Anda di halaman 1dari 54

SYSTEMPENGAWASAN

KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
PERATURAN PELAKSANAAN UU No. 1 Tahun 1970 - 1

PERATURAN ORGANIK

• secara sektoral
• pembidangan teknis
PERATURAN
PERATURAN DAN
DAN STANDAR
STANDAR TEKNIS
TEKNIS
K3
K3 PENANGGULANGAN
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
KEBAKARAN

•KEPMENAKER 12/2015 K3 LISTRIK


PENGENDALIAN
ENERGI
•PERMENAKER 02/89 Prot. Petir
•KEP. MENAKER KEP. 187/MEN/1999 (B3)
•PER. KHUSUS “EE” (BH. MUDAH TERBAKAR)
•PER. KHUSUS “K” (BH. MUDAH MELEDAK)

SARANA
•PERMENAKER 04/80 APAR
PROTEKSI
•PERMENAKER 02/83 ALARM
KEBAKARAN
•INST. MENAKER INS. 11/MEN/1997

• PERMENAKER 04/87 P2K3


MANAJEMEN K3 • PP 50/2012 SMK3
• KEP. MENAKER KEP. 186/MEN/1999
UNIT PENANGG. KEB. DI TEMPAT KERJA
Tk. Ahli
Tk. Ahli Madya
Pratama
Tk. Dasar II
Tk. Dasar I

PET. PERAN REGU KOORD. PEN. JAWAB


KEBAKARAN PENANGG. UNIT TEKNIK K3
KEBAKARAN PENANGG. PENANGG.
KEBAKARAN KEBAKARAN
PENANGGUNG JAWAB UMUM
(PENGURUS)

DEPARTEMEN DEPARTEMEN DEPARTEMEN


……………….. K3 ………………..

DEVISI FIRE 1/300


FIRE MENS
Koordinator
SUB UNIT ………..
1/100

PERAN
PERAN
KEBAKARAN
KEBAKARAN
……….2/25
……….2/25 5
Ref. Kepmennaker No 186/1999
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN

KLAS D. : PET. PERAN KEBAKARAN (Lini I)


Tanggung jawab di unit kerjanya sendiri.
Tugas : (Pada waktu jam kerja)
• Melaporkan kondisi bahaya dan keadaan sarana prot.
kebakaran
• Melakukan tindakan pemadaman awal bila terjadi kebakaran
dan memandu evakuasi
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN
(Lini II)
ANGG. REGU PEN. KEBAKARAN (KLAS C)

TUGAS POKOK :
Tanggung jawab di seluruh tempat kerja
(Diatur sistem shift)

Tugas :
1. Melakukan patroli rutin ke seluruh area kerja memantau
semua aspek pencegahan kebakaran.
2. Memelihara, memeriksa dan menguji semua sarana
proteksi kebakaran agar selalu dalam keadaan siap pakai.
3. Siap siaga melakukan tindakan menghadapi keadaan
darurat kebakaran untuk pemadaman dan penyelamatan
URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN

KLAS B : (KOORDINATOR SUB UNIT PEN. KEBAKARAN


Tanggung jawab di unit kerja tertentu
Tugas :
 Mengkoordinasikan program penanggulangan kebakaran
(inspeksi & latihan)
• Memimpin operasi penanggulangan kebakaran

KLAS A : PENANGGUNG JAWAB TEKNIK PEN. KEBAKARAN


Tanggung jawab di seluruh tempat kerja
Tugas :
• Menyusun, melaksanakan dan evaluasi program kerja
pengendalian kebakaran
• Melakukan audit internal dan pengawasan langsung
• Mempertanggung jawabkan pelaksanaan syarat K3
PENGAWASAN KECELAKAAN KERJA
SESUAI DENGAN UU NO.1 THN 1970 TTG
KESELAMATAN KERJA DIANRANYA :
 KEBAKARAN

 PELEDAKAN

 PENYAKIT AKIBAT KERJA

 PENCEMARAN LINGKUNGAN
DASAR HUKUM LATAR BELAKANG
K3
Pasal 9 UU pokok ketenaga kerjaan
Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas
keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moril
kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia
dan moral agama
Pasal 10
Pemerintah membina norma perlindunggan tenaga kerja
yang meliputi :
(1) norma keselamatan kerja
(2) norma kesehatan kerja
(3) norma kerja
(4) pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi
dalam hal kecelakaan kerja
DASAR HUKUM - 1
Pasal 5, 20 dan 27 ayat (2) UUD 1945

UU.No.3 tahun 1951 >>> UU.No.13 thn 2003


Pasal 86, 87 Paragraf 5 UU Ketenagakerjaan>>>>
Psl.12,14 UU cipta kerja

UU No.1 Tahun 1970

Peraturan Pelaksanaan

Peraturan Khusus PP; Per.Men ; SE;


Pragraf 5
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pasal 86
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia
serta nilai-nilai agama;

(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas


kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja

(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
Pasal 87

(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen


keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem
manajemen perusahaan

(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan


dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Pemerintah
BAB XVI
Bagiaan Kedua
Sangsi Administratif

Pasal 190
(1) Menteri atau pejabat yang ditunjuk mengenai sanksi administratif atas
pelanggaran ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 5,
Pasal 6, Pasal 15, Pasal 25, Pasal 38 ayat (2), Pasal 45 ayat (1), pasal 47
ayat (1), Pasal 48, Pasal 87, Pasal 106, Pasal 126 ayat (3), dan Pasal 160
ayat (1) dan ayat (2) Undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa :
a. teguran;
b. peringatan tertulis;
c. pembatasan kegiatan usaha;
d. pembekuan kegiatan usaha;
e. pembatalan persetujuan;
f. pembatalan pendaftaran;
g. penghentian sementara ssebagian atau seluruh alat produksi;
h. pencabutan ijin.

(3) Ketentuan mengenai sanksi administratif sebagaimana dimaksud ayat (1)


dan ayat (2) diatur lebih lanjut oleh Menteri
UU KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970 - 1

LATAR BELAKANG

• Yuridis - VR. 1910 Stbl No.406


• Industrialisasi, elektrifikasi, modernisasi - peningkatan
intensitet kerja
• Upaya preventif mulai dari perencanaan
UU KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970 - 2

TUJUAN
memberikan perlindungan atas keselamatan
• Tenaga kerja
• Orang lain
• Sumber-sumber produksi
dapat dipakai secara aman dan efisien
UU KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970 - 3

RUANG LINGKUP PENGAWASAN


tempat kerja di darat, dalam tanah, permukaan air,
dalam air, di udara

dengan unsur :
• dilakukan usaha
• ada tenaga kerja yang bekerja
• ada sumber bahaya
UU KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970 - 4
PENGAWASAN
Bab IV Pasal 5
MENAKER
DIREKTUR

PEG. AHLI PANITIA DOKTER P2K3


PENGA K3 BANDING PRSH
WAS

DEP/DINAS LUAR - POLI PRSH PRSH


DEPNAKER - JASA KESEH

- INDUSTRI
PEMERINTAH SWASTA
- JASA ----PJIT
UU KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970 - 5

KEWAJIBAN PENGURUS
• Pasal 8 - Pemeriksaan Kesehatan Badan

• Pasal 9 -Menjelaskan dan menunjukan kondisi dan


bahaya di tempat kerja
- Semua pengaman dan alat perlindungan yang
diharuskan
- APD
- Cara dan sikap bekerja yang aman
- Mempekerjakan setelah yakin
- Pembinaan
- Wajib memenuhi dan mentaati syarat K3
UU KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970 - 6

KEWAJIBAN PENGURUS

• Pasal 10 - Membentuk P2K3

• Pasal 11 - Laporan kecelakaan

• Pasal 14 - Menempatkan secara tertulis


- Memasang poster
- Menyediakan APD secara cuma-cuma
D. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari peraturan tersebut tentang :

1. Perencanaan
2. Gambar instalasi hydrant
3. Pemasangan
4. Pemeriksaan pengujian
5. Pemeliharaan

22
LANDASAN HUKUM
PENGAWASAN SJSN
1. Pasal 28 H dan pasal 34 UUD 1945
2. UU No.40 tahun 2004 ttg SJSN
3. UU No.24 tahun 2011 ttg BPJS
4. UU No.13 tahun 2003 ttg Ketenagakerjaan
5. UU.No 11 tahun 2020 ttg Cipta kerja
6. PP No. 44 th 2015 dan Perubahannya (PP 82 th 2019) ttg penyelenggaraan JKK
dan JKm
7. PP No. 45 th 2015 ttg Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun;
8. PP No. 46 th 2015 dan perubahannya PP No.60 th 2015 ttg penyelenggaraan
program JHT
9. PP. No. 70 Th 2015 ttg JKK dan JKM untuk ASN;
10.PP. No. 86 Th 2013 ttg Tata cara Sanksi Administratif;
11.PP No.35 Th 2021 ttg jaminan kehilangan pekerjaan
12.Perpres No. 64 Th 2020 ttg Perubahan Kedua Perpres 82 Th 2018 ttg Jaminan
Kesehatan;
13.Perpres No. 7 Th 2019 ttg PAK;
25
UUD 45 TAHUN 1945
PROGRAM JKN PEMENUHAN
AMANAT UUD 1945 dan UNDANG-
UNDANG
1 2

Pasal 28H : “Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang


memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia
yang bermartabat”

Pasal 34(2) : “Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi


seluruh rakyat .....”

Pasal 2: SJSN diselenggarakan berdasarkan asas kemanusiaan, asas


manfaat, dan asas keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Pasal 4. SJSN diselenggarakan berdasarkan pada prinsip:
g. Kepesertaan bersifat wajib
Pasal 20 ayat 1: Peserta jaminan kesehatan adalah setiap orang yang
telah membayar iuran atau iurannya dibayarkan oleh Pemerintah
PENGERTIAN JAMINAN SOSIAL

Salah satu bentuk perlindungan sosial


untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat
JAMINAN SOSIAL memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang
layak

Suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam


bentuk santunan berupa uang sebagai
pengganti sebagian dari penghasilan yang
JAMINAN SOSIAL hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai
akibat peristiwa atau keadaan yang dialami
oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja,
sakit, bersalin, hari tua dan meninggal dunia
(Undang-undang No. 3 Tahun 1992)

27
JENIS PENGAWASAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL NASIONAL
( SJSN )

Jenis program jaminan sosial meliputi :


1)Jaminan kesehatan;
2)Jaminan kecelakaan kerja;
3)Jaminan hari tua;
4)Jaminan pensiun; dan
5)Jaminan kematian.
6)Jaminan Kehilangan Pekerjaaan
(Sumber Pasal 82 UU 11 Tahun 2020)

28
KECELAKAAN KERJA
HUBUNGAN DENGAN SJSN:
Kejadian yang tidak diinginkan yang dapat
mengakibatkan terganggunya proses
pekerjaan yang telah direncanakan
sebelumnya
Catatan :
Kecelakaan kerja termasuk kebakaran,
peledakan, penyakit akibat kerja.
UNDANG-UNDANG No. 1 TH 1970
( PENGAWASAN K3 di segala tempat kerja)

Objective K3
• Melindungi para pekerja dan orang lainnya di tempat kerja (formal
maupun informal)
• Menjamin setiap sumber produksi dipakai secara aman dan efisien
• Menjamin proses produksi berjalan lancar

30
PENGAWASAN STRATEGI PENGENDALIAN
BAHAYA KEBAKARAN
UU NO 1 TH 1970
Pasal 3 ayat (1).
Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat syarat
keselamatan kerja untuk :
• mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran,
• mencegah, mengurangi peledakan

• memberikan kesempatan jalan menyelamatkan diri dalam


bahaya kebakaran
• pengendalian penyebaran asap, gas dan suhu

Pasal 9 ayat (3).


Pengurus wajib membina K3 penanggulangan kebakaran

31
UU 1/1970 PAL 5 (1)

PEGAWAI PENGAWAS DAN


AHLI KESELAMATAN KERJA
DITUGASKAN MENJALANKAN
PENGAWASAN LANGSUNG TERHADAP
DITAATINYA UNDANG UNDANG INI
DAN MEMBANTU PELAKSANAANYA

Dituntut memiliki wawasan tentang:


- Peraturan dan standar K3 yang berlaku
- Pengetahuan identifikasi bahaya,
- Dapat membuat rekomendasi pencegahan
kecelakaan yang efektif

32
er

D ec
as hov
Fl

th
ow
Steady

ay
Gr
Initiation
Initiation

 Awal terjadinya api/kebakaran tidak diduga waktu dan tempatnya;


 Api akan menjadi besar dan meluas bila cukup media penghantarnya;
 Intensitas nyala api dipengaruhi oleh sifat flammability dan quantities
jenis material yang terbakar;
 Kebakaran akan surut dan padam bila keseimbangan reaksinya tidak
seimbang.

33
NON THERMAL
(ASAP & GAS)
Mengancam keselamatan
manusia
THERMAL
Kerusakan/kerugian
Asset & Lingkungan

34
The Potential Effect of Fire on People and Property

Smoke
Temperature

Carbon
Monoxide
Carbon
Dioxide
EN

HE
YG

AT
OX

FIRE
FIRE
Oxygen
FUEL

35
VE

S
PA

VE
TI

PR
SS

LI
AC
EN

OP
I
VE

AN
HE
YG

FIRE

ER
M
AT

FIRE FIRE FIRE


OX

HU

TY
FIRE FIRE

FUEL
FIRE SAFETY ENVIRONMENT
MANAGEMENT

36
Unsur pemicu api-kebakaran
 Listrik
 Sambaran petir
 Listrik Statis
 Rokok
 Api terbuka
 Pemotongan/pengelasan
 Permukaan panas
 Bunga api pembakaran
 Bunga api Mekanik
 Reaksi kimia
 Penangasan
 Non teknis

37
OBLEMA PENGAWASAN
OBLEMA PENGAWASAN K3
K3 PADA
PADA GEDUNG
GEDUNG TINGGI
TINGG

• Karakteristik penghuni
(jumlah orang, kesadaran, kondisi fisik,
kedisiplinan, dll)
.
• Kompleksitas peralatan yang ada pada umumnya
tersentral (listrik, air, tata udara, tranportasi /lift,
komunikasi, gas, dll)
• Kondisi darurat
(bencana gempa bumi, kebakaran)
• Kemungkinan terjangkit penyakit menular (virus)

TIDAK MAMPU MENJANGKAU KETINGGIAN

38
HIGH RISK
HIGH RISK BUILDING
BUILDING SYNDROME
SYNDROME

Tantangan bagi para manajer gedung


tinggi untuk menerapkan konsep
manajemen sebaik-baiknya dalam
mengatasi karakter permasalahan
yang spesifik pada gedung tinggi.

39
Problema Pengawasan K3 Problema Pengawasan K-3
pada gedung tinggi di kapal

Harus komitment Top Manajement didukung semua


fihak sampai dengan Staf Pelaksana)

40
 Fire Safety Policy
Fire safety  Pre-fire planning
management  Pengorganisasian Fire Teams
 Pembinaan dan latihan
 Fire Emergency Respons Plan
 Fire drill/Gladi terpadu
 Inspection & Testing berkala
 Preventive maintenance
MANAJEMEN
PENANGGULANGAN  Fire safety Audit
KEBAKARAN  System informasi /komunikasi
 POSKO Pengendalian darurat

41
FIRE
FIRE EMERGENCY
PENGAWASAN
EMERGENCY RESPONSE
RESPONSE
FIRE
EMERGENCY
TEAM
TEAM
RESPONSE

FIRE
SERVICE

FIRE
BRIGADE

POSKO
SAFETY
MANAGER
BUILDING
MANAGER
SECURITY
ENGINEERING MEDICALTEAM
42
(SEBELUM)
(SEBELUM) (SELAMA)
(SELAMA) (SESUDAH)
(SESUDAH)
PENGENDALIAN
ENERGI INVESTIGASI
INVESTIGASI
DETEKSI ALARM
SISTEM PROTEKSI ANALISIS
PEMADAMAN ANALISIS
• PASSIF
KOMPARTEMENISASI REKOMENDASI
REKOMENDASI
LOKALISIR
SARANA EVAKUASI
• AKTIF REHABILITASI
REHABILITASI
EVAKUASI & RESCUE
FIRE SAFETY EQUIPMENT
PENGAMANAN
• FIRE EMERGENECY
RESPONS PLAN
PEMBINAAN & LATIHAN

43
ELEMEN PENGAWASAN K3
PENANGGULANGAN KEBAKARAN

 Pengendalian setiap bentuk energi al. :


- Penyimpanan dan penanganan bahan
mudah terbakar/meledak
- Sistem pengamanan peralatan, mesin

 Pengadaan system proteksi kebakaran


- Passive Fire Protection
- Active Fire Protection

 Manajemen Penanggulangan kebakaran


- Organisasi & personel
- Procedure Work Permit &
- Procedure tanggap darurat
44
“PENGAWASAN
DENGAN RISK”
Resiko adalah ukuran kemungkinan
kerugian yang akan timbul dari sumber
bahaya (hazard) tertentu yang terjadi.

Untuk menentukan resiko membutuhkan


perhitungan antara konsekuensi/ dampak
yang mungkin timbul dan probabilitas,
yang biasanya disebut sebagai
tingkat resiko (level of risk).
PENANGANAN RISIKO
Bila suatu risiko tidak dapat diterima maka harus
dilakukan upaya penanganan risiko agar tidak
menimbulkan kecelakaan/kerugian. Bentuk tindakan
Pengawasn dalam penanganan risiko dapat
dilakukan sebagai berikut :

☻ Kurangi/meminimalkan risiko
☻ Transfer risiko
☻ Terima risiko
Hirarki Pengendalian Risiko K3
☻ Eliminasi
Menghilangkan suatu bahan/tahapan proses berbahaya
☻ Substitusi
 Mengganti bahan bentuk serbuk dengan bentuk
pasta
 Proses menyapu diganti dengan vakum
 Bahan solvent diganti dengan bahan deterjen
 Proses pengecatan spray diganti dengan
pencelupan
☻ Rekayasa Teknik
 Pemasangan alat pelindung mesin (mechin
guarding)
 Pemasangan general dan local ventilation
 Pemasangan alat sensor otomatis
Hirarki Pengendalian Risiko K3

☻ Pengendalian Administratif
 Pemisahan lokasi
 Pergantian shift kerja
 Pembentukan sistem kerja
 Pelatihan karyawan
☻ Alat Pelindung Diri
 Helmet
 Safety Shoes
 Ear plug/muff
 Safety goggles
Langkah Penanggulangan
Kecelakaan Kerja
(Menurut ILO)
 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
• Ketentuan & syarat K3 mengikuti perkemb ilmu
pengetahuan, tehnik & teknologi
• Penerapan ketentuan & syarat K3 sejak tahap
rekayasa
• Penyel pengawasan & pemantauan pelak K3
 STANDARISASI
• Standar K3 maju akan menentukan tkt kemajuan
pelak K3
 INSPEKSI / PEMERIKSAAN
• Suatu kegiatan pembuktian sejauh mana kondisi
tempat kerja masih memenuhi ketentuan &
persyaratan K3
Langkah Penanggulangan
Kecelakaan Kerja
(Menurut ILO)
 RISET TEKNIS, MEDIS, PSIKOLOGIS &
STATISTIK
• Riset/penelitian untuk menunjang tkt kemajuan
bid K3 sesuai perkemb ilmu pengetahuan, tehnik &
teknologi
 PENDIDIKAN & LATIHAN
• Peningkatan kesadaran, kualitas pengetahuan &
ketrampilan K3 bagi TK
 PERSUASI
• Cara penyuluhan & pendekatan di bid K3, bukan
melalui penerapan & pemaksaan melalui sanksi-
sanksi
Langkah Penanggulangan
Kecelakaan Kerja
(Menurut ILO)
 ASURANSI
• Insentif finansial utk meningkatkan
pencegahan kec dgn pembayaran premi yg
lebih rendah terhdp peusahaan yang
memenuhi syarat K3

 PENERAPAN K3 DI TEMPAT KERJA


• Langkah-langkah pengaplikasikan di tempat
kerja dlm upaya memenuhi syarat-syarat K3
di tempat kerja
• Tingkatkan Kompentensi
menuju Profesionalisme
• Tunjukan prestasi K3 di tempat
kerja secara proaktif
• Yakinkan kepada Manager anda
bahwa K3 adalah benefit bukan
Coss
• Lakukan uji banding pada
perusahaan yang telah berhasil
dalam penerapan SMK3

Anda mungkin juga menyukai