Anda di halaman 1dari 3

CRISMANTO DARMAWAN

3714100066

TERMOKOPEL

Termokopel (Thermocouple) adalah jenis sensor suhu yang digunakan untuk


mendeteksi atau mengukur suhu melalui dua jenis logam konduktor berbeda yang digabung
pada ujungnya sehingga menimbulkan efek “Thermo-electric”. Efek Thermo-electric pada
Termokopel ini ditemukan oleh seorang fisikawan Estonia bernama Thomas Johann
Seebeck pada Tahun 1821, dimana sebuah logam konduktor yang diberi perbedaan panas
secara gradient akan menghasilkan tegangan listrik. Perbedaan Tegangan listrik diantara dua
persimpangan (junction) ini dinamakan dengan Efek “Seeback”.

Termokopel merupakan salah satu jenis sensor suhu yang paling populer dan sering
digunakan dalam berbagai rangkaian ataupun peralatan listrik dan Elektronika yang berkaitan
dengan Suhu (Temperature). Beberapa kelebihan Termokopel yang membuatnya menjadi
populer adalah responnya yang cepat terhadap perubahaan suhu dan juga rentang suhu
operasionalnya yang luas yaitu berkisar diantara -200˚C hingga 2000˚C. Selain respon yang
cepat dan rentang suhu yang luas, Termokopel juga tahan terhadap goncangan/getaran dan
mudah digunakan.

A. Prinsip Kerja

Untuk mengukur perubahan panas ini gabungan dua macam konduktor sekaligus sering
dipakai pada ujung benda panas yang diukur. Konduktor tambahan ini kemudian akan
mengalami gradiasi suhu, dan mengalami perubahan tegangan secara berkebalikan dengan
perbedaan temperatur benda. Menggunakan logam yang berbeda untuk melengkapi sirkuit
akan menghasilkan tegangan yang berbeda, meninggalkan perbedaan kecil tegangan
memungkinkan kita melakukan pengukuran, yang bertambah sesuai temperatur. Perbedaan ini
umumnya berkisar antara 1 hingga 70 microvolt tiap derajad celcius untuk kisaran yang
dihasilkan kombinasi logam modern. Beberapa kombinasi menjadi populer sebagai standar
industri, dilihat dari biaya, ketersediaanya, kemudahan, titik lebur, kemampuan kimia,
stabilitas, dan hasil. Sangat penting diingat bahwa termokopel mengukur perbedaan temperatur
di antara 2 titik, bukan temperatur absolut.
Pada banyak aplikasi, salah satu sambungan (sambungan yang dingin) dijaga sebagai
temperatur referensi, sedang yang lain dihubungkan pada objek pengukuran. contoh, pada
gambar di atas, hubungan dingin akan ditempatkan pada tembaga pada papan sirkuit. Sensor
suhu yang lain akan mengukur suhu pada titik ini, sehingga suhu pada ujung benda yang
diperiksa dapat dihitung. Termokopel dapat dihubungkan secara seri satu sama lain untuk
membuat termopile, dimana tiap sambungan yang panas diarahkan ke suhu yang lebih tinggi
CRISMANTO DARMAWAN
3714100066

dan semua sambungan dingin ke suhu yang lebih rendah. Dengan begitu, tegangan pada setiap
termokopel menjadi naik, yang memungkinkan untuk digunakan pada tegangan yang lebih
tinggi. Dengan adanya suhu tetapan pada sambungan dingin, yang berguna untuk pengukuran
di laboratorium, secara sederhana termokopel tidak mudah dipakai untuk kebanyakan indikasi
sambungan lansung dan instrumen kontrol. Mereka menambahkan sambungan dingin tiruan ke
sirkuit mereka yaitu peralatan lain yang sensitif terhadap suhu (seperti termistor atau diode)
untuk mengukur suhu sambungan input pada peralatan, dengan tujuan khusus untuk
mengurangi gradiasi suhu di antara ujung-ujungnya. Di sini, tegangan yang berasal dari
hubungan dingin yang diketahui dapat disimulasikan, dan koreksi yang baik dapat
diaplikasikan. Hal ini dikenal dengan kompensasi hubungan dingin.

B. Pengkabelan
Termokopel yang digunakan untuk mengukur temperatur biasanya diberi pelindung atau
yang biasa disebut thermowell. Thermowell pada umumnya terdiri dari pelindung logam dan
insulatornya adalah keramik. Thermowell digunakan untuk melindungi kawat termokopel dari
gangguan mekanik, elektrik serta kontaminan. Penggunaan thermowell dapat merubah waktu
tanggap dari termokopel dimana salah satu kelebihan termokopel adalah waktu tanggap yang
cepat. Termokopel setelah menggunakan pelindung maka waktu tanggapnya menjadi lebih
lambat.
Selain itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan thermowell yaitu,
1. Pada temperatur tinggi termokopel dapat terkontaminasi akibat migrasi atom
Chromium ke termoelemen sehingga material tidak homogen lagi.

2. Kemampuan insulator keramik (magnesium oxide) sebagai pelindung dari gangguan


elektrik akan menurunkan akibat umur dan penyerapan uap air.

3. Perbedaan koefisien ekspansi termal antara kawat termokopel dan pelindung logam
tidak boleh terlalu besar karena akan menyebabkan ekstra regangan pada kawat
termokopel ketika dilakukan proses anealing pada termokopel.

4. Penggunaan thermowell menyebabkan penambahan kawat penyambung sebagai cold


junctionnya. Berdasarkan hukum termoelektrik maka kawat penghubung harus
memiliki perilaku termoelektrik yang sama dengan material termokopel. Untuk base
metal kawat penyambungnya adalah termokopel sejenis tetapi untuk nobel metal,
biasanya menggunakan ekstension wire yaitu kawat (dari bahan yang jauh lebih murah
dari termokopel) yang memiliki karakteristik termoelektrik yang sama dengan
termokopel pada temperatur kamar.

Biasanya termokopel dihubungkan dengan alat indikasi oleh kawat yang disebut kabel
ekstensi atau kompensasi. Kabel ekstensi menggunakan kawat-kawat dengan jumlah yang
sama dengan kondoktur yang dipakai pada Termokopel itu sendiri. Kabel-kabel ini lebih murah
daripada kabel termokopel, walaupun tidak terlalu murah, dan biasanya diproduksi pada bentuk
yang tepat untuk pengangkutan jarak jauh - umumnya sebagai kawat tertutup fleksibel atau
kabel multi inti. Kabel-kabel ini biasanya memiliki spesifikasi untuk rentang suhu yang lebih
besar dari kabel termokopel. Kabel ini direkomendasikan untuk keakuratan tinggi. Kabel
kompensasi pada sisi lain, kurang presisi, tetapi murah. Mereka memakai perbedaan kecil,
CRISMANTO DARMAWAN
3714100066

biasanya campuran material konduktor yang murah yang memiliki koefisien termoelektrik
yang sama dengan termokopel (bekerja pada rentang suhu terbatas), dengan hasil yang tidak
seakurat kabel ekstensi. Kombinasi ini menghasilkan output yang mirip dengan termokopel,
tetapi operasi rentang suhu pada kabel kompensasi dibatasi untuk menjaga agar kesalahan yang
diperoleh kecil. Kabel ekstensi atau kompensasi harus dipilih sesuai kebutuhan termokopel.
Pemilihan ini menghasilkan tegangan yang proporsional terhadap beda suhu antara sambungan
panas dan dingin, dan kutub harus dihubungkan dengan benar sehingga tegangan tambahan
ditambahkan pada tegangan termokopel, menggantikan perbedaan suhu antara sambungan
panas dan dingin.

Anda mungkin juga menyukai