbeda-beda, ada yang keras dan ada pula yang

lemah. Energi kinetik yang keras akan memecahkan bongkahan tanah menjadi

butiran-butiran tanah yang kecil dan ada pula yang halus.

b. Pengangkutan (transportation): butiran-butiran tanah yang kecil dan yang

halus akan terangkat dan mengalir bersama aliran air menuruni lereng-lereng.

Kemiringan lereng ini sangat berpengaruh terhadap derasnya aliran air.

c. Pengendapan (sedimentation): butiran-butiran tanah yang terangkut oleh aliran

air ketempat-tempat yang datar dimana kecepatan aliran air sangat berkurang

maka butiran tanah tersebut akan menjadi sedimentasi.


C. Faktor yang Mempengaruhi Erosi

Menurut Asdak (2014), berkurangnya lapisan tanah bagian atas bervariasi

tergantung pada tipe erosi dan faktor-faktor yang terlibat dalam proses erosi

adalah iklim, sifat tanah, topografi, dan vegetasi penutup lahan. Keempat faktor

yang dianggap menentukan besarnya erosi tersebut diuraikan satu persatu sebagai

berikut :

a. Iklim

Pengaruh iklim terhadap erosi dapat bersifat langsung atau tidak langsung.

Pengaruh langsung melalui tenaga kinetis air hujan, terutama intensitas air hujan

dan diameter butiran air hujan. Pada hujan yang intensif dan berlangsung dalam

waktu lebih pendek, erosi yang terjadi biasanya lebih besar daripada hujan dengan

intensitas lebih kecil dalam kurun waktu yang lama. Pengaruh iklim tidak

langsung dipengaruhi oleh vegetasi tumbuhan. Sebaliknya, pada daerah dengan

perubahan iklim besar, seperti di daerah kering, tumbuhan vegetasi terhambat oleh

tidak memadainya intensitas hujan. Tetapi, sekali hujan turun intensitas hujan

umumnya sangat tinggi.

b. Sifat-Sifat Tanah

Empat sifat tanah yang penting dalam menentukan erodibilitas tanah (mudah-

tidaknya tanah tererosi) adalah:

a) Tekstur tanah, biasanya berkaitan dengan ukuran dan porsi partikel-partikel

tanah dan akan membentuk tipe tanah tertentu. Tiga unsur utama tanah adalah

pasir (sand), debu (silt), dan liat (clay). Misalnya, tanah dengan unsur

dominan liat, ikatan antar partikel-partikel tanah kuat dengan demikian tanah
tidak mudah tererosi. Tanah dengan unsur dominan pasir. kemungkinan untuk

terjadinya erosi rendah karena laju infiltrasi sehingga dapat menurunkan laju

air larian. Sebaliknya pada tanah dengan unsur utama debu dan pasir lembut

serta sedikit unsur organik, menyebabkan terjadinya erosi lebih rendah.

b) Struktur tanah, adalah susunan partikel-partikel tanah yang membentuk

agregat yang mempengaruhi kemampauan tanah dalam menyerap air tanah.

Misalnya, struktur tanah granuler mempunyai kemampuan besar dalam

meloloskan air larian dengan demikian, menurunkan laju air larian dan

memacu pertumbuhan tanaman.

c) Unsur organik yang terdiri dari limbah tanaman dan hewan sebagai hasil

proses dekomposisi. Unsur organik cenderung memperbaiki struktur tanah

yang bersifat meningkatkan permeabilitas tanah, kapasitas tampung air tanah,

dan kesuburan tanah. Kumpulan unsur organik di atas permukaan tanah dapat

menghambat kecepatan air larian. Dan dengan demikian akan menurunkan

potensi terjadinya erosi.

d) Permeabilitas tanah yaitu kemampuan tanah dalam meloloskan air. Unsur

yang mempengaruhi permeabilitas tanah yaitu struktur tanah dan tekstur

tanah. Tanah dengan permeabilitas tinggi menaikkan laju infiltrasi, dan

dengan demikian, menurunkan laju air larian. Dimana air larian adalah bagian

dari curah hujan yang mengalir di atas permukaan tanah menuju sungai, danau

dan lautan. Air hujan yang jatuh ke permukaan tanah ada yang langsung

masuk ke dalam tanah atau disebut air infiltrasi.


c. Topografi

Kemiringan dan panjang lereng adalah dua faktor yang menentukan karakteristik

topografi suatu daerah aliran sungai. Kedua faktor tersebut penting pada proses

terjadinya erosi karena mempengaruhi besarnya kecepatan dan volume air larian.

Lereng bagian bawah lebih mudah tererosi daripada lereng bagian atas karena

momentum aliran lebih besar dan kecepatan air larian lebih terkonsentrasi ketika

mencapai lereng bagian bawah. Daerah tropis volkanik dengan topografi

bergelombang dan curah hujan tinggi sangat potensial untuk terjadinya erosi dan

tanah longsor. Oleh karenanya, dalam program konservasi tanah dan air di daerah

tropis, usaha-usaha pelandaian permukaan tanah seperti pembuatan teras lahan-

lahan pertanian, peruntukan tanah-tanah dengan kemir ingan lereng besar untuk

kawasan lindung seringkali dilakukan. Usaha tersebut dilakukan terutama untuk

menghindari terjadinya erosi yang dipercepat dan meningkatnya tanah longsor.

d. Vegetasi Penutup Tanah

Pengaruh vegetasi penutup tanah terhadap erosi adalah: 1) melindungi permukaan

tanah dari tumbuhan air, 2) menurunkan kecepatan dan volume air aliran, 3)

menahan partikel-partikel tanah pada tempatnya melalui sistem perakaran dan

seresah yang dihasilkan, dan 4) mempertahankan kemantapan kapasitas tanah

dalam menyerap air (Asdak, 2014).

D. Bentuk-Bentuk Erosi

Menurut Arsyad (2006) erosi berdasarkan proses terjadinya dibedakan

menjadi erosi normal dan erosi dipercepat. Erosi normal disebut juga erosi geologi

atau erosi alami merupakan proses pengikisan kulit bumi yang terjadi secara
alamiah. Erosi ini tidak berbahaya karena kecepatan kehilangan tanahnya lebih

kecil atau sama dengan proses pembentukan tanah. Erosi dipercepat adalah proses

pengikisan kulit bumi yang kecepatan kehilangan tanahnya sudah melebihi

kecepatan proses pembentukan tanah. Hal ini terutama disebabkan oleh kesalahan

dalam pengolahan tanah.

Menurut beberapa ahli, erosi berdasarkan bentuknya dapat dibedakan

menjadi :

Table 1. Bentuk-Bentuk Erosi Menurut Beberapa Ahli

No. Hardiyatmo Kartasapoetra Soemarto

A Splash erosion Sheet erosion Sheet erosion

B Sheet erosion Rill erosion Gully erosion

C Rill erosion Gully erosion Land slide

D Gully erosion Stream bank erosion Stream bank erosion

E Stream bank erosion

Sumber : Soemarto, 1986 ; Kartasapoetra, 2010; Hardiyatmo, 2006

Dari tabel diatas maka dapat disimpulkan bentuk-bentuk erosi dapat

dibedakan menjadi enam yaitu: splash erosion, sheet erosion, rill erosion, gully

erosion, stream bank erosion dan land slide. Berikut penjelasannya :

a. Erosi Percikan (Splash Erosion) adalah proses terkelupasnya partikel partikel

tanah bagian atas oleh tenaga kinetik air hujan bebas atau sebagai air lolos.

b. Erosi Lebar (Sheet erosion) adalah erosi yang terjadi saat lapisan tipis

permukaan tanah di daerah berlereng terkikis oleh kombinasi hujan dan


aliran run off. Erosi ini akan menghasilkan pola aliran di atas tanah namun

belum menunjukkan adanya suatu lubang

Gambar 1. Erosi Lebar. Sumber: http://passel.unl.edu/

c. Erosi Alur (Rill Erosion) adalah erosi akibat pengikisan tanah oleh aliran air

yang membentuk parit atau saluran air, dimana pada bagian tersebut telah

terjadi konsentrasi aliran air hujan dipermukaan tanah. Aliran air

menyebabkan pengikisan tanah, lama-kelamaan membentuk alur-alur dangkal

pada permukaan tanah yang arahnya dari atas memanjang ke bawah.

Gambar 2. Erosi Alur. Sumber : http://soilerosion.net/

d. Erosi Parit (Gully Erosion) adalah kelanjutan dari erosi alur, yaitu terjadi bila

alur-alur menjadi semakin lebar dan dalam yang membentuk parit dengan

kedalaman yang dapat mencapai 1 sampai 2,5 meter atau lebih. Parit ini
membawa air pada saat dan segera setelah hujan, dan tidak seperti erosi alur,

parit tidak dapat lenyap oleh pengolahan tanah secara normal.

Gambar 3. Erosi Parit. Sumber: http://i.dailymail.co.uk

e. Erosi Tebing Sungai (Stream Bank Erosion) adalah erosi yang terjadi akibat

dari terkikisnya permukaan tanggul sungai dan gerusan sedimen di sepanjang

dasar saluran. Erosi tipe ini harus ditinjau secara terpisah dari tipe-tipe erosi

yang diakibatkan oleh air hujan. Erosi semacam ini dipengaruhi oleh variable

hidrologi/hidrolik yang mempengaruhi sistem sungai.

Gambar 4. Erosi Tebing Sungai, Sumber: : http://i.dailymail.co.uk

f. Erosi Longsor (Land Slide), tanah longsor merupakan bentuk erosi dimana

pengangkutan atau gerakan massa tanah terjadi pada suatu saat dalam volume
yang relatif besar. Ditinjau dari segi geraknya, ada beberapa erosi akibat

gerakan massa tanah yaitu: rayapan (creep), runtuhan batuan (rock fall), aliran

lumpur (mud flow). Longsoran terjadi sebagai akibat munculnya suatu volume

tanah di atas suatu lapisan agak kedap air yang jenuh air. Lapisan kedua air

dapat berupa tanah liat atau mengandung kadar tanah liat yang tinggi, atau

dapat juga berupa lapisan batuan, seperti Napal liat (clay shale).

Gambar 5. Erosi Longsor. Sumber : http://media2.intoday.in/

E. Macam-Macam Erosi

Erosi dapat terjadi pada berbagai benda, seperti halnya tanah dan juga

batuan. Meskipun erosi ini bermakna satu, namun erosi dapat datang karena

disebabkan oleh berbagai macam cara. Ada beberapa hal yang menyebabkan

terjadinya erosi. Penyebab- penyebab erosi inilah yang menjadikan erosi terdiri

atas beberapa jenis atau macam. Adapun beberapa macam macam erosi antara lain

adalah sebagai berikut:

a. Erosi yang disebabkan oleh air atau Ablasi

Jenis erosi yang pertama adalah erosi atau pengikisan yang disebabkan oleh

air. Air yang dimaksud disini adalah air sungai Mengapa air sungai? Hal ini
karena air sungai merupakan air yang mengalir atau air yang bergerak. Pergerakan

air inilah yang nantinya akan menyebabkan pengikisan. Pergerakan air dari tempat

yang tinggi menuju ke tempat yang lebih rendah tanpa kita sadari telah membawa

lapisan tanah secara perlahan- lahan terangkat.

Terlebih apabila arus yang dimiliki sungai sedang kuat- kuatnya. Maka dari

itulah seiring dengan berjalannya waktu maka banyak tanah yang akan mengalami

erosi. Erosi ini terjadi terutama setelah datangnya banjir. Setelah terjadi banjir

besar maka tanah akan lebih terkena erosi daripada ketika air sungai sedang tidak

banjir atau hanya normal saja.

Gambar 6. Erosi air. Sumber : http://media2.intoday.in/

b. Erosi yang disebabkan oleh gletser atau eksarasi

Erosi atau pengikisan yang selanjutnya adalah pengikisan yang disebabkan

oleh gletser. Erosi semacam ini dikenal juga dengan nama erosi eksarasi. Gletser

atau geyser merupakan es padat yang telah mencair. Gletser atau geyser ini

apabilah telah mengalir akan menimbulkan dorongan yang begitu kuat.

Hal ini karena perubahan dari awalnya yang padat dan kemudian mencair,

maka akan terlihat masih kental. Geyser ini dapat menimbulkan dorongan yang

sangat besar yang mana pada akhirnya bisa mengakibatkan erosi, terutama pada
benda- benda yang telah dilewati oleh gletser atau geryser tersebut. Namun erosi

seperti ini hanya terjadi di daerah-daerah yang memang mempunyai stok salju

atau es yang banyak.

Gambar 7. Erosi Gletser; Sumber http://ilmugeografi.com/bencanaalam/


erosigletser.

F. Akibat yang Ditimbulkan Erosi

a. Dampak Negatif

Salah satu dampak yang utama dari erosi adalah terjadinya penipisan lapisan

permukaan tanah yang ada di bagian atas, sehingga menyebabkan penurunan

kemampuan lahan atau degradasi lahan. Akibat lainnya adalah menurunnya

kemampuan tanah dalam peresapan air atau infiltrasi. Penurunan kemampuan

lahan dalam meresap air akan menyebabkan peningkatkan limpasan air

permukaan dan kemudian menyebabkan banjir di sungai-sungai serta

berkurangnya cadangan air tanah. Selain itu, butiran-butiran tanah yang terangkut

aliran permukaan akhirnya akan mengendap di sungai (sedimentasi) dan

selanjutnya akan terjadi pendangkalan sungai akibat tingginya sedimentasi. Erosi

berkaitan dengan beberapa faktor, mulai dari faktor iklim, termasuk besar dan

intensitas hujan, musim, rentang suhu, kecepatan angin, frekuensi badai. Selain
itu, faktor geologi juga berpengaruh seperti tipe bebatuan, tipe sedimen,

permeabilitas, porositas, dan kemiringan lahan. Sedangkan untuk faktor biologis,

yaitu dipengaruhi oleh makhluk hidup yang tinggal dalam lahan tersebut, tutupan

vegetasi lahan, serta tata guna lahan yang dilakukan manusia. Erosi juga

menyebabkan pendangkalan pada waduk-waduk, sehingga menyebabkan

berkurangnya volume air yang ada di waduk tersebut. Dampak lainnya juga

terdapat pada pendangkalan saluran-saluran serta pintu-pintu air yang ada di

irigasi Kondisi ini dapat menyebabkan aliran debit air yang ada di saluran maupun

pintu air menjadi berkurang. Sehingga diperlukan proses pengerukan untuk

mengatasi sedimentasi dan tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Begitu pula dengan masyarakat yang memanfaatkan irigasi untuk lahan pertanian,

kondisi ini juga akan merugikan dikarenakan berkurang aliran debit air pada

saluran air.

b. Dampak positif

1. Selain memiliki dampak negatif, erosi juga memiliki dampak positif,

antara lain: menambah kesuburan tanah yang ada di daerah endapan.

Tanah yang terkikis di bagian hulu sungai biasanya adalah tanah yang

subur dan banyak mengandung unsur-unsur hara seperti N, P, K serta

bahan-bahan organik. Unsur-unsur hara ini akan terbawa air ke daerah

endapan dan bisa menyebabkan tanah menjadi subur.

2. Pada dataran alluvial yang berada di suara sungai serta memiliki stadium

lanjut, bisa dijadikan sebagai area pemukiman. Misalnya, wilayah Tanjung

Bunga yang berada di muara sungai Jeneberang merupakan daerah hasil


sedimentasi proses erosi yang saat ini dijadikan daerah pemukiman

penduduk

3. Timbulnya kesadaran dan inisiatif, baik pemerintah ataupun masyarakat

dalam melakukan konservasi pada lahan-lahan kritis melalui proses

penghijauan.

G. Metode USLE (Universal Soil Loss Equation)

USLE adalah suatu persamaan untuk memperkirakan kehilangan tanah yang

telah dikembangkan oleh Smith dan Wichmeier tahun 1978 dimana pengukuran

atau pengamatan dilakukan pada faktor-faktor yang mempengaruhi erosi,

kemudian erosi dihitung dari faktor-faktor panjang lereng, kemiringan lereng,

penutup permukaan tanah, pengelolaan tanah, tipe tanah, curah hujan

(Hardiyatmo, 2006, hal 399). Persamaan USLE adalah sebagai berikut:

Gambar 8. Skema persamaan USLE (Arsyad, 1989)

Metode Universal Soil Loss Equation (USLE) merupakan model empiris

yang dikembangkan di Pusat Data Aliran Permukaan dan Erosi Nasional, Dinas

Penelitian Pertanian, Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) bekerja


sama dengan Universitas Purdue pada tahun 1954 (Kurnia, 1997). Secara

deskriptif model tersebut diformulasikan sebagai berikut (Suripin, 2004) :

A = R ×K ×LS ×C×P…………………………………..………………………..(1)

Dimana :

A = Laju erosi aktual rata-rata tahunan (ton/ha/tahun)

R = Indeks daya erosi curah hujan (erosivitas hujan) 12

K = Indeks kepekaan tanah terhadap erosi (erodibilitas tanah)

LS = Faktor panjang (L) dan curamnya (S) lereng

C = Faktor tanaman (vegetasi)

P = Faktor usaha-usaha pencegahan erosi

1. Erosivitas Hujan

Persamaan USLE menetapkan bahwa nilai R yang merupakan daya perusak

hujan (erosivitas hujan) tahunan dapat dihitung dari data curah hujan yang didapat

dari stasiun curah hujan otomatik (ARR) atau dari data penangkar curah hujan

biasa. Erosivitas hujan merupakan perkalian antara energi hujan total (E) dan

intensitas hujan maksimum 30 menit (I30). Kedua faktor tersebut, E dan I30

selanjutnya dapat ditulis sebagai EI30. Bols( 1978, dalam I Wayang Sutapa,

2010), menghitung EI30 dengan menggunakan data hujan harian, hari hujan dan

hujan bulanan yang terbatas pada daerah pulau Jawa dan Madura (daerah tropis).

Apabila menggunakan data hujan bulanan persamaan tersebut ditulis dengan:

R = 2,21 . 𝑃1,36 ................................................................................................... (2)


Dimana :

R : Indeks erosivitas

P : Curah Hujan Bulanan (cm)

Cara menentukan besarnya indeks erosivitas hujan yang terakhir ini lebih

sederhana karena hanya memanfaatkan data curah hujan bulanan.

Faktor Erosivitas Hujan (R), didefinisikan sebagai jumlah satuan indeks

erosi hujan dalam setahun. Nilai R merupakan daya rusak hujan, dapat ditentukan

dengan persamaan yang dilaporkan oleh pada penelitian Bols pada tahun 1978

untuk menentukan besarnya erosivitas hujan berdasarkan penelitian di Pulau Jawa

dan Madura (Suripin, 2004), didapatkan persamaan sebagai berikut:

EI30= 6,12 (Rain)1,21 × (Days)-0,47 × (Max)0,53 ................................................... (3)

Dimana :

E130 = indeks erosi hujan

Rain = curah hujan tahunan (cm)

Days = jumlah hari hujan rata-rata pertahun (hari)

MaxP = jumlah hujan maxsimal rata-rata dalam 24 jam

2. Erodibilitas Tanah

Menurut Suripin (2002) faktor erodibilitas tanah (K) menunjukkan kepekaan

partikel tanah terhadap pengelupasan dan transportasi partikel-partikel tanah tersebut

oleh adanya energi kinetik air hujan. Besarnya kepekaan tanah tergantung pada

topografi, kemiringan lereng dan besarnya gangguan oleh manusia. Besarnya erodibilitas

atau kepekaan tanah juga ditentukan oleh karakteristik tanah seperti tekstur tanah,

stabilitas agregat tanah, kapasitas infiltrasi, dan kandungan organik dan kimia tanah.
Karakteristik tanah tersebut bersifat dinamis, selalu berubah, oleh karenanya,

karakteristik tanah dapat berubah seiring dengan perubahan waktu dan tataguna lahan.

Perubahan erodibilitas tanah yang signifikan berlangsung ketika terjadi hujan karena

pada waktu tersebut partikel-partikel tanah mengalami perubahan orientasi dan

karakteristik bahan kimia dan fisika tanah. Nilai. Erodibilitas tanah dapat dihitung dengan

rumus:

100 K = 1,292(2,1.M1.14(10-4)(12-a)+3,25 (b-2)(c-3) ....................................................... (4)

Dimana:

K = nilai erodibilitas tanah

M = ukuran partikel (% debu + % pasir sangat halus) × (100-%liat)

a = kandungan bahan organic (%)

b = kelas struktur tanah

c = kelas permeabilitas tanah (cm/jam)

Tabel 2. Struktur tanah

No Tipe Struktur Tanah (diameter) Kode


1 Granular sangat halus (< 1 mm) 1
2 Granular halus ( 1 – 2 mm) 2
3 Granular sedang dan halus (2 – 10 mm) 3
4 Berbentuk gumpal, lempepng, pejal 4
Sumber : Suripiin, 2004
Table 3. Klasifikasi Butir-Butir Primer Tanah

No Fraksi tanah Diameter (mm)


1 Krikil >2
2 Pasir kasar 2,0 – 0,2
3 Pasir halus 0,2 – 0,02
4 Debu 0,002 – 0,02
5 Liat < 0,002
Sumber : Arsyad 2010

Tabel 4. Permeabilitas Tanah

No Kelas Permeabiltas Tanah Kode


1 Sangat Lambat (< 0,5 cm/jam) 6
2 Lambat (0,5 – 2,0 cm/jam) 5
3 Lambat Sampai Sedang (2,0 – 6,3 cm/jam) 4
4 Sedang (6,3 – 12,7 cm/jam) 3
5 Sedang Sampai Cepat (12,7 – 25,4 cm/jam) 2
6 Cepat (> 25,4 cm/jam) 1
Sumber: Arsyad 2010

Sebagai keterangan untuk menghitung nilai K dengan nomograf, di atas

adalah tabel pelengkapnya yaitu tipe Struktur Tanah pada Tabel 2, Klasifikasi

Butir-Butir Primer Tanah pada Tabel 3, dan Permeabilitas Tanah pada Tabel 4.

Faktor erodibilitas tanah menggunakan prakiraan besarnya nilai K untuk

jenis tanah di DTA (Lembaga Ekologi : 1979) dapat dilihat pada tabel 5 dibawah

ini :
Tabel 5. Faktor Erodibilitas Tanah (K)

NO Jenis klasifikasi tanah K


1 Latosol 0.31
2 Regosol 0.12
3 Lithosol 0.16

4 Grumosol 0.21
5 Hydromoof abu – abu 0.20
Sumber : Hidrologi dan Pengelolaan DAS, 2014

Untuk beberapa jenis tanah di Indonesia, yang dikeluarkan oleh dinas

RLKT, Departemen Kehutanan, Nilai K dapat diperoleh sesuai dengan table 6

berikut :

Table 6. Jenis tanah dan nilai faktor erodibilitas tanah (K)

No Jenis Tanah Nilai K


1 Latosol cokelat kekuningan 0,43
2 Latosol kuning kemerahan dan litosol 0,36
3 Komplek mediteran dan litosol 0,46
4 Latosol kuning kemerahan 0,56
5 Grumusol 0,20
6 Alluvial 0,47
7 Regosol 0,40
8 Latosol 0,31
Sumber : Kironoto, 2003

3. Panjang Lereng (L) dan Kemiringan Lereng (S)

Nilai faktor LS didapatkan berdasarkan peta kelerengan serta pengamatan

langsung di lapangan terhadap panjang dan kecuraman lereng, dan selanjutnya

ditentukan menggunakan nomograph LS.


Faktor panjang lereng diperoleh dengan mengunakan persamaan yang

diperkenalkan oleh Eyles (1968) yaitu:

L = (Lo/22)0,5 ……….…………………………………………………………..(5)

Keterangan:

L = faktor panjang lereng

Lo = panjang lereng (m),

Sedangkan untuk menghitung faktor kemiringan lereng digunakan

persamaan yang dikemukakan oleh Eppink (1979) yaitu:

S = (s/9)1,4 ............................................................................................................. 6)

Keterangan:

S = Faktor kemiringan lereng

s = Kemiringan lereng dalam persen.

Faktor panjang lereng yaitu nisbah antara besarnya erosi dari suatu tanah

dengan lereng tertentu terhadap erosi tanah dengan panjang lereng 22,1 m di

bawah keadaan yang terjadi dari suatu tanah dengan kecuraman lereng tertentu,

terhadap besarnya erosi dari tanah dengan kemeringan 9% di bawah keadaan yang

indentik (Arsyad, 2010). Faktor panjang dan kemiringan dihitung menurut rumus

(Wischmeier dan Smith 1978) untuk kemiringan kurang dari 12 persen:


𝑋
LS = (22)0.50(0,0138 + 0,00965 S + 0,00138 S 2 ) ................................................ (7)

Untuk lahan dengan kemiringan di atas 12 persen menggunakan rumus

menurut Eppink (1985) sebagai beriku:


𝑋 𝑆
LS = (22)0,35(9)1,35 .............................................................................................(8)

Keterangan : X = panjang lereng (m) dan S = kecurangan lereng (%)


Tabel 7. Penilaian Kelas Lereng dan Faktor LS

Kemiringan
Kelas Lereng Klasifikasi Nilai LS
Lereng %
I Datar 0-8 0,40
II Landai 8-15 1,40
III Sedikit curam 15-24 3,10
IV Curam 25-40 6,80
V Sangat curam >40 9,50
Sumber : Asdak, 2010

4. Faktor Tutupan Lahan (C) dan Konservasi Tanah (P)

Faktor C ditunjukan sebagai angka perbandingan yang berhubungan dengan

tanah hilang tahunan pada areal yang bervegetasi dengan areal yang sama, jika

suatu areal kosong dan ditanami secara teratur, maka niilai faktor C berkisar

antara 0,001 pada hutan tak terganggu hingga 1,0 pada tanah kosong yang tidak

ditanami. penentuan Indeks tutupan lahan ini ditentukan dari peta tutupan lahan

(landcover) dan keterangan tutupan lahan pada peta sebagai satuan lahan ataupun

data yang langsung diperoleh dari lapangan. Untuk mendapatkan nilai C dapat

diperoleh berdasarkan percobaan di lapangan pada petak-petak standar. Nilai

faktor C dipengaruhi oleh banyak parameter diantaranya adalah parameter alami

misalnya iklim dan fase pertumbuhan tanaman, sedangkan parameter pengelolaan

tanah menurut kontur, atau penanaman dalam stripping atau teras. Nilai faktor C

dapat dilihat pada table 8.


Tabel 8. Nilai Faktor Vegetasi Penutup Tanah dan Pengelolaan Tanaman (C)

No. Macam Penggunaan Nilai Faktor


1 Tanah Terbuka/Tanpa Tanaman 1,0
2 Sawah 0,01
3 Tengalan 0,7
4 Ubi kayu 0,8
5 Jangung 0,7
6 Kedelai 0,399
7 Kentang 0,4
8 Kacang Tanah 0,4
9 Padi 0,561
10 Tebu 0,2
11 Pisang 0,6
12 Akar Wangi (sereh wangi) 0,4
13 Rumput Bede (tahun pertama) 0,287
14 Rumput Bede (tahun kedua) 0,002
15 Kopi dengan penutup tanah buruk 0,2
16 Talas 0,85
17 Kebun campuran : - Kerapatan tinggi 0,1
- Kerapatan sedang 0,2
- Kerapatan rendah 0,5
18 Perladangan 0,4
19 Hutam alam : - Serasah banyak 0,001
- Serasah kurang 0,005
20 Hutan produksi : - Tebang habis 0,5
- Tebang pilih 0,2

21 Semak belukar / padang rumput 0,3


No. Macam Penggunaan Nilai Faktor

22 Ubi kayu + Kedelai 0,181


23 Ubi kayu + Kacang tanah 0,195

24 Padi – sorghum 0,345


25 Padi – kedelai 0,417

26 Kacang tanah + Gude (tanaman polongan) 0,495


27 Kacang tanah + Kacang tunggak 0,571

28 Kacang tanah + Mulsa jerami 4 ton/ha 0,049


29 Padi + Mulsa jerami 4 ton/ha 0,096

30 Kacang tanah + Mulsa jangung 4 ton/ha 0,128


31 Kacang tanah + Mulsa kacang tungguk 0,259

32 Kacang tanah + Mulsa jerami 2 ton/ha 0,377


33 Pola tanam tumpang gilir + Mulsa jerami 0,079

34 Pola tanam berurutan + Mulsa sisa tanaman 0,357


35 Alang-alang murni subur 0,001
Sumber : (Hardjoamidjojo, 2013)

Faktor konservasi tanah (P) merupakan tindakan pengawetan yang meliputi

usaha-usaha untuk mengurangi erosi tanah yaitu secara mekanis maupun biologis

atau vegetasi. Dengan catatan faktor-faktor penyebab erosi yang lain diasumsikan

tidak berubah. Nilai faktor P untuk tindakan khusus konservasi disajikan pada

Tabel 8 dan 9.

Tabel 9. Nilai Faktor P Sesuai Tindakan Khusus Konservasi

No. Tindakan Khusus Konservasi tanah Nilai P


1 Teras bangku
Konteruksi baik 0,04
Kontruksi sedang 0,15
Kontruksi kurang baik 0,35
Teras tradisional baik 0,40
2 Strip tanaman rumput (padang rumput) 0,40
3 Pengolahan tanah dan penanaman menurut garis kontur
Kemiringan 0 - 8% 0,50
Kemiringan 9 – 20% 0,75
Kemiringan > 20% 0,90
4 Tampa tindakan konservasi 1,00
Sumber : (Hardjoamidjojo, 2013)

Faktor P lebih mudah digunakan bila digabungkan dengan faktor C, karena

dalam kenyataannya kedua faktor tersebut berkaitan erat. Beberapa nilai faktor CP

dapat ditentukan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk tingkat

pengelolaan pertanian non irigasi dan pengelolaan perkebunan nilai P adalah rasio

perbandingan antara tanah tererosi rata-rata dari lahan yang mendapat perlakuan

konservasi tertentu terhadap tanah tererosi rata-rata dari lahan yang diolah tanpa

tindakan konservasi, dapat dilihat pada Tabel .9 dan Tabel .10.

Tabel 10. Tingkat Pengelolaan dan Faktor Pengelolaan Pertanian


Faktor P
Tingkat
Kemiringan Kemiringan Kemiringan Kemiringan
pengelolaan
0 – 2% 2 – 15% 15 – 40% >40%
Sangat Rendah 0.620 0.600 0.790 0.880
Sedang 0.220 0.290 0.460 0.620
Tinggi 0.890 0.125 0.191 0.273
Optimal 0.023 0.039 0.060 0.087
Sumber : (Sutapa, 2010)
Tabel 11. Tingkat Pengelolaan dan Faktor Pengelolaan Perkebunan

Faktor P

Tingkat Kemiringan Kemiringan Kemiringan Kemiringan


Pengelolaan
0 – 2% 2 – 15% 15 – 40% >40%
Sangat Rendah 0.500 0.565 0.635 0.712
Sedang 0.104 0.146 0.192 0.260
Tinggi 0.010 0.023 0.044 0.075
Optimal 0.003 0.004 0.005 0.007
Sumber: Sutapa, 2010

Nilai P ditentukan berdasarkan tabel indeks konservasi tanah yang

dilakukan. Indeks penutupan lahan (C) dan indeks pengolahan lahan atau tindakan

konservasi tanah (P) dapat digabung menjadi faktor CP. Pengelolaan tanaman

yang baik akan menyebabkan tanah lebih mudah menahan air dari pada

mengalirkannya secara langsung. Pengelolaan tanaman ini juga berfungsi untuk

mengurangi daya butir hujan dalam merusak tanah di bawahnya (Sutapa, 2010).

Faktor penggunaan lahan dan pengelolaan lahan sering dinyatakan sebagai

satu kesatuan parameter, yaitu faktor CP. Secara umum faktor CP dipengaruhi

oleh jenis tanaman (tata guna lahan) dan tindakan pengelolaan lahan (teknik

konservasi) yang dilakukan, seperti misalnya penanaman mengikuti kontur, strip

cropping, dan pembuatan teras. Jika pengelolaan lahan (tindakan konservasi) tidak

dilakukan maka nilai P adalah 1, sedangkan bila usaha pengelolaan lahan

dilakukan maka nilai P menjadi kurang dari 1. Berikut ini adalah nilai faktor CP

untuk beberapa penggunaan lahan dapat dilihat pada Tabel 11, Tabel 12, dan

Tabel 13.
Tabel 12. Faktor CP untuk Padang Rumput

Faktor CP
Tingkat
Pengelolaan Kemiringan Kemiringan Kemiringan
0–2% 2 – 15 % 15 - 40 %
Dibiarkan 0,02 0,05 0,07
Diperbaiki 0,005 0,01 0,02
Sumber : (Sutapa, 2010)

Tabel 13. Faktor CP untuk Hutan

Laju Kemiringan Kemiringan Kemiringan


Tipe Hutan Pengambilan 0–2% 2 – 15 % 15 - 40 %
Alam Tinggi 0,0005 0,001 0,0015
Rendah 0,0002 0,0005 0,001
Produksi Tinggi 0,001 0,002 0,003
Rendah 0,001 0,001 0,002
Semak Rendah 0,001 0,0015 0,002
Sumber : (Sutapa, 2010)

Tabel 14. Perkiraan Nilai CP untuk Jenis Penggunaan Lahan

Konservasi Dan Pengelolaan Tanaman Nilai CP


Hutan :
a. Tak terganggu 0,1
b. Tampa tumbuhan bawah, dengan serasah 0,05
Semak / belukar
a. Tak terganggu 0.01
b. Sebagian berumput 0.1
Kebun
a. Kebun talun 0.02
Konservasi Dan Pengelolaan Tanaman Nilai CP
b. kebung pekarangan 0.2

Perkebunan
a. Penutupan tanah sempurnah 0.01

b. Penutupan tanah sebagian 0.07

Perumputan
a. Penutupan tanah semprna 0.01

b. Penutupan tanah sebagian, di tumbuhi alang – alang 0.02

c. Alang – alang 0.06

d. Serai wangi 0.65

Tanaman Pertanian :
a. Umbi – umbian 0.51

b. Biji – bijian 0.51

c. Kacang –kacangan 0.36

d. Campuran 0.43

e. Padi irigasi 0.02

Perladangan :
a. 1 tahun, 1tahuan bera 0.28

b. 1tahuan, 2 tahun bera 0.19

Pertanian dengan konservasi :


a. Mulsa 0.14

b. Teras bangku 0.03

c. Contour cropping 0.14


Sumber : (Sutapa, 2010)

H. Tingkat Bahaya Erosi (TBE)

Tingkat bahaya erosi (TBE) adalah perkiraan jumlah tanah yang hilang

maksimum yang akan terjadi pada suatu lahan, bila pengelolahan tanah tidak
mengalami perubahan. Analisis TBE secara kuantitatif dapat menggunakan

formula yang dirumuskan oleh Wischmeier dan Smith (1978) berupa rumus

Universal Soil Loss Equation (USLE). Perhitungan TBE dengan rumus USLE

sebelumnya lebih banyak digunakan untuk skala plot, namun saat ini telah juga

digunakan untuk luasan lahan yang lebih besar. Erosi tidak bisa dihilangkan sama

sekali atau tingkat erosinya nol, khususnya untuk lahan-lahan pertanian. Tindakan

yang dilakukan adalah dengan mengusahakan supaya erosi yang terjadi masih

dibawah ambang batas yang maksimum (soil loss tolerance), yaitu besarnya erosi

yang tidak melebihi laju pembentukan tanah (Suripin, 2004). Untuk memberikan

gambaran tentang potensi erosi yang hasilkan, United States Department of

Agriculture (USDA) telah menetapkan klasifikasi bahaya erosi berdasarkan laju

erosi yang dihasilkan dalam ton/ha/tahun seperti diperlihatkan pada Tabel 9

(Kiranoto, 2000). Klasifikasi bahaya erosi ini dapat memberikan gambaran,

apakah tingkat erosi yang terjadi pada suatu lahan ataupun DAS sudah termasuk

dalam tingkatan yang membahayakan atau tidak, sehingga dapat dijadikan

pedoman didalam pengelolaan DAS (Kiranoto, 2000).

Tabel 15. Klasifikasi Bahaya Erosi

Kelas Bahaya
Laju Erosi,𝐸𝑎 (ton/ha/tahun) Keterangan
Erosi
I <15 Sangat Ringan
II 15–60 Ringan
III 60–180 Sedang
IV 180–480 Berat
V >480 Sangat Berat
Sumber : (Kiranoto 2000)
I. Matriks Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian terdahulu dengan penelitian ini yang hasilnya kami

gunakan sebagai referensi. Beberapa penelitian terdahulu tersebut dituliskan

dalam bentuk tabrl matriks penelitian terdahulu berikut ini


Tebel 16. Matriks Penelitian Terdahulu

No Penulis Tahun Judul/ Topik Metode Hasil


1. Aprillya 2013 Perbandingan Perhitungan Hasil dari
Nugraheni1), hasil prediksi perbandingan analisa
Sobriyah2), laju erosi laju erosi kehilangan
Susilowati3) dengan dengan metode tanah dengan
metode Usle, usle, musle, menggunakan
Musle, Rusle rusle metode USLE
metode Usle, adalah
Musle, Rusle 3.227.963,73
di DAS ton/th, metode
kedung MUSLE
4.391.623,44
ton/th dan
RUSLE
6.909.830,72
ton/th. Laju
erosi
menggunakan
metode Usle
sebesar 76,68
ton/ta/th,
metode Musle
sebesar 104,32
ton/ha/th dan
metode Rusle
sebesar 164,14
ton/ha/th dengan
perbandingan
laju erosi ketiga
metode sebesar
1:1,36 : 2,14 dan
rasio
perbandingan
dengan
penelitian
sebelumnya
sebesar
1:0,94:0,96
2. Andi Aghir A. 2016 Prediksi laju Prediksi laju Hasil penelitian
Lanyala1), erosi pada erosi tanah menunjukan
Uswah penggunaan menggunakan bahwa indeks
Hasanah2), lahan berbeda persamaan bahaya erosi
Ramlan3) di daerah USLE yang terjadi

37
38

aliran sungai pada lahan DAS


(DAS) Kawatuna
kawatuna tergolong pada
propinsi tingkat rendah
Sulawesi sampai sedang.
selatan Erosi rendah
terjadi pada
lahan sawah dan
hutan, untuk
erosi tingkat
sedang terjadi
pada lahan
kebun
campuran, lahan
semak ,belukar
dan ladang.
3. Elis 2016 Deskripsi Metode Hasil penelitian
Ajiansyah1 , kerusakan penelitian menunjukan
Surdin2 bantaran yang bahwa faktor-
sempadan digunakan faktor yang
sungai abaito adalah metode memicu dan
sub das roraya kualitatif mempercepat
didesa terjadinya
ahuangguluri kerusakan di
kecamatan wilayah
baito bantaran
kabupaten sempadan Sub
konawe DAS Abaito
selatan yaitu
penebangan
pohon secara
liar, aktivitas
penambangan
batu oleh
masyarakat desa
Ahuangguluri
dan bencana
banjir pada
lahan
persawahan
petani desa
Ahuanggluri.
4. I Gusti Ayu 2012 Prediksi Erosi Metode yang Erosi yang
Surya Utami dan digunakan terjadi pada
Dewi Ni Perencanaan dalam DAS saba
Made Konservasi penelitian ini tergolong sangat
39

Trigunasih Tanah dan Air adalah metode ringan sampai


Tatiek pada Daerah survei/ berat .
Kusmawati Aliran Sungai observasi di perencanaan
Saba lapangan dan konservasi tanah
dilanjutkan dan air DAS
dengan Saba perlu
analisis tanah dilakukan pada
di unit lahan yang
laboratorium memiliki nilai
tanah fakultas erosi aktual (A)
pertanian yang melampaui
Universitas erosi yang
Udayana diperbolehkan
(EDP) yaitu
dengan
penanaman
tanaman
penutup tanah,
tanaman (tajuk
bertingkat)
40

No Penulis Tahun Judul/ Topik Metode Hasil


5. Rhoshandhayani 2019 Pengaruh Penelitian ini Analisis
Koesiyanto Luas Laju mengkaji dilakukan
Taslim1, Marga Penggunaan pengaruh luas dengan
Mandala1, Lahan penggunaan membandingkan
Indarto1 Terhadap lahan presentase luas
Laju Erosi: terhadap laju penggunaan
Studi Pada erosi dengan lahan, hutan,
Beberapa metode sawah,
DAS Di USLE perkebunan dan
Wilayah pemungkiman
Tapal Kuda terhadap nilai
Jawa Timur laju erosi
6. Silta Yulan 2018 Kajian Laju Penelitian ini Hasil penelitia
Nifen1, Afri Erosi di menggunakan menunjukkan
Triwanda2 Pengaruhi metode musle bahwa laju erosi
Tutupan untuk permukaan
Vegetasi memprediksi lahan yang
Menggunakan besaran laju terjadi di
Citra erosi yang Daerah Aliran
Landsat-8 terjadi pada Sungai Batang
Pada DAS DAS Batang Kurangi Bagian
Batang Kuranji Hilir diperoleh
Kuranji Bagian Hilir sebesar 927.502
Bagian Hilir ton/bulan atau
7,26 mm/tahun
41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 2 (dua) bulan yaitu mulai bulan September

2020 sampai dengan November 2020, melalui 2 tahap kegiatan yaitu kegiatan

lapangan dan kegiatan laboratorium. Tahapan kegiatan lapangan dilakukan di

Hulu Sungai Pappa tepatnya di Kelurahan Bontocinde, Kecamatan

Polongbangkeng Selatan, Kabupaten Takalar. Hasil kegiatan lapangan ini

selanjutnya dianalisis di Laboratorium Universitas Negeri Makassar (UNM).

Gambar 9. Peta Lokasi Penelitian


Gambar 10. Lokasi Penelitian

Gambar 11. Lokasi Penelitian

B. Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat digunakan dalam penelitian

42
43

Alat yang digunakan dalam penelitian antara lain kamera digital, Ring

Sample, Palu, Papan, parang, Bor tanah, meteran roll, pita meter, tali

rapiah, perangkat komputer, dan perlengkapan ATK.

2. Bahan digunakan dalam penelitian

Bahan yang dipakai dalam penelitian ini antara lain , Peta Jenis Tanah,

Peta Penggunaan Lahan, dan Data Curah Hujan, serta beberapa data

penunjang yang diperoleh dari instansi-instansi terkait.

3. Alat dan bahan yang digunakan di laboratorium

a. Alat yang digunakan meliputi:

1) Penetapan tekstur cara Hidrometer : neraca analitik ketelitian

dua desimal, mesin pengaduk khusus dengan piala logam, silinder

sedimentasi atau gelas ukur 500 ml, pengaduk khusus untuk

suspensi, alat hidrometer tanah tipe 152 H, Timer atau

stopwatch.

2) Penetapan C-Organik: neraca analitik ketelitian tiga desimal,

spektrofotometer, labu ukur 100 ml, dispenser 10 ml, pipet

volume 5ml

3) Penetapan Permeabilitas : barier, tray, karet ban, funnel, dan

flask.

b. Bahan yang digunakan meliputi:


44

1) Penetapan tekstur cara Hidrometer : sample tanah yang didapat

dari hasil penelitian lapangan dan larutan pendispersi natrium

pirofosfat 4% sebagai pereaksi.

2) Penetapan C-Organik : sample tanah yang didapat dari hasil

penelitian lapangan, dan pereaksi berupa asam sulfat pekat,

kalium dikromat 1 N, dan larutan standar 5.000 ppm C.

3) Penetapan Permeabilitas : sample tanah yang didapat dari hasil

penelitian lapangan dan air.

C. Metode Penelitian

Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif eksploratif melalui

survai lapang untuk mengetahui nilai prediksi erosi pada masing-masing unit

lahan areal Sungai Pappa, dimana titik sampel ditentukan secara sengaja

(purposive sampling) berdasarkan distribusi dan kategori penggunaan lahan

yang diperoleh dari hasil intrepetasi.

D. Tata Laksana Penelitian

Dalam pelaksanaan ini meliputi beberapa tahapan/tingkatan :

1. Menentukan batas-batas daerah penelitian

2. Digitasi peta (peta penggunaan lahan, peta geologi)


45

3. Mengambil sampel tanah dengan metode transek sebagai pendugaan

awal jenis tanah di daerah penelitian yang kemudian digunakan untuk

menentukan pedon pewakil sebagai cara untuk memastikan jenis tanah

yang ada di daerah penelitian

4. Survey lapang dengan cara pengambilan sampel tanah (boring) pada

masing-masing SPL serta pengamatan lapang untuk mendapatkan

karakteristik lahan : kedalaman tanah, kemiringan lereng, dan vegetasi;

data sekunder yang dibutuhkan: data iklim.

5. Analisis laboratorium untuk menentukan tekstur tanah dengan metode

pemipetan, struktur tanah, kadar bahan organik dengan metode oksidasi

basah Walkey & Black, permeabilitas dengan metode permeameter.

7. Analisis data lapang untuk penghitungan prediksi erosi dan Tingkat Bahaya

Erosi (TBE) dengan menggunakan rumus USLE.

E. Variabel Pengamatan

Data yang dibutuhkan meliputi :

1. Data curah hujan bulanan selama 10 tahun

2. Bahan organik

3. Struktur tanah

4. Permeabilitas tanah
46

5. Kemiringan lereng

6. Tutupan lahan

7. Tindakan konservasi yang dilakukan

F. Cara Analisis

Data analisis prediksi erosi dan tingkat bahaya erosi akan dilakukan

dengan menggunakan rumus Universal Soil Loss Equation (USLE) yang

mempertimbangkan faktor-faktor: hujan, panjang dan kemiringan lereng,

tanah serta penutupan lahan berikut tindakan konservasinya. Persamaan

rumus USLE yang akan digunakan adalah sebagai berikut :

A = R.K.LS.C.P

Dimana : A adalah besaran laju erosi dengan satuan (ton/ha/tahun)

Nilai R yang merupakan daya rusak hujan, dapat ditentukan dengan

persamaan yang dilaporkan oleh pada penelitian Bols pada tahun 1978 untuk

menentukan besarnya erosivitas hujan berdasarkan penelitian di Pulau Jawa

dan Madura (Suripin, 2004), didapatkan persamaan sebagai berikut:

EI30 = 6,12 (Rain)1,21 × (Days)-0,47 × (Max)0,53 ..................................................................................... (3)

Dimana :

E130 = indeks erosi hujan


47

Rain = curah hujan tahunan (cm)

Days = jumlah hari hujan rata-rata pertahun (hari)

MaxP = jumlah hujan maxsimal rata-rata dalam 24 jam

K adalah faktor erodibilitas tanah yang besarnya tergantung pada jenis tanah

Besar nilai K diperoleh dari rumus (Wischmeier and Smith, 1978)

K x 100 = 1,292{2,1 M 1,14 (10-4) (12-a)+3,25 (b-2)+2,5(c-3)}

Dimana :

K = faktor erodibilitas tanah

M = Nilai M dapat juga diestimasi apabila yang diketahui hanya kelas

tekstur tanah

a = kandungan bahan organik (%C x 1,724)

b = kode struktur tanah

c = kode kelas permeabilitas penampang tanah

L = adalah faktor panjang lereng

Panjang (X) diukur melalui dari igir (punggung)/bagian atas samping bagian

bawa dari batas satuan lahan berdasarkan arah kemiringan lereng

(Istanto,2007)

Rumus penentuan panjang lereng :


48

S = Adalah faktor kemiringan lereng

C = Adalah faktor penutupan lahan, yang tergantung pada kerapatan

tanaman dan pemeliharaan tanaman

P = Adalah faktor pengelolaan lahan, yang tergantung pada aspek konservasi

tanah yang di lakukan.


49

G. Bagan Alur Penelitian

Mulai

Rumusan Masalah

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Data primer Data sekunder


1. S truktur tanah C urah hujan
2. K emiringan
lereng

Pengolahan data
(Metode USLE)

Hasil Dan Pembahasan

Laju Erosi Tingkat Bahaya Erosi

Kesimpulan

Selesai

Gambar 12. Bagan Alur Tahap Penelitian


50

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penggunaan lahan daerah sekitar Sungai Pappa tahun 2019

Tabel 17. Penggunaan Lahan

No Penggunaan lahan Luasan


1 Sawah 149,98 Ha
2 Pemukiman 24,44 Ha
3 Kebun Campuran 5, 26 Ha
Sumber: Hasil perhitungan

Dari sampel tanah yang di ambil pada Empat titik yaitu: Sawah,

Tegalan, Permukiman dan Tanah Kosong. yang di tentukan tempatnya di

Kelurahan Bontocinde Kecamatan Polongbangkeng Selatan. Diketahui kelas

tekstur tanah seperti pada tabel berikut :

Tabel 18. Hasil uji laboraterium tekstur tanah

Bahan Permeab
Tekstur (Pipet)
Tutupan organik ilitas
No.
lahan Kelas C
Pasir Debu Liat Cm/jam
Tekstur (%)
Sawah Liat
1 84,50 2,15 6,68 0, 98 1,9
Berpasir
2 Permukiman 99,07 0,29 0,72 Pasir
0,37 16,28
Kebun
3 98,56 0,83 0,60 Pasir 0,07 15,11
Campuran
Sumber: Hasil Uji Labolatorium Tanah dan Hidrolik UNM

Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi

karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan pasir (sand) diameter

mulai dari
51

0,2 - 2 mm, debu (silt) diameter mulai dari 0,002 - 0,2 mm, liat (clay)

diameter lebih kecil dari 0,002 mm. Partikel berukuran di atas 2 mm. Dapat

diketahui bahwa terdapat tiga jenis tanah yang ada pada unit lahan di sub

Pappa yaitu sawah jenis tanah liat berpasir, pemukian jenis tanah pasir dan

kebun campuran jenis pasir. Bahan organik tanah (soil organic matter)

merupakan bahan didalam atau permukaan tanah yang berasal dari sisa

tumbuhan, hewan, dan manusia baik yang telah

mengalami dekomposisi lanjut maupun yang sedang mengalami proses

dekomposisi (Bohn et al.,1979).

a. Menentukan nilai faktor erosivitas hujan (R)

Data curah hujan yang digunakan untuk menghitung faktor erosivitas

diperoleh dari data curah hujan sungai Pappa. Masukan data curah hujan

terdiri dari jumlah curah hujan bulanan selama 10 tahun dari tahun 2010

sampai tahun 2019. Untuk lebih mudah mengetahui peningkatan maupun

penurunan nilai erosivitas hujan dari tahun 2010 hingga 2019 di Hilir Pappa.

Faktor Erosivitas Hujan (R), didefinisikan sebagai jumlah satuan indeks

erosi hujan dalam setahun. Nilai R yang merupakan daya rusak hujan, dapat

ditentukan dengan persamaan yang dilaporkan oleh pada penelitian Bols pada

tahun 1978 untuk menentukan besarnya erosivitas hujan berdasarkan

penelitian di Pulau Jawa dan Madura (Suripin, 2004), didapatkan persamaan

sebagai berikut :

EI30= 6,12 (Rain)1,21 × (Days)-0,47 × (Max)0,53 ...................................................... (3)

Dimana : E130 = indeks erosi hujan


52

Rain = curah hujan tahunan (cm)

Days = jumlah hari hujan rata-rata pertahun (hari)

MaxP = jumlah hujan maksimal rata-rata dalam 24 jam

1. Stasiun Takalar

Tabel 19: Nilai R Pada Stasiun Takalar

MAXP
Tahun RAIN cm DAYS cm R EI30
cm
2010 294.3 12.4 9.7 6068.32
2011 220.4 9 21 7487.20
2012 207.1 8.5 13 5532.13
2013 228 9.5 11 5398.34
2014 167.1 8.5 11.7 4035.20
2015 243 8.1 12 6581.32
2016 156 9 9.2 3182.33
2017 264.2 10.4 11.6 6359.85
2018 230.1 9.2 10.6 5433.78
2019 405.2 17.8 7.1 6390.00
Sumber : Hasil perhitungan

2. Stasiun Malolo

Tabel 20. Nilai R Pada Stasiun Malolo

MAXP
Tahun RAIN cm DAYS cm R EI30
cm
2010 145.6 18.7 11.6 2347.33
2011 163 6.5 10.4 4173.08
2012 313.3 13.2 11.5 6956.06
2013 278.5 14 11.2 5786.22
2014 211.4 13 9.6 3955.29
2015 286.5 11 15.6 7994.18
2016 273.6 16.6 9.5 4790.76
2017 267.7 16 10.1 4904.11
2018 281 14.6 15.6 6835.91
2019 136.4 8 11 3143.13
Sumber : Hasil perhitungan
53

3. Stasiun Pamukkulu

Tabel 21. Nilai R Pada Stasiun Pamukkulu

Tahun RAIN cm DAYS cm MAXP cm R EI30


2010 145.6 18.7 11.6 2347.33
2011 206.6 12.6 8.2 3590.92
2012 199.1 13.1 8 3327.73
2013 339.4 10.4 20.6 11675.00
2014 203.7 8.3 9.4 4617.66
2015 300 8.7 15.7 9469.37
2016 295.3 11.6 13.3 7432.18
2017 322.2 9.3 12.6 8904.16
2018 298.3 7.8 12.5 8773.23
2019 306 15.8 9.1 5487.79
Sumber : Hasil perhitungan

4. Rata-Rata Erosivitas Hujan (R)

Rata-Rata Nilai erosivitas hujan atau R yang diperoleh pada 3 stasiun,

kemudian di rata-ratakan dan diperoleh hasil pada tabel 21.

Tabel 22. Nilai Rata-Rata Hujan

Stasiun
Tahun R Rata-rata
Takalar Malolo Pamukkulu
2010 6068.32 2347.33 2347.33 3587.66
2011 7487.20 4173.08 3590.92 5083.74
2012 5532.13 6956.06 3327.73 5271.97
2013 5398.34 5786.22 11675.00 7619.85
2014 4035.20 3955.29 4617.66 4202.72
2015 6581.32 7994.18 9469.37 8014.95
2016 3182.33 4790.76 7432.18 5135.09
2017 6359.85 4904.11 8904.16 6722.71
2018 5433.78 6835.91 8773.23 7014.31
2019 6390.00 3143.13 5487.79 5006.97
Jumlah rata-rata 5765,998
Sumber : Hasil perhitungan
54

Pada nilai erosivitas terendah di hilir Sungai Pappa yaitu sebesar

3587.66 cm/thn pada tahun 2010, lalu pada tahun berikutnya meningkat

signifikan sekaligus menjadi nilai erosivitas tertinggi selama 10 tahun yaitu

sebesar 8014.95cm/thn pada tahun 2015.

b. Menentukan Nilai Erodibilitas Tanah (K)

Terdapat 3 jenis tanah yang terdapat pada Sungai Pappa yaitu sawah

jenis tanah liat dengan nilai erodibilitas 0,10, pemukiman jenis tanah lempung

liat berdebu dengan nilai erodibilitas 0,11, dan kebun campuran jenis tanah

lempung liat berpasir 0,11.

Nilai erodibilitas tanah (K) di peroleng dengan rumus :

K x 100 = 1,292{2,1 M 1,14 (10-4) (12-a)+3,25 (b-2)+2,5(c-3)}

Dimana :

M = (84,50% + 2,15%)x(100% - 6,68)

a = (0,98 x 1,724)

b=2

c=5

Sehigga erodibilitas tanah sebagai berikut :

K = 1,292 × {2,1 × M1,14 × (10)-4 × (12-2) + 3,25 (b-2) + 2,5 (c-3)} × 100

= 1,292 × { 2,1 × (84,50%+2,15%) × (100%-6.68)1,14 × 10-4 × (12-(1,724 ×

0.98) + 3,25 × (2-2) + 2,5 × (5-3)} × 100

= 0,33
55

Tabel 23. Penilaian Faktor Erodibilitas (K)

Nilai M Kelas
Persentase Kode
permeabil
Tempat bahan struktur K
Pasir Debu Liat itas profil
organik tanah
tanah
Sawah 84.50 2,15 6,68 0,98 2 5 0,33
Pemukiman 99,07 0,20 0,72 0,37 3 2 0,34
Kebun
98,56 0,83 0,60 0,07 3 2 0,32
campuran
Sumber: Hasil perhitungan

Gambar 13. Diagram erodibilitas tanah (K)

Hal tersebut terbukti pada lahan Pemukiman yang memiliki nilai

erodibilitas tertinggi senilai 0,34 juga memiliki struktur tanah yang (granuler

sedang sampai kasar). Pada lahan persawahan memiliki erodibilitas tanah

senilai 0,33 hal tersebut juga dipengaruhi struktur tanah (granuler halus).

Erodibilitas tanah terrendah yaitu pada lahan kebun campuran senilai 0,32

memiliki struktur tanah (granuler sedang sampai kasar).


56

c. Menentukan nilai faktor panjang dan kemiringan lereng

Daerah penelitian memiliki tingkat kemiringan yang variatif, pada

bagian utara sungai Pappa memiliki tingkat kemiringan 0-3%. Dengan

klasifikasi topografi yang datar, di daerah selatan memiliki tingkat kemiringan

3-8% dengan klasifikasi landai. Dan di bagian barat memiliki tingkat

kemiringan 8-15% . Berikut tabel penilaian faktor LS hilir Sungai Pappa

Tabel 24. Penilaian Faktor Hilir Sungai Pappa Kalurahan Bontocinde

Penggunaan Lahan Kemiringan Lereng Nilai LS


Sawah 0–8 0,4
Pemukiman 8-15 1,4
Kebun Campuran 15-24 3,1
Jumlah 4,9
Sumber : Hasil perhitungan

d. Menentukan nilai pengelolaan tanaman dan usaha pencegahan erosi (CP)

Nilai faktor CP ditentukan berdasarkan jenis penggunaan lahan dan

pengelolaan lahan pada setiap unit lahan di Sungai Pappa Kelurahan

Bontocinde. Dalam penelitian ini data yang digunakan untuk menentukan

nilai faktor penggunaan lahan dan pengelolaan lahan (CP) ialah peta tutupan

lahan tahun

2010 - 2019 di Sungai Pappa Kelurahan Bontocinde. Nilai faktor pengelolaan

tanah/tindakan konservasi (P) dalam penelitian ini yakni P = 1 (tempat

tindakan konservasi), nilai faktor CP untuk berbagai aspek pengelolaan lahan

di Sungai Pappa Kelurahan Bontocinde Kabupaten Takalar yang mengacu

pada nilai faktor vegetasi penutup lahan dan pengelolaan tanaman (CP) yang
57

terdapat dalam buku Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

(Asdak, 2010).

Tabel 25.. Nilai Faktor CP Untuk Aspek Pengelolaan Lahan

di Hilir Sungai Pappa Kelurahan Bontocinde.

No Tutupan Lahan Nilai CP


1 Pemukiman 1
2 Sawah 0.1
3 Kebun Campuran 0.5
Jumlah 1.6
Sumber : Hasil perhitungan

e. Laju Erosi dan Klasifikasi Tingkat Bahaya Erosi (TBE)

Pada setiap penggunaan lahan di areal Hilir Pappa berdasarkan hasil

analisis dapat diketahui bahwa laju erosi pada areal Hilir Pappa kurang lebih

583,8590 ton/ha/thn. Berikut adalah tabel kondisi lahan pada areal hilir

Sungai Pappa.

Nilai A (laju erosi) di peroleh dengan rumus :

Perhitungan laju erosi sawah

A = R × K × Ls × CP

Dimana :

R = 5765,998

K = 0,33

LS = 0.4

CP = 0,1

Sehingga laju erosi sebagai berikut :


58

= 5765,998 × 0,33 × 0,4 × 0,1

= 76.111 ton/ha/tahun

Tabel 26. Persentase laju Erosi

Penggunaan Laju erosi


R K LS CP
lahan (Ton/ha/tahun)
Sawah 5765,998 0,33 0,4 0,1 7,611
Pemukiman 5765,998 0,34 1,4 1 274,461
Kebun 5765,998 0,32 3,1 0,5 285,993
campuran
Jumlah 568,065
Sumber : Hasil perhitungan

350
285.993
300 274.461
(Ton/Ha/Tahun)

250
Laju Erosi

200
150
100
50 7.611
0
Sawah pemukiman kebun campuran
Series1 0.4 1.4 3.1
Series2 7.611 274.461 285.993
LS

Gambar 14. Diagram Laju Erosi

Berdasarkan nilai-nilai parameter yang digunakan untuk menghitung

laju erosi dengan persamaan USLE yang tertera pada tabel 26, dapat di

ketahui bahwa laju erosi sangat dipengaruhi oleh luas kemiringan ( LS ). Pada

gambar 14 terlihat pada lahan sawah yang memiliki nilai luas kemiringan

terendah 0,4 juga memiliki laju erosi terkecil 7,611 ton/ha/thn, lalu laju erosi
59

akan semakin tinggi searah dengan luas kemiringan yang semakin meningkat

hingga lahan dengan luas kemiringan tertinggi senilai 1,3 pada lahan kebun

campuran juga memiliki laju erosi yang paling besar yaitu 285,993ton/ha/thn.

Klasifikasi bahaya erosi dapat memberikan gambaran apakah erosi yang

terjadi pada suatu penggunaan lahan masuk dalam tingkatan yang

membahayakan atau tidak. Berdasarkan hasil perhitungan laju erosi pada tabel

26 dan mengacu pada tabel klasifikasi bahaya erosi pada tabel 15, maka

tingkat bahaya erosi pada tiga penggunaan lahan di areal hilir Sungai Pappa

dapat diklasifikasikan sebagai beikut :

Tabel 27. Tingkat bahaya erosi pada setiap penggunaan lahan

Laju Erosi
Penggunaan Lahan Klasifikasi TBE
(ton/ha/thn)
Sawah 7,611 Sangat ringan
Pemukiman 274,461 Berat
Kebun Campuran 285,993 Berat
Sumber : Hasil perhitungan

f. Persentase Tingkat Bahaya Erosi

Laju potensi erosi diperoleh dengan memperkalikan keempat parameter

USLE (R, K, LS dan CP) untuk masing-masing unit lahan. Khusus untuk

parameter CP dilakukan dengan menggunakan metode USLE. Analisis

dilakukan dengan memperhatikan parameter-parameter USLE pada setiap unit

lahan. Prediksi erosi rata-rata pertahun diperoleh dengan menjumlahkan

seluruh hasil laju erosi pada setiap unit lahan pada real Sungai Pappa.
60

Proses penentuan sebaran tingkat bahaya erosi (TBE) dengan melakukan

overlay setiap peta-peta yang dihasilkan dari faktor erosi kemudian informasi

dari faktor erosi dianalisa sesuai dengan USLE pada persamaan (1)

menghasilkan sebaran potensi erosi, selanjutnya melakukan homogenitas

potensi erosi di setiap unit lahan berdasarkan luasan areal sungai Pappa.

Setelah diperoleh potensi erosi berikutnya dilakukan klasifikasi tingkat

bahaya erosi (TBE) dipengaruhi sebaran solum tanah, dengan

mengelompokan erosi berdasarkan nilai dan sebaran erosi dibagi dalam empat

kelompok.

Tabel 28. Persentase luasan tingkat bahaya erosi DAS Pappa

Penggunaan Laju erosi Persentase


Klasifikasi Luasan (Ha)
lahan (ton/ha/thn) (%)
Sawah Sangat Ringan 149,98 7,611 83,48
Pemukiman Berat 24,44 274,461 13,60
Kebun Campuran Berat 5,26 285,993 2,92
Jumlah 179,68 568,065 100
Sumber : Hasil perhitungan

Setelah presentase luasan tingkat bahaya erosi pada tiga pengguna lahan

di daerah Hilir Pappa diketahui bahwa persentase terbesar yaitu 83,48%

terdapat pada tingkat bahaya erosi ringan yaitu pada penggunaan lahan sawah,

lalu penggunaan lahan pemukiman dengan tingkat bahaya erosi sedang

sebesar 13,60%. Tingkat bahaya erosi sangat berat memiliki Persentase yang

relatif lebih kecil yaitu pada lahan kebun campuran dengan persentase 2,92%

luasan tingkat bahaya erosi dapat di lihat pada gambar grafik berikut:
61

350

300

250

200

150

100

50

0
Sawah Pemukiman Kebun Campuran

Luasan (Ha) Laju erosi (ton/ha/thn) Persentase (%)

Gambar 15. Grafik Persentase Luasan Tingkat Bahaya Erosi

B. Pembahasan

Hubungan sifat fisik tanah dengan laju erosi di setiap penggunaan lahan

dari hasil analisis dapat diketahui bahwa luas tiga penggunaan lahan (sawah,

pemukiman, dan kebun campuran) sungai pappa seluas kurang lebih 179,68

ha, dengan tingkat laju erosi ±568,065 ton/ha/thn. Masing-masing unit lahan

memiliki karakteristik tersendiri yang dinyatakan dengan nilai atribut digital

yang dihasilkan dari proses overlay sehingga dapat kita ketahui bahwa tingkat

bahaya erosi pada lahan sawah seluas 149,98 ha (83,48%) dapat di

klasifikasikan sangat ringan dengan tingkat laju erosi ± 7,611 ton/ha/thn.

Pada lahan pemukiman seluas 24,44 ha (13,60%) dapat di klasifikasikan

sangat berat tingkat laju erosi ± 274,461 ton/ha/thn. Pada lahan kebun

campuran seluas 5,26 ha (2,92%) dapat di klasifikasikan sangat berat dengan

tingkat laju erosi ±285,993 ton/ha/thn.


62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini diperoleh beberapa kesimpulan yaitu :

1. Potensi erosi pada berbagai pengguna lahan di daerah aliran Sungai

Pappa pada lahan sawah memiliki tingkat potensi erosi sangat ringan

sebesar ±7,611 ton/ha/thn. Sedangkan pada lahan pemukiman memiliki

tingkat potensi erosi berat sebesar ±274,461 ton/ha/thn begitu pula pada

lahan kebun campuran yang memiliki tingkat potensi erosi yang berat

sebesar ±285,993 ton/ha/thn.

2. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa Sungai Pappa di Kecamatan

Polombangkeng Selatan Kabupaten Takalar kondisinya hampir kritis.

Hal ini dapat dilihat dari lahan sawah memiliki tingkat bahaya erosi

sangat ringan sedangkan untuk tingkat bahaya erosi berat terdapat pada

lahan pemukiman dan kebun campuran.

B. Saran

1. Perlu adanya beberapa tindakan untuk menangani permasalahan tersebut

karena tanpa penanganan yang serius maka tidak mustahil angka-angka

tersebut akan meningkat seiring dengan kebutuhan penduduk yang

semkin meningkat. Dengan demikian perlu adanya peran pemerintah

serta literatur kepada masyarakat tentang beberapa tindakan misalnya:

tindakan konservasi lahan, tidak merusak ekosistem hutan, melakukan


63

reboisasi, pembuatan terasering untuk masayarakat yang akan melakukan

aktifitas pertanian.

2. Dalam pasal 16 ayat 2 menunjukkan terdapat bangunan dalam sempadan

sungai maka bangunan tersebut dinyatakan dalam status qua dan secara

bertahap harus diterbitklan untuk mengembalikan fungsi sempadan

sungai.

3. Karena adanya perbedaan antara tabel P dengan keadaan di lapangan

sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk menghitung konstanta

P yang lebih akurat.


64

LAMPIRAN
65

STASIUN CH
TAKALAR
66

Tahun 2010
Tanggal
Ket

ar

ni

pt
r

u
ei

v
b

li

s
n

Ok
Ap

De
Ag

No
Ju
Fe
Ja

Ju
M
M

Se
Pencatatan
1 0 42 0 75 0 0 0 0 0 0 68 4
2 0 58 0 8 2 3 0 0 0 0 14 0
3 0 11 4 0 8 0 0 0 4 5 13 0
4 13 0 90 0 0 0 10 10 0 0 27 0
5 25 0 10 0 0 0 0 56 0 8 0 0
6 0 31 0 0 0 0 0 0 8 0 27 0
7 46 30 0 0 13 0 0 2 25 44 0 75
8 31 0 0 0 0 0 0 0 11 4 0 7
9 59 0 56 0 0 45 0 4 13 12 43 49
10 115 0 0 12 0 0 11 0 0 5 38 20
11 13 64 0 0 0 2 24 0 3 3 0 0
12 57 0 39 0 46 3 4 6 0 0 12 50
13 62 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0
14 19 0 0 0 7 0 17 0 0 0 0 0
15 89 0 0 0 25 0 0 0 19 0 0 0
Jumlah 529 236 199 95 101 53 66 80 83 81 242 205
16 11 0 0 0 0 19 0 0 5 0 0 7
17 35 0 0 0 0 2 1 0 0 0 0 19
18 60 0 0 27 0 0 0 0 8 0 20 26
19 19 0 0 50 2 0 0 0 0 0 0 18
20 16 0 0 20 0 1 0 0 0 0 0 8
21 0 0 0 62 0 0 0 0 0 0 7 0
22 0 11 0 0 45 0 0 2 10 12 0 19
23 0 0 12 0 50 0 0 11 9 3 0 0
24 4 0 0 0 3 74 0 0 0 3 54 34
25 26 0 0 0 0 21 4 0 12 7 24 15
26 0 9 0 19 0 12 10 3 5 11 4 48
27 3 0 0 0 8 9 117 0 22 44 5 64
28 14 0 0 50 25 0 0 0 0 0 0 54
29 10 0 34 4 0 0 0 0 0 0 0 33
30 0 0 0 0 3 0 0 0 0 24 0 10
31 90 0 9 0 5 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 288 20 55 232 141 138 132 16 71 104 114 355

Jumlah Perbulan 817 256 254 327 242 191 198 96 154 185 356 560
Jumlah Hari Hujan21 8 7 10 13 11 9 9 14 14 14 19
Hujan Max 115 64 90 75 50 74 117 56 25 44 68 75
Rata-rata 26 8 8 11 8 6 6 3 5 6 11 18
Sumber : Dinas Pengairan dan Sumber Daya Air. Kementrian PUPR Provinsi Sulawesi
Selatan
67

Tahun 2011
Tanggal
Ket

ar

ni

pt
r

u
ei

v
b

li

s
n

Ok
Ap

De
Ag

No
Ju
Fe
Ja

Ju
M
M

Se
Pencatatan
1 4 48 13 64 35 0 0 0 0 0 0 0
2 12 0 49 36 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 38 0 98 15 0 0 0 0 0 0 1
4 0 0 8 0 0 0 0 0 0 0 0 33
5 6 250 0 17 0 0 0 0 0 0 0 57
6 1 45 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5
7 0 55 14 0 0 0 0 0 0 5 50 17
8 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 0
9 14 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2
10 0 0 0 12 0 0 0 0 0 0 40 3
11 2 0 5 13 0 0 0 0 0 22 0 0
12 90 0 7 89 0 0 0 0 0 0 15 4
13 69 0 8 10 0 0 0 0 0 0 0 0
14 3 4 17 0 0 0 19 0 0 0 0 3
15 0 0 18 61 0 0 2 0 0 0 0 39
Jumlah 206 442 139 400 50 0 21 0 0 27 114 164
16 81 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0
17 38 68 0 0 0 0 0 0 0 0 12 69
18 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 43 0 2 1 0 0 0 0 0 0 1 0
20 52 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 0 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
22 2 0 0 17 0 0 0 0 0 0 17 0
23 5 0 19 8 0 0 0 0 0 0 0 0
24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 19 28
25 25 0 20 0 0 0 0 0 0 27 3 6
26 0 28 9 0 0 23 0 0 0 10 8 93
27 0 7 54 0 0 0 0 0 0 19 13 52
28 0 21 25 5 0 0 0 0 0 1 4 4
29 0 0 63 9 23 0 0 0 0 0 5 3
30 0 0 11 0 0 0 0 0 0 3 0 3
31 0 0 32 0 21 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 246 141 235 44 44 23 0 0 0 60 82 260

Jumlah Perbulan 115 64 90 75 50 74 117 56 25 44 68 75


Jumlah Hari Hujan17 13 17 15 3 1 2 0 0 7 14 19
Hujan Max 90 250 63 98 35 23 19 0 0 27 50 93
Rata-rata 15 19 12 14 3 1 1 0 0 3 6 14
Sumber : Dinas Pengairan dan Sumber Daya Air. Kementrian PUPR Provinsi Sulawesi
Selatan
68

Tahun 2012
Tanggal
Ket

ar

ni

pt
r

u
ei

v
b

li

s
n

Ok
Ap

De
Ag

No
Ju
Fe
Ja

Ju
M
M

Se
Pencatatan
1 51 32 3 3 0 0 0 0 0 0 4 9
2 23 4 88 0 6 0 0 0 0 0 11 0
3 5 155 0 0 0 0 0 0 0 0 4 12
4 38 23 50 0 0 0 0 0 0 0 0 46
5 0 7 27 0 79 0 0 0 0 0 0 20
6 3 0 0 0 14 0 5 0 0 0 0 0
7 73 10 11 0 0 0 24 0 0 0 0 0
8 46 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 11
9 110 0 21 0 42 0 0 0 0 0 0 4
10 100 37 17 0 2 0 0 0 0 0 0 17
11 35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 50 83
12 11 0 13 0 0 27 0 0 0 0 0 42
13 0 0 43 5 0 0 0 0 0 0 0 0
14 17 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 0 0 64 0 6 0 0 0 0 0 0 36
Jumlah 512 268 343 8 149 27 29 0 0 0 69 280
16 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 28 1
17 0 20 0 2 0 0 2 0 0 0 0 0
18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8 0 0
19 17 4 0 0 0 0 0 0 0 9 30 0
20 0 1 48 19 0 15 0 0 0 0 0 3
21 37 5 56 0 0 0 0 0 0 0 0 0
22 64 0 37 0 0 0 0 0 0 0 2 2
23 64 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
24 5 0 0 7 0 0 0 0 0 0 4 16
25 0 0 0 14 0 0 0 0 0 0 3 52
26 0 14 0 0 0 0 0 0 0 0 7 21
27 0 25 0 0 0 0 0 0 0 0 11 0
28 0 5 0 0 0 0 0 0 0 13 0 3
29 0 0 50 0 0 0 0 0 0 14 7 0
30 15 0 27 0 0 0 0 0 0 0 9 3
31 11 0 52 0 0 0 0 0 0 0 0 1
Jumlah 213 75 270 42 0 15 2 0 0 44 101 102

Jumlah Perbulan 725 343 613 50 149 42 31 0 0 44 170 382


Jumlah Hari Hujan18 15 17 6 6 2 3 0 0 4 13 18
Hujan Max 110 155 88 19 79 27 24 0 0 14 50 83
Rata-rata 23 11 20 2 5 1 1 0 0 1 5 12
Sumber : Dinas Pengairan dan Sumber Daya Air. Kementrian PUPR Provinsi Sulawesi
Selatan
69

Tahun 2013
Tanggal
n b ar pr ei ni li gu pt kt ov es Ket
Pencatatan Ja Fe M A M Ju Ju A Se O N D
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 3
2 130 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 68 0 0 0 35 0 3 0 0 0 0 0
4 70 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
5 62 0 33 0 3 0 0 0 0 0 21 18
6 78 0 52 6 0 0 0 0 0 0 0 4
7 25 14 38 0 0 6 0 0 0 0 0 0
8 36 0 9 15 2 3 28 0 0 0 70 0
9 34 0 8 18 0 0 0 0 0 0 0 6
10 17 0 23 0 0 21 3 0 0 0 0 11
11 1 0 0 2 4 0 0 0 0 0 67 0
12 7 0 0 8 2 6 5 0 0 0 0 0
13 19 0 0 0 0 17 10 0 0 0 0 0
14 9 18 5 0 15 10 0 0 0 0 0 39
15 57 0 8 5 0 0 0 0 0 0 0 3
Jumlah 613 32 176 54 61 63 49 0 0 0 168 85
16 16 7 35 0 13 0 0 0 0 0 0 10
17 10 11 0 56 0 0 0 0 0 0 4 2
18 27 15 0 0 0 0 0 0 0 0 20 0
19 10 38 0 0 0 18 0 0 0 32 21 30
20 64 23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 5 108 0 0 0 0 15 0 0 0 0 0
22 21 61 0 0 2 0 0 0 0 0 0 1
23 0 1 0 46 0 0 0 0 0 0 0 92
24 21 0 0 1 13 0 0 0 0 0 0 65
25 25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 67
26 14 0 0 5 0 0 0 0 0 0 0 111
27 64 9 0 0 58 0 0 0 0 0 0 14
28 3 8 0 0 0 0 0 0 0 22 0 24
29 9 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 13
30 24 0 0 0 0 10 0 0 0 0 38 1
31 0 0 11 0 0 0 0 0 0 0 0 22
Jumlah 312 281 46 108 87 28 15 0 0 54 83 452

Jumlah Perbulan 925 313 222 162 148 91 64 0 0 54 251 537


Jumlah Hari Hujan28 12 9 10 11 8 6 0 0 2 8 20
Hujan Max 130 108 52 56 58 21 28 0 0 32 70 111
Rata-rata 30 10 7 5 5 3 2 0 0 2 8 17
Sumber : Dinas Pengairan dan Sumber Daya Air. Kementrian PUPR Provinsi Sulawesi
Selatan
70

Tahun 2014
Tanggal
Ket

ar

ni

pt
r

u
ei

v
b

li

s
n

Ok
Ap

De
Ag

No
Ju
Fe
Ja

Ju
M
M

Se
Pencatatan
1 50 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 52 12 0 0 0 16 0 0 0 0 0 5
3 15 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 78
4 8 0 5 69 0 0 0 0 0 0 0 2
5 5 16 8 10 0 0 0 0 0 0 0 12
6 0 0 18 39 0 0 0 0 0 0 0 34
7 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 25
8 0 3 7 52 0 0 0 0 0 0 0 25
9 0 0 27 0 0 0 0 0 0 0 0 8
10 0 7 0 25 0 0 0 0 0 0 21 42
11 12 8 0 5 12 0 4 0 0 0 0 4
12 0 0 10 0 8 0 0 0 0 0 0 0
13 0 0 3 0 5 0 0 0 0 0 0 0
14 47 0 0 58 0 0 0 0 0 0 22 0
15 6 38 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 195 104 78 262 25 16 4 0 0 0 43 235
16 40 10 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0
17 88 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18 58 5 5 0 0 0 0 0 0 0 0 2
19 8 30 0 0 10 0 0 0 0 0 4 0
20 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 29 0
21 30 15 0 0 0 0 0 0 0 0 20 0
22 12 10 11 0 4 0 0 0 0 0 0 6
23 24 25 0 0 0 17 0 0 0 0 4 0
24 23 57 0 0 0 0 0 0 0 0 16 6
25 141 5 0 0 0 0 0 0 0 0 6 15
26 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 35 20
27 25 2 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
28 26 0 7 0 0 0 0 0 0 0 4 4
29 19 0 0 15 0 0 0 0 0 0 29 5
30 36 0 0 0 10 0 0 0 0 0 11 29
31 38 0 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 588 172 29 19 24 17 0 0 0 0 155 86

Jumlah Perbulan 783 276 107 281 49 33 4 0 0 0 197 321


Jumlah Hari Hujan22 19 10 10 6 2 1 0 0 0 13 19
Hujan Max 141 57 27 69 12 17 4 0 0 0 35 78
Rata-rata 25 9 3 9 2 1 0 0 0 0 6 10
Sumber : Dinas Pengairan dan Sumber Daya Air. Kementrian PUPR Provinsi Sulawesi
Selatan
71

Tahun 2015

Tanggal
Ket

ar

ni

pt
r

u
ei

v
b

li

s
n

Ok
Ap

De
Ag

No
Ju
Fe
Ja

Ju
M
M

Se
Pencatatan
1 71 78 12 7 0 0 0 0 0 0 0 0
2 46 18 0 21 0 5 0 0 0 0 0 0
3 68 24 87 0 0 0 0 0 0 0 0 2
4 41 0 25 30 0 11 0 0 0 0 0 2
5 63 7 0 0 15 0 0 0 0 0 0 0
6 66 17 11 11 0 4 0 0 0 0 0 25
7 95 0 50 0 0 0 0 0 0 0 0 7
8 19 0 0 0 0 18 0 0 0 0 0 0
9 6 2 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
10 31 21 0 45 0 0 0 0 0 0 0 24
11 17 0 2 29 0 0 0 0 0 0 0 4
12 1 25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 41
13 2 12 6 96 0 0 0 0 0 0 0 0
14 0 20 0 0 9 0 0 0 0 0 6 0
15 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 24 30
Jumlah 536 224 193 239 24 39 0 0 0 0 30 135
16 35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 43
17 0 12 0 11 0 0 0 0 0 0 42 64
18 8 0 12 0 0 0 0 0 0 0 43 143
19 24 0 14 0 0 0 0 0 0 0 24 128
20 55 56 0 0 0 0 0 0 0 0 0 68
21 4 38 0 0 0 0 0 0 0 0 0 33
22 0 20 9 0 0 0 0 0 0 0 0 18
23 69 45 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
24 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5
25 0 0 0 9 0 0 0 0 0 0 0 91
26 2 25 0 47 0 0 0 0 0 0 0 36
27 72 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
28 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 3
29 139 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10
30 3 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 7
31 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 438 196 35 67 3 0 0 0 0 0 114 649

Jumlah Perbulan974 420 228 306 27 39 0 0 0 0 144 784


Jumlah Hari Hujan26 16 10 10 3 5 0 0 0 0 6 21
Hujan Max 139 78 87 96 15 18 0 0 0 0 43 143
Rata-rata 31 14 7 10 1 1 0 0 0 0 5 25
Sumber : Dinas Pengairan dan Sumber Daya Air. Kementrian PUPR Provinsi Sulawesi
Selatan
72

Tahun 2016
Tanggal
n b ar pr ei ni li gu pt kt ov es Ket
Pencatatan Ja Fe M A M Ju Ju A Se O N D
1 28 0 31 1 3 0 0 0 0 0 0 1
2 1 24 8 0 0 0 0 0 0 0 0 12
3 0 29 19 0 1 0 0 0 0 30 0 6
4 0 0 0 12 0 0 0 0 0 23 0 24
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 52
6 0 0 0 7 0 3 0 0 0 0 14 0
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25 12 0
8 15 25 0 0 0 0 0 0 0 30 0 0
9 0 24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 12 0 0 11 3 0 0 0 0 0 0 27
11 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 35 0
12 12 64 0 0 0 4 0 0 0 0 3 35
13 0 12 22 0 0 0 0 0 0 0 3 4
14 0 0 0 6 0 0 0 0 0 0 4 56
15 0 0 14 0 0 6 0 0 0 0 6 12
Jumlah 70 178 94 37 7 12 0 0 0 108 77 229
16 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 30 10
17 0 0 7 0 0 6 14 0 0 0 0 0
18 1 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0 7
19 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25
20 18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5
21 3 0 0 1 0 0 3 0 12 26 0 4
22 41 0 0 0 0 0 0 0 12 7 0 0
23 4 0 0 0 0 0 0 0 20 0 0 0
24 9 3 0 0 0 0 0 0 63 55 0 23
25 0 4 4 0 0 0 0 0 0 1 0 22
26 50 28 0 0 0 9 0 0 0 0 4 6
27 0 110 6 0 5 0 0 0 0 55 11 5
28 4 60 0 0 53 0 0 0 0 29 0 12
29 0 13 0 0 0 6 0 0 20 15 39 14
30 0 0 6 0 0 0 0 0 0 6 0 43
31 16 0 41 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 155 218 69 1 58 21 17 0 126 192 84 176

Jumlah Perbulan225 396 163 38 65 33 17 0 126 300 161 405


Jumlah Hari Hujan16 12 10 6 5 6 2 0 5 12 11 22
Hujan Max 50 110 41 12 53 9 14 0 63 55 39 56
Rata-rata 7 13 5 1 2 1 1 0 4 10 5 13
Sumber : Dinas Pengairan dan Sumber Daya Air. Kementrian PUPR Provinsi Sulawesi
Selatan
73

Tahun 2017

Tanggal
n b ar pr ei ni li gu pt kt ov es Ket
Pencatatan Ja Fe M A M Ju Ju A Se O N D
1 0 24 0 1 0 2 0 0 0 0 0 0
2 16 140 0 36 0 0 0 0 0 4 15 20
3 5 45 13 61 0 1 0 0 0 5 0 0
4 16 34 1 15 17 0 0 0 0 36 0 0
5 6 0 3 2 0 2 0 0 0 12 0 0
6 23 16 0 0 0 0 3 0 0 0 0 29
7 70 0 17 0 0 0 0 0 0 0 44 29
8 3 0 19 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0
10 0 0 0 20 0 0 4 0 0 0 18 119
11 41 6 0 0 0 6 0 2 0 0 8 0
12 50 3 0 1 0 0 3 0 0 0 7 9
13 67 31 0 11 0 45 7 0 0 0 3 0
14 17 77 0 0 0 0 3 0 0 0 0 2
15 23 4 0 0 0 0 0 0 0 36 0 75
Jumlah 337 380 53 147 17 56 20 2 0 93 98 283
16 0 65 0 0 0 0 0 0 0 6 0 4
17 16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 71
18 1 0 32 0 0 0 0 34 0 0 16 108
19 0 29 12 2 0 24 0 0 0 0 0 111
20 10 0 56 23 0 11 0 0 0 0 4 99
21 0 11 27 13 0 0 0 0 0 0 65 80
22 19 0 0 0 0 0 0 0 0 5 17 25
23 0 0 0 4 0 0 0 0 41 0 0 12
24 0 0 0 0 0 9 0 0 3 3 18 24
25 64 0 9 0 0 3 0 0 0 17 0 0
26 110 13 2 0 0 0 0 0 0 2 7 23
27 0 0 0 0 4 4 0 0 0 0 16 0
28 29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 49 32
29 73 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 3
30 72 0 0 0 0 0 0 0 0 0 33 0
31 0 0 6 0 0 0 0 0 0 7 0 0
Jumlah 394 118 144 42 4 51 0 34 44 50 225 592

Jumlah Perbulan731 498 197 189 21 107 20 36 44 143 323 875


Jumlah Hari Hujan21 14 11 12 2 10 5 2 2 11 16 19
Hujan Max 110 140 56 61 17 45 7 34 41 36 65 119
Rata-rata 24 16 6 6 1 3 1 1 1 5 10 28
Sumber : Dinas Pengairan dan Sumber Daya Air. Kementrian PUPR Provinsi Sulawesi
Selatan
74

Tahun 2018
Tanggal
Ket

ar

ni

pt
r

u
ei

v
b

li

s
n

Ok
Ap

De
Ag

No
Ju
Fe
Ja

Ju
M
M

Se
Pencatatan
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7
2 50 3 0 0 0 0 12 0 0 0 0 0
3 0 8 0 0 0 5 16 0 0 0 13 0
4 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 32
5 0 32 8 0 0 0 0 0 0 0 0 62
6 0 22 10 0 0 0 0 0 0 0 0 3
7 24 86 25 0 0 0 0 0 0 0 7 0
8 0 105 13 0 0 0 0 0 0 0 10 0
9 1 39 31 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 0 33 58 0 0 15 0 0 0 0 0 0
11 75 13 51 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 85 17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12
13 17 75 100 0 3 0 0 0 0 0 0 12
14 1 39 29 0 4 0 0 0 0 0 0 4
15 17 71 1 37 0 0 0 0 0 0 12 47
Jumlah 270 541 326 37 7 20 28 0 0 0 51 176
16 34 10 48 0 0 0 0 0 0 0 22 38
17 17 0 20 0 0 0 0 0 10 0 4 7
18 19 0 19 0 0 0 0 0 0 0 4 38
19 59 4 0 0 0 38 0 0 0 0 6 75
20 0 0 0 3 0 5 0 0 0 0 6 9
21 40 0 23 0 7 0 0 0 0 0 35 6
22 12 0 81 0 0 36 0 0 0 0 3 19
23 0 0 0 13 0 0 0 0 0 0 0 25
24 0 5 0 0 13 0 0 0 0 0 0 9
25 4 73 3 0 0 0 0 0 0 0 3 54
26 0 37 4 0 0 0 0 0 0 0 0 7
27 16 0 13 0 0 8 0 0 0 0 0 128
28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9 30
29 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 44
30 19 0 2 0 0 0 0 0 0 0 41 1
31 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18
Jumlah 221 128 213 16 20 85 0 0 10 0 133 505

Jumlah Perbulan491 668 539 52 26 105 28 0 10 0 184 681


Jumlah Hari Hujan19 18 19 3 4 6 2 0 1 0 15 23
Hujan Max 85 105 100 37 13 38 16 0 10 0 41 128
Rata-rata 16 22 17 2 1 3 1 0 0 0 6 22
Sumber : Dinas Pengairan dan Sumber Daya Air. Kementrian PUPR Provinsi Sulawesi
Selatan
75

Tahun 2019
Tanggal
n b ar pr ei ni li gu pt kt ov es Ket
Pencatatan Ja Fe M A M Ju Ju A Se O N D
1 1 15 23 0 0 0 0 0 0 0 3 43
2 2 12 0 0 0 0 11 0 0 0 1 2
3 1 21 0 0 0 0 30 0 0 0 21 8
4 75 0 0 11 0 0 0 0 0 0 60 7
5 2 28 1 6 0 0 0 0 0 0 18 35
6 5 24 5 0 0 0 0 0 0 0 10 5
7 27 102 26 6 0 0 0 0 0 0 73 4
8 1 21 48 0 0 0 0 0 0 0 47 14
9 1 24 32 0 1 0 0 0 0 0 7 1
10 7 17 41 0 2 56 0 0 0 0 0 0
11 188 50 15 13 0 0 0 0 0 0 1 0
12 64 11 2 20 14 0 0 0 0 2 0 2
13 18 106 97 0 1 0 0 0 0 0 0 6
14 2 31 12 0 11 0 0 0 0 0 0 1
15 35 109 1 15 3 0 0 0 0 0 24 27
Jumlah 429 571 303 71 32 56 41 0 0 2 265 155
16 54 13 3 8 3 0 0 0 0 4 1 17
17 32 0 65 9 0 0 0 0 56 0 95 2
18 14 3 13 1 0 0 0 0 2 0 0 9
19 40 1 1 13 0 43 0 0 1 0 3 9
20 60 0 1 26 2 20 1 0 0 9 20 2
21 13 0 15 5 0 6 1 0 0 1 32 16
22 11 37 92 15 2 47 0 0 0 0 2 40
23 1 2 1 0 2 0 0 0 0 8 0 38
24 0 0 26 0 1 1 0 0 0 0 1 4
25 8 1 31 0 2 2 0 0 0 0 16 1
26 3 3 4 0 3 5 11 0 0 0 2 6
27 11 20 1 0 0 8 0 0 0 0 0 63
28 0 1 14 0 0 2 0 0 0 0 0 31
29 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 28
30 39 0 4 0 0 0 0 0 0 0 42 5
31 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 289 81 272 77 15 134 13 0 59 22 214 271

Jumlah Perbulan718 652 575 148 47 190 54 0 59 24 479 426


Jumlah Hari Hujan28 23 26 13 13 10 5 0 3 5 21 28
Hujan Max 188 109 97 26 14 56 30 0 56 9 95 63
Rata-rata 23 21 19 5 2 6 2 0 2 1 15 14
Sumber : Dinas Pengairan dan Sumber Daya Air. Kementrian PUPR Provinsi Sulawesi
Selatan
76

STASIUN CH
PAMUKKULU
77

Tanggal
Pencatatan Ket
1 - 10 10 2 10 20 - - - - 85 6
2 - 8 4 4 1 10 - 2 - 3 26 1
3 - 5 - 8 12 4 - 10 - 41 10 2
4 5 2 - - - - 2 60 8 18 - -
5 10 - - 5 2 - 3 5 3 2 6 -
6 25 30 - - 10 - 11 - 5 39 2 5
7 10 10 - 15 3 2 20 - 10 10 18 10
8 13 - 3 - 20 5 10 10 20 2 20 8
9 26 3 6 2 18 12 5 30 5 - 15 10
10 30 - 5 10 - 9 - - 2 10 11 2
11 58 - 10 - 10 4 - - 10 3 - 12
12 130 10 9 2 16 10 3 5 - - 3 -
13 60 12 - - 20 8 10 40 6 - 9 -
14 50 8 - - 10 5 20 - - 2 10 1
15 10 - - 1 18 3 10 - 3 - 12 -
Jumlah 427 98 47 49 150 92 94 162 72 130 57
16 70 - - 4 10 16 3 - 13 - 9 -
17 15 5 - 3 8 12 6 - 40 - 10 9
18 10 10 - 10 - 5 - 6 13 12 - -
19 5 - 19 20 10 - - 3 6 10 65 -
20 - 5 5 6 20 - 3 5 10 - 5 -
21 - 5 - - 18 - - 10 3 6 11 1
22 4 11 2 - 10 16 - 20 5 89 18 -
23 3 - - - 90 30 - 10 16 - 21 2
24 16 6 - 9 20 10 8 2 80 1 54 5
25 20 - 5 5 - 3 20 - 18 20 11 30
26 10 - 10 - 2 5 60 5 21 10 13 15
27 15 - 9 - - - 5 10 10 15 6 39
28 12 - 20 27 5 - - 2 13 95 5 18
29 10 0 5 40 6 - - - 2 15 - -
30 9 0 10 - 10 - 4 - - 20 - -
31 - 0 25 0 3 0 - - 0 - 0 -
Jumlah 199 42 110 124 212 97 109 73 250 293 119

Jumlah Perbulan 626 140 157 173 362 189 203 235 322 423 0 176
Jumlah Hari Hujan 25 19 17 19 26 21 18 18 25 21 0 18
Hujan Max 130 30 25 40 90 30 60 60 80 95 0 39
Rata-rata 25 7 9 9 14 9 11 13 13 20 0 10

Sumber : Dinas Pengairan dan Sumber Daya Air. Kementrian PUPR Provinsi
Sulawesi Selatan (tahun 2010)
78

Tanggal
Pencatatan Ket
1 - 10 10 2 10 20 - - - - 85 6
2 - 8 4 4 1 10 - 2 - 3 26 1
3 - 5 - 8 12 4 - 10 - 41 10 2
4 5 2 - - - - 2 60 8 18 - -
5 10 - - 5 2 - 3 5 3 2 6 -
6 25 30 - - 10 - 11 - 5 39 2 5
7 10 10 - 15 3 2 20 - 10 10 18 10
8 13 - 3 - 20 5 10 10 20 2 20 8
9 26 3 6 2 18 12 5 30 5 - 15 10
10 30 - 5 10 - 9 - - 2 10 11 2
11 58 - 10 - 10 4 - - 10 3 - 12
12 130 10 9 2 16 10 3 5 - - 3 -
13 60 12 - - 20 8 10 40 6 - 9 -
14 50 8 - - 10 5 20 - - 2 10 1
15 10 - - 1 18 3 10 - 3 - 12 -
Jumlah 427 98 47 49 150 92 94 162 72 130 57
16 70 - - 4 10 16 3 - 13 - 9 -
17 15 5 - 3 8 12 6 - 40 - 10 9
18 10 10 - 10 - 5 - 6 13 12 - -
19 5 - 19 20 10 - - 3 6 10 65 -
20 - 5 5 6 20 - 3 5 10 - 5 -
21 - 5 - - 18 - - 10 3 6 11 1
22 4 11 2 - 10 16 - 20 5 89 18 -
23 3 - - - 90 30 - 10 16 - 21 2
24 16 6 - 9 20 10 8 2 80 1 54 5
25 20 - 5 5 - 3 20 - 18 20 11 30
26 10 - 10 - 2 5 60 5 21 10 13 15
27 15 - 9 - - - 5 10 10 15 6 39
28 12 - 20 27 5 - - 2 13 95 5 18
29 10 0 5 40 6 - - - 2 15 - -
30 9 0 10 - 10 - 4 - - 20 - -
31 - 0 25 0 3 0 - - 0 - 0 -
Jumlah 199 42 110 124 212 97 109 73 250 293 119

Jumlah Perbulan 626 140 157 173 362 189 203 235 322 423 0 176
Jumlah Hari Hujan 25 19 17 19 26 21 18 18 25 21 0 18
Hujan Max 130 30 25 40 90 30 60 60 80 95 0 39
Rata-rata 25 7 9 9 14 9 11 13 13 20 0 10

Sumber : Dinas Pengairan dan Sumber Daya Air. Kementrian PUPR Provinsi
Sulawesi Selatan (tahun 2011)
79

Tanggal
Pencatatan Ket
1 5 18 8 8 10 - - - - - 5 11
2 2 26 10 15 2 - - - - - 3 10
3 6 - 5 36 15 - - - - - 10 -
4 - - 18 - - - - - - - 5 15
5 3 - 20 - 6 - 2 - - 3 - 20
6 15 12 5 - 20 - 11 - - 2 8 15
7 20 20 10 - 10 - 1 - - - - 10
8 91 16 8 3 - - 2 - - - - 6
9 78 10 3 - - 1 - - - - - 18
10 95 25 - 10 - 2 - - - - - 25
11 9 - - 17 3 42 - - - - - 16
12 - - 10 3 15 31 - - - - - 10
13 - 3 36 15 35 - - - 10 5 - 6
14 - 5 32 18 40 - - - - - 5 15
15 - - 38 11 - - - - 20 - 10 10
Jumlah 324 135 203 136 156 76 16 0 30 10 46 187
16 - 13 10 20 - - - - - - 18 3
17 - 10 6 10 - - - - - - 36 -
18 - 32 5 3 - - - - 18 - 18 -
19 7 1 24 - - - - - - 30 30 5
20 6 - 36 10 - - - - - - 25 -
21 40 8 25 30 - - - - - - 10 15
22 39 16 - - - - - - 12 16 16 3
23 28 - - 8 - - - - - - 8 -
24 11 15 10 2 - 5 - - - - - 10
25 - 10 - 16 - 13 - - - 5 10 8
26 - 9 - 12 - - - - - - 5 -
27 - 41 - - - - - - 1 - - -
28 - 58 10 8 - - - - - 10 10 -
29 - 0 8 13 - - - - - - 10 -
30 20 0 26 - - - - - - - 16 20
31 6 0 10 0 - 0 - - 0 10 0 3
Jumlah 157 213 170 132 0 18 0 0 31 71 212 67

Jumlah Perbulan 481 348 373 268 156 94 16 0 61 81 258 254


Jumlah Hari Hujan 18 23 24 22 10 7 4 0 6 8 21 22
Hujan Max 95 58 38 36 40 42 11 0 20 30 36 25
Rata-rata 26,7 15,1 15,5 12,2 15,6 13,4 4,0 0,0 10,2 10,1 12,3 11,5

Sumber : Dinas Pengairan dan Sumber Daya Air. Kementrian PUPR Provinsi
Sulawesi Selatan (tahun 2012)
80

Tanggal
Pencatatan Ket
1 40 6 - - - - 9 - - - - -
2 51 1 - 10 - - 10 - - - - -
3 21 - - 6 3 - 3 - - - - -
4 20 - 10 11 31 - - - - - - -
5 40 5 20 10 - 20 - - - - - -
6 30 20 50 8 - 3 16 - - - - -
7 10 5 8 10 - 6 3 - - - - -
8 9 - 10 18 3 10 - - - - - -
9 6 - 5 12 20 5 10 - - - - -
10 8 - - 21 3 40 15 - - - - -
11 12 - - 87 8 10 9 - - - - -
12 25 3 - 3 60 36 10 - - - - -
13 20 6 - 10 30 20 23 - - - - -
14 18 10 - - 3 18 1 - - - - -
15 30 9 - 10 8 10 11 - - - - -
Jumlah 340 65 103 216 169 178 120 0 0 0 0 0
16 25 15 - 18 - 16 20 - - - - -
17 13 10 - 10 - 10 3 - - 20 - -
18 20 15 - 6 30 8 - - - - - -
19 18 20 3 28 - 5 8 - - - - -
20 30 32 - 3 - 1 10 - - - - -
21 36 20 - 5 6 - 3 - - - - -
22 20 8 - 9 - - - - - - - -
23 10 - - - 10 - - - - - - -
24 20 - - - 16 - - - - 10 - -
25 10 10 - 3 3 - 8 - 2 - - -
26 8 30 - - 5 - - - - - - -
27 2 21 - - 8 - - - - 9 - -
28 10 5 - - - 30 - - - - - -
29 6 0 - - 2 10 - 10 - - - -
30 - 0 - - - 11 - - - 10 - -
31 5 0 3 0 10 0 - - 0 - 0 -
Jumlah 233 186 6 82 90 91 52 10 2 49 0 0

Jumlah Perbulan 573 251 109 298 259 269 172 10 2 49 0 0


Jumlah Hari Hujan 30 23 8 22 19 20 18 1 2 4 1 0
Hujan Max 51 32 50 87 60 40 23 10 2 20 0 0
Rata-rata 19 11 14 14 14 13 10 10 1 12 0 0

Sumber : Dinas Pengairan dan Sumber Daya Air. Kementrian PUPR Provinsi
Sulawesi Selatan (tahun 2013)
81

Tanggal
Pencatatan Ket
1 83 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15
2 50 37 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 45 27 0 5 6 0 0 0 0 0 0 0
4 0 0 10 51 5 0 0 0 0 0 0 46,5
5 50 0 4 100 0 0 0 0 0 0 0 0
6 44 0 10 15 0 0 0 0 0 0 0 18
7 0 0 12 55 0 0 0 0 0 0 0 44,5
8 0 0 12 56 0 3 0 0 0 0 0 6,5
9 0 17 9 30 0 0 0 0 0 0 0 113
10 28 3 0 8 0 0 0 0 0 0 0 4,5
11 0 0 11 0 16 0 0 0 0 0 0 48,5
12 0 0 0 5 19 0 0 0 0 0 0 0
13 11 0 18 6 7 0 0 0 0 0 0 0
14 5 0 27 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 29 23 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0
Jumlah 345 120 113 331 53 3 0 0 0 0 3 297
16 75 3 0 0 0 4 0 0 0 0 100 4
17 0 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4
18 0 34 14 0 0 0 6,5 0 0 0 24,5 8,5
19 0 0 0 0 14 0 0 0 0 0 0 0
20 11 30 17 0 0 9,5 0 0 0 0 0 0
21 13 0 6 0 0 2 0 0 0 0 22 0
22 22 39 12 0 0 0 0 0 0 0 5 23
23 22 17 0 10 15 18 0 0 0 0 0 0
24 55 64 0 0 18 12,5 0 0 0 0 6 20,5
25 109 0 9 0 0 0 0 0 0 0 0 25
26 7 0 5 0 9 0 0 0 0 0 0 19,5
27 3 0 60 0 0 0 0 0 0 0 0 3,5
28 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 91
29 22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30 34 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
31 35 0 60 0 0 0 0 0 0 0 0 6,5
Jumlah 421 196 183 10 56 46 6,5 0 0 0 157,5 206

Jumlah Perbulan 766 316 296 341 109 49 6,5 0 0 0 160,5 502
Jumlah Hari Hujan 31 31 31 31 31 31 31 31 0 31 31 31
Hujan Max 109 64 60 100 19 18 6,5 0 0 0 100 113
Rata-rata 25 10 10 11 4 2 0 0 0 0 5 16

Sumber : Dinas Pengairan dan Sumber Daya Air. Kementrian PUPR Provinsi
Sulawesi Selatan (tahun 2014)
82

Tanggal
Pencatatan Ket
1 30 35 0 27 22 8 0 0 0 0 27 9
2 79 6 25 15 62 0 0 0 0 0 0 0
3 76 0 81 8 0 0 0 0 0 0 0 0
4 189 5 40 64 0 30 0 0 0 0 0 24
5 30 10 0 9 27 2 0 0 0 0 0 24
6 70 22 5 34 0 0 0 0 0 0 0 23
7 105 6 33 85 0 0 0 0 0 0 0 48
8 41 0 0 0 0 15 0 0 0 0 0 76
9 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4
10 0 2 0 41 0 0 0 0 0 0 0 3
11 13 2 0 30 0 0 0 0 0 0 0 0
12 0 5 0 21 0 0 0 0 0 0 0 83
13 0 103 0 50 0 0 0 0 0 0 26 0
14 0 9 0 0 11 0 0 0 0 0 28 0
15 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 95
Jumlah 644 205 185 384 122 55 0 0 0 0 81 389
16 20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12 2
17 5 0 66 0 0 0 0 0 0 0 0 24
18 0 5 19 0 0 0 0 0 0 0 23 147
19 70 20 3 0 0 0 0 0 0 0 0 143
20 7 34 65 0 0 0 0 0 0 0 0 45
21 17 51 93 0 0 0 0 0 0 0 0 38
22 0 33 27 0 0 0 0 0 0 0 0 34
23 0 32 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0
24 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 6 0 0 18 0 0 0 0 0 0 0 39
26 12 9 0 76 0 0 0 0 0 0 0 49
27 46 0 0 5 0 0 0 0 0 0 14 0
28 25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
29 133 0 4 0 0 0 0 0 0 0 4 0
30 7 0 0 0 6 0 0 0 0 0 16 16
31 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9
Jumlah 356 184 284 99 6 0 0 0 0 0 69 546

Jumlah Perbulan 1000 389 469 483 128 55 0 0 0 0 150 935


Jumlah Hari Hujan 31 31 31 31 31 31 0 0 31 0 31 31
Hujan Max 189 103 93 85 62 30 0 0 0 0 28 147
Rata-rata 32 13 15 16 4 2 0 0 0 0 5 30

Sumber : Dinas Pengairan dan Sumber Daya Air. Kementrian PUPR Provinsi
Sulawesi Selatan (tahun 2015)
83

Tanggal
Pencatatan Ket
1 0 0 11 27 0 0 0 0 0 28 0 0
2 3 43 0 0 38 0 0 0 0 0 0 8
3 0 0 14 4 42 0 0 0 0 1 0 0
4 0 59 0 2 0 24 0 0 0 6 0 27
5 0 0 0 15 36 0 0 0 0 10 0 64
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 24 35 0
7 4 30 0 0 0 0 0 0 0 8 100 0
8 0 6 10 0 0 0 5 0 0 7 0 0
9 22 0 11 31 0 0 41 0 0 5 0 0
10 3 0 0 41 38 0 0 0 0 0 0 13
11 5 0 0 48 0 19 2 0 0 0 42 11
12 0 160 13 0 0 0 4 0 0 0 0 63
13 0 28 0 0 0 0 0 0 10 28 0 25
14 0 11 9 17 0 3 0 0 0 0 16 23
15 0 0 11 9 0 0 1 0 0 0 38 22
Jumlah 37 337 79 194 154 46 53 0 10 117 231 256
16 39 0 20 21 0 13 17 0 10 0 0 0
17 8 0 8 0 3 0 10 0 14 0 0 0
18 45 0 0 0 0 0 5 0 9 2 0 0
19 0 0 0 0 0 0 38 0 0 8 0 18
20 17 0 0 21 0 0 0 0 0 2 0 37
21 32 0 0 37 0 0 0 0 50 27 54 4
22 145 0 0 0 0 49 0 0 6 1 2 4
23 0 35 0 4 0 0 0 0 26 78 0 13
24 28 0 37 0 0 0 0 0 60 2 0 0
25 31 0 17 0 0 28 0 0 46 19 16 0
26 50 36 17 0 0 0 0 0 0 13 21 0
27 0 92 21 21 30 13 0 0 6 44 0 18
28 0 49 75 4 0 50 0 0 26 0 0 23
29 0 26 0 0 0 0 0 0 27 50 0 23
30 0 0 25 0 0 0 0 0 0 1 18 35
31 79 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 50
Jumlah 474 238 224 108 33 153 70 0 280 247 111 225

Jumlah Perbulan 511 575 303 302 187 199 123 0 290 364 342 481
Jumlah Hari Hujan 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
Hujan Max 145 160 75 48 42 50 41 0 60 78 100 64
Rata-rata 16 19 10 10 6 6 4 0 9 12 11 16

Sumber : Dinas Pengairan dan Sumber Daya Air. Kementrian PUPR Provinsi
Sulawesi Selatan (tahun 2016)
84

Tanggal
Pencatatan Ket
1 0 60 3 4 17 1 15
2 19 19 53 42 8 1 15
3 23 73 66 29 17 28
4 18 18 65 19 1 42
5 22 5 38 1 30 5 3 83
6 53 26 42 177 3 28 2 35 87
7 25 28 38 75 2 6 43 51
8 0 16 17 2 6 15 1 25 110
9 0 5 1 1 3 4 10 28
10 0 5 54 6 5 27 1 14 71
11 42 2 3 1 20 27 86
12 47 3 39 15 2 2 5
13 36 21 32 9 46 5 5 1
14 20 8 15 11 3 3 16
15 9 53 10 9 40 43 84 4
Jumlah 314 318 337 521 131 209 49 3 1 243 642
16 0 68 0 0 15 0 0 0 0 0 0 90
17 10 0 0 0 0 0 0 60 0 4 0 15
18 0 0 61 11 3 0 0 0 0 0 0 40
19 0 13 23,5 10 0 0 0 0 0 0 0 100
20 12 0 72 32 0 42 0 0 0 0 2 81
21 0 100 0 0 0 10 0 0 0 41 9 126
22 0 0 16 35 0 0 0 0 6 0 6 21
23 0 0 0 45 0 0 0 0 42 0 0 14
24 0 0 0 60 0 0 0 0 3 0 0 0
25 78 58 93 0 0 36 0 0 42 0 0 0
26 90 0 0 0 0 0 0 0 13 0 0 0
27 0 0 0 0 7 0 0 0 0 0 12 21
28 0 0 0 0 0 0 6 0 0 0 32 20
29 84 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7
30 51 0 0 0 0 0 0 0 0 0 27 10
31 58 0 32 0 5 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 383 239 298 193 30 88 6 60 106 45 88 545

Jumlah Perbulan 697 557 635 714 161 297 55 63 107 45 331 1187
Jumlah Hari Hujan 31 28 28 30 29 29 26 17 17 16 24 31
Hujan Max 90 100 93 177 46 43 17 60 42 41 84 126
Rata-rata 22 20 23 24 6 10 2 4 6 3 14 38

Sumber : Dinas Pengairan dan Sumber Daya Air. Kementrian PUPR Provinsi
Sulawesi Selatan (tahun 2017)
85

Tanggal
Pencatatan Ket
1 0 21 15 0 0 0 0 0 0 0 0 30
2 0 17 0 0 0 0 42 0 0 0 0 0
3 0 20 0 0 0 0 0 0 0 0 31 0
4 42 0 0 6 0 0 0 0 0 0 81,5 0
5 0 50,5 0 17,5 0 0 0 0 0 0 0 19
6 0 29 0 0 0 0 0 0 0 0 17 0
7 40 62 25 0 0 0 0 0 0 0 130,5 0
8 0 17,5 79 7,5 0 0 0 0 0 0 65 0
9 0 29 37,5 0 0 0 0 0 0 0 3 0
10 17 13 21 0 0 65,5 0 0 0 0 0 0
11 141 60 37 0 0 0 0 0 0 0 40 0
12 82,5 13,5 0 28,5 19,5 0 0 0 0 0 0 0
13 20 120 122 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 18,5 62 3 0 2,5 0 0 0 0 0 0 0
15 15 125 0 0 0 0 0 0 0 0 20 14,5
Jumlah 376 640 340 59,5 22 65,5 42 0 0 388 63,5
16 63 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 100
17 28,5 0 85 14,5 0 0 0 0 30 0 80,5 0
18 21,5 0 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 35,5 0 0 0 0 69 0 0 0 0 0 0
20 95,5 0 0 19 0 20 0 0 0 2,5 21 0
21 16,5 0 0 17 0 8 0 0 0 0 39,5 0
22 61 61 150 21 0 52 0 0 0 0 0 23
23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 30
24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15
25 17 0 30 0 0 0 0 0 0 0 0 40
26 0 0 25 0 0 0 0 0 0 0 0 25
27 19 20,5 0 0 0 13 0 0 0 0 0 50,5
28 0 0 15,5 0 0 0 0 0 0 0 0 20
29 0 0 1,5 0 0 0 0 0 0 0 0 30
30 34 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 25
31 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 392 96,5 316 71,5 0 162 0 0 30 2,5 156 359

Jumlah Perbulan 768 736 656 131 22 228 42 0 30 2,5 544 422
Jumlah Hari Hujan 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
Hujan Max 141 125 150 28,5 19,5 69 42 0 30 2,5 130,5 100
Rata-rata 25 24 21 4 1 7 1 0 1 0 18 14

Sumber : Dinas Pengairan dan Sumber Daya Air. Kementrian PUPR Provinsi
Sulawesi Selatan (tahun 2018)
86

Tahun 2019
Tanggal
n b ar pr ei ni li gu pt kt ov es Ket
Pencatatan Ja Fe M A M Ju Ju A Se O N D

1 31 0 10 21 7 3 1 0 0 0 27 102
2 0 85 45 45 2 22 1 0 0 0 15 4
3 13 51 36 18 0 1 7 13 0 0 0 10
4 0 32 5 71 8 14 1 0 0 0 5 20
5 36 40 155 2 4 0 0 0 0 0 7 55
6 8 1 25 1 11 19 3 17 0 0 0 24
7 61 0 91 14 31 0 2 0 0 0 0 210
8 5 1 31 17 8 0 0 0 0 7 16 28
9 22 5 19 19 61 13 0 0 0 0 0 36
10 6 26 17 23 40 4 0 0 0 0 14 127
11 21 4 14 27 8 25 6 0 0 0 0 10
12 30 30 53 39 24 20 6 0 0 0 10 53
13 59 9 23 23 6 1 0 2 87 5 15 75
14 68 15 21 29 0 2 13 0 0 2 1 23
15 0 35 0 19 0 2 8 0 0 0 12 25
Jumlah 360 334 545 368 210 126 48 32 87 14 122 802
16 0 17 1 11 0 45 9 0 0 7 0 50
17 42 17 1 19 0 1 13 0 0 0 11 0
18 0 36 16 9 0 18 0 1 3 0 0 0
19 38 55 0 55 0 26 12 1 0 0 23 0
20 32 74 0 43 0 2 0 0 0 5 0 8
21 4 7 7 19 1 35 6 8 0 0 210 2
22 36 4 0 3 10 0 3 1 0 0 0 3
23 30 9 3 0 0 0 52 19 18 0 20 0
24 10 8 27 0 16 15 1 0 1 3 43 0
25 66 15 26 0 8 14 1 0 0 0 3 33
26 45 17 19 7 14 7 0 0 0 23 22 5
27 72 6 0 21 27 0 0 35 0 53 24 0
28 33 10 11 12 21 0 0 19 10 30 55 13
29 28 0 11 14 3 1 0 1 2 0 22 3
30 68 0 17 13 3 0 0 0 0 5 28 9
31 40 0 0 0 15 0 0 0 0 3 0 5
Jumlah 544 275 139 226 118 164 97 85 34 129 461 131

Jumlah Perbulan 904 609 684 594 328 290 145 117 121 143 583 933
Jumlah Hari Hujan 26 26 25 27 22 22 18 11 6 11 21 25
Hujan Max 72 85 155 71 61 45 52 35 87 53 210 210
Rata-rata 29 20 22 19 11 9 5 4 4 5 19 30
Sumber : Dinas Pengairan dan Sumber Daya Air. Kementrian PUPR Provinsi Sulawesi Selatan
87

STASIUN CH
MALOLO
88

Tanggal
JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGS SEP OKT NOV DES Ket
Pencatatan
1 0 18 0 4 3 23 0 0 0 0 9 5
2 0 15 0 0 0 0 0 2 0 24 13 0
3 0 0 43 2 5 0 6 5 6 0 76 0
4 16 0 0 0 0 0 1 105 7 22 0 0
5 23 0 9 7 19 0 57 0 22 0 36 19
6 74 24 0 0 15 0 13 25 47 78 0 11
7 7 26 0 9 2 11 5 0 9 14 0 3
8 38 1 1 0 10 31 0 76 42 7 0 36
9 105 54 0 39 41 12 0 0 2 1 9 12
10 14 1 19 0 0 3 20 0 2 2 10 16
11 86 40 12 0 11 4 43 8 7 0 10 34
12 139 2 2 2 3 38 0 0 0 0 23 0
13 84 0 0 1 13 2 54 0 0 0 0 0
14 90 7 3 0 22 44 2 0 4 0 14 0
15 6 16 0 12 35 4 0 0 8 0 3 4
Jumlah 682 204 89 76 179 172 201 221 156 148 203 140
16 71 0 0 44 0 2 5 0 7 0 9 24
17 69 8 0 6 0 0 1 0 58 0 2 12
18 31 0 0 32 0 0 0 17 0 0 11 11
19 50 65 3 47 21 4 0 0 7 6 46 23
20 18 7 11 0 6 0 2 14 2 2 6 7
21 47 0 0 0 25 0 0 6 0 7 7 33
22 0 0 0 0 9 0 0 12 32 33 85 0
23 10 7 1 0 9 85 0 8 18 0 13 11
24 8 0 23 0 10 11 7 0 86 2 23 28
25 7 0 19 37 0 8 3 25 17 7 39 35
26 0 27 0 0 9 0 117 2 26 44 52 33
27 29 7 3 0 19 0 3 0 0 49 3 64
28 11 0 4 42 0 0 2 0 4 56 0 4
29 0 0 0 30 8 4 0 4 0 62 7 2
30 83 0 39 15 3 0 0 0 0 29 0 0
31 6 0 51 0 7 0 0 0 0 32 0 0
Jumlah 440 121 154 253 126 114 140 88 257 329 303 287

Jumlah perbulan 1122 325 243 329 305 286 341 309 4 13 477 506 427 5083
Jumlah hari hujan 24 17 15 16 22 16 17 14 21 18 23 22
Jumlah maxsimal 139 65 51 47 41 85 117 105 86 78 85 64
Rata rata 36 10 8 11 10 9 11 10 13 15 16 14

Sumber : Dinas Pengairan dan Sumber Daya Air. Kementrian PUPR Provinsi
Sulawesi Selatan (tahun 2010)
89

Tanggal
Ket
Pencatatan
1 0 7 71 0 0 0 0 0 0 0 2 0
2 0 2 46 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 0 16 11 0 0 0 0 0 0 0 0 57
4 0 30 34 0 0 0 0 0 0 0 0 37
5 0 9 23 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23
7 0 74 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5
8 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 1 6
9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23
11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 40
12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
13 34 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
14 26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17
15 29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
Jumlah 89 149 185 0 0 0 0 0 0 0 3 212
16 54 7 0 0 0 0 0 0 0 0 30 43
17 76 19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
18 80 31 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
19 17 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 30
20 14 6 0 0 0 0 10 0 0 0 0 15
21 2 6 0 0 0 0 2 0 0 0 4 6
22 1 33 0 0 0 0 0 0 0 0 14 36
23 31 40 0 0 0 0 1 0 0 0 0 23
24 17 8 0 0 0 0 0 0 0 0 5 66
25 125 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12 1
26 61 119 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 5 105 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7
28 10 9 0 0 0 0 0 0 0 0 45 7
29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 44
30 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 23
31 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18
Jumlah 503 398 0 0 0 0 13 0 0 0 111 321

Jumlah perbulan 592 547 185 0 0 0 13 0 0 0 114 533 1984


Jumlah hari hujan 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
Jumlah maxsimal 125 119 71 0 0 0 10 0 0 0 45 66
Rata rata 19 18 6 0 0 0 0 0 0 0 4 17

Sumber : Dinas Pengairan dan Sumber Daya Air. Kementrian PUPR Provinsi
Sulawesi Selatan (tahun 2011)
90

Tanggal
Ket
Pencatatan
1 58 79 0 32 0 2 0 0 0 0 23 5
2 102 48 2 26 0 0 0 0 0 0 39 2
3 45 14 0 0 0 0 0 0 0 0 41 49
4 3 18 0 27 0 6 0 0 0 0 9 2
5 0 72 11 98 0 2 0 0 27 0 68 5
6 0 10 2 0 21 4 0 0 0 0 43 16
7 0 26 0 86 0 2 0 0 0 0 3 28
8 0 6 0 11 0 0 0 0 0 13 7 15
9 1 4 0 0 17 0 0 0 0 0 1 22
10 0 0 0 39 0 0 0 0 0 0 0 10
11 0 0 1 0 0 2 0 0 0 2 2 6
12 40 0 0 26 0 2 0 0 0 0 40 7
13 38 5 4 0 0 0 0 0 0 0 30 48
14 29 2 10 0 0 0 3 0 0 0 0 8
15 20 6 1 21 19 0 0 0 0 0 34 28
Jumlah 336 290 31 366 57 20 3 0 27 15 340 251
16 20 5 0 0 35 0 0 0 0 3 0 135
17 0 4 58 0 0 3 0 0 0 0 0 32
18 25 3 15 23 0 79 0 9 0 4 0 50
19 3 63 0 33 2 0 2 0 0 0 0 33
20 30 18 4 5 0 0 0 0 0 0 0 53
21 0 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10
22 2 0 5 0 0 7 0 0 0 0 70 11
23 23 0 2 7 1 1 0 0 28 0 5 22
24 19 25 23 60 0 24 0 0 0 0 3 57
25 0 48 8 75 0 2 0 0 0 0 138 78
26 0 19 0 8 2 0 0 0 0 10 0 33
27 0 11 0 14 1 42 0 0 0 0 1 53
28 101 21 5 0 0 7 0 0 0 4 13 0
29 94 0 0 0 8 0 0 0 0 0 7 0
30 6 0 0 0 5 0 0 0 0 7 0 34
31 51 0 8 0 0 0 0 0 0 2 0 20
Jumlah 374 232 128 225 54 165 2 9 28 30 237 621

Jumlah perbulan 710 522 159 591 111 185 5 9 55 45 577 872 3841
Jumlah hari hujan 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
Jumlah maxsimal 102 79 58 98 35 79 3 9 28 13 138 135
Rata rata 23 17 5 19 4 6 0 0 2 1 19 28

Sumber : Dinas Pengairan dan Sumber Daya Air. Kementrian PUPR Provinsi
Sulawesi Selatan (tahun 2012)
91

Tanggal
Ket
Pencatatan
1 64 3 0 0 0 0 2 0 0 0 14 0
2 102 33 0 3 6 0 3 0 0 0 0 9
3 22 0 7 0 0 0 3 0 0 0 7 3
4 26 0 32 6 0 0 0 0 0 0 15 38
5 49 0 67 5 0 27 0 0 0 0 7 0
6 54 71 23 0 12 59 32 0 0 0 0 3
7 12 39 18 1 0 19 6 0 0 0 3 62
8 40 28 7 7 0 1 0 0 0 0 0 21
9 14 0 27 8 0 58 1 0 0 0 0 34
10 0 0 20 26 30 0 8 0 0 0 8 39
11 19 1 4 3 1 9 15 0 0 0 6 0
12 13 3 0 0 2 40 12 0 2 0 0 29
13 19 12 0 11 67 18 45 0 0 13 2 10
14 32 0 5 0 0 0 0 0 0 4 0 6
15 56 33 9 1 1 0 7 0 0 0 0 5
Jumlah 522 223 219 71 119 231 134 0 2 17 62 259
16 9 4 0 4 0 0 0 0 0 1 0 0
17 44 5 0 0 0 0 0 0 0 15 1 14
18 16 41 0 0 0 1 0 0 0 33 24 7
19 60 18 0 118 0 0 8 0 0 0 5 1
20 8 112 3 0 0 0 8 0 0 0 0 0
21 4 55 0 0 2 0 0 0 0 0 1 0
22 0 5 0 18 15 0 0 0 0 0 0 131
23 11 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 54
24 6 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 77
25 10 0 0 3 68 0 0 0 0 1 2 135
26 13 29 0 0 8 0 0 0 0 0 7 17
27 20 22 0 0 0 80 0 0 0 11 1 12
28 7 0 0 0 0 10 0 0 0 0 0 13
29 1 0 0 0 1 1 0 0 0 12 16 1
30 1 0 1 0 3 9 0 7 0 4 6 9
31 0 0 0 0 13 0 0 0 0 10 0 84
Jumlah 210 291 4 143 111 101 16 7 0 89 63 555

Jumlah perbulan 732 514 223 214 230 332 150 7 2 106 125 814 3449
Jumlah hari hujan 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
Jumlah maxsimal 102 112 67 118 68 80 45 7 2 33 24 135
Rata rata 24 17 7 7 7 11 5 0 0 3 4 26

Sumber : Dinas Pengairan dan Sumber Daya Air. Kementrian PUPR Provinsi
Sulawesi Selatan (tahun 2013)
92

Tanggal
Ket
Pencatatan
1 24 47 7 8 0 2 0 0 0 0 0 1
2 13 32 0 3 21 0 0 0 0 0 0 0
3 3 1 8 12 5 0 0 0 0 0 0 47
4 36 0 7 86 0 0 0 0 0 0 1 0
5 13 10 10 35 0 0 0 0 0 0 0 15
6 3 0 8 7 2 1 0 0 0 0 0 86
7 9 3 5 69 1 3 0 0 0 0 0 7
8 1 10 15 30 0 0 0 0 0 0 0 113
9 4 3 8 14 3 0 0 0 0 0 4 5
10 14 0 1 1 20 0 0 0 0 0 1 5
11 0 0 13 0 14 0 0 0 0 0 0 4
12 6 0 27 0 6 0 0 0 0 0 0 0
13 42 0 20 9 0 0 0 0 0 0 0 0
14 4 28 0 2 1 0 2 0 0 0 11 4
15 65 6 0 8 1 14 0 0 0 0 89 2
Jumlah 309 309 309 309 309 309 309 309 309 309 309 309
16 108 9 4 0 7 0 0 0 0 0 1 10
17 23 32 11 1 0 0 2 0 0 0 28 4
18 4 2 29 0 29 0 0 0 0 0 1 0
19 10 20 2 0 0 16 1 0 0 0 1 0
20 14 0 6 0 0 2 2 0 0 0 35 0
21 29 34 10 0 0 0 0 0 0 0 4 0
22 30 11 0 0 23 14 0 0 0 0 1 12
23 30 78 0 4 0 14 0 0 0 0 2 5
24 116 3 0 0 15 2 0 0 0 1 1 8
25 10 6 2 0 9 0 0 0 0 0 4 21
26 2 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 19
27 26 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
28 2 0 33 0 0 0 0 0 0 0 0 5
29 58 0 4 0 0 0 0 0 0 0 2 115
30 27 0 22 0 0 0 0 0 0 0 17 7
31 19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25
Jumlah 508 195 123 6 84 48 5 0 0 1 98 232

Jumlah perbulan 817 504 432 315 393 357 314 309 309 310 407 541 5008
Jumlah hari hujan 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
Jumlah maxsimal 116 78 33 86 29 16 2 0 0 1 89 115
Rata rata 24 11 8 9 5 2 0 0 0 0 7 17

Sumber : Dinas Pengairan dan Sumber Daya Air. Kementrian PUPR Provinsi
Sulawesi Selatan (tahun 2014)
93

Tahun 2015
Tanggal

r
Ket

v
b

u
i
Jan

s
i
Ma

i
Me

Jun

Sep

Ok

No
Ap

Ag
Jul
Fe

De
Pencatatan
1 62 5 13 35 27 0 0 0 0 0 0 29
2 93 7 84 8 1 2 0 0 0 0 0 9
3 187 5 42 70 0 0 0 0 0 0 0 19
4 36 15 0 28 1 24 0 0 0 0 0 50
5 54 11 7 36 5 2 0 0 0 0 3 17
6 119 23 30 38 0 0 0 0 0 0 0 66
7 45 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 62
8 15 2 0 0 0 15 0 0 0 0 1 14
9 60 1 0 24 0 3 0 0 0 0 0 6
10 2 0 0 24 0 0 0 0 0 0 0 1
11 12 7 1 4 0 0 0 0 1 0 0 98
12 0 102 0 92 0 0 0 0 0 0 0 2
13 0 12 0 0 18 0 0 0 1 0 3 0
14 0 1 3 0 0 0 0 0 0 0 34 76
15 9 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2
Jumlah 694 193 182 360 52 46 0 0 1 0 41 451
16 5 5 4 5 0 0 0 0 0 0 7 40
17 0 19 11 0 0 0 0 0 0 0 5 166
18 49 6 5 0 0 0 0 0 0 0 5 117
19 9 35 43 0 0 0 0 0 0 0 0 98
20 16 50 97 0 0 0 0 0 0 0 0 36
21 0 29 28 0 0 0 0 0 0 0 4 0
22 48 0 9 0 0 0 0 0 0 0 0 1
23 11 33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 8
24 1 0 0 18 0 0 0 0 0 0 0 34
25 11 8 0 55 0 0 0 0 0 0 0 0
26 94 0 0 8 0 1 0 0 0 5 0 0
27 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
28 77 1 3 1 1 0 0 0 0 0 3 0
29 9 0 0 0 29 0 0 0 0 0 4 12
30 4 0 0 11 6 0 0 0 0 0 3 0
31 30 0 20 0 0 0 0 0 0 5 0 1
Jumlah 379 186 220 98 36 1 0 0 0 10 31 514

Jumlah Perbulan 1073 379 402 458 88 47 0 0 1 10 72 965


Jumlah Hari Hujan 26 22 17 17 8 5 0 0 0 2 10 25
Hujan Max 187 102 97 92 29 24 0 0 1 5 34 166
Rata-rata 35 12 13 15 3 2 0 0 0 0 2 31
Sumber : Dinas Pengairan dan Sumber Daya Air. Kementrian PUPR Provinsi Sulawesi Selatan
94

Tanggal
Ket
Pencatatan
1 1 32 1 0 15 0 0 0 0 2 0 0
2 2 3 44 5 15 0 0 0 0 0 0 7
3 0 20 2 3 0 0 0 0 3 3 0 5
4 0 0 0 20 44 15 0 0 0 12 0 25
5 1 1 4 3 5 16 0 0 0 8 2 56
6 2 2 0 0 5 0 0 0 0 28 33 0
7 1 5 1 0 0 0 0 0 0 11 73 0
8 13 0 0 61 1 0 2 0 0 7 4 0
9 8 0 3 41 17 0 85 0 0 8 15 0
10 11 0 2 29 0 0 1 0 0 0 0 14
11 0 131 0 0 0 4 1 0 0 0 40 13
12 1 14 19 0 0 1 0 0 0 0 1 47
13 0 0 0 15 0 0 0 0 15 13 0 2
14 18 0 6 5 0 46 0 0 0 0 41 27
15 10 1 0 9 2 0 1 0 8 0 32 21
Jumlah 68 209 82 191 104 82 90 0 26 92 241 217
16 11 12 3 1 3 12 47 0 1 0 1 37
17 0 0 6 2 1 0 2 0 6 0 10 0
18 0 0 1 0 0 0 24 0 2 13 0 1
19 23 3 0 67 1 0 16 0 0 2 0 12
20 34 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 34
21 114 18 0 0 0 0 6 0 30 64 35 4
22 0 6 0 7 0 47 6 0 19 40 39 6
23 31 1 2 5 0 1 0 0 31 6 5 2
24 29 0 19 0 0 0 0 0 38 97 1 0
25 27 10 2 1 18 23 0 0 13 3 14 21
26 10 89 20 8 1 1 0 5 0 10 30 25
27 1 34 43 4 0 1 0 0 3 22 0 3
28 1 22 4 0 0 44 0 0 23 23 1 15
29 0 9 20 0 0 0 0 0 58 11 1 26
30 43 0 5 1 2 0 0 0 0 1 8 22
31 19 0 43 0 21 0 0 0 0 2 0 49
Jumlah 343 205 168 96 47 129 101 5 224 295 146 257

Jumlah perbulan 411 414 250 287 151 211 191 5 250 387 387 474 3418
Jumlah hari hujan 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
Jumlah maxsimal 114 131 44 67 44 47 85 5 58 97 73 56
Rata rata 13 13 8 9 5 7 6 0 8 12 12 15

Sumber : Dinas Pengairan dan Sumber Daya Air. Kementrian PUPR Provinsi
Sulawesi Selatan (tahun 2016)
95

Tanggal
Ket
Pencatatan
1 8 52 5 8 0 6 0 0 0 0 17 7
2 13 117 2 28 14 0 0 0 0 11 69 4
3 11 50 60 48 10 2 0 0 0 7 6 0
4 31 32 11 0 0 3 1 0 0 52 1 0
5 10 0 3 3 0 0 1 0 0 2 3 0
6 37 15 0 0 2 0 58 0 0 0 29 0
7 32 1 42 0 1 0 44 0 0 0 0 18
8 1 5 33 0 1 0 0 0 0 0 0 2
9 0 0 10 11 0 0 1 0 0 0 8 0
10 0 9 0 0 0 0 7 0 0 0 37 67
11 37 18 4 0 0 7 2 3 0 0 11 1
12 36 2 36 3 0 1 4 2 0 0 2 88
13 49 42 1 2 0 37 16 0 0 0 22 1
14 6 15 3 0 0 0 2 0 0 0 3 4
15 22 13 0 0 0 1 0 0 0 1 1 3
Jumlah 293 371 210 103 28 57 136 5 0 73 209 195
16 1 57 0 0 12 0 0 0 0 9 5 4
17 10 16 0 0 2 0 0 0 0 3 10 6
18 0 0 41 2 2 0 0 63 0 5 1 59
19 0 8 20 20 0 36 0 0 0 0 1 99
20 4 1 29 24 0 13 0 0 0 0 4 87
21 0 63 15 9 0 2 0 0 0 12 8 122
22 7 3 0 0 0 1 0 0 3 0 4 15
23 1 10 0 0 0 0 0 0 45 0 2 13
24 0 5 0 5 2 9 0 0 5 1 4 7
25 2 27 76 62 0 5 0 0 21 0 0 1
26 61 1 2 1 4 0 0 0 4 0 1 7
27 59 1 0 0 2 0 4 0 2 0 25 1
28 44 0 0 1 3 0 0 0 0 0 20 13
29 0 0 3 0 0 0 1 0 0 0 2 2
30 0 0 0 0 13 4 0 0 0 0 26 5
31 0 0 9 0 7 0 0 0 0 0 0 2
Jumlah 189 192 195 124 47 70 5 63 80 30 113 443

Jumlah perbulan 482 563 405 227 75 127 141 68 80 103 322 638 3231
Jumlah hari hujan 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
Jumlah maxsimal 61 117 76 62 14 37 58 63 45 52 69 122
Rata rata 16 18 13 7 2 4 5 2 3 3 10 21

Sumber : Dinas Pengairan dan Sumber Daya Air. Kementrian PUPR Provinsi
Sulawesi Selatan (tahun 2017)
96

Tanggal
Ket
Pencatatan
1 1 15 23 0 0 0 0 0 0 0 3 43
2 2 12 0 0 0 0 11 0 0 0 1 2
3 1 21 0 0 0 0 30 0 0 0 21 8
4 75 0 0 11 0 0 0 0 0 0 60 7
5 2 28 1 6 0 0 0 0 0 0 18 35
6 5 24 5 0 0 0 0 0 0 0 10 5
7 27 102 26 6 0 0 0 0 0 0 73 4
8 1 21 48 0 0 0 0 0 0 0 47 14
9 1 24 32 0 1 0 0 0 0 0 7 1
10 7 17 41 0 2 56 0 0 0 0 0 0
11 188 50 15 13 0 0 0 0 0 0 1 0
12 64 11 2 20 14 0 0 0 0 2 0 2
13 18 106 97 0 1 0 0 0 0 0 0 6
14 2 31 12 0 11 0 0 0 0 0 0 1
15 35 109 1 15 3 0 0 0 0 0 24 27
Jumlah 429 571 303 71 32 56 41 0 0 2 265 155
16 54 13 3 8 3 0 0 0 0 4 1 17
17 32 0 65 9 0 0 0 0 56 0 95 2
18 14 3 13 1 0 0 0 0 2 0 0 9
19 40 1 1 13 0 43 0 0 1 0 3 9
20 60 0 1 26 2 20 1 0 0 9 20 2
21 13 0 15 5 0 6 1 0 0 1 32 16
22 11 37 92 15 2 47 0 0 0 0 2 40
23 1 2 1 0 2 0 0 0 0 8 0 38
24 0 0 26 0 1 1 0 0 0 0 1 4
25 8 1 31 0 2 2 0 0 0 0 16 1
26 3 3 4 0 3 5 11 0 0 0 2 6
27 11 20 1 0 0 8 0 0 0 0 0 63
28 0 1 14 0 0 2 0 0 0 0 0 31
29 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 28
30 39 0 4 0 0 0 0 0 0 0 42 5
31 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 289 81 272 77 15 134 13 0 59 22 214 271

Jumlah perbulan 718 652 575 148 47 190 54 0 59 24 479 426 3372
Jumlah hari hujan 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
Jumlah maxsimal 188 109 97 26 14 56 30 0 56 9 95 63
Rata rata 23 21 19 5 2 6 2 0 2 1 15 14

Sumber : Dinas Pengairan dan Sumber Daya Air. Kementrian PUPR Provinsi
Sulawesi Selatan (tahun 2018)
97

Tanggal
Pencatatan Ket
1 27 3 19 11 0 0 0 0 0 0 0 0
2 41 0 0 4 5 0 0 0 0 0 0 0
3 12 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
4 0 9 2 7 0 6 0 0 0 0 0 0
5 4 91 0 2 0 5 0 0 0 0 0 0
6 0 1 1 33 22 0 0 0 0 0 0 0
7 0 2 77 6 1 0 0 0 0 0 0 0
8 0 25 1 1 0 29 0 0 0 0 0 0
9 1 18 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0
10 0 2 1 2 0 2 0 0 0 0 0 0
11 0 24 0 4 0 1 0 0 0 0 0 0
12 1 15 1 2 0 8 0 0 0 0 0 0
13 0 0 32 32 6 0 0 0 0 0 0 0
14 97 0 16 12 0 0 0 0 0 0 0 0
15 58 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 241 190 152 120 34 51 0 0 0 0 0 0
16 79 13 13 3 0 0 0 0 0 0 0 0
17 61 0 19 13 0 0 0 0 0 0 0 0
18 1 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 7 0 0 11 0 0 0 0 0 0 0 0
20 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
21 111 0 0 5 0 0 0 0 0 0 0 0
22 132 5 0 28 7 0 0 0 0 0 0 0
23 54 4 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
24 17 0 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 21 38 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 3 0 0 5 2 0 0 0 0 0 0 0
27 0 6 17 42 0 0 0 0 0 0 0 0
28 35 2 0 24 0 0 0 0 0 0 0 0
29 16 0 5 17 0 0 0 0 0 0 0 0
30 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
31 12 0 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 551 68 71 150 9 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah Perbulan 792 258 223 270 43 51 0 19 0 0 0 0


Jumlah Hari Huja 31 31 31 31 31 31 31 1 31 31 31 31
Hujan Max 132 91 77 42 22 29 0 19 0 0 0 0
Rata-rata 26 8 7 9 1 2 7 19 0 0 0 0

Sumber : Dinas Pengairan dan Sumber Daya Air. Kementrian PUPR Provinsi
Sulawesi Selatan (tahun 2019)
98

Tabel 28. Perhitungan Curah Hujan Ratar


Rata - rata
Tahun Kondisi / Tanggal Rerata Curah Hujan Maksimum Max
Thiessen
1 25-Jan 67
1999 2 30-Oct 58 60.33 60.3
3 7-Dec 56
1 30-Jan 93
2000 2 3-Feb 142 96.33 96.3
3 17-Nov 54
1 11-Jan 134
2001 2 3-Feb 126 129.17 129.2
3 27-Oct 128
1 2-Jan 126
2002 2 13-Feb 55 79.89 79.9
3 11-Mar 58
1 14-Jan 68
2003 2 6-Feb 62 81.11 81.1
3 24-Dec 114
1 3-Jan 51
2004 2 7-Feb 76 64.67 64.7
3 9-Mar 67
1 28-Mar 119
2005 2 16-Oct 70 87.67 87.7
3 19-Dec 74
1 25-Jan 125
2006 2 26-Feb 93 99.17 99.2
3 24-Dec 80
1 29-Jan 69
2007 2 25-Nov 88 76.22 76.2
3 25-Dec 71
1 4-Jan 81
2008 2 3-Feb 132 91.44 91.4
3 12-Dec 61
1 31-Jan 116
2009 2 1-Feb 180 115.33 115.3
3 4-Apr 50
1 12-Jan 109
2010 2 26-Jul 62 76.44 76.4
3 4-Aug 58
99

1 16-Jan 81
2011 2 5-Feb 103 92.33 92.3
3 26-Dec 93
1 28-Jan 51
2012 2 25-Nov 50 49.06 49.1
3 25-Dec 46
1 2-Jan 94
2013 2 21-Feb 61 85.44 85.4
3 25-Dec 101
1 25-Jan 87
2014 2 4-Apr 69 67.83 67.8
3 8-Dec 48
1 3-Jan 110
2015 2 3-Mar 70 105.33 105.3
3 18-Dec 136
1 22-Jan 62
2016 2 27-Feb 62 60.33 60.3
3 5-Dec 57
1 26-Jan 87
2017 2 2-Feb 92 96.11 96.1
3 21-Dec 109
1 11-Jan 135
2018 2 15-Feb 102 114.61 114.6
3 22-Mar 108
1 22-Jan 72
2019 2 5-Feb 50 57.00 57.0
3 7-Mar 50
Jumlah 1785.8
Rata-rata 89.3
100
101
102
103

Gambar lokasi
104

Gambar lokasi lahan kebun campuran

Gambar lokasi lahan sawah

Gambar lokasi lahan pemukiman

Anda mungkin juga menyukai