Anda di halaman 1dari 4

MODUL 4

TEKNIK VAKUM
Praba Fitra Perdana, Almas, Mohamad Yusup, Ezra Nabila, Rachman B Putra
10211108, 10211050, 10211077, 10210029, 10211071
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
E-mail: praba.fitra@gmail.com
Asisten: (Alfajri Asbahri/10210013)
Tanggal Praktikum: (07-10-2013)
Abstrak
Vakum adalah keadaan dimana tidak ada materi dalam suatu ruang atau tekanan dalam ruang tersebut jauh
lebih kecil dari tekanan atmosfir. Dalam percobaan ini pengertian vakum yang digunakan adalah yang
kedua yaitu perbedaan tekanan, karena secara praktik keadaan vakum ideal (tidak ada materi) belum dapat
diciptakan. Percobaan dilakukan dengan memasukkan berbagai jenis cairan ke dalam tabung vakum dan
menganalisa apa yang terjadi. Grafik tekanan terhadap waktu diregresi eksponensialkan untuk mendapatkan
fungsi yang sesuai. Laju kebocoran bisa dikatakan hampir linier. Diagram P-T yang dihasilkan dalam
percobaan sesuai dengan teori. Sarung tangan karet mengembang dalam lingkungan vakum karena tekanan
dalam sarung tangan karet yang berusaha menyeimbangkan keadaan yang telah berubah.

Kata Kunci: Diagram P-T, Konduktansi Selang, Laju Kebocoran, Vakum


C : konduktansi selang (l . s-1)
P : perbedaan tekanan antara kedua
ujung pipa

I. Pendahuluan
1.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah
mengetahui yang terjadi dalam suatu sistem
dengan lingkungan vakum, meregresi
eksponensialkan grafik tekanan terhadap
waktu, membuat grafik P-T dari berbagai zat
cairan.
1.2 Teori Dasar
Vakum adalah keadaan suatu ruang
dimana tidak ada materi apapun atau
tekanannya sangat rendah dibandingkan
tekanan atmosfir sehingga partikel-partikel
dalam ruang tersebut tidak mempengaruhi
suatu proses yang terjadi di dalam ruang
tersebut. Keadaan vakum dapat diperoleh
dengan menghilangkan udara dalam ruang
yang akan divakumkan dengan pompa
vakum[1]. Secara praktiknya belum dapat

(4)
)

(5)

Keterangan
QL : konstanta kebocoran (mbar . l . s-1)
II. Metode Percobaan dan Hipotesa
2.1 Metode Percobaan
Pada percobaan pertama cawan petri
kosong dan termometer dimasukkan ke
dalam tabung vakum dan pompa vakum
dinyalakan. Tekanan dalam tabung vakum
akan bekurang.
Dilakukan percobaan seperti sebelumnya
dengan cawan petri diisi dengan aquadm,
alkohol 70% dan 96%, serta gliserin, dengan
termometer ditempatkan untuk mengukur
suhu berbagai zat yang disebutkan diatas.
Pada percobaan selanjutnya akan diamati
respon yang diberikan oleh sarung tangan
karet yang dimasukkan ke dalam kondisi
vakum.
2.2 Hipotesa
Suhu akan menurun seiring dengan
menurunnya tekanan karena hubungan
tekanan dan suhu yang berbanding lurus.
Volume sarung tangan karet yang
disimpan dalam keadaan lingkungan vakum

mendapatkan vakum yang ideal (tidak ada materi


apapun dalam ruang atau tekanannya nol).

(1)

Keterangan
: laju pemvakuman (l . s-1)
V : volume total yang akan dihisap
P : tekanan sesaat
Pr : tekanan residu
Q=S.P
(2)
Q=C(P)
(3)
Keterangan
Q : throughput (mbar . l . s-1)
1

akan mengembang dikarenakan pada kondisi


tekanan menurun zat dengan fasa cair akan
berubah menjadi gas, sehingga sarung tangan
karet mengembang karena gas tersebut.
III. Data dan Pengolahan

Gambar 1. Grafik tekanan terhadap waktu untuk


cawan petri kosong.
Gambar 4. Grafik tekanan terhadap waktu untuk
cawan petri diisi Alkohol 96%.

Gambar 2. Grafik tekanan terhadap waktu untuk


cawan petri diisi Aquadm.

Gambar 5. Grafik tekanan terhadap waktu untuk


cawan petri diisi Gliserin.
Tabel 1. Tabel konstanta persamaan eksponensial
(Y=Ae-Bx+C) yang memenuhi grafik 1 sampai 5.

Bahan
Tanpa zat
Aqua dm
Alkohol 70%
Alkohol 96%
Gliserin
upper : 800

A
595
747.5
668.2
733.5
800
lower : 0

B
0.04164
0.0766
0.06516
0.07288
0.1004

C
63.33
94.6
92.77
106
83.12

Gambar 3. Grafik tekanan terhadap waktu untuk


cawan petri diisi Alkohol 70%.

Gambar 6. Grafik tekanan terhadap waktu tanpa


zat setelah pompa dimatikan.

Gambar 7. Grafik tekanan terhadap waktu


Aquadm setelah pompa dimatikan.

Gambar 11. Grafik P-T tanpa zat.

Gambar 8. Grafik tekanan terhadap waktu


Alkohol 70% setelah pompa dimatikan.

Gambar 12. Grafik P-T aquadm.

Gambar 9. Grafik tekanan terhadap waktu


Alkohol 96% setelah pompa dimatikan.

Gambar 13. Grafik P-T Alkohol 70%.

Gambar 14. Grafik P-T Alkohol 96%.


Gambar 10. Grafik tekanan terhadap waktu
Gliserin setelah pompa dimatikan.

Bila dilihat dari grafik aquadm yang


menampilkan batas antara fasa cair dan gas
dengan referensi (gambar 16), maka grafik
yang dihasilkan sudah cukup mirip hanya
dibutuhkan data yang lebih banyak untuk
menghasilkan grafik P-T yang lebih baik.
Untuk alkohol baik 70% maupun 96% sudah
cukup sesuai dengan grafik P-T secara teori.
Ketika lingkungan divakumkan dengan
mengikuti teori yang ada maka terjadi
perubahan fasa dari cair ke fasa gas, dan
dibuktikan pula oleh eksperimen yaitu
dengan timbulnya gelembung-gelembung
pada zat cair yang dieksperimenkan.
Anomali yang terjadi dalam bentuk
perubahan volume cairan ketika divakumkan.
Semakin tinggi konsentrasi alkohol maka
perubahan volume cairannya akan semakin
besar.
Volume sarung tangan karet membesar
disebabkan berkurangnya tekanan di
lingkungan sehingga sarung tangan akan
mengembang karena tekanan dalam sarung
tangan
yang
berusaha
mencapai
kesetimbangan dengan lingkungan dengan
menekan ke arah luar sarung tangan.

Gambar 15. Grafik P-T Gliserin.

Gambar 16. Grafik P-T air dan zat cair umum[3].

IV. Pembahasan
Semua data tekanan dan waktu tiaptiap cairan dapat diregresikan dengan fungsi
eksponensial. Kurva tanpa zat dan aquadm
memiliki bentuk kurva yang hampir mirip
dengan kemiringan kurva tanpa zat lebih
besar. Grafik alkohol 70% memiliki
kemiringan yang lebih besar daripada grafik
alkohol 96%. Grafik Gliserin memiliki
kemiringan yang paling kecil daripada yang
lain.
Konduktansi
selang
berarti
sifat
kemampuan selang untuk melewatkan gas
dipengaruhi bahan, bentuk dari selang
tersebut
berarti
konduktansi
selang
berbanding lurus dengan laju pemompaan,
dengan begitu semakin baiknya sifat
konduktansi selang maka semakin besar laju
pemompaannya.
Kebocoran bisa terjadi karena adanya
celah baik pada selang, batas antara tabung
dan alas tabung, dan keran tabung sehingga
memungkinkan udara luar dengan tekanan
yang lebih besar masuk ke dalam tabung.
[3]
http://nurulimantmunib.wordpress.com/201
1/08/29/diagram-p-t-pada-prosesperubahan-fasa-air/

V. Simpulan
Grafik tekanan terhadap waktu dapat
diregresikan dengan fungsi eksponensial.
Grafik P-T yang dihasilkan dari berbagai zat
cairan cukup sesuai dengan teori. Suatu zat
cairan akan mengalami penguapan ketika
diletakkan pada suatu ruang vakum. Volume
suatu sistem akan membesar dalam suatu
lingkungan vakum. Laju kebocoran tabung
vakum bersifat linier.
VI. Pustaka
[1]
http://global.britannica.com/EBchecked/top
ic/621344/vacuum
[2] http://www.maceas.com/en/pdfs/leakrate_definition.pdf

Anda mungkin juga menyukai