Anda di halaman 1dari 77

H2S

Apa yang seharusnya mampu


dilakukan setelah menyelesaikan
training ini
Apa yang seharusnya diketahui
• Menggunakan gas detektor setelah menyelesaikan training ini
• Menggunakan alat bantu pelindung
pernafasan Berkenaan dengan H2S :

• Menangani korban H2S Dengan • Apakah itu H2S (sifat & karakteristiknya)
Selamat • Dimana H2S ditemukan dan bagaimana
terbentuknya.
• Bagaimana efek H2S terhadap manusia
• Bagaimana H2S di deteksi dan bagaimana
kita melindungi diri
• Proses dan efek korosi karena H2S
• Bahaya bi-product H2S

Ruang lingkup : Seluruh pegawai dan kontraktor COPI yg diwajibkan untuk


mengikuti HSE Training.
Apa itu H2S

OEL – Standards
Sumber-Sumber H2S Umum & Specifik
Sifat Fisik & Karakteristik H2S
Korosi H2S
Bahaya bi-product H2S
Sistem deteksi H2S
Sistem pelindung pernafasan
Metode recovery
Prosedur Emergency
H H
S
H2 + S
Hydrogen Sulfide (H2S) adalah gas yg sangat beracun sebagai
hasil suatu produk dari proses dekomposisi (pembusukan)
hewan, tumbuhan dan/atau material organik tanpa oksigen di
sekitarnya oleh bakteri.
Di temukan di industri minyak dan gas, saluran air kotor, dan
tempat pembuangan, air stagnant (rawa, paya) dan juga
diproduksi oleh berbagai proses industri dan bio-kimia.
Sumber-sumber H2S secara umum:

Pembusukan material organik


Formasi geologis

Proses kimia yg menghasilkan H2S


Hydrogen Sulfide / H2S

Sour Gas

Rotten Egg Gas

Sulfated Hydrogen

Stink Damp

Hydro-sulfuric Acid

Gas Pit / Kai Now


H 2S
The Silent Killer
Parts per Million - ppm
PPM adalah satuan pengukuran yg umum digunakan.
1 PPM = $1 in $1,000,000 dollars
1 PPM = 1 m/m in 1 km 1,000,000 parts
I don’t feel so of air or host
good, What
was that
gas such as
rotten egg methane
smell?
Percentage - %
% sering digunakan, tetapi membingungkan 200 ppm H2S
0.1% H2S = 0.1% of 1 million or 1,000 ppm

1% = 10,000 ppm, 2% = 20,000 ppm etc.


H2S dapat diukur dengan melakukan pengetesan pada udara
yg terpapar H2S. Pengukuran ini dinamakan concentration in
air (CIA).

Akurasi CIA tergantung pada:

Seberapa dekat jarak pengukuran dengan sumber gas

Jenis alat ukur dan metode pengukuran

Kondisi alat ukur

Penempatan alat ukur, berkenaan dengan arah angin

Kecepatan semburan gas

Penyebara (Dispersion) & penceraian (Dilution)


H2S yg diukur langsung dari gas process streams (pipelines,
headers, dsb) akan lebih spesifik karena tidak dipengaruhi
oleh kondisi atmospir/sekitar, yg disebut dengan
Concentrations in process streams (CIPS)

Beberapa process streams mempunyai kandungan/isi yg


berbeda, sehingga tehnik pengukuran yg digunakanpun akan
berbeda pula, seperti “purging process samples” oleh nitrogen
untuk memisahkan gas atau “T” tube tes yg sederhana
dengan pompa Gastec atau Draeger dan tube-nya
Reservoir sumur oil & gas
Air laut Stagnant (disebabkan oleh aktifitas SRB -
Sulfate Reducing Bacteria)
Di dalam reservoir sebagai akibat dari injeksi air yg
berkepanjangan/terus menerus
Di dalam reservoir sebagai akibat dari proses
stimulasi asam utk menaikkan well flow (chemical
reaction)
Operasi Oil & Gas yang Rawan Terhadap H2S

Drilling Production

Well stimulation Well Service

Transport
Gathering Systems
Tempat Rawan H2S Secara Spesifik di Industri Oil & Gas

Drilling Operations
Flow nipple
Choke manifold
Degasser
Drilling fluids (well bore)
Mud system piping
Shakers & Mud pits
Flare pits
Sample Chambers / Lubricators
Sewer treatment systems
Blow out preventer (BOP)
Plant/Field Operations
Separators and treaters
Dehydrators
Compressor buildings
Storage tanks & associated man ways
Process vessels
Sulfur extraction – storage / transfer
Sweetening process
Pig launchers and traps
Flare pits and stacks
Hatches and vents
Enhanced recovery sites
Well Stimulation/Services
Wellheads & piping
Circulation & production tanks
Pumps and pump lines
Production fluids
Return fluids
Wellbore & wellbore fluids
Gauge hatches
Flare pits
Wireline lubricators
Transport vessels and tanks
Transport - Land/Offshore

FPSO / FSO facilities.


Terminals for transferring product between trucks, railcars
and ships
Hatches, vents and spills associated with trucks, railcars
and ships
Maintenance and repair operations to trucks, railcars and
ships
Metering stations
Bagian Umum dimana Kebocoran H2S Sering Terjadi

Sample valves or headers


Seals
Flanges
Drains
Fittings
Relief valves / Burst plates
Vent lines
Property Nilai

Auto-ignition temperature 260°C


Boiling point -60.2°C
Melting point -82.9°C
Critical density 0.349 g/ml
Critical pressure 90.23 bar abs.
Critical temperature 100.4°C
Density: gas 0°C 1 atm. 1.5392 g/l
Density: liquid at boiling point 0.993 g/ml
Flammable limits in air 4.3 to 46% (by vol)
Freezing point at 1 atm. -85.5°C
Molecular weight 34.08
Solubility in water 0°C, 1 atm. 0.672 g/l00 ml water
Specific gravity 15°C, 1 atm. (air = 1) 1.1895
Vapour pressure -20°C 8.1 bar abs.
SIFAT KETERANGAN
Wujud Fisik Umumnya berbentuk gas

Tidak berwarna
Warna • Tidak ada tanda yg terlihat atas pemaparan H2S
• Yg terlihat hanya pembiasan cahaya terhadap uap
Tercium seperti bau telor busuk
Aroma/Bau • Pada konsentrasi yg rendah akan mempengaruhi
daya penciuman, jadi jangan percaya akan
kemampuan daya penciuman utk mengukur H2S

Mudah terbakar dan HIGHLY EXPLOSIVE


• Terbakar dengan warna api biru dan menghasilkan
gas SO2
Flammability • SO2 adalah suatu gas yg sangat berbahaya yg
dapat menyebabkan iritasi mata dan gangguan
sistem pernafasan
SIFAT KETERANGAN
L.E.L. – 4.3% U.E.L. - 46.0%
Lower & Upper • Konsentrasi H2S tersebut jika bercampur dengan
Explosive Limits udara dan sumber panas/api, akan menyebabkan
pembakaran/ledakan

Larut dalam air, oil, lumpur, well fluids and sulfur cair
Solubility • H2S akan lepas (release) ketika larutan di agitasi, di
beri tekanan atau dipanaskan

Lebih berat dari udara


• Dalam campuran gas, H2S akan ada dimanapun
campuran gas itu berada
Vapor Density • Lebih berat dari udara, tetapi tergantung kepada
temperatur sekitarnya (temperatur udara sekitar)
• Akan mungkin untuk mengalir atau berada di
daerah yg rendah seperti lembah, lubang, parit dan
saluran pembuangan
Comparison Table for Toxicity of Various Gases
Common Name Chemical Specific Threshold Hazardous Limit Lethal
Formula Gravity. Limit (ppm) (ppm/hr) Concentration
Air = 1 TWA (ppm)
Hydrogen Sulfide H2S 1.18 10 250 1000

Methane CH4 0.55 90,000 Combustible _____


above 5% in Air
= 9%
Sulfur dioxide SO2 2 2 _____ 1000

Hydrogen Cyanide HCN 0.94 10 150 300

Carbon dioxide CO2 1.52 5,000 5% 10%

Carbon Monoxide CO 0.97 50 400 1000

Chlorine Cl2 2.45 1 4 1000


* Source: API, ACGIH, SPE
Ketika gas yang mengandung H2S menyembur ke
atmosphere, maka penyebaran dan penipisan
kandungan gas H2S dipengaruhi oleh :

Sumber gas H2S (transport by host gas)

Kondisi pancaran/semburan (under pressure from process)

Kondisi atmosphere (temp, wind speed & direction)

Topography (concentrates in low areas)

Sampling time
Pada 0 0C, H2S dapat larut kedalam air dengan
perbandingan 4:1

“”NOTE”” Proses tersebut dapat berubah kembali ke


keadaan semula, jika larutan yg mengandung H2S di :

Agitation/Gerak (Kocok)

Naikkan tekanan

Naikkan temperature
Bagaimana H2S Mempengaruhi Tubuh?

Rute masuk

Utamanya melalui

Pernafasan hidung dan mulut

H2S pada konsentrasi rendah diuraikan oleh tubuh menjadi


sulfates yg tidak berbahaya, tetapi ketika tingkat konsentrasi
menjadi akut, tubuh tidak dapat menguraikan senyawa tersebut
dengan cepat dan terjadilah kelumpuhan pada sistem
pernafasan.
•Acute affects (LD 50)
•Chronic affects
E&P 95000 GUIDELINES UTK EFEK PHYSIOLOGI H2S

Rute utama pemaparan H2S adalah melalui pernafasan.


Pada konsentrasi rendah (sekitar 0.02 ppm), H2S tercium
seperti bau telor busuk.
Pada konsentrasi diatas 10 ppm, H2S dapat menyebabkan
efek iritasi pada mata dan selaput lendir pada hidung,
tenggorokan dan paru-paru.
H2S menyerang syaraf penciuman dan kemampuan
penciuman dapat hilang pada sekitar 100 - 150 ppm
(kehilangan kemampuan penciuman semakin cepat pada
konsentrasi tinggi dan pemaparan yg lama).
Pemaparan lebih dari 30 menit pada konsentrasi H2S sekitar
200 ppm dan lebih akan menyebabkan terjadinya akumulasi
cairan di dalam paru-paru (lung oedema).
Pemaparan sesaat pada konsentrasi diatas 500 ppm dapat
mengakibatkan kehilangan kemampuan berfikir,
keseimbangan dan pingsan dengan tiba-tiba.
Pemaparan H2S diatas 500 ppm untuk jangka waktu tertentu
dianggap sebagai suatu potensi yg mematikan. Kematian
karena berhentinya bernafas akan terjadi dalam beberapa
menit kemudian, kecuali jika korban segera dipindahkan ke
daerah yg aman. Jika korban dapat bertahan, penyembuhan
yg lengkap diperlukan, pada beberapa kasus.
Pemaparan pada 1000 ppm, walaupun sesaat mungkin
dapat menimbulkan kematian kecuali jika segera dilakukan
pertolongan dan pensadaran.
Suatu standar yg sudah disusun dan dipakai secara umum adalah
ACGIH (American Counsel of Government Industrial Hygienists),
yang sudah membuat tingkatan utk Occupational Exposure Limits
(OEL)
Umumnya pekerja yg sehat dapat bekerja dengan aman di suatu
“H2S atmosphere” tanpa mengalami efek psikologi, dalam
parameter/batasan berikut :

Threshold Limit Value – TLV (Nilai Ambang Batas) – 10ppm utk “Time
Weighted Average – TWA” (Rata-rata Waktu Kerja), yaitu 8 jam
setiap hari kerja

Short Term Exposure Limit – STEL (Batas Pemaparan Sesaat) –


15ppm utk 15 minutes. Diperbolehkan 4 kali pemaparan dari STEL
pada normal shift tetapi harus ada 60 menit waktu pemisah
IDHL – Immediately Dangerous to Life & Health. Hal ini didasarkan
pada atmosphere yg berbahaya, dimana seseorang tanpa alat
pelindung pernafasan yg layak akan mengalami cedera yg
mematikan atau menderita, atau berakibat menurunnya kesehatan
Frekuensi

Durasi

Susceptibility (Daya Tahan)

Intensity (Konsentrasi H2S)

REMEMBER:
ALCOHOL MAY LOWER A PERSON’S TOLERANCE TO H2S EXPOSURE
15 Minutes Please
Microbiological (MIC)
Sulphate Reducing Bacterial Action

Kerusakan Bahan/Material

Kurangnya daya tahan terhadap “wet H2S”

Kehilangan “Wall Thickness”

Kombinasi kerusakan & kehilangan bahan/material

Kerusakan Hydrogen
Kerapuhan, SSC
Microbiologically Induced Corrosion
•Kehilangan/kerusakan material karena Anaerobic Bacteria (SRB)
SO32- + 3 H2 ----> H2S + 4 H+
•Hydrogen diperoleh dari permukaan pipa/material.
•Membentuk H2S dan meninggalkan atom bebas H (Hydrogen)
•Keduanya dapat merusak material, bersamaan atau sendiri-sendiri

•Menghasilkan acids dan H2S


•Biaya di industri perminyakan : jutaan dolar/Year
•Terlokalisir, sulit utk dideteksi sampai kerusakan terjadi
Kerusakan Bahan/Material
Bukan hanya besi (iron) dan baja (steel)!
Umumnya material di lapangan minyak & gas yg juga rentan
terhadap korosi “wet H2S” :
• Copper (tembaga) and copper alloys
• Zinc (seng) and galvanized steel
• Aluminium
• Stainless steels
• Rubbers (natural and synthetic)
Kehilangan “Wall Thickness”

Pitting Corrosion
Jika sisik/lapisan iron sulphide (sulfida besi) runtuh di
tempat tertentu (locally), “fresh metal area” akan terbuka yg
memungkinkan secara aktif menimbulkan korosi yg lebih
parah dari korosi “pitting”.
Konsentrasi tinggi dari ion chloride, elemental sulfur,
settled solids dan oxygen adalah diantaranya yg kita
ketahui menyebabkan “iron sulphide scale breakdown”.
Carbon dioxide juga dapat memperparah korosi secara
umum dan “pitting corrosion”.
Note the cracking in the above example
Note the extensive metal reduction in
the right hand example.
Kerusakan Hydrogen
Sulfide Stress Cracking (SSC)
Atom hidrogen menembus baja
Terperangkap dan berakumulasi didalam
Membuat “Tekanan/pressure di dalam”
Kombinasi tegangan luar dengan hidrogen yg menimbulkan
tegangan dalam, melebihi tegangan material (material yield
strength)
Material rusak/gagal dengan sedikit/tanpa indikasi
Hydrogen Attack (Serangan Hidrogen)
Atom hidrogen menembus baja/steel dan bereaksi dengan
Carbon dari Methane gas
Gas terperangkap dan membentuk “internal stresses” yg
menimbulkan celah, retakan dan lepuhan/blisters
Kekuatan/tegangan material berkurang karena kehilangan
carbon dan kerusakan material dari formasi retakan
Retakan H2S terjadi pada baja rentan yg diexpose “wet
environments” yg mengandung H2S.

Hydrogen Induced Cracking (HIC)


Tipe ini umumnya ditujukan pada keretakan yg ditimbulkan
oleh hidrogen dan dapat terjadi dimana sedikit atau tidak
terpakai atau sisa “tensile stress” terjadi. Ini merupakan
manifestasi dari lepuhan/blisters atau “blister cracks” paralel
dengan permukaan plat.
Stress-Orientated Hydrogen Induced Cracking (SOHIC)

Retakan lepuh yg tersusun saling


berhubungan di seluruh material
yg berbentuk butiran-butiran
panjang dan retak–belah
(cleavage cracks).

SOHIC akan menghasilkan efek


merusak yang lebih besar
terhadap material dari pada HIC
karena SOHIC dapat mengurangi
kemampuan material terhadap
load/beban ke tingkatan yg lebih
tinggi.
Pyrophoric Iron Sulfide (Karat Hitam)
FeO + H2S  FexSx + H2O
FeS + O2  FexOx + SO2 + Heat
Iron Sulfide dibentuk karena baja/steel bereaksi dengan H2S
dimana tidak ada oxygen disekitarnya.
Ketika terpapar oxygen, akan beroksidasi dengan cepat dan
menimbulkan panas yg tinggi.
Karena dapat menimbulkan panas yg tinggi pada waktu
singkat, maka Pyrophoric Iron Sulfide dapat menyala dengan
sendiri (auto-ignite).
Jika hydrocarbons ada di udara maka ledakan dan
kebakaran dapat terjadi.
Menangani Pyrophoric Iron Sulfide

Basahi/lembabkan serbuk tersebut (pyrophoric iron sulfide)


dengan air utk memperlambat proses oksidasi
Treatment tanki dan vessels (secara kimia) dengan
memberikan potassium permanganate/hydrogen peroxide.
Simpan/store serbuk (pyrophoric iron sulfide) dengan
merendamnya di dalam air.
Pindahkan serbuk (pyrophoric iron sulfide) ke tempat yg aman
dan biarkan proses oksidasi terjadi secara alami.
SO2 juga merupakan suatu bi-produk dari oksidasi iron sulfide.
SO2 – Sulfur Dioxide

SO2 adalah gas tidak berwarna dengan karakteristik


membuat iritasi dan berbau tajam/pedas.
SO2 : non-flammable
SO2 akan terbentuk ketika senyawa yg mengandung
sulfur di bakar.
SO2 sangat beracun dan mematikan , melalui
pernafasan
Sulphur Dioxide (SO2)
Exposure limits/Batas pemaparan
“TWA” (Time weighted average)
2 PPM OSHA
“STEL” (Short term exposure limit)
5 PPM ACGIH

“TLV” (Threshold limit value)

5 PPM OSHA

“IDLH” (Immediately dangerous to life and health)


100 PPM / 30 Min’s
*NOTE* SO2 at high levels will cause rapid death
Sulphur Dioxide (SO2)
Rute masuk : pernafasan (hidung dan mulut) – kontak dengan
kulit dan mata
Kontak dengan kulit : iritasi pada kulit yg lembab akan terjadi
dalam waktu 3 Menit.
Kontak dengan mata : 0.2 –20 PPM akan menyebabkan
terbakarnya kornea mata
Pernafasan
1 PPM Mempunyai aroma yg tajam, tercium seperti
pembakaran korek api
0-5 – 3 PPM Kesulitan bernafas
3-5 PPM Iritasi aroma/bau
6 - 12 PPM Iritasi hidung dan tenggorokan dengan disertai
batuk dan sesak dada.
50 PPM Iritasi yg parah pada mata, hidung dan sistem
pernafasan
400 PPM Akan menyebabkan berhenti bernafas pada
waktu yg singkat
3000 PPM Akan menyebabkan kematian dalam 5 menit.
Karena H2S dapat mempengaruhi saraf penciuman hidung, maka
hal yg paling penting adalah kita harus menyadari bahwa
kenyataannya daya/kemampuan penciuman tidak dapat
dipercaya untuk mendeteksi H2S.
3 kelompok utama dari peralatan deteksi:
Detection
Passive detectors
Tube type detectors
Electronic detectors
Monitoring
Personal Monitors
Portable Monitors
Fixed Point Systems
Passive Detectors
Kata “passive” secara sederhana diartikan utk detektor yg
tidak menggunakan prinsip kerja mekanis/elektronis secara
nyata
Jenis ini sudah jarang digunakan saat ini, karena kurang
akurat dan kurang handal
Gulungan pita di isi/resapi dengan “ lead acetate fluid”.
Ketika terpapar H2S warna pita akan menjadi coklat.
Tube Type Detectors
Draeger Bellows Type Models
GasTec Piston Type Model
Detektor tubes bekerja dengan cara menyedot gas
sampel melalui sebuah tube yg berisi bahan kimia
yg akan bereaksi (berubah warna) jika terkena H2S.
Pompa akan menyedot gas sampel/udara melalui
tube.
Panjang perubahan warna yg terjadi akan
menunjukkan konsentrasi gas H2S yg terukur.

Note : kedua ujung tube sudah


dipatahkan sesaat sebelum
digunakan. Pengukuran pada
kasus ini adalah 20 ppm H2S.
Dua jenis “tube detector devices” yg umum digunakan
adalah Draeger dan Gastec.
Keduanya mempunyai prinsip kerja yg sama. Menggunakan
“a glass sampling tube” yg harus dialiri 100 ml gas/udara utk
sampel yg lengkap
Draeger bekerja dengan “bellows system” dan Gastec
dengan “a piston pump device”. Lakukan “pre-service
check” pada kedua jenis alat tersebut dengan melakukan
“leak test” sebelum digunakan.
Kesalahan yg sering dilakukan pengguna alat ini adalah
kesalahan karena tidak membaca petunjuk pemakaian alat
yg digunakan!
Lebih dari 200 jenis tube berbeda, tersedia utk berbagai jenis
gas dan pengukuran. Pengguna harus hati-hati dalam
memilih tube yg benar dengan ukuran yang sesuai.
Hal-hal yg harus diingat tentang “tube type detectors”:
Tube dari pabrik yg berbeda tidak boleh ditukar/dicampur
dalam pemakaiannya. Yakinkan utk memakai tube yg
benar dengan alat yg sesuai
Simpan tube di tempat sejuk dan redup.
Konsultasikan dan ikuti instruksi pabrik pembuat untuk
mengoperasikan tube detektor ini
Sebelum melakukan pengukuran H2S, kita harus melindungi
diri dengan menggunakan alat pelindung pernafasan yg
semestinya
Akurasi tube detektor akan bervariasi + - 25% dari
konsentrasi yg sesungguhnya karena :
Jenis dan merk tube
Kondisi tube detektor (kebocoran)
Usia tube (cek expiry date)
Temperature
Prosedur pengoperasian
Kondisi penyimpanan
Electronic Detectors
Menggunakan listrik (battery atau AC) sebagai sumber energi utk
sensor yg mendeteksi H2S. Ketika sensor mendeteksi adanya H2S
pada konsentrasi “pre-set level”, detektor akan mengaktifkan
alarm.

Apakah itu personal, portable atau fixed point monitors,


komponen dasarnya adalah :

- sumber energi/listrik
- sensor(s)
- a display/monitor
- an alarm
Fixed Point Detectors
“Fixed point monitoring systems” adalah sistem yg dipasang secara
permanen/tetap dan didesain utk mendeteksi dan memonitor gas
beracun dan combustible secara kontinyu. Sistem ini terdiri atas :
central control unit
remote display(s)
remote sensor(s)
alarm(s)
Keuntungan yg utama dari “fixed point systems”:
24 jam monitoring
pembacaan “real time”
remote detection
audible and visual alarms yg keras dan jelas

Hal-hal penting berkenaan dengan FPS:


penempatan sensor
penempatan panel
kalibrasi/maintenance yg berkala
back up battery power
Personal Detectors

Detektor jenis ini harus mempunyai hal-hal berikut:


cocok/sesuai utk daerah berbahaya

kuat/robust konstruksinya

mudah digunakan

mempunyai sumber energi yg terpadu

mempunyai kemampuan self-test

mudah utk kalibrasi

dilengkapi dengan alarm utk


Portable Detectors

Pertimbangan yg sama untuk personal detektor juga


berlaku untuk portable detektor. Portable detektor harus
dilengkapi juga dengan:
Internal pump untuk menyedot sampel gas
Sensor untuk mengukur gas beracun dan
combustible, dan juga oxygen
(kelebihan/kekurangan)
One Hour Please
11:45 – 12:45
Jenis alat pelindung pernafasan yg diperbolehkan untuk
digunakan di industri perminyakan, untuk mlindungi kita dari
Ingat, Jangan pelihara janggut,
H2S atmospheres, adalah alat yg memberikan “positive air
Walaupun alat pelindung pernafasan ini
pressure”
positivepada
pressure masker/face-piecenya.
dan gas tidak mungkin Jenis alat ini
memberikan
masuk, “safe
tetapibreathable air” kepada pemakainya.
kita akan kehilangan
Berikut udara
adalahuntukpertimbangan-pertimbangan
bernafas melalui celah- dasar untuk
semua alat
celahpelindung pernafasan
yg tidak rapat di setiap fasilitas :
disekitar wajah,
dan udara didalam tabung akan cepat
Penempatan alat pelindung pernafasan
*** BERKURANG ***
Positive pressure
Keterbatasan alat pelindung pernafasan
Masker untuk “face seal checking”
Cara memakai (Donning) dan cara melepas (Doffing)
Perawatan/penanganan alat pelindung pernafasan
Asesories alat pelindung pernafasan
Self Contained Breathing Apparatus (SCBA)
Tabung udara bertekanan ditempatkan pada sebuah “back frame”
dan “harness assembly”, yg kemudian dibawa dibagian belakang
pengguna. Tabung mengalirkan udara untuk bernafas ke “pressure
reducer”, melalui “flexible hose” ke regulator kemudian ke
“masker/full face mask assembly”.
Ada beberapa model SCBA yg digunakan di industri perminyakan.
Sebelum kita menggunakannya dengan benar, kita harus mampu
untuk mengidentifikasi komponen-komponen utamanya.
4 komponen dasar SCBA :
Air Supply
Reducer and Regulator Assembly
Face-piece Assembly
Harness Assembly
Aplikasi :

SCBA yg mempunyai
“positive pressure” harus
digunakan ketika bekerja di
daerah bahaya H2S.
Ada beberapa tipe dan
model, dari mulai yg 20-30-
45-60 menit waktu
pemakaian, dan konstruksi
tabung dari steel-alloy/fibre
wrap sampai carbon fibre yg
paling ringan.
Seberapa cepat udara didalam tabung akan
terpakai, tergantung pada :
training dan pengalaman
kondisi peralatan pelindung pernafasan
seberapa banyak udara didalam tabung
keadaan emosi dan mental
gerakan fisik yg digunakan utk bekerja
ukuran dan kondisi fisik
Supplied Air Breathing Apparatus (SABA)
Udara bertekanan yg dialirkan dari suatu “remote air cylinder
supply” seperti “trolley mount system” atau dari “breathing air
compressor” langsung ke “full face mask assembly”.

Aplikasi :

SCBA yg mempunyai “positive


pressure” harus digunakan ketika
bekerja di daerah bahaya H2S

Menggunakan aliran udara langsung


dari “breathing air compressor” akan
kurang handal dan TIDAK
direkomendasikan.
Sistem SABA mempunyai “remote source of breathing air” yang
dapat mengalirkan udara untuk beberapa pemakai.

Komponen utama SABA :


Air Supply
Escape cylinder
Emergency Escape Breathing Apparatus (EEBA)
Kombinasi dari “full face mask type” atau “plastic hood assembly”
Tipe 1 :
Tabung udara bertekanan yg kecil dibawa dalam suatu kantong
dengan tali yg melintang di pundak. Mengalirkan udara ke “full
face mask” melalui “flexible hose”. Tipe ini “positive pressure”.
Type 2 :
“Plastic hood assembly” yg rapat melilit sekeliling leher, dengan
udara yg dialirkan dari sebuah tabung ke “hood” melalui “flexible
hose”.
Kondisi-kondisi khusus yang harus diper-hatikan saat memakai SCBA :

1 - Facial Hair
2 - Kacamata
3 - Kontak lens
4 - Kelainan-kelainan pada wajah
5 - Komunikasi
6 - Gangguan psikologis (claustrophobia)
7 - Penyakit (asma)
Grade A. Industrial Use
Remember
Grade B. Quality Air Tools
Grade C. Instrumentation
D&E
Grade D. Breathing Air Above Water ONLY!
Grade E. Breathing Air Under Water
COUNTRY STANDARD CO CO2 H2O OIL CONTENT
(ppm) (ppm) (mg/m3) (mg/m3)
FRG DIN 3188 30 1000 25 0.3
CANADA CSA 5 400 Saturated 1
GREAT BS 4275 SCBA 5 500 30 0.5
BRITAIN BS 4001 DIVING 10 500 500 1

USA CGA Grade D 20 1000 saturated 5

CGA Grade E 10 500 saturated 5


NAVY Standard 20 500 Saturated 5
Federal Specification 20 1000 saturated 13
California Specification 10 300-1000 saturated 5-20

Free air :
N2 = 78.08%, O2 = 20.94%, CO2 = 3 %, Ar = 0.9%
15 Minutes Please
Respon Individu (jatuh korban)
Ketika melihat seseorang menjadi korban paparan gas H2S, kita harus
mengikuti 7 langkah/step berikut
Strategi Respon Awal :

1. Evacuate (Evakuasi)
2. Alarm
3. Assess (Menaksir/menilai)
4. Protect (Proteksi)
5. Rescue (Pertolongan)
6. Revive (Menyadarkan)
7. Medical Aid (Bantuan Medis)
Evacuate/Evakuasi
• Tahan nafas.
• Pakai “Escape B.A.”
• SEGERA MENUJU tempat aman

Alarm
“Man Down”
• Laporkan lokasinya.
• Laporkan sumber kebocoran H2S
HANYA JIKA DIKETAHUI
Assess (Menaksir/menilai)
Taksir/nilai keadaan sebelum
terjadi kesalahan

Protect (Proteksi)

Proteksi diri

Rescue (Pertolongan)

Pindahkan korban
ketempat aman
Revive (Menyadarkan)

Menyadarkan/menyegarkan

Medical Aid (Bantuan Medis)

Bawa korban ke tempat


perawatan medis
professional.
Advanced Medical Considerations for H2S Victims

Pindahkan korban dari kemungkinan pemaparan lebih lanjut

Jika tersedia berikan 100% oxygen.

Lepas pakaian yg terkontaminasi, tetapi jaga korban agar


tetap hangat

Periksa apakah ada luka lain yg tidak terlihat

Siram mata dengan air, jika terpapar

Stabilkan dan tenangkan korban sebelum dievakuasi utk


perawatan lebih lanjut
Bertindaklah tenang dan rasional untuk meyakinkan
korban
Contingency Planning/Rencana Darurat
Facility Station Bills

Essential or Non-essential personnel

Safety Cases

Critical Task Catalogue

Emergency Response Plans/Contingency Plans

Flow Charts / Contacts

Anda mungkin juga menyukai