net/publication/375188168
CITATION READS
1 109
10 authors, including:
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Toto Edrinal Sebayang on 02 November 2023.
Tim Penulis :
Toto Edrinal Sebayang, S.Kom., M.M., M.H., PMP., CSM., CSPO
Prihatina Jati, SE., MM
Kunto Atmojo, SE., MM
Dr. Neneng Hayati, SE., MM
Aria Elshifa, S.E., M.M
Drs. Budi Safari, MM., CCMA
Syarifuddin, S.Sos., MAP
Dr. Agus Siswanto, MM
Dr. Salamatul Afiyah, M.Si
Joko Budiraharjo, S.H., M.M
Penerbit
BUKU AJAR
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Tim Penulis :
Toto Edrinal Sebayang, S.Kom., M.M., M.H., PMP., CSM., CSPO
Prihatina Jati, SE., MM
Kunto Atmojo, SE., MM
Dr. Neneng Hayati, SE., MM
Aria Elshifa, S.E., M.M
Drs. Budi Safari, MM., CCMA
Syarifuddin, S.Sos., MAP
Dr. Agus Siswanto, MM
Dr. Salamatul Afiyah, M.Si
Joko Budiraharjo, S.H., M.M
ISBN : 978-623-8417-59-9
Editor :
Sepriaono & Efitra
Penyunting :
Windi Gustiani
Desain sampul dan Tata Letak :
Yayan Agusdi
Penerbit :
PT. Sonpedia Publishing Indonesia
Redaksi :
Jl. Kenali Jaya No 166 Kota Jambi 36129 Telp. +6282177858344
Email : sonpediapublishing@gmail.com
Website : www.buku.sonpedia.com
DESKRIPSI PEMBELAJARAN
Pada bab ini pembaca akan mempelajari pengenalan dan konsep
dasar teoritis manajemen sumber manusia. Pembaca diharapkan
memiliki wawasan dan pemahaman untuk modal dasar mempelajari
manajemen sumber daya manusia tingkat lebih lanjut.
KOMPETENSI PEMBELAJARAN
Setelah membaca buku ini, pembaca diharapkan memiliki
pengetahuan dan kemampuan :
1. Mampu menguraikan definisi manajemen sumber daya manusia
stratejik.
2. Mampu menjelaskan tujuan dan manfaat manajemen sumber
daya manusia didalam suatu organisasi.
3. Mampu menjelaskan prinsip Sumber Daya Manusia dan
perbedaannya dengan Manajemen personil.
2. Manajemen pengetahuan
Kompetensi yang langka dari orang-orang terbaik di suatu
organisasi harus dapat dipertahankan dengan mekanisme
pengorganisasian sumber daya. Ini melibatkan penugasan
tugas, mendefinisikan peran dan tanggung jawab, membangun
saluran komunikasi, dan menciptakan struktur hierarkis. Menurut
Scarborough (1999), Knowledge management adalah upaya
suatu organisasi untuk menciptakan proses, praktik untuk
menciptakan, memperoleh, membagi dan memanfaatkan
pengetahuan yang dimilikinya untuk meningkatkan budaya
belajar dan kinerja organisasi. Manajemen pengetahuan adalah
bagian yang penting dari Manajemen Sumber Daya Manusia
bagi suatu organisasi.
3. Manajemen renumerasi
Mempekerjakan orang-orang terbaik tentu harus dibarengi
dengan pemberian remunerasi (reward) yang terbaik.
Kompetensi yang langka dan strategis apalagi memainkan peran
yang sentral dalam kelangsungan suatu organisasi harus
diberikan remunerasi yang terbaik. Tujuannya adalah untuk
memastikan bahwa kepuasan talenta terbaik tetap terjaga dan
untuk menjaga dari kompetisi yang setiap saat juga mencari-cari
orang-orang terbaik untuk dipekerjakan. Manajemen Sumber
Daya Manusia memegang peran sentral disini untuk memastikan
bahwa remunerasi yang diberikan dapat meningkatkan motivasi
D. RANGKUMAN
E. TES FORMATIF
F. LATIHAN
DESKRIPSI PEMBELAJARAN
Pada bab ini mahasiswa mempelajari etika bisnis dan
tanggungjawab sosial bisnis. Diharapkan mahasiswa memiliki
wawasan dan pemahaman untuk mengetahui lebih lanjut
pentingnya Etika bisnis dalam tanggungjawab Perusahaan yang
melibatkan Perusahaan dalam inisiatif dan kegiatan yang
memberikan manfaat sosial dan lingkungan yang positif.
KOMPETENSI PEMBELAJARAN
Peta konsep adalah suatu bagan skematis atau ilustrasi grafis untuk
mewakili hubungan yang bermakna antara satu konsep dengan
konsep lainnya sehingga menjelaskan suatu pengertian konseptual
seseorang dalam suatu rangkaian pernyataan. Peta konsep adalah
suatu cara atau strategi untuk menyajikan informasi dalam bentuk
konsep-konsep yang saling terhubung dalam suatu rangkaian. Peta
konsep dikembangkan oleh Novak dan tim pada tahun 1972 pada
program penelitian yang dilaksanakan di Cornell. Peta konsep
dibuat untuk mencari dan memahami perubahan pemahaman
dalam ilmu pengetahuan anak-anak. Peta konsep digunakan untuk
Menurut Bertens, etika bisnis dapat dilihat dari tiga sudut pandang,
yaitu:
1. Sudut pandang ekonomi: bisnis yang baik adalah bisnis yang
dapat menghasilkan keuntungan tanpa merugikan orang lain.
2. Sudut pandang hukum: bisnis yang beretika adalah bisnis yang
tidak melanggar aturan-aturan hukum yang berlaku.
3. Sudut pandang moral: bisnis yang baik adalah bisnis yang
sesuai dengan prinsip moralitas yang berlaku universal.
Menurut Sonny Keraf (1998), ada lima prinsip yang dapat dijadikan
pedoman untuk menjalankan praktik bisnis, di antaranya sebagai
berikut :
1. Prinsip Kejujuran
Prinsip kejujuran menanamkan sikap apa adanya berdasarkan
fakta, situasi dan kondisi yang sebenarnya. Dengan kata lain,
apa yang dikatakan itulah apa yang dikerjakan. Prinsip ini juga
memberikan kepatuhan dalam melaksanakan berbagai kontrak,
komitmen, dan perjanjian yang telah dibuat.
2. Prinsip Otonomi
Prinsip otonomi menunjukkan sikap kemandirian, kebebasan,
serta tanggung jawab. Orang yang mandiri berarti orang yang
dapat mengambil keputusan lalu melaksanakannya
Tantangan umum:
1. Konflik Kepentingan, situasi dimana suatu keputusan bisnis
dapat dipengaruhi oleh potensi untuk mendapat keuntungan
pribadi.
2. Kejujuran dan Integritas :
a. Perusahaan sangat menghargaikejujuran dan integritas
b. Seorang karyawan yang jujur dapat di percaya untuk
mengatakan kebenaran
J. RANGKUMAN
Etika bisnis dan tanggung jawab sosial bisnis (TJSB) adalah dua
konsep penting dalam dunia bisnis yang mencerminkan bagaimana
perusahaan berinteraksi dengan lingkungannya dan masyarakat
secara umum. Berikut rangkuman kunci dari kedua konsep ini:
Etika Bisnis:
Etika bisnis mengacu pada seperangkat nilai, norma, dan prinsip-
prinsip moral yang mengatur perilaku perusahaan dalam aktivitas
bisnisnya. Etika bisnis mengharuskan perusahaan untuk bertindak
dengan jujur, adil, dan bertanggung jawab dalam semua aspek
operasinya.
K. TES FORMATIF
L. LATIHAN SOAL
DESKRIPSI PEMBELAJARAN
Pada bab ini mahasiswa mempelajari ramalan angkatan kerja
beragam di masa akan datang, beberapa peluang kerja yang setara
abad 21, dan tindakan afirmatif dalam dunia kerja. Diharapkan
mahasiswa memiliki wawasan dan pemahaman pentingnya
menghindari diskriminasi berdasarkan ras, jenis kelamin, agama,
usia, disabilitas, atau faktor-faktor lain yang melanggar prinsip
kesetaraan dalam dunia kerja.
KOMPETENSI PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa memiliki
pengetahuan dan kemampuan Memahami arti kesetaran peluang
kerja baik akses maupun perlakuan yang adil, dapat
mengidentifikasi dan mengatasi isu-isu perbedaan keberagaman
dan ketidaksetaraan, sehingga dengan mengelola dan
mempromosikan kesetaraan peluang kerja dan menerapkan
tindakan afirmatif sebagai bagian dari strategi manajemen sumber
daya manusia yang efektif dapat menciptakan lingkungan kerja
yang inklusif, adil, dan beragam.
A. PENDAHULUAN
2. ASEAN
Kenaikan angkatan kerja: Di ASEAN, banyak negara mengalami
pertumbuhan populasi yang relatif tinggi, yang menyebabkan
kenaikan angkatan kerja yang signifikan. Negara-negara seperti
Indonesia dan Filipina memiliki populasi yang besar dan
angkatan kerja yang terus bertambah.
G. MENAJEMEN KEBERAGAMAN
Karyawan Tua
Para karyawan tua bukan hanya merupakan porsi besar calon
karyawan, namun kini lebih banyak dari mereka yang ingin atau
butuh, bekerja lebih lama satu studi menunjukan bahwa 68%
karyawan yang berusia antara 60 dan 70 tahun merencanakan
bekerja dalam beberapa bidang selama masa pensiun atau bahkan
tidak pernah pensiun sama sekali.
Orang cacat
Kecacatan yang umum mencangkup keterbatasan pendengaran
atau pengelihatan, gerak, keterbelakangan mental atau emosional,
dan berbagai ganguan saraf. Kecacatan-kecacatan tersebut
membatasi jumlah atau jenis pekerjaan yang bisa dijalankan
seseorang atau membuat pencapaiannya menjadi sulit. Namun,
dalam pekerjaan pekerjaan dimana mereka memenuhi syarat, para
karyawan cacat dapat mengerjakannya sebaik karyawan normal
dalam hal produktifitas, kehadiran, dan rata-rata masa kerja.
J. RANGKUMAN
L. LATIHAN
DESKRIPSI PEMBELAJARAN
Pada bab ini mahasiswa mempelajari pengenalan dan konsep
dasar teoretis analisis pekerjaan, perencanaan strategis, dan
perencanaan sumber daya manusia. Diharapkan mahasiswa
memiliki wawasan dan pemahaman untuk menjelaskan konsep
dasar analisis pekerjaan, perencanaan strategis, dan perencanaan
Sumber Daya Manusia dengan mempelajari Sumber Daya Manusia
lebih lanjut.
KOMPETENSI PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa dan
mahasiswi memiliki pengetahuan dan kemampuan :
1. Mampu menguraikan filosofi dan pengertian Sumber Daya
Manusia
2. Mempu menjelaskan fungsi dan manfaat analisis pekerjaan,
perencanaan strategis, dan perencanaan Sumber Daya
Manusia
3. Mampu menjelaskan analisis pekerjaan, perencanaan strategis,
dan perencanaan Sumber Daya Manusia.
C. PERENCANAAN STRATEGIS
E. RANGKUMAN
G. LATIHAN
DESKRIPSI PEMBELAJARAN
Pada bab ini mahasiswa mempelajari proses memilih dari satu
kelompok pelamar orang yang paling sesuai untuk posisi tertentu
dan untuk organisasi
KOMPETENSI PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa dan
mahasiswi memiliki pengetahuan dan kemampuan :
4. Mampu menguraikan definisi seleksi karyawan.
5. Mempu menjelaskan fungsi dan manfaat seleksi karyawan.
6. Mampu menjelaskan kualifikasi yang menjadi dasar seleksi, cara
mengadakan seleksi dan Teknik seleksi.
H. TES FORMATIF
I. LATIHAN
DESKRIPSI PEMBELAJARAN
BAB ini berisi tentang pelatihan dan pengembangan SDM. Ketika
karyawan telah terseleksi dari proses rekruitmen adalah melakukan
pengembangan dan pelatihan karyawan. Pelatihan dan
pengembangan berguna untuk peningkatan kinerja karyawan atau
dalam rangka mengembangkan karir karyawan.
KOMPETENSI PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa memiliki
pengetahuan dan kemampuan
1. Mahasiswa mampu memahami konsep serta dasar kebutuhan
pelatihan dan pengembangan di dalam organisasi.
2. Mahasiswa mampu merencanakan, mendesain, melaksanakan
dan mengevaluasi kegiatan pelatihan.
B. KEBUTUHAN PELATIHAN
Oleh karena itu tujuan dari Training Need Analysis (TNA) adalah
untuk mengidentifikasi dan menjebatani kesenjangan pengetahuan
dan keterampilan karyawan untuk mencapai kinerja yang optimal.
Kebutuhan training juga dapat mengungkap alasan-alasan
terjadinya kesenjangan dan membantu menentukan berbagai
pendekatan untuk menghilangkan kesenjangan tersebut.
C. TUJUAN PELATIHAN
D. METODE PELATIHAN
F. RANGKUMAN
G. TES FORMATIF
1. Salah satu kegiatan dalam metode Off The Job Training adalah
Presentation Information (presentasi informasi), Pilihlah satu
kegiatan dari Presentation Information yang paling tepat :
a. Simulation
b. Lecturer
c. Behavior
d. Job Rotation
H. LATIHAN
DESKRIPSI PEMBELAJARAN
Pada bab ini mahasiswa mempelajari pengenalan dan konsep
dasar teoritis manajemen dan penilaian kinerja. Diharapkan
mahasiswa memiliki wawasan dan pemahaman untuk modal dasar
mempelajari sistem manajemen SDM, dan manejemen penilaian
kinerja serta dapat mengaktualkan dalam kehidupan berorganisasi.
KOMPETENSI PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa dan
mahasiswi memiliki pengetahuan dan keterampilan:
1. Mampu menguraikan secara eksplisit dan teoritis manajemen
SDM dan manajemen penilaian kinerja
2. Mempu menjelaskan perbedaan model penilaian kinerja untuk
organisasi privat sector dan organisasi government.
3. Mampu berkonstribusi memberikan informasi serta
pengembangan riset kepada organisasi dalam manajemen
penilaian kinerja yang akuntabel dan objektif.
F. RANGKUMAN
H. LATIHAN
DESKRIPSI PEMBELAJARAN
Pada bab ini mempelajari bagian dari pengelolaan sumber daya
manusia di suatu organisasi. Tunjangan dan kompensasi non
finansial mencakup berbagai bentuk penghargaan dan manfaat
selain gaji dan insentif finansial yang diberikan kepada karyawan
sebagai bentuk apresiasi terhadap kontribusi dan kinerja. Dalam
proses pembelajaran mengenai tunjangan dan kompensasi non
finansial, penting untuk memahami prinsip-prinsip manajemen
sumber daya manusia, peraturan perusahaan, perkembangan dan
tren ter kini dalam bidang ini untuk memaksimalkan manfaat bagi
karyawan dan organisasi.
KOMPETENSI PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan memperoleh
pengetahuan dan kemampuan :
1. Mendalam tentang konsep, desain, implementasi, dan
manajemen tunjangan dan kompensasi non finansial.
2. Memahami prinsip-prinsip dan tujuan dari tunjangan dan
kompensasi non finansial.
3. Mengidentifikasi perbedaan antara tunjangan dan kompensasi
finansial dan non finansial.
4. Menjelaskan hubungan antara tunjangan dan kompensasi non
finansial dengan motivasi dan kepuasan kerja.
5. Menganalisis kebutuhan dan preferensi karyawan.
6. Merancang program tunjangan dan kompensasi non finansial
yang sesuai dengan kebijakan organisasi dan anggaran yang
tersedia.
7. Mengelola implementasi program tunjangan dan kompensasi
non finansial dengan efisien dan efektif.
I. RANGKUMAN
J. TES FORMATIF
K. LATIHAN
DESKRIPSI PEMBELAJARAN
Pada bab ini mahasiswa mempelajari pengenalan dan konsep
dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) .Diharapkan
mahasiswa memiliki wawasan dan pemahaman untuk modal dasar
mempelajari Manajemen Sumber Daya Manusian khususnya
Ketenagakerjaan lebih lanjut.
KOMPETENSI PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa dan
mahasiswi memiliki pengetahuan dan kemampuan :
1. Mampu menjelaskan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
2. Mempu menjelaskan Keselamatan Kerja
3. Mempu menjelaskan Kesehatan Kerja
4. Mempu menjelaskan Panitia Pembina K3 (P2K3)
5. Mampu menjelaskan Sitsem Manajemen K3 (SMK3)
2. Pengertian Terkait K3
Pengetian Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)Menurut
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012, pengertian
keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 adalah segala kegiatan
untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja.
3. Ruang Lingkup K3
Ruang lingkup K3 sangat luas, di dalamnya termasuk
perlindungan teknis yaitu perlindungan terhadap tenaga
kerja/pekerja agar selamat dari bahaya yang dapat ditimbulkan
oleh alat kerja atau bahan yang dikerjakan, dan sebagai usaha
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja. K3 harus diterapkan dan dilaksanakan di setiap
tempat kerja (Triwibowo & Pusphandani, 2013).
4. Tujuan K3
Tujuan K3 berdasarkan UU No. 1 Tahun 1970 tentang
keselamatan kerja , bahwa tujuan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja yang berkaitan dengan mesin, peralatan, landasan tempat
kerja dan lingkungan tempat kerja adalah mencegah terjadinya
kecelakaan dan sakit akibat kerja, memberikan perlindungan
pada sumber-sumber produksi sehingga dapat meningkatkan
efiensi dan produktivitas. Hal ini tentu sangat penting mengingat
apabila Kesehatan pegawai buruk mengakibatkan turunnya
capaian/output serta demotivasi kerja.
B. KESELAMATAN KERJA
3. Ruang Lingkup
UU.1/1970 menjelaskan ruang lingkut keselamatan kerja dalam
segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air,
di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah
kekuasaan hukum Republik Indonesia.
7. Kewajiban Pengurus.
Pengurus diwajibkan :
▪ secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang
dipimpinnya, semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan,
sehelai Undang- ndang ini dan semua peraturan
pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang
bersangkutan, pada tempattempat yang mudah dilihat dan
menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan
kerja;
▪ Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua
gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan
pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan
terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja.
▪ Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri
yang diwajibkan pada tenaga kerja berada di bawah
pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang
memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-
petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk-petunjuk yang
diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja.
1. Dasar Hukum
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2019
Tentang Kesehatan Kerja
8. Pembinaan
• Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah melakukan
pembinaan terhadap penyelenggaraan Kesehatan Kerja.
• Pembinaan sebagaimana dimaksud dilakukan terhadap aspek
pemenuhan standar Kesehatan Kerja.
• Pembinaan sebagaimana dimaksud dilakukan melalui:
a. advokasi dan sosialisasi;
b. bimbingan teknis; dan
c. pemberdayaan masyarakat.
4. Penerapan SMK3
Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya.
Kewajiban sebagaimana dimaksud pada berlaku bagi perusahaan:
• mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus)
orang; atau
• mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi.
a. Penetapan Kebijakan K3
Dalam menyusun kebijakan K3 , pengusaha paling sedikit
harus:
• melakukan tinjauan awal kondisi K3 yang meliputi:
1. identifikasi potensi bahaya, penilaian dan
pengendalian risiko;
2. perbandingan penerapan K3 dengan perusahaan
dan sektor lain yang lebih baik;
3. peninjauan sebab akibat kejadian yang
membahayakan;
4. kompensasi dan gangguan serta hasil penilaian
sebelumnya yang berkaitan dengan keselamatan;
b. Perencanaan K3
• Perencanaan dilakukan untuk menghasilkan rencana
K3.
• Rencana K3 disusun dan ditetapkan oleh pengusaha
dengan mengacu pada kebijakan K3 yang telah
ditetapkan
• Dalam menyusun rencana K3 pengusaha harus
mempertimbangkan:
a. hasil penelaahan awal;
b. identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan
pengendalian risiko;
c. peraturan perundang-undangan dan persyaratan
lainnya; dan
d. Sumber daya yang dimiliki
• Pengusaha dalam menyusun rencana K3 harus
melibatkan Ahli K3, Panitia Pembina K3, wakil
pekerja/buruh, dan pihak lain yang terkait di
perusahaan.
c. Pelaksanaan Rencana K3
• Pelaksanaan rencana K3 dilakukan oleh pengusaha
berdasarkan rencana K3
• Pengusaha dalam melaksanakan rencana K3 didukung
oleh sumber daya manusia di bidang K3, prasarana, dan
sarana.
• Sumber daya manusia harus memiliki:
a. kompetensi kerja yang dibuktikan dengan sertifikat;
b. kewenangan di bidang K3 yang dibuktikan dengan
surat izin kerja/operasi dan/atau surat penunjukkan
dari instansi yang berwenang.
• Prasarana dan sarana paling sedikit terdiri dari:
a. organisasi/unit yang bertanggung jawab di bidang
K3;
b. anggaran yang memadai;
c. prosedur operasi/kerja, informasi, dan pelaporan
serta pendokumentasian; dan
d. instruksi kerja.
e. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3
• Pengusaha wajib melakukan pemantauan dan evaluasi
kinerja K3.
• Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 melalui
pemeriksaan, pengujian, pengukuran, dan audit internal
SMK3 dilakukan oleh sumber daya manusia yang
kompeten.
e. Penilaian SMK3
• Penilaian penerapan SMK3 dilakukan oleh lembaga
audit independen yang ditunjuk oleh Menteri atas
F. RANGKUMAN
H. LATIHAN
DESKRIPSI PEMBELAJARAN
Pada bab ini mahasiswa mempelajari tentang serikat pekerja dan
perundingan bersama merupakan bagian penting dari pendidikan
terkait dengan hubungan industrial dan manajemen sumber daya
manusia. Ini adalah topik yang sangat relevan dalam konteks dunia
kerja, di mana serikat pekerja dan perundingan bersama memiliki
peran signifikan dalam menjaga hak-hak pekerja, meningkatkan
kondisi kerja, dan mencapai kesejahteraan pekerja. Berikut adalah
deskripsi singkat tentang pembelajaran serikat pekerja dan
perundingan bersama:
1. Serikat Pekerja:
• Serikat pekerja adalah organisasi yang dibentuk oleh
sekelompok pekerja untuk mewakili kepentingan mereka di
tempat kerja.
• Pembelajaran tentang serikat pekerja mencakup
pemahaman tentang bagaimana serikat pekerja terbentuk,
bagaimana mereka beroperasi, dan apa peran mereka
dalam melindungi hak-hak pekerja.
• Hal ini juga mencakup pengenalan terhadap jenis-jenis
serikat pekerja, struktur organisasi mereka, dan strategi yang
mereka gunakan dalam perundingan dengan manajemen.
2. Perundingan Bersama:
• Perundingan bersama adalah proses negosiasi antara
pekerja pekerja dan manajemen perusahaan untuk
mencapai kesepakatan mengenai masalah-masalah seperti
gaji, kondisi kerja, manfaat, dan lain-lain.
• Pembelajaran tentang perundingan termasuk pemahaman
terhadap prinsip-prinsip dasar negosiasi, proses negosiasi,
dan peran mediator atau arbiter jika diperlukan.
• Ini juga membahas manfaat dari perundingan bersama,
termasuk penciptaan lingkungan kerja yang harmonis,
KOMPETENSI PEMBELAJARAN
Kompetensi pembelajaran tentang serikat pekerja dan perundingan
biasanya berkaitan dengan pemahaman tentang peran dan fungsi
serikat pekerja, serta bagaimana proses perundingan bersama
antara serikat pekerja dan pengusaha berlangsung. Berikut ini
adalah beberapa kompetensi yang relevan dalam pembelajaran ini:
Salah satu dari sedikit lembaga sosial yang memiliki kekuatan untuk
meningkatkan kesetaraan dan keadilan sosial adalah serikat buruh,
terutama karena cara mereka mengatur kekuatan kolektif dan
menggunakan strategi demokrasi sebagai kekuatan pengimbang
kapitalisme. Demokrasi adalah syarat utama untuk keberadaan
organisasi kaum buruh yang memperjuangkan kepentingannya ini.
Sejarah telah menunjukkan bahwa kaum buruh inilah yang memiliki
kemampuan untuk menciptakan masyarakat yang lebih
berkeadilan, baik untuk masyarakatnya maupun untuk diri mereka
sendiri, yang membuat mereka menjadi pejuang demokrasi yang
konsisten.
Pada tahun 1920 telah tercatat bahwa ada sekitar 100 serikat buruh
dengan 100.000 anggota. Hal ini tidak terlepas upaya propaganda
yang dilakukan oleh aktivis buruh dengan berbagai macam cara
seperti pamflet, sura kabar, dan selebaran. Peningkatan jumlah
buruh upahan di perkotaan yang terus meluas, dan sadar akan
kondisi eksploitatif tempat mereka bekerja dan hidup, serta mulai
percaya bahwa mungkin mereka mampu melakukan perbaikan.
Pada zaman itu, serikat buruh sudah secara aktif dalam usaha
kerasnya meningkatkan upah dan juga memperbaiki kondisi kerja
bagi para anggota, melalui berbagai cara salah satunya adalah
pemogokan.
G. PERUNDINGAN BERSAMA
Perundingan Gabungan
Tawar-menawar gabungan tidak ada hubungannya
dengan kompensasi . Sebaliknya, fokusnya adalah pada isu-isu
lain, seperti kondisi kerja, keamanan kerja, dan kebijakan
perusahaan lainnya. Hal ini dapat mencakup praktik perekrutan dan
pemecatan serta disiplin di tempat kerja. Tujuan dari perundingan
gabungan adalah untuk menghasilkan kesepakatan yang sesuai
yang mengarah pada hubungan yang langgeng dan harmonis
antara pemberi kerja dan pekerjanya.
Perundingan Konsesi
Sesuai dengan namanya, perundingan konsesi berfokus pada
pemimpin serikat pekerja yang memberikan konsesi sebagai
imbalan atas keamanan kerja. Hal ini biasa terjadi pada saat krisis
ekonomi atau resesi . Pemimpin serikat pekerja mungkin setuju
untuk memberikan tunjangan tertentu untuk menjamin
kelangsungan hidup kelompok karyawan dan, pada akhirnya, bisnis.
Tawar-menawar Distributif
Proses ini ditandai dengan menguntungkan satu pihak secara
finansial dan merugikan pihak lain. Hal ini dapat terjadi melalui
peningkatan bonus , gaji, atau keuntungan finansial
lainnya. Perundingan distributif biasanya lebih memihak pekerja
dibandingkan pemberi kerja.
Perundingan Produktivitas
Jenis tawar-menawar ini berkisar pada kompensasi dan
produktivitas karyawan. Pemimpin serikat pekerja sering kali
menggunakan gaji dan kompensasi yang lebih tinggi sebagai cara
untuk meningkatkan produktivitas karyawan, sehingga
menghasilkan keuntungan dan nilai yang lebih tinggi bagi pemberi
kerja . Agar tawar-menawar semacam ini dapat berhasil, kedua
belah pihak harus menyetujui persyaratan finansial guna
meningkatkan produktivitas.
Etika dan isu sosial sangat relevan dalam konteks serikat pekerja
(sering disebut serikat pekerja) dan perundingan bersama antara
serikat pekerja dan pengusaha atau perusahaan. Hal ini karena
hubungan antara pekerja dan pengusaha memiliki dampak
langsung pada kesejahteraan sosial, keadilan, dan nilai-nilai yang
ada dalam masyarakat. Di bawah ini adalah beberapa cara di mana
etika dan isu sosial terkait dengan serikat pekerja dan perundingan
bersama:
K. RANGKUMAN
L. TES FORMATIF
Bambang Rudito & Melia Famiola, 2007, Etika Bisnis dan Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan, Bandung: Rekayasa Sains.
Curtis, Dan B., Floyd, James J., Winsor, Jerry L., 2005. Komunikasi
Bisnis dan Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
file:///C:/Users/HP/Downloads/Bab%202(4).pdf
file:///C:/Users/HP/Downloads/BAB%20II..pdf
file:///C:/Users/HP/Downloads/wcms_237650.pdf
https://spn.or.id/hak-dan-kewajiban-pekerja/ di-indonesia-serta-
aturan-hukumnya-lt6215e1d98a3ad/
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-cirebon/baca
artikel/13078/Kesehatan-dan-Keselamatan-Kerja-itu-
Penting.html
https://www.jurnal.id/id/blog/2017-5-manfaat-etika-bisnis-untuk-
perusahaan/
https://www.researchgate.net/publication/353485162_Buku_Ajar_
Etika_Bisnis/link/61002318169a1a0103bf47d2/download
https://www.talenta.co/blog/berikut-fungsi-pengertian-serta-
manfaat-serikat-pekerja/
Redaksi :
Jl. Kenali Jaya No 166
Kota Jambi 36129
Tel +6282177858344
Email: sonpediapublishing@gmail.com
Website: www.sonpedia.com