PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang dapat ditulis dari penulisan laporan praktikum
kalorimetri adalah sebagai berikut ini.
1. Mampu mengetahui fungsi kalorimetri yang berkaitan dengan bolier.
2. Mampu mengetahui pengaruh fraksi kekeringan terhadap besarnya uap
kombinasi.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat dipetik dari penulisan laporan praktikum
kalorimetri adalah sebagai berikut ini.
1. Sebagai salah satu syarat kelulusan dari mata kuliah Praktikum Pesawat
Uap dan Bejana Tekan.
2. Dapat digunakan untuk menambah wawasan tentang kalorimetri.
3. Dapat mengetahui bagaimana kondisi kalorimetri di Laboratorium Boiler
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
1.5 Manfaat
Adapun ruang lingkup pada penulisan laporan praktikum pesawat uap dan
bejana tekan dengan judul Kalorimetri adalah sebagai berikut ini.
1. Praktikum pesawat uap dan bejana tekan dengan judul Kalorimetri ini
dilakukan di Laboratorium Boiler Politeknik Perkapalan Negeri
Surabaya.
2. Praktikum kalorimetri ini dilakukan pada tanggal 11 April 2016.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kalorimetri
Kombinasi pemisahan dan penyeratan kalorimetri digunakan untuk
menentukan kualitas uap (tingkat kekeringan uap). Pemisah kalorimetri
merupakan alat untuk memisahkan kandungan air dari uap melalui proses
mekanis. Proses mekanis tersebut adalah sebagai berikut :
1. Uap basah yang masih mengandung air dilewatkan pada pemisah
kalorimetri, karena perapatan air lebih besar dari uap, maka air akan
cenderung terlempar dari uap. Air ini dikumpulkan dan jumlahnya dapat
diukur.
2. Sedang uap yang relative tidak mengadung air dialirkan ke throttling
calorimeter, sehingga tekanannya turun tekanan setelah throttling menjadi
sedikit dibawah temperatur atmosfer. Ini menyebabkan uap menjadi
kering. Dengan pengukuran temperatur dan tekanan akhir uap, maka
tingkat kekeringan uap dapat dihitung. Karena jenis kalorimetri tersebut
mempunyai keterbatasan, maka digunakan kombinasi pemisah dan
throttling kalorimetri.
Uap dengan suhu sama dengan titik didihnya pada tekanan tertentu
dikenal dengan uap jenuh kering. Walau demikian, untuk menghasilkan 100
persen uap kering pada suatu industri boiler yang dirancang untuk
menghasilkan uap jenuh sangatlah tidak memungkinkan, dan uap biasanya
akan mengandung tetesan- tetesan air. Dalam prakteknya, karena adanya
turbulensi dan pencipratan, dimana gelembung uap pecah pada permukaan air,
ruang uap mengandung campuran tetesan air dan uap. Jika kandungan air dari
uap sebesar 5 persen massa, maka uapnya dikatakan kering 95 persen dan
memiliki fraksi kekeringan 0,95. Entalpi yang sebenarnya dari penguapan uap
basah merupakan produk fraksi kekeringan (x) dan entalpi spesifik (hf g) dari
tabel uap. Uap basah akan memiliki energi panas yang lebih rendah daripada
steam jenuh kering.
b. Sparating calorimeter
Separating Calorimeter adalah merupakan peralatan suatu proses
mekanis, dimana uap basah masuk secara langsung melewati susunan
berupa sudut-sudut tumpul. Pada saat melewati sudut-sudut ini, gaya inersia
air yang terkandung dalam uap menjadi berkurang dan mencegahnya terikut
dalam uap sehingga mengakibatkan air akan jatuh dan terkumpul dalam
tabung.
Disini terjadi proses mekanika dimana pemasukan uap kalorimetri
dibuat mengalir secara seri terhadap sudut tumpul sehingga momen inersia
dari air menyebabkan mereka terpisah dari alirannya. Jika berat uap kering
yang dikeluarkan dari separator adalah Ms, dan berat air yang
dipisahkan/tertinggal dalam separator pada waktu yang sama adalah Ma,
maka Fraksi kekeringan uap yang diukur melalui separating calorimeter ini
(Xs) adalah :
Xs =
Wt
Wt Ws
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.2)
Dimana :
Wt = Berat dari uap kering yang diisikan ke dalam kalorimetri
Ws = Berat air yang dipisahkan didalam kalorimetri dalam waktu
yang sama
Xs = Dryness fraction yang diukur melalui kalorimetri sparasi.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.3)
. . . . . . . . . (2.5)
dimana :
hf1
t2
. . . . . . . . . (2.6)
BAB 3
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan selama melakukan praktikum
Kalorimetri adalah sebagai berikut ini.
1.
2.
3.
4.
Thermometer
5.
6.
Tabel uap
3.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan selama melakukan praktikum Boiler
adalah sebagai berikut ini.
1. Air PDAM
2. Bahan Bakar (Solar)
kondensat, tekanan uap suply, tekanan uap keluar, tekanan atmosfer, suhu
uap suply dan suhu uap dalam trottling kalorimeter.
7. Mengukur hal tersebut sebanyak lima kali dalam interval waktu yang
sama.
8. Mematikan aliran uap supply dengan katup uap.
9. Mendinginkan peralatan dan mematikan air pendingin kondensor.
10. Men-drain kalorimeter separasi.
BAB 4
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Pengamatan
Tekanan uap dalam pipa utama P1 (bar)
Temperatur Uap Masuk (),H1
Jumlah air kondensat setelah throttling (ml)
Temperatur uap setelah pengeratan (), t2
Jumlah air yang dipisahkan pada separator
(ml)
6
Perbedaan air pada manometer (cmHg)
7
Tekanan atmosfer (bar)
8
Tekanan uap setelah throttling (bar) p2
9
Temperatur atmosfer ()
(Sumber : Hasil Praktikum, 2016)
Hasil Pengukuran
7,93
176,7
610
20
143,3
4,7
1
9,24
33,6
= Tekanan uap + 1
= 7,93 + 1
= 8,93 bar
Interpolasi hf
P = 7,917
P = 8,93
P = 10,02
hf
hp = 718,88 kj/kg
hp = ... kj/kg
hp = 762,09 kj/kg
8,937,917
Interpolasi hfg
P = 7,917
P = 8,93
P = 10,02
hfg
Maka :
hg = X pada 1,076 bar
Interpolasi:
P = 1,014
P = 1,076
P = 1,433
hg
hg = 2676,1 kj/kg
hg = ... kj/kg1
hg = 2691,5 kj/kg
= 2676,1 +
1,0761,014
1,4331,014
[2691,5 2676,1 ]
=
=
=
+ [ 12]
2678,36+1,89[ 176,720]793,422
2032,871
2678,36443,259
= 1,1
2032,871
= +
610
= 610+143,3
610
= 753,5
= 0,81
= Xt Xs
= 1,1 0,81
= 0,891
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kalorimetri telah didapat beberapa variabel, variabel
seperti tekanan uap utama, temperatur uap masuk dan setelah throting,
temperatur tekanan atmosfer. Perbedaan ketinggian manometer, jumlah air
kondensat setelah throting dan jumlah air yang dipastikan pada separator
perhitungan yang telah dilakukan pada praktikum ini antara lain, tekanan
absolut uap masuk, tekanan uap setelah throting, fraksi ketinggian pada
throting, franzi kekeringan pada pemisahan dan fraksi uap kombinasi.
Tekanan absolut uap masuk didapatkan dari tekanan uap utama ditambah
1. Pada praktikum ini didapatkan nilai P1= 7,93+1 = 8,93bar. Setelah itu
ditambah nilai hf. Nilai ini didapatkan dari tabel A-2 propertise of saturated
water (liquid-vapor). Temperature table in sil unit dari buku Fundamental of
Engineering Thermodinamies fifth edition dengan interpolasi hf. Setelah nilai
hf didapatkan adalah 739,422 dan nilai hfgnya 2032,071 keduanya dalam
satuan kJ/kg. Untuk nilai tekanan uap setelah throting apat P2 didapat dari ratarata perbedaan pada manometer air yaitu 47 mmHg (yang sebelumnya dari
satuan cmHg) ditambah 1 atm menjadi 807 dibagi densa 750 hasilnya adalah
1,076 bar. Harga P2 ini digunakan untuk mencari inlay hg yang didapatkan
dari interpolasi dengan tabel A-3 properties of saturated water (liquid-water)
pressure tabel ins unit dari buku yang sama dengan sebelumnya. Adapun nilai
hg pada praktikum ini adalah 2678,3638 kJ/kg. Perhitungan ketiga yang
dilakukan adalah fraksi kekeringan pada throting atau Xt, nilai ini didapatkan
dari rumus :
=
+ (1 2)
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditulis dari penulisan laporan praktikum
Kalorimetri adalah sebagai berikut ini.
1. Uap yang dihasilkan dari boiler dapat dikondensasikan menggunakan
kalorimeter sehingga dapat diketahui tingkat kekeringan uap dan kualitas
uap.
2. Besarnya fraksi uap kombinasi dipengaruhi oleh fraksi kekeringan pada
penyeretan. Fraksi kekeringan pada penyeretan sendiri dipengaruhi oleh
temperatur uap setelah penyeretan sehingga semakin tinggi temperaturnya
maka fraksi kekeringannya semakin besar nilai tersebut. Sehingga dapat
disimpulkan jika kita ingin memperoleh kualitas uap yang baik maka yang
harus dilakukan ialah menaikkan temperatur uap setelah penyeretan.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat ditulis dari penulisan laporan praktikum Boiler
adalah sebagai berikut ini.
1. Selalu melakukan praktikum sesuai prosedur yang ada.
2. Selalu bertanya pada instruktur apabila menemukan kesulitan saat
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA