Abstrak
Persamaan differensial dapat memecahkan banyak kasus fisika di lingkungan sekitar kita semua. Dan untuk
memecahkan dan mencari solusi persamaan differensial tersebut kita dapat menggunakan metode numeric dari
metode euler atau shooting method. Metode ini adalah salah satu dari banyak metode numeric lainya yang dapat
digunakan untuk memecahkan ODE. Metode euler berasal dari deret taylor yang di sederhanakan. Deret taylor
yang digunakan hanya hingga orde 1 saja. Dan dengan persamaan tersebut kita mendapatkan solusi numeric untuk
memecahkan persamaan differensial biasa. Dan juga persamaan differensial berorde 2
Kata kunci: Euler, Shooting method,
( ) ( ( ) ( )) ( ) ( ) (2)
Selesai
(3) III. Data dan Pengolahan
(4)
(5)
(6)
∫ (7)
(8)
∫ (9)
Gambar 1: grafik waktu vs kecepatan (atas) grafik
(10) waktu vs posisi (bawah) source kode t = 10s
(11)
(12)
(13)
Keterangan
F : gaya
k : konstanta pegas
b : konstanta peredam
v : kecepatan
a : percepatan
Gambar 2: grafik waktu vs kecepatan (atas) grafik
x : posisi waktu vs posisi (bawah) kode 2, t = 10s
m : massa benda
Algorima
Input nilai k, m, vo, xo, t, dan b (pada kasus
1, b = 0)
kemudian iterasi I = 0:dt:t persamaan (6),
(8), dan (10)
hitung energy kinetic, potensial, dan
mekanik di setiap titik dengan persamaan
(11), (12), dan (13)
plot x(posisi) dan v(kecepatan) terhadap
waktu
pada kode digunakan nilai konstanta
Gambar 3: grafik waktu vs kecepatan (atas) grafik
k = 50 N/m waktu vs posisi (bawah) kode 2, t = 100s
xo = 0.1 m
vo = 0 m/s
b = 0 (kasus 1), 0,03 (kasus 2)
m = 1 kg
IV. Pembahasan dibuat semakin kecil hasil akan semakin teliti.
Hal ini dikarenakan percepatan dan kecepatan
Program ini bekerja sebagai berikut. disetiap posisi berbeda beda jika dt dibuat
Pertama input terlebih dahulu nilai nilai awal semakin besar maka banyak nilai percepatan dan
yang di inginkan t, b, k, m, xo, v0, dt kemudian kecepatan yang tidak masuk pada iterasi. Hal ini
buat matriks untuk nilai x, a, v, dan Energi. akan mengakibatkan nilai v dengan error yang
Setelah itu kita gunakan persamaan 3 dan 4 besar dan jika nilai v memiliki error besar nilai
untuk mendapatkan nilai a. maka didapat rumus posisi akan memiliki error yang besar pula.
numeric a pada persamaan 6. Kemudian v
adalah integral dari a. maka rumus numeric V. Simpulan
untuk v (kecepatan) adalah pada persamaan 8.
Dan untuk posisi yaitu integral dari v(kecepatan) Nilai dt mempengaruhi keakuratan nilai v,
didapat persamaan 10. Untuk energy tiap titik x, dan energy energy.
(energy kinetic, potensial, dan mekanik) Nilai dt yang optimal pada program adalah
digunakan persamaan 11, 12, dan 13. Maka
0.0001 mendapatkan nilai energy mekanik
iterasi pada program ini menjadi seperti berikut
yang konstan dan kecepatan computer
for i = 0:dt:t untuk mengolah iterasi yang optimal
c = c + 1; Ketika nilai b (konstanta peredam)
a(c) = -(k/m)*x(c); dimasukan maka osilasi tidak lagi
v(c+1) = v(c) + a(c)*dt;
x(c+1) = x(c) + v(c+1)*dt; harmonic. Osilasi dari pegas menjadi
E1(c) = (m * v(c)^2)/2; teredam
E2(c) = (k * x(c)^2)/2;
Etot(c) = E1(c) + E2(c);
end