Anda di halaman 1dari 184

 MEKANIK

 PESAWAT UAP
 BEJANA TEKANAN DAN
TANGKI TIMBUN
(MPUBT)
Drs. Agus Sunaryo, M.M.
DASAR HUKUM
• UU No. 1 Tahun 1970
• UU Uap 1930
• Peraturan Uap 1930
• Peraturan/ Keputusan Menteri Tenaga
Kerja :
• Per. 37/Men/2016
• Per. 38/Men/2016
• Per. 02/Men/1982
• Per. 02/Men/1992
• Per. 04/Men/1995
• Per. 01/Men/ 1988
• Per. 02/Men/1982
• Per. 08/Men/2020
Instruksi, Edaran
Standar:
 SNI 1452 tahun 2007 / 2011 Kepmenaker
 ASMI No.1135/MEN/187
 JIS Dll tentang Bendera K3
Kepmenaker No. 245/MEN/1990
tentang Hari K3 Nasional
•Menjamin keselamatan kerja
operator & orang lain
•Menjamin penggunaan peralatan
Pesawat Uap aman dioperasikan
•Menjamin proses produksi aman
dan lancar
JENIS KETEL UAP PIPA API

1
2 02
/
/ 01
10
1
2 02
/
/ 01
10
Mengapa
Potensi Bahaya
diawasi Sumber Bahaya • Bagian yg bertekanan
• Pesawat • Bagian yg menanggung beban
• Gas buang
• Operator
• Kemampuan / ketrampilan

Pesawat
Uap
Jenis Kecelakaan
• Peledakan
Kecelakaan • Kebakaran
Dasar hukum • Pencemaran Lingkunagan
Termasuk PAK
pengawasannya

• Ruang lingkup Pengendalian • Konstruksi harus kuat


• Siapa yang mengawasi • Alat Perlengkapan
• Bagaimana caranya
• Menjamin keselamatan Pengaman terpasang dan
dan kesehatan TK dan berfungsi baik
orang lain • Layak pakai
• Menjamin penggunaan • Riksa uji
pesawat Uap aman • APD
dipakai • Perawatan dengan baik
• Menjamin proses • Pengoperasian sesuai
produksi aman dan manual/SOP dan oleh
lancar orang yg berwenang
UNDANG-UNDANG UAP TAHUN
1930
(STOOM ORDONNANTIE 1930)
Pasal 1

1. Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan


pesawat uap ialah ketel uap dan alat-alat lainnya yang
dengan peraturan pemerintah ditetapkan demikian,
langsung atau tidak langsung berhubungan (atau
tersambung) dengan suatu ketel uap dan diperuntukan
bekerja dengan tekanan yang lebih besar (tinggi) dari
pada tekanan udara.

2. Ketel uap ialah suatu pesawat, dibuat guna


menghasilkan uap atau stoom yang dipergunakan di
luar pesawatnya.
Pasal 2

Yang disebut peralatan dari sesuatu pesawat uap dalam Undang-


Undang ini dimaksudkan semua alat-alat yang ditujukan untuk
pemakaian dengan aman dari pesawatnya.

Pasal 3

Yang disebut pemakai dari sesuatu pesawat uap dalam


Undang-Undang ini dimaksud :
a. Jika melulu untuk dipakai dalam rumah tangga ialah kepala keluarga
ataupun pemimpin dari sesuatu bangunan dalam mana pesawatnya
dipergunakan;
b. Dalam hal lain-lainnya ialah kepala atau pemimpin perusahaan,
orderneming (estate) atau bangunan dimana pesawatnya dipakai.
Pasal 4

Yang dimaksud dalam Undang-Undang ini


dengan pesawat uap tetap ialah semua
pesawat yang ditembok atau dalam
tembokan dan pesawat uap berpindah ialah
semua pesawat uap yang tidak ditembok.
Pasal 5

1. Seseorang yang telah merencanakan suatu pesawat uap untuk


dipergunakan di Indonesia dapat mengajukan gambar onterpnya jika
di Indonesia kepada Kepala Jawatan Pengawasan Perburuhan dan
Pengawasan Keselamatan Kerja, alamat Westerdeksdijk No. 2,
Amsterdam, yaitu Kantor Cabang Pusat Pembelian, dari perwakilan
Indonesia di Den Haag.

2. Dengan Peraturan Pemerintah telah ditetapkan :


a. Surat-surat keterangan yang harus di lampirkan pada
permintaan pengesahan (good-keuring) tersebut di atas.
b. Jumlah pembayaran ongkos-ongkos bea yang diwajibkan pada
Negara dan
c. Oleh Pejabat Instansi Pemerintah mana perusahaan tersebut
dapat ditarik kembali.
Pasal 6

1. “Adalah dilarang untuk menjalankan atau mempergunakan


sesuatu pesawat uap dengan tidak mempunyai ijin
untuknya, yang diberikan oleh Kepala Jawatan Pengawasan
Keselamatan Kerja”.

2. Dengan Peraturan Pemerintah dapatlah ditunjuk pesawat-


pesawat uap atau atas nama tidak berlaku ayat sebelum
ini.
Pasal 7

1. “Akte Ijin itu diberikan bila pemeriksaan dan pengujian atas pesawat
uapnya dan pemeriksaan atas alat-alat perlengkapannya memberikan
hasil yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan dalam peraturan
pemerintah”.

2. Untuk pesawat-pesawat uap yang dipasang dalam kapal berasal dari


luar Indonesia yang di Negeri Belanda telah diperiksa dan di uji,
adalah pengujian dimaksud dalam ayat sebelum ini, tidak menjadi
keharusan, asalkan pesawat-pesawatnya itu tetap berada dalam
tempat semula, ketika diadakan pemeriksaan di Negeri Belanda itu,
dan pada surat permohonannya dilampirkan surat keterangan yang
diberikan oleh Menteri Perburuhan, Perniagaan dan Perindustrian di
negeri Belanda, yang menyatakan bahwa pemeriksaan dan pengujian
disana telah diadakan dengan hasil memuaskan.
Pasal 8

Dengan Peraturan Pemerintah ditetapkan :


a. Keterangan-keterangan apa saja yang harus di muat dalam
permohonan (surat permintaan) untuk mendapatkan akte ijin dan
keterangan-keterangan apa saja atau surat-surat apa saja yang
harus dilampirkan pada permohonan itu pula, Peraturan Pemerintah
itu menetapkan keterangan-keterangan apa dan syarat-syarat apa
saja yang harus dimuat dalam sesuatu akte ijin.
b. Syarat-syarat apa saja yang harus dipenuhi oleh pesawat-pesawat
uap dimaksud dalam pasal 6 dan oleh alat-alat perlengkapan.
c. Cara pemeriksaan dan pengujian dan peraturan-peraturan yang harus
diperhatikan bila melakukan pemeriksaan dan pengujian itu.
d. Dalam hal-hal apa saja kepala Jawatan Pengawasan Perburuhan dan
Pengawasan Keselamatan Kerja dapat memberikan kebebasan atas
syarat-syarat yang dimuat dalam peraturan di Pemerintahnya secara
penuh, sebagian atau dengan bersyarat (voorwaa-delijk).
Pasal 9

Untuk pemeriksaan pertama dan pengujian atas sesuatu pesawat uap


yang dilakukan oleh pemerintah atau oleh Negara, pula untuk
mendapatkan sesuatu pesawat uap yang dilakukan oleh pemerintah atau
oleh Negara, pula untuk mendapatkan akte baru, bilamana akte
semulanya hilang adalah diwajibkan membayar jumlah biaya yang akan
ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.

Pasal 10

Permohonan ijin untuk mempergunakan sesuatu pesawat uap harus


menyediakan baik para pekerja maupun alat-alat yang diperlukan
untuk pemadatannya, kepada pegawai pemerintah atau ahli yang
mengerjakan pemadatan itu.
Pasal 11

1. Akibat-akibat buruk dari suatu pengujian ialah dibebankan atau


dipertanggungjawabkan kepada yang meminta pemadatan ini,
kecuali bila pemadatan itu dilakukan dengan tidak penuh
kebijaksanaan sebagaimana mestinya.

2. Dalam hal terakhir, yakni bila pemadatan itu tidak dilakukan


dengan sempurna dan karenanya pesawat uap itu menjadi rusak,
maka penggantian kerugian akan dibayar oleh Pemerintah atau
Negara.
Pasal 12

1. Bila Kepala Jawatan Pengawasan Perburuhan dan Pengawasan


Keselamatan Kerja berpendapat bahwa pemakaian dari pesawat uapnya
itu tidak dapat diluluskan mengingat syarat-syarat akan keselamatan,
maka ia tidak akan memberikan ijinnya untuk pemakaian pesawat uap
itu, lantas diberitahukannya hal ini kepada sipemohon dengan
mengemukakan alasan-alasannya.
2. Sipemohon dapat mengajukan keberatan-keberatannya dalam tempo
14 hari sesudah menerima pemberitahuan itu kepada suatu komisi yang
terdiri atas : pegawai yang ditunjuk oleh Menteri Perburuhan sebagai
ketua dan orang ahli buat tiap-tiap tahun sebagai anggota.
3. Kecuali keberatan-keberatan itu ternyata benar-benar tidak dapat
diberikan maka komisi tersebut akan memerintah untuk memeriksa
pesawat uapnya dan bila perlu mengujinya kembali oleh pegawai
pemeriksa lainnya atau oleh seorang ahli.
4. Bila pemeriksaan ulangan itu memberikan kesan untuk menyatakan
bahwa keberatan-keberatan yang berkepentingan itu tidak beralasan,
maka komisi tersebut diatas memberitahukan kepada yang
berkepentingan, ijinnya tetap tidak akan diberikan.
Pasal 13

1. Kesemua pesawat-pesawat uap dengan alat-alat perlengkapannya


yang dipakai dikenakan pengawasan yang terus menerus yang
diadakan oleh Pemerintah atau Negara. Pengawasan itu dilakukan
oleh pegawai-pegawai dari Jawatan Pengawasan Perburuhan dan
Pengawasan keselamatan Kerja secara yang ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.

2. Bila menurut peraturannya untuk pemeriksaan dan pengujian


pesawat-pesawat uap ditunjuk ahli-ahli selain dari pegawai Jawatan
Pengawasan Perburuhan dan Pengawasan keselamatan Kerja yang
bersangkutan, maka ahli-ahli itu mempunyai kekuatan yang sama
seperti pegawai pemeriksa itu dan terhadapnya berlaku pula segala
sesuatu yang ditetapkan dalam ordonanntie mengenai tindakan-
tindakan yang diutarakan atau diperuntukan bagi pegawai-pegawai
tersebut,
Pasal 14

1. Pegawai pemeriksa dan ahli-ahli yang dimaksud dalam pasal 13


mempunyai hak memasuki secara bebas tempat-tempat dimana
pesawat-pesawat uap itu dan alat-alat perlengkapannya
berada.
2. Bila mereka dilarang untuk masuk maka toh mereka harus
masuk, kendatipun dengan pertolongan dari tangan kuat
(polisi).
3. Bila pesawat uap dan alat-alat perlengkapannya hanya dapat
didatangi melalui rumah tempat tinggal, maka para pegawai itu
tidak akan masuk dengan tidak seijin penghuninya, selain
dengan memperlihatkan perintah tertulis secara luar biasa
dari Kepala Pemerintahan setempat.
4. Tentang masuk ini dibuatkan proses verbal olehnya, salinan
daripadanya dikirimkannya kepada penghuni rumah tersebut
dalam tempo 2x24 jam.
Pasal 15

Pemakai dari sesuatu pesawat uap dan mereka yang


meladeninya, diwajibkannya kepada para pegawai
dan ahli termaksud dalam pasal 13, memberikan
semua keterangan yang dikehendaki mengenai hal
ikhwal yang bertalian dengan Undang-Undang ini.
Pasal 16

1. Tiap-tiap pesawat uap seseringnya perlu oleh Jawatan


Pengawasan Keselamatan Kerja ataupun permintaan
pemakainya, maka oleh Jawatan tersebut diperiksa dan bila
perlu diuji kembali.
2. Untuk pemeriksaan-pemeriksaan dan pengujian-pengujian
dimaksud dalam ayat sebelum ini pemakainya diharuskan
membayar kepada Negara sejumlah biaya yang akan
ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.
3. Menyimpang dari ketentuan-ketentuan pasal 3 Undang-Undang
ini maka khusus untuk berlakunya ayat sebelum ini, sebagai
pemakai dari sesuatu pesawat uap dianggap ia yang atas nama
dicatat Akte Ijinnya, selama ia tidak mengajukan secara
tertulis suatu permohonan, pencabutan Akte Ijin tersebut
kepada Kepala Jawatan pengawasan keselamatan Kerja.
Pasal 17

Pemakai pesawat-pesawat uap atau pemakai


sesuatu pesawat uap harus menyediakan untuk
yang diserahi pemeriksaan dan pengujian, baik
pekerja-pekerja maupun alat-alat kerja yang
dibutuhkan untuk pemeriksaan dan pengujiannya.
Pasal 18

Bila pemakai sesuatu pesawat uap berlawanan dengan pendapat


sebagaimana diberitahukan padanya oleh pegawai yang
bersangkutan, merasa tidak beralasan cukup, baik untuk
pengujian dan pemeriksaan yang akan diadakan pada tempo-tempo
biasa yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah, untuk mana
pesawat uapnya harus diberhentikan, maupun atas perintah dari
pegawai tersebut untuk menyiapkannya guna pemeriksaan atau
pengujian, maka ia dapat menyampaikan keberatannya secara
tertulis kepada pegawai itu dalam tempo 3 hari setelah
menerima pemberitahuan tersebut di atas. Pegawai tersebut
menetapkan apakah dapat diberikan penundaan. Bila dapat
diselaraskan dengan syarat-syarat keselamatan, maka sedapat
mungkin ia mengabulkan keinginan dari pemakai tersebut.
Pasal 19
Dalam Peraturan Pemerintah ditetapkan :
a. Kewajiban-kewajiban apa yang harus dipenuhi,

I. Oleh pemakai :
1. Dalam hal pemindahan dari pesawat uapnya
2. Bila keadaan dari pesawat uap dan alat-alat perlengkapannya
tidak sesuai lagi dengan uraian dan syarat-syarat yang
dimuat dalam Akte Ijinnya.
3. Bilamana atau sebutan dari pemegang ijinnya tidak benar
lagi.
4. Dalam hal terdapat cacat dalam pesawat uap dan alat-alat
perlengkapannya.
5. Dalam hal pembetulan pesawat uap dan alat-alat
perlengkapannya.
6. Mengenai pemeliharaan dan pengladenan pada pesawat uap
dan alat-alat perlengkapannya.
7. Mengenai bangunan dan ruangan dalam mana dipasangkan
ketel-ketel uap dari kapal-kapal api.
II. Oleh pemakai dan oleh seorang yang meladeninya sewaktu
dipakai pesawat uapnya, baik bila pesawat uap dan alat-alat
perlengkapannya sedang dipakai, maupun bila tidak dipakai
terhadap keselamatan kerja bagi pesawat-pesawat uap dan alat
perlengkapannya itu.

b. Apa yang harus diperbuat oleh pemakai sesuatu pesawat uap untuk
memungkinkan tidak berbahaya, serta mempermudah
pengawasannya, dan apa yang dapat diperintah oleh pegawai-pegawai
dan ahli-ahli termaksud dalam pasal 13, bertalian dengan
pengawasan itu.
c. Dalam hal-hal mana Akte Ijinnya dapat dicabut, pula dalam
Peraturan Pemerintah dimaksud dalam ayat (1) ditujukan dalam hal-
hal mana Kepala Jawatan Pengawasan Keselamatan Kerja dapat
memberikan kebebasan dan aturan-aturan Peraturan Pemerintah
tersebut secara untuk sebagian atau dengan bersyarat.
Pasal 20

a. Para pegawai yang diserahi pengawasanpegawai atas pesawat


uap adalah berhak memberikan persyaratan yang dianggapnya
perlu untuk menjamin keselamatan pesawat tersebut dan
penataan peraturan dari Undang-Undang ini.
b. Bila oleh mereka ternyata bahwa orang-orang yang diserahi
pengladenan tidak mempunyai kecakapan yang diperlukan,
maka mereka dapat memerintahkan agar orang-orang
tersebut dibebaskan dari pekerjaan mengladeni itu.
c. Dalam hal-hal termaksud dalam ayat 1 dan 2 pasal ini, pada
pemakaiannya diberikan tempo dalam mana ketentuan-
ketentuan yang disebutkan dalam ayat-ayat itu harus
diturutinya.
d. Bila pemakai merasa keberatan terhadap ketentuan-ketentuan
semacam itu, maka dapatlah ia dalam tempo 14 hari sesudah ia
menerima pemberitahuannya mengemukakan keberatan-
keberatannya kepada Kepala Jawatan Pengawasan Keselamatan
Kerja yang akan memberikan keputusan atas soalnya. Bila
pemakai juga tidak setuju dengan keputusan itu, ia harus
mengemukakan keberatan-keberatannya dengan surat
permohonan bermaterai kepada komisi dimaksud dalam pasal 12
yang akan mengambil keputusan akhir, dan selanjutnya
menetapkan suatu tempo dalam mana keputusan tersebut harus
dipenuhi.
e. Segera setelah syarat-syarat yang diberikan itu dipenuhi, maka
pemakai memberitahukannya secara tertulis kepada Jawatan
Pengawasan Keselamatan Kerja dengan perantaraan pegawai
yang bersangkutan dari Jawatan tersebut.
Pasal 21

1. Bila pada pemeriksaan atau pengujian ternyata pesawatnya tidak


lagi memberikan jaminan diperlukan untuk keselamatan dalam
pemakaiannya, maka pegawai yang bersangkutan melarang lebih
lanjut pemakaian dari pesawat tersebut.
2. Dari larangan semacam itu diberitahukannya kepada Polisi setempat
dan Pamong Praja yang akan mengurus pelaksanaannya dan kepada
Kepala Jawatan Pengawasan Keselamatan Kerja.
3. Pemakainya dapat mengemukakan keberatannya terhadap larangan
yang akan diberikan itu kepada komisi dimaksud dalam pasal 12
dalam tempo yang ditetapkan di dalamnya itu. Kecuali bila
keberatan-keberatan itu dengan nyata tidak beralasan, maka komisi
tersebut tidak akan mengambil keputusan akhir untuk soalnya itu,
hanya sesudah pesawatnya diperiksa kembali dan bila perlu diuji
oleh pegawai atau ahli lainnya.
4. Bila larangan itu dapat dibantah lagi karena dibenarkan oleh pihak
atasan atau karena berakhirnya tempo yang ditetapkan, maka
Kepala Jawatan Pengawasan Keselamatan Kerja lalu mencabut ijin
yang telah diberikan untuk pesawat tersebut.
Pasal 22

1. Bila pegawai yang diserahi pengawasan mendapat sesuatu


pesawat uap bekerja tidak mempunyai Akte Ijinnya, maka ia
melarang pemakaiannya lebih lanjut.

2. Pesawat uap tidak boleh dipakai lagi hanya sesudah berhubung


dengan suatu permohonan tertulis dan ternyata dari
pemeriksaan dan pengujian menurut pasal 7 dan pasal 8, bahwa
tidak ada keberatan lagi terhadap pemakai itu.
Pasal 23

1. Tentang peledakan sesuatu pesawat uap sipemakai harus


memberitahukannya dengan segera kepada Polisi setempat
atau Pamong Praja. Ia harus menjaga agar pada tempat
kecelakaan itu segala sesuatunya tidak berubah keadaannya
sampai kedatangan Pamong Praja tersebut, kecuali keadaanya
dapat menimbulkan bahaya.
2. Tentang peledakan diri dari suatu pesawat uap yang berada
dalam kapal atau kendaraan darat, pemberitahuannya ditujukan
kepada Polisi setempat dan Pamong Praja, dimana kapal itu
berlabuh atau bermula masuk atau dimana kendaraan
termaksud berada.
3. Segera setelah kabar tentang peledakan itu, maka Polisi
setempat atau Pamong Praja tersebut mengambil tindakan
seperlunya untuk menjamin agar segala sesuatunya ditempat
peledakan itu tetap tidak akan dapat timbul bahaya sampai
dimulai pemeriksaan yang nanti lebih lanjut akan disebutkan.
Pasal 24

I. Pemeriksaan ditempat itu terutama dimaksud untuk


menetapkan, apakah ledakan itu akibat :
1. Dari keteledoran atau kelalaian ataupun dari tidak
diindahkannya syarat-syarat mengenai pemakaian pesawat uap
itu dari pihak pemakai atau dari pihak orang yang diserahi
meladeni pesawat uapnua, bila pemakai tersebut telah dapat
membuktikan telah menjalankan kewajibannya menjamin
pelaksanaan dari syarat-syaratnya itu.

2. Pemeriksaan ditempat itu terutama dimaksudkan untuk


menetapkan apakah peledakan itu adalah akibat dari tindakan-
tindakan sengaja dari pihak ketiga.
II. Tentang pemeriksaan ini oleh pegawai yang diserahi pemeriksaan
tersebut atas dasar sumpah jabatannya suatu proses verbal
rangkap dua yang sedapat mungkin memuat keterangan yang jelas
dan tertentu tentang sebab dari kecelakaannya itu. Bila ada
sangkaan telah dilakukan hal yang dapat dihukum maka sehelai
dari proses verbal itu segera disampaikannya pada pegawai yang
diserahi penuntutannya dan sehelai lainnya kepada Kepala
Jawatan Pengawasan Keselamatan Kerja yang segera seterimanya
surat itu mencabut Akte Ijin yang diberikan untuk pesawat uap
yang meledak itu.
III. Kepala Jawatan Pengawasan Keselamatan Kerja mengirimkan
salinan dari proses verbal itu kepada pemakai (pemakai
diberitahukannya dengan jalan mengirimkan salinan dari proses
verbal itu).
Pasal 25

Selain dari pesawat-pesawat yang diserahi pengusutan kejahatan-


kejahatan dan pelanggaran-pelanggaran pada umumnya adalah
pegawai-pegawai tersebut dalam pasal 13, yakni pegawai
pemeriksa dari Jawatan kita dan ahli-ahli yang ditunjuk oleh
Kepala Jawatan berhak dan berkewajiban untuk mengusut dari
Undang-Undang ini dan dari syarat-syarat yang diberikan guna
pelaksanaan dari Undang-Undang ini.
Pasal 26
Pemakai dari sesuatu uap dihukum kurungan 3 bulan atau denda
paling tinggi Rp. 500,-
a. Bila pesawat uapnya dijalankan sebelum Akte Ijinnya yang
diperlukan untuk diberikan atau setelah Akte Ijinnya itu
dicabut ataupun pemakaian selanjutnya dilarang menurut ayat-
ayat (1) pasal 21 atau ayat (1) pasal 22.
b. Bila ia tidak cukup menjaga alat-alat pengamannya seperti
yang diterangkan dalam Akte Ijin yang diberikan.
c. Bila ia membiarkan alat-alat pengamannya dirubah dengan
tidak terlebih dahulu diketahui oleh pegawai yang diserahi
pengawasan atau membiarkan alat-alat itu dihalang-halangi
untuk bekerja dengan baik dan tepat.
d. Bila ia tidak cukup penjaga diindahkannya syarat-syarat
istimewa yang diberikan untuk pemakainya atau syarat-syarat
istimewa yang mengikat untuk menjalankannya.
e. Bila telah terjadi peledakan tidak segera memberitahukannya
kepada Kepala Pemerintah setempat.
Pasal 27

Orang diserahi peladenan sesuatu pesawat uap yang tidak pada


tempatnya waktu sesuatu pesawat uap bekerja dihukum penjara
paling lama satu bulan atau denda paling banyak Rp. 300,-

Pasal 28

Hal-hal yang dalam Undang-Undang ini ditetapkan dapat dihukum,


dianggap pelanggaran.
Pasal 29

Kekecualian dan overgangsbepalingen (aturan-aturan peralihan)


Undang-Undang ini tidak berlaku atas pesawat-pesawat uap yang
dipasang dalam kapal-kapal dari Angkatan Laut Kerajaan,
Angkatan Laut RI dan dinas pembasmian penyelundupan candu di
laut. Selain kekecualian-kekecualian yang akan ditunjuk dalam
Peraturan Pemerintah, tidak pula atas pesawat-pesawat uap yang
dipasang dalam kapal-kapal komunikasi dan polisi daerah.
Pasal 30

a. Kecuali yang ditetapkan dalam pasal 23 dan 24 adalah Undang-Undang


Uap ini pula tidak berlaku untuk pesawat-pesawat uap yang dipasang
dalam kapal atau alat penyeberangan yang tidak mempunyai bukti
nationaliteit dari Indonesia yang berlaku atau Ijin yang menggantikan
bukti nationalitiet itu bila para pemakai dapat menyatakan bahwa telah
dipenuhi peraturan stoomwezen (peraturan uap) yang berlaku di Negara
asal bendera yang dibawa oleh kapal itu atau alat penyeberang itu atau
kapal-kapal ini dapat mengajukan certificate penumpang atau certificate
kebaikannya dengan catatan mengenai pengangkutan penumpang dari
negaranya sendiri yang masih berlaku, kecuali pemiliknya menyatakan
untuk meminta pesawat-pesawat uapnya dimasukan pengawasan dari
Jawatan kita. Kepala Jawatan Pengawasan Keselamatan Kerja dapat
menentukan apakah dan dalam hal-hal mana bagi kapal-kapal yang telah di
klasifiseer dapat diterima pengawasan oleh biro-biro klasifikasi yang
bersangkutan.
b. Kecuali yang ditetapkan dalam pasal 23 dan 24 maka Undang-
Undang ini tidak berlaku atas pesawat-pesawat uap yang dapat
diangkut dan dimiliki oleh pemilik-pemilik yang bertempat tinggal
di luar negeri, bila pada pemakaiannya dapat membuktikan bahwa
telah dipenuhi peraturan-peraturan uap yang berlaku di negeri
dimana pemilik-pemilik tersebut dan bahwa pesawat-pesawat uap
itu dipakai kurang dari 6 bulan berturut-turut di Indonesia.
Pasal 31

Para pemakai dari pesawat-pesawat uap yang pada waktu berlakunya


Undang-Undang ini mempunyai Akte Ijin tetap berhak memakai
pesawat uapnya dengan Akte-akte Ijin itu dengan syarat-syarat yang
dimuat dalam Akte-akte itu. Hak untuk memakai Akte-akte itu
berakhir bil sesuatu bagian dari pesawat-pesawat uap atau alat-alat
perlengkapannya diganti baru dengan tidak disesuaikan dengan syarat-
syarat yang dikeluarkan dengan Undang-Undang ini.

Pasal 32

Undang-Undang ini dapat disebut Undang-Undang Uap 1930; Dengan


Keputusan dari 3 September 1930 Lembaran Negara No. 340
ditetapkan bahwa Undang-Undang Uap 1930 ini berlaku mulai 1 Januari
1931. Dengan ini diberilah singkatan nama Undang-Undang ini yaitu yang
dinamakan “Undang-Undang Uap 1930” .
TAHAPAN PENANGANAN PENGAWASAN

 Perencanaan
 Pembuatan

Perakitan/pemasangan/peredar
an
 Pemakaian
 Reparasi/modifikasi
Pengesahan Gambar Rencana
Pengesahan Gambar Rencana

Permohonan Pusat
(DPNKK)
Tembusan

Dinas yang berwenang


di Propinsi
Peg. Pengawas K3
Lapor Spesialis

Fabrikator/
Perusahaan
Pengurus

Instalatir Peralatan
PU
Proses pembuatan/
perakitan

Pengawasan
Kegiatan pengawasan pada periode
pembuatan / perakitan / pemasangan
1. Penilaian / pengesahan gambar rencana pembuatan / perakitan /
pemasangan
 Pengecekan dokumen teknik perencanaan/ pengesahan
 Penilaian konstruksi instalasi / peralatan yang akan dibuat /
dirakit / dipasang
2. Penilaian / penunjukan perusahaan jasa terkait
 Macam jasa
 Konstruksi
 Inspeksi teknik
 Pemenuhan syarat administrasi
 Pemenuhan syarat teknis
3. Pengawasan pelaksanaan kegiatan pembuatan / perakitan /
pemasangan
 Kelengkapan dokumen teknik
 Kondisi / mutu bahan baku komponen
 Status welder / fabrikator
 Pemeriksaan / pengujian ( sebelum, saat & akhir kegiatan)
 Administrasi pengawasan
PROSEDUR PEMBERIAN SURAT KETERANGAN MEMENUHI / TIDAK
MEMENUHI SYARAT K3
3
**
1 **
3
Perusahaan / Dinas Tenaga Pemerintah
**
Calon Pemakai Kerja (Dit. PNKK)
1

PENGAWASAN **
BERKAS PERMOHONAN 1  Verifikasi
berkas 1
• Bentuk 6
• Pengesahan gambar
 Riksa/ uji
rencana + lampiran
1. Visual
• Dok. Teknik pembuatan
2. NDT (UT, RT,
• Dok. Teknik lainnya * EC, dll)
3. Pengujian Beban
PU

Pemeriks. & pengujian * Perakitan


2
** lintas propinsi/laut nasional
Tenaga kerja + Surat Keterangan Memenuhi /
peralatan bantu Tidak Memenuhi Syarat K3
3
RIKSA / UJI K3 OLEH PJK3 INSPEKSI

Perusahaan
Surat Keterangan Pengawasan
Memenuhi / Tidak
memenuhi Syarat K3

Penawaran Riksa / Uji


Pemerintah / Dinas
PJK3 Inspeksi Tenaga Kerja

Laporan
Riksa/Uji

Permohonan
REPARASI
MODIFIKASI
PENGUJIAN BAHAN

1
2 02
/
/ 01
10
DEFINISI
Pesawat Uap : Ketel uap dan alat-alat lainnya yang dengan
peraturan pemerintah ditetapkan demikian,
langsung atau tidak langsung berhubungan
(atau tersambung) dengan suatu ketel uap
dan diperuntukkan dengan tekanan yang
lebih besar (tinggi) dari tekanan udara (Pasal
1 Undang-Undang Uap 1930)

Ketel Uap : Pesawat yang digunakan untuk menghasilkan


uap atau stoom yang dipergunakan di luar
pesawatnya.
P  ½ kg/cm2  Ketel uap
DEFINISI
Pesawat Uap selain ketel uap :
Pemanas air awal (thermomizer)
Pemanas lanjut uap (superheater)
Pembuat air suling (condenser)
Ketel Uap dapat terdiri dari :
JENIS PIPA AIR/WATER TUBE
Drum uap ( Drum atas)
Drum air (Drum bawah)
Pipa penguap (evaporator tube)
Pipa pemanas air (economiser tube)
Pipa pemanas uap (superheater tube)
Header
Down commer tube
Riser tube
JENIS PIPA API/FIRE TUBE
Drum
Pipa api
Kamar nyala
Dapur/lorong api (furnace)
Ketel Uap terdiri dari :
Pompa air masuk (feed water pump)
Peralatan buangan air (blow out water equipment/blow
down)
Ventilasi udara (air ventilation)
Sistem kontrol otomatis (automatic control system)
Cerobong asap (stack-smook duct)
Pemanas air awal (economizer)
Pemanas uap lanjut (superheater)
Peralatan perpindahan bahan bakar (fuel transfer
equipment)
Peralatan penampung abu (bone)
Penangkap debu (dust collector)
Ketel Uap terdiri dari :
Peralatan pengurai gas belerang (desulfurelite
equipment)
Peniup jelaga (soot blower)
Pesawat pelepas udara air pengisi ketel uap (degerator)
Pengatur kekeringan uap (desuperheater)
Peralat bakar/pengopakan (burner, rangka bakar)
dll.
BOILER
1.
1. Uap
Uap basah/upa
basah/upa jenuh
jenuh (campuran
(campuran air air dan
dan uap)
uap) biasanya
biasanya
digunakan
digunakanuntuk
untukpemanasan/proses
pemanasan/prosesindustri
industri
2.
2. Uap
Uap yang
yang dipanaskan
dipanaskan lanjut
lanjut (superheated
(superheated steam)
steam) biasanya
biasanya
digunakan
digunakanuntuk
untukturbin
turbinuap
uap
3.
3. Keuntungan
Keuntungandari
dariuap
uappemanasan
pemanasanlanjut
lanjutadalah
adalah::
Menambah
Menambahefisensi
efisensiturbin
turbin
Mencegah
Mencegah kerusakan
kerusakan pada
pada kipas-kipas
kipas-kipas turrbin
turrbin uap
uap
rendah
rendahhasil
hasilkondensasi
kondensasi
Mengurangi
Mengurangi kondensasi
kondensasi ketika
ketika melalui
melalui suatu
suatu jalur
jalur
pipa
pipayang
yangpanjang
panjang
4.
4. Proses
Proses pemanasan
pemanasanawal
awal pada
pada air
airyang
yangmasuk
masukkeke boiler
boiler akan
akan
meningkatkan
meningkatkanefisiensi
efisiensidari
dariboiler
boiler
Energi panas relatif dengan tekanan dan temperatur
Mudah diproses/dihasilkan
Mudah didapatkan dan ditransportasikan
(dipindahkan)
Mudah dihasilkan karena sumber air banyak
Dapat diproses berulang : air  uap  air  uap
CIRI-CIRI UAP BASAH (WET STEAM)
1. Uap basah adalah uap yang dalam keadaan seimbang dengan
air yang ada di bawahnya.
2. Uap basah adalah uap yang mempunyai tekanan dan
temperatur yang sama dengan tekanan dan temperatur didih air
di bawahnya.
3. Uap basah adalah uap yang mempunyai pasangan harga antara
tekanan dan temperatur didihnya.
4. Uap basah adalah uap yang apabila didinginkan akan segera
mengembun jadi air.
5. Uap jenuh adalah uap yang membawa bintik-bintik air sebesar
10 % dan dibiarkan mengembang akan mengembun jadi air.
CIRI-CIRI UAP JENUH (SATURATED
STEAM)
1. Uap jenuh adalah uap yang dalam keadaan seimbang dengan
air yang ada di bawahnya.
2. Uap jenuh adalah uap yang mempunyai tekanan dan
temperatur yang sama dengan tekanan dan temperatur didih
air di bawahnya.
3. Uap jenuh adalah uap yang mempunyai pasangan harga
antara tekanan dan temperatur didihnya.
4. Uap jenuh adalah uap yang apabila didinginkan akan segera
mengembun jadi air.
5. Uap jenuh adalah uap yang bila melakukan ekspansi atau
dibiarkan mengembang akan mengembun jadi air.
CIRI-CIRI UAP KERING/UAP YANG DIPANASKAN LANJUT
(SUPERHEATED STEAM)

1. Uap yang temperaturnya Tu (K) jauh lebih tinggi di atas


temperatur didih air Td (K) pada tekanan P (kg/cm2).
2. Uap yang tidak bisa seimbang dengan air.
3. Uap yang tidak mempunyai pasangan harga antara tekanan
dan temperaturnya.
4. Uap yang apabila didinginkan tidak akan segera
mengembun.
5. Uap yang bila melakukan ekspansi tidak akan mengembun.
6. Tidak dapat membuat uap yang dipanaskan lanjut dari uap
jenuh selama uap tersebut masih bersinggungan dengan air
yang ada di bawahnya.
JENIS KETEL UAP
1. Ketel uap pipa api (fire tube boiler) :
a. Ketel uap silender tegak
b. Ketel uap silinder mendatar
i. Ketel uap silinder mendatar dengan lorong api
ii. Ketel uap silinder mendatar dengan pipa api dan
lorong api (flue and smoke tube boiler)
2. Ketel uap pipa air (water tube boiler)
dipandang dengan cara sirkulasi air ketel uap dibagi dalam :
a. Ketel uap sirkulasi alam (natural circulation method)
b. Ketel uap sirkulasi buatan atau peredaran paksa (forced
circulation method)
c. Ketel uap dimana air langsung diuapkan/tanpa sirkulasi
(once through boiler)
JENIS KETEL UAP (LANJUTAN)

Penjelasan jenis-jenis ketel uap pipa air :


2a. Ketel uap sirkulasi alam
i. Ketel uap pipa air lurus (straight water tube boiler)
jenisnya :
Ketel uap bersekat-sekat
(sectional boiler of water tube)

Ketel uap air lurus dengan dua drum


Ketel uap pipa air lurus silang
JENIS KETEL UAP (LANJUTAN)

Penjelasan jenis-jenis ketel uap pipa air :


2a. Ketel uap sirkulasi alam
ii. Ketel uap pipa api bengkok (bending tube type boiler)
jenisnya :
Ketel uap pipa air dengan satu drum

Ketel uap pipa air dengan dua drum


Ketel uap pipa air dengan tiga drum
iii. Ketel uap pemancaran (radiation type boiler)
JENIS KETEL UAP (LANJUTAN)

Penjelasan jenis-jenis ketel uap pipa air :


2b. Ketel uap dengan sirkulasi buatan
i. Ketel uap sekali lintasan (once through)
jenisnya :
Ketel uap Benson
Ketel uap Sulger
Ketel uap La Mont, ketel Loeffler
Ketel uap Schmidt Hartaman
Ketel uap Ransin
Ketel uap Velox
JENIS KETEL UAP (LANJUTAN)
3. Ketel uap khusus (special boiler) :
a. Ketel uap memanfaatkan sisa gas buang dari pesawat
lain (waste heat boiler)
i. Ketel uap dengan pipa pemanas (heat pipe boiler)
ii. Ketel uap combined cycle
b. Ketel uap bahan bakar khusus (particular fuel boiler)
i. Ketel uap cairan hitam (black liquid boiler)
ii. Ketel uap ampas tebu (bagase boiler)
iii. Ketel uap batok kelapa (bark boiler)
4. Ketel uap besi tuang (cast iron boiler)
5. Ketel uap listrik (electric boiler)
6. Ketel uap kombinasi (fire tube and water tube boiler)
7. Ketel uap reaktor nuklir (nuchlear reactror boiler)
8. Ketel uap kayu (wood boiler)
9. Ketel uap geotermal (geothermal boiler)
Chamber box
Upperside tube plate

Man hole

Smoke tube Boiler shell

Combustion room Fire box tube plate

Burner
Expansion safety door

Gambar. Ketel
Gambar. Ketel Uap
Uap silinder
silinder tegak
tegak
Gambar. Ketel
Gambar. Ketel Uap
Uap silinder
silinder pembakaran
pembakaran di
di dalam
dalam
(( Internal
Internal fire
fire tube
tube ))
Man hole
Smoke duct

Burner

Air inlet
Blow down pipe Explosion door

Gambar. Ketel
Gambar. Ketel uap
uap silinder
silinder pembakaran
pembakaran diluar
diluar
(external fire
(external fire tube)
tube)
Ruang uap
Cerobong

Kotak isap

Pipa

Udara primer

Kotak api

Gambar. Ketel
Gambar. Ketel Uap
Uap silinder
silinder mendatar
mendatar pipa
pipa api
api &&
lorong api
lorong api dua
dua pass
pass
Safety

Burner Smoke tube 1


Smoke tube 2
Smoke tube 3

Gambar. Ketel
Gambar. Ketel Uap
Uap silinder
silinder mendatar
mendatar pipa
pipa api
api &&
lorong api
lorong api tiga
tiga pass
pass
Upper connecting pipes
Wall header
Dearator Stub ror main
steam pipa
Heat insulation Steam separator
Furnace side water
Baffle plate
wall tube
Boiler pront casing Outer casing
Steam drum
Buffle water wall tube Bank side water
wall tube
Burner bricks
Bank tube
Water tube
Boiler bed

Gambar. Ketel
Gambar. Ketel uap
uap pipa
pipa air
air
Gambar. Ketel
Gambar. Ketel uap
uap pipa
pipa air
air
Gambar. Ketel
Gambar. Ketel uap
uap seksi
seksi
Superheater
Steam drum
Water level gauge
Pressure gauge
Water gathermer
Superheat steam

Damper
Down comer

Water drum
Ash pit

Gambar. Ketel
Gambar. Ketel uap
uap pipa
pipa air
air lurus
lurus dua
dua drum
drum
Gambar. Ketel
Gambar. Ketel uap
uap pipa
pipa air
air lurus
lurus tegak
tegak
End plate

Stack tube
Man hole
Boiler shell
Fire box tube plate

Cleaning hole

Horinzontal tube
Fire box

Burner hole
Fire door

Gambar. Ketel
Gambar. Ketel uap
uap pipa
pipa air
air silang
silang
Steam drum Gather header
Drum comer

Water screen

Pre heater chamber

Main header Distributor header


Gambar.
Gambar. Ketel
Ketel uap
uap pipa
pipa air
air satu
satu drum
drum
Gambar. Ketel
Gambar. Ketel uap
uap pipa
pipa air
air dua
dua drum
drum
Gambar.
Gambar. Ketel
Ketel uap
uap pipa
pipa air
air tiga
tiga drum
drum
Feed water inlet
Economizer

Super heater

Steam out let

Water tube

Circulation pump Combustion chamber

Gambar.
Gambar. Ketel
Ketel uap
uap sirkulasi
sirkulasi buatan
buatan
Gambar.
Gambar. Ketel
Ketel uap
uap sirkulasi buatan
sirkulasi buatan
Burner Ignition plug

Peephole

Feed water out let

Pre heater

Steam out let

Evaporator

Gambar. Ketel
Gambar. Ketel uap
uap one
one through
through
Steam separator
Combustion chamber
Feed water pressure gauge

Electric
magnet valve

Feed water
pump
Circulation valve
Thermostat
Steam strap
Strainer
Burner Blow down valve
Feed water inlet

Gambar. Ketel
Gambar. Ketel uap
uap one
one through
through
De superheater
Radiation Superheater
Radiation Superheater superheater
De superheater
superheater

Separator
Radiation Economizer
Economizer
evaporation
Feed water
Feed water
Air heater

Air heater

Gambar. Bagan
Gambar. Bagan ketel
ketel uap
uap Benson
Benson
Low temperatur

Heat medium steam


Cooler
Fin
Condensate liquid

Separator

Heating

Gambar. Bagan
Gambar. Bagan metoda
metoda pipa
pipa pemanas
pemanas
Feed water LP

Stack by pass
Feed water HP

Steam drum LP Econimizer LP

Evaporator LP

Header Econimizer HP
Steam drum HP Superheater LP

Evaporator HP
Turbin LP
Superheater HP
Turbin HP
Burner
Gas panas dari
turbin gas
Gb. Ketel uap Combined cycle
Gambar. Ketel
Gambar. Ketel uap
uap cairan
cairan hitam
hitam
Gambar. Ketel
Gambar. Ketel uap
uap Bagasse
Bagasse
Gambar. Ketel
Gambar. Ketel Uap
Uap Bark
Bark
Gambar. Ketel
Gambar. Ketel uap
uap besi
besi tuang
tuang (Cast
(Cast Iron
Iron Boiler)
Boiler)
Gambar. Ketel
Gambar. Ketel uap
uap listrik
listrik tipe
tipe electroda
electroda
Gambar. Ketel
Gambar. Ketel uap
uap kombinasi
kombinasi pipa
pipa air
air && pipa
pipa api
api
BOILER

VERTICAL PACKAGE BOILER TYPE “VW”


Steam Capacity : 100 kg/hr ~ 1000 kg/hr
Steam Pressure : 10 kg/cm2
Steam Temperature : Saturated

HORIZONTAL PACKAGE BOILER TYPE “FL”


Steam Capacity : 100 kg/hr ~ 10,000 kg/hr
Steam Pressure : 10 kg/cm2 ~ 15 kg/cm2
Steam Temperature : Saturated, Superheated
PRESSURE VESSEL & HEAT EXCHANGERS
Design and manufactured to requirement
We manufacture the Boilers and Pressure Vessels
to ASME Codes and Heat Exchangers to TEMA Codes,
including external piping system and steel structure
Storage Tanks for water, oil and other liquids to API
Standards, including piping system.
To ascertained quality we work under ISO-9001

WATER TUBE BOILER TYPE “WDF”


 Steam Capacity : 10,000 kg/hr ~ 35,000 kg/hr
 Steam Pressure : 18 kg/cm2 ~ 24 kg/cm2
 Steam Temperature : Saturated, Superheated
INDOMARINE WATER TUBE
PACKAGE BOILER
 Type : W – 200 SF
 Capacity : 20 T/H
 Pressure : 20 kg/cm2
 Steam : Saturated
 Fuel : Oil or Gas (Dual Fuel)
 Manufacturer: PT INDOMARINE

WATER TUBE BOILER TYPE “W SF”


 Steam Capacity : 10,000 kg/hr ~ 35,000 kg/hr
 Steam Pressure : 18 kg/cm2 ~ 24 kg/cm2
 Steam Temperature : Saturated, Superheated
 For all application with solid, liquid, gaseous
 or combined fuel firing system.

YOSHIMINE PACKAGE BOILER


 Type : NHA – 25,000 S
 Capacity : 26,390 kg/hr steam
 Pressure : 16 kg/cm2
 Steam : Saturated
 Manufacturer: PT INDOMARINE
 Owner: Fuji Oil – Singapore
 Shipped : 7 June 2000
DIAGRAM W-DF TYPE
INDOMARINE BOILERS
DIAGRAM WS – DF TYPE
INDOMARINE BOILERS
FIRE TUBE
PACKAGE BOILER

Design,
Manufacture & Installation
by INDOMARINE
DETAIL DIAGRAM OF FIRE TUBE PACKAGE
BOILER
INDOMARINE WATER TUBE BOILER
W - XXX DF TYPE
INDOMARINE WATER TUBE BOILER
WS - XXX IF TYPE
INDOMARINE WATER TUBE BOILER
WR - XXX FM TYPE
INDOMARINE WATER TUBE BOILER
HRT - XXX TYPE
INDOMARINE FIRE TUBE BOILER
F - XX L TYPE
I. PERATURAN UMUM
(Pasal 1 s/d Pasal 4)

II. Tentang Pengesahan


Gambar Rencana
(Pasal 4 & 5)

PERATURAN III. Tentang izin untuk menjalankan


Pesawat Uap
UAP 1930 (Pasal 6 s/d pasal 38)
IV. Tentang Pengawasan Pesawat Uap
(Pasal 39 s/d 49)
V. Ketentuan Hukum
(Pasal 50)

VI. Ketentuan Peralihan


(Pasal 51)
VII. Ketentuan penutup
(Pasal 52)
TEKANAN RENDAH
=< 0.5 KG/CM2

KETEL UAP

TEKANAN TINGGI
> 0.5 KG/CM2

PEMANAS AIR
PESAWAT UAP SELAIN
KETEL UAP PENGERING UAP

PENGUAP

BEJANA UAP

Ghaz - Per Uap


TIDAK TERMASUK BEJANA UAP,
1. PIPA UAP Ø d. 450 MM
2. CYLINDER/SALUT DARI MESIN UAP
3. PIPA UAP PEMANAS BAHAN CAIR
PENGESAHAN GAMBAR RENCANA
(PEMBUATAN / PERBAIKAN)
- AJUKAN KE DEPNAKERTRANS RI MELALUI

KANDISNAKER SETEMPAT DENGAN LAMPIRAN :


- KALKIR + AFDRUKNYA 4 X SKALA MIN 1:12
- SPESIFIKASI MATERIAL YANG AKAN
DIGUNAKAN
RETRIBUSI SEKEDAR BIAYA
ADMINISTRASI YANG TUJUANNYA
BIAYA BEBAN TANGGUNG
JAWAB AGAR TIDAK
SEMENA-MENA
LIHAT SURAT PERMOHONAN

TIDAK DIPERLUKAN AKTE IZIN


(TAPI TETAP DALAM PENGAWASAN)

a. KETEL UAP :
LUAS PANAS ( M2) X TEKANAN ― KERJA MAX
(KG/CM2)= <0
ATAU
BILA TEKANANNYA < 2 ATM.

b. PEMANAS AIR DARI PIPA


Ø d ≤ 50 MM.
C. PENGERING UAP TERPISAH DARI KETEL,
Ø d ≤ 25 MM

d. BEJANA PENGEMBUN/PENAMPUNG UAP DAN


SEBAGAINYA (TANPA TEKANAN) Ø d ≤ 450 MM
ATAU
VOLUME (DM3) X P. UAP (KG/CM3) ≤ 600
ATAU
VOLUMENYA < 100 DM3

e. BEJANA UAP UNTUK MEMANASI BAHAN CAIR


(DENGAN TEKANAN)
VOLUME (DM3) X TEKANAN (KG/CM2) = ATAU
VOLUME < 75 DM3
LIHAT BENTUK 9 ATAU 9A

PERHITUNGAN BERDASARKAN
GRONDSLAGEN (DASAR-DASAR
PERHITUNGAN UNTUK PESAWAT
UAP DAN BEJANA TEKAN)
PEMAKAIAN BESI COR
1. HANYA UNTUK :
a. KETEL VOL < 100 DM3 DAN P < 3 ATM
b. KETEL TEKANAN RENDAH
c. SALUT UAP DARI CYLINDER DAN MESIN
UAP, DAN DILUAR BAGIAN KETEL UAPNYA.

2. PEMANAS AIR DAN PENGERING UAP


KECUALI Ø < 200 MM

3. TUTUP PENGUAP BILA PENGUAPNYA DENGAN


DOUBLE

4. PERUNGGU DAN LAIN SEBAGAINYA BOLEH


DIPAKAI SEIZIN KEPALA DBNKK & NYP
PERLENGKAPAN PENGAMAN PESAWAT UAP KETEL
UAP T.T :
a. 2 KATUP PENGAMAN b. 1
PEDOMAN TEKANAN c. 2 KERAN
COBA/PENGUKUR AIR + 1 GELAS DUGA DENGAN
KERAN SEMBUR ATAU 2 GELAS DUGA.
d. 2 ALAT PENGISI e. 1 ALARM
f. 1 TANDA BATAS AIR TERENDAH
g. 1 KERAN CABANG TIGA h. 1 KERAN
PEMBUANG AIR
i. LOBANG LALU ORANG/PEMERIKSAAN
j. PLAT NAMA
KETEL UAP TEKANAN RENDAH
a. SATU GELAS DUGA
b. SATU POMPA c. SATU PIPA
PENGAMAN
d. SATU PELAT NAMA
KETEL UAP DENGAN
- VOLUME < 500 DM3 &
- TEKANAN ≤ 3 KG/CM2

a. SATU KATUP PENGAMAN

KETEL UAP DIPARAREL SECARA


TERBUKA, DIANGGAP SATU UNIT UNTUK
PERALATAN PENGAMANNYA, DAN
PEDOMAN TEKANANNYA MINIMAL
PADA DOM
SELAIN KETEL UAP

A. PEMANAS AIR

1. SATU TINGKAP PENGAMAN 2. SATU


KERAN PEMBUANG 3. CHEK VALVE/N.R
VALVE PADA INLET 4. LOBANG PEMERIKSAAN
B. PENGERINGAN UAP

1. SATU TINGKAP PENGAMAN BILA


UNITNYA DAPAT DIPISAHKAN DARI
KETELNYA
2. KERAN PEMBUANG AIR 3.
LOBANG PEMERIKSAAN

Ghaz - Per Uap


C. PENGUAP

1. SATU TINGKAP PENGAMAN 2.


SATU PEDOMAN TEKANAN 3. SATU
GELAS DUGA 4. SATU KERAN BUANG

Ghaz - Per Uap


D. BEJANA UAP

1. 1 (SATU) TINGKAP PENGAMAN


BILA : TEKANANNYA > ½ X TEKANAN
KETELNYA
ATAU
2 (DUA) TINGKAP PENGAMAN
BILA : TEKANANNYA < ½ X TEKANAN
KETELNYA
ATAU
BILA : BEJANA DIMAKSUD DAPAT
MEMPRODUKSI UAP LANJUTAN
2. SATU KERAN KONTROL UAP
3. SATU MONOMETER
4. LOBANG PEMERIKSAAN

Ghaz - Per Uap


1. TIDAK PERLU KATUP PENGAMAN
BILA : BEJANA DAN KETEL UAPNYA
BERSAMBUNG LANGSUNG DAN
TEKANANNYA JUGA SAMA

2. TINGKAP PENGAMAN SALURAN HARUS


DIPASANG SARINGAN

3. BILA BEJANA UAP PARAREL DAN TEKANAN


SAMA
MAKA : CUKUP SATU KATUP PENGAMAN
DAN SATU MANOMETER

4. BEJANA PEMANAS BAHAN CAIR YANG


RUANGAN BAHAN CAIR DIMAKSUD
TERPISAH DENGAN UAP DARI KETELNYA
DAN TEKANANNYA > ½ KG/CM2 PERLU SATU
TINGKAP PENGAMAN

Ghaz - Per Uap


1. KEMAMPUAN TINGKAP PENGAMAN
AKAN DIHITUNG DAN DICOBA
2. TINGKAP PENGAMAN HARUS MUDAH
DIPERIKSA
3. KEMAMPUANNYA HARUS MUDAH
DISETEL
4. KONSTRUKSINYA HARUS AMAN,
SUPAYA JANGAN MUDAH BERANTAKAN

5. TINGKAP PENGAMAN MODEL BANDUL,


BANDULNYA HARUS DIJAMIN TIDAK
TERGESER
6. BEGITU JUGA DUDUKANNYA

Ghaz - Per Uap


PESAWAT TEKANAN < ½ KG/CM2, CUKUP
SATU TINGKAP HAWA SAJA, BILA TEKANAN
MAX. 1 KG/CM2

Ghaz - Per Uap


PEDOMAN TEKANAN
- SKALA HARUS JELAS
- SKALA MIN. P. MAX + 2
- P MAX PAKAI STRIP MERAH - PAKAI
PIPA LENGKUNG - HARUS JELAS
TERLIHAT OLEH OPERATOR

Ghaz - Per Uap


ALAT PENGISI

- CUKUP SATU POMPA BILA LUAS PANAS < 5


M2 NAMUN KAPASITASNYA UAP
DARI KETELNYA

Ghaz - Per Uap


*- HARUS ADA VALVE
- HARUS ADA KERAN
- HARUS ADA KERAN KONTROL

Ghaz - Per Uap


TANDA BATAS AIR TERENDAH

- PEMASANGANNYA, SEDEKAT
MUNGKIN DENGAN GELAS DUGA
- POSISINYA :
10 CM DIATAS GARIS API
ATAU
15 CM DIATAS GARIS API UNTUK
KETEL DIKAPAL

Ghaz - Per Uap


GELAS PEDOMAN

1. BILA DIPASANG PADA SATU KOLOM


BERSAMA, DIAMETERNYA YANG KE KETEL 50 MM JIKA
DIPASANG SENDIRI-SENDIRI, DIAMETERNYA 25 MM,
KECUALI KETEL KECIL
2. HARUS MEMPUNYAI KERAN KONTROL
3. PANJANG GELAS DUGA
- MINIMAL DAPAT MELIHAT AIR 60 MM DIATAS
GARIS API DAN 40 MM DIBAWAH GARIS API
- Ø MINIMAL 8 MM
- PEMASANGANNYA, PADA TEMPAT/ARAH
PENGAPIAN

Ghaz - Per Uap


- UNIT RUMAH KERAN/HAUSINGNYA. BILA
TIDAK ADA KETENTUAN LAIN, HARUS DIBUAT
DARI : PERUNGGU, BAJA TUANG LEMAH ATAU
BAJA CAIR

- KERAN DENGAN PAKING DENGAN


DIAMETER PENYALUR > 30 MM HARUS PAKAI
BAUT PENJAMIN

Ghaz - Per Uap


- PIPA PENGHUBUNG ANTARA PESAWAT UAP
HARUS PAKAI FLEXIBLE DAN BILA PERLU
MEMPUNYAI KERANGAN-KERANGAN
PEMBUANG

Ghaz - Per Uap


- RUANGAN KETEL
PADA KAPAL PENUMPANG HARUS
TERPISAH DINDING BESI DENGAN
KAMAR PENUMPANG

Ghaz - Per Uap


PEMADATAN KETEL UAP
YANG DIANGGAP BARU ATAU SETELAH REPARASI
BERAT
P. KERJA P. UJI
≤ 5 KG/CM2 2X
> 5 < 10 +5
≥ 10 1,5 X

- TIDAK BOCOR & DEFORMASI

Ghaz - Per Uap


- STEAM TEST BOLEH IYA BOLEH TIDAK

Ghaz - Per Uap


- PENGUJIAN 1 SEBELUM DI TEMBOK,
UNTUK KETEL BERTEMBOK

Ghaz - Per Uap


- WEWENANG PEMERIKSA SECARA JURIDIS

Ghaz - Per Uap


1. KEWAJIBAN PEMERIKSA SETELAH
MEMERIKSA (MELAPOR)
2. WEWENANG KEPALA KANTOR UNTUK
MEMBERI/TIDAK MEMBERI IZIN
3. S/D 6 WEWENANG KEPALA KANTOR
UNTUK MENENTUKAN JENIS
PEMERIKSAAN PESAWAT UAP YANG DI
MUTASI

Ghaz - Per Uap


- WEWENANG YANG DIMAKSUD
TERMASUK MASALAH PEMADATAN

Ghaz - Per Uap


SEBAB – SEBAB
PELEDAKAN PESAWAT
UAP
SEBAB – SEBAB PELEDAKAN PESAWAT UAP

KETEL UAP
MENGGUNAKAN :
PESAWAT * PANAS
UAP * AIR
PESAWAT UAP * STEAM
LAINNYA : * TEKANAN
* PEMANAS AIR
* PENGERING UAP
* PENGUAP
* BEJANA UAP
SASARAN K3 – UAP
DIPATUHINYA : a. UU UAP 1930
b. PERATURAN UAP 1930
c. KETENTUAN LAIN TENTANG UAP

PESAWAT UAP DIPAKAI :


AMAN
SELAMAT
PRODUKTIF

TERHINDAR DARI : KERUSAKAN


PELEDAKAN
UNDANG – UNDANG UAP 1930 PASAL 23
PESAWAT UAP MELEDAK , PEMAKAI WAJIB :
LAPOR KE PEMDA – POLISI – DEPNAKER
TEMPAT KEJADIAN HARUS DIJAGA

PEMERINTAH MEMERIKSA TEMPAT KEJADIAN


UNTUK MENETAPKAN PENYEBABNYA :
KELALAIAN
TIDAK MELAKSANAKAN KETENTUAN DARI
PEMAKAI ATAU OPERATOR
KESENGAJAAN PIHAK KETIGA
PENYEBAB PELEDAKAN PESAWAT UAP
1. PENGUNAAN BAHAN :
 MEMENUHI STANDAR ( ASME, JIS, BS, AS, BV,
TUV )
 KUAT TARIK MIN.36 Kg/mm², AM 41, SS 41
UNTUK BAGIAN – BAGIAN TERTENTU
 PENGARUH KERAPUHAN MUTU KOROSI (RETAK
– RETAK HALUS)
 PENUAAN BAHAN KARENA :
* PENUAAN ALAM
* PERUBAHAN BENTUK PADA SUHU RUANGAN
TELITI PENUAAN * PENUAAN CEPAT, PERUBAHAN BENTUK
BAHAN DI LAB : PADA SUHU 200°C – 300° C
 PENYIMPANGAN * PERUBAHAN BIRU PERUBAHAN PADA
 PEMAKAIAN BAHAN SUHU 250°C – 500°C
 RETAK, MELENTUR
 PELEDAKAN
2. KONSTRUKSI / DESIGN / RENCANA
PABRIK PEMBUATNYA :
BERKAITAN DENGAN TEKANAN :

A. RENCANA GAMBAR DISAHKAN


B. PERHITUNGAN KEKUATAN STANDAR
C. KONSTRUKSI STANDAR
D. PEMILIHAN BAHAN YANG TEPAT
E. PENGERJAAN SESUAI PROSEDUR
F. LULUS : PENGAWASAN, PEMERIKSAAN / PENGJIAN

MENYIMPANG

PELEDAKAN
3. AIR PENGISI PESAWAT UAP :
TELITI DULU DI LAB
KANDUNGAN BAHAN KIMIA DAN BAHAN MINERAL

NEGATIF

KERAK, KOROSI / KARAT

AKIBAT :
 PENYALURAN PANAS TERHAMBAT
 BOROS BAHAN BAKAR
 PROSES PEMBUATAN UAP LAMBAT
 TERJADI PEMANSAN LEBIH
 POMPA TIDAK BERFUNGSI

KEMUNGKINAN DAPAT TERJADI PELEDAKAN


4. PEMERIKSAAN TIDAK LENGKAP
DT
PABRIK PEMBUAT
NDT

PEMERIKSAAN DT MENGETAHUI
TIDAK LENGKAP a. KUAT TARIK DITAMBAH
b. BATAS MULUR DENGAN
AKIBAT : c. KOMPOSISI KIMIA HYDRO
 KERUSAKAN NDT MENGETAHUI TEST
 PELEDAKAN a. KUALITAS SAMBUNGAN
LAS-LASAN
b. DENGAN GAMMA RAY,
X-RAY
5. ALAT PENGAMAN
SESUAIKAN DENGAN PERATURAN

CONTOH : * JENIS TIDAK SESUAI


 GELAS PENDUGA * JUMLAH
 PELUIT BAHAYA * CARA
 SUMBAT LEBUR PEMASANGAN TERJADI
PANAS
 AUTOMATIC * KEMAMPUAN BERLEBIHAN
CONTROL BEKERJANYA
ELECTRONIC * PEMELIHARAAN MELEDAK
6.PELAYANAN / PERAWATAN
SECARA DINI KE SELURUH BAGIAN PESAWAT
UAP, ALAT – ALAT PENGAMAN.
PERHATIKAN :
KEKURANGAN AIR
KERUSAKAN PIPA – PIPA API
ALAT PERLENGKAPAN
BLOW DOWN TERATUR
7. KELALAIAN
* PENYEBAB 75 % FAKTOR
KELALAIAN MANUSIA

ATASI DENGAN :
TINGKATKAN PENGETAHUAN
TINGKATKAN KETERAMPILAN/KEAHLIAN
AKIBATKAN TINGKATKAN DISIPLIN
PELEDAKAN SESUAI DENGAN PERATURAN

OPERATOR BERSERTIFIKAT

Anda mungkin juga menyukai