Dalam pasal 6 ayat (1) Undang-undang Uap 1930 telah ditetapkan bahwa “adalah
dilarang untuk menjalankan atau menggunakan sesuatu pesawat uap dengan tidak
mempunyai idzin untuknya yang diberikan oleh Direktur Pembinaan Norma-norma
Keselamatan Kerja & Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja.
Jadi jelas bahwa pemakaian pesawat uap tanpa idzin yang sah adalah suatu
pelanggaran dan dapat diajukan ke Pengadilan.
Untuk memperoleh idzin pemakaian dimaksud, calon pemakai berkewajiban
mengajukan Surat Permohonan (bentuk 6) kepada Direktur Direktorat Pembinaan Norma-
norma Keselamatan Kerja & Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja melalui Kantor
Ditjen Banalindung setempat.
Pada surat permohonan tersebut harus disertai lampiran-lampiran yang diperlukan
a.1 :
- gambar konstruksi yang lengkap dan jelas
- sertipikat bahan
- keterangan-keterangan lain yang dibuat oleh pabrik atau instansi pemeriksa.
(Lihat Instruksi no. 4 surat No. 29/G.3/P.D. tanggal 21 Desember 1951)
Selanjutnya pegawai Pengawas keselamatan kerja dari kantor Direktoriat jenderal
pembinaan hubungan perburuhan dan perlindungan tenaga kerja setempat harus melakukan
hal-hal sebagai berikut :
Melakukan pemeriksaan dan pengujian atas pesawat uap dengan langka-langkah :
a. memeriksa surat permohonan
b. memeriksa gambar konstruksi pesawat uap
c. memeriksa sertipikat atas bahan, las-lasan dan keterangan-keterangan lainnya
yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat/inspektur Pemeriksa pembuatan.
d. Menghitung kekuatan konstruksinya.
e. Mengadakan pemeriksaan secara visual atas bagian-bagian pesawat uap dan
alat-alat perlengkapannya (appendages) serta mengadakan pengukuran-
pengukuran untuk dicocokkan dengan gambarnya.
f. Bila hal-hal tersebut pada (b) dan (c) sesuai dengan hal-hal pada (e) dan hal
pada (d) memenuhi persyaratan kemudian pesawat uapnya diuji baik dengan air
dingin maupun dengan uap dan dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas harus dibuatkan bentuk 9/9a.
Bila dari pemeriksaan maupun pengujian berhasil baik maka idzin sementara dari
pesawat uap dapat diberikan (Pasal 30 Peraturan Uap 1930).
Kedua
Mengadakan pemeriksaan atau pengecekan terhadap air yang akan dipakai untuk
pengisi pesawat uap; apakah sudah diadakan pemeriksaan atau belum.
Selanjutnya tembusan Idzin Sementara dan bentuk 9/9a dikirimkan kepada
Direktorat Pembinaan Norma-norma Keselamatan Kerja & Hygiene Perusahaan dan
Kesehatan Kerja melalui Kantor Wilayah Direktoriat jenderal pembinaan hubungan
perburuhan dan perlindungan tenaga kerja setempat dengan melampirkan.
- bentuk 9/9a
- surat permohonan
- gambar konstruksinya
- sertipikat bahan
- perrhitngan-perhitungan
- keterangan-keterangan lainnya yang dipandang perlu.
Hal ini dimaksudkan untuk pembuatan Akte Idzin dari pesawat uap yang
bersangkutan.
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan oleh calon pemakai adalah sebagai berikut :
a. – membayar Retribusi sesuai dengan peraturan yang berlaku
b. – menyediakan perlengkapan atau alat-alat yang diperlukan untuk pemeriksaan atau
pengajuan (Pasal 17 Undang-undang Uap), termasuk ketelpak,
- menyediakan tenaga kerja untuk membantu pegawai Pengawas Keselamatan
Kerja yang memeriksa,
- supaya menyediakan kamar ganti pakaian atau kamar cuci dan alat-alat
pembersih diri dengan air yang cukup,
c. – memberikan penjelasan atas semua hal yang diperlukan oleh pegawai Pengawas
Keselamatan Kerja (Pasal 15 – Undang-undang Uap),
d. – Idzin Sementara atau Akte Idzin yang telah diberikan harus disimpan sebaik-
baiknya dan menyediakannya bila sewaktu-waktu diminta oleh pegawai
Pengawas Keselamatan Kerja yang berwenang.
e. – mentaati semua syarat yang diberikan oleh pegawai Pengawas Keselamatan Kerja
yang memeriksa.
Demikianlah sedikit uraian/penjelasan tentang pemakaian pesawat uap yang perlu
diketahui bersama dan selanjutnya akan ditingkatkan pada uraian tentang pemeriksaan dan
pengujian pesawat uap.
Ketel uap
Ketel uap adalah suatu pesawat uap dibuat guna menghasilkan uap yang dipergunkan
diluar pesawat.
Catatan :
Pada kebanyakan ketel uap, dalam pesawatnya masih jelas terlihat batas antara air dan uap.
Tetapi pada ketel-ketel uap khusus yang bagian-bagiannya sebagian besar terdiri dari pipa
yang umumnya berbentuk pegas sekerup (ketel uap jenis coil), tidak terlihat lagi batas
antara uap dan air, karena air yang masuk dalam pesawatnya langsung berubah menjadi
uap dan uapnya langsung dikeluarkan dari pesawatnya. Untuk ketel jenis ini perlu alat
pengaman khusus.
B. Pemeriksaan Berkala
Pemeriksaan berkala adalah pemeriksaan pesawat uap untuk mendapatkan data-data
apakah ketel uap dan alat-alat mengalami kelainan atau tidak selama pemakaian dalam
jangka waktu tertentu.
Sebelum pemeriksaan ini dilakukan pemeriksa harus meneliti dahulu catatan-catatan dalam
Akte Idzinnya untuk mengetahu syarat-syarat yang telah diberikan dan sampai dimana
pelaksanaannya.
a. – Pemeriksaan lua
- Pemeriksa secara visual bagian luar atau sisi api pesawat uap dengan maksud
untuk meneliti keadaan dinding-dinding atau pelat-pelatnya, pipa-pipa,
sambungan-sambungan (las atau kelingan) rol-rolan, sambungan lasnya dan
sebagainya mungkin terjadi capuk-capuk akibat korosi maupun aus dimakan api
dan sebagainya.
- Sebelum pemeriksaan tersebut dilakukan semua abu, jelaga dan kotoran lainnya
harus dibersihkan dan dikeluarkan dari dalam pesawat uapnya sehingga dinding
pipa-pipa maupun sambungannya benar-benar bebas dari kotoran.
- Dalam pemeriksaan ini yang harus diperhatikan terutama di bagian lorong atau
dapur api maupun kamar nyala dan sebagainya.
Yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan luar ;
- adanya perubahan warna pada pelat pesawat uap termasuk bagian-bagiannya.
- Lenturan- lenturan atau perubahan-perubahan bentuk.
- Batu-batu tahan api yang retak atau rontok.
- Korosi dan erosi yang mungkin terjadi
- Kedudukan pesawat uapnya sesuai dengan bentuk aslinya.
b. Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan secara visual bagian dalam/sisi air dari pesawat uap dengan
maksud untuk meneliti keadaan dinding-dinding, pelat-pelat, pipa-pipa,
sambungan-sambungan (las atau kelingan), rol-rolan atau las-lasan pipa,
mungkin terjadi penepisan pada pelat badan dan bagian-bagian lainnya
terbentuk bersama-sama kerak-kerak ketel maupun terdapat capuk-capuk akibat
korosi.
Pada pemeriksaan ini harus diperhatikan : pipa panjang, pipa api, pipa air, baut-
baut atau batang tunjung dan penguat lainnya, mungkin terjadi bengkokan,
lenturan, putus, penipisan, retak dan lain sebagainya.
c. Pemeriksaan alat-alat perlengkapan (appendages)
- semua alat perlengkapan perlu diilepas dari pesawat uapnya dan diteliti apakah
bagian-bagiannya masih baik (tidak pecah, tidak tersumbat, ulirnya tidak rusak,
alat bagiannya baik dan sebagainya).
- Pedoman tekanan (manometer) harus ditera.
- Penggantian atas alat-alat perlengkapan harus diberitahukan kepada Pengawas
Keselamatan kerja yang memeriksa untuk diuji kebaikannya.
- Khusus untuk drop leleh timahnya harus diganti 1 tahun sekali tidak tergantung
pada pemeriksaan berkala.
Setelah diadakan revisi, service terhadap alat-alat pesawat uap, maka alat-alat
tersebut harus diletakkan secara teratur pada suatu tempat yang memungkinkan
pengawas keselamatan kerja dapat memeriksa alat-alat tersebut dengan mudah dan
teliti.
Pengujian pada pemeriksaan berkala, persiapan-persiapan maupun cara
pengujiannya seperti pada ayat 3 dan 4 paragraph II dengan ketentuan besarnya
tekanan-tekanan pengujian sama dengan PU = tekanan kerja ditambah max. 3 kg.
CATATAN : Hasil pemeriksaan dan pengujian serta syarat-syarat yang diberikan
harus ditulis dalam Akte Idzinnya dan dilaporkan pada Direktur
Pembinaan Norma-norma Keselamatan Kerja & Hygiene Perusahaan
dan Kesehatan Kerja dengan bentuk 10.
C. PEMERIKSAAN KHUSUS
Pemeriksaan khusus disini adalah pemeriksaan yang sifatnya insidentil antara lai :
1. – Penelitian Bahan, karena ketel uap telah mencapai 35 tahu.
2. – Pemeriksaan ketel-ketel uap usia 65 tahun ke atas.
3. – Pesawat uap yang direparasi.
4. – Pelat baru atau penambal.
5. – Pemeriksaan-pemeriksaan bagian-bagian ketel uap yang tertutup salut atau
tembokan.
6. – Terbakar atau cacat.
7. – Kapalnya tenggelam (ketel uap kapal).
8. – Pemeriksaan-pemeriksaan yang ada hubungannya dengan Keselamatan kerja.
9. – Pesawat uap diawetkan atau tidak diperlukan Akte Idzin.
C.1. Penyelidikan Bahan (P.B)
a. Penyelidikan Bahan ini berlaku bagi :
- ketel uap yang telah dipakai dan telah berumur 35 tahun terhitung muali
tahun pembuatannya.
- pesawat uap yang tidak memiliki sertipikat bahan (sebagai penganti sertipikat
bahan).
- pelat-pelat atau pipa-pipa atau batang-batang tanjung atau paku-paku keeling
yang akan dipakai untuk pembuatan atau reparasi pesawat uap yang tidak
memiliki sertipikat.
- lain-lain sesuai dengan pertimbangan tehnis.
b. Ukuran bahan coba yang akan dimiliki
- Untuk ketel uap atau pesawat uap
Tempatnya tertentu sehingga tidak membuat pelemahan konstruksi dengan
diameter bersih dari pelat coba minimum 100 mm s/d lebih besar 120 mm.
Pengambilan harus dengan cara dingin dengan cara boor (lihat S.E. No.
62/U).
- Untuk pipa
Diambil contoh sepanjang 1 meter untuk jenis atau ukuran diameter.
- Untuk pelat bahan ketel uap
Diambil pada bagian kaki dan kepala menurut arah canai berukuran 200 x
200 mm untuk tiap tempat
- Untuk batang tunjang
Diambil 1 meter untuk tiap jenis atau ukuran diameter.
- Untuk paku keling
Diambil 12 untuk tiap jenis.
Prop leleh diambil 200 gram. Pengiriman ke Laboratorium Keselamatan
Kerja disertai Surat Keterangan yang berisi penjelasan pabrik pembuat prop
leleh tersebut.
Setiap sumber air mengandung zat-zat kimia yang berbeda tergantung pada struktur
geologi yang kontak dengan air itu.
Air yang dipakai untuk proses dalam industri harus memnuhi syarat kwalitas air sesuai
dengan penggunaannya. Karena pemakaian air yang tidak memnuhi syarat dapat
merugikan industri itu sendiri.
Air pengisi ketel uap yang tidak memenuhi syarat dapat menimbulkan kerak-kerak ketel
yang mengganggu penghantaran panas. Hal ini menyebabkan pemborosan bahan baker dan
produksi uap. Juga zat-zat tertentu dapat menyebabkan dinding ketel uap menjadi korosi,
rapuh dan lemah yang dapat mengakibatkan peledakan.
1. SYARAT-SYARAT AIR PENGISI KETEL UAP.
A. Air pengisi ketel uap yang memenuhi syarat adalah air yang tidak merusak dinding
ketel uap pada temperature tinggi dan tekanan tertentu yaitu :
a. Air itu tidak boleh membentuk kerak/endapan pada dinding ketel saluran uap
dan lain-lain.
b. Air itu tidak boleh bersifat korosif.
c. Air itu tidak boleh menimbulkan proses-proses pembusaan, proming dan carry-
over.
d. Air itu tidak boleh menyebabkan dinding ketel menjadi rapuh (“caustic
embrittlement”).
B. Syarat-syarat kwalitas air pengisi ketel uap pada berbagai tekanan(“New Engineering
Water Works Association”).
C. Definis satuan :
a. ppm = part per million = mg/1
ppm
b. epm = aquivalen per million =
berat aquivalen
c. GPG = Grains per US Gallen = GPG x 17,1 = ppm
d. Pounds per 1000 gallon = 1 b per 1000 gal x 12 = ppm
e. Gram per liter = g per liter : 1000 = ppm
2. JENIS-JENIS KERAK KETEL UAP YANG DAPAT TIMBUL DAN
MEMBAHAYAKAN
- kerak karbonat (Ca CO3)
- kerak gipsa (Ca CO4)
- kerak silikat (Ca Sio3)
- kerak analciet (Na20 A12o2 4 Sio2 H2O)
- kerak Lumpur/endapan dan lain-lain.
3. CIRI-CIRI DARI JENIS KERAK YANG TERJADI PADA KETEL UAP.
a. kerak/endapan kalsium karbonat :
- keras dan padat.
- Kristalnya halus.
- Rapuh.
- Tidak larut dalam asam.
b. Kerak/endapan silikat :
- Keras seperti porselin.
- Rapuh.
- Tidak larut dalam asam.
c. Kerak/endapan analciet :
- Keras seperti porselin.
- Kristalnya lebih halus.
- Keraknya sangat padat dan rapuh.
- Melekat kuat sekali pada logam dinding ketel/pipa.
- Mempunyai daya hantar yang rendah sekali.
- Tidak larut dalam asam.
d. Kerak/endapan besi :
- Warna coklat kehitam-hitaman.
- Larut dalam asam.
4. USAHA PENCEGAHAN TERHADAP AKIBAT-AKIBAT BURUK DARI
PEMAKAIAN AIR PADA PESAWAT UAP.
a. Usaha pencegahan terhadap timbulnya korosi :
- PH air tidak boleh terlampau rendah
- PH air harus disesuaikan dengan pemakaian atau kebutuhan tekanan kerja ; PH
serendah-rendahnya 7 dan setinggi-tingginya 10.
- Mengandung garam-garam magnesium chloride dan besi sulfat yang
disesuaikan dengan syarat kwalitas dari pengisi ketel.
- Menghindari/mengurangi gas-gas yang larut dalam air pengisi seperti Oksigen
dan karbon dioksida dan sebagainya.
- Menghindari terjadinya sirkulasi uap dan air yang kurang sempurna di dalam
ketelnya (design fault).
- Pemeliharaan ketelnya terutama bila ketelnya sedang tidak dipakai.