net/publication/366951013
CITATIONS READS
79 2,243
12 authors, including:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Wa Ode Nur Ainun on 08 January 2023.
Penulis:
Abdurrozzaq Hasibuan, Anggri Puspita Sari
Nenny Ika Putri Simarmata, Harizahayu, Estiani, Muadzah
Bonaraja Purba, Sukarman Purba, Hasyim
Resna Napitu, Wa Ode Nur Ainun, Risma Nurhaini Munthe
Penerbit
Yayasan Kita Menulis
Web: kitamenulis.id
e-mail: press@kitamenulis.id
WA: 0821-6453-7176
IKAPI: 044/SUT/2021
Abdurrozzaq Hasibuan., dkk.
Perencanaan dan Pengembangan SDM
Yayasan Kita Menulis, 2021
xiv; 194 hlm; 16 x 23 cm
ISBN: 978-623-342-339-7
Cetakan 1, Desember 2021
I. Perencanaan dan Pengembangan SDM
II. Yayasan Kita Menulis
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa
atas Rahmat-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga bisa
menyelesaikan Buku Perencanaan dan Pengembangan SDM, serta
menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada tim penulis
yang telah menyempurnakan penulisan buku ini.
Penulis juga menyadari bahwa buku ini jauh dari sempurna, karena itu
penulis sangat berterima kasih bila ada kritik dan sarannya untuk
perbaikan berikutnya.
vi Perencanaan dan Pengembangan SDM
pengertian mikro secara sederhana adalah manusia atau orang yang bekerja
atau menjadi anggota suatu organisasi yang disebut personil, pegawai,
karyawan, pekerja, tenaga kerja dan lain-lain.
Menurut Veithzal Rivai SDM adalah seorang yang siap, mau dan mampu
memberi sumbangan usaha pencapaian tujuan organisasi. Selain itu sumber
daya manusia merupakan salah satu unsur masukan (input) yang bersama
unsur lainnya seperti modal, bahan, mesin dan metode/teknologi diubah
menjadi proses manajemen menjadi keluaran (output) berupa barang atau jasa
dalam usaha mencapai tujuan perusahaan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa SDM adalah orang-orang yang
terlibat dalam pelaksanaan organisasi di berbagai level, baik level pimpinan
atau top manajer, midle manajer maupun staf atau karyawan termasuk di
dalamnya investor atau pemodal. Sumber daya yang paling penting bagi suatu
organisasi adalah orang yang memberikan kerja, bakat, kreativitas, dan
semangat kepada organisasi". Oleh karena itu kesulitan sumber daya manusia
merupakan sumber masalah dalam organisasi. Konsekuensi dari hal ini adalah
tersedianya sumber daya manusia yang mempunyai kapasitas sebagai
perencana dan pelaksana program kegiatan. Kapasitas ini ditentukan oleh
kapabilitas, kompetensi dan produktivitas kerja.
Kapabilitas sumber daya manusia yang berorientasi pada pengetahuan
(knowledge) dan keterampilan (skill) yang akan menentukan berhasilnya
seseorang menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepadanya secara
optimal. Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumbuhan
bagi perusahaan untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya
manusia mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan perusahaan.
Walaupun didukung dengan sarana dan prasarana serta sumber dana yang
berlebihan, tetapi tanpa dukungan sumber daya manusia yang andal kegiatan
perusahaan tidak akan terselesaikan dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa
sumber daya manusia merupakan kunci pokok yang harus diperhatikan dengan
segala kebutuhannya.
Secara umum SDM dalam organisasi terbagi kepada tiga kelompok yaitu
sebagai berikut:
1. Investor, ialah setiap orang yang menginvestasikan modalnya untuk
memperoleh pendapatan dan besarnya pendapatan itu tidak menentu
tergantung pada laba yang dicapai perusahaan tersebut.
Bab 1 Perubahan Sumber Daya Manusia Secara Alamiah 3
Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya
fisik yang dimiliki individu, perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan
dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan
untuk memenuhi kepuasannya. Sumber daya manusia merupakan aset dalam
segala aspek pengelolaan terutama yang menyangkut eksistensi organiasi.
Untuk mengenali dan memahami perubahan, tidak jarang kita harus belajar
dari sejarah masa lalu yakni bagaimana berlangsungnya proses perubahan baik
perubahan pada skala mikro (perubahan organisasi) maupun perubahan pada
skala makro (perubahan masyarakat). Kedua jenis perubahan ini diyakini
mempunyai keterkaitan yang tidak bisa dipisahkan. Perubahan yang terjadi
pada skala makro pasti akan berimbas pada perubahan pada skala mikro
mengingat organisasi merupakan bagian integral dari masyarakat. Demikian
sebaliknya, perubahan yang terjadi pada skala mikro, misalnya perubahan pada
Bab 1 Perubahan Sumber Daya Manusia Secara Alamiah 9
partner bisnis (business partner) dan bagian dari anggota team manajemen
(management team member).
Perubahan peran baru (new role) dan fungsi sumber daya manusia yang lebih
mengarah kepada peran dan fungsi yang lebih berhubungan dengan isu-isu
bisnis dan strategis didasari oleh adanya perubahan lingkungan bisnis global
yang semakin cepat diantaranya adalah adanya perubahan dan pertumbuhan
bisnis yang semakin tidak menentu, perkembangan teknologi yang semakin
cepat, perubahan organisasi yang semakin kompleks baik dari segi produk,
geografi, teknologi, fungsi bisnis, pasar dan pelanggan, organisasi yang
dituntut semakin fleksibel baik dari segi struktur, sistem dan proses, adanya
perubahan lingkungan eksternal perusahaan seperti legilasi dan regulasi
pemerintah, hubungan dengan serikat pekerja, dan meningkatnya persaingan
secara multinasional serta semakin pentingnya kolaborasi internasional seperti
adanya merger dan akuisisi. Dengan adanya tuntutan perubahan lingkungan
bisnis tersebut, maka sumber daya manusia dituntut untuk lebih berperan
dalam menangani dan terlibat langsung dalam setiap aktivitas bisnis yang
berhubungan dengan manusia (people-related business).
Isu-isu mengenai people-related business ini merupakan kunci awal bagi
terjadinya perubahan dan transformasi peran dan fungsi sumber daya manusia,
karena kedepannya akan banyak isu-isu global yang akan menjadi fokus
perhatian bagi kebijakan-kebijakan manajemen sumber daya manusia (Human
Resources Management), Schuler and Walker (1990), di antaranya yaitu:
1. Managing for Employee Competence, isu ini berfokus pada
peningkatan skill tenaga kerja guna menjawab tantangan perubahan
teknologi dan organisasi.
2. Managing Workforce Diversity, isu ini berkaitan dengan bagaimana
merekrut, mempertahankan dan memotivasi individu dengan latar
belakang yang berbeda dan beragam seperti ras, agama, jenis
kelamin, umur dan bahasa.
3. Managing for Enhanced Competitiveness, isu ini berkaitan dengan
kesuksesan suatu perusahaan bergantung pada seberapa efektif dan
efisiennya kebijakan strategis dan operasional perusahaan seperti
peningkatan kualitas produk barang dan jasa serta inovasi produk dan
jasa baru yang berlangsung secara terus menerus dan sistematis.
Bab 1 Perubahan Sumber Daya Manusia Secara Alamiah 11
Perubahan peran dan fungsi sumber daya manusia agar mampu berjalan
dengan efektif dan efisien dan mampu mencapai sasaran (target) serta
memiliki implikasi yang signifikan bagi perusahaan maka perlu dilakukan
transformasi organisasi secara keseluruhan di mana organisasi/perusahaan
digunakan sebagai wadah (melting pot) bagi aktualisasi peran dan fungsi
sumber daya manusia, selain itu juga dengan adanya transformasi organisasi
akan lebih mudah dalam mewujudkan good corporate governance.
Lewin (1951) menyatakan ada beberapa hal yang perlu diidentifikasi sebelum
melakukan manajemen perubahan sebagai berikut:
1. Perubahan hanya boleh dilaksanakan untuk alasan yang baik.
2. Perubahan harus secara bertahap.
3. Semua perubahan harus direncanakan dan tidak secara drastis atau
mendadak.
4. Semua individu yang terkena perubahan harus dilibatkan dalam
perencanaan perubahan.
Pengertian Perubahan Organisasi adalah suatu variasi dari cara-cara yang telah
mapan, yang selama ini berlangsung dalam organisasi dan dipergunakan serta
ditaati oleh anggota organisasi dalam melakukan aktivitasnya dan berbeda dari
apa yang selama ini ada dan telah berlaku dalam organisasi.
24 Perencanaan dan Pengembangan SDM
Faktor eksternal adalah penyebab perubahan yang berasal dari luar (atau sering
disebut lingkungan) organisasi yang dapat memengaruhi organisasi dan
kegiatan organisasi. Organisasi bersifat responsif terhadap perubahan yang
terjadi di lingkungannya. Oleh karena itu, jarang sekali suatu organisasi
melakukan perubahan besar tanpa adanya dorongan yang kuat dari
lingkungannya. Artinya, perubahan yang besar itu terjadi karena tekanan
lingkungan yang menuntut perubahan seperti itu. Beberapa penyebab
perubahan organisasi yang termasuk faktor ekstern adalah perkembangan
teknologi, faktor ekonomi dan peraturan pemerintah. Misalnya faktor seperti:
Politik, Hukum, Kebudayaan, Teknologi, Sumber daya alam, Demografi
(kependudukan), Sosiologi.
2.1 Pendahuluan
Sistem manajemen dalam perusahaan atau organisasi memerlukan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang berbakat, kreatif dan inovatif sesuai dengan
kebutuhan, tujuan manajemen perusahaan dan persaingan bisnis yang
kompetitif. Baik atau buruknya suatu perusahaan dapat dilihat dari manajemen
yang dijalankan. Kehidupan organisasi bisnis sangat dituntut untuk terus
bergerak mengikuti perubahan yang cepat dan massif. Cascio dalam Alwi
(2001), menyatakan bahwa perencanaan SDM akan menjadi lebih penting bagi
perusahaan karena adanya globalisasi, teknologi baru, proses restrukturisasi
organisasi dan perbedaan etnis dalam angkatan kerja. Sehingga faktor-faktor
tersebut akan menghasilkan ketidakpastian dan sulit untuk di prediksi, maka
perusahaan harus mengembangkan bisnis dan menyusun SDM secara sinergis
yang nantinya dapat mengurangi risiko akibat ketidakpastian tersebut. Agar
pelaksanaan perencanaan SDM berhasil maka diperlukan strategi perencanaan
manajemen SDM agar dapat memastikan keselarasan antara bisnis dan strategi
sumber daya manusia.
30 Perencanaan dan Pengembangan SDM
Perencanaan
Streategik
Perencanaan
Operasional
Diversitas angkatan kerja Membedakan sumber daya manusia satu dengan lain seperti:
Ras, jenis kelamin, umur dan bahasa
3.1 Pendahuluan
Dalam mencapai tujuan organisasi, banyak kendala yang dihadapi oleh
organisasi, salah satu kendala tersebut adalah turn over karyawan. Turnover
dapat dialami oleh organisasi di sektor swasta ataupun sektor publik. Turnover
dapat diartikan sebagai keluar masuknya seorang karyawan dari perusahaan
tempatnya bekerja (Dessler, 2013). Turnover di dalam organisasi dapat
menimbulkan ketidakstabilan dan ketidakjelasan terhadap kondisi tenaga kerja
dan akan meningkatkan biaya yang harus dikeluarkan oleh organisasi.
Perusahaan akan mengalami kerugian jika harus mengeluarkan biaya untuk
rekrutmen dan seleksi kembali kepada calon karyawan.
3.2 Turnover
Pada umumnya, turnover memberikan dampak negatif bagi organisasi. Namun
menurut Robbins (2006) tidak selamanya turnover selalu merugikan
perusahaan, tetapi ada juga turnover yang menguntungkan perusahaan.
40 Perencanaan dan Pengembangan SDM
Turnover yang merugikan yaitu apabila karyawan yang keluar dari perusahaan
adalah karyawan yang mempunyai kinerja baik, keahlian dan pengalaman yang
banyak di bidangnya. Perusahaan akan diuntungkan apabila karyawan yang
keluar adalah karyawan dengan kinerja di bawah standar, tidak mencapai target
yang diharapkan sehingga posisi yang ditinggalkan akan diisi oleh karyawan
lain yang memiliki kinerja dan keterampilan yang lebih baik.
Budaya turnover dapat menular pada karyawan lainnya. Shaw dkk (2011)
menyatakan bahwa organisasi dengan sejarah angka turn over yang tinggi
cenderung membuat karyawan lamanya untuk meninggalkan organisasi juga.
Ketika karyawan yang meninggalkan organisasi tersebut meraih kesuksesan di
pekerjaan yang baru, maka hal itu akan semakin memengaruhi karyawan
lamanya untuk keluar dari organisasi.
Turnover di dalam organisasi dapat menimbulkan kondisi organisasi yang tidak
stabil dan akan meningkatkan anggaran sumber daya manusia di organisasi
antara lain anggaran yang dikeluarkan untuk pelatihan karyawan, anggaran
untuk rekrutmen dan pelatihan bagi karyawan baru. Lussier (2005) menyatakan
bahwa semakin tinggi tingkat turnover maka pengeluaran yang dikeluarkan
akan semakin tinggi pula.
Terdapat dua jenis turnover yaitu voluntary turnover dan involuntary turnover
(Robbins, 2006). Voluntary turnover atau quit adalah keputusan yang diambil
karyawan untuk keluar dari pekerjaannya saat ini dengan sukarela karena
kondisi pekerjaannya saat ini dan adanya alternatif lowongan pekerjaan lain.
Sedangkan involuntary turnover atau pemecatan merupakan kebijakan yang
diambil oleh pemberi kerja atau organisasi (employer) untuk memutus
hubungan kontrak kerja antara pemberi kerja dan pegawai.
Turnover merupakan isu yang sangat penting di dalam suatu organisasi, oleh
karena itu organisasi harus bekerja keras untuk mengelola karyawannya dengan
baik sehingga karyawan tidak memiliki niat untuk meninggalkan organisasi.
Retensi karyawan merupakan strategi organisasi untuk mempertahankan
karyawan yang potensial yang dimiliki oleh organisasi untuk tetap loyal
terhadap organisasi. Apabila strategi retensi karyawan diterapkan dengan baik
maka angka turnover karyawan akan dapat ditekan.
Survei yang dilakukan oleh McKenna (2002) terhadap 8000 karyawan dari 35
industri dengan pertanyaan “Apa yang membuat anda bertahan dengan
organisasi tempat anda bekerja sekarang?” menemukan beberapa jawaban
sebagai berikut: (1) Pekerjaan yang menarik dan menantang; (2) Pengembangan
Bab 3 Hubungan Individu Karyawan/ Organisasi Dan Retensinya 41
karier, pembelajaran dan pengembangan diri; (3) Gaji dan kompensasi yang
adil; (4) Berhubungan dan bekerja dengan orang yang hebat; (5) Manajenem
yang memberi dukungan, bos yang hebat; (6) Bangga dengan organisasi, baik
misi atau produknya; (7) Lingkungan kerja dan budaya yang hebat; (8) Dikenali,
dinilai dan dihargai; (9) Pekerjaan yang berarti, membuat perbedaan; (10)
Otonomi. Oleh karena itu organisasi perlu membuat program untuk diberikan
kepada karyawan agar karyawan bertahan di organisasi.
Menurut Mathis dan Jackson (2006), faktor – faktor penentu retensi karyawan
adalah sebagai berikut:
1. Komponen organisasi.
2. Keputusan yang diambil oleh karyawan dalam bertahan atau
meninggalkan organisasi dipengaruhi oleh beberapa komponen
organisasi. Organisasi yang mempunyai culture dan value yang positif
memiliki memiliki keamanan dalam pekerjaan yang baik cenderung
memiliki tingkat retensi karyawan yang lebih baik.
3. Peluang karir organisasi. Karir merupakan tingkatan posisi yang
berhubungan dengan pekerjaan yang diraih oleh seseorang. Setiap
karyawan akan mengejar karir demi mendapatkan kepuasan dalam
kebutuhan individu. Karyawan yang mengejar karir harus dibantu oleh
organisasi selaku pemberi kerja untuk memenuhi kebutuhannya dalam
mengejar karir. Organisasi berperan penting dalam sistem perencanaan
karir karyawan. Perencanaan karir yang dibuat oleh organisasi
diterapkan dengan menempatkan seseorang karyawannya dalam
pekerjaan yang merupakan permulaan dari rangkaian pekerjaan. Byars
dan Rue (1997) menyatakan bahwa jalur karir adalah rangkaian
kegiatan pengembangan yang terdiri dari pelatihan, pendidikan atau
pengalaman kerja yang dilakukan secara formal atau informal yang
bertujuan untuk membantu karyawan untuk mampu bekerja atau
memegang jabatan yang lebih baik. Kegiatan formal dalam
pengembangan dapat berupa pelatihan atau pengembangan karir
sedangkan kegiatan informal antara lain adalah kegiatan mentoring
atasan kepada bawahan. Pengembangan karir yang dilakukan oleh
organisasi dapat memengaruhi retensi karyawan. Kesempatan dan
peluang pengembangan diri menjadi salah satu alasan kenapa
Bab 3 Hubungan Individu Karyawan/ Organisasi Dan Retensinya 47
Mathis dan Jackson (2014) menyatakan bahwa selain faktor penentu retensi
karyawan, adalah penting bagi pengelola sumber daya manusia dan organisasi
mempunyai proses yang digunakan untuk mengatur retensi karyawan. Jika
proses yang digunakan untuk mengukur retensi karyawan dibiarkan berjalan
tanpa adanya intervensi, retensi karyawan kemungkinan besar tidak akan
berhasil.
kegiatan operasional yang mencakup sumber daya yang dimiliki oleh organisasi
yang dimanfaatkan secara efisien dan efektif oleh organisasi. Oleh karena itu
organisasi perlu memelihara sumber daya yang dimiliki agar sumber daya
manusia yang dimiliki bisa bekerja secara baik sehingga menguntungkan
organisasi. Sumber daya manusia yang tidak dipelihara dapat meningkatkan
terjadinya turnover.
Ada 5 macam strategi retensi karyawan menurut Torrington dkk (2003), yaitu:
1. Kompensasi.
Faktor kompensasi dianggap faktor pemicu utama dalam
ketidakpuasan karyawan yang akhirnya menyebabkan karyawan
menjadi tidak loyal kepada organisasi. Menurut Teori Dua Faktor
Herzberg, kompensasi merupakan faktor hygiene (Gibson dkk, 2003).
Karyawan merasa tidak puas ketika organisasi tidak dapat memenuhi
faktor hygiene, jika karyawan merasa adanya ketidakpuasan maka
karyawan tidak akan bekerja dengan baik serta tidak loyal terhadap
organisasi. Bila karyawan merasa puas dengan upah yang diterima
maka karyawan akan bekerja dengan baik dan organisasi dapat
mengharapkan loyalitas dari karyawan.
2. Pemenuhan Harapan.
Seorang karyawan bekerja di sebuah organisasi mempunyai harapan
untuk dapat bekerja dengan tenang, mendapatkan kompensasi finansial
yang memuaskan dan juga harapan untuk mengembangkan karir.
Pemenuhan harapan seorang karyawan sebenarnya masuk ke dalam
kontrak psikologis. Kontrak psikologis sendiri mencakup aspek
hubungan kerja yang baik antara karyawan dan organisasi. Organisasi
diharapkan dapat memenuhi harapan karyawan terkait pengembangan
karir dan promosi karyawan di dalam organisasi, desain job konten,
lingkungan sosial, keuangan dan keseimbangan dengan pribadi
karyawan.
3. Induksi
Induksi adalah masa orientasi bagi karyawan baru. Tujuan
dilakukannya induksi adalah untuk memudahkan karyawan baru untuk
beradaptasi dengan tempat kerja yang baru, dan dapat memfasilitasi
50 Perencanaan dan Pengembangan SDM
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia yang
handal dan berkualitas harus dikelola dengan baik oleh organisasi. Jika sumber
daya manusia tersebut mempunyai keinginan untuk turnover, hal tersebut akan
memberi dampak yang negatif terhadap organisasi. Oleh karena itu, organisasi
perlu mencari tahu faktor yang menjadi penyebab terjadinya turnover di dalam
organisasinya, sehingga organisasi dapat mencegah terjadinya turnover.
Faktor penyebab terjadinya turnover bisa dari individu, organisasi ataupun
pengaruh dari luar individu maupun organisasi. Sebagai upaya preventif
organisasi harus menyusun perencanaan untuk penyediaan tenaga kerja yaitu
dengan pendaftaran dan pendataan serta seleksi yang baik sehingga organisasi
dapat memperoleh tenaga kerja yang baik dan memiliki komitmen dan loyalitas.
Terhadap karyawan yang ada organisasi melakukan fungsi pemeliharaan
sehingga faktor-faktor penyebab terjadinya turnover dapat diminimalisir.
Mempertahankan karyawan yang memiliki kompetensi menjadi hal yang
penting bagi sebuah organisasi. Karyawan yang berkompeten perlu
dipertahankan sehingga karyawan tersebut tidak keluar dan organisasi dan
masuk ke organisasi kompetitor.
Salah satu strategi yang bisa dilakukan oleh organisasi dalam mencegah dan
menekan angka turnover adalah dengan melakukan retensi karyawan. Yang
terpenting dalam pelaksanaan proses retensi karyawan adalah bagaimana
sebuah organisasi bisa membuat karyawannya merasa mendapatkan kepuasan
dan perhatian dari organisasi tempatnya bekerja baik dalam hal kompensasi
maupun kondisi kerja
Bab 4
Legalitas Equal Employment
Opportunity (EEO)
4. Perlakuan yang adil dalam segala hal, mulai sebelum bekerja, saat
bekerja, dan setelah bekerja.
dan klien harus diperlakukan sama, terlepas dari latar belakang sosial, agama,
etnis mereka, apakah mereka memiliki disabilitas atau karakteristik pribadi
lainnya, dan materi pemasaran dan hubungan masyarakat perusahaan. Mereka
harus bebas dari pesan atau stereotip diskriminatif (implisit atau eksplisit).
Keputusan bisnis yang terkait dengan outsourcing, kontrak, pembelian atau
penyewaan tanah, dan lainnya harus diambil atas dasar yang sama, berdasarkan
nilai dan tujuan pencapaian yang mengharuskan pemasok atau subkontraktor
mereka juga mematuhi prinsip ini.
ini tidak selalu diakui. Misalnya, sering ditafsirkan bahwa perempuan memilih
pekerjaan berkualitas rendah dan dibayar rendah berdasarkan pilihan bebas
mereka. Ini ditafsirkan oleh beberapa orang sebagai tanda non-diskriminasi
seolah-olah perempuan bebas memilih pekerjaan pribadi B dan yang lain
berpendapat bahwa pilihan bebas memainkan sedikit peran dalam keputusan
seperti ini, tetapi perempuan dipaksa untuk beradaptasi dengan prasangka
gender di pasar tenaga kerja . Pengalaman negatif yang berulang dari pencarian
kerja dan perlakuan di tempat kerja mengarah pada fenomena pekerja yang
kehilangan motivasi, karena pengalaman negatif yang berulang ini menjadi
terinternalisasi dan membentuk pilihan, inspirasi dan upaya pelatihan dan
profesi yang dilakukan pekerja. (Kemenakertrans, 2012).
Secara hukum di Indonesia, perempuan dan laki-laki memiliki kedudukan yang
sama di bawah UUD 1945. Namun, dalam kehidupan sehari-hari masih terdapat
kesulitan dalam mewujudkan hak-hak tersebut. Beberapa komunitas dan sektor
perempuan cukup menonjol di Indonesia pada akhir 1990-an, namun secara
makro perempuan masih menghadapi beberapa masalah: Pertama, adanya
persepsi peran ganda dalam penggunaan waktu, cukup untuk menyelaraskan
peran. ibu, istri dan anggota masyarakat. Peran perempuan di sektor publik
selalu dilihat sebagai peran pelengkap. Kontribusi mereka terlihat dalam
hubungan untuk memenuhi tanggung jawab dan tugas mereka sebagai
istri.Ketiga, adanya perubahan sistem produksi akibat industrialisasi, era
komunikasi dan transportasi yang canggih saat ini. (Firdaus, 2012).
Ada beberapa langkah yang terlibat dalam proses pengaduan EEO di mana
karyawan sipil atau pelamar DoD harus melanjutkan saat mengajukan
pengaduan diskriminasi. Unit atau instalasi yang berbeda dalam setiap layanan
telah menghasilkan beberapa diagram alur yang menangani langkah-langkah
dalam proses ini, seperti yang dijelaskan oleh EEOC. Kantor EEO setempat
akan memutuskan apakah akan menerima atau menolak pengaduan tersebut.
Jika pengaduan ditolak sepenuhnya, pengadu dapat mengajukan banding dalam
waktu 30 hari setelah menerima pemberitahuan penolakan pengaduan atau
dapat mengajukan gugatan perdata dalam waktu 90 hari. Jika pengaduan
diterima, penyelidikan harus diselesaikan dalam waktu 180 hari sejak pihak
yang dirugikan secara resmi mengajukan pengaduan. Batas waktu 180 hari ini
diatur oleh EEOC dan menjadi fokus laporan ini (Matthews and Lim, 2015).
Bab 5
Mengelola Tenaga Kerja Secara
Baik
5.1 Pendahuluan
Sebuah perusahaan tidak bisa melaksanakan aktivitas bisnis nya tanpa adanya
tenaga kerja, di mana tenaga kerja merupakan salah satu aset penting bagi
perusahaan yang tidak ternilai harganya. Selain tenaga kerja, manajemen juga
mengajarkan banyak hal tentang bagaimana tujuan tersebut dapat tercapai
secara efektif dan efisien, di mana perubahan lingkungan dan perubahan
teknologi membawa pengaruh yang besar terhadap kebutuhan tenaga kerja di
mana perusahaan dituntut untuk bisa mengikuti semua perkembangan yang ada
saat ini.
Faktor manusia merupakan hal yang penting dalam sebuah perusahaan, untuk
itu dalam suatu perusahaan harus ada satu bidang khusus yang mengelola SDM,
sebagaimana Edwin B Flippo mengemukakan bahwa:
“Manajemen Personalia itu sendiri adalah perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan,
kompensasi, integrasi, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja dengan
sumber daya manusia untuk mencapai sasaran perseorangan, organisasi dan
masyarakat (Handoko,2000)”.
60 Perencanaan dan Pengembangan SDM
5.2 Rekrutmen
Mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas bukanlah hal yang sederhana dan
mudah dalam sebuah organisasi. Seberapa besar skala, ukuran dan jenis dari
sebuah organisasi tidak akan lepas dari faktor sumberdaya manusia (SDM).
Untuk mencari dan merekrut calon tenaga kerja yang berpotensi dan sesuai
dengan standar organisasi, maka harus di lihat dari berbagai aspek internal
maupun eksternal dalam sebuah organisasi. perekrutan itu sendiri di tujukan
untuk mengisi kekosongan pegawai yang disebabkan oleh berbagai macam
alasan diantaranya adalah pertumbuhan organisasi itu sendiri, perubahan dalam
struktur dan fungsi.
Sebuah proses yang menentukan dan menarik pelamar untuk mampu bekerja di
dalam sebuah perusahaan pada dasarnya merupakan proses rekrutmen. Yang di
mulai dengan mencari pelamar dan berakhir pada saat surat lamaran mereka
yang mereka buat diserahkan. Sekumpulan pelamar (calon tenaga kerja) akan
masuk pada proses seleksi. Rekrutmen juga dapat dikatakan sebagai proses
dalam mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas dan bisa menempati suatu
jabatan dan pekerjaan dalam sebuah perusahaan.
1. Karakteristik organisasi
2. Tujuan dan kebijakan organisasi
3. Kondisi lingkungan eksternal organisasi
4. Biaya rekrutmen organisasi
5. Kompensasi
6. Kebiasaan rekrutmen
7. Pasar tenaga kerja
Investasi penting yang harus dimiliki oleh sebuah organisasi yaitu SDM.
Banyak organisasi menunjukkan bahwa dengan menyelenggarakan program
Bab 5 Mengelola Tenaga Kerja Secara Baik 63
3. Materi Program.
Program disusun berdasarkan perkiraan kebutuhan dan tujuan dari
kegiatan pelatihan. Program harus dapat memenuhi kebutuhan
organisasi dan peserta pelatihan dengan berbagai materi nya.
Kebutuhan disini mungkin dalam bentuk menyajikan pengetahuan
yang diperlukan atau berusaha untuk mengetahui sikap atau
pengajaran keahlian khusus.
4. Prinsip Pembelajaran.
Agar proses belajar akan berjalan lebih efektif, maka prinsip
pembelajaran dijadikan sebuah pedoman. Prinsip – prinsip ini
mengandung unsur relevansi, pengulangan,partisipasi, pengalihan dan
umpan balik.Semakin banyak prinsip ini direfleksikan dalam
pelatihan, maka pelatihan tersebut akan semakin efektif.
Gambar 5.4: Faktor yang berperan dalam pelatihan (Veithzal Rivai dan Ella
Jaufani Sagala,2010)
Bab 5 Mengelola Tenaga Kerja Secara Baik 69
9. Pelatihan tindakan.
Pelatihan ini dibantu oleh fasilitator (dari luar atau dalam perusahaan)
untuk mencari solusi masalah nyata yang dihadapi oleh perusahaan
dalam kelompok kecil.
10. Role playing
Cara ini merupakan perpaduan antara metode kursus dan program
pengembangan sikap. Setiap peserta ditempatkan pada suatu keadaan
dan diminta untuk bereaksi terhadap strategi yang dijalankan dan
memainkan peran oleh peserta yang lain. Kesuksesan metode ini
tergantung dari keseriusan peserta dalam memainkan perannya.
11. In - basket technique.
Informasi tentang hal - hal penting dan mendesak seperti informasi
tentang email khusus dari manager dan daftar telpon. Peserta pelatihan
kemudian mengambil keputusan dan tindakan yang selanjutnya
keputusan dan tingkatan tersebut dianalisis sesuai derajat pentingnya
tindakan, pengalokasian waktu, kualitas keputusan dan prioritas
pengambilan keputusan.
12. Manajemen games menekankan pada kemampuan problem - solving.
Terdiri dari integrasi atas berbagai kemampuan bereksperimen melalui
keputusan yang diambil, interaksi keputusan dan umpan balik dari
keputusan.
13. Behavior modeling merupakan salah satu metode yang bersifat
psikologis dasar di mana pola-pola baru dari suatu perilaku dapat
diperoleh.
14. Outdoor oriented programs
Program yang menggabungkan kombinasi antara kemampuan di luar
kantor dengan kemampuan di dalam ruang kantor, materi ini biasanya
dilakukan di suatu wilayah terpencil.
Gambar 5.6: Model Motivasi content theory (Veithzal Rivai dan Ella Jaufani
Sagala,2010)
6. Pola dasar pemikiran process theory
Pola pemikiran ini menekankan pada bagaimana tujuan setiap individu
di motivasi untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
7. Pola dasar pemikiran Reinforcement theory
Teori ini menjelaskan bagaimana konsekuensi perilaku di masa lalu
memengaruhi tindakan di masa yang akan datang dalam suatu siklus
proses belajar.
Bab 5 Mengelola Tenaga Kerja Secara Baik 75
6.1 Pendahuluan
Sebuah organisasi maupun perusahaan memiliki tujuan untuk selalu
berkembang karena memiliki visi dan misi yang perlu dicapai, untuk mencapi
tujuan perusahaan tidak mungkin hanya menjadi tanggungjawab seseorang.
Organisasi yang besar perlu mengintegrasikan seluruh sumber daya yang ada di
perusahaan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, diperlukannya sebuah
strategi yang tepat untuk menempatkan orang-orang atau pegawai yang sesuai
dengan fungsi dan tugas tertentu (Kaswan, 2017).
Melakukan analisis dan mendesain pekerjaan merupakan langkah penting dan
paling utama dalam manajemen sumber daya manusia. Analisis pekerjaan
memberikan informasi yang diperlukan oleh perusahaan yang berkaitan dengan
banyak kegiatan manajemen sumber daya manusia lainnya seperti
menghasilkan deskripsi pekerjaan, pengadaan SDM, profil peran, spesifikasi
karyawan yang dibutuhkan, pelatihan dan pengembangan SDM (Armstrong,
2010).
Jika suatu perusahaan tidak dapat menganalisis dan mengetahui secara pasti
deskripsi pekerjaan dan mekanisme pekerjaan, maka akan kesulitan dalam
menentukan siapa yang tepat untuk bekerja pada pekerjaan tersebut, bagaimana
mengerjakannya, dan bagaimana melatih mereka (Bangun, 2012).
78 Perencanaan dan Pengembangan SDM
Dengan beberapa definisi kerja di atas, maka kerja merupakan suatu usaha dan
aktivitas untuk tujuan tertentu, dalam konteks ini tujuan organisasi atau
perusahaan dengan memanfaatkan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki
individu. Kerja atau pekerjaan perlu disesuaikan dengan kebutuhan organisasi,
dengan cara menganalisis pekerjaan yang disesuaikan dengan kebutuhan
organisasi atau perusahaan.
responden rendah.
Seringnya
memakan waktu
untuk
mengembangkan.
4 Catatan Harian: Ditulis dalam bahasa Membutuhkan
deskripsi aktivitas yang lazim, sehingga dokumentasi.
kerja sehari-hari data mudah digunakan Kemungkinan
oleh pekerja catatan tidak
objektif. Mungkin
tidak mencakup
aktivitas mental
7.1 Pendahuluan
Pengertian manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efesien
untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Sudarso et al., 2020; Hasibuan et al.,
2021; Tanjung et al., 2021). Manajemen adalah suatu ilmu juga seni untuk
membuat orang lain mau dan bersedia bekerja untuk mencapai tujuan yang telah
dirumuskan bersama oleh sebab itu manajemen memerlukan konsep dasar
pengetahuan, kemampuan untuk menganalisis situasi, kondisi, sumber daya
manusia yang ada dan memikirkan cara yang tepat untuk melaksanakan
kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan (Banjaŕnahor et al., 2021;
Kuswandi et al., 2021; Sudarmanto et al., 2021). Pada hakikatnya kegiatan
manusia pada umumnya adalah mengatur (managing), untuk mengatur disini
diperlukan suatu seni, bagaimana orang lain memerlukan pekerjaan untuk
mencapai tujuan bersama (Halim et al., 2021; Kato et al., 2021; Nainggolan et
al., 2021; Revida et al., 2021).
Pengertian manajemen adalah suatu rangkaian proses yang meliputi kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi dan
88 Perencanaan dan Pengembangan SDM
Kumpulan pelamar, terdiri dari semua orang yang benar-benar dievaluasi untuk
diseleksi. Banyak faktor dapat memengaruhi besarnya ukuan kumpulan pelamar
ini. Sebagai contoh, organisasi yang disebutkan sebelumnya hanya ingin
mewawancarai sejumlah kecil lulusan MBA di universitas-universitas utama,
karena tidak semua lulusan mau diwawancarai. Kumpulan pelamar di sini akan
bergantung pada reputasi organisasi dan industri sebagai tempat kerja, upaya-
upaya screening terhadap organisasi, dan informasi yang tersedia bagi populasi
pelamar. Dengan menganggap seorang calon yang tepat dapat ditemukan,
seleksi terakhir akan dibuat dari kumpulan pelamar (Sutadji, SP and Fi, 2010;
Priansa, 2014).
Bab 7 Rekrutmen Melalui Pasar Tenaga Kerja 91
orang pensiun atau orang lain yang dahulu pernah bekerja untuk
perusahaan. keuntungan utama dalam merekrut mantan tenaga kerja
adalah kinerja mereka telah diketahui (Setiani, 2013).
Mantan Pelamar dan Pernah Diwawancarai. Sumber potensial lainnya
untuk mencari pelamar dapat ditemukan di dalam berkas-berkas
organisasi. Meskipun tidak sepenuhnya merupakan sumber internal,
mereka yang dahulu pernah melamar pekerjaan dapat dikontak
kembali dengan surat, sebuah cara yang cepat dan tidak mahal untuk
mengisi lowongan pekerjaan yang kosong.
Para pelamar yang telah diwawancarai dan telah melamar dapat
dipertimbangkan juga. Mereka yang pernah diwawancarai sebelumnya
tampaknya lebih cocok untuk mengisi pekerjaan tidak terampil dan
setengah terampil, tetapi beberapa lowongan pekerjaan profesional
dapat diisi dengan beralih kepada lamaran-lamaran seperti itu (Greller,
1999).
Perekrutan akademi bisa berbiaya mahal. Oleh karena itu, sebuah organisasi
harus menentukan apakah jabatan kosong yang akan diisi benar-benar
membutuhkan orang-orang dengan pendidikan dari akademi. Banyak jabatan
tidak memerlukan hal ini. Akan tetapi, banyak perusahaan bersikeras mengisi
jabatan kosong itu dengan lulusan dari akademi. Hasilnya adalah para tenaga
kerja itu harus dibayar lebih tinggi dan akan segera meninggalkan perusahaan
bila pekerjaan mereka kurang menantang.
Untuk mengurangi beberapa biaya yang berkaitan dengan perekrutan akademi,
beberapa perusahaan dan pusat-pusat jasa penempatan akademi atau universitas
mengembangkan program-program yang menggunakan wawancara video.
Dengan sistem seperti ini, para mahasiwa dapat diwawancarai oleh
pewawancara dari jarak ratusan mil. Ada beberapa keuntungan bagi perusahaan
dan bagi mahasiswa. Perusahaan menghemat biaya perjalanan dan masih dapat
melihat dan mendengarkan para mahasiswa. Bagi para mahasiswa, sistem itu
menyediakan cara untuk mendiskusikan kemampuan mereka dan lowongan
pekerjaan yang tersedia tanpa meninggalkan kuliah mereka (Sutadji, SP and Fi,
2010).
Ada persaingan yang ketat untuk mendapatkan para mahasiswa top di banyak
akademi dan universitas. Akan tetapi, kompetisinya tidak ketat untuk
mendapatkan para mahasiswa yang prestasinya tidak begitu baik. Atribut-atribut
yang paling dihargai oleh para petugas perekrutan dalam perekrutan akademi
seperti perilaku dan tindak tanduk yang manis, ketrampilan komunikasi lisan
dan tulisan, kepribadian dan penampilan, semuanya disinggung lebih dahulu
sebelum indeks prestasi kumulatif atau IPK (grade point average). Akan tetapi,
bagi banyak perusahaan, nilai IPK yang tinggi merupakan kriteria utama ketika
mempertimbangkan calon selama wawancara di kampus. Para lulusan teratas
dari bidang-bidang keahlian yang sulit malah menerima bonus ketika
menandatangani kontrak dari perusahaan jika pasar tenaga kerja sedang ketat
sekali (Mangkunegara, 2009).
Karakteristik dari petugas perekrutan yang dikirimkan ke kampus juga
memengaruhi rasa tertarik para mahasiswa terhadap pekerjaan tersebut. Lebih
jauh lagi, kunjungan ke tempat yang tepat juga memengaruhi tingkat
penerimaan pekerjaan. Biasanya, petugas perekrutan yang sukses adalah mereka
102 Perencanaan dan Pengembangan SDM
yang antusias dan memiliki informasi yang cukup banyak, menunjukkan minat
kepada pelamar, menggunakan waktu wawancara dengan baik, dan
menghindari pertanyaan-pertanyaan yang menekan. Bahkan jenis kelamin
petugas perekrutan bisa memengaruhi hasil-hasilnya (Hamali, 2016).
Bab 8
Seleksi Sumber Daya Manusia
8.1 Pendahuluan
Peranan sumber daya manusia sangat penting dan cukup banyak, seperti
menyumbang kontribusi dalam aktivitas perencanaan, pengarahan, dan
pengorganisasian jalannya sebuah perusahaan. Artinya, peranan sumber daya
manusia sangat penting dalam menentukan faktor produksi, membangun, serta
mengembangkan perusahaan. Jika tidak ada sumber daya manusia yang
mumpuni dan memadai, pastinya secara otomatis perusahaan akan gagal meraih
tujuan yang ingin dicapai. Sumber daya manusia merupakan elemen utama dan
merupakan faktor sentral bagi organisasi jika dibandingkan dengan elemen
sumber daya lain, seperti teknologi, modal, dan sebagainya. Peran sumber daya
manusia sangat menentukan dalam melakukan aktivitas untuk mencapai tujuan
organisasi sehingga untuk mendapatkan mendapatkan sumber daya manusia
yang berkualitas perlu dilakukan seleksi.
Perusahaan atau organisasi dapat maju dan tingkat keberhasilannya sangat
ditentukan oleh kemampuan sumpat menghasilkan produktivitas yang tinggi.
Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang sesuai dengan yang
diharapkan, maka harus dilakukan melalui seleksi yang ketat. Seleksi dilakukan
terhadap pegawai atau karyawan yang dibutuhkan sesuai dengan tugas yang
tersedia. Melakukan seleksi terhadap pegawai baru tidak lain untuk mengetahui
tingkat pengetahuan, kepandaian, sikap dan kemampuan untuk berprestasi
104 Perencanaan dan Pengembangan SDM
organisasi, dan bukan sekedar untuk menyaring dari jumlah pelamar atau calon
yang melebihi jumlah kekosongan yang akan diisi.
Pentingnya dilakukan seleksi sebagaimana dikemukakan Dessler (2000)
mengatakan bahwa: careful selection is also important because of the legal
implications of incompetent hiring and cultural organization. Untuk itu, seleksi
yang objektif adalah memilih setiap calon–calon pegawai berdasarkan hasil
(nilai) ujian yang telah ditetapkan untuk mengisi jabatan yang telah ditetapkan
dalam organisasi. Artinya, ada bobot nilai minimal yang sudah dipatok
(ditetapkan) untuk menduduki suatu jabatan tertentu, atau seleksi merupakan
upaya untuk memilih dan mendapatkan calon–calon tenaga kerja dengan prinsip
the right man on the right job.
Lebih lanjut, Sulistiyani & Rosidah (2003) menyatakan seleksi terhadap
pegawai sangat penting bagi organisasi untuk mendapatkan pegawai yang
bukan hanya efektif dalam bekerja akan tetapi agar pegawai tersebut tidak
melakukan perilaku yang kontradiktif, seperti penyalahgunaan jabatan,
kecelakaan kerja dan korupsi.
Untuk dapat melakukan seleksi secara objektif maka diperlukan prosedur yang
merupakan persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat mengikuti seleksi
sumber daya manusia. Seperti yang diungkapkan Sedarmayanti (2018) bahwa
persyaratan tersebut, mencakup, yaitu: (a) Seleksi persyaratan administrasi, (b)
Seleksi pengetahuan umum, dan (c) Seleksi psikologi.
Lebih lanjut, Flippo (2005) dalam melakukan seleksi sumber daya manusia
mengikuti berbagai tes, yang terdiri dari: (1) Intelligence test (test kecerdasan),
(2) Aptitude test (test bakat), (3) Achievement test (tes prestasi), (4) Interest test
(tes minat), (5) Personality test (tes kepribadian), yaitu (a) Wawancara, (b)
Pemberian referensi, (c) Uji Kesehatan fisik. Dengan demikian sistem seleksi
itu berkaitan erat dengan:
1. Kesesuaian materi tes dengan jabatan yang akan diisi;
2. Kesulitan mengikuti tes;
3. Penempatan posisi dengan Keahlian;
4. Objektivitas penilaian tes.
9.1 Pendahuluan
Pelatihan dan pengembangan adalah bagian penting dari pengembangan sumber
daya manusia. Pelatihan dan pengembangan adalah kata kunci yang mengacu
pada tren organisasi untuk meningkatkan kinerja orang dan kelompok di tempat
kerja. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) adalah posisi gabungan
yang mensyaratkan pengembangan sumber daya manusia agar tetap kompetitif
di pasar. Efisiensi modal manusia mereka menentukan pencapaian atau
kekecewaan perusahaan bisnis baru. Sumber daya manusia yang terlatih dan
berpendidikan dianggap sebagai dasar dari kinerja tersebut. Tujuan utama
investigasi adalah untuk melihat peran pelatihan dan pengembangan dalam
mencapai tujuan organisasi. Tujuan inti dari penyelidikan ini adalah untuk
menguji signifikansi pelatihan dan pengembangan dalam pencapaian
organisasi. Aspek paling penting dari kinerja manajerial adalah pelatihan dan
pengembangan. Pelatihan didedikasikan untuk organisasi saat ini, sementara
penciptaan berkaitan dengan peran dan kewajiban masa depan. Alat pelatihan
118 Perencanaan dan Pengembangan SDM
target yang menyeluruh pada kompetensi tertentu, yang paling penting untuk
dilakukan dalam suasana belajar. Sambil merancang program pelatihan yang
harus diingat bahwa tujuan individu dan tujuan organisasi diperhatikan.
Meskipun mungkin tidak sepenuhnya mungkin untuk memastikan sinkronisasi,
tetapi kompetensi dipilih dengan cara yang dimiliki win-win dibuat untuk
karyawan dan organisasi.
Organisasi harus menyiapkan kalender pelatihan mereka di awal tahun
keuangan di mana kebutuhan pelatihan diidentifikasi untuk karyawan.
Identifikasi kebutuhan ini disebut sebagai 'analisis kebutuhan pelatihan' adalah
bagian dari proses penilaian kinerja. Setelah memerlukan analisis jumlah jam
pelatihan, bersama dengan intervensi pelatihan diputuskan dan hal yang sama
menyebar secara strategis selama tahun depan. Perkembangan Banyak waktu
pelatihan bingung dengan pengembangan, keduanya berbeda dalam hal tertentu
namun komponen dari sistem yang sama. Pengembangan menyiratkan peluang
yang dibuat untuk membantu karyawan tumbuh. Ini lebih dari jangka panjang
atau futuristik di alam yang bertentangan dengan pelatihan, yang fokus pada
pekerjaan saat ini. Ini juga tidak terbatas pada jalan pekerjaan di organisasi saat
ini tetapi juga fokus pada aspek pengembangan lain juga.
Berikut ini adalah dua faktor terbesar yang berkontribusi pada peningkatan
kebutuhan untuk pelatihan dan pengembangan dalam organisasi:
1. Ubah: Perubahan kata merangkum hampir semuanya. Ini adalah salah
satu faktor terbesar yang berkontribusi pada kebutuhan pelatihan dan
pengembangan. Sebenarnya ada hubungan langsung antara keduanya.
Perubahan mengarah pada kebutuhan pelatihan dan pengembangan
dan pelatihan dan pengembangan mengarah pada perubahan individu
dan organisasi, dan siklus terus berjalan. Lebih khusus itu adalah
teknologi yang mendorong kebutuhan; Mengubah cara bagaimana
bisnis berfungsi, bersaing dan memberikan.
2. Pengembangan: Sekali lagi merupakan alasan kuat untuk pelatihan dan
pengembangan menjadi lebih penting. Uang bukanlah satu-satunya
motivator di tempat kerja dan ini sangat benar untuk abad ke-21. Orang
yang bekerja dengan organisasi mencari lebih dari sekadar pekerjaan
dari pekerjaan mereka; Mereka melihat perkembangan diri holistik.
Spiritualitas dan kesadaran diri misalnya mendapatkan dunia
momentum berakhir. Orang mencari kebahagiaan di pekerjaan yang
Bab 9 Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendahuluan 121
Variabel Arti
pelatihan berkualitas dan temukan instruktur yang
berkualitas. Sangat menggoda menyisihkan
konsistensi demi kesederhanaan. Namun, jika
pelatihan menanamkan dalam perilaku buruk
pekerja dan informasi yang salah, itu bisa Mudah
boomerang.
Too Much Theory Program pelatihan departemen tertentu lebih
teoretis daripada praktis. Karyawan mengalami
kesulitan mempelajari materi dalam jenis ini
seminar. Ketika sebuah program pelatihan
dilakukan dalam waktu yang lama, Kuliah
akademik menjadi membosankan.
Waste Of Time and Perusahaan harus menginvestasikan uang, waktu
Money dan mempekerjakan orang lain untuk pelatihan,
menghasilkan buang-buang sumber daya yang
berharga. Mereka juga akan membayar gaji untuk
guru dan staf.
An Elevated Level Of Mendidik karyawan untuk waktu yang lebih lama
Stress untuk mempertahankannya pada perkembangan
terbaru dan dididik di bidangnya akan membuatnya
grogi. Kinerja pekerjaan mereka dapat menderita
sebagai akibat dari stres mereka
Command Of Jika Anda menetapkan pelatihan karyawan baru
Training kepada guru atau karyawan lain, Anda harus
mempertimbangkan apa yang dipelajari para
pekerja. Karena guru mungkin tidak menjadi
profesional dan berbakat seperti Anda, para pekerja
dapat mengambil buruk kebiasaan dan menerima
pelatihan yang tidak memadai. Itu akan
membahayakan keseluruhannya kegiatan
pelatihan. Akibatnya, memiliki kontrol yang
masuk akal atas gerakan Pelatihan sangat penting.
Employee Loss Karyawan menjadi lelah dan tidak tertarik pada sesi
Interest pelatihan mereka ketika mereka bertahan selama
beberapa jam. Akibatnya, data dan detail tidak
128 Perencanaan dan Pengembangan SDM
Variabel Arti
disimpan untuk pekerja yang tidak memperhatikan.
Karyawan kehilangan minat ketika program
pelatihan diulang berulang-ulang dengan data atau
teori yang sama
Tabel 9.2: Kelebihan pelatihan dan Pengembangan/Advantages
Variabel Arti
Sustaining With The Diperlukan pelatihan sumber daya manusia untuk
Organizational mengimbangi semua sektor dan Hindari tertinggal
di dunia bisnis kami yang terus berubah. Semua
industri mematuhi standar spesifik dan memastikan
bahwa pekerja Up to date dengan keterampilan
terbaru berkat pelatihan staf. Sejak pasar terus
berubah, pekerja perlu mengikuti yang terbaru
perkembangan. Teknologi baru sering muncul
sehingga pelatihan satu kali sesi tidak akan cukup.
Pelatihan harian dilakukan untuk memastikan
bahwa Perusahaan menggunakan teknologi
terbaru.
A Chance to learn Ketika pekerja diizinkan untuk belajar dan
mengadopsi ide-ide baru sebagai bagian dari
mereka proses pertumbuhan, mereka lebih
cenderung melakukannya.
Staying One Step Perlu untuk melestarikan trek kemajuan karyawan
Ahead Of The untuk tetap menjelang kompetisi. Pemantauan dan
Competition penilaian karyawan juga bermain peran yang
sangat diperlukan dalam kinerja bisnis. Perusahaan
dan karyawannya pasti akan berada di depan
saingan mereka jika mereka menjalani pelatihan
staf.
Minimal Monitoring Setelah seorang karyawan dididik, ia akrab dengan
Is Required pekerjaan itu dan membutuhkan pengawasan yang
sangat sedikit. Waktu dan upaya disimpan dengan
cara ini.
Promotion Karyawan dapat mempelajari peningkatan
Opportunities keterampilan dan pengalaman melalui pelatihan
Bab 9 Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendahuluan 129
berubah pada tahap saat ini dan perkembangan berkelanjutan dari teori
pembelajaran dan pengetahuan, ada lebih banyak pilihan daripada sebelumnya.
Topik matang ini bertujuan untuk mengambil stok repertoar metode yang dapat
digunakan untuk pelatihan, pedoman untuk memutuskan cara terbaik untuk
memberikan pelatihan untuk keadaan tertentu, meningkatkan komunikasi, dan
mengembangkan metode pelatihan.
Beberapa metode sedang digunakan dalam arena pelatihan dan pengembangan
sumber daya manusia:
1. Metode studi kasus. Ini memberikan kondisi deskriptif yang
mendorong peserta pelatihan untuk membuat keputusan. Keuletan
metode kasus adalah membuat sumber daya manusia menerapkan apa
yang mereka ketahui dan meningkatkan ide-ideinovatif untuk
mencapai situasi atau menguraikan masalah. Penekanannya lebih pada
proses penggunaan sumber daya manusia daripada pada solusi.
Sebagai alat pelatihan, metode studi kasus dapat meningkatkan
semangat tim, mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan,
keterampilan interpersonal, komunikasi yang lebih baik, dan
memperkuat keterampilan analitis trainee (Cakmak & Akgün, 2017).
2. Pelatihan berbasis game adalah daya tarik permainan untuk tujuan
pelatihan telah meningkat selama masa lalu karena permainan
menawarkan pengganti yang murah namun efektif untuk pelatihan .
Metode pelatihan berbasis game ekonomis, yang dapat menjadi artikel
yang memotivasi bagi mayoritas peserta didik.
3. Magang adalah keuntungan signifikan dari metode ini. Majikan dapat
melatih sumber daya Ahuman pada fraksi, dan bahwa sumber daya
manusia memiliki kesempatan untuk bekerja dalam peran yang mereka
persiapkan untuk diisi. Konsisten, konten pelatihan relevan dengan
tanggung jawab pekerjaan mereka di masa depan.
4. Rotasi Pekerjaan adalah salah satu manfaat paling signifikan dari
metode ini karena dapat mempromosikan minat yang lebih besar pada
perusahaan dan meningkatkan komitmen sumber daya manusia. Ini
menawarkan peluang sumber daya manusia untuk pengembangan dan
promosi, meningkatkan kepuasan karir, motivasi, dan kerja sama antar
132 Perencanaan dan Pengembangan SDM
dunia yang cepat saat ini. Orang-orang harus belajar cara unggul dalam hidup
dan di tempat kerja.Companies perlu memastikan sumber daya manusia mereka
terus tahu untuk mengikuti peningkatan tuntutan pekerjaan. Jadi perusahaan
dapat memperoleh atau mempertahankan keunggulan kompetitif.
10.1 Pendahuluan
Seperti yang dikemukakan oleh Ruky (2006) untuk setiap organisasi atau
perkumpulan, ada “tiga” aset atau modal vital lainnya yang harus diklaim
seluruhnya untuk menjadi organisasi atau perkumpulan yang unggul. Tiga aset
dasar tersebut adalah:
1. Financial resource yaitu khususnya aset sebagai aset atau modal
moneter yang diklaim.
2. Human resource yaitu aset yang dibentuk dan diperoleh dari manusia
sebagai modal yang paling fundamental.
3. Information resource yaitu sumber daya yang berasal dari berbagai
informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan strategis atau
teknis.
Lebih lanjut, Ruky mengatakan dari ketiga aset tersebut, yang paling signifikan
dan kunci yang sifatnya sama sulitnya untuk diperoleh dan diawasi adalah SDM,
138 Perencanaan dan Pengembangan SDM
yaitu SDM yang spesifik yang memiliki kualitas yang tepat sesuai dengan yang
diinginkan baik oleh asosiasi swasta maupun publik.
SDM adalah aset vital untuk kecukupan otoritatif, ada dua alasan prinsip;
pertama, SDM adalah individu yang merencanakan dan memberikan tenaga
kerja dan produk, menyaring kualitas, mengiklankan item, menunjuk aset
moneter, dan memutuskan setiap tujuan dan teknik hierarkis; kedua, SDM
merupakan perangkat yang paling fundamental dan fundamental dalam
menjalankan asosiasi atau mempertahankan bisnis organisasi (Simamora,
1995).
Pengembangan karier bagi seorang pekerja sangat penting untuk memperluas
efisiensi, inspirasi, dan lebih mengembangkan kemampuan karyawan.
Kesulitannya sangat luar biasa, sehingga penting untuk mengawasi panggilan
secara tepat dan efektif melalui proyek atau kerangka kerja yang direncanakan
oleh persyaratan, visi, dan misi asosiasi. Salah satu jenis kewajiban perwakilan
terhadap suatu panggilan adalah memperluas informasi, sedangkan kewajiban
perintis atau yang lebih baik adalah membekali pekerja dengan kebebasan untuk
meningkatkan kemampuan. Pengembangan karier meliputi dua proses:
pertama, bagaimana individu merencanakan dan melaksanakan tujuan kariernya
(perencanaan karier) dan kedua, melaksanakan program pengembangan karier
(manajeman karier). Sistem pengembangan karier dalam sebuah organisasi
formal dilakukan untuk mencapai keseimbangan antara kebutuhan karier
individu dan kebutuhan work force dalam suatu organisasi.
10.2 Karier
10.2.1 Pengertian Karier
Pengertian karir dalam Anoraga (1992) dicirikan secara sempit dan luas.
Panggilan hampir tidak menyiratkan pekerjaan untuk menghasilkan uang,
menumbuhkan panggilan, dan memajukan posisi seseorang, sementara dalam
arti luas profesi adalah tahap maju sepanjang hidup atau memotong kehidupan
seseorang.
Moekijat (1990) menyatakan bahwa profesi adalah kemajuan seseorang dalam
suatu bidang pekerjaan yang diperolehnya selama bekerja atau peningkatan
Bab 10 Karier Dan Pengembangan SDM 139
Natsir (1983) mengatakan bahwa posisi profesi memiliki empat ciri yang luar
biasa, untuk lebih spesifiknya::
1. Ada kurikulum khusus. Profesi seseorang harus dijunjung dengan
pelatihan yang didapatnya.
2. Merupakan suatu panggilan. Artinya seseorang yang menganggap
pekerjaan sebagai profesi akan mendedikasikan seluruh tenaga,
pikiran, dan waktunya untuk pekerjaan tersebut sehingga ia dapat
mencapai kemajuan dalam panggilannya.
3. Hal ini dilakukan sejauh individu bekerja dengan tingkat kemajuan
(posisi).
4. Full lime, pengerjaannya lama, sehingga dipercaya akan ada
penambahan posisi.
Pandangan yang lebih luas mencirikan profesi sebagai pengaturan latihan dan
praktik terkait bisnis dan perspektif, kualitas, dan keinginan terkait sepanjang
hidup individu (Gutteridge, dalam Gomes 1999).
Gibson dkk (1989) mencirikan karir sebagai pandangan individu tentang
pengaturan perspektif dan praktik yang diidentifikasi dengan pertemuan dan
latihan terkait bisnis sepanjang kehidupan individu. Profesi di sini tidak berarti
prestasi atau kekecewaan, selain itu menurut penilaian individu yang
bersangkutan, selain profesi juga terdiri dari mentalitas dan praktik dan profesi
140 Perencanaan dan Pengembangan SDM
4. Minat. Ini adalah kecenderungan yang cukup tak kenal lelah dalam diri
seseorang untuk merasa tertarik dengan bidang tertentu dan suka
dikaitkan dengan berbagai latihan yang terkait dengan bidang itu.
5. Sifat-sifat. Merupakan karakter yang bersama-sama memberikan gaya
yang tidak biasa bagi seorang individu. Secara umum dianggap bahwa
individu tertentu akan kurang masuk akal untuk berdiri teguh pada
pijakan tertentu karena temperamen mereka membuatnya sangat sulit
untuk mengambil bagian sesuai permintaan tertentu dari posisi
tertentu.
6. Informasi. Data yang dimiliki berkaitan dengan bidang pekerjaan dan
sekitar diri sendiri. Ketika seseorang mendapatkan data yang lebih
tepat tentang dunia kerja dan tentang dirinya sendiri dan memahami
bahwa ada batasan dalam keputusannya, keputusan impian itu menjadi
kosong. Ini menyiratkan bahwa kerinduan mereka dibawa dan lebih
disesuaikan dengan faktor-faktor nyata yang mereka hadapi.
7. Kesehatan Jasmani. Yaitu berkaitan dengan ciri fisik seseorang. Untuk
pekerjaan-pekerjaan tertentu berlakulah berbagai persyaratan yang
menyangkut ciri-ciri fisik tertentu.
ekonomi tinggi dan rendah dari posisi tertentu dan kesesuaian situasi
khusus untuk pria dan wanita.
5. Bergaul dengan teman sebaya. khususnya perspektif dan variasi
asumsi yang berbeda mengenai masa depan yang terungkap dalam
kehidupan biasanya.
Bawl dan Howard (Wisnuwardani, 1998) mengatakan bahwa hal penting yang
membantu pencapaian karir adalah kapasitas keilmuan, kemampuan relasional
dan inspirasi untuk maju
Martoyo (1987) merekomendasikan bahwa variabel-variabel yang
memengaruhi pencapaian profesi seseorang adalah pelatihan formal, wawasan
kerja, mentalitas atasan, bobot kerja, pelaksanaan kerja, pembukaan kerja dan
efisiensi kerja. Pencapaian panggilan seseorang, khususnya faktor dari dalam
meliputi inspirasi untuk mendorong, kapasitas ilmiah, kemampuan relasional,
tingkat pelatihan, dan wawasan kerja. Sedangkan faktor yang berasal dari luar
individu adalah sikap pimpinan, bobot kerja, kesempatan kerja dan efisiensi
kerja.
Perjalanan karir individu melalui serangkaian tahap tertentu. Pada setiap tahap,
seorang individu akan dihadapkan dengan berbagai keadaan dan permintaan
yang saling terkait.
Sebagai aturan umum, Dessler (1992) mengisolasi tahapan dalam panggilan
individu menjadi lima fase, khususnya:
1. Tahap perkembangan Tahap ini berlangsung secara kasar dari lahir
sampai individu berusia 14 tahun dan merupakan periode di mana
individu menumbuhkan gambaran individu dengan membedakan
dirinya dan berinteraksi dengan orang lain seperti keluarga, teman, dan
instruktur. Menjelang awal periode ini, berpura-pura menjadi penting,
dan anak-anak berlatih berbagai pekerjaan. Hal ini dapat membantu
mereka dengan menumbuhkan pandangan diri mental atau karakter
diri. Menjelang akhir periode ini, anak muda mulai merenungkan
kemampuan elektif.
2. Tahap Investigasi Periode ini berlangsung kira-kira pada individu yang
matang 15 sampai 24 tahun. Orang-orang mulai benar-benar
menyelidiki kemampuan pilihan, dengan membandingkannya dan apa
Bab 10 Karier Dan Pengembangan SDM 143
Istilah sifat SDM pada dasarnya adalah tingkat informasi, kapasitas, dan
kesiapan yang dapat ditunjukkan oleh perwakilan di tempat kerja. Sifat SDM
pada dasarnya menyangkut kualitas dan kapasitas, baik kapasitas fisik maupun
non-aktual. yang lain. Sedangkan kapasitas non-aktual menampilkan otak,
kemampuan, eksekusi, dan lain-lain. Mengerjakan sifat SDM mencakup sudut
pandang yang berbeda dan mencakup berbagai faktor mulai dari hasil pekerjaan
yang dicapai, sekolah formal, pengajaran biasa, persiapan, dll. Masalah kualitas
SDM cukup sulit bagi setiap perintis atau otoritas hierarkis untuk terus-menerus
ditusuk. , dengan tujuan agar pergaulan tidak ketinggalan zaman. Para perintis
harus siap, sadar, dan melihat jauh ke depan bahwa iklim akan terus berubah
dan mendorong yang harus mereka ikuti.
Menurut Ruky (2006) sarana dalam mengatur suatu pengaturan untuk bekerja
pada sifat SDM, khususnya:
1. mengakui visi dan misi asosiasi,
2. berkonsentrasi pada sistem otoritatif,
3. mengembangkan rencana SDM yang penting
148 Perencanaan dan Pengembangan SDM
Bab 11
Manajemen Kinerja dan
Penilaian
11.1 Pendahuluan
Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh suatu perusahaan atau
organisasi haruslah dikelola dengan baik. Pengelolaan SDM ini adalah
bagaimana mengelola kinerja mereka guna mencapai tujuan dari organisasi
yang terurai dalam rencana strategis organisasi. Terdapat salah satu konsep yang
belakangan ini mulai diperhitungkan untuk di aplikasikan oleh berbagai
perusahaan atau berbagai organisasi dalam upaya untuk mengendalikan serta
meningkatkan kinerja adalah yang disebut dengan Sistem Manajemen Kinerja
(Performance Management System).
Disamping itu kinerja juga merupakan tentang melakukan pekerjaan serta hasil
yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Dalam hal ini kinerja adalah menjelaskan
tentang apa yang dikerjakan serta bagaimana cara mengerjakannya. Kinerja
tidak hanya masalah orang mencapai tetapi bagaimana mereka mencapai itu.
Kata kinerja itu sendiri terkadang pula digunakan untuk menyatakan prestasi
kerja, efektivitas kerja, hasil kerja, pencapaian tujuan kerja, termasuk pula
produktivitas kerja.
150 Perencanaan dan Pengembangan SDM
Kinerja berasal dari kata “to perform” yang memiliki beberapa arti, seperti yang
tercantum dalam buku The Scribner-Bantam English Dictionary (1984) yaitu:
1. Melakukan, menjalankan, melaksanakan
2. Memenuhi atau melaksanakan kewajiban suatu niat atau nazar
3. Melaksanakan atau menyempurnakan tanggung jawab
4. Melakukan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang atau mesin.
Makna kinerja ini seperti yang dikemukakan oleh (Bowin dan Harvey 1999)
yaitu, kinerja sebagai prestasi dari kewajiban karyawan atau manajer dan
merupakan hasil produksi pada suatu pekerjaan atau aktivitas tertentu selama
periode waktu tertentu.
Kinerja (Bernardin dan Russel, 2003) dinyatakan sebagai“performance is
defined as the record of outcomes produced on specified job function or activity
during a specified time period”.
Manajemen kinerja ini harus meneliti bagaimana hasil yang dicapai karena
manajemen kinerja ini menyediakan informasi yang diperlukan untuk
mempertimbangkan apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan hasil
tersebut. Upaya memberikan penilaian atau evaluasi atas kinerja karyawan
hanyalah merupakan sebagian saja dari sistem manajemen kinerja. Kalau anda
hanya memberikan evaluasi kinerja dan tidak menjalankan bagian-bagian
lainnya, anda akan gagal (Bacal, 2005).
Dengan kata lain kinerja adalah fungsi interaksi antara motivasi kerja dengan
kemampuan atau p = f (m X a), di mana : p = performance, m = motivation dan
a = ability.
Berdasarkan persamaan di atas, seperti yang dikemukakan oleh (Robbins, 1996)
maka perlu untuk ditambahkan aspek lain, yaitu kesempatan (opportunity) ke
dalam persamaan tersebut, sehingga dengan demikian, persamaannya menjadi:
kinerja = f (m X a X o)
Sehingga dengan demikian, tentunya dalam upaya untuk meningkatkan kinerja
karyawan, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yang meliputi:
1. Meningkatkan upaya rekruitmen yang lebih baik (mencari orang yang
ingin bergabung dalam organisasi), memaksimalkan proses seleksi
(memilih orang yang tepat), termasuk pula belajar dan berkembang
(orang yang ingin meningkatkan pengetahuan serta keterampilan
mereka).
2. Meningkatkan motivasi dengan pemberian penghargaan ekstrinsik
maupun intrinsik.
3. Meningkatkan berbagai kesempatan dengan cara memberikan peluang
kepada pegawai atau karyawan untuk menggunakan, berlatih dan
mengembangkan keterampilan mereka.
156 Perencanaan dan Pengembangan SDM
Kegiatan penilaian kinerja dapat pula digunakan untuk beberapa hal berikut
seperti yang dikemukakan lebih lanjut oleh (Rivai dan Mukti, 2018):
1. Mengetahui pengembangan, yang meliputi:
a. Identifikasi kebutuhan pelatihan
b. Umpan balik kinerja
c. Menentukan transfer penugasan
d. Identifikasi kekuatan dan kelemahan karyawan.
2. Pengambilan keputusan administratif, yang meliputi:
a. Pengakuan kinerja karyawan
Bab 11 Manajemen Kinerja dan Penilaian 157
12.1 Pendahuluan
Manajemen tenaga kerja merupakan cara untuk meningkatkan kualitas
karyawan sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Pekerja yang berkualitas
dan berkinerja tinggi akan mendorong presentasi umum organisasi, dan pada
akhirnya meningkatkan keuntungan organisasi.
Oleh karena itu, pekerjaan SDM juga mencakup pembuatannya melalui
persiapan dan pengembangan diri. Selain membantu mereka untuk maju,
mengelola SDM dengan baik juga merupakan pertimbangan untuk mengatur
kebutuhan perkembangan manajemen asosiasi di masa depan untuk masa depan
yang lebih baik.
160 Perencanaan dan Pengembangan SDM
4. Mengerjakan sifat pekerja dan tempat kerja Saat ini fokus perhatian
HR/Buruh Para eksekutif ditujukan pada 3 latihan penting, yaitu:
a. Memutuskan, merencanakan dan melaksanakan program
persiapan dan pengembangan SDM untuk lebih mengembangkan
kemampuan dan pelaksanaan perwakilan;
b. Mengerjakan sifat tempat kerja, terutama melalui sifat kehidupan
kerja dan program peningkatan kemanfaatan;
c. Bekerja pada kondisi kerja yang sebenarnya untuk meningkatkan
kesejahteraan dan keamanan pekerja. Salah satu hasil yang dapat
diperoleh dari ketiga latihan vital tersebut adalah perbaikan atau
peningkatan sifat fisik dan non-aktual di tempat kerja.
5. Pencapaian hubungan kerja yang memaksa Setelah tenaga kerja yang
diperlukan dapat dipenuhi, maka asosiasi kemudian
mempekerjakannya, memberikan kompensasi dan memberikan
kondisi yang akan membuatnya merasa tertarik dan terbuka untuk
bekerja. Oleh karena itu, asosiasi juga harus menetapkan prinsip
bagaimana koneksi yang berfungsi dengan baik dapat ditemukan.
Untuk situasi ini ada tiga latihan utama, untuk lebih spesifik:
a. Mengakui dan menaruh rasa hormat (respek) terhadap hak-hak
pekerja;
b. Melakukan tawar-menawar (bargaining) dan menetapkan
prosedur bagaimana keluhan pekerja disampaikan;
c. Melakukan penelitian tentang kegiatan-kegiatan Manajemen
SDM/Tenaga Kerja.
Isu-isu yang harus ditangani dalam tiga latihan prinsip sangat mendasar. Jika
asosiasi tidak hati-hati dalam mengelola setiap persoalan buruh, maka pada saat
itu yang akan muncul adalah perkelahian, seperti yang terjadi di banyak
organisasi di Indonesia..
162 Perencanaan dan Pengembangan SDM
4 titik fokus SDM Strategi eksekutif dapat dianggap sebagai teknik dalam
memengaruhi spesialis untuk membimbing mereka ke tujuan otoritatif. Dalam
rangka mencapai tujuan, asosiasi menempatkan SDM/Tenaga Kerja dalam
suatu sistem fundamental sebagai aliran SDM/Tenaga Kerja mulai dari
penyusunan SDM/Tenaga Kerja, pendaftaran, pilihan, definisi ujian pekerjaan,
dll. Pendekatan lain mengidentifikasi dengan kerangka hadiah yang merupakan
prinsip beberapa bagian dari asosiasi untuk memberikan inspirasi untuk
memperluas kerja dan proses bisnis. Kerangka penghargaan, misalnya, dapat
berupa paket kompensasi yang terdiri dari gaji, penghargaan, dan motivator
serta berbagai bentuk kompensasi lain.
Di dalam organisasi, peran dan fungsi SDM/Tenaga Kerja harus disejajarkan
dengan komponen aset yang berbeda. Dengan cara ini, dalam membuat strategi,
asosiasi berkonsentrasi pada bagaimana kerangka kerja diatur sehingga ada
kecocokan antara pengembangan SDM/tenaga kerja dan aset yang berbeda.
Pekerjaan terdiri dari 4 siklus noneksklusif, khususnya:
1. Selection;
2. Appraisal;
3. Rewards;
4. Development
Dari beberapa metodologi di atas, tentu saja ujian utama yang harus dijawab
orang di masa mendatang adalah membangun kapasitas untuk membuat
organisasi yang unggul dan mengawasinya dengan tingkat kecakapan,
kecukupan, dan efisiensi yang signifikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan.
Ujian aset manusia para eksekutif adalah membuat asosiasi. yang berbeda
namun membutuhkan administrasi yang mahir, kuat dan berguna. Strategi-
strategi yang dirinci dan ditetapkan di bidang aset manusia, dewan dan cara-cara
yang diambil benar-benar diidentikkan dengan pencapaian tujuan-tujuan yang
berbeda.
Pada dasarnya tujuan disusun menjadi:
1. Tujuan masyarakat sebagai keseluruhan
2. Tujuan organisasi yang bersangkutan
3. Tujuan fungsional dalam arti tujuan manajemen sumber daya manusia
dalam suatu organisasi.
Namun, ada juga pemilik organisasi yang fokus pada SDM di dalam asosiasi.
Para pengawas menunjuk seorang "sekretaris bantuan pemerintah" yang tugas
pokoknya adalah mempertimbangkan cara-cara merencanakan kebutuhan
keuangan para buruh dan mencegah buruh menjebak organisasi buruh.
dirasakan bahwa spesialis memerlukan bantuan untuk mengelola berbagai
masalah yang diidentifikasi dengan pekerjaan mereka. Maka sekretaris
pembantu pemerintahlah yang menjadi pionir hadirnya tenaga ahli di bidang
human asset para eksekutif. Pengenalan "Pengembangan Administrasi Logika"
Kemajuan Pergolakan Modern telah menunjukkan siapa yang sangat solid
dalam peningkatan para eksekutif secara keseluruhan dan sumber daya manusia
khususnya manajer.
Dua perintis prinsip yang terus-menerus dirujuk adalah Frederick W. Taylor di
AS dan Henri Fayol di Prancis. Dengan pengalaman mereka bekerja di
organisasi mereka telah menciptakan karya-karya yang bahkan saat ini banyak
digunakan sebagai referensi dalam berkonsentrasi pada hipotesis administrasi,
termasuk sumber daya manusia. Taylor menganggap pengembangan
administrasi logis sebagai pekerjaan untuk membangun efektivitas dan
kegunaan kerja. Ini dilakukan melalui penelitian yang menghasilkan apa yang
kemudian dikenal sebagai "pertimbangan waktu dan gerakan". Intinya terletak
pada penelitian yang menunjukkan bahwa pemborosan sering terjadi pada
latihan yang sedang berlangsung karena para pekerja banyak menyia-nyiakan
karena perkembangan mereka yang sia-sia.
Di lain pihak. Fayol melihat organisasi pertambangan tempatnya bekerja sempat
tumbang karena tidak adanya pengawas. Akhirnya Fayol mendapat kesempatan
untuk menjadi pemimpin tertinggi dan pertimbangannya terpusat pada
kemampuan untuk menangani berbagai masalah administrasi. Peningkatan
Pengembangan "Hubungan Manusia" Kumpulan hipotesis eksekutif kemudian,
pada saat itu, melahirkan apa yang dikenal sebagai "Pengembangan Hubungan
Manusia". Sebagian besar diakui bahwa pionir utama adalah Elton Mayo.
Dalam sebuah tinjauan yang dikenal sebagai "Investigasi Hawthorne", spekulasi
yang perlu ditunjukkan oleh pemeriksaan ini adalah bahwa ada faktor-faktor
tertentu yang memengaruhi perspektif, perilaku, dan kegunaan pekerja.
Penemuan mereka menunjukkan bahwa perspektif dan praktik inspirasional
seperti halnya kegunaan perwakilan tidak secara tegas dipengaruhi oleh kantor
dan kondisi kerja, namun oleh pertimbangan yang diberikan kepada mereka.
Temuan berikutnya adalah bahwa perilaku seorang spesialis sebagian besar
dikendalikan oleh dan terikat pada standar kelompok kerja di mana seorang
170 Perencanaan dan Pengembangan SDM
divestasi dan penutupan organisasi; siklus hidup item disingkat dan fraktur pasar
terjadi. Kekhasan ini menjadikan kerentanan sebagai ujian bagi usaha
supervisor. Bereaksi terhadap ujian ini, untuk menjadi serius dan masuk akal
seperti yang ditunjukkan oleh permintaan yang berkembang, asosiasi bisnis
harus responsif, cepat merespons, dan cerdas secara finansial. Asosiasi level saat
ini merupakan standar baru. Organisasi piramida dengan 7 – 10 lapisan saat ini
mulai "diratakan" menjadi hanya 3 – 4 lapisan (AT&T dan GE dari .12 saat ini
hanya 6 lapisan atau kurang). Struktur piramida saat ini bahkan dipandang
sebagai tua, adat, ketinggalan zaman, "tingkat kepemimpinan" semakin
diabaikan, jelas dengan strategi kerja yang jelas. Pengurangan fakultas (cutting
back), dan kecenderungan untuk bekerja dalam kelompok yang lebih
mendasarkan pekerjaannya pada proses, bukan kapasitas spesialisasi. , semakin
terlihat. Istilah penguatan, yang saat ini digunakan dalam berbagai sudut
pandang, juga mencakup SDM/Tenaga Kerja. Setiap perubahan alami memiliki
konsekuensi signifikan bagi pekerjaan SDM/Tenaga Kerja dalam
mengasumsikan bagiannya untuk menghasilkan nilai dan harapan.
Daftar Pustaka
https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo-
jakarta/documents/publication/wcms_203503.pdf.
ILO (2013) ‘Kesetaraan Dalam Pekerjaan: Konsep Dan Prinsip Utama’, in, pp.
1–18.
Kemenakertrans (2012) Kesetaraan dan non diskriminasi di tempat kerja di
Indonesia. Available at: https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---
asia/---ro-bangkok/---ilo-
jakarta/documents/publication/wcms_203503.pdf.
Luh Putuh Sendratari, I. ketut M. (2020) ‘Pelatihan Hand OUT Berwawasan
Kesetaraan Gender : Sumber Belajar Alternatif Pembelajaran Agama
Hindu dI Sekolah Dasar Untuk Meningkatkan Pemahaman Kader
Tentang Isu Gender’, Proceeding Senadimas Undiksha, pp. 1412–1424.
Matthews, M. and Lim, N. (2015) Improving the Timeliness of Equal
Employment Opportunity Complaint Processing in Department of
Defense. Available at: www.rand.org/giving/contribute.
Syiti Rommalla (2020) Apa iti Equal Employment Opportunity (EEO).
www.gadjian.com/blog.
Anwar Prabu Mangkunegara (2003) , Perencanaan dan Pengembangan Sumber
daya Manusia , Bandung , Refika Aditama.
Faustino Cardoso Gomes (2003), Manajemen Sumber daya, Edisi Kedua,
Yogyakarta, Andi Offset
Fuad Mas'ud (2004) ,Survei Diagnosis Organizational ,Semarang ,Badan
Penerbit Universitas Dipanegoro.
Hendry Simamora (2001), Manajemen Sumber daya Manusia, Cetakan ke-3,
Yogyakarta, STIE YKPN.
H. John Bernardin & Joyce E.A. Russell (1993), Human Resource
Management, Sinapore, Maccgraw-Hill,ins
Ike Kusdyah Rachmawati (2008) , Manajemen Sumber daya Manusia ,
Yogyakarta , Andi Offset
Marihot Manullang (2001), Manajemen Personalia, Yogyakarta; Gajah Mada
University Press.
178 Perencanaan dan Pengembangan SDM
Bruce, M., & John, B. (2014). The Mentoring Effect : Young People’s
Perspectives on the Outcomes and Availability of Mentoring. MENTOR:
The National Mentoring Partnership, January.
Cakmak, Z., & Akgün, I. H. (2017). A Theoretical Perspective on the Case
Study Method. Journal of Education and Learning, 7(1).
https://doi.org/10.5539/jel.v7n1p96
Cascio, W. F., & Montealegre, R. (2016). How Technology Is Changing Work
and Organizations. In Annual Review of Organizational Psychology and
Organizational Behavior (Vol. 3). https://doi.org/10.1146/annurev-
orgpsych-041015-062352
Dachner, A. M., Ellingson, J. E., Noe, R. A., & Saxton, B. M. (2019). Human
Resource Management Review The future of employee development.
Human Resource Management Review, April.
Davidescu, A. A. M., Apostu, S. A., Paul, A., & Casuneanu, I. (2020). Work
flexibility, job satisfaction, and job performance among romanian
employees-Implications for sustainable human resource management.
Sustainability (Switzerland), 12(15). https://doi.org/10.3390/su12156086
Driskell, J. E. (2011). Effectiveness of Deception Detection Training: A Meta-
Analysis. Psychology, Crime & Law, 18(8).
https://doi.org/10.1080/1068316X.2010.535820
Engetou, E. (2017). The Impact of Training and Development on Organizational
Performance. Case study: National Financial Credit Bank Kumba.
Centria University.
Hanaysha, J. (2016). Testing the Effects of Employee Engagement, Work
Environment, and Organizational Learning on Organizational
Commitment. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 229.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2016.07.139
Ikechukwu, A. S. S. P. (2017). Employees Training : An Ingredient Of
Organizational Survival In Nigeria ( A Study Of Selected Small And
Medium Scale Enterprises In Portharcourt ). Journal of Applied
Management Science, 3(2), 76–91.
Jehanzeb, K., & Ahmed Bashir, N. (2013). Training and Development Program
and its Benefits to Employee and Organization: A Conceptual Study.
European Journal of Business and Management, 5(2).
Daftar Pustaka 183