Anda di halaman 1dari 14

engertian Termokopel (Thermocouple) dan Prinsip Kerjanya – Termokopel

(Thermocouple) adalah jenis sensor suhu yang digunakan untuk mendeteksi atau mengukur
suhu melalui dua jenis logam konduktor berbeda yang digabung pada ujungnya sehingga
menimbulkan efek “Thermo-electric”. Efek Thermo-electric pada Termokopel ini ditemukan
oleh seorang fisikawan Estonia bernama Thomas Johann Seebeck pada Tahun 1821, dimana
sebuah logam konduktor yang diberi perbedaan panas secara gradient akan menghasilkan
tegangan listrik. Perbedaan Tegangan listrik diantara dua persimpangan (junction) ini
dinamakan dengan Efek “Seeback”.

Termokopel merupakan salah satu jenis sensor suhu yang paling populer dan sering
digunakan dalam berbagai rangkaian ataupun peralatan listrik dan Elektronika yang berkaitan
dengan Suhu (Temperature). Beberapa kelebihan Termokopel yang membuatnya menjadi
populer adalah responnya yang cepat terhadap perubahaan suhu dan juga rentang suhu
operasionalnya yang luas yaitu berkisar diantara -200˚C hingga 2000˚C. Selain respon yang
cepat dan rentang suhu yang luas, Termokopel juga tahan terhadap goncangan/getaran dan
mudah digunakan.

Prinsip Kerja Termokopel (Thermocouple)


Prinsip kerja Termokopel cukup mudah dan sederhana. Pada dasarnya Termokopel hanya
terdiri dari dua kawat logam konduktor yang berbeda jenis dan digabungkan ujungnya. Satu
jenis logam konduktor yang terdapat pada Termokopel akan berfungsi sebagai referensi
dengan suhu konstan (tetap) sedangkan yang satunya lagi sebagai logam konduktor yang
mendeteksi suhu panas.

Untuk lebih jelas mengenai Prinsip Kerja Termokopel, mari kita melihat gambar dibawah ini

Berdasarkan Gambar diatas, ketika kedua persimpangan atau Junction memiliki suhu yang
sama, maka beda potensial atau tegangan listrik yang melalui dua persimpangan tersebut
adalah “NOL” atau V1 = V2. Akan tetapi, ketika persimpangan yang terhubung dalam
rangkaian diberikan suhu panas atau dihubungkan ke obyek pengukuran, maka akan terjadi
perbedaan suhu diantara dua persimpangan tersebut yang kemudian menghasilkan tegangan
listrik yang nilainya sebanding dengan suhu panas yang diterimanya atau V1 – V2. Tegangan
Listrik yang ditimbulkan ini pada umumnya sekitar 1 µV – 70µV pada tiap derajat Celcius.
Tegangan tersebut kemudian dikonversikan sesuai dengan Tabel referensi yang telah
ditetapkan sehingga menghasilkan pengukuran yang dapat dimengerti oleh kita.
Jenis-jenis Termokopel (Thermocouple)
Termokopel tersedia dalam berbagai ragam rentang suhu dan jenis bahan. Pada dasarnya,
gabungan jenis-jenis logam konduktor yang berbeda akan menghasilkan rentang suhu
operasional yang berbeda pula. Berikut ini adalah Jenis-jenis atau tipe Termokopel yang
umum digunakan berdasarkan Standar Internasional.

Termokopel Tipe E

Bahan Logam Konduktor Positif : Nickel-Chromium


Bahan Logam Konduktor Negatif : Constantan
Rentang Suhu : -200˚C – 900˚C

Termokopel Tipe J

Bahan Logam Konduktor Positif : Iron (Besi)


Bahan Logam Konduktor Negatif : Constantan
Rentang Suhu : 0˚C – 750˚C

Termokopel Tipe K

Bahan Logam Konduktor Positif : Nickel-Chromium


Bahan Logam Konduktor Negatif : Nickel-Aluminium
Rentang Suhu : -200˚C – 1250˚C

Termokopel Tipe N

Bahan Logam Konduktor Positif : Nicrosil


Bahan Logam Konduktor Negatif : Nisil
Rentang Suhu : 0˚C – 1250˚C

Termokopel Tipe T

Bahan Logam Konduktor Positif : Copper (Tembaga)


Bahan Logam Konduktor Negatif : Constantan
Rentang Suhu : -200˚C – 350˚C

Termokopel Tipe U (kompensasi Tipe S dan Tipe R)


Bahan Logam Konduktor Positif : Copper (Tembaga)
Bahan Logam Konduktor Negatif : Copper-Nickel
Rentang Suhu : 0˚C – 1450˚C

Catatan :
Jenis-jenis Termokopel dan rentang suhunya dikutip dari situs :
Termokopel
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sensor suhu ruangan dalam ° Celsius

Pada dunia elektronika, termokopel adalah sensor suhu yang banyak digunakan untuk
mengubah perbedaan suhu dalam benda menjadi perubahan tegangan listrik (voltase).
Termokopel yang sederhana dapat dipasang, dan memiliki jenis konektor standar yang sama,
serta dapat mengukur temperatur dalam jangkauan suhu yang cukup besar dengan batas
kesalahan pengukuran kurang dari 1 °C.

Daftar isi
 1 Prinsip Operasi
 2 Hubungan Tegangan dan Suhu
 3 Tipe-Tipe Termokopel
 4 Penggunaan Termokopel
 5 Referensi

Prinsip Operasi
Pada tahun 1821, seorang fisikawan Estonia bernama Thomas Johann Seebeck menemukan
bahwa sebuah konduktor (semacam logam) yang diberi perbedaan panas secara gradien akan
menghasilkan tegangan listrik. Hal ini disebut sebagai efek termoelektrik. Untuk mengukur
perubahan panas ini gabungan dua macam konduktor sekaligus sering dipakai pada ujung
benda panas yang diukur. Konduktor tambahan ini kemudian akan mengalami gradiasi suhu,
dan mengalami perubahan tegangan secara berkebalikan dengan perbedaan temperatur benda.
Menggunakan logam yang berbeda untuk melengkapi sirkuit akan menghasilkan tegangan
yang berbeda, meninggalkan perbedaan kecil tegangan memungkinkan kita melakukan
pengukuran, yang bertambah sesuai temperatur. Perbedaan ini umumnya berkisar antara 1
hingga 70 microvolt tiap derajad celcius untuk kisaran yang dihasilkan kombinasi logam
modern. Beberapa kombinasi menjadi populer sebagai standar industri, dilihat dari biaya,
ketersediaanya, kemudahan, titik lebur, kemampuan kimia, stabilitas, dan hasil. Sangat
penting diingat bahwa termokopel mengukur perbedaan temperatur di antara 2 titik, bukan
temperatur absolut.

Pada banyak aplikasi, salah satu sambungan (sambungan yang dingin) dijaga sebagai
temperatur referensi, sedang yang lain dihubungkan pada objek pengukuran. contoh, pada
gambar di atas, hubungan dingin akan ditempatkan pada tembaga pada papan sirkuit. Sensor
suhu yang lain akan mengukur suhu pada titik ini, sehingga suhu pada ujung benda yang
diperiksa dapat dihitung. Termokopel dapat dihubungkan secara seri satu sama lain untuk
membuat termopile, dimana tiap sambungan yang panas diarahkan ke suhu yang lebih tinggi
dan semua sambungan dingin ke suhu yang lebih rendah. Dengan begitu, tegangan pada
setiap termokopel menjadi naik, yang memungkinkan untuk digunakan pada tegangan yang
lebih tinggi. Dengan adanya suhu tetapan pada sambungan dingin, yang berguna untuk
pengukuran di laboratorium, secara sederhana termokopel tidak mudah dipakai untuk
kebanyakan indikasi sambungan lansung dan instrumen kontrol. Mereka menambahkan
sambungan dingin tiruan ke sirkuit mereka yaitu peralatan lain yang sensitif terhadap suhu
(seperti termistor atau diode) untuk mengukur suhu sambungan input pada peralatan, dengan
tujuan khusus untuk mengurangi gradiasi suhu di antara ujung-ujungnya. Di sini, tegangan
yang berasal dari hubungan dingin yang diketahui dapat disimulasikan, dan koreksi yang baik
dapat diaplikasikan. Hal ini dikenal dengan kompensasi hubungan dingin. Biasanya
termokopel dihubungkan dengan alat indikasi oleh kawat yang disebut kabel ekstensi atau
kompensasi. Tujuannya sudah jelas. Kabel ekstensi menggunakan kawat-kawat dengan
jumlah yang sama dengan kondoktur yang dipakai pada Termokopel itu sendiri. Kabel-kabel
ini lebih murah daripada kabel termokopel, walaupun tidak terlalu murah, dan biasanya
diproduksi pada bentuk yang tepat untuk pengangkutan jarak jauh - umumnya sebagai kawat
tertutup fleksibel atau kabel multi inti. Kabel-kabel ini biasanya memiliki spesifikasi untuk
rentang suhu yang lebih besar dari kabel termokopel. Kabel ini direkomendasikan untuk
keakuratan tinggi. Kabel kompensasi pada sisi lain, kurang presisi, tetapi murah. Mereka
memakai perbedaan kecil, biasanya campuran material konduktor yang murah yang memiliki
koefisien termoelektrik yang sama dengan termokopel (bekerja pada rentang suhu terbatas),
dengan hasil yang tidak seakurat kabel ekstensi. Kombinasi ini menghasilkan output yang
mirip dengan termokopel, tetapi operasi rentang suhu pada kabel kompensasi dibatasi untuk
menjaga agar kesalahan yang diperoleh kecil. Kabel ekstensi atau kompensasi harus dipilih
sesuai kebutuhan termokopel. Pemilihan ini menghasilkan tegangan yang proporsional
terhadap beda suhu antara sambungan panas dan dingin, dan kutub harus dihubungkan
dengan benar sehingga tegangan tambahan ditambahkan pada tegangan termokopel,
menggantikan perbedaan suhu antara sambungan panas dan dingin.

Hubungan Tegangan dan Suhu


Hubungan antara perbedaan suhu dengan tegangan yang dihasilkan termokopel bukan
merupakan fungsi linier melainkan fungsi interpolasi polinomial

Koefisien an memiliki n antara 5 dan 9. Agar diperoleh hasil pengukuran yang akurat,
persamaan biasanya diimplementasikan pada kontroler digital atau disimpan dalam sebuah
tabel pengamatan. Beberapa peralatan yang lebih tua menggunakan filter analog.

Tipe-Tipe Termokopel
Tersedia beberapa jenis termokopel, tergantung aplikasi penggunaannya
1. Tipe K (Chromel (Ni-Cr alloy) / Alumel (Ni-Al alloy))

Termokopel untuk tujuan umum. Lebih murah. Tersedia untuk rentang suhu −200 °C hingga
+1200 °C.

1. Tipe E (Chromel / Constantan (Cu-Ni alloy))

Tipe E memiliki output yang besar (68 µV/°C) membuatnya cocok digunakan pada
temperatur rendah. Properti lainnya tipe E adalah tipe non magnetik.

1. Tipe J (Iron / Constantan)

Rentangnya terbatas (−40 hingga +750 °C) membuatnya kurang populer dibanding tipe K

Tipe J memiliki sensitivitas sekitar ~52 µV/°C

1. Tipe N (Nicrosil (Ni-Cr-Si alloy) / Nisil (Ni-Si alloy))

Stabil dan tahanan yang tinggi terhadap oksidasi membuat tipe N cocok untuk pengukuran
suhu yang tinggi tanpa platinum. Dapat mengukur suhu di atas 1200 °C. Sensitifitasnya
sekitar 39 µV/°C pada 900 °C, sedikit di bawah tipe K. Tipe N merupakan perbaikan tipe K

Termokopel tipe B, R, dan S adalah termokopel logam mulia yang memiliki karakteristik
yang hampir sama. Mereka adalah termokopel yang paling stabil, tetapi karena sensitifitasnya
rendah (sekitar 10 µV/°C) mereka biasanya hanya digunakan untuk mengukur temperatur
tinggi (>300 °C).

1. Type B (Platinum-Rhodium/Pt-Rh)

Cocok mengukur suhu di atas 1800 °C. Tipe B memberi output yang sama pada suhu 0 °C
hingga 42 °C sehingga tidak dapat dipakai di bawah suhu 50 °C.

1. Type R (Platinum /Platinum with 7% Rhodium)

Cocok mengukur suhu di atas 1600 °C. sensitivitas rendah (10 µV/°C) dan biaya tinggi
membuat mereka tidak cocok dipakai untuk tujuan umum.

1. Type S (Platinum /Platinum with 10% Rhodium)

Cocok mengukur suhu di atas 1600 °C. sensitivitas rendah (10 µV/°C) dan biaya tinggi
membuat mereka tidak cocok dipakai untuk tujuan umum. Karena stabilitasnya yang tinggi
Tipe S digunakan untuk standar pengukuran titik leleh emas (1064.43 °C).

1. Type T (Copper / Constantan)

Cocok untuk pengukuran antara −200 to 350 °C. Konduktor positif terbuat dari tembaga, dan
yang negatif terbuat dari constantan. Sering dipakai sebagai alat pengukur alternatif sejak
penelitian kawat tembaga. Type T memiliki sensitifitas ~43 µV/°C

Penggunaan Termokopel
Termokopel paling cocok digunakan untuk mengukur rentangan suhu yang luas, hingga
2300 °C. Sebaliknya, kurang cocok untuk pengukuran dimana perbedaan suhu yang kecil
harus diukur dengan akurasi tingkat tinggi, contohnya rentang suhu 0--100 °C dengan
keakuratan 0.1 °C. Untuk aplikasi ini, Termistor dan RTD lebih cocok. Contoh Penggunaan
Termokopel yang umum antara lain :

 Industri besi dan baja


 Pengaman pada alat-alat pemanas
 Untuk termopile sensor radiasi
 Pembangkit listrik tenaga panas radioisotop, salah satu aplikasi termopile.
MAKALAH TERMOCOUPLE

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Temperatur suatu benda atau lingkungan dapat diukur dengan thermometer. Namun ketika
thermometer mempunyai keterbatasan pembacaan. Thermometer hanya mampu mengukur
hingga suhu 100°C. Dalam perindustrian, pengukuran suhu untuk peleburan timah atau
apapun memerlukan alat untuk mengukur suhu dan thermometer tidak dapat digunakan
karena hanya mempunyai rentang 0°C – 100°C. Suhu merupakan salah satu parameter yang
penting untuk diukur dalam rangka menentukan kehilangan atau membuat keseimbangan
energi panas. Oleh karena itu mereka menggunakan thermocouple untuk mengukur suhu
karena memiliki ketepatan yang tinggi.

Pada tahun 1821, seorang fisikawan Estonia bernama Thomas Johann Seebeck menemukan
bahwa sebuah konduktor (semacam logam) yang diberi perbedaan panas secara gradien akan
menghasilkan tegangan listrik. Hal ini disebut sebagai efek termoelektrik. Konduktor
tambahan ini kemudian akan mengalami gradiasi suhu, dan mengalami perubahan tegangan
secara berkebalikan dengan perbedaan temperatur benda. Menggunakan logam yang berbeda
untuk melengkapi sirkuit akan menghasilkan tegangan yang berbeda, meninggalkan
perbedaan kecil tegangan memungkinkan kita melakukan pengukuran, yang bertambah sesuai
temperatur. Perbedaan ini umumnya berkisar antara 1 hingga 70 microvolt tiap derajad
celcius untuk kisaran yang dihasilkan kombinasi logam modern. Beberapa kombinasi
menjadi populer sebagai standar industri, dilihat dari biaya, ketersediaanya, kemudahan, titik
lebur, kemampuan kimia, stabilitas, dan hasil. Sangat penting diingat bahwa termokopel
mengukur perbedaan temperatur di antara 2 titik, bukan temperatur absolut.
Oleh karena itu, untuk lebih jelasnya akan dipaparkanan beberapa hal yang berhubungan
dengan Thermocouple,seperti: Pengertian dan tipe-tipe thermocouple, Penggunaan
thermocouple, Prinsip kerja thermocouple, Pembacaan hasil pengukuran thermocouple,
Kalibrasi thermocouple dan ketelitiannya.

B. Tujuan
1. Untuk mengenal salah satu ukur fisika yaitu Thermocouple
2. Untuk mengetahui bagian-bagian alat ukur Thermocouple
3. Untuk mengetahui fungsi alat ukur Thermocouple
4. Untuk mengetahui kegunaan bagian-bagian alat ukur Thermocouple
5. Untuk memahami cara kerja alat ukur Thermocouple

C. Rumusan Masalah
1. Apa fungsi alat ukur Thermocouple
2. Apa saja bagian-bagian alat ukur Thermocouple
3. Apa kegunaan bagian-bagian dari alat ukur Thermocouple
4. Bagaimana cara kerja alat ukur Thermocouple
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Thermocouple
Thermocouple adalah sensor suhu yang banyak digunakan untuk mengubah perbedaan suhu
dalam benda menjadi perubahan tegangan listrik (voltase). Thermocouple yang sederhana
dapat dipasang, dan memiliki jenis konektor standar yang sama, serta dapat mengukur
temperatur dalam jangkauan suhu yang cukup besar dengan batas kesalahan pengukuran
kurang dari 1 °C.
B. Fungsi Thermocouple
Thermocouple merupakan sensor yang mengubah besaran suhu menjadi tegangan, dimana
sensor ini dibuat dari sambungan dua bahan metallic yang berlainan jenis. Sambungan ini
dikomposisikan dengan campuran kimia tertentu, sehingga dihasilkan beda potensial antar
sambungan yang akan berubah terhadap suhu yang dideteksi.

C. Tipe-Tipe Termokopel
Tersedia beberapa jenis termokopel, tergantung aplikasi penggunaannya
• Tipe K (Chromel (Ni-Cr alloy) / Alumel (Ni-Al alloy))
Termokopel untuk tujuan umum. Lebih murah. Tersedia untuk rentang suhu −200 °C hingga
+1200 °C.
• Tipe E (Chromel / Constantan (Cu-Ni alloy))
Tipe E memiliki output yang besar (68 µV/°C) membuatnya cocok digunakan pada
temperatur rendah. Properti lainnya tipe E adalah tipe non magnetik.
• Tipe J (Iron / Constantan)
Rentangnya terbatas (−40 hingga +750 °C) membuatnya kurang populer dibanding tipe K.
Tipe J memiliki sensitivitas sekitar ~52 µV/°C
• Tipe N (Nicrosil (Ni-Cr-Si alloy) / Nisil (Ni-Si alloy))
Stabil dan tahanan yang tinggi terhadap oksidasi membuat tipe N cocok untuk pengukuran
suhu yang tinggi tanpa platinum. Dapat mengukur suhu di atas 1200 °C. Sensitifitasnya
sekitar 39 µV/°C pada 900°C, sedikit di bawah tipe K. Tipe N merupakan perbaikan tipe K

-Termokopel tipe B, R, dan S adalah termokopel logam mulia yang memiliki karakteristik
yang hampir sama. Mereka adalah termokopel yang paling stabil, tetapi karena sensitifitasnya
rendah (sekitar 10 µV/°C) mereka biasanya hanya digunakan untuk mengukur temperatur
tinggi (>300 °C).
• Type B (Platinum-Rhodium/Pt-Rh)
Cocok mengukur suhu di atas 1800 °C. Tipe B memberi output yang sama pada suhu 0°C
hingga 42°C sehingga tidak dapat dipakai di bawah suhu 50°C.
• Type R (Platinum /Platinum with 7% Rhodium)
Cocok mengukur suhu di atas 1600 °C. sensitivitas rendah (10 µV/°C) dan biaya tinggi
membuat mereka tidak cocok dipakai untuk tujuan umum.
• Type S (Platinum /Platinum with 10% Rhodium)
Cocok mengukur suhu di atas 1600 °C. sensitivitas rendah (10 µV/°C) dan biaya tinggi
membuat mereka tidak cocok dipakai untuk tujuan umum. Karena stabilitasnya yang tinggi
Tipe S digunakan untuk standar pengukuran titik leleh emas (1064.43 °C).
• Type T (Copper / Constantan)
Cocok untuk pengukuran antara −200 to 350 °C. Konduktor positif terbuat dari tembaga, dan
yang negatif terbuat dari constantan. Sering dipakai sebagai alat pengukur alternatif sejak
penelitian kawat tembaga. Type T memiliki sensitifitas ~43 µV/°C.

D. Bagian-Bagian Thermocouple
1. General Purpose Rope

• Jack : Menghubungkan antara General Purpose Robe dengan thermocouple.


• Stick : Yang terdiri dari 2 buah logam, sebagai variabel pendeteksi suhu.
• Pemegang : Tempat dimana tangan saat melakukan pengukuran.
2. Thermocouple

• Display : Sebagai penunjuk hasil pengukuran.


• Kenop : Sebagai pemutar ON atau OFF.

E. Prinsip Kerja Termokopel

Thermocouple suatu rangkaian yang tersusun dari dua buah logam yang masing-masing
mempunyai koefisien muai panjang berbeda yang dihubungkan satu dengan yang lain pada
ujung-ujungnya. Jika pada kedua titik hubung kedua logam tersebut mempunyai perbedaan
temperature, maka timbullah beda potensial yang memungkinkan adanya arus listrik di
dalamnya.

Termokopel secara sederhana merupakan perpaduan antara dua logam yang berbeda jenis,
yang persambungan (kopel) kedua logam diberikan pengkondisian suhu yang berbeda (panas
dan dingin). Setting alat untuk melakukan kalibrasi termokopel yaitu, misal kita sebut saja
logam A dan logam B merupakan bahan logam pada termokopel. Ujung logam A dan B
disambung dan ujung-ujung yang lain dihubungkan ke alat ukur listrik dan dimasukkan ke
dalam kondisi suhu dingin, dan untuk ujung yang dikopel ditempatkan pada kondisi suhu
panas.. Jadi, nilai tegangan itu setara dengan suhu yang terukur oleh termometer, sehingga
didapatkan nilai tegangan sekian = suhu sekian,
Untuk memahami bagaimana sebuah sambungan logam pada termokopel dapat menimbulkan
tegangan listrik kita bisa meninjaunya dari sisi pergerakan atom-atom logam yang digunakan
pada termokopel. Suatu logam apabila dipanaskan maka akan mengalami pemuaian, baik
memuai panjang maupun memuai lebar (volum). Pemuaian ini diakibatkan oleh pergerakan
atom-atom atau elektron dari suhu tinggi menuju ke suhu yang lebih rendah. Pergerakan ini
banyak sedikitnya atau cepat lambatnya tergantung pada bahan logam itu sendiri, artinya
logam satu dengan logam lainnya memiliki kecepatan muai yang berbeda-beda. Hal ini dapat
kita amati pada bimetal (dua keping logam yang dipadu), ketika bimetal ini dipanaskan maka
yang tadinya lurus akan membengkok kearah logam yang pemuaiannya lebih lambat. Jadi,
pada logam termokopel yang berbeda jenis akan memiliki kecepatan alir elektron yang
berbeda pula, hal inilah yang kemudian menyebabkan beda potensial di ujung-ujung logam
tersebut, yang mana telah dihubungkan ke alat ukur listrik sehingga timbul tegangan listrik di
ujung-ujung logam tersebut. Termocouple banyak digunakan sebagai alat ukur suhu di dunia
industri, salah satu keuntungannya yaitu mampu mengukur suhu yang sangat tinggi dan juga
suhu rendah.
Termokopel merupakan sebuah alat yang biasa digunakan untuk mengukur suhu yang pada
umumnya sebagai termometer digital, karena termokopel memiliki output berupa arus listrik
sehingga pengkonversiannya dapat secara digital. Pada banyak aplikasi, salah satu
sambungan-sambungan yang dingin dijaga sebagai temperatur referensi, sedang yang lain
dihubungkan pada objek pengukuran. Contoh, hubungan dingin akan ditempatkan pada
tembaga pada papan sirkuit. Sensor suhu yang lain akan mengukur suhu pada titik ini,
sehingga suhu pada ujung benda yang diperiksa dapat dihitung.

Thermocouple dapat dihubungkan secara seri satu sama lain untuk membuat termopile,
dimana tiap sambungan yang panas diarahkan ke suhu yang lebih tinggi dan semua
sambungan dingin ke suhu yang lebih rendah. Dengan begitu, tegangan pada setiap
Thermocouple menjadi naik, yang memungkinkan untuk digunakan pada tegangan yang lebih
tinggi. Dengan adanya suhu tetapan pada sambungan dingin, yang berguna untuk pengukuran
di laboratorium, Secara sederhana Thermocouple tidak mudah dipakai untuk kebanyakan
indikasi sambungan lansung dan instrumen kontrol. Mereka menambahkan sambungan
dingin tiruan ke sirkuit mereka yaitu peralatan lain yang sensitif terhadap suhu (seperti
termistor atau dioda) untuk mengukur suhu sambungan input pada peralatan, dengan tujuan
khusus untuk mengurangi gradiasi suhu di antara ujung-ujungnya.
Thermocouple mengukur perbedaan temperature diantara kedua kaki, bukan temperatur
absolute.

Ketika terkena panas maka bimetal akan bengkok kearah yang koefisiennya lebih kecil.
Pemuaian ini kemudian dihubungkan dengan jarum dan menunjukkan angka tertentu. Angka
yang ditunjukkan jarum ini menunjukkan suhu benda (pada Thermocouple digital).
Termokopel ini macam-macam, tergantung jenis logam yang digunakan. Jenis logam akan
menentukan rentang temperatur yang bisa diukur (termokopel suhu badan (temperatur
rendah) berbeda dengan termokopel untuk mengukur temperatur tungku bakar (temperatur
tinggi), juga sensitivitasnya.
Konfigurasi alat ukur dengan thermocouple ditunjukkan pada gambar

Terdapat sebuah kawat pemanas lurus yang dibuat dari bahan yang mempunyai nilai tahanan
yang cukup tinggi. Pada tengah-tengah kawat pemanas tersebut dihubungkan dengan salah
satu titik hubung dari thermocouple. Kedua ujung bebas thermocouple masing-masing
dihubungkan dengan pengukur milivolt yang akan mengukur beda tegangan yang dihasilkan
oleh kedua ujung thermocouple tersebut. Jika arus I dialirkan melalui kawat pemanas maka
kawat pemanas akan membangkitkan panas dengan besar daya berbanding dengan arus
kuadratnya. Panas yang dibangkitkan ini menaikkan panas pada tengah kawat pemanas dari
ke .
Dibawah ini merupakan contoh pasangan logam yang digunakan untuk pembuatan
thermocouple:
F. Kalibrasi Thermocouple
Tidak ada kalibrasi pada alat ini, namun sebelum penggunaan pastikan kedua kaki pada alat
ini berbeda jenisnya (misalnya kromium dengan aluminium). kromium sebagai kaki dingin,
sedangkan aluminium sebagai kaki panas.
G. Ketelitian Thermocouple
Ketelitian dari Thermocouple bergantung pada tipe thermocouple yang digunakan dan
biasanya terdapat petunjuk penggunaan.

H. Cara Penggunaan Thermocouple


Memasang baterai 9 volt,kemudian menghubungkan probe dengan konektor pada bagian atas.
Lalu putar posisi ke ⁰C atau ⁰F (tergantung tipe). jika tidak ada probe terpasang, atau jika
membaca over-range, layar menampilkan berkedip strip. jika pengukuran adalah sedikit di
atas rentang spesifikasi meter, layar berkedip nilai skala penuh terdekat. untuk mematikan
termometer, putar kenop ke OFF.
I. Pembacaan Hasil Pengukuran
• Pada Thermocouple digital, angka hasil pengukuran langsung terlihat.
• Pada Thermocouple analog, menggunakan rumus:

V = perubahan tegangan (Volt)


S = koefisien seebeck (40 mV/ )
T = perubahan suhu ( )

J. Contoh Penggunaan Thermocouple


Termokopel paling cocok digunakan untuk mengukur rentangan suhu yang luas, hingga 1800
K. Sebaliknya, kurang cocok untuk pengukuran dimana perbedaan suhu yang kecil harus
diukur dengan akurasi tingkat tinggi, contohnya rentang suhu 0–100 °C dengan keakuratan
0.1 °C. Untuk aplikasi ini, Termistor dan RTD lebih cocok. Contoh Penggunaan Termokopel
yang umum antara lain :
• Industri besi dan baja
• Pengaman pada alat-alat pemanas
• Untuk termopile sensor radiasi
• Pembangkit listrik tenaga panas radioisotop
Thermocouple banyak digunakan sebagai alat ukur suhu di dunia industri, salah satu
keuntungannya yaitu mampu mengukur suhu yang sangat tinggi dan juga suhu rendah.

K. Kelebihan dan Kelemahan Thermocouple


Kelemahan: Termokopel tidak dapat mengukur suhu awal dari suatu termometer pada suhu
awal dari suatu termometer pada umumnya karena alat ini tidak dapat dikalibrasi. Sehinnga
ketika termokopel pada posisi ON, langsung muncul suhu ruangan.
Kelebihan : Termokopel paling cocok digunakan untuk mampu mengukur suhu yang sangat
tinggi dan juga suhu rendah dari -200 hingga 1800⁰C.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Thermocouple adalah suatu rangkaian yang tersusun dari dua buah logam yang masing-
masing mempunyai koefisien muai panjang berbeda yang dihubungkan satu denngan yang
lain pada ujung-ujungnya
2. Thermocouple banyak digunakan untuk mengubah perbedaan panas dalam benda yang
diukur temperaturnya menjadi perubahan potensial/tegangan listrik (voltase).
3. Terdapat berbagai tipe dari thermocouple, antara lain tipe K, tipe J, tipe N, tipe E, tipe B,
tipe R, tipe S dan tipe T.
4. Penggunaan thermocouple antara lain Industri besi dan baja; Pengaman pada alat-alat
pemanas; Untuk termopile sensor radiasi; Pembangkit listrik tenaga panas radioisotop.
5. Thermocouple banyak digunakan sebagai alat ukur suhu di dunia industri, salah satu
keuntungannya yaitu mampu mengukur suhu yang sangat tinggi dan juga suhu rendah.
6. Ketelitian dari thermocouple bergantung pada tipe thermocouple yang digunakan

Anda mungkin juga menyukai