Anda di halaman 1dari 145

TRAINING AUTHORIZED GAS TESTER

SERTIFIKASI BNSP
PT SURYA SAFETY NUSANTARA
SELAMAT DATANG
AUTHORIZED GAS TESTER SERTIFIKASI BNSP
My Resume
Bayu Baroto Yuwono S.ST, M.Ling
Praktisi K3 dan Ahli Pesawat angkat dan Pesawat angkut

Pengalaman Pekerjaan

1998 -2016 Well Service,Lifting Opertator & HSE Lifting Support

2017 Safety Inspektor Project TA

2020 HSE Advisor & Cordinator PT ETI

2023 Profesional Technical HSE Trainer

Bayu Yuwono S.ST. M.Ling


Organisasi

2018 – Present Ketua HSE Balikpapan

2019 – 2021 Ketua IKA Vokasi K3 Universitas Balikpapan

2021 – Present Founder Praktisi & Ahli Perancah Indonesia

2021 – Present Member Himpunan Ahli Lifting Indonesia

2021 – Present Member World Safety Organization Indonesia

2021 – Present Member Perkumpulan tenaga ahli alat berat Indonesia

Bayu Yuwono S.ST. M.Ling


Target
Dalam training Gas tester ini diharapkan para peserta training
nantinya dapat mengetahui masing-masing gas yang beracun yang
umum dijumpai, gas-gas yang mudah terbakar, cara pengetesan
gas yang aman serta dapat menggunakan gas detektor dengan
baik.

INGAT !!!
HASIL PENGUKURAN GAS YANG SALAH DAPAT MEMBAHAYAKAN
NYAWA ORANG
LAIN ATAUPUN PENGUKUR GAS ITU SENDIRI
TUJUAN
APAKAH GAS TESTING ITU?
Gas testing adalah pengukuran kandungan dan konsentrasi gas
baik itu gas beracun maupun gas-gas yang mudah terbakar dengan
menggunakan peralatan-peralatan gas detector lengkap dengan
assesorisnya jika diperlukan.

Dalam pengukuran ini kita harus memastikan bahwa gas detector


yang kita gunakan adalah benar-benar berfungsi dengan baik,
MENGAPA GAS TESTING PERLU DILAKUKAN ?
Deteksi Gas
Mengapa perlu mendeteksi gas ?
• Banyak jenis gas yang tak diinginkan di area kerja karena
memiliki potensi bahaya

• Potensi Bahaya :
– Kebakaran dan Peledakan
– Toksik (Keracunan)
– Kekurangan Oksigen
SIAPAKAH YANG MELAKUKAN GAS TESTING INI ?

Hasil pengukuran yang salah bisa berakibat sangat fatal.


Gas-gas di Area Kerja
 Gas dan cairan yang mudah menyala/ terbakar
– Crude Oil
– Produk minyak bumi
– Hidrogen
– LPG
• Gas-gas beracun
– H2S, CO,NH3,Cl2
Syarat Uji Gas
• Uji keberadaan gas diperlukan untuk semua kerja panas (hot work)
dan masuk ke ruang terbatas (confined space) serta beberapa kerja
dingin (cold work)
Tanggung Jawab
 Melakukan cek dan memastikan bahwa instrumen/alat uji gas
bekerja dengan baik sebelum digunakan di lapangan.
 Melaksanakan uji gas pada pekerjaan hot work dan confined space
disemua lokasi/posisi kritis.
 Menyediakan metode kerja aman untuk bekerja di suatu
tempat/lokasi, pemakaian APD.
APAKAH GAS DETECTOR?

Gas Detector: alat yang digunakan untuk mendeteksi (mengetahui) keberadaan


gas-gas di udara dan mengukur konsentrasi/kadar gas-gas di udara.
KAPAN GAS TESTING DILAKUKAN?

 Membuka manhole
 Memasuki ruang tertutup( Confined space)
 Selama Orang bekerja di dalam ruang terbatas
 Sebelum melakukan dan selama pengelasan berlangsung
 Jika terjadi kebocoran
 Kegiatan-Kegiatan lain yang diduga mengandung bahaya
gas beracun dan gas mudah terbakar
PERSYARATAN SEORANG GAS TESTER
Mengetahui gas-gas berbahaya dan beracun (O2,CO,H2S,
Methane / LEL )
Mengetahui sifat-sifat gas
Mengetahui nilai ambang batas. -
PEL/TWA,- STEL
Mengetahui peralatan untuk mendeteksi dengan baik
Harus bisa melakukan pengukuran dengan benar.
Risk assesment ( menilai bahaya )
Pemilihan PPE
Istilah umum dalam penanganan gas
beracun
Time Weighted Average (TWA)
Jumlah rata-rata suatu gas yang boleh mengekspos berulang ke pekerja di
dalam waktu kerja normal (8 jam/hari, dan 40 jam/semingu tanpa mengalami
gangguan kesehatan serius
Short Term Exposure Limit (STEL)
Konsentrasi gas yang boleh terekspos pada umumnya pekerja secara terus-
menerus untuk periode 15 menit. Seharusnya tidak terulang lebih dari
4x/sehari dan ada jeda 60 menit tiap periode.
IDLH (Immediately Dangerous to Life & Health)
Konsentrasi maksimum suatu gas dimana pekerja seharusnya mengungsi dalam
waktu 30 menit tanpa mengalami akibat kesehatan yang buruk dan mendesak
atau gejala yang merusak.

PPM (Part per million)


Satuan umum dalam pengukuran gas beracun

%LEL ( Low explosive limit)


Satuan untuk Gas Combustible/mudah terbakar
Daftar Unit Kompetensi 1
Melakukan Pengukuran Oksigen, Gas Mudah Terbakar dan Gas
B.09AGT00.001.1 Beracun di Ruang Terbatas dan/atau Area Berpotensi Atmosfir
Berbahaya
Elemen Kompetensi 1
Melakukan persiapan pelaksanaan pengukuran gas untuk oksigen,
gas mudah terbakar dan gas beracun di ruang terbatas dan/atau area
berpotensi atmosfir berbahaya
Kuk 01

Apakah Anda dapat Mengidentifikasi prosedur pengukuran oksigen, gas mudah terbakar
dan gas beracun sesuai aturan baku?
Gas Hydrogen Sulfida ( H2S )
PROSES TERJADINYA GAS H2S
Secara alamiah gas ini terbentuk sebagai hasil dari suatu proses
pembusukan/penguraian material 2 organik oleh bakteri
anaerob. Berdasarkan proses pembentukannya maka gas H2S
bisa terbentuk bersamaan dengan pembentukan minyak dan
gas sehingga bisa ditemukan di kegiatan industri minyak & gas.
Disamping itu H2S juga bisa ditemukan di tambang2 bawah
tanah, penumpukan2 sampah ataupun pada pembuangan
limbah industri
Hydrogen Sulfide Data
 H2S: Tidak berwarna, berbau telur busuk
 Hazard: mudah terbakar, 4.3% - 4.6% volum
 Health: sangat beracun, kelihatan secara natural dari
dekomposisi, bereaksi dengan enzymes didalam darah –
menghalangi cell untuk bernapas

Exposure: PEL/TWA :10 ppm


S
STEL :15 ppm
IDLH :100 ppm
EFEK H2S TERHADAP KESEHATAN
PPM GEJALA-GEJAL DAN EFEK KESEHATAN
0,13 Bau minimal yang masih terasa
4,6 Mudah didetksi, bau yang sedang

10 Permulaan iritasi mata, Permissible Exposure Level 8 jam ( OSHA, ACGIH )

27,00 Bau yang tidak enak , kuat, tapi tidak dapat di tolerir

100 Batuk, iritasi mata, kehilangan rasa penciuman setelah 2 sampai 5 menit.

Ditandai dengan Konjunktivitis ( pembengkakan mata ) dan iritasi sestem pernafasan


200 - 300
setelah satu jam kontaminasi

500 pingsan secara cepat


Kehilangan kesadaran, cessasi ( berhenti atau berhenti sejenak ) sitem respirasi, dan
700 - 1000
kematian

Ketidak sadaran seketika, dengan cessasi awal pernafasan dan kematian dalam
1000 - 2000 beberapa menit. Kematian dapat terjadi meskipun korban segera dibawa ke udara
terbuka.
KARBON MONOKSIDA (CO)
Karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna. Manusia tidak dapat merasakannya. karbon
monoksida adalah produk ikutan dari pembakaran dan akan muncul secara alami dalam situasi
dimana terjadi kebakaran
Karbon monoksida adalah gas yang sangat beracun yang disebut suatu pembuat sesak nafas, yang
berarti gas ini menurunkan kemampuan transportasi oksigen dalam darah. Gas ini bereaksi dengan
hemoglobin dalam darah dan membentuk karbohemoglobin yang mencegah hemoglobin membawa
oksigen. Dosis karbin monoksida ppmrendah dapat menyebabkan sakit kepala dan pusing. Bila
korban dibawa keudara segar tidak ada kerusakan permanen yang terjadi. Dosei tinggi bisa berakibat
fatal.
Lembar data Karbon Monoksida: CO
Bahaya : Terbakar, akan meledak: LEL 12,5%
Klasifikasi kesehatan : Sangat beracun
Exposure limit: (OSHA) PEL / TWA : 50 ppm
(ACGIH) STEL : 400 ppm
(OSHA) IDLH : 1200 ppm
TINGKAT CO DALAM PPM
PPM KONDISI YANG DIAKIBATKAN / EFEK PADA MANUSIA

50 Tingkat kontaminasi yang diijinkan untuk 8 jam

200 Dapat terjadi sakit kepala ringan dibagian depan dalam 2 sampai 3 jam

400 Sakit kepala bagian depan dan mual setelah 1 sampai 2 jam .
Sakit kepala , pening,dan mual dalam 45 minit.pingsan dan bisaterjadi
800
kematian dalam 2 jam.
Sakit kepala , pening,dan mual dalam 20 minit.pingsan dan bisaterjadi
1600
kematian dalam 1 jam.
Sakit kepala , pening,dan mual dalam 5 sampai 10 minit. Ketidaksadaran
3200
dan bahaya kematian dalam 30 menit
Sakit kepala dan dalam 1 sampai 2 menit. Ketidak sadaran danbahay
6400
kematian dalam 10 sampai 15 menit.

12.800 Efek cepat - ketidak sadaran. Bahaya kematian dalam 1 sampai 3 menit.
KARBON DIOKSIDA (CO2)
Meskipun dalam bernafas kita menghembuskan karbon dioksida dan bahwa gas ini berada di
atmosfir sekitar 400 ppm, tingkat aman maksimumnya adalah 5000 ppm (0,5% dari volume). Gas ini
adalah produk dari pembakaran yang sempurna, dan ditemukan pada pembuatan bir dan proses
fermentasi lainnya. CO2 dengan metana adalah komponen utama gas pencerna dalam pengurukan
tanah dan pemorosesan sampah. CO2 digunakan untuk mengkarbonasi bir,

Beberapa resiko ditempat yang sesak dan ventilasinya buruk, dan atmosfir yang kurang oksigen akan
menyertai masalah ini.

Lembar data Karbon Dioksida: CO2


Bahaya : Gas yang tidak mudah terbakar
Klasifikasi kesehatan : pembuat sesak nafas
Exposure limit: (OSHA) PEL / TWA : 5.000 ppm
(ACGIH) STEL : 30.000 ppm
(OSHA) IDLH : 40.000 ppm
EFEK TINGKAT CO2 DALAM PPM
KONDISI YANG DIAKIBATKAN / EFEK PADA
PPM
MANUSIA

konsentrasi rendah karena respirasi yang meningkat dan sakit


3000 - 5000
kepala.

Konsentrasi menyebabkan sakit kepala,mual dan muntah yang


8000 - 12000 dapat mengakibatkan ketidaksadaran bila dibawa ke udara
bebas atau diberikan oksigen

Konsentrasi tinggi menyebabkan kekurangan sirkulasi yang


> 15.000
cepat dan mengakibatkan koma dan kematian
BTX
• BTX : adalah gas yang banyak terdapat pada crude oil dimana pada
konsentrasi tinggi akan mengakibatkan bahaya bagi tubuh manusia

Standar *
(TLV-TWA)** (TLV-STEL)***

Benzene 0.5 ppm 2.5 ppm


Toluene 20 ppm -
Xylene 100 ppm 150 ppm
NETROGEN ( N2 )

• Nitrogen adalah: gas Aspyxiant yang sangat


membahayakan pada konsentrasi tinggi.karena
mengusir oksigen yang ada pada udara.
• Pada kondisi normal udara yang kita hirup
mengandung N2 78%.
• Ketika konsentrasi N2 meningkat bertambah maka
konsentrasi oksigen akan berkurang. Sehingga
oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh Manusia tidak
mencukupi yang mengakibatkan Otak kekurangan
oksigen , pingsan bahkan kematian
Gas Hydrokarbon

Minyak mentah dan gas alam terbentuk dari sisa-sisa


binatang ataupun tumbuhan dan mengandung ribuan
komposisi kimia yang berbeda. Material yang paling banyak
adalah mengandung campuran dari Hydrogen (H) atau
Carbon (C) dan ini dikenal dengan nama hydrocarbon
Oksigen (O2)
Dalam kehidupan sehari-hari kita menggunakan
oksigen yang berada diudara bebas dengan kadar
oksigen sekitar 20,9%. Untuk tetap bisa bernafas
dengan normal maka oksigen yang diperlukan oleh
manusia adalah 19.5 – 23.5%

Jika diluar ambang tersebut maka oksigen ini juga akan


membahayakan kehidupan manusia
Kekurangan oksigen (Oxygen
Deficiency)
• Disebut dengan kekurangan oksigen jika kandungan
oksigen diudara bebas kurang dari 19,5%

• Penyebab:
- Konsumsi oksigen
- Oksidasi
-Adanya bakteri
- Displacement ( Penggantian) N2,CO2,dll
Pengayaan oksigen (Oxygen Enrichment)

• Disebut dengan kaya oksigen jika kandungan


oksigen diudara bebaslebih dari 23%
• Bisa menimbulkan bahaya api
• Material akan terbakar lebih cepat

• Penyebab
- Kebocoran Valve
- Kebocoran Cylinders
% per Volume KONDISI YANG DIAKIBATKAN / EFEK PADA MANUSIA

23 Tingkat aman maximum

21 Konsentrasi normal di udara

19,5 Tingkat aman minimum

17 Mulai kesulitan untuk memutuskan

16 Tanda pertama anaksia muncul

16-12 Pernafasan dan denyut nadi meningkat

Ketidaksadaran berlanjut, emosi meningkat,kelelahan abnormal pada tiap


14-10
upaya
Mual dan muntah-muntah, tidak mampu bergerak bebas dan kehilangan
6 - 10%
kesadaran mungkin terjadi

Kejang dan terjadi sesak nafas,ketegangan pernafasan dan beberapa menit


6%
kemudian detak jantung berhenti
Kuk 02

Apakah Anda dapat Mengidentifikasi tingkat risiko semua jenis bahaya gas potensial
di ruang terbatas dan/atau area berpotensi atmosfir berbahaya
Flash Point dan AIT

 Flash Point :
Temperatur minimum uap dari suatu cairan membentuk
campuran yang dapat terbakar. Adanya sumber api akan
terjadi penyalaan sesaat.

 Auto Ignition Temperature


Temperatur minimum suatu bahan dapat terbakar tanpa
adanya sumber api.
Flammability Range
• Explosive limit / Flammability Range:

Rentang konsentrasi uap bahan di udara yang dapat


terjadi kebakaran dengan adanya sumber api.
Lower Explosive limit (LEL) / Lower
Flammable Limit (LFL)
• Batas konsentrasi minimum dari combustible gas yang
bercampur dengan udara dimana suatu gas akan meledak.
Konsentrasi ini dinyatakan dalam % Volume (%V). Sedangkan
instrument pengukur combustible gas umumnya mempunyai
satuan sebagai faktor prosentasi dari point LEL (%LEL)

• Jika Konsentrasi gas-gas tersebut masih dibawah


L.E.L maka gas tersebut terlalu miskin untuk
terjadinya ledakan melalui campuran tersebut
Upper Explosive limit (UEL) Upper
Flammable Limit (UFL)
• konsentrasi maksimum dari combustible gas yang
bercampur dengan udara dimana suatu gas akan
meledak

• Konsentrasi diatas U.E.L adalah terlalu


kaya/jenuh dan tidak cukup oksigen untuk
terjadi pembakaran/ledakan
High Explosion
Limit Too Rich
10 %
% of Crude Oil

Lack
FLAMMABLE of O2
RANGE
Vapor)

1% Too Lean
Lower Explosion
Limit
21 %2 % of O2 in theAir 10 %
Crude Oil 1% - 10% Benzene 1.45% - 8%
NFPA 325, Fire hazard Gasoline 1.4% - 7.7% Toluene 1.2% - 7%
Propertes of Flammabel
Liquid, Gasses, and Kerosene 1.6% - 6% Acetylene 2.5% - 80%
Volitile Solids,1994
edition Butane 1.6% - 8.5% Acetone 2.1% - 13%
Propane 2.3% - 9.5% Methane 5.0% - 15.0%
Kuk 03

Apakah Anda dapat menyiapkan self contained Breathing Apparatus (SCBA) sesuai
dengan intruksi kerja?
Komposisi Udara Pernapasan

21% Oxygen 17%


0,04% Carbon dioxide 4,04%
78 % Nitrogen 78 %
0,96% Noble gases 0,96%

Tarik Napas Buang Napas


Jenis-jenis Alat Pernapasan
Alat
Pernapasan

Alat pernapasan Alat pernapasan


penyaring udara dg suplai udara

Tergantung udara sekitar Tidak tergantung udara sekitar


Alat pernapasan penyaring udara
Alat pernapasan penyaring udara

Filter Filter Filter Filter


Self Rescue Partikel Gas Kombinasi
Alat pernapasan dg suplai udara
Alat Pernapasan dg Suplai Udara

Sirkuit Tertutup Sirkuit Terbuka


Breathing Apparatus Breathing Apparatus

SCUBA SCBA Airline SCBA


Escape Set
Peralatan Pernapasan dg Udara Dimanfatkan

SCBA Escape Sets Airlines Breathing Air


Systems
Breathing Apparatus

Breathing Apparatus penyuplai udara untuk


bernapas dari sumber udara yang
Bagaimana cara kerja dimampatkan yg dibutuhkan kapan saja bila
Breathing Apparatus? udara berbahaya untuk bernapas dg aman
Komponen SCBA
Cylinder Strap

Full Face Mask

Pressure Gauge
Lung Demand
Valve
Harness
Fisrt Stage
Cylinders
Pressure Reducer Carbon Composite
Backplate
Silinder
Fungsi-fungsi Komponen
Face Mask

 plug-in port disediakan untuk memudahkan


penyambungan pada LDV
 Seal reflex ganda tersedia untuk menempel
di wajah lebih baik
 Masker bagian dalam mencegah timbulnya
CO2
 Aliran udara melintas bagian dalam
mencegah terjadinya kabut pada visor
 Tekanan yang seimbang dalam facepiece
antara0.5mbar hingga 4.5mbar
Kuk 04

Apakah Anda dapat


Mengidentifikasi peralatan gas
detektor sesuai prosedur?
DRAGER - X am 7000

Alarm
Pump inlet
buzzer
Sensor
Alarm LED cover
Buttons Life Signal
Alarm LED
Display
OLDHAM - MX 2100
1 Combo Cell (CO & H2S)

1 Flammable Gas Cell


1 O2 Cell
1 Toxic Gas
Cells
Kuk 05

Apakah Anda dapat


Mengambil tindakan hasil
identifikasi kerusakan
peralatan yang tepat
sesuai prosedur?
 Setting alat dirubah.

 Perubahan kondisi lokasi kerja yang memungkinkan


adanya efek lanjutan terhadap sensor.

 Kondisi lainnya yang dapat memberikan efek tertentu


pada performa alat
Paparan kronis atau digunakan pada kondisi lingkungan
yang extrim seperti temperature dan kelembaban yang
tinggi/rendah, partikulat yang tinggi.

Konsentrasi paparan yang melebihi pembacaan alat


.
Terpapar pada gas yang dapat merusak sensor ( LEL sensor
berupa, hidrokarbon terhalogenasi dan gas sulfida),
solvent ataupun bahan kimia korosif.

Jatuh, terkena vibrasi, terendam cairan.


Kuk 06
Apakah Anda dapat
Mengkonfirmasi persyaratan izin
kerja yang relevan dengan
personil yang mempunyai
otorisasi?
Kuk 07
Apakah Anda dapat mengidentifikasi
format dokumentasi sesuai prosedur?
JENIS GAS DETECTOR
1. Detektor Pasif
2. Detektor Aktif
1. Tube Detector
1. Detektor Dengan Pompa Jenis Piston Ciri-ciriFisik
2. Detektor Dengan Pompa Jenis Bellow
3. PenggunaanTube Detector
2. Detektor Elektronik
1. Teknologi Sensor Electrochemical (EC)
2. Combustible Gas Meter
3. Single dan Multi Gas Detector –Personal
4. Single dan Multi Gas Detector –Portable
5. Fixed Continuous Gas Monitor
MEMILIH GAS DETECTOR

 Aspirating Detector
o Gas detector yang membutuhkan inlet dan sistem pompa udara
untuk memasukan gas trace.
o Kebanyakan membutuhkan 16% oxygen untuk akurasi..
o Kurang responsif pada low energy hydrocarbons /oil vapors

 Non Aspirating Detectors


– Difusion system
– Mampu dipakai dalam low oxigen level karena menggunakan
berbagai macam teknologi sensor baik Ultrasonic,IR,FTD maupin PID
ataupun sensor 2 lain.
Penggunaannya

 Personal

 Portable

 Fixed gas monitor

 Mobile system
TIPE TIPE SENSOR
Oxigen detectors Flammable gas detectors
• Electrochemical (EC) • Catalytic (pellistor) (CAT)
• Paramagnetic • Infrared (IR(
• Zirconia-type • Thermal conductivity (TC)
• Flame ionisation (FID)
• Flame temperature (FTD)
• Semi conductor
• Ultrasonic
• PID

76
SENSORS CATALYTIC BEAD
Jembatan Wheatstone
Koil kawat Detektor Koil kawat Kompensator

Prinsip kerja : Battery

Gas terbakar oleh koil kawat detektor yang dipanaskan dengan aliran listrik, panas
terbentuk dan meningkatkan temperatur kawat dan bersamaan juga meningkatkan
resistensinya. Perbedaan resistensi/ hambatan antara kawat detektor dengan
kompensator diukur dengan jembatan wheatstone lalu diubah menjadi sinyal listrik
Kompensator digunakan untuk perbandingan temperatur, tekanan & kelembaban
Karena dalam sensor terjadi suatu proses pembakaran maka sensor ini harus dibuat untuk
memenuhi standar “instrisically safe” sehingga tidak akan memicu terjadinya kebakaran
Catalytic Sensor
Untuk cataliytic sensor, karena prinsipkerjanya menggunakan
katalist, maka lama kelamaan akan berkurang kemampuan
untuk mengadakan pembakaran. Untuk itu explosive meter
harus dipastikan dari waktu kewaktu dengan menggunakan
gas kalibrasi.
Beberapa uap gas dikenal sebagai racun untuk katalis dalam
sensor tersebut . Racun ini akan menyebabkan sensor
kehilangan sensitivitas. Racun untuk katalist yang paling
terkenal adalah silicone dan uap gas dari bahan bakar yang
mengandung timbal.
• Alat pengukur untuk gas-gas mudah terbakar yang
digunakan secara regular harus selalu diinspeksi dan
dipastikan bahwa pembacaanya adalah akurat

• Jika alat-alat pendeteksi tersebut jatuh atau terkena


air,terbentur maka sebelum di gunakan kembali harus
dipastikan alat tersebut bisa membaca dengan benar.

• Jika menggunakan alat pendeteksi ini maka ada


kemungkinan kehadiran gas-gas beracun juga sehingga hal
ini juga harus diperhatikan.
INGAT
• Sebelum menggunakan peralatan ini maka harus dipastikan terlebih
dahulu dengan gas standard untuk memastikan bahwa hasil
pembacaanya adalah benar.

• Hal – hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan flamable detector:

- pada waktu menghidupkan gas detector ini maka harus berada pada
tempat dengan udara yang bersih
- Pada saat melakukan pengukuran untuk gas-gas mudah terbakar ada
kemungkinan terjadi layer-layer konsentrasi sehingga perlu dilakukan spot
check untuk titik-titik yang mewakili
- Uap combustible gas yang mengandung air kemungkinan bisa menutup
pori-pori di flame arrestor sehingga sensor tidak bisa membaca kehadiran
gas-gas mudah terbakar.
- Combustible gas detector biasanya memang hanya untuk mendeteksi uap
gas mudah terbakar bukan untuk mendeteksi kehadiran dust/material
combustable.
Electrochemical Sensor
Sebagian besar alat pendeteksi gas beracun saat ini adalah
menggunakan teknologi “electrochemichal sensor” / sensor
electrokimia.
Komponen utama sensor ini terdiri dua buah electroda (katoda
dan anoda). Kedua electroda ini terbungkus dalam suatu
larutan kimia electrolit dan ditutup dengan suatu membran
yang porous dimana gas bisa masuk. Pada saat gas kontak
dengan larutan kimia maka akan terjadi reaksi kimia yang
dapat menghasilkan arus listrik. Semakin tinggi konsentrasi
gas yang masuk maka akan semakin tinggi pula arus listrik
yang dihasilkan. Arus listrik ini akan diubah menjadi bentuk
signal dan dikonversikan kedalam pembacaan ppm atau %
volume.
SENSOR ELECTROCHEMICAL (O2-OKSIGEN)
O2
Membran Gas
permeable
+
Elektroda
Larutan pengukur
V
Elektrolit
Elektroda
Referensi
-
Prinsip kerja :
Sensor berisi larutan elektrolit dan dua elektroda aktif (Elektroda pengukur
(anoda, -) dan elektroda referensi(katoda, +).
Gas oksigen masuk ke chamber lewat membran, terjadi oksidasi di anoda dan
terjadi perpindahan elektron dari cathoda ke anoda dan proton berpindah dari
katoda menuju catoda.
Aliran yang dihasilkan proporsional/berbanding lurus dengan konsentrasi gas.
SENSOR ELECTROCHEMICAL (GAS BERACUN)
Gas beracun
Membran Gas
permeable

Elektrolit Elektroda
V
pengukur

Elektroda
referensi

Elektroda
Counter
Prinsip kerja
:Mempunyai prinsip sama dengan sensor electrochemical O2.
Electrode ketiga (referensi) berfungsi untuk mejaga agar tegangan tetap
konstan antara anoda and katoda.
Infrared Sensor
• Prinsip kerja sensor infra red berdasarkan bahwa semua gas
akan menyerap “light energy” /sinar infra red pada panjang
gelombag yang spesifik
• Konsentrasi gas merupakan proporsi dari sejumlah energy
cahaya yang diserap.
• Menggunakan lifter optik untuk absorption pada panjang
gelombang yang spesifik
• Panjang gelombang dari sinar infra red yang diserap ini
berbeda-beda untuk tiap gas
• Gas dengan konsentrasi yang lebih tinggi akan lebih banyak
menyerap sinar infra red
Infrared Sensor
1.) IR Light Source
2.) Lens
3.) Cuvette / Chamber
4.) Mirror
5.) Lens
6.) Beam Splitter
7.) Light Filter
8.) Measure Detector
9.) Light Filter
10.) Comp. Detector
Kelebihan Infrared sensor
- Dapat mendeteksi gas dalam kondisi lingkungan yang
“inert” tidak ada oksigen (o% oksigen) atau kurang
oksigen
- Tidak terpengaruh oleh silikon dan timbal
- Respon sangat cepat

Kekurangan Infrared sensor

- Tidak dapat mendeteksi O2, N2, H2,


- Akan mempunyai interference yang cukup
significance dengan uap air
- Harganya mahal
Aturan umum Pengoperasian Gas
Detector
 Bacalah buku manual sebelum menggunakan.
Sehingga kita mengetahui dengan pasti hal-hal yang harus kita lakukan sebelum kita mengoperasikan
gas detector. Salah dalam mengoperasikan gas detector dapat membahayakan keselamatan orang
lain, bahkan bisa menyebabkan kematian.
 Melakukan Function test harian
 Lakukan Zero kalibrasi ditempat udara bersih / bump test dengan gas kalibrasi setiap hari sebelum
di gunakan
 Aktifkan / hidupkan GD di udara bersih sebelum melakukan pengetesan di
sampling point
• Gunakan Gas detector tersebut dengan benar
jangan menggunakan gas detector untuk mendeteksi selain combustible gas atau toxic gas yang
berada dalam udara
 Kenali jenis sensor yang digunakan pada GD
PORTABLE GAS DETECTOR
• Portable Gas detector adalah alat untuk mendeteksi
kehadiran gas yang dapat dibawa-bawa.bentuknya
kecil biasanya ringan sehingga mudah untuk
digunakan dilapangan.

• Portable gas detector berdasarkan jumlah yang dapat


didteksi maka dapat dikelompokkan menjadi:
- Singgle gas detector
- Multi gas detector
SINGLE GAS DETECTOR
• Single gas detector merupakan suatu alat pendeteksi
kehadiran gas-gas baik itu gas beracun maupun gas-gas
mudah terbakar dimana hanya dapat digunakan untuk
mendeteksi satu jenis gas.

• Pada beberapa brand sensor dapat diganti-ganti sesuai


dengan gas yang akan kita ukur

• Sensor-sensor yang umum adalah untuk gas-gas:


- H2s, O2, CO, LEL dll
Contoh Single gas Detector
Contoh-contoh Multi Gas Detector
Contoh Combustible Gas Detector

• Salah satu contoh


Combustible gas detector ini
hanya bisa digunakan untuk
mendeteksi kehadiran gas-
gas mudah terbakar
Explosimeter Portable
• Explosimeter (portable) terdiri
dari filament detector dalam
kesatuan sirkuit Jembatan
Wheatstone.

• Sumber tenaga berasal dari


battery 9 Volt (enam buah
battery kering 1,5 Volt DC size
D) atau model charge dengan
tegangan listrik 110 / 220 Volt
AC.
Alat Explosimeter Portable
Pada salah satu sisinya terpasang aspirator bulb
untuk menghisap contoh udara, dan pada sisi yang
berlawanan terpasang saluran tempat masuknya
contoh udara.

Langsung dapat digunakan untuk


mendeteksi konsentrasi gas di
udara sekeliling.
Menggunakan sampling line
untuk mempermudah
pendeteksian area tertentu
seperti manhole tangki dan
lain-lain.
Cara Pembacaan Prosentase Gas
Pembacaan skala explosimeter didasarkan pada konsentrasi uap gas
hidrokarbon di bawah LEL (Lower Explosive Limit).
Contoh :
Skala pembacaan explosimeter uap crude oil menunjukkan angka 60,
konsentrasi gas :

60
--- x 1 % = 0,6 % (FR Crude Oil 1 % - 10 %)
100

atau :
60
--- x 10.000 ppm = 6.000 ppm
100
(1% = 10.000 ppm)
Personal Gas Detector
• Personal gas detector atau biasanya juga dikenal dengan nama
hand held pump detector adalah suatu alat untuk
mengetahui konsentrasi gas yang kita ukur dimana cara
kerjanya adalah berdasarkan reaksi reagent kimia yang
terdapat dalam analyzer tube dengan gas yang kita ukur.cara
kerja alat ini tidak menggunakan listrik tetapi dengan
menggunakan pompa yang kita gerakan. Alat ini hanya akan
bekerja pada waktu kita operasikan dan tidak bisa mendeteksi
kehadiran gas-gas secara otomatis seperti halnya gas detector.
Karena spesifikasi inilah maka alat ini tidak dikelempokkan
sebagai alat pendeteksi tetapi sebagai alat untuk mengukur
jimlah konsentrasi gas disekitar kita.
Alat deteksi Jenis Kapsul
(Tube Detector)

 Prinsip kerja dengan Chemical sensor yaitu


terjadinya perubahan warna akibat bahan
pendeteksi (reagen serbuk kimia) terpapar
atau kontak dengan gas,
 Panjang daerah perubahan warna dikalibrasi
menjadi ukuran konsentrasi (ppm).

 Wadah dari bahan pendeteksi terbuat dari


tabung gelas atau pipa kaca (tube).
Cara Menggunakan
1. Cara menggunakan :
Sebelum alat ini digunakan supaya dilakukan
pengujian (test) dari kebocoran dengan cara sebagai
berikut :
– Pasang tube yang belum dipotong kedua ujungnya pada
lobang pompa.
– Pompa/ kompres dengan tangan dan lepaskan dengan
segera.
– Apabila karet pompa tidak kembali seperti semula
dalam waktu minimal 10 menit berarti pompa tersebut
tidak mengalami kebocoran dan pompa siap digunakan.
Assesories Peralatan Pendeteksi
• Hand aspirated pump
Sampling pump berfungsi untuk mengalirkan sampel dari ujung
tubing pengukuran ke sensor.Peralatan gas detector ada yang
dilengkapi dengan internal sampling pump dan external
sampling pump. Internal sampling pump sudah “built in”
didalam detector itu sendiri. Sedangkan external sampling
pump bisa dipasang dan dilepaskan sesuai dengan kebutuhan.
Ada kalanya pengukuran yang sifatnya monitoring
memerlukan sestem difusi saja sehingga sampling pump tidak
diperlukan. Pemakaian sampling pump akan memperpendek
waktu pakai baterai.
Hand Aspirated pump
• Sampling probe
• Sampling probe digunakan
sebagai assesories gas detector
untuk mengambil sampel dari
tempat yang jauh.sampling
probe ini erat kaitanya dengan
motorized sampling pump.
Sampling probe tidak bisa
bekerja sendirian. Tetapi harus
dikombinasikan dengan
motorized sampling pump.
• Pada saat melakukan pengukuran dengan sampling pump dan
probe maka harus diperhitungkan “ respose Timenya” yaitu
waktu yang dibutuhkan oleh sampel dari ujung tubing/probe
sampai terbaca oleh sensor.

• Misal: suatu gas detector mempunyai kemampuan sampling


pump untuk menghantarkan sample 2 feet/detik. Waktu
sensor untuk terekspose secara menyeluruh 1 menit. Panjang
tubing yang digunakan 30 ft. berapakah lama minimal kita
harus menunggu pembacaan tersebut?
Minimal lama pembacaan = 30 ft/2ft/detik = 15 detik + 1menit = 1
menit 15 detik.

Beda manufacture beda waktu sensor terekspose.


PENGUJIAN GAS
 Lakukan pengukuran dengan adanya.
Gas test Plan, Prosedur pengukuran & Mapping pengukuran
 Gunakan sarana PTW,JSA & TRA dalam pengukuran gas.
Interpretasi hasil pengukuran. Hasil pengukuran dirangkum
dalam lembar pengukuran gas dan dilaporkan pada GSI/gas
safety coordinator/otoritas area.

112
Deteksi Gas & Prinsip Pengukuran
Alarm Peringatan Pada Pengukuran Gas
Sistem alarm sebagai peringatan awal terhadap paparan gas di set pada
konsentrasi sebagai berikut.

Jenis Gas Low Alarm High Alarm

CH4 20% LEL atau 1% vol 40% LEL atau 2% vol

H2S 10 ppm 15 ppm

Oksigen 19.5% vol 23% vol

Low Alarm  Suara beep frekuensi rendah dengan waktu tunda lama
High Alarm  Frekuensi tinggi dengan waktu tunda singkat
Untuk semua sensor gas kecuali oksigen, jika pembacaan gas di atas level alarm tinggi, gas detektor
akan mengeluarkan alarm tinggi terus sampai pembacaan gas berada di bawah level alarm tinggi,
kemudian gas detektor akan mengeluarkan alarm rendah sampai pembacaan gas berada di bawah level
alarm rendah.
Untuk sensor oksigen, yang berbunyi hanya High Alarm saja bila kandungan oksigen tinggi atau kurang.
Inspeksi, Perawatan, Kalibrasi
1. Fresh Air Calibration : kalibrasi gas detector terhadap udara
bersih. Untuk MX6 Ibrid ada pada menu ‘Zero All’

2. Bump Test : dilakukan dengan cara mengetes gas detektor


tersebut dengan gas yang telah diketahui konsentrasinya dengan
tujuan untuk mengetahui sensor tersebut dapat membaca dengan
baik serta alarm systemnya juga berfungsi dengan baik.

3. Calibration : suatu proses yang dilakukan untuk mengatur ulang


pembacaan dengan menggunakan gas standar kalibrasi yang telah
diketahui konsentrasi sebelumnya. Dilakukan oleh pihak ketiga dengan
frekuensi bulanan.
Inspeksi, Perawatan, Kalibrasi
Tahap-tahap penggunaan gas detector:
1. Periksa kelengkapan gas detector, seperti carrying case, shoulder strap, dsb
2. Periksa kondisi gas detector, seperti kemungkinan adanya kotoran pada lubang filter,
apakah pompa menyala dengan baik, tampilan jelas semua, dsb

3. Periksa tanggal kalibrasi terakhir


4. Periksa indikasi batere  disesuaikan dengan lama pemakaian
5. Lakukan Fresh Air Calibration
6. Lakukan Bump Test
7. Lakukan penilaian ulang, apa kemungkinan gas yang akan dihadapi, flammable, toxic,
atau berhubungan dengan oksigen kemudian persiapkan precaution dan PPE yang sesuai
8. Amati potensi sumber keluarnya gas dan lakukan pengukuran dengan posisi di atas angin
(untuk open space) ; atau lakukan pengukuran dengan posisi di luar confined space jike
memungkinkan dan gas detector dimasukkan ke dalam (untuk confined space)
PERIODE KALIBRASI
Statemen dari U. S. Department of Labor Occupational Safety and Health
Administration (OSHA)

Kapan Bump Test dan/atau Kalibrasi dilakukan?


Di masa lalu, sering terjadi kebingungan mengenai prosedur kalibrasi
dan frekuensinya.
Sebagai klarifikasi, International Safety Equipment Association (ISEA)
mengeluarkan statement untuk kalibrasi instrument :
“Bump test untuk portable gas monitors seharusnya dilakukan setiap
hari sebelum digunakan dengan mengikuti instruksi dari manufaktur
dan menggunakan gas yang tepat.
Jika instrument tersebut gagal dalam bump test, harus dilakukan
kalibrasi penuh sebelum digunakan.
www.safetyequipment.org/calibration.PDF
Contoh prosedur gas test

1. Persiapan
- Tentukan pemilihan alat deteksi sesuai gas yang akan dihadapi.
- Pastikan alat dikalibrasi dan bump test
- Tentukan area pengukuran,mapping dan bahaya lokasi.
- Gas Test harus dilakukan DENGAN AMAN & APD PROPERLY serta
memperhitungkan bias seperti arah angin, densitas/SPGR
,pyrophoricd ,ventilasi dll.
2. Pelaksanaan
- Gunakan alat deteksi dan kendalikan limitasi alat.
- Interpretasi hasil ukur & laporkan
- Monitoring udara sesuai kebutuhan pekerjaan
- Lakukan rekomendasi dan langkah2 keselamatan ang diperlukan.
3. Pemeliharaan:
- Bersihkan dan jaga parts,simpan di lokasi yang proper.
- Inspeksi dan pastikan kalibrasi
- Maintain record dan dokumentasi hasi pengukuran & kriteria peralatan
Prinsip prinsip dasar dalam pengukuran gas  Concentration in air (CIA)
 Concentration in process stream (CIPS}
 Evaluation Testing
 Verification testing
 Duration Testing
GAS TEST RESULT
 Interpreting PASTIKAN IJIN KERJA DAN IJIN MASUK RUANG TERBATAS TERISI LENGKAP
 Reporting PASTIKAN BAHAYA UDARA DALAM BATAS AMAN SEBELUM MASUK
TGL PARAMETER BAHAYA UDARA NAMA &
TANDA
CONTOH JAM (ATMOSPHERIC HAZARD)
TANGAN
O2 TEMP. H2S CO NH3 SO2 CO2 LEL C6h6
20,9% Max TWA TWA TWA TWA TWA % LEL TWA PETUGA
44 C 10pp 25pp 25pp 2pp 05% 1ppm S HSE
m m m m

Zat TLVs-TWA (8 jam TWA) TLVs-STEL/C (Short


Term Exposure
Limit, 15 menit)
Benzene 0.5 ppm 2.5 ppm
Toluene 20 ppm -
Xylene 100 ppm 150 ppm
CO2 5,000 ppm 30,000 ppm
CO 25 ppm -
H2S 10 ppm 15 ppm
GAS DETECTOR ALARAM SETTING POINT

GAS LOW ALARAM HIGH ALARAM


H2S 10 ppm 20 ppm
CO 30 ppm 70 ppm
LEL 5% 20 %
O2 19,5 % 23%
SO2 2.ppm 4 ppm
HCN 5 ppm 10 ppm
CO2 0,5% 1%
CALLIBRATION KIT 200
0
400 600
800
1000

Tubing

Demand Flow
Regulator

NIST TRACEABLE

Callibration Cylinder
SISTEM GAS TEST OTOMATIS
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan
pengukuran ( Gas Test):

• Lakukan penilaian bahaya terlebih dahulu,kondisi pada saat


pengukuran harus aman.
• Pastikan gas detector yang kita gunakan mempunyai response
yang bagus dan sudah terkalibrasi.
• Perhatikan cara-cara mengoperasikan gas detector sesuai
dengan buku petunjuk pengoperasian.
• Gunakan PPE dengan lengkap. Jika diperlukan gunakan alat-
alat perlindungan pernafasan agar kita terhindar dari paparan
gas-gas yang berbahaya.
• Lakukanlah dokumentasi atau pencatatan untuk setiap hasil
pengukuran.
Pengukuran pada ruangan tertutup
Dalam ruangan tertutup atau confined space pengujian kandungan
atmosfir atau yang biasanya dikenal dengan atmosferic testing secara
umum mempunyai dua tujuan:

mengevaluasi bahaya-bahaya yang berkaitan dengan gas-gas


beracun atau gas yang berbahaya yang terdapat pada
ruangan tertutup

Untuk melakukan verifikasi bahwa untuk masuk kedalam


ruangan tertutup bahaya-bahaya yang berkaitan dengan
kandungan atmosfir adalah dalam batas-batas yang
diperbolehkan.
kondisi atmosfir didalam ruangan tertutup karena
terbatasnya ventilasi dan pergerakan udara didalam
ruangan tersebut maka ada kemungkinan gas-gas yang akan
kita ukur akan menempati atau berada pada strata atau
lapisan-lapisan tertentu

Misalnya gas-gas yang mempunyai berat jenis lebih ringan


dari udara maka akan menempati bagian atas ruangan
tertutup.
Untuk gas-gas yang mempunyai berat jenis hampir sama
dengan udara atau sedikit lebih ringan dari udara maka
ada kecenderungan untuk menempati bagian tengah dari
suatu ruangan tertutup.
Untuk gas-gas yang mempunyai berat jenis lebih berat dari udara maka
ada kecenderungan untuk menempati bagian bawah dari suatu ruang
tertutup.
Berat dari berbagai gas jika dibandingkan terhadap
udara.
Gas-gas yang lebih ringan Gas-gas yang lebih berat
dari udara a.l: dari udara a.l:
- Acetyline - Argon
- Ammonia - Butan
- Carbon Monoxide - Carbon Dioxide
- Etylene - Clorine
- Hydrogen - Ethane
- Hydrogen cyanide - Hydrogen Sulfide
- Methane - Sulfur Dioxide
- Propane
Test Atmospheric
Kapan/Dimana sample diambil?
TOP
Sebelum entry
Atas, tengah & bawah
MIDDLE
Secara berkala ketika entry**
Sebelum re-entry
BOTTOM
Mengapa harus mengambil
sample?
stratifikasi /berlapis

** ref: CFR 1910.146 (c) subsection (D): there may be no


hazardous atmosphere within the space whenever any
employee is inside the space
Atmospheric Testing

METHANE (lebih ringan dari udara)


Atmospheric Testing

METHANE (lebih ringan dari pada udara )


CARBON MONOXIDE (sedikit lebih ringan dari udara)
Atmospheric Testing

METHANE (lebih ringan dari pada udara)


CARBON MONOXIDE (sedikit lebih ringan dari udara)
HYDROGEN SULFIDE (lebih berat dari udara)
Ruangan Tertutup Horisontal
Untuk ruangan tertutup horisontal
pengukuran juga harus tetap
memperhatikan strata atmosfir. Gas
detector yang digunakan hari=us
dilengkapi dengan “sampling probe”
Jika sampling pump yang digunakan
hanya dilengkapi teflon tubing yang
tidak rigit maka agak susah untuk
menjangkau sampling point yang
jauhdidapan kita. Sebelum kita
melangkah maju maka harus
memastikan dahulu bagian didepan
kita sudah diukur dengan kondisi
atmosfir yang dapat diterima
Ruangan tertutup horisontal dengan konfigurasi
didalamnya
Pengukuran diruangan /udara terbuka
Selain untuk pemasukan ruangan tertutup maka pengetesan
kandungan gas-gas berbahaya dan beracun juga bisa
dilakukan ditempat-tempat terbuka. Pada prinsipnya hampir
sama dalam penggunaan gas detectornya. Tetapi pengukuran
dalam udara terbuka banyak sekali kemungkinan sumber-
sumber gas yang kita ukur. Di udara terbuka keberadaan gas
ini sangat dipengaruhi oleh arah angin atau ventilasi, sehingga
faktor-faktor ini harus diperhatikan. Jangan sampai hasil
pengukuran tidak benar karena terpengaruh oleh arah
angin.adakalanya gas yang keluar dari sumber yang kita ukur
bercampur dengan lumpur dan uap air. Jika hal tersebut
sampai mengenai filter dari sensor maka respose dari sensor
dapat terganggu.
Contoh-contoh Pengukuran di Udara terbuka

•Leaking Test (pengetesan kebocoran)


Kebocoran umumnya dimulai dengan adanya gas
yang keluar dalam konsentrasi yang sangat
kecil. Umumnya dalam kebocoran suatu proses
gas maka yang pertama akan terdeteksi adalah
LEL. Jika gas detector yang kita gunakan
mempunyai “leaking mode detection” maka
aktifkanlah mode tersebut. Umumnya leaking
mode akan mendeteksi combustible gas dalam
satuan PPM. Kadang-kadang karena
kebocorannya sangat kecil sehingga tidak
terdeteksi dalam % LEL.tetapi dapat terdeteksi
pada saat menggunakan satuan PPM.
Cara-cara yang efektif utuk mendeteksi kebocoran:

• Jika kebocoran sangat kecil, gunakan gas detector yang


mempunyai leaking mode sehingga dapat mendeteksi
combustblegas dalam satuan PPM.
• Letakan ujung probe sedekat mungkin dengan lokasi atau tempat
yang diduga mengalami kebocoran.
• Perhatikan arah angin. Pastikan sample point yang kita ambil
berada dibawah arah angin
• Jika kebocoran besar maka gas detector type multi gas detector
aka gampang sekali mengalami “over range” pada combustible
sensornya. Untuk mengetahui kandungan gas-gas yang lain maka
dapat digunakan hand pump dan analyzer tube
Pengukuran pada Tangki Penyimpanan
Pada tangki-tangki penyimpanan yang berada di
fasilitas produksi jika kita melakukan
pengukuran dengan menggunakan multi gas
detector maka sensor combustible gas akan
over range terlebih dahulu sebelum sensor
yang lain selesai melakukan pembacaan
karena tingginya konsentrasi gas
hidrokarbon. Karena tingginya konsentrasi ini
maka gas detector jika sering digunakan
untuk melakukan pengukuran seperti ini
akan cepat rusak sensornya.

Dalam kondisi seperti ini maka alat yang efektif


untuk mendeteksi kandungan-kandungan
gas adalah analyzer tube.
Cara-cara melakukan pengukuran dalam tangki penyimpanan

• Pada saat melakukan pengukuran gunakanlah Breathing


apparatus, karena konsentrasi gas hydrokarbon yang sangat
tinggi juga dapat mengurangi kadar oksigen di udara. Ada
kemungkinan gas-gas beracun terdapat bersama-sama
dengan gas hydrokarbon.

• Pada saat akan kita mendekati lokasi tangki penyimpanan


pastikan gas detector dalam posisi “ON” sebagai alat untuk
mendeteksi jika disekitar kita terdapat gas berbahaya.

• Agar lebih aman, gunakan sestem berpasangan ( boddy


sestem)
Cara-cara pengambilan sample di sampling point:
Gunakanlah alat perlindungan pernafasan untuk
menghindari kita terpapar dengan gas-gas berbahaya
• Pada saat kita membuka valve
sample point lakukan dengan
perlahan-lahan agar gas yang
keluar tidak terlalu banyak
terkontrol
• Tampunglah gas yang keluar
dari sample point dengan
menggunakan botol
sample,kemudian lakukan
pengukuran dari gas yang
berada botol sample
• Pengukuran secara langsung dari sample point
biasanya kurang akurat karena gas yang keluar akan
segera tertiup angin atau bahkan masih keluar
bersama dengan uap air.

• Lakukan pengukuran sample untuk masing-masing


gas sesuai dengan analyzer tubenya

• Sediakan beberapa range pengukuran sehingga jika


terjadi over range kita segera bisa melakukan
penggantian dengan range berikutnya.

• Catatlah hasil pengukuran yang meliputi dalam suatu


form yang disetujui oleh perusahaan anda
Pengukuran /Gas Test pada pekerjaan
panas (Hot work)
• Lakukan gas test sebelum pekerjan hot work di mulai
• Gunakan Gas Detector yang dilengkapi dengan aspirated
pump
• Pastikan Gas Combustible yang terdeteksi pada GD dibawah
10% LEL
• Jika gas combustible lebih dari 10%LEL dan Oksigen lebih
dari 10 % Volume maka pekerjaan
Langkah-langkah sebelum melakukan
Gas Test : 3 K
• Kenali tempat pekerjaan : Plant, Station, Satellite, Workshop,
Flow Line, Trunk Line, Tangki, dll

• Kenali sumber bahaya : Gas, Minyak, Suraline, SOBM, Limbah


B-3, Bahaya2 Kimia, Gudang, dll

• Kenali peralatan yang digunakan : Oxygen, Acetylene, Helium,


Cutting Tourch, Mesin Las, Kabel, Grounding, dll.
CONTOH PEKRJAAN HOT WORK ACTIVITIES

Pemotongan dan Pengelasan Pipa FL


CONTOH PEKRJAAN HOT WORK ACTIVITIES

Pelindung / Blangket

Pemotongan dan Pengelasan Pipa Gas


CONTOH PEKRJAAN HOT WORK ACTIVITIES

Pekerjaan Hot Work didalam Plant


CONTOH PEKRJAAN HOT WORK ACTIVITIES
Pengelasan Pipa FL

Pipa Baru

Pekerjaan Hot Work diluar Plant


Acetylene & Oksigen

Peralatan2 yang perlu di Gas Test


HAZARDOUS LOCATION AND GAS
DETECTOR SAFETY CERTIFICATE
KLASIFIKASI AREA BERBAHAYA DAN SAFETY SERTIFIKAT
GAS DETECTOR

• Yang dimaksud dengan “hazardus material area”


disini adalah lokasi yang berbahaya karena
kehadiran gas-gas atau bahan-bahan mudah
terbakar sebagaimana didefinisikan oleh Electric
Code,Article 500 (USA) –NFPA 70.

• Untuk pembagian Class Hazardous Area ini dapat


dikelompokan menjadi 3 Class yaitu Class1
(Flamable gas or Vapour), ClassII (Combustble Dust,
Class III ( Igniteble Fibers or Flying)
Konsep-Konsep Proteksi Gas Detector

Konsep proteksi atau perlindungan dari gas-gas detector


adalah merupakan suatu metode yang dipilih untuk
mencegah adanya bahaya percikan/ignitation.

Beberapa metode yang digunakan umumnya adalah:


- Mencegah atmosfir yang berbahaya/mengandung gas-
gas mudah terbakar kontak dengan sumber percikan.
- Mencegah terjadinya sumber percikan
- Mencegah percikan yang telah terjadi untuk menjalar ke
atmosfir disekitarnya.
Berikut ini adalah konsep-konsep perlindungan
dari gas detector yang umum digunakan
Flameproof (Ex d)
• Sumber-sumber percikan internal dicegah untuk menjalar ke luar atau
atmosfir dengan seuatu design pelindung (enclosure) yang kuat. Biasanya
digunakan untuk design peralatan di zona 1 dan zona 2

Pressurized (Ex p)
• Udara yang berbahaya/mengandung gas-gas yang mudah terbakar dicegah
untuk masuk kedalam sestem dengan cara menjaga sestem pressure di
dalam lebih tinggi dari pada tekanan atmosfir. Biasanya digunakan untuk
deign peralatan di Zona1 dan zona 2.

Increased Safety (Ex e)


• Peralatan yang digunakan adalah termasuk dalamkategori non sparking.
Biasanya digunakan untuk design peralatan di zone 1 dan zona 2.
Intrinsic Safe ( Ex ia or ib)
• Intrinsic safety adalah suatu teknik design yang diaplikasikan pada peralatan
electronic dan sestem perkabelan untuk lokasi yang mana kemungkinan ada
flemable gas. Teknik ini pada darasarnya adalah membatasi energy electrical
dan thermal ke tingkat level yang rendah sehingga dapat mencegah
terjadinya sumber percikan api untuk hazardous atmopheric mixture yang
spesifik.
• Intrisically safe equepment seharusnya tidak akan menimbuklkan pelepasan
energi listrik atau panas dalam kondisi normal ataupun abnormal untuk
menyebkan terjadinya sumber api dari campuran udara yang flameble.

• Contoh – contoh lembaga yang mengeluarkan instrically safe sertifikat:


- MSHA
- Underwriters Laboratories Inc
- Canadian Standart Ascociation
- Factory Mutual Researh
- SIRA Certification Services (U.K)
- BASEEFA/EECS (U.K)
- KEMA (Nederland)
Ingress Protection IP Codes
No protection 0 0 No Protection

Objects >50mm 1 1 Verticaly drippng water

Objects >12mm 2 2 Angled dripping water 75” – 90”

Objects >2,5mm 3 3 Spryed water

Objects 1.0mm 4 4 Splasheed water

Dust-Protected 5 5 Water jeet

Dust Tight 6 Heavy season


6

Contoh: IP 65 7 Efectif of immersion

Equepment is Dust Thight and 8 Indeefinite immersion


Protected water jet
Peralatan gas detector diklasifikasikan berdasarkan
temperatur permukaan dalam kondisi bekerja normal
adalah seperti dalam tabel berikut.

T1 = 4500 C T4 = 1350C

T2 = 3000C T5 = 1000C

T3 = 2000c T6 = 850C

Anda mungkin juga menyukai