Anda di halaman 1dari 20

! .

KALIBRASI TERMOMETER DIGITAL


METODE SENSOR PLUS INDIKATOR

Seta Samsiana, Fitrah Ramdani


Program Studi Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Islam 45 (UNISMA)
Jl. Cut Meutia No. 83 Bekasi, Indonesia
Telp. 021-88344436, 021-8802015 Ext. 124

ABSTRAK

Kalibrasi pada termometer digital menggunakan sensor PT 100 dan Thermocouple


menggunakan metode sensor plus indikator. Metode kalibrasi ini dimaksudkan untuk
menentukan hubungan antara suhu yang ditunjukkan oleh sensor plus indikator (test) dengan
sensor plus indikator (standard) yang digunakan AOIP TM 6630. Data pengukuran suhu pada
alat dihitung melalui ketidakpastian bersumber dari Repeatability, Readability, Sertifikat
Standar, Media Kalibrasi, Inhomogenity Ice Point, Inhomogenity Probe, Drift dan Regresi
serta mengacu ke JIS Z 8710. Hasil data pengukuran dibuat Simulasi dengan data pada
Digital Thermometer untuk menentukan nilai nominal temperatur standar dan alat.

Kata kunci: Kalibrasi, Sensor, Simulasi, JIS Z 8710

PENDAHULUAN
Setiap Instrumen Alat Ukur/sensor sebelum digunakan atau setelah digunakan pada periode
tertentu (6 bulan atau 12 bulan), harus dilakukan pengukuran dan dikalibrasi sesuai standar nasional
ataupun internasional. Alat ukur/sensor merupakan ujung tombak dalam kualitas produk yang
dihasilkan, karena langsung berhubungan dengan proses, sehingga perlu dipelihara untuk
mendapatkan umur (life time) yang panjang. Sensor temperatur pada themocouple ataupun PT100,
banyak digunakan dalam industri yang menggunakan mesin pemanas, sebagai alat ukur temperatur
supaya tetap stabil. Pengukuran adalah berupa proses menyatakan suatu angka secara empirik dan
objektif pada kejadian nyata sedemikian rupa , sebagai angka tadi dapat menjadikan gambaran yang
jelas mengenai objek atau kejadian tersebut. Kalibrasi merupakan suatu kegiatan untuk menentukan
keberadaan konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur berdasarkan standar. Untuk
proses kalibrasi, perlu ada pengukuran terlebih dahulu pada objek yang ada misalnya pada temperatur
proses. Ada beberapa metode dalam kalibrasi antara lain sensor plus indikator. Umumnya yang
banyak digunakan berupa metode kalibrasi sensor plus indikator untuk membandingkan kalibrator
standar alat ukur terhadap beban ukur yang dipakai, baru dilakukan perhitungan deviasi berdasarkan

JREC JREC
Journal of Electrical and Electronics Journal of

Vol 2. No.1
! .

standar. Cara ini memerlukan standar kalibrator yang harus dikalibrasi di Lembaga Kalibrasi
KAN/LIPI sehingga harganya mahal. Untuk kalibrasi alat ukur/sensor suhu yang berupa
thermocouple ataupun PT100 dapat menggunakan media kalibrasi yang berupa bak air 1100 C, bak
es 0 C. Pemanfaatan kalibrator standar dari temperatur es (0 C) dan temperatur suhu air mendidih
(100C). Setelah dibandingkan dengan bahan yang diukur (PT100) baru dibuat simulasi sehingga
dapat menentukan deviasi/kesalahan dari PT100 yang dilihat pada indicator controller . Hal ini
merupakan suatu ide baru untuk menggantikan peranan kalibrator yang ada (metode Perbandingan).
Indicator controller dapat disesuaikan dengan hasil yang diperoleh dari hasil perbandingan dan
simulasikan.
Pemanfaatan dari hasil penelitian ini berupa:
1. Bahan pembelajaran Instrumentasi Industri bagi pengajar, mahasiswa listrik dan elektronik
pada Jurusan Teknik Elektro.
2. Ide baru dalam kalibrasi temperatur menggantikan cara konvensional yang berupa metode
perbandingan.
3. Dapat digunakan oleh teknisi industri instrumen sebagai alat ukur kalibrasi mandiri tanpa
diberikan ke vendor (teknisi instrumen dari luar), sehingga akan mengurangi biaya.
4. Cara termudah untuk mengkalibrasi temperatur (PT100, Thermocouple) yang banyak
digunakan oleh industri tanpa kalibrator pembanding.
Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana membuat model kalibrasi sensor
temperatur (PT100 dan Thermocouple) dengan metode sensor plus indikator dari kalibrator suhu 0 C
(bak es) dan suhu 100 C (bak air mendidih), dan membuat analisis ketidakpastian berdasarkan
deviasi/kesalahan, bagaimana menetapkan parameter- parameter temperatur nominal yang diizinkan
sesuai standar pada model simulasi indicator controller yang merupakan suatu nilai dari kalibrasi
PT100 dan Thermocouple.

TINJAUAN PUSTAKA
Ketidakpastian pengukuran adalah proses mengaitkan sesuatu angka secara empirik dan obyektif
pada sifat-sifat obyek atau kejadian nyata sedemikian rupa sehingga angka tadi dapat memberikan
gambaran yang jelas mengenai obyek atau kejadian tersebut.
Manfaat :
(a) Membuat gambaran/deskripsi
(b) Memperkirakan/meramalkan
(c) Mengadakan komunikasi
(d) Memutuskan
(e) Mengatur/mengendalikan, dan
JREC JREC
Journal of Electrical and Electronics Journal of

Vol 2. No.1
! .

(f) Memberikan reaksi.

Hasil pengukuran harus mencantumkan suatu perkiraan yang menggambarkan seberapa besar
kesalahan yang mungkin terjadi, dalam batas-batas kemungkinan yang wajar. Nilai ini sekaligus
menunjukkan kualitas pengukuran. Semakin kecil nilai perkiraan itu, berarti semakin baik pula
kualitas pengukurannya. (Killian, 2004, 242-247).
Kalibrasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan kebenaran kovensional nilai penunjukkan
alat ukur dan bahan ukur. Pelaksanaan kalibrasi dilakukan dengan cara membandingkan alat ukur dan
bahan ukur yang akan dikalibrasi terhadap standar ukurnya yang mampu telusur (traceable) ke standar
nasional dan atau internasional. Sedangkan tujuan dengan kalibrasi dapat ditentukan deviasi
kebenaran konvensional nilai penunjukkan suatu alat ukur, atau deviasi dimensi nominal yang
seharusnya suatu bahan ukur. Manfaat dengan kalibrasi kondisi alat ukur dan bahan ukur dapat dijaga
tetap sesuai dengan spesifikasinya. Semua jenis alat ukur pelu dikalibrasi, baik alat ukur besaran
dasar (panjang, massa, waktu, arus listrik, suhu, jumlah zat, intensitas cahaya), luas, isi, kecepatan,
tekanan, gaya, frekuensi, energi, gaya dan sebagainya. Bila suatu alat ukur termasuk katagori legal,
maka periode kalibrasinya telah ditentukan, kalibrasinya tergantung pada keperluan dan frekuensi
penggunaanya. Beberapa contoh periode kalibrasi untuk beberapa instrument ukur tertentu:
(a) Thermocouple : 2 bulan
(b) Thermocontroller : 12 bulan
(c) Hygrometer : 6 bulan
(d) Micrometer : 3 bulan
(e) Vernier caliper : 12 bulan
(f) Gauge block : 24 bulan
(g) Profile proyektor : 12 bulan
Jain Kharma, RK, Electrical & Industrial Measurement, 2003.

a) Analisa ketidakpastian
Komponen pengukuran dapat dibagi menjadi beberapa kelompok standar atau acuan yaitu benda
ukur, peralatan, metode, lingkungan, personil atau perilaku pengukuran. Ada dua jenis ketidakpastian
pengukuran berdasarkan ISO guide yaitu ketidakpastian tipe A dan tipe B yang dibedakan menurut
metode evaluasinya.
Tipe A dievaluasi dengan menggunakan metode statistik yang baku untuk menganalisis satu
himpunan atau sejumlah himpunan pengukuran, dan mencakup jenis kesalahan yang disebut
kesalahan acak. Kesalahan ini dicirikan oleh taksiran variasi atau simpangan baku, nilai rata-rata dan
derajat kebebasan.

JREC JREC
Journal of Electrical and Electronics Journal of

Vol 2. No.1
! .

Tipe B dievaluasi dengan cara selain analisis statistik pada sejumlah pengamatan. Ketidakpastian
ini mencakup kesalahan yang dicirikan oleh taksiran variasi atau simpangan baku, nilai rata -rata dan
derajat kebebasan.
Menghitung ketidakpastian pengukuran yang diuraikan dalam ISO Guide mencakup langkah-langkah
evaluasi berupa :
1. Kenali faktor-faktor yang berkontribusi pada ketidakpastian
2. Buat model matematik pengukuran
3. Cari ketidakpastian baku masing-masing komponen
4. Hitung ketidakpastian baku gabungan
5. Hitung ketidakpastian terentang dengan menggunakan faktor cakupan

Sumber ketidakpastian yang paling berpengaruh dalam pengukuran adalah


1. Daya baca alat ukur (skala atau tampilan alat)
2. Kebenaran nilai instrumen acuan (sertifikasi kalibrasi)
3. Sebaran nilai-nilai pengukuran (pengukuran berulang).
Model matematika pengukuran berupa persamaan yang menunjukkan hubungan antara input dan
output.
Nilai pengukuran = Penunjukkan alat ukur + Koreksi alat ukur
Ketidakpastian baku dihitung dengan Persamaan
:
Keterangan:
s = simpangan baku
n = banyaknya pengukuran
a = setengah dari resolusi terkecil yang dapat
dibaca
u = nilai ketidakpastian pada tingkat kepercayaan
95% yang dicantumkan dalam sertifikat kalibrasi.
Derajat kebebasan Tipe A v = n 1

Tipe B
R = relative uncertainly
Derajat kebebasan efektif :

Ketidakpastian baku gabungan (Combined standar uncertainly) :

JREC JREC
Journal of Electrical and Electronics Journal of

Vol 2. No.1
! .

Uc = C1U1 + C2U2 + C3U3 +


Ketidakpastian terentang: U = k, Uc

Evaluasi ketidakpastian tipe A


a) Ketidakpastian standar tipe A dievaluasi dengan metode statistik dari suatu seri pengamatan
pengukuran.
b) Komponen evaluasi ke....
c) Ketidakpastian standar tipe A berasal dari efek random.
d) Pada umumnya estimasi terbaik dari nilai suatu besaran q yang bervariasi secara random (acak)
adalah nilai rata-rata q.
e) Deviasi standar eksperimen s (q) digunakan untuk mengestimasi distribusi q
f) Deviasi standar eksperimen dari rata-rata s (q) digunakan untuk mengestimasi selebaran distribusi
rata-rata.
g) Dalam mendokumentasikan evaluasi komponen-komponen ketidakpastian tipe A, maka derajat
kebebasan harus dicantumkan.

Evaluasi ketidakpastian standar B


Evaluasi ketidakpastian tipe B dilakukan tidak dengan cara analisis statistik dari seri
pengamatan pengukuran. Tetapi dievaluasi berdasarkan penetapan secara ilmiah menggunakan
informasi-informasi yang tersedia seperti :
a) Data pengukuran sebelumnya
b) Pengalaman
c) Sifat-sifat material/instrument secara umum
d) Spesifikasi pabrik
e) Data dari laporan/sertifikasi kalibrasi
f) Data yang diambil dari buku/literatur
Dalam mempertimbangkan ketidakpastian tipe B kita harus mengubah dari ketidakpastian yang
dikutip ketidakpastian standar, dengan cara membagi dengan faktor pengali. Dalam sertifikat kalibrasi

JREC JREC
Journal of Electrical and Electronics Journal of

Vol 2. No.1
! .

tercantum nilai ketidakpastian sebesar 4 Pa dengan faktor pengali 2. Maka ketidakpastian standar = 2
Pa. Cara lain untuk mengubah ketidakpastian yang dikutip dari ketidakpastian standar adalah dengan
cara membagi dengan suatu faktor yang bergantung pada distribusi probabilitas. distribusi
probabilitas rectangular.
Ketelitian pengukuran sebuah voltmeter 0,05%, maka batas setengah interval adalah 0,005%
dan ketidakpastian standar dihitung dengan rumus: U (v) = 0,005%, distribusi probabilitas triangular.
Distribusi ini merupakan model yang lebih baik, jika diketahui bahwa kebanyakan nilai-nilai
pengukuran mendekati pusat (center ) distribusi. Ketidakpastian standar dihitung dengan membagi
setengah interval (a) dengan akar enam.

Distribusi probabilitas normal (Gauss)


Bentuk distribusi ini digunakan untuk ketidakpastian yang mempunyai interval kepercayaan
95% atau 99%. Ketidakpastian standar dihitung dengan cara membagi ketidakpastian kutipan dengan
suatu faktor.
Distribusi rectangular merupakan model yang sering digunakan terutama bila tidak dapat diketahui
model tertentu seperti model-model distribusi triangular, normal dan lainnya. Pada umumnya kita
dapat mengganggap derajat kebebasan tak terhingga. Suatu bahan ukur (sensor suhu PT100) kalibrasi
kondisi alat ukur dan bahan ukur dapat dijaga tetap sesuai seperti aslinya. Semua jenis alat ukur perlu
dikalibrasi baik alat ukur besaran tekanan, teperatur, level dan sebagainya Adapun maksud dan tujuan
yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan hubungan antara suhu yang ditunjukkan oleh sensor plus indikator (test) dengan
sensor plus indikator (standard).
2. Mendapatkan nilai perbandingan yang sesuai dengan alat yang diukur termometer digital sesuai
metode sensor plus indikator.
3. Menghasilkan nila i perbandingan nilai ukur yang memenuhi standar ISO/IEC 17025:2005

METODELOGI
Dalam melakukan penelitian dilakukan metodologi dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Merancang dan membuat model kalibrasi pada sensor Temperatur (PT100, dan Thermocouple)
dengan metode sensor plus indikator.
b) Mengimplementasikan bentuk matematika untuk proses kalibrasi dengan metode sensor plus
indikator dari metode perbandingan dari suatu pengukuran sensor Temperatur PT 100 dan
Thermocouple.

JREC JREC
Journal of Electrical and Electronics Journal of

Vol 2. No.1
! .

c) Sebagai langkah awal dari suatu pembuktian teori yang dikembangkan melalui tahapan model
dari kalibrasi dengan metode sensor plus indikator dan dibuat simulasi pada Indicator Controller
untuk sensor suhu PT100 dan Thermocouple.
d) Alat yang diperlukan untuk Kalibrasi Temperatu berupa:
Media Kalibrasi Berupa Water Bath (0-200C) dan alkohol (70%) pada heater Alat yang dikalibrasi
(Indikator) pada termometer digital
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Kalibrasi Termometer Digital
Pedoman Kalibrasi Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2014 di Lab.
Eldepe Kalibrasi Intrsumenindo dilaksanakan pada indikator alat termometer digital yang terhubung
pada water bath yang mengatur temperatur alat sesuai yang diinginkan. Kalibrasi harus sesuai dengan
Flow Chart seperti ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar.1. Flow chart kalibrasi

JREC JREC
Journal of Electrical and Electronics Journal of

Vol 2. No.1
! .

Prinsip kerja kalibrasi metode sensor plus indikator


Membandingkan pembacaan sensor dan indikator alat (UUT) dengan sensor indikator standar
yang telah tertelusur ke satuan Standar Internasional (SI).

Prosedur kerja
1. Siapkan lembar Laporan Hasil Kalibrasi (LHK)

2. Catat nomor order kalibrasi, spesifikasi alat, kondisi suhu lingkungan dan informasi yang
ditentukan pada lembar kerja.

3. Lakukan pengecekan awal sebelum dilakukan proses kalibrasi, dengan memeriksa penun jukan
indikator dan konfigurasi sambungan sensor, memeriksa kebocoran selubung logam atau hal
lainnya yang mudah terlihat.

4. Jika tidak terjadi kerusakan pada UUT (Unit Under Test), lanjutkan dengan melakukan
pengukuran pada titik es.

5. Rekam pembacaan titik es sebelum dan sesudah proses pengukuran. Perbedaam hasil pengukuran
tersebut dianggap sebagai hyterisis (instability ice point)

6. Buat rangkaian seperti gambar di bawah ini untuk indikator beserta sensornya.

Gambar .2. Kalibrasi menggunakan universal calibrator PT 100 dengan Media Kalibrasi Calibration
Bath

7. Masukan sensor standar dan sensor UUT (Unit Under Test) ke dalam Media Kalibrasi yang
digunakan sesuai dengan temperature yang diinginkan.

JREC JREC
Journal of Electrical and Electronics Journal of

Vol 2. No.1
! .

8. Pastikan bahwa standard dan UUT (Unit Under Test) cukup tercelup untuk memperkecil
pengaruh conduction error.

9. Sambungkan sensor pada masing-masing indikator.

10. Nyalakan Media Kalibrasi ke jala listrik yang sesuai.

11. Setting suhu sesuai dengan set point yang diinginkan, dimulai dari suhu yang rendah terlebih
dahulu.

12. Tunggu hingga stabil

13. Nyalakan indikator standar dan indikator UUT (Unit Under Test)

14. Lakukan pengambilan data lalu catat di LHK sebanyak 6 siklus dengan interval waktu 2 menit.

15. Ulangi langkah 6 dan 9 untuk titik temperature yang berbeda sampai semua data selesai.

16. Jika kalibrasi sudah selesai dilakukan, matikan semua peralatan.

17. Selanjutnya pasang stiker dan rapikan semua peralatan.

Data hasil kalibrasi termometer digital


Berikut data angka yang dihasilkan dari kalibrasi sensor plus indikator pada termometer
digital menggunakan water bath sebagai media kalibrasi set. point 2, 8, 15, 25 dan 30 o C dengan
sepuluh kali pengulangan pembacaan dicatat pada laporan hasil kalibrasi (LHK) pada tabel.

Penyajian data Laporan Hasil Kalibrasi

Berikut data angka yang dihasilkan dari kalibrasi temometer digital sensor plus

indikator menggunakan water bath sebagai media kalibrasi set. point 2, 8, 15, 25 dan 30 o C

dengan sepuluh kali pengulangan pembacaan dicatat pada laporan hasil kalibrasi (LHK)

LAPORAN HASIL KALIBRASI


SENSOR PLUS INDIKATOR
No. Order : K 140535 K Lokasi :
Nama Alat : Termometer Digital Lab Eldepe Kalibrasi
Merk : Ellitech
Type : ST-1A Kondisi Lingkungan :
S.N : K 140535 K suhu (o C )

JREC JREC
Journal of Electrical and Electronics Journal of

Vol 2. No.1
! .

o
Resolusi : 0,1 C
o
Rentang : 2 30 C 26,2 - 30,2 o C
Ket. Lain : kelembaban ( % RH )
Tgl Terima : 17/10/2014 39,8 - 48,7 o C
Tgl Kalibrasi : 20/10/2014 Hygrometer : C-024

o o
Set Point : 2 C Set Point : 8 C
Std UUT Std UUT
1,75 2,1 7,79 8,0
1,75 2,1 7,79 8,0
1,75 2,1 7,79 8,0
1,75 2,1 7,79 8,0
1,75 2,1 7,79 8,0
1,75 2,1 7,79 8,0
1,75 2,1 7,79 8,0
1,75 2,1 7,79 8,0
1,75 2,1 7,79 8,0
1,75 2,1 7,79 8,0

o o
Set Point : 15 C Set Point : 25 C
Std UUT Std UUT
14,80 14,8 24,75 24,8
14,80 14,8 24,75 24,8
14,80 14,8 24,76 24,8
14,80 14,8 24,76 24,8
14,80 14,8 24,77 24,8
14,80 14,8 24,77 24,8
14,80 14,8 24,76 24,8
14,80 14,8 24,76 24,8
14,80 14,8 24,76 24,8
14,80 14,8 24,76 24,8

o
Set Point : 30 C
Std UUT Kalibrator :
29,77 29,7 AOIP
29,77 29,7 TM 6630
29,78 29,7
29,78 29,7 Sensor Standar :
29,77 29,7 PT 100 A
29,77 29,7 PT 1
29,77 29,7
29,77 29,7 Media Kalibrasi :
29,77 29,7 Calibration Bath Contraves
29,77 29,7

JREC JREC
Journal of Electrical and Electronics Journal of

Vol 2. No.1
! .

Set Standar std.


UUT Koreksi
Point Terkoreksi Deviasi
Nilai standar o o o o o deviasi
C C C C C
Nilai 7,97 8,000 -0,031 standar deviasi
Std
diperoleh dari nilai 7,97 8,000 -0,031 standar terkoreksi
7,97 8,000 -0,031 0,0041
dikurangi nilai alat yang tercatat
7,97 8,000 -0,031
sebagai berikut 7,97 8,000 -0,031
8
7,97 8,000 -0,031
UUT
7,97 8,000 -0,031
7,97 8,000 -0,031 0,041
7,97 8,000 -0,031
7,97 8,000 -0,031
o
Rerata 7,969 8,00 -0,031 C

Set Standar std.


UUT Koreksi
Point Terkoreksi Deviasi
o o o o o
C C C C C
1,92 2,10 -0,178
Std
1,92 2,10 -0,178
1,92 2,10 -0,178 0,0041
1,92 2,10 -0,178
1,92 2,10 -0,178
2
1,92 2,10 -0,178
UUT
1,92 2,10 -0,178
1,92 2,10 -0,178 0,041
1,92 2,10 -0,178
1,92 2,10 -0,178
o
Rerata 1,92 2,10 -0,178 C

Set Standar std.


UUT Koreksi
Point Terkoreksi Deviasi

JREC JREC
Journal of Electrical and Electronics Journal of

Vol 2. No.1
! .

14,99 14,800 0,188


Std
14,99 14,800 0,188
14,99 14,800 0,188 0,0041
14,99 14,800 0,188
14,99 14,800 0,188
15
14,99 14,800 0,188
UUT
14,99 14,800 0,188
14,99 14,800 0,188 0,041
14,99 14,800 0,188
14,99 14,800 0,188
o
Rerata 14,988 14,80 0,188 C

24,95 24,800 0,150


Std
24,95 24,800 0,150
24,96 24,800 0,160 0,0067
24,96 24,800 0,160
24,97 24,800 0,170
25
24,97 24,800 0,170
UUT
24,96 24,800 0,160
24,96 24,800 0,160 0,041
24,96 24,800 0,160
24,96 24,800 0,160
o
Rerata 24,96 24,80 0,160 C

Set Standar std.


Koreksi
Point Terkoreksi UUT Deviasi
29,98 29,700 0,276
Std
29,98 29,700 0,276
29,99 29,700 0,286 0,00422
29,99 29,700 0,286
29,98 29,700 0,276
30
29,98 29,700 0,276
UUT
29,98 29,700 0,276
29,98 29,700 0,276 0,041
29,98 29,700 0,276
29,98 29,700 0,276
o
Rerata 29,978 29,70 0,278 C

Dari data di atas, koreksi rata-rata dari pembacaan alat diambil dari suhu maksimum
adalah :
D = 0,276+0,276+0,286+0,286+0,276+0,276+0,276+0,276+0,276+0,276
10
JREC JREC
Journal of Electrical and Electronics Journal of

Vol 2. No.1
! .

D = 2,78
10
D = 0,278
Standar deviasi dari alat dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :
= (D1 D)2
n

= (0,276-0,278) 2 +(0,276-0,278) 2 +(0,286-0,278) 2 +(0,286-0,278) 2 +(0,276-0,278)2 +

(0,276-0,278) 2 +(0,276-0,278)2 +(0,276-0,278) 2 +(0,276-0,278) 2 +(0,276-0,278) 2


10
= 17 x 10-3
10

= 1,7 x 10-3

= 0,0422

Maka :
Koreksi rata rata : 0,278
Standar deviasi dari koreksi : 0,00422
Koreksi minimum (alat) : 0,041

Nilai intercept koefisien inte rpolasi PT 100


Nilai intercept diperoleh dari tabel interpolasi :

o
SP : 2 C
o
Std C UUT Koreksi
Koefisien Interpolasi PT 100
o o
Reading Actual C C
X
1,75 1,92 2,10 -0,1779 Kode Intercept
Variable
1,75 1,92 2,10 -0,1779 PT 1 0,17 0,00120
1,75 1,92 2,10 -0,1779
1,75 1,92 2,10 -0,1779
1,75 1,92 2,10 -0,1779
1,75 1,92 2,10 -0,1779
1,75 1,92 2,10 -0,1779
1,75 1,92 2,10 -0,1779

JREC JREC
Journal of Electrical and Electronics Journal of

Vol 2. No.1
! .

1,75 1,92 2,10 -0,1779


1,75 1,92 2,10 -0,1779

o
SP : 8 C
o
Std C UUT Koreksi
Koefisien Interpolasi PT 100
(o C)
o
Reading Actual C
X
7,79 7,97 8,00 -0,03 Kode Intercept
Variable
7,79 7,97 8,00 -0,03 PT 1 0,17 0,00120
7,79 7,97 8,00 -0,03
7,79 7,97 8,00 -0,03
7,79 7,97 8,00 -0,03
7,79 7,97 8,00 -0,03
7,79 7,97 8,00 -0,03
7,79 7,97 8,00 -0,03
7,79 7,97 8,00 -0,03
7,79 7,97 8,00 -0,03

o
SP : 15 C
o
Std C UUT Koreksi
Koefisien Interpolasi PT 100
Reading Actual o
C (o C )
X
14,80 14,99 14,80 0,19 Kode Intercept
Variable
14,80 14,99 14,80 0,19 PT 1 0,17 0,00120
14,80 14,99 14,80 0,19
14,80 14,99 14,80 0,19
14,80 14,99 14,80 0,19
14,80 14,99 14,80 0,19
14,80 14,99 14,80 0,19
14,80 14,99 14,80 0,19
14,80 14,99 14,80 0,19
14,80 14,99 14,80 0,19

o
SP : 25 C
o
Std C UUT Koreksi
Koefisien Interpolasi PT 100
Reading Actual o
C (o C)
X
24,75 24,95 24,80 0,15 Kode Intercept
Variable
24,75 24,95 24,80 0,15 PT 1 0,17 0,00120
24,76 24,96 24,80 0,16
24,76 24,96 24,80 0,16

JREC JREC
Journal of Electrical and Electronics Journal of

Vol 2. No.1
! .

24,77 24,97 24,80 0,17


24,77 24,97 24,80 0,17
24,76 24,96 24,80 0,16
24,76 24,96 24,80 0,16
24,76 24,96 24,80 0,16
24,76 24,96 24,80 0,16

o
SP : 30 C
o
Std C UUT Koreksi
Koefisien Interpolasi PT 100
Reading Actual o
C (o C )
X
29,77 29,98 29,70 0,28 Kode Intercept
Variable
29,77 29,98 29,70 0,28 T1 0,17 0,00120
29,78 29,99 29,70 0,29
29,78 29,99 29,70 0,29
29,77 29,98 29,70 0,28
29,77 29,98 29,70 0,28
29,77 29,98 29,70 0,28
29,77 29,98 29,70 0,28
29,77 29,98 29,70 0,28
29,77 29,98 29,70 0,28

Rumus perhitungan ketidakpastian kalibrasi termometer digital


a) Sertifikat standar

U = Ketidakpastian standar
K
V = T student
C= 1

b) Drift standar

U = 0,5 x Drift
3
V = 1E + 80
C= 1

c) Repeatability Standar

U = Standard x deviasi
n

JREC JREC
Journal of Electrical and Electronics Journal of

Vol 2. No.1
! .

V= n- 1
C= 1
Perhitungan ketidakpastian kalibrasi termometer digital

JREC JREC
Journal of Electrical and Electronics Journal of

Vol 2. No.1
! .

Nilai ketidakpastian terbaik (CMC) pada jenis alat yang dikalibrasi pada indikator
RTD pada rentan ukur -20 o C 850 o C adalah 0,14 o C. Seperti yang ditunjukkan pada

JREC JREC
Journal of Electrical and Electronics Journal of

Vol 2. No.1
! .

Hasil pe rhitungan kalibrasi termometer digital

Hasil perhitungan kalibrasi termometer digital dari pengolahan data didapat koreksi
nilai pembacaan standar dan nilai pembacaan alat sebagai berikut :
Set Point True Temperature UUT Koreksi U95
(o C ) (o C ) (o C ) (o C ) (o C )

2 1,92 2,1 -0,18 0,24

8 7,97 8,0 -0,03 0,24

15 14,99 14,8 -0,19 0,24

25 24,96 24,8 -0,16 0,24

30 29,98 29,7 -0,28 0,24

Ketidakpastian dihitung pada tingkat kepercayaan 95% dengan faktor cakupan K = 1,99

Ketidakpastian bersumber dari Repeatability, Readability, Sertifikat Standar, Media Kalibrasi


dan Drift

Keterangan :

Alat ini dikalibrasi dengan Metode Kalibrasi MK-S.03 yang mengacu ke JIS Z 8710

Hasil kalibrasi yang dilaporkan tertelusur ke satuan pengukuran SI melalui LK 044 IDN
menggunakan Termometer Kalibrator dengan nomor sertifikat : K 13027

Analisa data hasil kalbrasi termometer digital


Pemeriksaan Skala
Dalam melakukan pemeriksaan skala, diperlukan perbandingan hasil pengukuran antara
termometer digital yang sudah terkalibrasi dan yang belum terkalibrasi. Pengukuran tersebut dilakukan
sebanyak lima kali pada air keran. Selisih pada hasil pengukuran kedua thermometer tersebut merupakan
koreksi pembacaan.
Dari data angka yang dihasilkan dari kalibrasi termometer digital diketahui koreksi minimum dari
thermometer yang belum terkalibrasi adalah -0.18C dan koreksi maksimumnya adalah 0.28C, serta dari
hasil perhitungan didapatkan koreksi rata-rata dari pembacaan adalah 0.278C. Error of spec
termometer yang belum terkalibrasi adalah (0.2 % rdg + 1.0C) = 1.2C, sehingga koreksi tersebut masih
dapat ditoleransi. Tetapi semakin bertambah umur termometer, maka kemampuan bacanya juga akan

JREC JREC
Journal of Electrical and Electronics Journal of

Vol 2. No.1
! .

menurun. Sehingga perlu diadakan kalibrasi secara rutin agar tetap bisa menjaga akurasi dari alat
thermometer tersebut.
Perbedaan hasil pengukuran antara kedua termometer dapat terjadi karena faktor lingkungan (noise) yang
berupa suhu lingkungan. Selain itu belum terkalibrasinya termometer juga menyebabkan perbedaan output
yang cukup signifikan.

Kemampuan Baca Ke mbali


Kemampuan baca kembali suatu alat berkaitan dengan repeatabilitas (repeatability) yakni
kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil yang sama dari proses pengukuran yang dilakukan secara
berulang-ulang dan identik. Dalam setiap tingkatan suhu, didapatkan nilai koreksi yang berbeda beda
karena perubahan secara fluktuasi pengukuran yang ditunjukkan oleh termometer digital. Perbedaan hasil
pengukuran dapat disebabkan oleh faktor lingkungan yang berupa tidak meratanya suhu air yang
dipanaskan karena pada saat pengukuran tidak dilakukan pengadukan, selain itu perbedaan suhu pada hasil
pengukuran dapat terjadi karena panas dari heater masih mengalir ke air meskipun heater tersebut sudah
tidak terhubung dengansumber listrik. Berdasarkan tabel tersebut didapatkan bahwa standar deviasi
sebesar 0,041, sehingga didapatkan ketidakpastian standar sebesar 0,0041.

SIMPULAN
Dari analisa penulis ada beberapa permasalahan yang dapat disimpulkan yaitu :
a) PT 100 RTD Sensor Termometer sebagai alat sensor suhu yang harus terpelihara dengan baik
supaya hasil pengukuran lebih akurat, dengan kalibrasi secara periodik sensor PT 100 akan
tetap terpelihara dan senantiasa bekerja sesuai standarnya.
b) Kalibrasi termometer digital dengan metode sensor plus indikator mendapatkan hasil nilai
koreksi bahan standar dengan alat yang diukur, apakah masih layak atau tidak bekerja sesuai
kinerjanya.
c) Metode kalibrasi yang digunakan dalam pelaksanaan kalibrasi tidak hanya tergantung pada
metode standar saja, masih ada metode lain yang bisa dikembangkan berdasarkan teori
spesifik peralatan instrumen tersebut.
d) Permasalahan dalam proses kalibrasi sensor plus indikator akan mudah diselesaikan apabila
personal yang melaksanakan kegiatan kalibrasi mengerti dan paham akan teori dasar dan
karakteristik peralatan tersebut.

JREC JREC
Journal of Electrical and Electronics Journal of

Vol 2. No.1
! .

SARAN
Dari kesimpulan penulis ada beberapa saran yang akan disampaikan yaitu :
a) Supaya pelaksanaan kalibrasi sensor PT 100 berjalan dengan lancar, maka pelaksana kalibrasi
haruslah benar benar mampu, selalu dilatih secara berkala dan paham akan karakteristik
sensor PT 100 serta rentan suhu yang harus stabil pada saat sensor alat masuk dalam media
kalibrasi agak tidak error dalam pembacaan di indikator.
b) Peralatan peralatan standar kalibrasi haruslah selalu ada dan terpelihara dengan baik di
dalam laboratorium kalibrasi.
c) Personel pelaksana kalibrasi diharapkan dapat mengikuti perkembangan peralatan
instrumentasi pada pabrik supaya pengetahuan mereka selalu up-to-date.

DAFTAR PUSTAKA

Morris, Alan S., 2001, "Measurement and Instrumentation Principles", Butterworth Heinemann,
ISBN 0-7506-5081-8
Pyzdek, T, 2003, "Quality Engineering Handbook", ISBN 0-8247-4614-7
Godfrey, A. B., 1999, "Juran's Quality Handbook", ISBN 007034003
Thomas G.Beckwith, N.Lewis Buck, Roy D.Marangoni
Univercityof Pittsburgh, 1987, Pengukuran Mekanis, Edisi Ketiga Jilid I, Alih Bahasa :Ir. Kusnul
Hadi, Penerbit Erlangga
CSIRO, 1994,1995, Australia Using The ISO Guidr To The Expression Of Uncertainty In
Measurument
Cooper W.D, 1994, Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran, Jakarta, Penerbit Erlangga
Diklat Kalibrasi dan Metrologi, 1997, Serpong, P uslitbang KIM-LIPI
Tim PT. Eldepe Kalibrasi Instrumenindo, 2008, Metode Kalibarsi Sensor Plus Indikator
http://www.scribd.com/doc/38688316/alat-ukur (diakses pada tanggal 18 Nopember 2014)
http://www.scribd.com/doc/71918247/Kalibrasi-Alat-Lab (diakses pada tanggal 20 Nopember
2014)
http://id.wikipedia.org/wiki/Kalibrasi (diakses pada tanggal 20 Nopember 2014)

JREC JREC
Journal of Electrical and Electronics Journal of

Vol 2. No.1

Anda mungkin juga menyukai