Pendidikan
Yulia Rizki Ramadhani, Rahman Tanjung
Agung Nugroho Catur Saputro, Nisa Rahmaniyah Utami
Pratiwi Bernadetta Purba, Sukarman Purba, Iskandar Kato
Ganjar Rahmat Gumelar, H. Cecep, Darmawati
Sri Rezeki Fransiska Purba, Hani Subakti
Wika Karina Damayanti, Vina Febiani Musyadad
Penulis:
Yulia Rizki Ramadhani, Rahman Tanjung
Agung Nugroho Catur Saputro, Nisa Rahmaniyah Utami
Pratiwi Bernadetta Purba, Sukarman Purba, Iskandar Kato
Ganjar Rahmat Gumelar, H. Cecep, Darmawati
Sri Rezeki Fransiska Purba, Hani Subakti
Wika Karina Damayanti, Vina Febiani Musyadad
Penerbit
Yayasan Kita Menulis
Web: kitamenulis.id
e-mail: press@kitamenulis.id
WA: 0821-6453-7176
Anggota IKAPI: 044/SUT/2021
Yulia Rizki Ramadhani, dkk.
Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan
Yayasan Kita Menulis, 2021
xvi; 230 hlm; 16 x 23 cm
ISBN: 978-623-342-050-1
Cetakan 1, April 2021
I. Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan
II. Yayasan Kita Menulis
Puji serta syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang mana atas beribu berkat, nikmat dan karunia-Nya dalam
penyelesaian buku ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyelesaian buku ini. Penulis juga menyadari
bahwa di dalam pembuatan buku ini masih banyak kekurangan, untuk itu
penulis menerima saran dan kritik yang sifatnya membangun. Mudah-
mudahan buku Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan ini memberikan
manfaat.
1.1 Pendahuluan
Salah satu usaha manusia untuk memanusiakan manusia merupakan dasar dari
pendidikan dan juga proses membudayakan manusia untuk dapat memuliakan
kemanusiaan manusia (Drs. Syafril and Drs. Zelhendri Zen, 2019). Dalam
pemahaman yang luas pendidikan memberi seseorang dengan ilmu
pengetahuan, kompetensi, metode, data, sehingga mereka mampu mengetahui
hak dan kewajibannya terhadap keluarga, masyarakat, dan bangsanya. Denga
menempuh pendidikan, peserta didik dapat mengembangkan wawasan untuk
menghadapi dunia dan mengembangkan kemampuan melawan hal-hal negatif
di masyarakat. Tanpa adanya pendidikan, seseorang tidak dapat mengagas ide-
ide baru. Sehingga menghambat pembangunan bangsa tanpa adanya ide dan
kreativitas warganya.
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting yang menjalankan tiga
fungsi. Pertama, pendidikan sebagai persiapan individu terhadap peranan
tertentu. Kedua, pendidikan mentransfer pengetahuan dan informasi, sesuai
dengan peranan yang diharapkan. Dan ketiga, pendidikan memindahkan dan
menanamkan nilai-nilai luhur yang bertujuan menjaga dan mempertahankan
integritas dan kesatuanmasyarakat yang menjadisyarat mutlak bagi kelanjutan
kehidupan dan peradaban (Hanifah and Aeni, 2016).
2 Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan
Salah satu faedah yang paling utama dari pendidikan yaitu menaikkan
kehidupan individual dan membantu masyarakat. Dengan pendidikan, dapat
mengatasi dan mengentaskan kemiskinan dan setiap orang dapat menjadi aset
negara untuk memberikan kontribusinya untuk membangun kemajuan bangsa
dan negara. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan diarahkan untuk
mencerdaskan anak bangsa agar mereka bisa menjangkau manusia yang
bernilai dan berkelas sesuai dengan level pendidikan yang sudah dicapai, serta
pendidikan sebagai investasi jangka panjang bagi negara dengan mempunyai
generasi yang cerdas menuju negara yang dapat lebih maju menjadi lebih baik
lagi (Rosramadhana et al., 2020) .
Disamping itu menurut Syafril dan Zen arti dari pendidikan dapat dilihat
melalui terjadinya proses pendidikan dan juga dari tujuan yang akan dicapai
pada proses pendidikan itu sendiri (Drs. Syafril and Drs. Zelhendri Zen, 2019).
Pendidikan dilihat dari proses terjadinya, dapat dikembangkan menjadi proses
individual dan proses sosial. Di mana proses individual merupakan proses
mengembangkan potensi yang sudah ada pada seseorang sejak lahir, dan
proses sosial adalah melalui pendidikan tetap melestarikan nilai budaya kepada
penerus. Sedangkan arti pendidikan dilihat tujuannya yang akan dicapai dalam
proses pendidikan, memfokuskan pelaksanaan pendidikan berdasarkan sistem
nilai yang sudah ada di dalam suatu masyarakat .
Idealnya, dalam proses pendidikan memberikan motivasi individu secara
positif, di mana mereka tidak hanya belajar tetapi juga menghargai proses
dalam memperoleh pengetahuan. Pada pelaksanaan pembelajaran, pendidikan
mengajari individu untuk mencintai pengetahuan dan perlu perubahan dalam
proses pembelajaran. Pendidik berusaha menjadikan suasana pembelajaran
menjadi menyenangkan. Belajar harus menjadi sesuatu yang merangsang dan
memotivasi siswa.
Pendidikan memiliki pengaruhi dari lingkungan dalam menciptakan
perubahan-perubahan pada individu baik prilaku, pola pikir, dan sikap yang
bersifat tetap. Pendidikan tidak hanya dilihat sebagai wadah untuk
perkembangan dan kehidupan di masa mendatang, tetapi juga untuk kehidupan
yang sedang berlangsung sekarang yang dialami individu dalam-
perkembangannya menuju ke tingkat kemandirian dan kedewasaannya.
Bab 1 Wawasan Dasar Pendidikan 3
Suatu pendidikan akan dapat dilaksanakan secara optimis, nyata arah dan
tujuannya, relevan isi kurikulumnya, serta-efektif dan cermat metode dan cara
pelaksanaannya harus tepat dengan racangan pendidikan yang apabila
dilakukan dengan mengarah pada suatu dasar atau landasan. Dengan
mengetahui pentingnya-perencanaan pendidikan untuk-mengembangkan serta
memicu keberhasilan suatu kemaksimalan tujuan pendidikan.
3. Tujuan sementara
Tujuan yang tidak dapat digapai secara bersamaan dan sekaligus,
tetapi perlu digapai setahap demi setahap, setingkat demi setingkat.
Pada tiap tingkatan yang ditempuh tetap mempunyai tujuan yang
sama untuk menuju tujuan akhir.
4. Tujuan insidental
Tujuan pendidikan yang bersifat khusus, yang dicapai pada saat-saat
tertentu dengan mendadak dan seketika. Tujuan ini terarah kepada
pencapaian tujuan umum. Melalui tujuan seketika didapat
pengetahuan-dan pengalaman secara langsung yang-erat kaitannya
dengan kehidupan dimasa depan.
5. Tujuan tidak lengkap
Tujuan-yang mempunyai hubungan dengan aspek pendidik yang
akan mencetak karakter manusia, seperti pada bidang etika,
kerohanian, perilaku etis, perilaku estetis dan sikap sosial dari
orangtua.
6. Tujuan perantara-atau intermedier
Tujuan ini hampir sama dengan tujuan sementara, akan tetapi tujuan
perantara khusus berkenaan dengan alat atau sarana-untuk mencapai
tujuan-tujuan yang lain.
Berikut beberapa point penting tujuan dari pendidikan menurut para ahli, yakni
sebagai berikut:
1. Tujuan pendidikan bagi individu.
Di mana setiap individu memiliki kemampuan berpikir efektif, jernih,
dan objektif; memiliki kedewasaan; memiliki jiwa yang sehat, susila;
memiliki kedamaian dan kecakapan batin; berpikir secara mandiri
dan tanggung jawab; merasa memiliki kesempurnaan hidup. (Crow
and Crow, 1989; Syaripudin and Kurniasih, 2008; Lubis, 2017)
2. Tujuan pendidikan bagi masyarakat.
Di mana terwujudnya keadilan dalam negara dengan pimpinan yang
bijaksana serta terwujudnya kebahagiaan sempurna dan abadi.
(Rohman and Lamsuri, 2009)
6 Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan
3. Tujuan Lanjutan
Tujuan pendidikan dapat tergapai dengan efektif dan efisien dengan
adanya sarana guna tercapaiya tujuan yang lebih tinggi di kemudian
hari (Dewey and Hinchey, 2018).
peserta didik sebagai generasi muda penerus bangsa. Dan dengan adanya
kegiatan pembelajaran di lembaga pendidikan dapat terlaksananya program
transfer ilmu dan nilai yang sistemastis.
Di era globalisasi saat ini sangat diperlukan keterampilan atau skill sebagai
penyeimbang perkembangan zaman. Perkembangan dunia yang semakin luas
dan maju dikarenakan timbulnya inovasi-inovasi baru dan juga sumber daya
yang handal, oleh sebab itu sebagai umat manusia harus mampu untu
menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman. Untuk mencapai hal itu, peserta
didik harus memiliki integritas, profesionalitas, dan kreativitas yang diasah
dalam dunia pendidikan. Bukan hanya itu, sikap juga harus diasah, karena
keseimbangan antara sikap dan skill yang kita punya akan menciptakan suatu
kemajuan dan berinovasi dalam perkembangan zaman. Sehingga jelas sekali
bahwa lembaga pendidikan memiliki peran dan fungsi yang signifikan untuk
menjaga kesetaraan di era global.
Bab 2
Administrasi Pendidikan dan
Perencanaan Pendidikan
2.1 Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu sektor penting Bersama Kesehatan dan
ekonomi dalam mempengaruhi pembangunan suatu negara. Bahkan dalam
suatu tolak ukur yang dinamai Indeks Pembangunan Manusia, aspek
Pendidikan merupakan salah satu indikator utama di dalamnya. Banyak sekali
definisi yang dilontarkan para ahli tentang Pendidikan, di mana dalam kajian
teoritis banyak sekali orang mengartikan dan memaknai berbeda soal
Pendidikan. Hal tersebut tergantung dari sudut pandang mana orang tersebut
melihatnya. Namun intinya, bisa dikatakan bahwa Pendidikan merupakan
suatu upaya bagi manusia untuk menjadi lebih baik.
Sebagai pegangan utama terkait definisi Pendidikan, dapat kita lihat dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
yang menyatakan bahwa Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
16 Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan
penggunaan istilah dan definisi administrasi yang lebih dikenal sampai saat ini
telah banyak dipengaruhi bahasa Belanda dari kata administratie dalam arti
stelselmatige verkrijging en verwerking van gegeven yang di Indonesia disebut
tata usaha.
Bila dikaitkan dengan Pendidikan, definisi administrasi Pendidikan menurut
beberapa pendapat ahli adalah sebagai berikut:
1. Segenap proses pengerahan dan juga pengintegrasian segala sesuatu,
baik personal, spiritual maupun material, yang bersangkutan dengan
pencapaian tujuan pendidikan (Purwanto, 2010)
2. Administrasi pendidikan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari
usaha kerja sama dengan melibatkan segenap sumber daya yang ada
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik dalam
mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien (Suhardan,
2010)
3. Tindakan mengkoordinasikan perilaku manusia dalam pendidikan
supaya sumber daya yang ada dapat ditata sebaik mungkin sehingga
tujuan pendidikan dapat tercapai secara produktif (Daryanto, 2011)
4. Keseluruhan proses kerja sama dengan memanfaatkan semua sumber
personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien (Djam’an
Satori dalam Suharsaputra, 2010)
3.1 Pendahuluan
Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan nasional. Mutu
pendidikan bangsa ini tergantung pada bagaimana mutu pendidikan nasional.
Pendidikan menjadi salah satu indikator kemajuan suatu negara. Negara yang
memiliki sistem pendidikan berkualitas tinggi akan mampu membangun
menjadi bangsa yang maju dan besar. Bagaimana kemakmuran sebuah bangsa
dapat dilihat dari kacamata bagaimana kualitas sistem pendidikannya.
Pendidikan bukanlah urusan yang simpel dan mudah. Ada banyak faktor yang
memengaruhi mutu pendidikan suatu negara. Mulai dari sumber daya
manusia, sumber daya alam, letak geografis, tata kelola pemerintahan, tradisi
literasi, pola pikir warga negaranya, ketersediaan anggaran negara untuk
pendidikan, kualitas mental aparat pemerintahan, dan lain sebagainya.
30 Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan
fenomena saat ini yaitu jurnal-jurnal ilmiah nasional yang mensyaratkan artikel
yang disubmit harus berbahasa Inggris. Ini tentunya bertentangan dengan
fungsi bahasa negara yang mengharuskan penggunaan bahasa Indonesia dalam
pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
(Bahtiar, 2019).
Bahasa Indonesia sebenarnya saat ini memiliki potensi besar untuk menjadi
bahasa dunia, bahasa internasional, bahasa yang digunakan di forum-forum
internasional. Guru Besar Linguistik Prof. Bambang Kaswanti menyatakan
bahwa bahasa Indonesia saat ini menempati urutan ketiga setelah bahasa
Spanyol dalam postingan-postingan Wordpress dan ditetapkan sebagai bahasa
resmi kedua di Vietnam. Fakta ini diperkuat lagi oleh Kemenlu RI yang
menyatakan bahwa setidaknya ada 52 negara asing yang membuka Program
Bahasa Indonesia (Indonesian Language Studies). Pengajaran bahasa
Indonesia dilakukan di berbagai lembaga di AS, Maroko, Mesir, Korea,
Suriname, Australia, Vietnam, Ukrania, Kanada, dan Jepang. Sebanyak 75 dari
800 PT di Jepang mengajarkan bahasa Indonesia. Selain itu, bahasa Indonesia
juga memiliki penutur asli terbesar kelima di dunia. Penutur bahasa Indonesia
yang tersebar di luar negeri sebanyak 4.463.950 orang dan menjadi bahasa
terpopuler keempat di Austalia (Bahtiar, 2019).
Terjadinya dekadensi moral di kalangan remaja usia sekolah dapat dilihat dari
kejadian tawuran antar pelajar (Setiyawan, 2014), tindak kriminalitas berupa
penjambretan maupun pencurian oleh pelajar (Adirin, 2020), tindak asusila
pelecehan seksual oleh pelajar (Tribunnews.com, 2020b), tindak kekerasan
oleh pelajar (Tribunnews.com, 2020a). Sedangkan tindakan intoleransi dengan
mengatasnamakan agama juga telah banyak terjadi dan pelakunya masih
pelajar (Dja’far, 2015). Semua itu membuktikan bahwa telah terjadi
permasalahan serius di kalangan pelajar. Pemerintah dalam hal ini
Kemendikbud perlu melakukan langkah-langkah strategis untuk
menanggulangi fenomena negatif tersebut.
34 Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan
Pada abad 21 ini sangat diperlukan sumber daya manusia yang sangat handal
dan teruji serta memiliki daya saing yang tinggi, khususnya dalam
keterampilan iptek. Oleh karena itu pendidikan harus dapat memberikan bekal
kepada peserta didik dengan kemampuan-kemampuan dan keterampilan abad
21 agar mereka mampu hidup mengikuti perkembangan zaman.
Menurut UNESCO dalam Saputro (2020: 21), pendidikan abad 21 dituntut
untuk ikut berperan dalam hal sebagai berikut:
1. Membantu peserta didik membentuk cara berpikir logis dan
membantu memecahkan masalah-masalah praktis dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Mendorong berkembangnya kemampuan intelektual.
3. Membantu peserta didik menguasai bidang studi lainnya terutama
bahasa dan matematika.
4. Membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
5. Sains dan teknologi akan semakin berperan dalam perkembangan
dunia, oleh karena itu sebaiknya peserta didik dibekali dengan
prinsip-prinsip sains dan teknologi yang diperkirakan dijumpai dalam
kehidupannya kemudian hari.
Untuk dapat menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya
saing tinggi, maka sistem pendidikan di Indonesia harus bermutu. Untuk
mencapai terselenggaranya pendidikan yang bermutu, diperlukan paradigma
baru pendidikan yang difokuskan pada otonomi, akuntabilitas, akreditasi dan
evaluasi. Keempat pilar manajemen ini diharapkan pada akhirnya mampu
menghasilkan pendidikan bermutu (Wirakartakusuma dalam Saputro (2020:
22).
Untuk dapat menghasilkan mutu yang tinggi, menurut Slamet dalam Saputro
(2020: 24-25) ada empat usaha mendasar yang harus dilakukan oleh suatu
institusi pendidikan, yaitu:
1. Menciptakan situasi ”menang-menang” (win-win solution) dan bukan
situasi ”kalah-menang” di antara pihak yang berkepentingan dengan
lembaga pendidikan. Dalam hal ini terutama antara pimpinan
lembaga dengan staff lembaga harus terjadi kondisi yang saling
38 Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan
menguntungkan satu sama lain dalam meraih mutu produk atau jasa
yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan tersebut.
2. Perlunya ditumbuhkembangkan adanya motivasi instrinsik pada
setiap orang yang terlibat dalam proses meraih mutu. Setiap orang
dalam lembaga pendidikan harus tumbuh motivasi bahwa hasil
kegiatannya mencapai mutu tertentu yang meningkat terus-menerus,
terutama sesuai dengan kebutuhan dan harapan pengguna.
3. Setiap pimpinan harus berorientasi pada proses dan hasil jangka
panjang. Penerapan manajemen mutu terpadu dalam pendidikan
bukanlah suatu proses perubahan jangka pendek, tetapi usaha jangka
panjang yang konsisten dan terus-menerus.
4. Dalam menggerakkan segala kemampuan lembaga pendidikan untuk
mencapai mutu yang ditetapkan, harus dikembangkan adanya
kerjasama antar unsur-unsur pelaku proses mencapai hasil mutu.
4.1 Pendahuluan
Pendidikan adalah komponen terpenting dalam gaya hidup. Pendidikan
mencakup suatu bagian dan pekerjaan yang sangat penting bagi kehidupan
manusia, baik dalam aspek kognitif, penuh perasaan (state of mind) dan sudut
psikomotorik. Oleh karena itu, telah menjadi kebutuhan orang-orang untuk
dapat merasakan pembelajaran. Itu diakui sebagai dorongan yang dapat
memberdayakan orang untuk pembangunan dalam peradaban. Dalam
perluasan, instruksi pendidikan memberikan pengaturan bagi orang-orang
untuk menghadapi hari esok yang lebih cerah dan lebih manusiawi. Sementara
itu, dalam menjalankan pergerakan sehari-hari, masyarakat tidak bisa lepas
dari tatanan pendidikan. Dengan penataan yang baik, latihan setiap hari dapat
berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena menata
dapat berupa susunan bentuk untuk merencanakan dan memutuskan
sekumpulan pilihan hampir apa yang diantisipasi dan apa yang akan dilakukan.
42 Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan ini adalah proses
yang menyesuaikan apa yang ingin Anda capai di masa depan dan mengatur
kondisi yang Anda butuhkan untuk mencapainya. Dengan cara ini, proses
perencanaan dilakukan dengan mencoba beberapa cara sukses dan memeriksa
banyak hal dan mengukur komponen kami untuk cinta. Perencanaan mungkin
bentuk reguler dan formal.
Bab 4 Definisi, Karakteristik dan Prinsip - Prinsip Perencanaan Pendidikan 45
Dari beberapa pendapat kesimpulan atau definisi yang dikemukakan oleh para
ahli antara lain:
1. Menurut, Enoch (1992) dalam (Abdurahman, 2017) Perencanaan
Pendidikan, adalah dapat menjadi persiapan yang merencanakan
serangkaian pilihan pilihan untuk latihan masa depan yang
terkoordinasi untuk mencapai tujuan dengan usaha yang ideal dan
dengan mempertimbangkan substansi yang ada dalam bidang
keuangan, sosial budaya dan umumnya suatu bangsa.
2. Menurut E.C. Bebby (1966) Perencanaan pendidikan adalah upaya
untuk melihat jangka panjang dalam hal memutuskan kebutuhan dan
biaya pengajaran yang mempertimbangkan latihan yang ada dalam
bidang keuangan, sosial dan politik untuk menciptakan kerangka
pengajaran nasional untuk memenuhi keinginan negara dan siswa
yang dilayani oleh kerangka tersebut.
3. Menurut A. W. Guruge (1972) Perencanaan Pendidikan adalah
metode persiapan untuk melatih latihan di masa yang akan datang
dalam bidang peningkatan Instruksi pembelajaran.
4. Menurut Albert Waterson (Don Adam 1975) Perencanaan Pendidikan
adala investasi pendidikan yang dapat dilakukan dengan latihan
perbaikan lain berdasarkan perenungan keuangan dan biaya dan
manfaat sosial.
5. Menurut Coombs (1982) Perencanaan Pendidikan adalah aplikasi
rasional yang dianalisis secara efisien dalam rangka pengembangan
pembelajaran dengan tujuan pembelajaran lebih lestari dan produktif
serta cakap dan sesuai dengan kebutuhan.
6. Menurut Y. Dror (1975) Perencanaan Pendidikan dapat menjadi
pegangan perencanaan serangkaian keputusan untuk latihan masa
depan yang diwujudkan untuk mewujudkan tujuan dengan cara yang
ideal untuk kemajuan keuangan dan sosial suatu Negara secara
umum.
5.1 Nomenklatur
Nomenklatur ialah penamaan atau tata nama yang digunakan dalam ilmu atau
bidang tertentu (Indonesia, 2002). Nomenklatur Kementerian, Unit Organisasi,
Dan Unit Kerja Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan berdasarkan
Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
756/P/2020 adalah sebagai berikut (Indonesia, 2020):
1. Kementerian
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
2. Unit Organisasi dan Unit Kerja
A. Sekretariat Jenderal
• Sekretariat Jenderal
54 Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan
• Biro Perencanaan
• Biro Keuangan dan Barang Milik Negara
• Biro Sumber Daya Manusia
• Biro Organisasi dan Tata Laksana
• Biro Hukum
• Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
• Biro Umum dan Pengadaan Barang dan Jasa
• Pusat Data dan Teknologi Informasi
• Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai
• Pusat Prestasi Nasional
• Pusat Penguatan Karakter
• Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan
• Balai Pengembangan Media Televisi Pendidikan dan
Kebudayaan
• Balai Pengembangan Media Radio Pendidikan dan
Kebudayaan
• Balai Pengembangan Multimedia Pendidikan dan
Kebudayaan
• Sekretariat Lembaga Sensor Film
B. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
• Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
• Sekretariat Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan
• Direktorat Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan
Tenaga Kependidikan
• Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak
Usia Dini
• Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar
• Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan
Menengah dan Pendidikan Khusus
• Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Bahasa
Bab 5 Nomenklatur, Struktur/tingkatan, Jenis dan Bentuk Perencanaan Pendidikan 55
c. Perencanaan mikro
Perencanaan mikro adalah bagian dari perencanaan meso pada
tingkat institusional. Lembaga institusional memiliki hak khusus
dan sejalan perencanaan makro dan meso. Misalnya: kegiatan
dalam proses belajar mengajar.
2. Berdasarkan tingkatannya
a. Perencanaan strategis
Perencanaan strategis dikenal dengan perencanaan jangka
panjang. Strategis adalah konfigurasi tentang hasil yang ingin
dicapai di masa depan (Murdick R., 1983). Perencanaan strategis
adalah proses menentukan sasaran utama, kebijaksanaan tentang
mengadakan dan menggunakan berbagai sumber dan strategis
dalam mengatur sumber pengadaan dan penyalahgunaannya agar
tujuan dapat tercapai (Johnson, Kast and Rosenzweig, 1963).
Beberapa bentuk konfigurasi adalah sebagai berikut:
• Ruang lingkup
Ruang lingkup pendidikan mencakup jumlah hasil
pendidikan, berbagai hasil pendidikan yang diinginkan,
pasaran pendidikan, pengguna hasil pendidikan dan
karakteristik yang ditetapkan sebagai hasil dari pendidikan.
• Hasil persaingan
Produktivitas pendidikan yang berhubungan dengan
pengelolaan yang spesifik, posisi suplai, dan kapasitas dalam
memberikan tanggapan terhadap gerak perubahan.
• Target
Spesifikasi berbagai target yang menekankan pada
pernyataan kuantitatif dari berbagai tujuan, investasi,
profitabilitas, dan memperkirakan risiko atau berbagai faktor
lainnya.
• Penataan berbagai sumber
Menentukan berbagai sumber pendidikan berkaitan dengan
faktor geografi, penempatan pengembangan sumber daya
kependidikan, dan kemungkinan perubahan yang berkaitan
68 Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan
6.1 Pendahuluan
Perencanaan dalam dunia pendidikan, terutama dalam sebuah lembaga
pendidikan sangatlah penting, sebab perencanaan tersebut ke depannya akan
berperan vital sebagai petunjuk dalam gerak langkah lembaga pendidikan
tersebut. Perencanaan pendidikan merupakan proses mempersiapkan kegiatan
di masa depan dalam bidang pembangunan pendidikan. Artinya, perencanaan
pendidikan haruslah dipersiapkan untuk menghadapi masa depan agar tujuan
pendidikan dapat terwujud secara efektif dan efisien. Perencanaan pendidikan
pada hakikatnya adalah proses pemilihan yang sistematis, analisis yang
rasional mengenai apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukannya, siapa
pelaksananya dan kapan suatu kegiatan dilaksanakan dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan lebih efektif dan efisien. Untuk itu,
perencanaan sebagai bagian utama dalam manajemen haruslah dilakukan
dengan baik agar apa yang telah direncanakan dapat bermanfaat sebagai
pedoman atau pemandu (guide) terhadap aktivitas atau kegiatan dalam
74 Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan
adalah: (a) melakukan analisis tentang sumber daya yang ada, baik
sumber daya internal atau eksternal yang dimiliki; (b) melakukan
analisis tentang beberapa metode (cara) atau strategi yang dapat
dilakukan dalam proses. pelaksanaan program yang telah dirancang,
agar efektif dalam pencapaian tujuan; dan (c) melakukan analisis
tentang tujuan jangka pendek, menengah dan tujuan jangka panjang
secara integral dan berkesinambungan;
2. Metode analisis masukan-keluaran. Metode ini digunakan untuk
menganalisis beberapa faktor input pendidikan, proses pendidikan
dan output pendidikan;
3. Metode analisis ekonometrik. Metode ini memakai data empirik,
statistik, kuantitatif dan teori ekonomi dalam mengukur perubahan
untuk hubungannya dengan ekonomi. Metode ini lebih dekat dengan
pendekatan perencanaan pendidikan model untung rugi atau
keefektifan biaya;
4. Metode diagram sebab akibat. Metode ini digunakan dalam
perencanaan yang menggunakan sekuen hipotetik untuk mendapatkan
gambaran masa depan yang lebih baik. Metode ini hampir sama
dengan pendekatan strategik;
5. Metode analisis siklus kehidupan. Metode ini digunakan untuk
mengalokasikan sumber daya yang ada di sekolah dengan
memperhatikan siklus kehidupan produksi atau output layanan
pendidikan (lulusan), proyek, program dan proses kegiatan layanan
pendidikan;
6. Metode proyeksi. Metode ini paling banyak digunakan dalam
perencanaan pendidikan di tingkat mikro (lembaga satuan
pendidikan). Perencanaan pendidikan yang menggunakan metode
proyeksi, akan menghasilkan cara (metode) pemecahan masalah
penduduk lima tahunan, data persekolahan, proyeksi penduduk usia
sekolah, proyeksi siswa, proyeksi ruang kelas, dan proyeksi
kebutuhan guru.
Ada banyak metode yang digunakan dalam perencanaan, akan tetapi yang
biasa dipakai dalam perencanaan pendidikan adalah yang ditemukan oleh
Bab 6 Pendekatan, Metode dan Teknik 83
7.1 Pendahuluan
Pendidikan merupakan kebutuhan semua manusia, namun kita seringkali
melupakan atau bahkan tidak memahami esensi dari pendidikan itu sendiri.
Pendidikan adalah upaya untuk mengembangkan secara seimbang unsur
pribadi manusia berikut, yaitu jasmani, rohani, intelektual, estetika dan sosial
yang diarahkan pada satu tujuan utama yaitu untuk memanusiakan manusia.
Untuk itu, pendidikan harus direncanakan secara serius dan komprehensif
dengan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan yang mencakup berbagai aspek
pembangunan pendidikan. Prioritas kebutuhan ini lah yang menjadi dasar bagi
penyusunan program jangka panjang, menengah atau jangka pendek
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016).
Lembaga pendidikan merupakan suatu wadah lembaga yang mengantarkan
seseorang ke dalam alur berpikir yang teratur dan sistematis. Dalam
pengertiannya pendidikan adalah “usaha sadar dan direncanakan untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara”. Dalam
pelaksanaannya sebuah lembaga pendidikan kerap kali dihadapkan pada
problem-problem sistem pembelajaran, mulai dari penyiapan sarana dan
90 Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan
harapan tersebut dapat terwujud pada masa yang akan datang. Dalam teori
perencanaan para pakar perencana meyakini bahwa jika kita gagal dalam
membuat perencanaan berarti kita sedang merencanakan kegagalan itu sendiri
(‘Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai’, 2017).
Perencanaan pendidikan merupakan dasar pelaksanaan kegiatan dalam
pendidikan dengan melihat kemasa yang akan datang untuk mengembangkan
pendidikan agar dapat lebih efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan
masyarakat untuk mencapai sasaran pembangunan pendidikan, sehingga
tujuan dari pendidikan juga dapat terwujud sesuai harapan. Perencanaan yang
baik harus dapat memberikan jawaban terhadap konsep pertanyaan yang
dirumuskan dalam enam pertanyaan, yaitu: what, why, where, when,who,
how, terhadapa apa yang akan direncanakan. Tipe dalam perencanaan dapat
berdasarkan pendekatan dari segi waktu, yaitu perencanaan jangka panjang,
menengah dan pendek, berdasarkan ruang lingkup yaitu makro, meso, dan
mikro, serta pendekatan berdasarkan jenjang pendidikan. Proses perencanaan
dimulai dari penyusunan rencana, program rencana, pelaksanaan rencana,
pengawasan serta evaluasi. Melalui perencanaan yang baik dalam pendidikan,
maka hasil yang diharapkan dapat tercapai (Aisyah, 2018).
Berdasarkan sejarah yang ada bahwa perkembangan perencanaan pendidikan
di Indonesia memiliki masa pembabakan perencanaan pendidikan dimulai
tahun pada tahun 1969 sebagai asal mula perencanaan pendidikan di
Indonesia. Pembabakan selanjutnya adalah periode tahun 1969 sampai tahun
1974, perencanaan pendidikan periode 1975 sampai tahun 1979, perencanaan
pendidikan periode 1980 sampai 1998, dan perencanaan pendidikan periode
1998 sampai sekarang. Dalam setiap babak, perencanaan pendidikan memiliki
karakteristiknya sendiri-sendiri sesuai dengan situasi dan kondisi pada saat itu
(Martin dalam Aisyah, 2018).
Sedangkan menurut Kusnawan (2010), perencanaan pendidikan adalah suatu
proses intelektual yang berkesinambungan dalam menganalisis, merumuskan,
dan menimbang serta memutuskan dengan keputusan yang diambil
mempunyai konsistensi (taat asas) internal yang berhubungan secara sistematis
dengan keputusan lain dalam pembangunan, baik dalam bidangnya maupun
dalam bidang lain. Untuk suatu jenis kegiatan ia tidak ada batas waktu, serta
tidak harus selalu satu kegiatan mendahului dan didahului oleh kegiatan lain.
Perencanaan pendidikan menurut Rahmadani N, Herwadi, Sari N (2019)
merupakan sebuah rumusan rancangan kegiatan yang ditetapkan berdasarkan
92 Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan
visi, misi dan tujuan pendidikan yang memuat langkah atau prosedur dalam
proses kegiatan untuk mencapai tujuan pendidikan.Perencanaan pendidikan
menjadi alat kontrol dan pengendalian perilaku warga satuan pendidikan
(kepala sekolah, guru, karyawan, siswa, komite sekolah) serta memuat
rumusan hasil yang ingin dicapai dalam proses layanan pendidikan kepada
peserta didik menyangkut masa depan proses pengembangan dan
pembangunan pendidikan dalam waktu tertentu, yang lebih berkualitas.
Perencanaan pendidikan di indonesia merupakan suatu proses penyusunan
alternatif kebijakan mengatasi masalah yang akan dilaksanakan dalam rangka
mencapai tujuan pembangunan pendidikan nasional dengan
mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang sosial ekonomi,
sosial budaya dan kebutuhan pembangunan secara menyeluruh terhadap
pendidikan nasional.
Enoch dalam (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016) mengatakan
bahwa perencanaan Pendidikan, adalah suatu proses yang yang
mempersiapkan seperangkat alternatif keputusan bagi kegiatan masa depan
yang diarahkan kepada pencapaian tujuan dengan usaha yang optimal dan
mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang ekonomi, sosial
budaya serta menyeluruh suatu Negara.
Jadi, definisi perencanaan pendidikan apabila disimpulkan dari beberapa
pendapat tersebut, adalah suatu proses intelektual yang berkesinambungan
dalam menganalisis, merumuskan, dan menimbang serta memutuskan dengan
keputusan yang diambil harus mempunyai konsistensi (taat asas) internal yang
berhubungan secara sistematis dengan keputusan-keputusan lain, baik dalam
bidang-bidang itu sendiri maupun dalam bidang-bidang lain dalam
pembangunan, dan tidak ada batas waktu untuk satu jenis kegiatan, serta tidak
harus selalu satu kegiatan mendahului dan didahului oleh kegiatan lain. Secara
konsepsional, bahwa perencanaan pendidikan itu sangat ditentukan oleh cara,
sifat, dan proses pengambilan keputusan, sehingga nampaknya dalam hal ini
terdapat banyak komponen yang ikut memproses di dalamnya (‘Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Pegawai’, 2017).
Perencanaan pendidikan merupakan pengambilan keputusan atas berbagai
pilihan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan,
di mana perencanaan mengandung rangkaian putusan dan penjelasan dari
tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program, penentuan strategi dan
prosedur tertentu dan penentuan kegiatan yang akan dilaksanakan
(Suryapermana dalam Widyanto, 2019).
Bab 7 Proses Perencanaan Pendidikan 93
Untuk menghasilkan perencanaan yang baik dan tidak terjerumus pada sifat
anomali dari perencanaan itu sendiri yaitu untuk merencanakan kegagalan
maka perencanaan harus memenuhi prinsip-prinsip dari perencanaan itu
sendiri.
Berikut ini adalah prinsip-prinsip dari perencanaan yang merupakan gabungan
dari beberapa ahli bidang manajemen.
1. Dimulai dari data kondisi ril pada saat ini/sekarang
2. Mempertimbangkang factor keberhasilan dan factor-faktor kritis
keberhasilan
3. Dimulai dari data kegagalan masa lampau
4. Melakukan analisis terhadap kekuatan, kelemahan, peluang, dan
tantangan (SWOT analisis).
5. Melibatkan seluruh stakeholder
6. Mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi, transparansi, realistis,
legalitas, dan demokratis.
7. Melalui uji coba validitas perencanaan.
lokal, meliputi semua jenis dan jenjang pendidikan di daerah; serta (3)
perencanaan mikro, biasanya bersifat institusional meliputi berbagai kegiatan
perencanaan pada suatu lembaga atau satuan pendidikan tertentu atau pada
beberapa lembaga yang sama dan berdekatan lokasinya. Dalam konteks ini,
kita kenal adanya (1) Perencanaan Pendidikan Nasional; (2) Perencanaan
Pendidikan Provinsi; (3) Perencanaan Pendidikan Kabupaten/ Kota/
Kecamatan; dan (4) Perencanaan Satuan Pendidikan atau Perencanaan
Kelembagaan atau Rencana Pengembangan Sekolah (RPS).
Rencana pembangunan pendidikan nasional merupakan kumulatif dari rencana
pembangunan pendidikan provinsi. Rencana pembangunan pendidikan
provinsi merupakan kumulatif dari rencana pembangunan pendidikan
kabupaten/kota. Rencana pembangunan pendidikan kabupaten/kota
merupakan kumulatif dari rencana pengembangan satuan-satuan pendidikan.
Dari segi pendekatannya, perencanaan pendidikan dibedakan atas: (1)
perencanaan terintegrasi (integrated planning), yaitu perencanaan yang
mencakup keseluruhan aspek pendidikan sebagai suatu system dalam pola
pembangunan nasional; (2) perencanaan komprehensif (comprehensive
planning), yaitu perencanaan yang disusun secara sistematis dan sistemik,
sehingga membentuk suatu kesatuan yang utuh dan menyeluruh; (3)
perencanaan strategis (strategic planning), yaitu perencanaan yang disusun
berdasarkan skala prioritas, sehingga berbagai sumber daya yang ada dapat
diatur dan dimanfaatkan secermat dan seefisien mungkin: serta (4)
perencanaan operasional (operational planning), yaitu yang mencakup kegiatan
pengembangan dari perencanaan strategis (‘Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Pegawai’, 2017).
Perencanaan terintegrasi dalam bidang pendidikan mengandung makna bahwa
pembangunan pendidikan bukanlah penerapan konsep pembangunan yang
parsial, tetapi merupakan bagian yang tidak terpisahkan (terintegrasi) dengan
pembangunan nasional di berbagai bidang. Pembangunan pendidikan tidak
dapat dipisahkan dari program pembangunan: (1) ketenagakerjaan; (2)
teknologi; (3) industry; (4) transportasi; (5) lingkungan sosial-budaya; (6)
lingkungan geografis; serta (7) ekonomi dan keuangan.
Perencanaan pendidikan yang komprehensif adalah perencanaan pendidikan
yang disusun secara sistematis, sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh
dan menyeluruh tentang perencanaan, tentang penyelenggaraan dan
pengembangan pendidikan pada suatu wilayah tertentu, yang kegiatannya
meliputi perencanaan pengembangan pendidikan usia dini, pendidikan dasar,
Bab 7 Proses Perencanaan Pendidikan 103
Aspek lain yang menjadi sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dengan
perencanaan pendidikan adalah penguatan karakter. Menurut Maisaro, Wiyono
and Arifin (2018) bahwa dasar perencanaan program penguatan pendidikan
karakter yakni aturan pemerintah tentang penguatan pendidikan karakter,
observasi, dan mendata. Dasar perencanaan pendidikan karakter tersebut dapat
dijabarkan sebagai berikut: (1) aturan pemerintah tentang penguatan
104 Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan
yang lebih rendah. Oleh sebab itu, akses yang lebih merata terhadap
kesempatan mendapatkan pendidikan, harusnya dapat berperan dalam
mengurangi kesenjangan pendapatan dan pengentasan kemiskinan.
2. Kualitas pendidikan. Mendefinisikan kualitas masih menjadi
tantangan tersendiri. Sudah sejak lama, kualitas pendidikan diukur
sebagai input (jumlah dan kualifikasi guru, materi pembelajaran,
ruang kelas, dan sebagainya.). Penelitian yang lebih mutakhir
menyatakan bahwa pembangunan kognitif peserta didik merupakan
indikator utama kualitas pendidikan. Mengukur nilai dan perilaku
yang diperoleh melalui pendidikan sekolah bahkan lebih sulit.
3. Mempersiapkan Kerja dan Memasuki Masyarakat Berpengetahuan.
Kebutuhan untuk belajar sepanjang hidup, dalam bentuk formal dan
informal sudah disadari oleh masyarakat di negara maju maupun di
negara berkembang. Konsep pembelajaran seumur hidup memandang
pendidikan sebagai kebutuhan penduduk yang membentang
sepanjang hidup, mulai dari kanak-kanak hingga dewasa; yaitu sejak
lahir hingga meninggal, atau sejak dalam buaian hingga ke liang
lahat. Pendidikan memerlukan perbedaan dalam tahapan berbeda dari
kehidupan seseorang.
4. Pembiayaan pendidikan. Setiap negara harus memutuskan besaran
anggaran yang diperlukan untuk pendidikan dibandingkan dengan
prioritas nasional lainnya seperti kesehatan dan keamanan nasional.
Dalam sektor pendidikan itu sendiri, ada kebutuhan untuk
memutuskan besaran alokasi untuk tiap jenis pendidikan dan
pelatihan. Pandangan belajar sepanjang hayat bermanfaat untuk
melibatkan berbagai sub-sektor dalam hal alokasi.
5. Tata kelola dan manajemen. Selanjutnya, pemerintah menghadapi
tekanan yang terus meningkat untuk mencapai efisiensi penggunaan
dana sektor publik. Salah satu cara untuk menghadapi hal ini adalah
dengan mendesentralisasikan pelayanan sektor publik-sebuah tren
yang terjadi di banyak negara. Desentralisasi juga berkaitan dengan
tujuan akuntabilitas yang lebih besar pada bagian negara dalam
membelanjakan dana publik.
106 Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan
di era globalisasi adalah melalui penerapan pengelolaan pendidikan yang baik.
Karena perencanaan adalah berpikir sistematis dalam menetapkan segala
sesuatu yang akan dilaksanakan dalam rangka untuk mencapai suatu tujuan
sedangkan fungsi perencanaan adalah menetapkan tujuan atau kerangka
tindakan yang diperlukan pencapaian tujuan tertentu. Tanpa adanya
pengelolaan pendidikan yang baik, maka kemungkinan segala upaya
peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan tidak akan mendapatkan hasil
yang optimal. Kegiatan-kegiatan pengelolaan pada suatu sistem pendidikan
bertujuan untuk keterlaksanaan proses belajar mengajar yang relevan, efektif,
dan efisien dapat terjadi bila dilengkapi dengan sarana yang terbentuk satu
wadah organisasi dan ditunjang oleh: 1) kelompok kepemimpinan dan
pelaksanaan; 2) fasilitas dan alat pendidikan; dan 3) program pendidikan
dengan sistem pengelolaan yang baik (Akhmad, 2020).
Kesimpulan penelitian yang dilakukan oleh Sahnan (2017) menegaskan bahwa
perencanaan pendidikan itu memberikan kejelasan arah dalam usaha proses
penyelenggaraan pendidikan, sehingga manajemen lembaga pendidikan akan
dapat dilaksanakan lebih efektif dan efisien. Untuk terselenggaranya
pendidikan yang efektif di sekolah dasar, diperlukan perencanaan. Dengan
perencanaan akan mengarahkan sekolah tersebut mencapai tujuan apa yang
telah ditetapkan. Artinya, perencanaan memberi arah bagi ketercapaian tujuan
sebuah sistem, karena pada dasarnya sistem akan berjalan dengan baik jika ada
perencanaan yang matang. Perencanaan akan dianggap matang dan baik, jika
memenuhi persyaratan dan unsur-unsur dalam perencanaan itu sendiri. Namun
apabila dilihat dalam kenyataan kesehariannya, unsur perencanaan pendidikan
masih lebih banyak dijadikan faktor pelengkap atau penjabaran kebijakan
pimpinan, sehingga sering terjadi tujuan yang ditetapkan tidak tercapai secara
optimal. Salah satu penyebabnya adalah para perencana pendidikan masih
kurang memahami proses dan mekanisme perencanaan dalam konteks yang
lebih komprehensif. Selain itu, posisi bidang perencanaan belum merupakan
key factor keberadaan suatu institusi pendidikan. Langkah-langkah
perencanaan di sekolah dasar meliputi hal-hal sebagai berikut: (1) menentukan
dan merumuskan tujuan yang hendak dicapai, (2) meneliti masalah- masalah
atau pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan, (3) mengumpulkan data-data
atau informasi-informasi yang diperlukan, (4) menentukan tahapan-tahapan
atau rangkaian tindakan, (5) merumuskan bagaimana masalah-masalah akan
dipecahkan dan bagaimana pekerjaan-pekerjaan itu harus diselesaikan, (5)
menentukan siapa yang akan melakukan dan apa yang memengaruhi
Bab 7 Proses Perencanaan Pendidikan 107
8.1 Pendahuluan
George R. Terry (1958) menyatakan bahwa perencanaan dapat ditinjau sebagai
salah satu fungsi management yang merupakan tahap pertama dari rangkaian
implementasi management, dan terdiri dari planning, organizing, actuating
dan controling (Sukarna, 2011). Secara umum perencanaan dapat diartikan
sebagai proses penentuan tujuan organisasi kemudian menyajikan program
atau pelaksanaan tindakan dalam mencapai tujuan organisasi.
Dalam konteks makro, perencanaan pendidikan termasuk bagian penting yang
harus diimplementasikan oleh pemerintah dalam mempersiapkan dan
menyediakan pelayanan pendidikan bagi seluruh warga negara. Dengan
perencanaan pendidikan yang tepat, penyelenggaraan pendidikan
memungkinkan warga negara memiliki pengetahuan dan keterampilan
sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup baik dengan bekerja maupun
menciptakan lapangan kerja.
112 Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan
9.1 Pendahuluan
Perencanaan pendidikan merupakan suatu proses dalam perumusan
kebijaksanaan suatu instrumen dan teknik dalam penentuan prioritas dan
merupakan bagian integral dari perencanaan pembangunan sosial ekonomi
suatu bangsa, serta merupakan jembatan penghubung antara harapan peserta
didik, orang tua, masyarakat, dan pemerintah dalam mencapai tujuan
pendidikan. sebagaimana dikemukakan oleh Nanang Fatah yang menyebutkan
bahwa, perencanaan pendidikan adalah keputusan yang diambil untuk
melakukan tindakan selama waktu tertentu (sesuai dengan jangka waktu
perencanaan) agar penyelenggaraan system pendidikan menjadi lebih efektif
dan efisien, serta menghasilkan lulusan yang lebih bermutu, dan relevan
dengan kebutuhan pembangunan. Lembaga pendidikan merupakan salah satu
sistem dalam perencanaan pendidikan yang dikelilingi oleh lingkungannya
yang terdiri atas bermacam-macam sistem yang disebut dengan suprasistem.
Sistem dalam suprasistem mengadakan kaitan secara erat dan rapi, saling
124 Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan
memberi dan saling menerima. Sistem-sistem yang ada dilingkungan ini perlu
dipertimbangkan oleh para perencana pendidikan sebab ia selalu akan
memberi pengaruh pada tujuan perencanaan kalau tujuan itu sudah direalisasi.
Agar hasil perencanaan dapat berjalan lancar maka dapat dikatakan bahwa
perencanaan berhubungan dengan faktor-faktor yang memengaruhi
pendidikan. Faktor-faktor yang mendukung pendidikan di antaranya adalah
aspek demografi, sosial ekonomi, SDM, sumber daya keuangan. Sebagai
pendukung pendidikan faktor tersebut perlu diperlukan dalam perencanaan
pendidikan agar bagian pendidikan yang direncanakan bisa berkembang secara
wajar dan berkembang menjadi lebih baik. Baik dalam tingkat makro, meso
maupun mikro.
ada. Faktor eksternal, atau faktor-faktor yang berasal dari luar masyarakat,
dapat berupa (A) pengaruh kebudayaan masyarakat lain, yang meliputi proses-
proses disfusi (penyebaran unsur kebudayaan), akulturasi (kontak
kebudayaan), dan asimilasi (perkawinan budaya), (B) perang dengan negara
lain atau masyarakat luar, dan (C) perubahan lingkungan alam, misalnya
disebabkan oleh bencana.
Adapun beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya
kurang intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain,
perkembangan IPTEK yang lambat, sifat masyarakat yang sangat tradisional,
ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat dalam masyarakat,
prasangka negatif terhadap hal-hal baru, rasa takut jika terjadi kegoyahan pada
masyarakat bila terjadi perubahan hambatan ideologis, dan pengaruh atau
kebiasaan.
Dari aspek ekonomi, Kehidupan ekonomi masyarakat merupakan cerminan
dari para pelaku ekonominya baik dalam produksi, konsumsi, maupun
distribusi. Antara ekonomi dengan pendidikan terdapat suatu keterkaitan di
mana peningkatan dalam salah satunya akan mendorong peningkatan yang
lainnya. Dalam hasil penelitian dan tulisan tentang ekonomi pendidikan
masalah hubungan antara pendidikan dengan ekonomi menjadi perhatian
penting. Menurut Lascelles Anderson dan Duglas M. Windham dalam titelatur
awal tentang ekonomi pendidikan dan Human Capital cenderung menjadikan
pendidikan sebagai instrumen yang dapat dipergunakan untuk mencapai
tingkat pembangunan ekonomi yang tinggi (tended to make education into an
instrument capable of being manipulated to achieve higher level of economic
develpment), ini berarti bahwa pendidikan merupakan faktor yang tidak bisa
diabaikan dalam status kegiatan pembangunan, artinya akan sangat sulit bila
pendidikan dan ekonomi dibangun sendiri-sendiri dalam urutan waktu, namun
keduanya mesti dibangun secara bersamaan, sudah tentu dengan
memperhatikan bidang-bidang kehidupan lainnya.
Definisi perencanaan pendidikan adalah suatu proses yang berkesinambungan
dalam merencanakan, menganalisis, merumuskan, dan menimbang serta
memutuskan sesuatu yang konsisten (taat asas) internal yang berhubungan
secara sistematis dengan keputusan-keputusan lain, baik dalam bidang itu
sendiri maupun dalam bidang-bidang lain dalam pembangunan, dan tidak ada
batas waktu untuk satu jenis kegiatan, serta tidak harus selalu satu kegiatan
mendahului dan didahului oleh kegiatan lain.
Bab 9 Keterkaitan Perencanaan Pendidikan Dengan Aspek Sosial-Ekonomi 127
yang penting adalah hak milik, perkawinan, religi, sistem hukum, sistem
kekerabatan, dan edukasi (harsojo, 1967).
Indonesia, misalnya pada awal dekade berkuasanya orde baru, sebagian besar
lini pekerjaan membutuhkan tenaga kerja berlatar belakang pendidikan formal.
Hampir mereka yang pernah mengenyam pendidikan formal terserap di lahan-
lahan pekerjaan. Situasi tersebut karena tidak bisa dipisahkan dari kebutuhan
pemerintah terhadap tenaga terdidik untuk mengoperasikan skill dan
keahliannya dalam rangka industrialisasi dan modernisasi pembangunan
negara. Oleh sebab itu, kebijakan pemerintah untuk membangun pilar-pilar
kesejahteraan ekonomi masyarakat akan tetap berkorelasi kuat dengan praktik
pendidikan sebagai puncak operator pelaksana transformasi kemajuan dan
pertumbuhan ekonomi.
Sebagaimana dikutip Abdul Rahmat, disebutkan bahwa, hal sebagaimana
disebutkan diatas didukung secara tegas oleh pemerintah, Dalam buku Replita
I antara lain dikatakan, sebagai berikut.“pendidikan harus memiliki hubungan
erat dengan kebutuhan serta kemungkinan-kemungkinan perkembangan
ekonomi dan sosial, sehingga dapat memberi bekal hidup murid-murid dan
memenuhi kebutuhan masyarakat. Mengingat bahwa rencana pembangunan
lima tahun merupakan landasan untuk pembangunan tahap berikutnya dengan
prioritasnya pada pertanian, industri yang menyokong pertanian, industry kecil
dan ringan, industri pertambangan, prasarana serta pariwisata, pengarahan
harus disesuaikan dengn prioritas-prioritas tersebut. Hal ini diperlukan pada
tingkat-tingkat pendidikan yang akan menghasilkan lulusan dalam jangka
waktu lima tahun yang akan datang”
Dari kutipan diatas secara jelas untuk menunjukkan peranan pendidikan dalam
rangka menopang ekonomi nasional yang memfokuskan diri pada upaya keras
untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi dengan berbasis pada orientasi
aktivitas industrial. Uraian diatas menunjukkan bahwa konsekuensi dunia
pendidikan dengan sektor ekonomi masyarakat memiliki hubungan yang erat.
Sebab, kedua komponen lembaga tersebut merupakan aset Negara yang
memerlukan pengelolaan secara cermat. Secara lebih khusus, hubungannya
menyangkut modal fisik, tenaga kerja dan kemajuan teknologi yang menjadi
tiga faktor pokok sebagai masukan dalam produksi pendapatan nasional.
Semakin besar jumlah tenaga kerja (yang berarti laju pertumbuhan penduduk
tinggi), semakin besar pendapatan nasional dan semakin tinggi pertumbuhan
ekonomi.
Bab 9 Keterkaitan Perencanaan Pendidikan Dengan Aspek Sosial-Ekonomi 131
Contoh dari Pranata Ekonomi adalah, bertani, industri, bank, koperasi dan
sebagainya.
3. Pranata Politik
Pranata Politik adalah peraturan-peraturan untuk memelihara tata
tertib, untuk mendamaikan pertentangan-pertentangan dan untuk
memilih pemimpin yang wibawa. Fungsi pranata politik yaitu:
• Melaksana kan undang-undang yang telah disahkan,
• Melembagakan norma melalui undang-undang yang dibuat oleh
lembaga legislatif
• Menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di antara warga
masyarakat dll.
4. Pranata Pendidikan
Tujuan pranata pendidikan adalah memberikan ilmu pengetahuan,
pendidikan sikap, dan melatih keterampilan kepada warga agar
seseorang dapat mandiri dalam mencari penghasilan. Contohnya
seperti Kegiatan Belajar Mengajar, sistem pengetahuan, aturan,
kursus, pendidikan keluarga, ngaji.
5. Pranata Kepercayaan/Agama
Fungsi pokok pranata agama adalah memberikan pedoman bagi
manusia untuk berhubungan dengan Tuhannya dan memberikan
dasar perilaku yang ajeg dalam masyarakat. Contohnya seperti
upacara semedi, tapa, zakat, infak, haji dan ibadah lainnya.
6. Pranata Kesenian
Fungsi Pranata Kesenian adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia
akan keindahan, contohnya seperti seni suara, seni lukis, seni patung,
seni drama, dan sebagainya.
7. Hubungan Antar Pranata
Dalam masyarakat terdapat bermacam-macam pranata sosial yang
saling berhubungan. Contohnya dalam masyarakat Jakarta
merupakan suatu tatanan yang terdiri dari berbagai pranata sosial
yang saling berkaitan, antara lain pranata keluarga, pranata
pendidikan, pranata politik, pranata agama, dll.
10.1 Pendahuluan
Pendidikan merupakan komponen terpenting dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan peranan dan fungsi yang cukup penting bagi kehidupan manusia,
baik pendidikan dalam aspek kognitif, afektif (sikap, maupun psikomotorik).
Oleh karena itu, sudah menjadi suatu keharusan bagi manusia untuk dapat
merasakan proses tersebut. Pendidikan diakui sebagai kekuatan yang dapat
mendorong manusia mencapai kemajuan peradaban. Selain itu pendidikan
memberikan bekal kepada manusia untuk menyongsong hari esok yang lebih
cerah dan lebih manusiawi (Kasmawati, 2019).
Pendidikan yang dilaksanakan oleh individu, masyarakat atau negara pada
dasarnya adalah dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Peningkatan sumber daya manusia dalam hal penguasaan pengetahuan dan
teknologi, pengembangan sikap dan kepribadian, pengembangan dan
pemberian keterampilan hidup untuk hidup dan berada di tengah masyarakat
maupun di dunia kerja (Nurdin, 2019).
138 Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan
14. Harus mempunyai strategi untuk dapat diterima oleh semua pihak,
agar dapat terlaksana sebagaimana mestinya (Kasmawati, 2019),
(Taufiqurokhman, 2008) dan (Chem, 2011).
Menurut Nurdin (2019) adanya masalah berkaitan dengan aspek sumber daya
manusia maka diperlukan kebijakan perencanaan pendidikan antara lain:
1. Merencanakan berbagai ragam pendidikan yang para lulusannya
dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja dalam berbagai bidang
kegiatan
2. Merencanakan mutu dan relevansi pendidikan
3. Mendorong berbagai pihak yang menampung para lulusan untuk
melaksanakan langkah penyesuaian sesuai dengan kebutuhan masing-
masing
4. Merencanakan pendidikan kejuruan di berbagai bidang dengan
berorientasi pada dunia kerja
5. Menanamkan sikap lebih positif terhadap kerja kasar di kalangan
lulusan
6. Mengusahakan adanya forum konsultasi secara efektif dan teratur
antar wakil pemakai tenaga pendidik dan penghasil tenaga pendidik
untuk menentukan jenis keterampilan yang dibutuhkan
7. Merencanakan peningkatan informasi mengenai kesempatan kerja
yang ada serta bimbingan,yang meliputi usaha pengumpulan data dan
keterangan mengenai berbagai sumber pendapatan tenaga kerja
termasuk upah di pedesaan maupun perkotaan.
11.1 Pendahuluan
Perencanaan merupakan penentu dan sekaligus pemberi arah terhadap tujuan
yang ingin dicapai secara operasional (Julyanthry et al., 2020; Revida et al.,
2021; Sahir et al., 2021; Tanjung et al., 2021; Wirapraja et al., 2021). Lembaga
pendidikan merupakan salah satu sistem yang dikelilingi oleh lingkungan yang
terdiri atas bermacam-macam sistem. Sistem-sistem yang ada di sekitar
lingkungan ini perlu dipertimbangkan oleh para perencana pendidikan sebab
akan memberi pengaruh pada tujuan perencanaan (Mawati et al., 2020;
Pakpahan et al., 2020; Parinduri et al., 2020; R. A. Purba et al., 2020; S. Purba
et al., 2021; Rasinus et al., 2021; J. Simarmata et al., 2021).
Agar hasil perencanaan dapat berjalan lancar maka perencanaan berhubungan
dengan faktor-faktor yang memengaruhi pendidikan. Faktor-faktor yang
mendukung pendidikan di antaranya adalah demografi, sosial ekonomi, SDM,
sumber daya keuangan. Sebagai pendukung pendidikan faktor tersebut sangat
diperlukan dalam perencanaan pendidikan agar bagian pendidikan yang
154 Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan
nasional, meliputi seluruh usaha pendidikan pada semua jenjang dan jenis
pendidikan, kurikulum, peserta didik, dan pendidik dalam suatu sistem
pendidikan yang dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional
(Sumantri and Pd, 2015).
Perencanaan tentang model penerimaan siswa/mahasiswa baru merupakan
perencanaan makro sebab berlaku di seluruh tanah air. Begitu pula
perencanaan tentang kurikulum inti untuk SMA, misalnya perencanaan makro.
Perencanaan makro pada umumnya ditangani oleh pemerintah pusat atau dapat
juga oleh kelompok tertentu, yang ditunjuk oleh pemerintah pusat dan
mempertanggung jawabkan tugasnya kepada pemerintah pusat.
Badan pendidikan Negara yang bertugas menangani secara makro (di
antaranya adalah mengadakan perencanaan) mempunyai peran sebagai
berikut:
1. Memilih staf dan pemimpin yang berkompeten terhadap program dan
perkembangan pendidikan Negara dan membantu memperbaiki
pendidikan tersebut agar sesuai dengan kebutuhan dalam bentuk-
bentuk perencanaan pendidikan.
2. Menentukan kriteria dan representasi komite/panitia untuk membantu
mengembangkan kebijakan dan program pendidikan.
3. Bekerja sama dengan perguruan tinggi dan lembaga-lembaga
pendidikan lainnya dalam mengembangkan media pendidikan.
4. Bekerja sama dengan kelompok-kelompok yang tepat untuk
mengembangkan proses belajar mengajar.
5. Membantu personalia pendidikan lokal dalam usaha memanfaatkan
sumber-sumber pendidikan di masyarakat untuk memperbaiki
pendidikan.
6. Mendorong pendidikan lokal dan lembaga-lembaga pendidikan
berinovasi dalam pengajaran agar lebih bermakna bagi para siswa
(Mawati et al., 2020).
atau yang sejenis. Di antaranya adalah bantuan yang berasal dari luar
negeri.
Dalam mengukur biaya pendidikan ada yang dinamakan sebagai total cost dan
unit cost. Total cost merupakan biaya pendidikan secara keseluruhan.
Sedangkan unit cost adalah biaya satuan per peserta didik. Untuk menentukan
biaya satuan terdapat dua pendekatan yaitu pendekatan makro dan pendekatan
mikro. Pendekatan makro mendasarkan perhitungan pada keseluruhan jumlah
pengeluaran pendidikan yang diterima dari berbagai sumber dana kemudian
dibagi jumlah peserta didik. Sedangkan pendekatan mikro berdasarkan pada
alokasi pengeluaran per komponen pendidikan yang digunakan peserta didik.
Untuk menyusun suatu perencanaan pembiayaan atau yang biasa disebut
dengan rencana anggaran, hal-hal yang harus diperhatikan antara lain:
1. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama
periode anggaran.
2. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dinyatakan dalam uang, jasa,
dan barang.
3. Semua sumber dinyatakan dalam bentuk uang sebab uang pada
dasarnya merupakan pernyataan finansial.
4. Memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telah disetujui
dan dipergunakan oleh instansi tertentu.
5. Menyusun usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan pihak
yang berwenang.
6. Melakukan revisi usulan anggaran.
7. Persetujuan revisi anggaran.
8. Pengesahan anggaran.
Biaya yang dikeluarkan dari tahun ketahun seperti gaji guru, pegawai dalam
Lembaga kependidikan, biaya operasional, biaya pemeliharaan gedung,
fasilitas, alat-alat pengajaran, biaya pembangunan gedung dan lain sebagainya.
Anggaran Lembaga dalam komponen keuangan harus dilaksanakan dengan
baik dan teliti dari penyusunan anggaran, penggunaan, pengawasan, sesuai
dengan aturan dan ketentuan yang berlaku agar semua anggaran dapat
dimanfaatkan secara efektif, efisien, dan bebas dari korupsi seperti
pembelanjaan, prosedur investasi dan prosedur pemeriksaan.
Persoalan penting dalam penganggaran yaitu bagaimana pemanfaatan sumber-
sumber secara efisien. Itulah sebabnya penganggaran memerlukan proses yang
bertahap. Tahap-tahap yang perlu dilakukan antara lain:
1. Mengidentifikasi kegiatan yang akan dilaksanakan dalam periode
anggaran.
2. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dinyatakan dalam uang,
mesin, dan material.
3. Sumber-sumber dinyatakan dalam bentuk uang sebab anggaran pada
dasarnya merupakan pernyataan finansial.
4. Memformulasikan anggaran menurut format yang telah disepakati.
5. Usaha memperoleh persetujuan dari yang berwenang atau
pengambilan keputusan dalam tahap ini dilakukan kompromi melalui
rapat-rapat untuk mempertimbangkan secara objektif dan subjektif.
Pendapat lain, anggaran dapat juga sebagai alat untuk menciptakan ruang
public artinya semua jaringan dalam hal pendidikan dapat memberikan
manfaat kepada semua bidang pendidikan.
Prinsip-prinsip anggaran antara lain:
1. Adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas dalam
sistem manajemen dan organisasi.
2. Adanya sistem akuntansi yang memadai dalam melaksanakan
anggaran.
3. Adanya penelitian dan analisis untuk menilai kinerja organisasi.
Bab 11 Keterkaitan Perencanaan Pendidikan 167
4. Adanya dukungan dari pelaksana mulai dari tingkat atas sampai yang
paling bawah (Basri, 2013).
mungkin agar tujuan pendidikan dapat dicapai secara cepat dan tepat
(Somantri, 2014).
Pemerintah pusat; Peran dukungan dari pemerintah pusat terhadap pembiayaan
pendidikan, tidak saja diperlihatkan dalam anggaran Departemen Pendidikan,
tetapi juga pada anggaran departemen lainnya yang bertanggung jawab untuk
latihan tertentu. Umpamanya, Departemen Tenaga Кегjа sering sekali
bertanggung jawab untuk latihan teknik keterampilan, departemen pertanian
untuk latihan pertanian, departemen kesehatan untuk pendidikan juru rawat
(Sarbini, 2011).
Pemerintah daerah; Memegang peranan yang penting dalam pembiayaan
pendidikan di negara-negara dengan sistem keuangan yang didesentralisasi
seperti Amerika Serikat dan Inggris. Sumbangan mereka jarang dapat
diabaikan, sekalipun dalam negara dengan keuangan yang didesentralisasi,
seperti Prancis, di mana mereka menanggung sebagian dari biaya sekolah
pemerintah di daerah mereka (Sarbini, 2011).
Tingkat kelembagaan; Sejalan dengan otonomi daerah yang menyerahkan
masalah pendidikan ke daerah dan sekolah masing-masing, maka masalah
keuangan pun menjadi kewenangan yang diberikan secara langsung dalam
pengelolaannya kepada sekolah. Dalam hal ini, kepala sekolah memiliki
tanggung jawab penuh terhadap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan
pertanggungjawaban keuangan sekolah (Sarbini, 2011).
Lipham sebagaimana disebutkan Mulyasa (2005) mengungkapkan empat fase
kegiatan pokok penyusunan anggaran sebagai berikut.
1. Perencanaan anggaran; Perencanaan anggaran merupakan kegiatan
mengidentifikasi tujuan, menentukan prioritas menjabarkan tujuan
kedalam penampilan operasional yang dapat diukur, menganalisis
alternatif pencapaian tujuan dengan analisis cost effectiveness,
membuat rekomendasi alternatif pendekatan untuk mencapai sasaran.
2. Mempersiapkan anggaran; Antara lain menyesuaikan kegiatan
dengan mekanisme anggaran yang berlaku, bentuknya, distribusi, dan
sasaran program pengajaran perlu dirumuskan dengan jelas.
3. Mengelola pelaksanaan anggaran; Antara lain mempersiapkan
pembukaan, melakukan pembelajaran dan membuat transaksi,
membuat perhitungan,, mengawasi pelaksanaan sesuai dengan
Bab 11 Keterkaitan Perencanaan Pendidikan 169
12.1 Pendahuluan
Hampir tidak ada upaya pendidikan yang dapat mengabaikan peranan biaya,
sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa biaya, proses pendidikan (di sekolah)
tidak akan berjalan. Biaya (cost) dalam pengertian ini memiliki cakupan yang
luas, yakni semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan
pendidikan, baik dalam bentuk uang maupun barang dan tenaga atau yang
dapat dihargakan dengan uang (Saihu, 2019).
Perencanaan dan penganggaran pendidikan merupakan keterkaitan yang tidak
bisa dipisahkan, karena pada dasarnya penganggaran dalam pendidikan itu
harus melewati tahap perencanaan. Dalam hal ini sebelum anggaran diberikan
dan dilimpahkan maka harus ada perencanaan, agar anggaran yang diberikan
itu sesuai dengan apa yang direncanakan. Biaya pendidikan merupakan salah
satu masukan yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan, guna
172 Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan
F X F X F X F X F X F X %
1 17 85 32 128 35 105 20 40 12 12 116 370 63,79 Cukup
2 60 300 39 156 11 33 5 10 1 1 116 500 86,21 Sangat Baik
3 44 220 27 108 30 90 8 16 7 7 116 441 76,03 Baik
4 26 130 57 228 24 72 6 12 3 3 116 445 76,72 Baik
5 49 245 33 132 26 78 6 12 2 2 116 469 80,86 Baik
6 49 245 45 180 13 39 9 18 0 0 116 482 83,1 Baik
7 53 265 44 176 14 42 5 10 0 0 116 493 85 Baik
8 74 370 36 144 6 18 0 0 0 0 116 532 91,72 Sangat Baik
9 81 405 30 120 4 12 1 1 1 1 116 538 92,75 Sangat Baik
10 23 115 53 212 33 99 5 10 2 2 116 438 75,51 Cukup
13.1 Pendahuluan
Perencanaan selalu dilakukan dalam setiap kegiatan baik disadari maupun
tidak. Setiap hari manusia cenderung memikirkan apa yang akan dilakukannya
hari ini. Seperti contoh, para ibu memikirkan apa yang harus dimasak pada
hari ini, apa saja bahan masakannya, bahan apa saja yang dibutuhkan, apa saja
bahan yang harus dibeli, di mana membeli bahan makanan yang dibutuhkan,
dan bagaimana langkah memasak makanan yang dinginkan. Tanpa disadari
para ibu telah melakukan proses perencanaan untuk kegiatan memasaknya
pada setiap harinya. Begitu pula halnya dengan keluarga yang merencanakan
liburan bersama, hal yang direncanakan adalah kemana tujuan liburan, kapan
mereka akan berlibur, berapa lama waktu untuk berlibur, dan apa saja
perlengkapan untuk berlibur. Proses perencanaan tanpa disadari telah melekat
dalam kehidupan sehari-hari.
180 Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan
2. Model Bisnis
Model bisnis berfokus pada adanya hubungan transaksi antara
organisasi induk dengan organisasi yang berada dibawah dengan
menekankan pada pemberian imbalan atau reward bagi organisasi
dibawahnya untuk melaksanakan strategi yang telah ditetapkan.
3. Model Perencanaan Strategis Visioner
Model perencanaan strategis visioner berfokus tujuan jangka panjang.
Model ini menitikberatkan pada pola pikir jangka panjang di mana
seorang pemimpin akan merancang strategi untuk mengarahkan
organisasi guna mencapai tujuan di masa yang akan datang sesuai
dengan visi dan misi yang telah direncanakan.
4. Model Perencanaan Strategi Peramalan
Model perencanaan strategi peramalan menitikberatkan pada
pengembangan kapabilitas organisasi melalui peningkatan kerjasama
dengan organisasi lain untuk mencapai tujuan yang telah tertuang
dalam visi dan misi organisasi.
formulasi yang disusun dengan baik maka tujuan dapat tercapai, namun jika
penyusunan formulasi tidak tepat atau keliru maka akan membawa
permasalahan baru di kemudian hari.
Implementasi strategi adalah pelaksanaan strategi dan kegiatan yang disusun
dalam perencanaan dengan menggunakan berbagai sumber daya yang dimiliki.
Tahap implementasi berfokus pada usaha dalam mencapai target tahunan
melalui pemanfaatan berbagai sumber daya yang mendukung. Sumberdaya
dalam perencanaan pendidikan berupa : anggaran dan sarana prasarana,
membuat kebijakan teknis, serta memotivasi para bawahan. Dalam
perencanaan pendidikan tahap implementasi merupakan pelaksanaan program
dan kegiatan serta dengan realisasi penggunaan anggaran. Contoh dalam
implementasi strategi di sekolah adalah penyusunan Rencana Kerja Anggaran
Sekolah (RKAS) sebagai rencana dari penggunaan anggaran Bantuan
Operasional Sekolah (BOS), lalu pelaksanaan kegiatan dan pembelanjaan dari
anggaran BOS yang digunakan untuk meningkatkan mutu sekolah sesuai
dengan RKAS yang telah dirancang.
Evaluasi strategi adalah tahapan akhir dari sebuah pekerjaan. Para pemimpin
dapat mengetahui sejauh mana efektivitas dari pekerjaan yang telah dilakukan
melalui evaluasi. Evaluasi dapat diartikan sebagai penilaian akhir dari sebuah
pekerjaan yang dilakukan.
yang berkuasa. Hal tersebut yang melandasi masuknya unsur politik dalam
perencanaan pendidikan. Peran politik dalam perencanaan berkembang
melalui munculnya kebijakan baru yang tertuang dalam peraturan perundang-
undangan dan kebijakan teknis mengenai pendidikan. Pendidikan dan politik
adalah dua hal yang berhubungan erat dan saling mempengaruhi.
Tidak dapat dipungkiri bahwa politik telah berhasil mengintervensi dunia
pendidikan. Seluruh dokumen perencanaan pendidikan tidak boleh
menyimpang dari visi, misi, dan harapan para pemimpin yang berkuasa. Jika
terjadi perubahan pemimpin maka pihak dibawahnya harus segera merubah
perencanaan kinerja untuk menyesuaikan dengan visi dan misi pemimpin yang
baru. Meskipun unsur politik sangat kental dengan sistem pemerintahan di
Indonesia namun perencanaan yang menyangkut hajat hidup orang banyak
tidak boleh tercemari dengan kepentingan golongan. Melalui perencanaan
yang matang dan dapat diterapkan maka penyesuaian tujuan pemimpin dengan
masuknya intervensi kepentingan lain dari luar akan dapat ditengahi.
192 Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan
Bab 14
Pengenalan Kasus Tentang
Sistem Perencanaan
Pembangunan Pendidikan
Nasional Di Indonesia
14.1 Pendahuluan
Perencanaan pembangunan pendidikan di Indonesia merupakan salah satu
aspek penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan merupakan
kegiatan yang melibatkan banyak berbagai sumber daya dan kepentingan
berbagai pihak maka dalam merencanakan pembangunan pendidikan perlu
direncanakan dengan baik. Pada UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 3 yaitu penyelenggaraan pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa. Perencanaan merupakan sesuatu yang sangat penting untuk disusun
dengan baik dan bijak. Hal ini salah satunya yaitu langkah awal dalam
pembentukan watak manusia. Dari pandangan ini perencanan harus dilakukan
194 Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan
dengan apa yang dicita-citakan. Dalam perencanaan ada hal penting yang
menjadi inti yaitu, tentang apa yang akan dicapai?, yang kedua yaitu
bagaimana perencanaan itu dimulai dan yang ketiga bagaimana langkah-
langkah yang dilakukan untuk mencapai hal tersebut?. Perencanaan
pendidikan harus selalu siap menghadapi kondisi apapun. Proses ini
merupakan kegiatan yang sistematis dan saling berkesinambungan dalam
rangka menimbang, merumuskan, menganalisis serta mengambil keputusan
dengan konsisten yang saling berkaitan atau berkesinambungan.
Perencanaan yang baik dapat dilihat dari 2 sisi yaitu:
1. Isi dalam merencanakan sesuatu, terdapat 5 (lima) hal yang perlu
diketahui:
a. Dalam menyusun suatu rencana, usahakan agar sederhana dalam
membuatnya. Tak hanya itu perencanaan pun harus kegiatan
yang mudah diketahui oleh banyak pihak.
b. Segala sesuatu yang sudah direncanakan mesti bisa dihitung
keberhasilannya atau mungkin belum berhasilnya.
c. Apabila suatu rencana sudah disusun, maka rencana tersebut
harus dijadikan patokan dalam kegiatan selanjutnya.
d. Harus dipikirkan tahapan-tahapannya (jangka penduk, jangka
panjang).
2. Penyusunan sebuah rencana harus bersifat transparan, akurat
partisipatif dan aspiratif. Seluruh komponen dalam pendidikan harus
berperan aktif dalam hal ini. Perencanaan ini sebelum disahkan
menjadi dokumen resmi, mesti dipublikasikan terlebih dahulu ke
masyarakat luas melalui lokakarya atau media massa untuk
memperoleh pendapat-pendapat dari steakeholder pendidikan
(masyarakat, orang tua, tokoh masyarakat, pejabat publik, dll).
yang diungkapkan oleh Terry (1975) yaitu: What (apa yang harus dikerjakan),
Who (sipaa yang mengerjakan), Why (mengapa perlu dilakukan), When (kapan
perlu dilakukan), Where (di mana pekerjaan dilakukan) dan How (bagaimana
cara mengerjakannya).
Adapun manfaat perencanaan adalah sebagai berikut:
1. Digunakan sebagai standar dalam pelaksanaan dan pengawasan suatu
proses.
2. Strategi penyelesaian suatu masalah.
3. Bermanfaat dalam menyusun skala prioritas.
4. Mengefektifkan pemanfaatan berbagai sumberdaya organisasi.
5. Pemilihan berbagai alternatif.
6. Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak tertentu.
•
Perencanaan pendidikan jangka menengah (medium term
educational planning) suatu rencana yang disusun dalam jangka
waktu 3 (tiga) sampai 8 (delapan) tahun atau satu periode.
Perumusan ini sudah disusun secara kongkrit dan sudah
merumuskan sasaran atau tujuan yang akan dicapai.
• Perencanaan pendidikan jangka pendek (short term educational
planning) adalah suatu perencanaan yang disusun dalam jangka
waktu maksimal satu tahun atau disebut perencanaan operasional
tahunan (annual operational planning) yang merupakan
penjabaran lebih rinci.
4. Aspek tingkatan teknis perencanaan dibagi dalam beberapa hal, yaitu:
• Perencanaan makro adalah suatu perencanaan yang bersifat
nasional untuk semua jenjang pendidikan atau biasa disebut
sistem pendidikan nasional.
• Perencanaan mikro merupakan hal yang disusun pada otonomi
daerah masing-masing. Adapun hal yang perlu diperhatikan
sebagai berikut:
a. Standar atau ketentuan.
b. Keadaan geografis dan demografis.
c. Infrastruktur yang ada.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200403115741-20-
489947/jokowi-kuak-3-masalah-pendidikan-yang-harus-dibereskan
(Accessed: 22 March 2021).
Crow, A. and Crow, L. D. (1989) Psikologi Pendidikan (Edisi Bahasa
Indonesia). Yogyakarta: Nur Cahaya.
Darmadi, H. (2019) Pengantar Pendidikan Era Globalisasi: Konsep Dasar,
Teori, Strategi, danImplementasi dalam Pendidiikan Globalisasi. Jakarta:
An1mage.
Daryanto (2011) Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Depdikbud. (1983). Perencanaan Pendidikan Buku IIB Materi Dasar
Pendidikan Program Akta Mengajar V. Jakarta: Ditjen Pendidikan Tinggi,
1983/1984.
Depdiknas. (2001). Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis.
Sekolah (Buku). Jakarta:Depdiknas.
Dewey, J. and Hinchey, P. H. (2018) Moral Principless in Education and My
Pedagogic Creed by John Dewey: With a Critical Introduction by Patricia
H. Hinchey. Myers Education Press (Timely Classics in Education).
Dewi, A. . D. P., Sudipta, I. G. K. and Setyowati, D. S. (2016) Analisis Aspek
Sumber Daya Manusia Terhadap Kinerja Pada Proyek Konstruksi Di
Kabupaten Badung, Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, A Scientific Journal of
Civil Engineering, Vol. 20 No. 2 , Juli 2016.
Dinas DIKBUDPORA Provinsi Gorontalo. (2014). Petunjuk Teknis Program
Pendidikan Untuk Rakyat (PRODIRA). Gorontalo: DIKBUDPORA
Provinsi Gorontalo.
Dja’far, A. M. (2015) Intoleransi Kaum Pelajar. Available at:
http://www.wahidinstitute.org/wi-id/indeks-opini/280-intoleransi-kaum-
pelajar.html (Accessed: 22 March 2021).
Dr. M. Roqib, M. A. (2009) Ilmu Pendidikan Islam ; Pengembangan Pendidikan
Integratif di Sekolah, Keluarga dan Masyarakat. LKiS Yogyakarta.
Drs. Syafril, M. P. and Drs. Zelhendri Zen, M. P. (2019) Dasar-Dasar Ilmu
Pendidikan. Prenada Media.
210 Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan
Http://Eksis.Ditpsmk.Net/Uploads/Book/File/Bae7d782-739e-4d3b-
9795-42db20797244/Modul_Diklat_Perencanaan_Pendidikan.Pdf.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2016) Modul DIKLAT
PERENCANAAN PENDIDIKAN. Available at:
http://eksis.ditpsmk.net/uploads/book/file/BAE7D782-739E-4D3B-
9795-42DB20797244/Modul_Diklat_Perencanaan_Pendidikan.pdf.
Kessa, Wahyudin (2015) “Perencanaan Pembangunan Desa”, Bandung:
Pustaka Setia.
Kompas.com (2011) Kebanggaan Berbahasa Indonesia Mulai Luntur,
KOMPAS.com. Available at:
https://edukasi.kompas.com/read/2011/10/28/18014124/Kebanggaan.Be
rbahasa.Indonesia.Mulai.Luntur. (Accessed: 22 March 2021).
Kompas.com (2019a) Daftar Lengkap Skor PISA 2018: Kemampuan Baca,
Berapa Skor Indonesia? Halaman all - Kompas.com. Available at:
https://edukasi.kompas.com/read/2019/12/07/09141971/daftar-lengkap-
skor-pisa-2018-kemampuan-baca-berapa-skor-indonesia?page=all
(Accessed: 22 March 2021).
Kompas.com (2019b) Skor PISA 2018: Daftar Peringkat Kemampuan
Matematika, Berapa Rapor Indonesia? Available at:
https://edukasi.kompas.com/read/2019/12/07/09425411/skor-pisa-2018-
daftar-peringkat-kemampuan-matematika-berapa-rapor-indonesia
(Accessed: 22 March 2021).
Kompas.com (2019c) Skor PISA 2018: Peringkat Lengkap Sains Siswa di 78
Negara, Ini Posisi Indonesia. Available at:
https://edukasi.kompas.com/read/2019/12/07/10225401/skor-pisa-2018-
peringkat-lengkap-sains-siswa-di-78-negara-ini-posisi (Accessed: 22
March 2021).
Kristiawan, dkk. (2017). ”Manajemen Pendidikan”. Yogyakarta : Deepublish.
Kurnia, S. (2020) Tantangan dalam Perencanaan Pendidikan di Indonesia.
Available at:
https://www.kompasiana.com/suci42659/5fae911c2da23705d30e2ae2/ta
ntangan-dalam-perencanaan-pendidikan-di-indonesia (Accessed: 13
April 2021).
Daftar Pustaka 213
Rahman Tanjung
Lahir di Karawang 12 Januari 1981. Saat ini bekerja
sebagai Widyaiswara Ahli Madya pada BKPSDM
Kabupaten Karawang dan juga aktif mengajar di
STIT Rakeyan Santang Karawang.
Menamatkan pendidikan dasar di SDN Nagasari VII
Karawang, jenjang menengah pertama di SMPN 2
Karawang, menengah atas di SMAN 1 Karawang dan
melanjutkan Pendidikan jenjang sarjana di Fakultas
Ekonomi Jurusan Manajemen UNSOED Purwokerto,
kemudian S2 Magister Manajemen dengan konsentrasi MSDM di STIE
222 Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan
Kampus Ungu Jakarta dan saat ini sedang menempuh studi doktoral (S3) di
Universitas Islam Nusantara (UNINUS) Bandung.
Penulis sudah menghasilkan beberapa judul buku di antaranya : buku
Manajemen Strategi, Manajemen Mitigasi Bencana, SIM dan Bisnis,
Kewirausahaan dan Komunikasi Pemasaran. Saat ini penulis aktif menulis
jurnal ilmiah nasional maupun internasional.
Pembimbing Haji dan Umroh Profesional dan diklat-diklat lainya yang diikuti
oleh penulis.
Pengalaman Organisasi Sosial Kemasyarakatan
Organisasi yang pernah diikuti diantaranya; menjadi sekretaris Persatuan Guru
Madrasah Indonesia ( PGM) Kabupaten Karawang Tahun 2009-2014, Ketua
Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia ( IPHI ) Kec. Jayakerta dan pengurus Kab.
Karawang tahun 2012- 2017, Pengurus Ikatan Cendekiawan Muslim se-
Indonesia ( ICMI) orda Karawang tahun 2017 sampai sekarang. Wakil Ketua
Pokjawas Kabupaten Karawang dan Pengurus Pokjawas Provinsi Jawa Barat
tahun 2017 - 2020.
Karya Ilmiah Yang pernah Dibuat
Pemahaman Konsep dan Praktek Pendidikan Agama Islam (untuk Perguruan
Tinggi Buku Paket ) dan beberapa jurnal ; -Maajemen Supervisi Akademik
dalam peningkatan kinerja guru( 2018; Manajemen pelayanan prima dalam
meningkatkan kepuasan mahasiwa terhadap layanan pembelajaran(2019);
Pengaruh pelaksanaan motivasi terhadap produktivitas kerja tenaga
kependidikan STIT Rakeyan Santang Karawang dn banyak karya ilmiah lainya
Darmawati
Lahir di Medan, anak ke tujuh dari delapan
bersaudara. Penulis menyelesaikan program
pendidikan strata 1 pada fakultas pendidikan
keguruan dan ilmu pendidikan bahasa Inggris di
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara,
kemudian melanjutkan pendidikan untuk program
magister administrasi pendidikan di Universitas
Negeri Medan. Penulis merupakan dosen tetap
yayasan pada Universitas Muhammadiyah Sumatera
Utara, pada fakultas keguruan dan ilmu pendidikan.
228 Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan
Hani Subakti
Lahir di Kota Samarinda, pada 19 Januari 1989. Ia
tercatat sebagai lulusan terbaik di Magister
Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mulawarman.
Dosen Bahasa Indonesia yang kerap disapa Bapak
Hani ini adalah anak dari pasangan Alm. H. Sukardi
(bapak) dan Hj. Mudjiati (mama). Hani Subakti
bukanlah orang baru di dunia pendidikan. Ia kini
tercatat sebagai dosen tetap yayasan di Universitas
Widya Gama Mahakam Samarinda Kalimantan
Timur. Ia mengajar mata kuliah bahasa Indonesia
dihampir seluruh fakultas yang ada di Universitas Widya Gama Mahakam
Samarinda Kalimantan Timur.
Biodata Penulis 229