Anda di halaman 1dari 9

tronik sistem pengolahan data, proses pembuatan dan se- Mata rantai tingkat 1 dan mungkin juga tingkat 2

bagainya. dapat dilakukan sendiri oleh industri mesin yang bersang-


kutan, sedangkan tingkat 3 dan mungkin juga tingkat 4
5.1 Rantai kalibrasi & Keterlacakan dapat dilaksanakan oleh beberapa Laboratorium Metrologi
Industri yang diberi wewenang. Kewenangan ini diwujud-
Kalibrasi (Peneraan) pada dasarnya serupa dengan
kan pemerintah melalui sistem akreditasi kalibrasi yang
pengukuran yaitu membandingkan suatu besaran dengan
nnenjadl salah satu kegiatan jaringan kalibrasi nasional.
besaran standar. Dalam kalibrasi yang diukur adalah objek
Dengan menjalankan sistem kalibrasi berantai, setiap
ukur yang diketahui yang menjadi acuan kalibrasi. Harga
alat ukur akan memiliki keterlacakan (keterusutan, ketelu-
sebenarnya adalah harga yang dianggap benar dalam kai-
suran; traceability) yaitu sampai sejauh mana mata ran-
tannya dengan yang diperlukan oleh alat ukur yang dikali-
tai kalibrasi dirangkai. Jika secara meyakinkan seseorang
brasi.
(badan) dapat menyatakan bahwa keterlacakan suatu alat
Tingkat kebenaran mengandung makna praktis. Un-
ukur (misalnya alat ukur kerja)adalah sampai pada rantai ke
tuk menjamin hubungannya dengan satuan standar pan-
2 berarti alat ukur tersebut pernah dikalibrasi dengan me-
jang internasional, alat ukur besaran panjang yang diguna-
makai acuan standar kerja yang mana acuan standar kerja
kan oleh operator mesin perkakas (alat ukur kerja) dapat
ini pernah dikalibrasi dengan alat ukur standar. Selanjutnya,
diperiksa melalui suatu prosedur kalibrasi. Jika suatu prose-
akan menjadi tugas dan kewajiban badan yang melaksana-
dur kalibrasi ini dianggap sebagai suatu mata rantai, rantai
kan kalibrasi tingkat 2 untuk menjamin bahwa alat ukur
kalibrasiakan mencakup rangkaian mata rantai sbb:
standar yang dipakainya memiliki keterlacakan sampai

Tingkat 'l Kalibrasi alat ukur kerja dengan memakai acuan


tingkat nasional atau internasional.
Tingkatan atau mata rantai kalibrasi I s.d.4 ini meng-
alat ukur standar kerja.
ga mbarka n sistemati ka penyam bun gan ra ntai. Tergantu ng
Tingkat 2 Kalibrasi alat ukur standar kerja dengan me-
pada kondisi fisik alat ukur yang akan dikalibrasiyang harus
makaiacuan alat ukur standar.
disesuaikan dengan kondisi fi sik alat ukur acuan, mata rantai
Tingkat 3 Kalibrasi alat ukur standar dengan acuan alat
ini dapat menjadi lebih banyak atau sebaliknya lebih sedi-
ukur standar dengan tingkatan yang lebih tinggi
kit. Mungkin pula menimbulkan untaian yang paralel, yang
(standar nasional atau yang telah ditera secara
mencabang mulai dari salah satu mata rantai, kesemuanya
nasional).
menggambarkan rangkaian kalibrasi mulai dari alat ukur
Tingkat 4. Kalibrasi standar nasional dengan acuan standar
kerja sampai dengan alat ukur standar internasional.
meter (internasional).

142 I P*ou**rTrxxrx Srrer Umum Aur Urun fae


I I
Secara teoretik rantai kalibrasi kelihatannya mudah cermatan alat ukur sama dengan kecermatan skala yaitu
dilaksanakan. Dalam kenyataannya hal initidak mudah un- artijarak antar garis skala. Bila dibaca dengan pertolongan
tuk dipraktekkan. Banyak industri nasional yang masih be- skala nonius (satu atau dua dimensi), kecermatan alat ukur
lum memahami bahwa mengukur adalah sama pentingnya sama dengan kecermatan interpolasinonius. Jika digu-
dengan membuat Produk. nakan penunjuk digital kecermatan alat ukur diwakili oleh
Setiap alat ukur yang dibeli di pasaran, yang tak me- angka paling kanan.
(ket-
miliki maupun yang memiliki sertifikat keterlacakan Kecermatan dirancang sesuai dengan rancangan
erlacakan nasional dari negara di mana pabrik pembuat bagian pengubah dan penunjuk alat ukur dengan mem-
berada), perlu dikalibrasi ulang setelah sekian lama dipakai. perhatikan kepekaan, keterbacaan, dan kapasitas ukur. Ke-
Jangka waktu pengkalibrasian ulang sangatlah beragam cermatan alat ukur biasanya bersifat tetap tetapi ada pula
tergantung pada jenis alat ukur dan intensitas pemakaian' alat ukur (terutama jenis komparator) yang kecermatannya
Meskipuntidakadasangsimenuruthukum(kecualialat dapat diatur. Alat ukur dengan pengubah elektrik (atau
ukur yang dipakai dalam perdagangan yang diatur dalam prinsip kerja gabungan dengan isyarat akhir berupa besa-
undang-undang kalibrasi metrologi legal) kalibrasi ulang ran listrik) dengan bagian penunjuk/pencatat elektrik sering
diperlukan karena kemungkinan adanya perubahan kondi- dilengkapi dengan attenuator pemilih harga pembesaran
sialat ukur (misalnya keausan atau kemerosotan fungsi (mognification). Pembesaran yang dipilih akan mengubah
komponen yang merupakan bagian sensor, pengubah' artijarak antar garis-garis skala (skala pada kertas grafik) se-
atau penunjuk). hingga dapat mengubah kecermatan.
Secara terperinci prosedur kalibrasi untuk setiap Alat ukur dipilih sesuai dengan kecermatannya yang
jenis alat ukur geometrik dibahas pada buku pedoman dikaitkan dengan besar-kecilnya daerah toleransi objek
kalibrasi yang dikeluarkan sebagai standar nasional' ukur. Prosedur pengukuran perlu diikuti dengan saksama
Dalam prosedur tersebut dicantumkan kesalahan
yang supaya kecermatan alat ukur bermanfaat dan mempunyai
masih diperbolehkan bila ada perbedaan antara harga makna pada hasilakhiryang dalam hal inisering dinyatakan
yang ditunjukkan alat ukur dengan harga acuan' dengan istila h ketepata n (keterula ng an, p re c i s i o n, re p eo t-
a b i I i ty) da n ketel itian (keakuratan; a cc u r o cy).

5.2 Kecermatan (Reso lutionl


5.3 Kepekaan (Sen sitivityl
Kecermatan alat ukur ditentukan oleh kecer-
matan skala dengan cara pembacaannya' Bagi skala Kepekaan alat ukur ditentukan terutama oleh
yang dibaca melalui garis indeks atau jarum penunjuk ke- bagian pengubah, sesuai dengan prinsip kerja yang

\M I Pr*ou*r*uTexrutr Srrnr Umuu Aur Uxun I US


I I
diterapkan padanya. Dalam hal ini, kepekaan alat ukur Dengan melakukan kalibrasi, berdasarkan grafik an-
adalah kemampuan alat ukur untuk menerima, mengubah tara keluaran (jarak pergeseran jarum penunjuk; y mm) se-
dan meneruskan isyarat sensor (dari sensor menuju ke ba- bagaifungsi linear masukan (besaran panjang acuan yang
gian penunjuk, pencatat, atau pengolah data pengukuran). diketahui besarnya; x, mm) dapat ditentukan kepekaan alat
Tidak semua alat ukur memiliki kepekaan, misalnya ukur. Garis linear dengan harga kemiringan (slope) yang
penggaris atau mistar, sebab alat tersebut tak memiliki ba- besar mencirikan kepekaan yang tinggi. Kapasitas alat ukur
gian pengubah. Kepekaan bisa berkaitan dengan kecerma- ditentukan oleh besar kecilnya daerah linear. Tergantung
tan dan keterbacaan skala alat ukur. Biasanya alat ukur den- pada pits skala (jarak fisik garis-garis skala) dan harga kepe-
gan kecermatan rendah juga mempunyai kepekaan yang kaan, kecermatan alat ukur terdefinisikan.
rendah, dan sebaliknya. Tetapi tak selalu demikian, karena Secara matematik kepekaan didefinisikan sebagai
skala dapat dibuat dengan pits yang berbeda-beda dapat kemiringan (slope) grafik antara keluaran (y output) seb-
saja dua alat ukur yang sejenis, A dan B, memiliki kecerma- agai fungsi linear masukan (x; inputl, yaitu:
tan yang sama tetapi kepekaannya berbeda. Untuk suatu
perubahan kecil bagi besaran yang diukur, jika alat ukur A Kepekaan : dY / dx ; I satuan y / satuan x ]
lebih jelas menunjukkan suatu perbedaan jarak gerakan
jarum penunjuk daripada yang ditunjukkan oleh alat ukur Kelinearan grafik merupakan syarat penting supaya
B, dikatakan alat ukur A lebih peka (sensitif) daripada alat pits skala dapat dibuat beraturan sehingEa kecermatan
ukur B, perhatikan gambar 5.1. di mana saja dalam daerah tertentu akan sama harganya.
Daerah ini merupakan daerah kerja alat ukur sehingga
dapat dinamakan sebagai daerah ukur yang menentukan
Dtult satoldr
k ,ibrasi ;E kapasitas ukur.
.]
-?-l:-i--., :
Eo,o Fr"*," - t/d I Sesuai dengan isyarat akhir dengan besaran tertentu,

:l il
rl!l-
K€Dokm alal ,1n,1 ; aya /Ax misalnya voltase listrik, bagian penunjuk alat ukur besaran
E",' : ayg
;-l il )q)
E
K€p€ra.n slsl

x
r*u S /Ax panjang bisa merupakan suatu alat ukur lain yakniVoltme-
ter. Melalui kalibrasi dapat dibuat grafik yang menggambar-
dilMii dm ( hdgE Yang diukur )
*"T"o,H,I?o kan besaran keluaran (misalnya mV) sebagaifungsi besaran
ksmtl8flrya
dgth kets
masukan (mm).Jadi, dalam hal ini kepekaannya akan me-
rlal rkrr A dssh lqra
ltrt uaqr B
miliki satuan [mV / mm]. Bila skala voltmeter ini tak diganti,
pengamat harus mengubah harga setiap penunjukan [mV]
Gambar 5.1 Contoh grafikkepekaan

146 PencurunRru TrrNtx Srrnr Unauu Aur Urun UZ


I I
dengan memakai harga kepekaan tersebut menjadi besar- 5.5 Histerisis (Histerysisl
an panjang Imm ].
Histerisis adalah perbedaan atau penyimpangan
yang timbul sewaktu dilakukan pengukuran secara ber-
5.4 Keterbacaan (Red dobilityl kesinambungan daridua arah yang berlawanan (mulaidari
Karena pengamat akan dapat lebih mudah dan cepat skala nol hingga skala maksimum kemudian diulangi dari
membaca hasil pengukuran maka, secara umum, keterbacaan skala maksimum sampai skala nol). Histerisis muncul kare-
penunjuk digital dikatakan lebih tinggi daripada keterbacaan na adanya gesekan pada bagian pengubah alat ukur.
skala dengan jarum penunjuk, garis indek, atau garis indek Suatu jam-ukur dapat digunakan untuk mengukur
dengan skala nonius.lstilah keterbacaan dalam metrologi se- ketinggian yang berubah secara berkesinambungan naik
cara khusus lebih dikaitkan pada bagian penunjuk dengan dan diulangi dengan secara berkesinambungan turun, se-
skala. bagaimana yang diperlihatkan pada gambar 5.2. Dudukan
Bagi alat ukur pada bagian penunjuk dengan skala, jam-ukur digeserkan di atas meja-rata sehingga sensor jam-
keterbacaannya dirancang dengan memperhatikan pits, ke- ukur menggeser di atas permukaan batang-miring (batang-
pekaan, dan kecermatan. Pits atau jarak fisik antara garis-garis sinus).
skala yang dibuat tak terlalu jauh dan tak terlalu dekat (1 s/d Apabila kesalahan pembacaan jam-ukur digambar-
2mm) akan memudahkan pengamatan. Dengan membuat kan sebagai fungsi ketinggian yaitu antara harga kesalahan
garis-garis skala yang tipis sefta jarum penunjuk yang tipis sebagai sumbu tegak sedang sumbu datar adalah harga se-
dapat menaikkan keterbacaan dalam arti menghindarkan ter- benarnya, dapat diperoleh bentuk kurva kesalahan seperti
jadinya keraguan pembacaan. gambar 5.2. Meskipun kesalahan adalah hal yang wajar ter-
Sebagaimana yang telah diulas pada skala nonius, in- jadi, kesalahan ini seharusnya sama dalam arti kurva pem-
terpolasi pembacaan posisi garis indek dengan memakai bacaan naik berimpit dengan kurva pembacaan turun.
skala nonius juga dibuat dengan memperhatikan aspek ket- Pada contoh jam ukur ini, histerisis disebabkan oleh
erbacaan. Semakin cermat penginterpolasian nonius, selain perbedaan gaya yang dialami poros ukur. Sewaktu po-
memerlukan jumlah garis noniusyang banya(akan menyulit- ros bergerak ke atas akan melawan gaya gesek serta gaya
kan pemilihan garis skala nonius yang mana yang betul-betul pegas penekan, sewaktu bergerak turun poros menerima
berimpitdengan skala utama, jadi keterbacaannya akan menu- gaya pegas penekan dan melawan gesekan.
run. Perlu dicatat, kesalahan pembacaan gara-gara pengamat Kurva kesalahan saat "pembacaan naik"tak berimpit
tak paham memakai skala nonius bukan berarti rendahnya dengan kurva "pembacaan turun". Dalam contoh ini ge-
keterbacaan skala nonius melainkan kebodohan pengamat. sekan poros-ukur pada dinding bantalan-luncur adalah

148 I Pr*or*r*u Texxrx Srrnr Umuu Aur Urun 149


I
penyebabnya. Karena gesekan mekanik ini berkaitan den-
5.6 Kepasifan/ Kelambatan Reaksi
gan kekasaran dua permukaan (poros dan bantalan) yang
dipertemukan dan berciri khas untuk setiap posisi poros Sepintas istilah kepasifan initerasa memiliki konotasi

ukur maka histerisis umumnya memiliki keterulangan yang kebalikan dari kepekaan, tapi tidaklah demikian. Jika kepe-
berkaitan dengan posisi poros-ukur. kaan dikaitkan dengan kemampuan menerima, mengolah,
dan meneruskan isyarat sensor, kepasifan dikaitkan den-
gan waktu yang digunakan perjalanan isyarat mulai dari
I to.rvrpembacarn:
sensor sampai pada penunjuk. Suatu alat ukur dapat me-
miliki kepekaan tinggi dengan kepasifan yang tinggi atau
sebaliknya, sebab antara kepekaan dan kepasifan tak ada
keterkaitan.
A-tffi Kepasifan yang rendah sangat menguntungkan se-
r -harye$benmF(trm) bab alat ukur cepat reaksinya. Alat ukur, terutama bagian
y -kedahm(pm)
mel.-rltr pengubahnya, dirancang dengan memperhatikan hal ini.
Suatu kondisi terburuk harus dihindari yaitu kepekaan yang
rendah dikombinasikan dengan kepasifan yang tinggi. Da-
Gambar 5.2 Histerisis yang dapat teriadi poda iam-ukur lam hal ini isyarat akibat suatu perubahan kecil yang dide-
teksi sensor tidak sampai ke bagian penunjuk. Beberapa
Supaya histerisis tidak terjadi, gesekan pada poros contoh kepasifan antara lain:
dengan bantalannya harus dihilangkan atau setidak-tida- 1. Kepasifan pada alat ukur jenis mekanik yang di-
knya diperkecil. Pengaruh histerisis dapat dikurangi apabila sebabkan oleh pengaruh kelembaman, misalnya
pengukuran dilakukan sedemikian rupa sehingga hanya besarnya masa komponen dan pegas yang tidak
sebagian kecil skala alat ukur tersebut saja yang digunakan elastik sempurna.
(perubahan posisijarum penunjuk diusahakan hanya me- 2. Kepasifan dapat terjadi pada alat ukur jenis pneu-
lewati beberapa garis skala). Oleh sebab itu, pengukuran matik deng an sistem tekanan balik yaitu bila pipa
dengan cara tak langsung sebaiknya dilakukan dengan me- elastik yang meng hubungkan sensor dengan
milih/mengatur tinggi alat ukur standar (susunan blok ukur) ruang perantara terlalu panjang. Karena volume
sehingga sama dengan tinggi objek ukur. Bila ada selisih udara (yang diukurtekanannya) terlalu besar, maka
ketinggian, harga yang ditunjukkan komparator akan rela- pengaruh kompresibilitas udara menjadi terasa,
tif kecil(hanya dalam beberapa mikrometer). akibatnya barometer akan terlambat bereaksi.

L50 PrncuruReH Terrurx Srrer Umuu Arer Uxua fSr


I
3. Kepasifan dapat dialami alat ukur jenis elektrik gan periode tertentu. Dengan mengulang proses pengu-
(resolver & inductosyn) atau optoelektrik jika ke- kuran bagi objek ukur acuan (standar atau yang dipilih).
cepatan komponen yang diukur jarak gerakannya
melebihi kecepatan maksimum sesuai dengan 5.8 Kestabilan Nol (Zero Stabilityl
kemampuan/kecepatan penghitung elektro- Jikalau pergeseran merupakan perubahan yang
niknya. Dalam hal ini isyarat yang dikeluarkan sen-
menyebabkan penyimpangan yang membesar dengan
sor tak sampai pada bagian penunjuk digital.
berjalannya waktu, kestabilan nol juga menjadi penye-
bab penyimpangan tetapi dengan harga yang tetap atau
5.7 Pergeseran (Shifting, Driftl berubah-ubah secara rambang tak stabil.
Pergeseran terjadi bila jarum penunjuk atau pena Serupa dengan pergeseran, kestabilan nol dapat di-
pencatat bergeser dari posisi yang semestinya. Proses periksa secara periodik dengan melakukan pengukuran
pergeseran biasanya berjalan lambat dan pengamat tak ulang dengan menggunakan objek ukur acuan sehingga
menyadari gara-gara jarum penunjuk atau pena pencatat alat ukur menunjukkan harga acuan. Jika harga ini berubah-
berfungsi secara dinamik mengikuti perubahan isyarat ubah secara acak pada setiap kali pengecekan berarti kes-
sensor. Pergeseran bisa diamati dengan jelas bila selama tabilan nol alat ukur tidak baik.
isyarat sensor tak diubah (sensor diusahakan pada posisi Bagi sistem pengukuran geometrik penyebab keti-
tetap; nol atau harga tertentu) secara perlahan dan pasti dakstabilan nol umumnya karena ketidakkakuan sistem
posisi jarum penunjuk atau pena pencatat bergeser ke pemegang alat ukur atau benda ukur, kelonggaran sistem
satu arah. Jadi, pergeseran merupakan suatu penyimpan- pengencang, atau keausan sistem pemosisi (alat bantu
gan yang membesar dengan berjalannya waktu. cekam posisi).
Keadaan ini sering dialami oleh alat ukur dengan
pengubah atau pencatat elektrik. Karena perubahan tem- 5.9 Pengambangan/ Ketakpastian (Floatingl
peratur (di dalam alat ukur tersebut) dapat mempenga-
Pengambangan terjadi apabila jarum penunjuk sela-
ruhi sifat-sifat komponen elektroniknya yang kualitasnya
lu berubah posisinya (bergetaO atau angka terakhir/paling
rendah atau yang mengalami proses degenerasi alias kanan penunjuk digital berubah-ubah. Hal ini disebabkan
penuaan.
oleh adanya gangguan yang menyebabkan perubahan-pe-
Untuk memastikan bahwa data pengukuran yang rubahan yang kecil yang'Uirasakan sensor"yang kemudian
diperoleh selama jangka waktu tertentu tidak terjadi diperbesar oleh bagian pengubah alat ukur. Semakin cer-
pergeseran, sebaiknya dilakukan pengecekan ulang den-

152 PrrucuxuRen Terxrx Srrer Uuuna Amr Uxun 153

Anda mungkin juga menyukai