Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN (PUBT)


“KALORIMETER”

Disusun Oleh :

Pragita Novalita Ningtyas


0519040072

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi yang semakin pesat berbanding lurus dengan perkembangan
kebutuhan pesawat. Pesawat merupakan suatu peralatan atau komponen yang dapat
membantu meringankan pekerjaan. Dalam dunia industri, pesawat yang digunakan dalam
bidang pembangkit listrik salah satunya adalah boiler.
Boiler atau ketel uap adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk mengubah air
menjadi uap. Dalam proses perubahan fase tersebut dibutuhkan kalor yang besar
dihasilkan dari proses pembakaran dengan menggunakan bahan bakar. Uap yang
dikeluarkan dari boiler masih berupa saturated steam, sedangkan untuk menggerakkan
mesin, uap yang digunakan harus berupa superheated steam. Persen yang terkandung
didalam uap dari boiler dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut separating
dan trothling kalorimeter. Kalorimeter merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan
kandungan air dari uap melalui proses mekanis.
Pengoperasian kalorimeter memiliki potensi bahaya ledakan yang cukup tinggi karena
uap yang disuplai mempunyai suhu dan tekanan yang sangat tinggi. Maka dari itu, wajib
bagi mahasiswa Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Politeknik Perkapalan
Negeri Surabaya (PPNS) untuk mempelajari dan mendalami pengetahuan mengenai
kalorimeter, sehingga dapat mengetahui bahaya apa saja yang dapat ditimbulkan oleh
kalorimeter.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Bagaimana cara mengoperasikan kalorimeter dengan baik dan benar?
2. Bagaimana cara mengukur, menghitung, menganalisa performance atau karakteristik
kalorimeter?
3. Bagaimana cara melaksanakan pengukuran parameter yang dibutuhkan untuk
menghitung fraksi uap?
4. Apa fungsi kalorimeter?
5. Bagaimana cara kerja kalorimeter pemisah dan penyeratan?
1.3 Tujuan
1. Dapat mengoperasikan kalorimeter dengan baik dan benar.
2. Dapat mengukur, menghitung, menganalisa performance atau karakteristik
kalorimeter.
3. Untuk melaksanakan pengukuran parameter yang dibutuhkan untuk menghitung fraksi
uap.
4. Untuk mengetahui fungsi kalorimeter.
5. Untuk mengetahui cara kerja kalorimeter pemisah dan penyeratan.
BAB 2
DASAR TEORI

2.1. Pengertian Kalorimeter

Kombinasi pemisah dan penyeretan kalorimeter digunakan untuk menetukan kualitas


uap (tingkat kekeringan uap). Pemisah kalorimeter merupakan alat untuk memisahkan
kandungan air dan uap melalui proses mekanis.
Proses mekanis tersebut adalah sebagai berikut :
▪ Uap basah yang masih mengandung air dilewatkan pada pemisah calorimeter
(separator), karena kerapatan air lebih besar dari uap, maka air akan cenderung
terlempar dari uap. Air ini dikumpulkan dan jumlahnya dapat diukur.
▪ Sedang uap yang relative tidak mengandung air akan dialirkan ke throttling
calorimeter, sehingga tekanannya turun. Tekanan setelah throttling menjadi sedikit
dibawah temperature atmosfer, ini menyebabkan uap menjadi kering. Dengan
pengukuran temperature dan tekanan akhir uap, maka tingkat kekeringan uap dapat
dihitung. Karena jenis kalorimeter tersebut mempunyai keterbatasan. Maka digunakan
kombinasi pemisah dan throttling calorimeter.

Gambar 2.1 Separating dan Throttling


2.2. Menghitung Tingkat Kekeringan Uap
Berikut cara menghitung tingkat kekeringan uap dari boiler, yaitu :
a. Dryness fraction (kualitas uap)
Dryness fraction dari uap didefinisikan sebagai jumlah uap kering yang terdapat
didalam campuran uap basah.
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑎𝑝 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝐷𝑟𝑦𝑛𝑒𝑠𝑠 𝐹𝑟𝑎𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑎𝑝 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 + 𝑎𝑖𝑟
b. Separating Kalorimeter
Disini terjadi proses mekanika dimana pemasukan uap kalorimeter dibuat
mengalir secara seri terhadap sudut tumpul sehingga momen inersia dari air
menyebabkan mereka terpisah dari alirannya.
Jika :
Wt = Berat dari uap kering yang diisikan ke dalam kalorimeter
Ws = Berat air yang dipisahkan didalam kalorimeter dalam waktu yang sama
Xs = Dryness fraction yang diukur melalui kalorimeter sparasi,
Maka :
𝑊𝑡
𝑋𝑠 =
𝑊𝑡 + 𝑊𝑠
c. Throttling Kalorimeter (kalorimeter penghambat)
Trottling kalorimeter terdiri dari aliran fluida melalui sebuah prifice
penghambat dari tekanan lebih tinggi P1 ke tekanan lebih rendah P2. Dari persamaan
energi kondisi steady dapat ditunjukkan bahwa penghambat adiabatik (adiabatik
trottling) adalah proses entalphi konstan.
Enthalpi uap basah sebelum trottling :
H1 = hf1 + xt.hfg1
Enthalpi uap basah setelah trottling :
H2 = hg2 + cp.(t2 – ts2)
Proses enthalpi konstan :
H1 = H2
hf1 + hfg1 = hg2 + cp (t2 - ts2)
xt = {hg2 + cp (t2 - ts2) – hf1 } / hfg1
dimana :
hf1 = Panas sensibel kondisi 1, dengan tekanan P1
xt = Dryness fraction pada kondisi trottling kalorimeter
hfg1 = Panas laten kondisi 1, dengan tekanan P1
hg2 = Enthalpi dari uap dengan tekanan P2, (kJ/kg)
cp = Panas spesifik pada tekanan kostan, (kJj/kg.K)
t2 = Suhu uap pada trottling kalorimeter, (C)
ts2 = Suhu uap jenuh pada tekanan P2, (C)
d. Kombinasi Sparating dan throttling
Jika W = berat air dalam uap yang meninggalkan separating kalorimeter dan masuk
ke dalam trottling kalorimeter.
Kemudian dengan definisi dryness fraction :
Xt = (Wt – W)/W dan W = W1 (1-xt)
Tetapi sparating kalorimeter telah memisahkan air seberat Ws, sehingga berat total
air dalam uap basah (Ws + Wt) adalah :
Ws + W
BAB 3
PROSEDUR PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Berikut adalah peralatan yang digunakan untuk praktikum kalorimeter yaitu :
1. Suplai energi listrik
2. Air utilitas laboratorium
3. Gelas ukur
4. Cusson : P7600 : oil fired boiler
5. Cusson : P7672 : separating and trottling calorimeter
3.1.2 Bahan
Berikut merupakan bahan yang digunakan dalam praktikum kalorimeter yaitu :
1. Lap atau kain pembersih : 1 buah
2. Gloves : 3 pasang
3. Gelasukur : 2 set
4. Air utilitas laboratorium : 500 liter
5. Bahan bakar atau solar : 100 liter
6. Larutan softener (NaCl) : 20 kg
7. Larutan dosage (Housemen) : 25 liter
3.2 Rangkaian Percobaan

Gambar 3.1 Rangkaian Percobaan


(Sumber: Subekti, 2016)
Nama – nama bagian rangkaian diatas :
1. Meter Tekanan : untuk mengukur tekanan uap masuk ke sistem
kalorimeter.
2. Main Steam Valve : untuk mengatur buka tutup uap yang mengalir.
3. Sensor alat ukur suhu : untuk mengukur temperature secara digital.
4. Gelas Ukur : untuk menampung air hasil pengembunan.
5. Meter Temperatur : untuk mengatur temperature
6. Saluran ke Throttling : untuk menyalurkan sisa uap dari throttling
7. Alat ukur beda ketinggian air raksa : untuk mengukur tekanan uap di throttling.
8. Throttling Chamber : untuk memasukkan uap ke dalam tabung
melalui orifice sehingga tekanan turun hingga sedikit di atas tekanan atmosfer.
9. Condenser : untuk mendinginkan uap dari trottling sehingga
menjadi embun.
10. Separator : untuk memisahkan kandungan air dari uap
basah yang melalui separator.

3.3 Prosedur Kerja


1. Menghidupkan boiler sampai tekanan 10 bar.
2. Menutup katup-katup yang ke arah steam engine, super heater, dan steam turbin.
3. Menutup katup drain yang ada di calorimeter.
4. menghidupkan air pendingin
5. Mengalirkan uap ke calorimeter dengan cara membuka main steam valve yang ada
di boiler.
6. Membuka katup main steam valve yang ada di calorimeter.Maka uap akan mengalir
ke kalorimeter
7. Melakukan percobaan - percobaan sesuai dengan data yang ada pada table
percobaan.
8. Melakukan percoban setiap 5 menit sekali
9. Menganalisa dan mencatat data hasil percobaan kemudian menghitungnya.
BAB 4
ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB 5
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai