Module # 2

BIMBINGAN & PERSIAPAN

ASESMEN PENGAWAS K3 INDUSTRI MIGAS

REGULASI DAN PENERAPAN K3

SEKTOR INDUSTRI MIGAS

Disampaikan oleh:
Soeprapto, M.Sc .
Jakarta - Balikpapan,
18-19 Januari 2021
 PENDAHULUAN
KETAHANAN NASIONAL

KETAHANAN KETAHANAN KETAHANAN KETAHANAN

POLITIK EKONOMI SOSIAL BUDAYA

KETAHANAN
ENERGI
 LATAR BELAKANG
PEMBANGUNAN NASIONAL
YANG BERKELANJUTAN

M E M E N U H I S U M B E R MENCIPTA-
SUMBER
KEBUTUHAN BAHAN KAN
PENDAPAT-
BAHAN
AN BAK U EFEK
BAKAR
N E GARA
DOMESTIK INDUSTRI
B E RAN TAI

INDUSTRI MINYAK DAN GAS BUMI

H I G H H I G H H I G H H I G H
R I S K C O S T T E C H I NVEST

R C T I
DIPERLUKAN PERAN PEMERINTAH dalam
melakukan PEMBINAAN dan
PENGAWASAN untuk MEWUJUDKAN
PERUSAHAAN KEGIATAN USAHA MIGAS
yang KOMPETEN
 KECELAKAAN SEKTOR MIGAS

Statistik kecelakaan Sektor Migas me-

nunjukkan angka cenderung mening-
kat setiap tahunnya, dimana lebih
dari 95% disebabkan oleh kegiatan
usaha Penunjang Migas

5
rektorat Teknik dan Lingkungan Minyak dan Gas Bumi | Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi | Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral |
CONTOH KECELAKAAN

KEBAKARAN
CONTOH KECELAKAAN
LEDAKAN
 CONTOH KECELAKAAN

CONTOH KECELAKAAN

KECELAKAAN FATAL
LEMAHNYA SEBAB PENYEBAB INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG (Kontak)
PROGRAM KECELAKAAN
TAK SESUAI FAKTOR PERBUATAN <KEJADIAN>
PERORANGAN TAK AMAN KONTAK ATAU
STANDAR DENGAN
& KERUSAKAN
TAK SESUAI FAKTOR ENERGI
KONDISI YANG TAK
KEPATUHAN KERJA TAK AMAN ATAU
BAHAN/ ZAT DIHARAPKAN
PELAKSANAAN

THE ILCI LOSS CAUSATION MODEL

(Loss Control Activity by HW. Heinrich)

 NO
LACK O F CONTROL SUPERVISOR
PPE

1. Lemahnya Kontrol ( lack of control)

LEMAHNYA PENGAWASAN YANG DILAKUKAN SELURUH LEVEL MANAJEMEN
TERHADAP JALANNYA OPERASI PERUSAHAAN

Penyebab:
• TIDAK ADANYA PROGRAM DALAM SISTEM;
• TIDAK MEMADAINYA PROGRAM YANG ADA;
• TIDAK TERPENUHINYA KETENTUAN STANDAR;
• TIDAK DITERAPKANNYA KAIDAH KETEKNIKAN YANG BAIK.
 2. BASIC lanjutan

CAUSE
PERILAKU YANG TIDAK AMAN DAN PRAKTEK - PRAKTEK
DI BAWAH STANDAR
a. PERSONAL FACTOR :
a. P E R S O N A
• MENURUNNYA KEKUATAN FISIK & MENTAL
• KURANGNYA KEMAMPUAN PSIKOLOGIS
FACTO R :

• MENINGKATNYA TEKANAN MENTAL

• KURANGNYA PENGETAHUAN & KETRAMPILAN
• KURANGNYA MOTIVASI KERJA

b. JOB FACTOR :
• TIDAK MEMADAINYA PROSEDUR KERJA
b. J O B

• TIDAK MEMADAINYA PERALATAN KERJA

R :
FACTO

• TIDAK MEMADAINYA PERAWATAN PERALATAN

• RUSAKNYA PERALATAN KERJA
• SALAH PENGGUNAAN PERALATAN KERJA.
 3. I M M E D I A T E C A U S E
GABUNGAN ANTARA PERILAKU YANG TIDAK AMAN
DAN KONDISI YANG TIDAK AMAN

a. UNSAFE ACT b. UNSAFE CONDITION

K E S A LA H A N D A LA M M
E N G G U N A K A N S T A N D A R, KONDISI - KONDISI

P E R A LA T A N D AN PROSE D I BAWAH STAN DAR

DUR
 DASAR H UK UM
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
SEKTOR MINYAK DAN GAS BUMI
OPTIMAL, EFISIEN, AMAN, ANDAL
DAN
AKRAB LINGKUNGAN

KETEKNIKAN
PENGAWASAN

STANDAR

KETEKNIKAN
L E G I S LAS I /
REGULASI

KEGIATAN USAHA MIGAS KAIDAH

D A S A R H U K U M
UUD 1945

UU NO 1 TAHUN 1970 UU NO 2 2 TAHUN 2001

P P 19 TAHUN 1973

MPR 3 4 1 TAHUN 1 9 3 0

PP 1 7 TAHUN 1974 PP 1 1 TAHUN 1979

PERMEN 06 P 1991

PER. DJM 43 P THN 1992

Kep Men PAN No.
23/KEP/ M.PAN/4/ 2002 PER. DJM 84.K/38/DJM /1998

Permen ESDM No. 38 tahun 2017

Kep Ditjen Migas No. 0351.K/10/DJM.S/2017

 Implementasi K3LL
Bidang MIGAS
Dasar Hukum K3LL khususnya di Bidang
Pertambangan Minyak dan Gas Bumi:
• UUD 1945 pasal 27 (2)
• Teknik • UU No. I / 1970 (K3)
• • UU No. 13/ 2003 pasal 86 & 87 (Ketenaga Kerjaan)
Medis
• UU No. 23 / 1997 (Pengel. Linkungan Hidup)
• Hukum • UU No. 2 / 2001 (tentang Minyak dan Gas Bumi)
• Ekonomi • UU No. 27 / 1999 (AMDAL)
• Sosial • UU No. 44 / 1960 (Pertambangan Migas)
• PP No. 19 / 1973 (Pengawasan K3 Pertambangan)
• MPR (mijn Polite Reglement) / 1930
• Peraturan Menteri dari Departemen
 UUD NKRI 1945

Pasal 27 Ayat 2

“Tiap-tiap warga negara berhak atas

pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan"
TUJUAN (considerants)
Memberikan perlindungan atas keselamatan
 Tenaga kerja

 Orang lain

 Sumber-sumber produksi  agar dapat

dipakai secara aman dan efisien, guna

mewujudkan Produktifitas
 Pokok Pokok Pikiran
UNDANG UNDANG No 1 Th 1970
PRINSIP K3 :
a. Melindungi keselamatan pekerja dalam melakukan pekerjaan;
b. Menjamin keselamatan orang lain yang berada di tempat kerja;
c. Menjamin proses produksi aman dan effisien.

SASARAN K3 :
untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktivitas
Nasional
STRATEGI IMPLEMENTASI K3 :
d. Diadakan segala daya upaya untuk membina norma-norma
perlindungan kerja;

PROGRAM PENGEMBANGAN K3 :
e. Norma K3 dikembangkan sesuai dengan dinamika perkembangan
masyarakat ( E R A G L O B A L ) , industri, teknik dan teknologi
(sumber bahaya semakin beragam dan komplek)
 UNDANG - UNDANG NO. 1 TAHUN 1 9 7 0
TENTANG KESELAMATAN KERJA

RUANG LINGKUP

KESELAMATAN KERJA DALAM SEGALA

TEMPAT KERJA, BAIK DI DARAT, DI DALAM
TANAH, DI PERMUKAAN AIR, DI DALAM AIR
MAUPUN DI UDARA, YANG BERADA DI
DALAM WILAYAH KEKUASAAN HUKUM
REPUBLIK INDONESIA
 UNDANG - UNDANG NO. 1 TAHUN 1 9 7 0
TENTANG KESELAMATAN KERJA

RUANG LINGKUP

• SYARAT – SYARAT KESELAMATAN KERJA

• PENGAWASAN DAN PEMBINAAN K. K.
• KECELAKAAN
• KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA
• KEWAJIBAN BILA MEMASUKI TEMPAT
KERJA
UNDANG - UNDANG NO 22 TAHUN 2001
Tentang Minyak dan Gas Bumi
Pasal 33 ayat (2) dan (3) Undang-Undang Dasar 1945

Sumber Daya
Alam Strategis
yang dikuasai
oleh negara
Kemakmuran
Perekonomian &
Pengelolaan
Nasiona Kesejahteraan
l Rakyat

Komoditas vital
yang menguasai
hajat hidup
orang banyak
 UNDANG - UNDANG NO. 2 2 TAHUN 2 0 0 1
TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI

KETENTUAN UMUM
 PEMERINTAH PUSAT, SELANJUTNYA DISEBUT
PEMERINTAH, ADALAH PERANGKAT NEGARA
KESATUAN REPUBLIK INDONESIA YANG TERDIRI DARI
PRESIDEN BESERTA PARA MENTERI
 BADAN PELAKSANA ADALAH SUATU BADAN YANG
DIBENTUK UNTUK MELAKUKAN PENGENDALIAN
KEGIATAN USAHA HULU DI BIDANG MINYAK DAN
GAS BUMI
UNDANG-UNDANG NO. 2 2 TAHUN 2 0 0 1
PASAL 4 0

BADAN USAHA ATAU BENTUK USAHA TETAP

MENJAMIN STANDAR, MUTU, MENERAPKAN

KAIDAH KETEKNIKAN YANG BAIK,
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
UNDANG-UNDANG NO.2 2 TAHUN 2 0 0 1
PASAL 42

• PENERAPAN KAIDAH KETEKNIKAN YANG BAIK

• JENIS DAN MUTU HASIL OLAHAN MINYAK
DAN GAS BUMI
• KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
• PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
• PEMANFAATAN BARANG, JASA, TEKNOLOGI,
DAN KEMAMPUAN REKAYASA DAN RANCANG
BANGUN DALAM NEGERI
• PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING
• PENGEMBANGAN TENAGA KERJA INDONESIA
 PP 19 TAHUN 1973
TENTANG
PENGATURAN DAN PENGAWASAN KESELAMATAN K E R J
A
DI BIDANG PERTAMBANGAN
K E T E N T U A N U M U M butir d
BAHWA DEPARTEMEN PERTAMBANGAN TELAH MEMPUNYAI
PERSONIL DAN PERALATAN YANG KHUSUS UNTUK
MENYELENGGARAKAN PENGAWASAN KESELAMATAN KERJA DI
BIDANG PERTAMBANGAN

PASAL 2
MENTERI PERTAMBANGAN MELAKUKAN PENGAWASAN ATAS
KESELAMATAN KERJA DI BIDANG PERTAMBANGAN DENGAN
BERPEDOMAN KEPADA UNDANG - UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970
SERTA PERATURAN - PERATURAN PELAKSANAANNYA.
 PASAL 3
UNTUK PENGAWASAN KESELAMATAN KERJA DI BIDANG
PERTAMBANGAN, MENTERI PERTAMBANGAN MENGANGKAT PEJABAT -
PEJABAT YANG AKAN MELAKUKAN TUGAS TERSEBUT SETELAH
MENDENGAR PERTIMBANGAN MENTERI TENAGA KERJA,
TRANSMIGRASI DAN KOPERASI;
 

PEJABAT - PEJABAT TERMAKSUD PADA AYAT (1) PASAL INI DALAM

MELAKSANAKAN TUGASNYA MENGADAKAN KERJA SAMA DENGAN
PEJABAT - PEJABAT KESELAMATAN KERJA DEPARTEMEN TENAGA
 PP 19 TAHUN 1973
TENTANG
PENGATURAN DAN PENGAWASAN KESELAMATAN K E R
JA
DI BIDANG PERTAMBANGAN
PASAL 4
MENTERI PERTAMBANGAN MEMBERIKAN LAPORAN SECARA
BERKALA KEPADA MENTERI TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI DAN
KOPERASI MENGENAI PELAKSANAAN PENGAWASAN TERMAKSUD
DALAM PASAL 1, 2 DAN 3 PERATURAN PEMERINTAH INI.

PASAL 5
PERATURAN PEMERINTAH INI TIDAK BERLAKU BAGI
PENGATURAN DAN PENGAWASAN TERHADAP KETEL UAP
SEBAGAIMANA TERMAKSUD DALAM STOOM ORDONNANTIE 1930
(STBL. 1930 NOMOR 225)
 PP NOMOR 11 Tahun 1979
tentang
KESELAMATAN KERJA PADA PEMURNIAN DAN
PENGOLAHAN MINYAK DAN GAS BUMI

Pasal 1
a. Pemurnian dan pengolahan adalah usaha memproses minyak dan
gas bumi didaratan atau didaerah lepas panatai dengan cara
memperguanakan proses fisika dan kimia guna memperoleh dan
mempertinggi mutu hasil – hasil minyak dan gas bumi yang dapat
digunakan
b. Tempat pemurnian dan pengolahan adalah tempat penyelenggaraan
pemurnian dan pengolahan minyak dan gas bumi, termasuk
didalamnya peralatan, bangunan dan instalasi yang secara langsung
dan tidak langsung (penunjang) berhubungan dengan proses
pemurnian dan pengolahan.
WEWENANG & H I R A R K I PENGAWASAN
K K KEGIATAN USAHA MIGAS

MENTERI
DIREKTUR JENDERAL

DIREKTUR

INSPEKTUR

PJIT
 WEWENANG PENGAWASAN KK
PPNo.11 tahun 1979 - PASAL 2 PP 11

1. TATAUSAHA DAN PENGAWASAN

KESELAMATAN KERJA BERADA DALAM
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB
MENTERI
2. MENTERI MELIMPAHKAN WEWENANGNYA
KEPADA DIREKTUR JENDERAL
3. PELAKSANAAN PENGAWASAN DILAKUKAN
OLEH KEPALA INSPEKSI DAN DIBANTU
OLEH :PELAKSANA
Catatan INSPEKSI
Pelaksana Inspeksi TAMBANG
Tambang adalah
Inspektur Tambang MIGAS
 Peraturan Menteri ESDM No. 38 Tahun 2017

Pemeriksaan Keselamatan Instalasi dan

Peralatan pada Kegiatan Usaha Minyak
dan Gas Bumi

Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi

31
rektorat Teknik dan Lingkungan Minyak dan Gas Bumi | Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi | Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral |
 Inspeksi & pemeriksaan keselamatan instalasi/peralatan

Instalasi
Inspeksi Persetujuan
(Kepala Teknik/ Layak
Perusahaan Inspeksi)
Penelaahan Operasi
Desain
(Standar, Safety &
TKDN)

Persetujuan Pemeriksaan
Design Keselamatan Persetujuan
(Kepala Inspeksi/ Penggunaan
Inspektur Migas)
Time Risk
Peralatan Based Based

Inspeksi Pemeriksaan Keselamatan

“suatu kegiatan yang dilakukan secara langsung
meliputi pemeriksaan dokumen, pemeriksaan fisik dan “pemeriksaan teknis dalam rangka pengawasan
pengujian peralatan dan/atau instalasi untuk pelaksanaan Inspeksi untuk memastikan
memastikan dipenuhinya ketentuan peraturan keselamatan Instalasi dan peralatan pada
perundang-undangan, standar, dan kaidah keteknikan kegiatan usaha Minyak dan Gas Bumi
yang baik. 32
rektorat Teknik dan Lingkungan Minyak dan Gas Bumi | Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi | Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral |
 Alur pikir Permen ESDM No. 38/2017
REGULASI YANG DINYATAKAN
REGULASI BARU KELUARAN
TIDAK BERLAKU

“
1. Permen PE 05/P/M/PERTAMB/1977 Menghapus 7 peraturan
2. Permen PE 06.P/0746/M.PE/1991 PERMEN ESDM menjadi 1 Permen
3. Keputusan Bersama Men PE & 38/2017 Menghapus 7 izin/non-
Mendag 0233K/096/M.PE/1988 Pemeriksaan izin menjadi 3
4. SK DJM 43.P /38/DJM/1992 Keselamatan Instalasi persetujuan
5. SK DJM 84.K /38/DJM/1998 & Peralatan Persetujuan Layak
6. SK DJM 21.K /38/DJM/1999 Operasi
Pada Kegiatan Usaha
7. SK DJM 39K /38/DJM/2002 Minyak & Gas Bumi
Penelaahan desain Persetujuan desain
(Safety & TKDN)

Inspeksi & Pemeriksaan

1.Sertifikat Kelayakan Penggunaan Instalasi Persetujuan Penggunaan
Keselamatan (compliance)
(SKPI)
2.Sertifikat Kelayakan Penggunaan Peralatan
(SKPP) Residual
3.Sertifikat Kelayakan Konstruksi Platform Risk Based
Life
(SKKP) Inspection
Assesment
4.Izin Penggunaan Tangki Penimbun
5.Persetujuan Sistem Alat Ukur
6.Izin Alat Ukur 33
rektorat Teknik dan Lingkungan Minyak dan Gas Bumi | Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi | Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral |
 Kewajiban Badan Usaha
Kontraktor atau Pemegang Izin Usaha wajib menjamin rancangan Instalasi dan
“ peralatan, pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, pengujian, pemeriksaan,
dan pelaksanaan tera terhadap Instalasi dan peralatan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, Standar, dan kaidah keteknikan yang baik.

WAJIB PENELAAHAN DESIGN WAJIB INSPEKSI & PEMERIKSAAN TEKNIS

• Setiap Instalasi yang digunakan dalam • Setiap Instalasi & Peralatan yang digunakan dalam
kegiatan usaha migas wajib dilakukan kegiatan usaha Migas wajib dilakukan Inspeksi &
“Penelaahan Desain”. Pemeriksaan Teknis.
• Berdasarkan Penelaahan Desain, • Instalasi dan/atau peralatan dapat dioperasikan
selama dalam batas umur layan.
Dirjen menerbitkan “PERSETUJUAN
DESAIN”. • Berdasarkan hasil Inspeksi dan Pemeriksaan Teknis,
terhadap peralatan, Kepala Inspeksi memberikan
“PERSETUJUAN PENGGUNAAN”

Berdasarkan Persetujuan Desain, Persetujuan Penggunaan Peralatan dan

hasil Inspeksi dan pemeriksaan teknis terhadap instalasi, Dirjen menerbitkan
“PERSETUJUAN LAYAK OPERASI”
rektorat Teknik dan Lingkungan Minyak dan Gas Bumi | Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi | Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral |
34
 Jenis instalasi dan peralatan

Instalasi Peralatan

1. Eksplorasi dan Eksploitasi 1. Alat Pengaman 6. Bangunan Struktur

2. Pengolahan 7. Peralatan Listrik
2. Bejana Tekan
3. Pengangkutan 8. Sistem Alat Ukur Serah
4. Penyimpanan; 3. Tangki Penimbun Terima
5. Niaga 4. Pesawat Angkat 9. Peralatan Keselamatan
6. Penunjang migas 5. Peralatan Putar Migas

WAJIB DILAKUKAN: WAJIB DILAKUKAN:

• Penelaahan design
Inspeksi teknis &
• Inspeksi teknis & Pemeriksaan
Pemeriksaan Keselamatan
Keselamatan
Instalasi dan Peralatan yang Wajib dilakukan Pemeriksaan Keselamatan
sebagaimana terdapat dalam LAMPIRAN Permen.
35
rektorat Teknik dan Lingkungan Minyak dan Gas Bumi | Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi | Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral |
 Lingkup pengaturan Permen ESDM 38/2017

Penelaahan Ketentuan lain-lain,

Desain 1 6 peralihan, & penutup

PERMEN
Inspeksi & Pemeriksaan
Pemeriksaan 2 Keselamatan Instalasi 5 Sanksi
Keselamatan & Peralatan pada
Kegiatan Usaha Migas

Analisis 3 4 Perpanjangan Sisa

Risiko Umur Layan

36
rektorat Teknik dan Lingkungan Minyak dan Gas Bumi | Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi | Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral |
 Inspeksi & pemeriksaan keselamatan instalasi/peralatan

Instalasi
Inspeksi Persetujuan
(Kepala Teknik/ Layak
Perusahaan Inspeksi)
Penelaahan Operasi
Desain
(Standar, Safety &
TKDN)

Persetujuan Pemeriksaan
Design Keselamatan Persetujuan
(Kepala Inspeksi/ Penggunaan
Inspektur Migas)
Time Risk
Peralatan Based Based

Inspeksi Pemeriksaan Keselamatan

“suatu kegiatan yang dilakukan secara langsung meliputi “pemeriksaan teknis dalam rangka pengawasan
pemeriksaan dokumen, pemeriksaan fisik dan pengujian pelaksanaan Inspeksi untuk memastikan
peralatan dan/atau instalasi untuk memastikan keselamatan Instalasi dan peralatan pada kegiatan
dipenuhinya ketentuan peraturan perundang-undangan, usaha Minyak dan Gas Bumi
standar, dan kaidah keteknikan yang baik.
37
rektorat Teknik dan Lingkungan Minyak dan Gas Bumi | Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi | Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral |
 KETENTUAN
PERATURAN PERUNDANG -
UNDANGAN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA SEKTOR
MINYAK DAN GAS BUMI

38
rektorat Teknik dan Lingkungan Minyak dan Gas Bumi | Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi | Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral |