Anda di halaman 1dari 52

MODUL - 7

BIMBINGAN & PERSIAPAN


UJI KOMPETENSI PENGAWAS K3 INDUSTRI MIGAS

PENGGUNAAN & PENGOPERASIAN


GAS DETECTOR, SOUND LEVEL
METER & SCBA

Disampaikan oleh:
Efikson sinaga
GAS DETECTORS
PENDETEKSIAN GAS
(GAS DETECTION)

Detektor gas digunakan


untuk mendeteksi gas atau
uap dan memberikan tanda
alarm jika gas/uap tersebut
mencapai level tertentu
(Gas Detector is used to detect gas
or vapour and give the alarm if those
gases have reached a level of
concern)

Ingat: Detektor gas HARUS dikalibrasi sebelum digunakan


Remember : Gas Detector MUST be calibrated before use
GAS DETECTION
3 komponen utama : (3 Main Components)
 Sensor
 Pemancar (Transmitter)
 Modul kendali (Control Module)

Kalibrasi Unit (Unit Calibration)


 Kalibrasi udara murni (Fresh Air Calibration)
 Kalibrasi pengaturan posisi “nol”
(Zero Adjustment Calibration)

 Kalibrasi penyesuaian jangka waktu


(Span Adjustment Calibration)
UJI ATMOSFIR WAJIB DILAKUKAN PADA:
(Atmosphere Testing Shall Be Performed):

 Setiap saat sebelum masuk ruang terbatas, bilamana


ruang tersebut kosong (Prior to every entry when the space is
vacant);
 10 menit setelah priode ventilasi, bila ventilasi
disyaratkan (After a 10 minute ventilation period / if ventilation is
necessary);
 Paling sedikit setiap jam untuk permit-required
confined spaces (At least hourly for permit-required confined
spaces.)
 Lebih sering, apabila kondisi atau keadaan tertentu
memerlukan (More frequently, if conditions or suspicions
warrant.)
Udara harus ditest di setiap
ketinggian untuk memasti-
kan seluruh ruang aman Good Air
(Always test the air at various
levels to be sure that the
entire space is safe).

Poor Air
Udara bagus dekat bukaan
(olening, tidak berati udara
bagus di dasar ruang
(Good air near the opening does
NOT mean there is good air at the
bottom!)
Deadly Air
TESTING RUANGAN TERBATAS
Testing akan
mengidentifikasi
keberadaan gas
mudah menyala /
mudah terbakar atau
asap beracun dan
memastikan
kecukupan suplai
dan kandungan
oksigen
Ships Holds

Manholes Sewers Tanks


Type of
CONFINED
SPACES
Pits Ducts Tunnels

Shafts Silos Vaults Pipes ++++++


Typical Confined Space, Vertical Access
(Ruang terbatas Tipikal, Tempat masuk vertikal)
Sampling tube to botom (1 inch from botom)
Pipa pengambilan contoh harus dapat
mencapai dasar ruang terbatas (within 1 inch
dari dasar)
The instrument take sampling from each level
Instrumen harus mengambil contoh setiap
ketinggian
Instrument reading: 19.5% – 23.5% O2; LEL
below 0% and ½ of TLV / PEL on each level

Irregular Shaped Confined Spaced


(Ruang terbatas tidak beraturan)
 Sample method with typical confined space,
taken by Competence personnel inside tank
Teknik pengambilan sampling sama dengan
tipe tipikal. Petugas Kompeten masuk ke
dalam tanki dengan membawa instrumen
untuk melakukan pengujian seluruh tempat
(ruang)
Confined Space with Baffels
(Ruang terbatas dengan Penyekat)
 Cara sampling sama dengan tipe tipikal. Tetapi tipe seperti ini
tidak dirancang untuk dapat diventilasi degan baik.
(Same with tipical type. However such
type is not designed to have good ventilated)
 Petugas Kompeten harus memasuki setiap kompartemen
setelah dibebaskan, dan melakukan pengujian segmen
berikutnya.(The Competent Personnel shall enter each
compartment after gas free, and shall perform gas test on the
nest segmen)
Hydrogen Sulphide (H2S):
• Bersifat racun, tidak berwarna, gas mudah terbakar
(Toxic, colorless combustible gas)
• Lebih berat dari udara (Heavier than air)
• Berbau seperti telur busuk (Smells like “rotten” eggs)
• Meningkatkan tekanan darah. Gangguan fungsi otak
yang mengendalikan pernafasan. (Builds up in the
bloodstream. Paralyzes the nerve centers in the brain that control breathing).
• Nilai Ambang Batas: 10 PPM (PEL : 10 PPM)
• Gunakan detektor tube atau alat pendeteksi H2S
untuk menilai jumlah konsentrasi H2S (Use detector tubes or
appropriate H2S meter to determine concentration level)
Dampak paparan H2S
Konsentrasi H2S / ppm Pengaruh Terhadap Kesehatan
 0.02 - 1 ppm Tercium bau telur busuk
 10 ppm Rasa pedih dimata
 20 - 200 ppm Hidung hilang rasa penciuman.
Mata meradang, melepuh (putih)
Tenggorokan batuk-batuk
Otak Sakit kepala, mual
 200-300 ppm Hidung rasa penciuman hilang
Paru-paru bengkak, sakit, sesak
 > 1000ppm Kesadaran hilang dan mati
Karbon Monoksida (CO):
• Bersifat racun, tidak berwarna, tidak berbau, gas mudah terbakar
(Toxic, colorless, odorless, combustible gas)

• Lebih ringan dari udara (Lighter than air)

• Hasil produksi dari pembakaran pada mesin (By-product of combustion)

• Masuk tubuh melalui pernafasan (Enter body by inhalation)


• Pengaruh hemoglobin yang ekstrim – 200 hingga 300 kali dari
oksigen. Mengganti oksigen dan menyebabkan gangguan
pernafasan. (Extreme affinity for hemoglobin – 200 to 300 times that of oxygen.
Replaces oxygen and causes asphyxiation).
• Nilai Ambang Batas: 25 PPM (PEL : 25 PPM)
Dampak CO terhadap Manusia

30 PPM PEL, 8 jam/hari (Worksafe Aust.)


200 PPM Sedikit pusing dalam 2-3 jam
400 PPM Pusing dalam 1-2 jam.
800 PPM Pusing dalam 45 menit, pingsan dan
mungkin meninggal dlm 2 jam.
1600 PPM Pusing dalam 20 menit, pingsan dan
mungkin meninggal dlm 2 jam.
Dampak CO terhadap Manusialanjutan

3200 PPM Pusing dalam 5-10 menit.


6400 PPM Pusing dalam 1-2 meni,
pingsan dan meninggal dlm 10-
15 menit.
12800 PPM Langsung pingsan dan mungkin
meninggal dlm 1-3 menit.
Hydrocarbon vapors

(UAP HIDROKARBON)

• Minyak mentah dan produk dari minyak/ gas


(Crude oils and petroleum products)

• Menghasilkan dampak narkotik. Gejala sakit


kepala, iritasi mata, pusing semacam mabok
(Creates a narcotic effect. Symptoms includes headaches, eye irritation,
dizziness similar to drunkenness).

• Konsentrasi tinggi dapat berakibat kematian


(High concentrations leads to paralysis & death)

• Nilai Ambang Batas 250 PPM (PEL: 250 PPM)


Hydrocarbon vapors

(UAP HIDROKARBON)
• Solvents (Pelarut):
 Paint solvents – nausea & dizziness (Pelarut cat - pusing)
 Alcohols e.g. ethanol, n-butanol, iso-propanol. Irritation to
mucus membranes of the eyes & respiratory tract. (Iritasi
saraf mata dan gangguan pernafasan)
 Ketones e.g. MEK, MIBK. Causes dermatitis. High
concentrations irritates eyes, nose & throat. (Iritasi
konsentrasi tinggi pada mata, hidung dan tenggorokan)
 Toulene and xylene. Irritates eyes, throat and skin. High
concentrations causes pulmonary edema, anorexia, nausea
and abdominal pain. (Iritasi mata, hidung dan kulit.
Konsentrasi tinggi menyebabkan pulmonary edema,
anorexia, nausea dan abdominal pain)
Dampak Uap Hidrokarbon

Response tubuh manusia terhadap gasoline : TLV = 500 ppm


Gas LEL UEL Vapor LEL UEL
Acetylene 1.5 100 Acetone 2.6 12.8
n-Butane 1.5 8.5 Benzene 1.2 8.0
Carbon monoxide 12.5 74 Cyclohexane 1.3 8.0
Hydrogen 4.9 75 Diethyl ether 1.85 48
Methane 5.0 15.0 Ethyl alcohol 3.3 19
Natural Gas 3.8 13 Ethylene oxide 3.0 100
FLAMMABLE LIMITS OF GAS AND VAPORS

Propane 2.0 9.5 Methyl alcohol 7.3 36


Pentane 1.4 7.8 p-Xylene 1.1 7.0
Examples of Flammable Gases / Vapors :
• Methane
• Petroleum chemicals
• Leaks from gas cylinders
• Solvents for spray painting
Sample of burning process
Gas: Methane
LEL: 5% by Vol.
UEL: 15% by Vol.

LEL UEL 100%


Flammable
Too Lean Too Rich to burn
Range

0 5% 15% 100%
Effects of Oxygen Concentrations on
Human
O2 Level (%) Effects
> 22 Oxygen enriched, extreme fire hazard
20.8 Normal oxygen concentration in air
19.5 Minimum safe level
16.0 Disorientation, impaired judgement / breathing
14.0 Faulty judgement, rapid fatigue
8.0 Mental failure, fainting
6.0 Difficulty in breathing, death in minutes
• Oxygen > 22% - Oxygen enriched atmosphere
• Serious fire hazard – clothing and hair will burn rapidly
• Oxygen < 19.5% - oxygen deficient atmosphere
• Can lead to fatality
Contoh Laporan Pendeteksian Gas
Attachment to
ATMOSPHERE TEST RESULTS SHEETS PERMIT TO WORK
(LEMBARAN HASIL PENGETESAN UDARA) No. _________
(Lampiran dari Ijin Kerja No.)

Monitor atmosphere every ______minutes


(Pemantauan udara dilakukan setiap ____menit).
Confined space entry gas readings to be recorded every 60 minutes.
(Pembacaaan gas untuk masuk ruang tertutup dicatat setiap 60 menit).
Date Time Flammable Gas % LEL H2S Oxygen Signature
(Tanggal) (Pukul) (Gas Mudah Menyala % LEL) (Oksigen) (Tanda Tangan)
ppm
KEBISINGAN &
PENGOPERASIAN
SOUND LEVEL METER
BISING

• Merupakan bunyi atau suara yang tidak


diinginkan, baik yang berasal dari buatan manusia
maupun akibat kegiatan alam,
• Selain dapat mengganggu komunikasi juga dapat
menimbulkan gangguan kesehatan pendengaran
Noise Induced Hearing Loss (NIHL).
DUA HAL YANG PERLU
DIKETAHUI TENTANG BISING :
o Intensitas suara, besar kecilnya di- pengaruhi oleh Amplitudo
(simpang getar).
o Frekuensi dari bunyi yang akan menentukan tinggi rendahnya
bunyi.
• Besarnya intensitas suara di pengaruhi oleh besarnya amplitudo,
satuan yang digunakan adalah Bels atau deciBels, 1 Bels = 10 dB.
• Frekuensi adalah banyaknya getaran (satu gelombang) bunyi dalam
satu detik,biasanya menggunakan satuan Hertz (Hz).
• Frekuensi yang bisa didengar telinga manusia (Audio sonic)
frekuensi antara 20–20.000 Hz.
• Bunyi yang frekuensinya berada dibawah 20 Hz disebut Infra sonic
sedangkan yang melebihi 20.000 Hz disebut Ultra sonic.
• Pembicaraan normal antara 250 – 4.000 Hz, sedangkan 1.000 Hz
merupakan batas frekuensi tinggi atau rendah.
BUNYI (deciBel) dB
 
Membandingkan nilai logaritma dari suara
yang akan diukur dengan suara terendah
yang masih dapat didengar telinga manusia
(0,0002 dyne/m2
 
PENGARUH BISING TERHADAP TELINGA
 
·   Bising yang mengganggu (irritating
noise)
·   Bising yang menutupi (masking noise)
·   Bising yang merusak (damaging noise)
DAMPAK BISING TERHADAP
KESEHATAN PEKERJA
 
 ·      Gangguan fisiologi.
 ·      Gangguan psikologi.
 ·      Gangguan komunikasi.
 ·      Gangguan keseimbangan.
 ·      Gangguan pendengaran.
o    Tuli sementara
(Temporary Threshold Shift = TTS)
o    Tuli menetap
(Permanent Treshold Shift = PTS)
JENIS BISING SECARA UMUM

1. BISING YANG TERUS MENERUS


(continuous / steady noise).

2. BISI NG YANG TERPUTUS PUTUS


(intermittent noise).

3. BISING YANG MENGHENTAK


(impact/impulsive noise).
PENGUKURAN PAPARAN BISING
TUJUAN
• Mengetahui apakah tempat/lingk. kerja memiliki
sumber bising melebihi NAB
• Mengetahui apakah bising tersebut mengganggu
komunikasi atau tidak menyenangkan.
• Menentukan apakah pekerja perlu ikut Program
Konservasi Pendengaran.
• Menetapkan daerah kerja yang memerlukan alat
pelindung pendengaran.
• Menilai kualitas (frekuensi) bising guna
kepentingan pengendalian.
• Mengetahui apakah program pengendalian
kebisingan berjalan sesuai harapan.
PENILAIAN BISING
1. PENGUKURAN AREA.

• Melakukan pemantauan kebisingan lingkungan


kerja secara cepat.
• Mengidentifikasi sumber-sumber bising
dilingkungan kerja
• Mengidentifikasi tempat kerja (work station) yang
terpapar bising.
• Menentukan sumber bising yang memerlukan
pengukuran analisa frekuensi..
• Membuat peta kebisingan dan gari kontur.
• Alat yamh digunakan Souds Level meter (SLM)
2. DOSIS PAPARAN HARIAN

♦ Menentukan pekerja yang terpapar bising dan perlu


pemantauan secara individual.
♦ Mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang
memerlukan pemantauan dosis paparan harian.
♦ Menganalisa dosis paparan harian pekerja apakah
melebihi NAB atau tidak.
♦ Menentukan pekerja yang memerlukan penilaian
lebih lajut melalui pemeriksaan Audiometri.
♦ Menentukan pekerja yang memerlukan APD
♦ Alat yang digunakan Noise Dosimeter.
KESIMPULAN HASIL (DOSIS PAPARAN HARIAN)
OSHA
• Bila D > 1
(menggunakan 90 dBA sebagai tingkat intensitas
yang dicatat), maka Pengendalian Administratif atau
Enjinering diperlukan.

• Bila Nilai D > 0.5


(menggunakan 80 dBA sebagai tingkat intensitas
yang dicatat), maka pekerja harus mengikuti
Program Konservasi Pendengaran.
3. PEMERIKSAAN AUDIOMETRI

• Dilakukan untuk mengetahui ketajaman pendengaran


pekerja.
• Pemeriksaan dilakukan sekurang2nya 14 jam setelah
kontak bising.
• Lakukan pemeriksaan fisik telinga dan buat catatan.
• Lakukan pemeriksaan audiometri.
• Hasil pemeriksaan dalam bentuk audiogram
• Pekerja di periksa dalam ruang khusus untuk
pemeriksaan audiometri dengan persyaratan khusus.
• Alat yang digunakan Audiometer
• Pembacaan Audiogram oleh Ahlinya.
NILAI AMBANG BATAS (NAB)

Indonesia :
Sesuai Keputusan Menteri Tenaga Kerja
No : Kep - 51/Men/1999, (NAB faktor fisika ditempat
kerja),
NAB = 85 dBA,
Exchange Rate 3 dBA.

NAB bising hentakan


140 dB 100 kali
130 dB 1000 kali
120 dB 10000 kali
DASAR DASAR PENGENDALIAN BISING.

1. Mengurangi bising pada sumbernya.

• Disain akustik
o Mengurangi energi guna mengurangi getaran
o Merubah kopling antara energi dan sistem radiasi akust
o Merubah struktur untuk mengurangi bising.
• Mengganti dengan peralatan yang kurang intensitas
bisingnya.

• Merubah cara proses.


2. Mengurangi bising pada media perantaranya.

• Menambah jarak atau menjauhkan antara sumber


bising dan penerima.
• Memodifikasi langit2, dinding dan lantai dengan
material yang dapat
mengabsorp bising mengurangi gema.
• Menutup sumber bising.

3. Mengurangi bising pada penerimanya.


• Menggunakan alat pelindung telinga.
• Mengisolasi pekerja.
• Merotasi pekerja untuk mengurangi lamanya paparan.
• Merubah skedul pekerjaan.
EXCHANGE RATE
Lamanya paparan dBA (Respons lambat )
Perhari (jam)
Indonesia USA (OSHA)

16/Tak Terbatas 82 85
8 85 90
6 86/87 92
4 88 95
3 89/90 97
2 91 100
1,5 92/93 102
1 94 105
0,5 97 110
0,25 100 115

Catatan :
♦ Tak Terbatas (TT) untuk kepentingan pengendalian,
♦ 16 jam untuk kepentingan pemeriksaan audiometri.
FITUR-FITUR PADA SOUND LEVEL METER
1. Tombol decible
Posisikan pada tombol “A” (decible A) untuk kebisingan industri pada
umumnya
Note: Tombol “B” (decible B) untuk intensitas suara yang melengking
mendatar terus menerus
2. Tombol Calb
Digunakan untuk melakukan kalibrasi lingkungan secara normal

3. Tombol Fast & Slow (F atau S)


Digunakan untuk menentukan gerakan digital bergerak cepat atau lambat
4. Tombol Hold
Digunakan untuk menahan sementara tingkat
kebisingan yang diperlukan
RESPIRATORY
PROTECTIVE EQUIPMENT
RESPIRATORY
PROTECTIVE EQUIPMENT
Two Categories of
RPE:
 Self Contained BA or
air fed Hoods
 Masks with filters
SELF CONTAINED
BREATHING APPARATUS

Coordinated by:
BA

Cylinder
WP – Up to 300 Bar
Safety Disc for HP Cylinder safety
Hydrostatic Test every 5 years
Visual check min. 1 time/year
Regulator / Reducer
Manufactured set
Attached to backpack/harness
Input HP from cylinder
Output: HP to Pressure Gauge
LP to LDV
Face Mask
Vision visors
Orinassal cap
Speech diaphragm
Head strap
Neck hanging strap
Calculating Work Duration

Capacity in Liters X Pressure in Bar =


Contents in Liters
Kapasitas dalam satuan Liter X Tekanan Kerja
dalam satuan Bar = Isi dalam satuan Liter

Example:
Drager PA 90 with a cylinder draged to 300 Bar
Contents = Capacity X Pressure
= 6 X 300
= 1800 Liters
Full Duration
(Durasi Secara Penuh)

Full = Cylinder Contents in Liters .


Duration
Average rate of consumption
= 1800 Liters
40
= 45 minutes
Durasi Penuh = Isi Tabung Dalam Liter
Konsumsi Rata-Rata
= 1800 Liters
40
= 45 menit
Full Duration
Is the time a SCBA set is expected to last
from the moment it is put on unit the cylinder
is exhausted of air (completely empty).

Durasi Penuh
Adalah waktu dari saat SCBA diisi dan dipakai
hingga habisnya seluruh udara dari tabung.
Working Duration
Is the time the SCBA is expected to last
from the time it is put on until the cylinder
pressure is reached at which time the low
cylinder pressure warning device (the
whistle) starts to operate.
Durasi Pemakaian
Adalah waktu dari saat SCBA diperiksa sebelum
dipakai hingga isi tabung mencapai waktu isi
tekanan rabung terendah dengan ditandai suling
mulai bekerja
Safety Margin
Is the time from the moment the whistle starts to
sound until the cylinder is exhausted
Batas Keamanan
Adalah waktu dari tanda bunyi peringatan udara minim
hingga isi udara tabung benar-benar habis
Example:
Working Duration = Full Duration – Safety Margin
= 45 minutes – 10 minutes
= 35 minutes
CYLINDER

BACKPACK / HARNESS
Back plate
Cylinder strap
Shoulder Strap
Wrist strap REGULATOR/
REDUCER
SET THE UNIT
Back pack & Mask
HP HOSE LP HOSE All strap must be fully extent
Cylinder WP Flow Pressure Cylinder
125 – 140 Psi Cylinder strap to back plate
Fully open valve procedures
LDV [PG safe practice and (-) LDV set]
(Lung Demand Valve) Regulator
Max. Flow Pressure 80 Psi Finger power screw tighten
(+) or (-) valve adjustment Complete set Test
Visual & Feeling test
FACE MASK Low Air Warning test
Don the Set
• Overhead
• Jacket
Penggunaan SCBA
• Buddy system
SAFETY PRECAUTIONS
BEFORE ENTRY
Rules of wearing SCBA: CONFINE SPACE

• Check cylinder is above 250 LOCAL KNOWLEDGE


L Tahu situasi dalam ruangan
bar or 5/6th of contents yang akan dimasuki

• Don in Fresh Air


• Minimum 2 persons per
A AMPLE AIR
Persediaan udara CUKUP

team
• One out, all out M MAKE MENTAL NOTE
OF ENTRY POINT
Menandai pintu masuk
• Distress signal takes priority
• Entry control in use PLAN - BEFORE
P GOING IN
Adanya perencanaan
PORSEDUR PENYELAMATAN
(RESCUE PROCEDURES)
 Hubungi Regu Tanggap
darurat segera untuk
mendapatkan bantuan
(Immediately call ERT for
assistance)
 Coba pindahkan korban
(Attempt to remove the victim)
 Penyediaan kelengkapan
sesuai batasan pelatihan
(Administer aid within the limits of
training)
 Beri informasi yang diperlukan
kepada karyawan yang terlibat
(Give involved personnel
information needed)

Catatan: Tidak Boleh masuk Ruang Tertutup Apabila


Tidak ada Petugas Penjaga
Note : The Standby Person Should Not Enter The Confined Space
Without Replacement)

Anda mungkin juga menyukai