Anda di halaman 1dari 39

Membangun

Manusia Karya

UNDANG-UNDANG
KESELAMATAN KERJA
Lembaran Negara No.1 Tahun 1970
(Tambahan Lembaran Negara No.1918)

DWI ARIANTO,SH.MH
Nama : DWI ARIANTO, SH.MH
Tmpt, Tgl lahir : 11 Desember 1966
NIP : 19661211 198903 1 007
Masa Kerja : 1-3-1989 S.D Sekarang
Pendidikan terakhir : S-2 Ilmu Hukum UNISRI (2009)
Diklat : - Diklat Dasar Ketenagakerjaan (1989)
- Diklat Penguji Hyperkes & KK (1995)
- Diklat Pengawasan KK (1996)
- Diklat PPNS (2004)
- Diklat AK3 Psw Uap & Bejana Tekan (2011)
Riwayat Pekerjaan :
- Staf pengawasan Depnaker kab. Sorong (1989-1996)
- Peg.Pengawas KK Depnaker Kab. Sorong Irja (1996-1997)
- Peg. Pengawas KK Depnaker Prov. Irja (1997-1998)
- Peg. Pengawas KK Disnaker Kab. Sorong (1998-2001)
- Peg. Pengawas KK Disnakertrans Kab.Sragen (2001-2007)
- Kasi Pengawasan TK/PPNS (2007-2009)
-- Kasi Keselamatan dan Kes.Kerja (K3)/PPNS (2009 – 2016)
-- Pegawai Pengawas Ketenag Kerjaan Madya Disnakertrans Prov Jateng
 Era revolusi industri (abad 18)
◦ Perubahan sistem kerja
◦ Penggunaan tenaga mesin
◦ Pengenalan metode baru pengolahan bahan baku
◦ Pengorganisasian pekerjaan
◦ Muncul penyakit yg berhubungan dengan pemajanan
 Era industrialisasi
◦ Perkembangan K3 mengikuti penggunaan teknologi (APD, safety
device dan alat-alat pengaman)
 Era Manajemen
◦ Heirich (1931), teori domino
◦ Bird and German, teori Loss Causation Model
◦ ISO, SMK3 dll
Tujuan

• Melindungi para pekerja dan orang


lain di tempat kerja
• Menjamin agar setiap sumber
produksi dapat dipakai secara aman
dan efisien
• Menjamin proses produksi berjalan
lancar
Keselamatan (Safety)

1. Mengendalikan kerugian dari kecelakaan


(control of accident loss)

2. Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan


menghilangkan (mengontrol) resiko yang tidak
bisa diterima (the ability to identify and
eliminate unacceptable risks)
Kesehatan (Health)

Derajat/tingkat keadaan fisik dan


psikologi individu (the degree of
physiological and psychological well
being of the individual)
• Peraturan
• Standarisasi
• Pengawasan
• Penelitian Teknik
• Penelitian Medis
• Penelitian Psikologis
• Penelitian Statistik
• Pendidikan
• Training (pelatihan)
• Persuasi
• Asuransi
• Penerapan

Ref. Accident Prevention (ILO)


HUKUM
HUKUM KETENAGAKERJAAN HUKUM
PERDATA PIDANA

Lex Specialist
Lex Generalist
• UU Uap 1930 (Stbl.No.225 Th.1930)
• UU Petasan (Stbl.No.143 Th.1932) • UU KK No.1/1970
• UU Rel Industri (Stlbl.No.593 Th.1938)
•UU Timah Putih Kering (Stbl.No.509
Th.1932)
• MPR 1930
PERATURAN PELAKSANAAN
Pasal 5, 20 dan 27 ayat (2) UUD 1945

Pasal 3, 9 dan 10 UU No.14 Tahun 1969

UU No. 13 Tahun 2003

UU No.1 Tahun 1970

Peraturan Pelaksanaan

Peraturan Khusus PP; Per.Men ; SE;


Pasal 5, 20 dan 27 ayat (2) UUD 1945

Pasal 86, 87 Paragraf 5 UU No. 13 / 2003


Ttg Ketenagakerjaan

UU No.1 Tahun 1970

Peraturan Pelaksanaan

Peraturan Khusus PP; Per.Men ; SE;


• Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 :
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
Pragraf 5 UU.No. 13 Tahun 2003
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pasal 86
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan
atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia
serta nilai-nilai agama;

(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan


produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan
kesehatan kerja

(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
Pasal 87 UU.No. 13 Tahun 2003

(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen


keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan
sistem manajemen perusahaan

(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen


keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah
BAB XVI UU.No. 13 Tahun 2003
Bagiaan Kedua
Sangsi Administratif

Pasal 190
(1) Menteri atau pejabat yang ditunjuk mengenai sanksi administratif atas
pelanggaran ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 5,
Pasal 6, Pasal 15, Pasal 25, Pasal 38 ayat (2), Pasal 45 ayat (1), pasal 47
ayat (1), Pasal 48, Pasal 87, Pasal 106, Pasal 126 ayat (3), dan Pasal 160
ayat (1) dan ayat (2) Undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa :
a. teguran;
b. peringatan tertulis;
c. pembatasan kegiatan usaha;
d. pembekuan kegiatan usaha;
e. pembatalan persetujuan;
f. pembatalan pendaftaran;
g. penghentian sementara ssebagian atau seluruh alat produksi;
h. pencabutan ijin.

(3) Ketentuan mengenai sanksi administratif sebagaimana dimaksud ayat


(1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut oleh Menteri
LATAR BELAKANG

• Yuridis - VR. 1910 Stbl No.406


• Industrialisasi, elektrifikasi, modernisasi -
peningkatan intensitet kerja
• Upaya preventif mulai dari perencanaan
TUJUAN
memberikan perlindungan atas keselamatan
• Tenaga kerja

• Orang lain

• Sumber-sumber produksi

dapat dipakai secara aman dan efisien


RUANG LINGKUP
tempat kerja di darat, dalam tanah, permukaan
air, dalam air, di udara

dengan unsur :
• dilakukan usaha
• ada tenaga kerja yang bekerja
• ada sumber bahaya
PENGAWASAN
Bab IV Pasal 5

MENAKER

DIREKTUR

PEG. AHLI PANITIA DOKTER P2K3


PENGA K3 BANDING PRSH
WAS

DEP/DINAS LUAR - POLI PRSH PRSH


DEPNAKER - JASA KESEH

- INDUSTRI
PEMERINTAH SWASTA
- JASA ----PJIT
KEWAJIBAN PENGURUS
• Pasal 8 - Pemeriksaan Kesehatan Badan

• Pasal 9 -Menjelaskan dan menunjukan kondisi dan


bahaya di tempat kerja
- Semua pengaman dan alat perlindungan yang
diharuskan
- APD
- Cara dan sikap bekerja yang aman
- Mempekerjakan setelah yakin
- Pembinaan
- Wajib memenuhi dan mentaati syarat K3
KEWAJIBAN PENGURUS

• Pasal 10 - Membentuk P2K3

• Pasal 11 - Laporan kecelakaan

• Pasal 14 - Menempatkan secara tertulis


- Memasang poster
- Menyediakan APD secara cuma-cuma
PERATURAN ORGANIK

• secara sektoral
• pembidangan teknis
M K3 SDM

BAHAN
LINGKUNGAN KERJA

AMAN Prod’s
FAKTOR
PENYEBAB
PERALATAN TEMPAT KERJA SEHAT

SIFAT PEKERJAAN
PROSES PRODUKSI

CARA KERJA KECELAKAA


N
ANALISIS
Peraturan Perundangan K3
1. PERSONIL : 2. ALAT / MESIN:
UU dan Per.Uap;
UU dan Per.Uap; Per.Menaker No.01/1978;
Per.Menaker No.01/1976; Per.Menaker No.04/1980;
Per.Menaker No.01/1979; Per.Menaker No.01/1982;
Per.Menaker No.02/1982; Per.Menaker No.02/1983;
Per.Menaker No.01/1988; Per.Menaker No.03/1985;
Per.Menakertrans No.09/2010; Per.Menaker No.04/1985;
Per.Menaker No.02/1992; Per.Menaker No.05/1985;
Kep.Menakertrans No.187/1999; Per.Menaker No.02/1989;
Permentakertrans No. PER. 15 / MEN / VIII / 2008 Per.Menaker No.04/1998;
Kep.Dirjend.Binawas ( No.Kep. 3/DJPPK/VIII/2009) Per.Menakertrans No.03/1999;
Kep.Menakertrans No.13/2011;
3. SISTEM : SE Menakertrans No.01/1997;
SE Menakertrans No.01/1979
Per.Menaker No.01/1980; Per.Menakertrans No.08/2010
Per.Menaker No.02/1980;
Per.Menaker No.01/1981;
Per.Menaker No.03/1982; 4. KELEMBAGAAN K3 :
Per.Menaker No.05/1996; Kep.Menaker No.155/1984;
Per.Menaker No.03/1998. Per.Menaker No.04/1987;
Per.Pemerintah No.50 /2012 Per.Menaker No.04/1995
Kepmenaker No.386 Tahun 2014 Per.Menaker No.03/1982
• Secara Sektoral

- PP No. 19/1973
Pengawasan K3 Dibidang Pertambangan
- PP No. 11/ 1979
K3 Pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas
Bumu
- Per.Menaker No. 01/1978
K3 Dalam Penebangan dan Pengangkutan Kayu
- Per.Menaker No. 01/1980
K3 Pada Konstruksi Bangunan
• Pembidangan Teknis
- PP No. 7/1973 - Pestisida
- Per.Menaker No. 04/1980 - APAR
- Per.Menaker No. 01/1982 - Bejana Tekan
-Per.Menaker No. 02/1983 - Instalasi Alarm Kebakaran
Otomatik
- Per.Menaker No. 03/1985 - Pemakaian Asbes
- Per.Menaker No. 04/1985 - Pes. Tenaga & Prod.
- Per.Menaker No. 05/1985 - Pes. Angkat & Angkut
[Lanjutan]
- Per.Menaker No. 75/Men/2002 – Pemberlakuan PUIL 2000 Di
TempatKerja
(Permenaker No. 12 Tahun 2015 Ttg Instalasi listrik di tempat
Kerja)
- Per.Menaker No. 02/Men/1989 - Instalasi Petir
- Per.Menaker No. 03/Men/1999 - Lif Listrik
- Per.Menakertrans No. 13/Men/X/2011 – NAB Faktor Fisik Dan
Kimia Di Tempat Kerja
- SE Menakertrans No. 01/Men/1997 – NAB Kimia====== Dicabut
- SE Menakertrans No.01/1979 – Pengadaan Kantin
• Pendekatan SDM
- Per.Menaker No. 01/1976 - Wajib Latih Hiperkes
Bagi Dokter Perusahaan
- Per.Menaker No. 01/1979 - Wajib Latih Bagi
Paramedis
- Per.Menaker No. 02/1980 - Pemeriksaan
Kesehatan Tenaga Kerja
- Per.Menaker No. 02/1982 - Syarat dan
Kwalifikasi Juru Las
- Per.Menaker No. 01/1988 - Syarat dan
Kwalifikasi Oparetor Pesawat Uap
[Lanjutan]
Per.Menakertrans No. 09/Men1/2010 - Syarat dan

Kwalifikasi Operator Angkat dan Angkut


- Per.Menaker No. 02/1992 - Ahli K3
- Kep.Menaker No. 407/1999 - Kompetensi
Tehnis Lif
- Kep.Menaker No. 186/1999 - Pengorganisasian
Penanggulangan Kebakaran
- Kep. Menakertrans No. 187/1999 – Ahli K3 Kimia
•Pendekatan Kelembagaan
dan Sistem

- Per.Menaker No. 04/1987 - P2K3


- Per.Menaker No. 04/1995 - Perusahaan Jasa K3
- Per.Menaker No. 05/1996 - SMK3
- PP/No. 50 Tahun 2012 –Penerapan SMK3
- Per.Menaker No. 03/1998 - Pelaporan Kecelakaan
- Kep.Menaker No.155/1987 - DK3N
- Kepmenaker No. 386 Tahun 2014
Pasal 1 : ISTILAH-ISTILAH

(1) Tempat Kerja : Terdapat tenaga kerja bekerja, terdapat sumber bahaya.

(2) Pengurus : Orang yang mempunyai tugas memimpin langsung sesuatu tempat kerja
atau bagiannya yang berdiri sendiri

(3) Pengusaha :
◦ Orang atau badan hukum yang menjalankan suatu usaha milik sendiri / bukan
miliknya dan untuk keperluan itu mempergunakan tempat kerja
◦ Orang atau badan hukum yang di Indonesia mewakili orang atau badan hukum,
jika yang diwakili berkedudukan diluar Indonesia

(4) Direktur : Pejabat yang ditunjuk oleh Menteri tenaga Kerja untuk melaksanakan
Undang-Undang ini

(5) Pegawai Pengawas : Pegawai teknis berkeahlian khusus dari Departemen Tenaga
kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.

(6) Ahli Keselamatan Kerja : Tenaga teknis yang berkeahlian khusus dari luar
Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi
ditaatinya Undang-Undang ini.
BAB II. RUANG LINGKUP
Pasal 2 :
Mengatur tentang Keselamatan Kerja dalam segala tempat kerja baik didarat, didalam tanah,
dipermukaan air, didalam air,maupun diuadara, yang berada diwilayah Indonesia.

BAB III. SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA


Pasal 3 :
Ditetapkan syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja untuk melakukan upaya-upaya
pencegahan risiko bahaya keselamatan dan kesehtan kerja.
BAB IV. PENGAWASAN
Pasal 5 :
 Dilakukan oleh Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan.

Pasal 6 :
 Apabila tidak menerima keputusan Direktur dapat melakukan banding
ke Panitia Banding

Pasal 7
 Kewajiban pengusaha untuk membayar retribusi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

Pasal 8 :
 Pengurus diwajibkan untuk memeriksakan kesehatan badan baik
sebelum bekerja, secara berkala dan khusus.
BAB V. PEMBINAAN
Pasal 9 :

Pengurus diwajibkan untuk menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru
tentang :
 Kondisi dan bahaya yang dapat timbul dalam tempat kerja
 Semua pengaman dan alat perlindungan yang diharuskan di tempat kerja
 Alat pelindung diri bagi tenaga kerja
 Cara dan sikap yang aman dalam melakukan pekerjaan
 Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang diyakini bahwa tenaga kerja
kerja tersebut memahami syarat-syarat tersebut diatas.
 Pengurus berkewajiban melakukan pembinaan terhadap tenaga kerja dalam pencegahan
kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan
kerja dan pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan.
 Pengurus berkewajiban untuk memenuhi dan mentaati semua syarat dan ketentuan yang
berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankan.
BAB VI . P2K3
Pasal 10

(1) Menaker berwenang membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan


Kerja (P2K3).
.
(2) Susunan P2K3 , tugas dan lain-lain ditetapkan oleh Menaker.

Permenaker.No.04/Men/1987 tentang Panitia Pembina keselamatan dan


Kesehatan Kerja serta Tata Cara Penunjukan Ahli K-3.
BAB VII tentang KECELAKAAN
Pasal 11

 Pengurus berkewajiban melaporkan setiap kecelakaan yang terjadi ditempat kerja ke Disnakertrans

Permenaker.No.03/Men/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan

BAB VIII . KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA


Pasal 12

 Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan
kerja.
 Memakai alat pelindung diri yang diwajibkan
 Memenuhi dan mentaati semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan
 Meminta kepada pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang
diwajibkan
 Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta
alat-alat pelindung diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus
ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas yang masih dapat dipertanggungjawabkan.
BAB. IX . KEWAJIBAN MEMASUKI TEMPAT KERJA
Pasal 13
Barang siapa akan memasuki tempat kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk
keselamatan kerja dan memakai alat pelindung diri yang diwajibkan.

BAB. X tentang KEWAJIBAN PENGURUS


Pasal 14
Pengurus diwajibkan :
 Menempatkan lembaran UU.No.1 Tahun 1970 ditempat kerja yang mudah
dilihat dan dibaca.
 Memasang gambar-gambar atau poster K-3
 Menyediakan secara Cuma-Cuma alat pelindung diri yang diwajibkan
pada pekerja.
Instruksi Menaker No.Ins.2/M/BW/BK/1984 tentang Pengesahan APD.
BAB. XI. KETENTUAN PENUTUP
Pasal 15

 Ancaman pidana atas pelanggarannya dengan hukuman kurungan selama-


lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 100.000,- (seratus
ribu rupiah)

 Pasal 16 s/d 17
Pemberlakuan Undang-Undang N0.1 Tahun 1970, selama belum dicabut
peraturan yang berlaku sebelum undang-undang ini dibuat tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang ini
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai