Buku Perencanaan & Pengembangan SDM - Roswiyanti
Buku Perencanaan & Pengembangan SDM - Roswiyanti
Pengembangan SDM
Copyright © Yayasan Kita Menulis, 2021
Penerbit
Yayasan Kita Menulis
Web: kitamenulis.id
e-mail: press@kitamenulis.id
WA: 0821-6453-7176
IKAPI: 044/SUT/2021
Abdurrozzaq Hasibuan., dkk.
Perencanaan dan Pengembangan SDM
Yayasan Kita Menulis, 2021
xiv; 194 hlm; 16 x 23 cm
ISBN: 978-623-342-339-7
Cetakan 1, Desember 2021
I. Perencanaan dan Pengembangan SDM
II. Yayasan Kita Menulis
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa
atas Rahmat-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga bisa
menyelesaikan Buku Perencanaan dan Pengembangan SDM, serta
menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada tim penulis
yang telah menyempurnakan penulisan buku ini.
Penulis juga menyadari bahwa buku ini jauh dari sempurna, karena itu
penulis sangat berterima kasih bila ada kritik dan sarannya untuk
perbaikan berikutnya.
vi Perencanaan dan Pengembangan SDM
Kata Pengantar.......................................................................................v
Daftar Isi................................................................................................vii
Daftar Gambar........................................................................................xi
Daftar Tabel...........................................................................................xiii
10.3pengembangan SDM........................................................................144
Daftar Pustaka........................................................................................173
Biodata Penulis......................................................................................187
Daftar Gambar
pengertian mikro secara sederhana adalah manusia atau orang yang bekerja
atau menjadi anggota suatu organisasi yang disebut personil, pegawai,
karyawan, pekerja, tenaga kerja dan lain-lain.
Menurut Veithzal Rivai SDM adalah seorang yang siap, mau dan mampu
memberi sumbangan usaha pencapaian tujuan organisasi. Selain itu sumber
daya manusia merupakan salah satu unsur masukan (input) yang bersama
unsur lainnya seperti modal, bahan, mesin dan metode/teknologi diubah
menjadi proses manajemen menjadi keluaran (output) berupa barang atau
jasa dalam usaha mencapai tujuan perusahaan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa SDM adalah orang-orang yang
terlibat dalam pelaksanaan organisasi di berbagai level, baik level
pimpinan atau top manajer, midle manajer maupun staf atau karyawan
termasuk di dalamnya investor atau pemodal. Sumber daya yang paling
penting bagi suatu organisasi adalah orang yang memberikan kerja, bakat,
kreativitas, dan semangat kepada organisasi". Oleh karena itu kesulitan
sumber daya manusia merupakan sumber masalah dalam organisasi.
Konsekuensi dari hal ini adalah tersedianya sumber daya manusia yang
mempunyai kapasitas sebagai perencana dan pelaksana program kegiatan.
Kapasitas ini ditentukan oleh kapabilitas, kompetensi dan produktivitas
kerja.
Kapabilitas sumber daya manusia yang berorientasi pada pengetahuan
(knowledge) dan keterampilan (skill) yang akan menentukan berhasilnya
seseorang menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepadanya secara
optimal. Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan
tumbuhan bagi perusahaan untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi.
Sumber daya manusia mempunyai peran utama dalam setiap kegiatan
perusahaan. Walaupun didukung dengan sarana dan prasarana serta
sumber dana yang berlebihan, tetapi tanpa dukungan sumber daya manusia
yang andal kegiatan perusahaan tidak akan terselesaikan dengan baik. Hal ini
menunjukkan bahwa sumber daya manusia merupakan kunci pokok yang
harus diperhatikan dengan segala kebutuhannya.
Secara umum SDM dalam organisasi terbagi kepada tiga kelompok yaitu
sebagai berikut:
1. Investor, ialah setiap orang yang menginvestasikan modalnya untuk
memperoleh pendapatan dan besarnya pendapatan itu tidak menentu
tergantung pada laba yang dicapai perusahaan tersebut.
Bab 1 Perubahan Sumber Daya Manusia Secara 3
Alamiah
Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan
daya fisik yang dimiliki individu, perilaku dan sifatnya ditentukan oleh
keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh
keinginan untuk memenuhi kepuasannya. Sumber daya manusia
merupakan aset dalam segala aspek pengelolaan terutama yang menyangkut
eksistensi organiasi.
partner bisnis (business partner) dan bagian dari anggota team manajemen
(management team member).
Perubahan peran baru (new role) dan fungsi sumber daya manusia yang
lebih mengarah kepada peran dan fungsi yang lebih berhubungan dengan
isu-isu bisnis dan strategis didasari oleh adanya perubahan lingkungan
bisnis global yang semakin cepat diantaranya adalah adanya perubahan dan
pertumbuhan bisnis yang semakin tidak menentu, perkembangan teknologi
yang semakin cepat, perubahan organisasi yang semakin kompleks baik
dari segi produk, geografi, teknologi, fungsi bisnis, pasar dan pelanggan,
organisasi yang dituntut semakin fleksibel baik dari segi struktur, sistem
dan proses, adanya perubahan lingkungan eksternal perusahaan seperti
legilasi dan regulasi pemerintah, hubungan dengan serikat pekerja, dan
meningkatnya persaingan secara multinasional serta semakin pentingnya
kolaborasi internasional seperti adanya merger dan akuisisi. Dengan adanya
tuntutan perubahan lingkungan bisnis tersebut, maka sumber daya
manusia dituntut untuk lebih berperan dalam menangani dan terlibat
langsung dalam setiap aktivitas bisnis yang berhubungan dengan manusia
(people-related business).
Isu-isu mengenai people-related business ini merupakan kunci awal bagi
terjadinya perubahan dan transformasi peran dan fungsi sumber daya manusia,
karena kedepannya akan banyak isu-isu global yang akan menjadi fokus
perhatian bagi kebijakan-kebijakan manajemen sumber daya manusia (Human
Resources Management), Schuler and Walker (1990), di antaranya yaitu:
1. Managing for Employee Competence, isu ini berfokus pada
peningkatan skill tenaga kerja guna menjawab tantangan perubahan
teknologi dan organisasi.
2. Managing Workforce Diversity, isu ini berkaitan dengan bagaimana
merekrut, mempertahankan dan memotivasi individu dengan latar
belakang yang berbeda dan beragam seperti ras, agama, jenis
kelamin, umur dan bahasa.
3. Managing for Enhanced Competitiveness, isu ini berkaitan dengan
kesuksesan suatu perusahaan bergantung pada seberapa efektif dan
efisiennya kebijakan strategis dan operasional perusahaan seperti
peningkatan kualitas produk barang dan jasa serta inovasi produk dan
jasa baru yang berlangsung secara terus menerus dan sistematis.
Bab 1 Perubahan Sumber Daya Manusia Secara 11
Alamiah
Perubahan peran dan fungsi sumber daya manusia agar mampu berjalan
dengan efektif dan efisien dan mampu mencapai sasaran (target) serta
memiliki implikasi yang signifikan bagi perusahaan maka perlu dilakukan
transformasi organisasi secara keseluruhan di mana organisasi/perusahaan
digunakan sebagai wadah (melting pot) bagi aktualisasi peran dan fungsi
sumber daya manusia, selain itu juga dengan adanya transformasi
organisasi akan lebih mudah dalam mewujudkan good corporate
governance.
Lewin (1951) menyatakan ada beberapa hal yang perlu diidentifikasi sebelum
melakukan manajemen perubahan sebagai berikut:
1. Perubahan hanya boleh dilaksanakan untuk alasan yang baik.
2. Perubahan harus secara bertahap.
3. Semua perubahan harus direncanakan dan tidak secara drastis atau
mendadak.
4. Semua individu yang terkena perubahan harus dilibatkan dalam
perencanaan perubahan.
Pengertian Perubahan Organisasi adalah suatu variasi dari cara-cara yang telah
mapan, yang selama ini berlangsung dalam organisasi dan dipergunakan
serta ditaati oleh anggota organisasi dalam melakukan aktivitasnya dan
berbeda dari apa yang selama ini ada dan telah berlaku dalam organisasi.
24 Perencanaan dan Pengembangan
SDM
Faktor eksternal adalah penyebab perubahan yang berasal dari luar (atau
sering disebut lingkungan) organisasi yang dapat memengaruhi organisasi
dan kegiatan organisasi. Organisasi bersifat responsif terhadap perubahan
yang terjadi di lingkungannya. Oleh karena itu, jarang sekali suatu
organisasi melakukan perubahan besar tanpa adanya dorongan yang kuat
dari lingkungannya. Artinya, perubahan yang besar itu terjadi karena
tekanan lingkungan yang menuntut perubahan seperti itu. Beberapa
penyebab perubahan organisasi yang termasuk faktor ekstern adalah
perkembangan teknologi, faktor ekonomi dan peraturan pemerintah.
Misalnya faktor seperti: Politik, Hukum, Kebudayaan, Teknologi, Sumber
daya alam, Demografi (kependudukan), Sosiologi.
2.1 Pendahuluan
Sistem manajemen dalam perusahaan atau organisasi memerlukan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang berbakat, kreatif dan inovatif sesuai dengan
kebutuhan, tujuan manajemen perusahaan dan persaingan bisnis yang
kompetitif. Baik atau buruknya suatu perusahaan dapat dilihat dari manajemen
yang dijalankan. Kehidupan organisasi bisnis sangat dituntut untuk terus
bergerak mengikuti perubahan yang cepat dan massif. Cascio dalam Alwi
(2001), menyatakan bahwa perencanaan SDM akan menjadi lebih penting
bagi perusahaan karena adanya globalisasi, teknologi baru, proses
restrukturisasi organisasi dan perbedaan etnis dalam angkatan kerja.
Sehingga faktor-faktor tersebut akan menghasilkan ketidakpastian dan sulit
untuk di prediksi, maka perusahaan harus mengembangkan bisnis dan
menyusun SDM secara sinergis yang nantinya dapat mengurangi risiko
akibat ketidakpastian tersebut. Agar pelaksanaan perencanaan SDM berhasil
maka diperlukan strategi perencanaan manajemen SDM agar dapat
memastikan keselarasan antara bisnis dan strategi sumber daya manusia.
30 Perencanaan dan Pengembangan
SDM
Perencanaan
Streategik
Perencanaan
Operasional
3.1 Pendahuluan
Dalam mencapai tujuan organisasi, banyak kendala yang dihadapi oleh
organisasi, salah satu kendala tersebut adalah turn over karyawan.
Turnover dapat dialami oleh organisasi di sektor swasta ataupun sektor
publik. Turnover dapat diartikan sebagai keluar masuknya seorang
karyawan dari perusahaan tempatnya bekerja (Dessler, 2013). Turnover di
dalam organisasi dapat menimbulkan ketidakstabilan dan ketidakjelasan
terhadap kondisi tenaga kerja dan akan meningkatkan biaya yang harus
dikeluarkan oleh organisasi. Perusahaan akan mengalami kerugian jika
harus mengeluarkan biaya untuk rekrutmen dan seleksi kembali kepada
calon karyawan.
3.2 Turnover
Pada umumnya, turnover memberikan dampak negatif bagi organisasi.
Namun menurut Robbins (2006) tidak selamanya turnover selalu
merugikan perusahaan, tetapi ada juga turnover yang menguntungkan
perusahaan.
40 Perencanaan dan Pengembangan
SDM
Turnover yang merugikan yaitu apabila karyawan yang keluar dari perusahaan
adalah karyawan yang mempunyai kinerja baik, keahlian dan pengalaman
yang banyak di bidangnya. Perusahaan akan diuntungkan apabila karyawan
yang keluar adalah karyawan dengan kinerja di bawah standar, tidak
mencapai target yang diharapkan sehingga posisi yang ditinggalkan akan
diisi oleh karyawan lain yang memiliki kinerja dan keterampilan yang lebih
baik.
Budaya turnover dapat menular pada karyawan lainnya. Shaw dkk (2011)
menyatakan bahwa organisasi dengan sejarah angka turn over yang tinggi
cenderung membuat karyawan lamanya untuk meninggalkan organisasi
juga. Ketika karyawan yang meninggalkan organisasi tersebut meraih
kesuksesan di pekerjaan yang baru, maka hal itu akan semakin
memengaruhi karyawan lamanya untuk keluar dari organisasi.
Turnover di dalam organisasi dapat menimbulkan kondisi organisasi yang
tidak stabil dan akan meningkatkan anggaran sumber daya manusia di
organisasi antara lain anggaran yang dikeluarkan untuk pelatihan
karyawan, anggaran untuk rekrutmen dan pelatihan bagi karyawan baru.
Lussier (2005) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat turnover maka
pengeluaran yang dikeluarkan akan semakin tinggi pula.
Terdapat dua jenis turnover yaitu voluntary turnover dan involuntary
turnover (Robbins, 2006). Voluntary turnover atau quit adalah keputusan
yang diambil karyawan untuk keluar dari pekerjaannya saat ini dengan
sukarela karena kondisi pekerjaannya saat ini dan adanya alternatif
lowongan pekerjaan lain. Sedangkan involuntary turnover atau pemecatan
merupakan kebijakan yang diambil oleh pemberi kerja atau organisasi
(employer) untuk memutus hubungan kontrak kerja antara pemberi kerja
dan pegawai.
Turnover merupakan isu yang sangat penting di dalam suatu organisasi,
oleh karena itu organisasi harus bekerja keras untuk mengelola karyawannya
dengan baik sehingga karyawan tidak memiliki niat untuk meninggalkan
organisasi. Retensi karyawan merupakan strategi organisasi untuk
mempertahankan karyawan yang potensial yang dimiliki oleh organisasi
untuk tetap loyal terhadap organisasi. Apabila strategi retensi karyawan
diterapkan dengan baik maka angka turnover karyawan akan dapat ditekan.
Survei yang dilakukan oleh McKenna (2002) terhadap 8000 karyawan dari
35 industri dengan pertanyaan “Apa yang membuat anda bertahan dengan
organisasi tempat anda bekerja sekarang?” menemukan beberapa jawaban
sebagai berikut: (1) Pekerjaan yang menarik dan menantang; (2)
40 Perencanaan dan Pengembangan
SDM
Pengembangan
Bab 3 Hubungan Individu Karyawan/ Organisasi Dan 41
Retensinya
4. Perlakuan yang adil dalam segala hal, mulai sebelum bekerja, saat
bekerja, dan setelah bekerja.
dan klien harus diperlakukan sama, terlepas dari latar belakang sosial,
agama, etnis mereka, apakah mereka memiliki disabilitas atau karakteristik
pribadi lainnya, dan materi pemasaran dan hubungan masyarakat perusahaan.
Mereka harus bebas dari pesan atau stereotip diskriminatif (implisit atau
eksplisit). Keputusan bisnis yang terkait dengan outsourcing, kontrak,
pembelian atau penyewaan tanah, dan lainnya harus diambil atas dasar yang
sama, berdasarkan nilai dan tujuan pencapaian yang mengharuskan
pemasok atau subkontraktor mereka juga mematuhi prinsip ini.
ini tidak selalu diakui. Misalnya, sering ditafsirkan bahwa perempuan memilih
pekerjaan berkualitas rendah dan dibayar rendah berdasarkan pilihan bebas
mereka. Ini ditafsirkan oleh beberapa orang sebagai tanda non-diskriminasi
seolah-olah perempuan bebas memilih pekerjaan pribadi B dan yang lain
berpendapat bahwa pilihan bebas memainkan sedikit peran dalam
keputusan seperti ini, tetapi perempuan dipaksa untuk beradaptasi dengan
prasangka gender di pasar tenaga kerja . Pengalaman negatif yang berulang
dari pencarian kerja dan perlakuan di tempat kerja mengarah pada
fenomena pekerja yang kehilangan motivasi, karena pengalaman negatif
yang berulang ini menjadi terinternalisasi dan membentuk pilihan,
inspirasi dan upaya pelatihan dan profesi yang dilakukan pekerja.
(Kemenakertrans, 2012).
Secara hukum di Indonesia, perempuan dan laki-laki memiliki kedudukan
yang sama di bawah UUD 1945. Namun, dalam kehidupan sehari-hari masih
terdapat kesulitan dalam mewujudkan hak-hak tersebut. Beberapa komunitas
dan sektor perempuan cukup menonjol di Indonesia pada akhir 1990-an,
namun secara makro perempuan masih menghadapi beberapa masalah:
Pertama, adanya persepsi peran ganda dalam penggunaan waktu, cukup
untuk menyelaraskan peran. ibu, istri dan anggota masyarakat. Peran
perempuan di sektor publik selalu dilihat sebagai peran pelengkap.
Kontribusi mereka terlihat dalam hubungan untuk memenuhi tanggung
jawab dan tugas mereka sebagai istri.Ketiga, adanya perubahan sistem
produksi akibat industrialisasi, era komunikasi dan transportasi yang
canggih saat ini. (Firdaus, 2012).
Ada beberapa langkah yang terlibat dalam proses pengaduan EEO di
mana karyawan sipil atau pelamar DoD harus melanjutkan saat
mengajukan pengaduan diskriminasi. Unit atau instalasi yang berbeda dalam
setiap layanan telah menghasilkan beberapa diagram alur yang menangani
langkah-langkah dalam proses ini, seperti yang dijelaskan oleh EEOC.
Kantor EEO setempat akan memutuskan apakah akan menerima atau
menolak pengaduan tersebut. Jika pengaduan ditolak sepenuhnya, pengadu
dapat mengajukan banding dalam waktu 30 hari setelah menerima
pemberitahuan penolakan pengaduan atau dapat mengajukan gugatan
perdata dalam waktu 90 hari. Jika pengaduan diterima, penyelidikan harus
diselesaikan dalam waktu 180 hari sejak pihak yang dirugikan secara resmi
mengajukan pengaduan. Batas waktu 180 hari ini diatur oleh EEOC dan
menjadi fokus laporan ini (Matthews and Lim, 2015).
Bab 5
Mengelola Tenaga Kerja Secara
Baik
5.1 Pendahuluan
Sebuah perusahaan tidak bisa melaksanakan aktivitas bisnis nya tanpa
adanya tenaga kerja, di mana tenaga kerja merupakan salah satu aset
penting bagi perusahaan yang tidak ternilai harganya. Selain tenaga kerja,
manajemen juga mengajarkan banyak hal tentang bagaimana tujuan
tersebut dapat tercapai secara efektif dan efisien, di mana perubahan
lingkungan dan perubahan teknologi membawa pengaruh yang besar
terhadap kebutuhan tenaga kerja di mana perusahaan dituntut untuk bisa
mengikuti semua perkembangan yang ada saat ini.
Faktor manusia merupakan hal yang penting dalam sebuah perusahaan,
untuk itu dalam suatu perusahaan harus ada satu bidang khusus yang
mengelola SDM, sebagaimana Edwin B Flippo mengemukakan bahwa:
“Manajemen Personalia itu sendiri adalah perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan,
kompensasi, integrasi, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja dengan
sumber daya manusia untuk mencapai sasaran perseorangan, organisasi
dan masyarakat (Handoko,2000)”.
60 Perencanaan dan Pengembangan
SDM
5.2 Rekrutmen
Mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas bukanlah hal yang sederhana
dan mudah dalam sebuah organisasi. Seberapa besar skala, ukuran dan
jenis dari sebuah organisasi tidak akan lepas dari faktor sumberdaya
manusia (SDM). Untuk mencari dan merekrut calon tenaga kerja yang
berpotensi dan sesuai dengan standar organisasi, maka harus di lihat dari
berbagai aspek internal maupun eksternal dalam sebuah organisasi.
perekrutan itu sendiri di tujukan untuk mengisi kekosongan pegawai yang
disebabkan oleh berbagai macam alasan diantaranya adalah pertumbuhan
organisasi itu sendiri, perubahan dalam struktur dan fungsi.
Sebuah proses yang menentukan dan menarik pelamar untuk mampu bekerja
di dalam sebuah perusahaan pada dasarnya merupakan proses rekrutmen.
Yang di mulai dengan mencari pelamar dan berakhir pada saat surat
lamaran mereka yang mereka buat diserahkan. Sekumpulan pelamar (calon
tenaga kerja) akan masuk pada proses seleksi. Rekrutmen juga dapat
dikatakan sebagai proses dalam mendapatkan tenaga kerja yang
berkualitas dan bisa menempati suatu jabatan dan pekerjaan dalam sebuah
perusahaan.
1. Karakteristik organisasi
2. Tujuan dan kebijakan organisasi
3. Kondisi lingkungan eksternal organisasi
4. Biaya rekrutmen organisasi
5. Kompensasi
6. Kebiasaan rekrutmen
7. Pasar tenaga kerja
Investasi penting yang harus dimiliki oleh sebuah organisasi yaitu SDM.
Banyak organisasi menunjukkan bahwa dengan menyelenggarakan
program
Bab 5 Mengelola Tenaga Kerja Secara 63
Baik
3. Materi Program.
Program disusun berdasarkan perkiraan kebutuhan dan tujuan dari
kegiatan pelatihan. Program harus dapat memenuhi kebutuhan
organisasi dan peserta pelatihan dengan berbagai materi nya.
Kebutuhan disini mungkin dalam bentuk menyajikan pengetahuan
yang diperlukan atau berusaha untuk mengetahui sikap atau
pengajaran keahlian khusus.
4. Prinsip Pembelajaran.
Agar proses belajar akan berjalan lebih efektif, maka prinsip
pembelajaran dijadikan sebuah pedoman. Prinsip – prinsip ini
mengandung unsur relevansi, pengulangan,partisipasi, pengalihan
dan umpan balik.Semakin banyak prinsip ini direfleksikan dalam
pelatihan, maka pelatihan tersebut akan semakin efektif.
Gambar 5.4: Faktor yang berperan dalam pelatihan (Veithzal Rivai dan
Ella Jaufani Sagala,2010)
Bab 5 Mengelola Tenaga Kerja Secara 69
Baik
9. Pelatihan tindakan.
Pelatihan ini dibantu oleh fasilitator (dari luar atau dalam perusahaan)
untuk mencari solusi masalah nyata yang dihadapi oleh perusahaan
dalam kelompok kecil.
10. Role playing
Cara ini merupakan perpaduan antara metode kursus dan program
pengembangan sikap. Setiap peserta ditempatkan pada suatu keadaan
dan diminta untuk bereaksi terhadap strategi yang dijalankan dan
memainkan peran oleh peserta yang lain. Kesuksesan metode ini
tergantung dari keseriusan peserta dalam memainkan perannya.
11. In - basket technique.
Informasi tentang hal - hal penting dan mendesak seperti informasi
tentang email khusus dari manager dan daftar telpon. Peserta
pelatihan kemudian mengambil keputusan dan tindakan yang
selanjutnya keputusan dan tingkatan tersebut dianalisis sesuai derajat
pentingnya tindakan, pengalokasian waktu, kualitas keputusan dan
prioritas pengambilan keputusan.
12. Manajemen games menekankan pada kemampuan problem - solving.
Terdiri dari integrasi atas berbagai kemampuan bereksperimen
melalui keputusan yang diambil, interaksi keputusan dan umpan balik
dari keputusan.
13. Behavior modeling merupakan salah satu metode yang bersifat
psikologis dasar di mana pola-pola baru dari suatu perilaku dapat
diperoleh.
14. Outdoor oriented programs
Program yang menggabungkan kombinasi antara kemampuan di luar
kantor dengan kemampuan di dalam ruang kantor, materi ini biasanya
dilakukan di suatu wilayah terpencil.
Gambar 5.6: Model Motivasi content theory (Veithzal Rivai dan Ella
Jaufani Sagala,2010)
6. Pola dasar pemikiran process theory
Pola pemikiran ini menekankan pada bagaimana tujuan setiap
individu di motivasi untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
7. Pola dasar pemikiran Reinforcement theory
Teori ini menjelaskan bagaimana konsekuensi perilaku di masa lalu
memengaruhi tindakan di masa yang akan datang dalam suatu siklus
proses belajar.
Bab 5 Mengelola Tenaga Kerja Secara 75
Baik
6.1 Pendahuluan
Sebuah organisasi maupun perusahaan memiliki tujuan untuk selalu
berkembang karena memiliki visi dan misi yang perlu dicapai, untuk
mencapi tujuan perusahaan tidak mungkin hanya menjadi tanggungjawab
seseorang. Organisasi yang besar perlu mengintegrasikan seluruh sumber
daya yang ada di perusahaan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu,
diperlukannya sebuah strategi yang tepat untuk menempatkan orang-orang
atau pegawai yang sesuai dengan fungsi dan tugas tertentu (Kaswan, 2017).
Melakukan analisis dan mendesain pekerjaan merupakan langkah penting
dan paling utama dalam manajemen sumber daya manusia. Analisis
pekerjaan memberikan informasi yang diperlukan oleh perusahaan yang
berkaitan dengan banyak kegiatan manajemen sumber daya manusia
lainnya seperti menghasilkan deskripsi pekerjaan, pengadaan SDM, profil
peran, spesifikasi karyawan yang dibutuhkan, pelatihan dan pengembangan
SDM (Armstrong, 2010).
Jika suatu perusahaan tidak dapat menganalisis dan mengetahui secara
pasti deskripsi pekerjaan dan mekanisme pekerjaan, maka akan kesulitan
dalam menentukan siapa yang tepat untuk bekerja pada pekerjaan tersebut,
bagaimana mengerjakannya, dan bagaimana melatih mereka (Bangun, 2012).
78 Perencanaan dan Pengembangan
SDM
Dengan beberapa definisi kerja di atas, maka kerja merupakan suatu usaha dan
aktivitas untuk tujuan tertentu, dalam konteks ini tujuan organisasi atau
perusahaan dengan memanfaatkan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki
individu. Kerja atau pekerjaan perlu disesuaikan dengan kebutuhan organisasi,
dengan cara menganalisis pekerjaan yang disesuaikan dengan kebutuhan
organisasi atau perusahaan.
kerja:
Gambar 6.2: Tahapan Analisis Pekerjaan (Bangun, 2012)
responden rendah.
Seringnya
memakan waktu
untuk
mengembangkan.
4 Catatan Harian: Ditulis dalam bahasa Membutuhkan
deskripsi aktivitas yang lazim, sehingga dokumentasi.
kerja sehari-hari data mudah digunakan Kemungkinan
oleh pekerja catatan tidak
objektif. Mungkin
tidak mencakup
aktivitas mental
7.1 Pendahuluan
Pengertian manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan
efesien untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Sudarso et al., 2020;
Hasibuan et al., 2021; Tanjung et al., 2021). Manajemen adalah suatu
ilmu juga seni untuk membuat orang lain mau dan bersedia bekerja untuk
mencapai tujuan yang telah dirumuskan bersama oleh sebab itu manajemen
memerlukan konsep dasar pengetahuan, kemampuan untuk menganalisis
situasi, kondisi, sumber daya manusia yang ada dan memikirkan cara yang
tepat untuk melaksanakan kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai
tujuan (Banjaŕnahor et al., 2021; Kuswandi et al., 2021; Sudarmanto et al.,
2021). Pada hakikatnya kegiatan manusia pada umumnya adalah mengatur
(managing), untuk mengatur disini diperlukan suatu seni, bagaimana orang
lain memerlukan pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama (Halim et al.,
2021; Kato et al., 2021; Nainggolan et al., 2021; Revida et al., 2021).
Pengertian manajemen adalah suatu rangkaian proses yang meliputi
kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan,
evaluasi dan
88 Perencanaan dan Pengembangan
SDM
orang pensiun atau orang lain yang dahulu pernah bekerja untuk
perusahaan. keuntungan utama dalam merekrut mantan tenaga kerja
adalah kinerja mereka telah diketahui (Setiani, 2013).
Mantan Pelamar dan Pernah Diwawancarai. Sumber potensial lainnya
untuk mencari pelamar dapat ditemukan di dalam berkas-berkas
organisasi. Meskipun tidak sepenuhnya merupakan sumber internal,
mereka yang dahulu pernah melamar pekerjaan dapat dikontak
kembali dengan surat, sebuah cara yang cepat dan tidak mahal untuk
mengisi lowongan pekerjaan yang kosong.
Para pelamar yang telah diwawancarai dan telah melamar dapat
dipertimbangkan juga. Mereka yang pernah diwawancarai
sebelumnya tampaknya lebih cocok untuk mengisi pekerjaan tidak
terampil dan setengah terampil, tetapi beberapa lowongan pekerjaan
profesional dapat diisi dengan beralih kepada lamaran-lamaran
seperti itu (Greller, 1999).
8.1 Pendahuluan
Peranan sumber daya manusia sangat penting dan cukup banyak, seperti
menyumbang kontribusi dalam aktivitas perencanaan, pengarahan, dan
pengorganisasian jalannya sebuah perusahaan. Artinya, peranan sumber
daya manusia sangat penting dalam menentukan faktor produksi, membangun,
serta mengembangkan perusahaan. Jika tidak ada sumber daya manusia
yang mumpuni dan memadai, pastinya secara otomatis perusahaan akan
gagal meraih tujuan yang ingin dicapai. Sumber daya manusia merupakan
elemen utama dan merupakan faktor sentral bagi organisasi jika
dibandingkan dengan elemen sumber daya lain, seperti teknologi, modal,
dan sebagainya. Peran sumber daya manusia sangat menentukan dalam
melakukan aktivitas untuk mencapai tujuan organisasi sehingga untuk
mendapatkan mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas perlu
dilakukan seleksi.
Perusahaan atau organisasi dapat maju dan tingkat keberhasilannya sangat
ditentukan oleh kemampuan sumpat menghasilkan produktivitas yang
tinggi. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang sesuai dengan
yang diharapkan, maka harus dilakukan melalui seleksi yang ketat. Seleksi
dilakukan terhadap pegawai atau karyawan yang dibutuhkan sesuai dengan
tugas yang tersedia. Melakukan seleksi terhadap pegawai baru tidak lain
untuk mengetahui tingkat pengetahuan, kepandaian, sikap dan kemampuan
untuk berprestasi
104 Perencanaan dan Pengembangan
SDM
organisasi, dan bukan sekedar untuk menyaring dari jumlah pelamar atau
calon yang melebihi jumlah kekosongan yang akan diisi.
Pentingnya dilakukan seleksi sebagaimana dikemukakan Dessler (2000)
mengatakan bahwa: careful selection is also important because of the legal
implications of incompetent hiring and cultural organization. Untuk itu, seleksi
yang objektif adalah memilih setiap calon–calon pegawai berdasarkan hasil
(nilai) ujian yang telah ditetapkan untuk mengisi jabatan yang telah ditetapkan
dalam organisasi. Artinya, ada bobot nilai minimal yang sudah dipatok
(ditetapkan) untuk menduduki suatu jabatan tertentu, atau seleksi
merupakan upaya untuk memilih dan mendapatkan calon–calon tenaga kerja
dengan prinsip the right man on the right job.
Lebih lanjut, Sulistiyani & Rosidah (2003) menyatakan seleksi terhadap
pegawai sangat penting bagi organisasi untuk mendapatkan pegawai yang
bukan hanya efektif dalam bekerja akan tetapi agar pegawai tersebut tidak
melakukan perilaku yang kontradiktif, seperti penyalahgunaan jabatan,
kecelakaan kerja dan korupsi.
Untuk dapat melakukan seleksi secara objektif maka diperlukan prosedur yang
merupakan persyaratan yang harus dipenuhi untuk dapat mengikuti seleksi
sumber daya manusia. Seperti yang diungkapkan Sedarmayanti (2018) bahwa
persyaratan tersebut, mencakup, yaitu: (a) Seleksi persyaratan administrasi, (b)
Seleksi pengetahuan umum, dan (c) Seleksi psikologi.
Lebih lanjut, Flippo (2005) dalam melakukan seleksi sumber daya
manusia mengikuti berbagai tes, yang terdiri dari: (1) Intelligence test (test
kecerdasan),
(2) Aptitude test (test bakat), (3) Achievement test (tes prestasi), (4) Interest
test (tes minat), (5) Personality test (tes kepribadian), yaitu (a) Wawancara,
(b) Pemberian referensi, (c) Uji Kesehatan fisik. Dengan demikian sistem
seleksi itu berkaitan erat dengan:
1. Kesesuaian materi tes dengan jabatan yang akan diisi;
2. Kesulitan mengikuti tes;
3. Penempatan posisi dengan Keahlian;
4. Objektivitas penilaian tes.
9.1 Pendahuluan
Pelatihan dan pengembangan adalah bagian penting dari pengembangan
sumber daya manusia. Pelatihan dan pengembangan adalah kata kunci yang
mengacu pada tren organisasi untuk meningkatkan kinerja orang dan
kelompok di tempat kerja. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
adalah posisi gabungan yang mensyaratkan pengembangan sumber daya
manusia agar tetap kompetitif di pasar. Efisiensi modal manusia mereka
menentukan pencapaian atau kekecewaan perusahaan bisnis baru. Sumber
daya manusia yang terlatih dan berpendidikan dianggap sebagai dasar dari
kinerja tersebut. Tujuan utama investigasi adalah untuk melihat peran
pelatihan dan pengembangan dalam mencapai tujuan organisasi. Tujuan
inti dari penyelidikan ini adalah untuk menguji signifikansi pelatihan dan
pengembangan dalam pencapaian organisasi. Aspek paling penting dari
kinerja manajerial adalah pelatihan dan pengembangan. Pelatihan
didedikasikan untuk organisasi saat ini, sementara penciptaan berkaitan
dengan peran dan kewajiban masa depan. Alat pelatihan
118 Perencanaan dan Pengembangan
SDM
Variabel Arti
pelatihan berkualitas dan temukan instruktur
yang berkualitas. Sangat menggoda
menyisihkan konsistensi demi kesederhanaan.
Namun, jika pelatihan menanamkan dalam
perilaku buruk pekerja dan informasi yang
salah, itu bisa Mudah
boomerang.
Too Much Theory Program pelatihan departemen tertentu lebih
teoretis daripada praktis. Karyawan mengalami
kesulitan mempelajari materi dalam jenis ini
seminar. Ketika sebuah program pelatihan
dilakukan dalam waktu yang lama, Kuliah
akademik menjadi membosankan.
Waste Of Time and Perusahaan harus menginvestasikan uang, waktu
Money dan mempekerjakan orang lain untuk pelatihan,
menghasilkan buang-buang sumber daya yang
berharga. Mereka juga akan membayar gaji
untuk guru dan staf.
An Elevated Level Of Mendidik karyawan untuk waktu yang lebih lama
Stress untuk mempertahankannya pada perkembangan
terbaru dan dididik di bidangnya akan
membuatnya grogi. Kinerja pekerjaan mereka
dapat menderita
sebagai akibat dari stres mereka
Command Of Jika Anda menetapkan pelatihan karyawan baru
Training kepada guru atau karyawan lain, Anda harus
mempertimbangkan apa yang dipelajari para
pekerja. Karena guru mungkin tidak menjadi
profesional dan berbakat seperti Anda, para
pekerja dapat mengambil buruk kebiasaan dan
menerima pelatihan yang tidak memadai. Itu
akan membahayakan keseluruhannya kegiatan
pelatihan. Akibatnya, memiliki kontrol yang
masuk akal atas gerakan Pelatihan sangat penting.
Employee Loss Karyawan menjadi lelah dan tidak tertarik pada
Interest sesi
pelatihan mereka ketika mereka bertahan selama
beberapa jam. Akibatnya, data dan detail tidak
128 Perencanaan dan Pengembangan SDM
Variabel Arti
disimpan untuk pekerja yang tidak
memperhatikan. Karyawan kehilangan minat
ketika program pelatihan diulang berulang-ulang
dengan data atau
teori yang sama
Tabel 9.2: Kelebihan pelatihan dan Pengembangan/Advantages
Variabel Arti
Sustaining With The Diperlukan pelatihan sumber daya manusia
Organizational untuk mengimbangi semua sektor dan Hindari
tertinggal di dunia bisnis kami yang terus
berubah. Semua industri mematuhi standar
spesifik dan memastikan bahwa pekerja Up to
date dengan keterampilan terbaru berkat
pelatihan staf. Sejak pasar terus berubah,
pekerja perlu mengikuti yang terbaru
perkembangan. Teknologi baru sering muncul
sehingga pelatihan satu kali sesi tidak akan
cukup. Pelatihan harian dilakukan untuk
memastikan bahwa Perusahaan menggunakan
teknologi
terbaru.
A Chance to learn Ketika pekerja diizinkan untuk belajar dan
mengadopsi ide-ide baru sebagai bagian dari
mereka proses pertumbuhan, mereka lebih
cenderung melakukannya.
Staying One Step Perlu untuk melestarikan trek kemajuan karyawan
Ahead Of The untuk tetap menjelang kompetisi. Pemantauan dan
Competition penilaian karyawan juga bermain peran yang
sangat diperlukan dalam kinerja bisnis.
Perusahaan dan karyawannya pasti akan berada
di depan saingan mereka jika mereka menjalani
pelatihan staf.
Minimal Monitoring Setelah seorang karyawan dididik, ia akrab
Is Required dengan pekerjaan itu dan membutuhkan
pengawasan yang sangat sedikit. Waktu dan
upaya disimpan dengan cara ini.
Promotion Karyawan dapat mempelajari peningkatan
Opportunities keterampilan dan pengalaman melalui pelatihan
Bab 9 Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendahuluan 129
berubah pada tahap saat ini dan perkembangan berkelanjutan dari teori
pembelajaran dan pengetahuan, ada lebih banyak pilihan daripada
sebelumnya. Topik matang ini bertujuan untuk mengambil stok repertoar
metode yang dapat digunakan untuk pelatihan, pedoman untuk
memutuskan cara terbaik untuk memberikan pelatihan untuk keadaan
tertentu, meningkatkan komunikasi, dan mengembangkan metode pelatihan.
Beberapa metode sedang digunakan dalam arena pelatihan dan pengembangan
sumber daya manusia:
1. Metode studi kasus. Ini memberikan kondisi deskriptif yang
mendorong peserta pelatihan untuk membuat keputusan. Keuletan
metode kasus adalah membuat sumber daya manusia menerapkan apa
yang mereka ketahui dan meningkatkan ide-ideinovatif untuk
mencapai situasi atau menguraikan masalah. Penekanannya lebih
pada proses penggunaan sumber daya manusia daripada pada solusi.
Sebagai alat pelatihan, metode studi kasus dapat meningkatkan
semangat tim, mengembangkan keterampilan pengambilan
keputusan, keterampilan interpersonal, komunikasi yang lebih baik,
dan memperkuat keterampilan analitis trainee (Cakmak & Akgün,
2017).
2. Pelatihan berbasis game adalah daya tarik permainan untuk tujuan
pelatihan telah meningkat selama masa lalu karena permainan
menawarkan pengganti yang murah namun efektif untuk pelatihan .
Metode pelatihan berbasis game ekonomis, yang dapat menjadi
artikel yang memotivasi bagi mayoritas peserta didik.
3. Magang adalah keuntungan signifikan dari metode ini. Majikan dapat
melatih sumber daya Ahuman pada fraksi, dan bahwa sumber daya
manusia memiliki kesempatan untuk bekerja dalam peran yang
mereka persiapkan untuk diisi. Konsisten, konten pelatihan relevan
dengan tanggung jawab pekerjaan mereka di masa depan.
4. Rotasi Pekerjaan adalah salah satu manfaat paling signifikan dari
metode ini karena dapat mempromosikan minat yang lebih besar
pada perusahaan dan meningkatkan komitmen sumber daya manusia.
Ini menawarkan peluang sumber daya manusia untuk pengembangan
dan promosi, meningkatkan kepuasan karir, motivasi, dan kerja sama
antar
132 Perencanaan dan Pengembangan
SDM
dunia yang cepat saat ini. Orang-orang harus belajar cara unggul dalam
hidup dan di tempat kerja.Companies perlu memastikan sumber daya
manusia mereka terus tahu untuk mengikuti peningkatan tuntutan
pekerjaan. Jadi perusahaan dapat memperoleh atau mempertahankan
keunggulan kompetitif.
10.1 Pendahuluan
Seperti yang dikemukakan oleh Ruky (2006) untuk setiap organisasi atau
perkumpulan, ada “tiga” aset atau modal vital lainnya yang harus diklaim
seluruhnya untuk menjadi organisasi atau perkumpulan yang unggul. Tiga aset
dasar tersebut adalah:
1. Financial resource yaitu khususnya aset sebagai aset atau modal
moneter yang diklaim.
2. Human resource yaitu aset yang dibentuk dan diperoleh dari manusia
sebagai modal yang paling fundamental.
3. Information resource yaitu sumber daya yang berasal dari berbagai
informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan strategis atau
teknis.
Lebih lanjut, Ruky mengatakan dari ketiga aset tersebut, yang paling
signifikan dan kunci yang sifatnya sama sulitnya untuk diperoleh dan
diawasi adalah SDM,
138 Perencanaan dan Pengembangan
SDM
yaitu SDM yang spesifik yang memiliki kualitas yang tepat sesuai dengan
yang diinginkan baik oleh asosiasi swasta maupun publik.
SDM adalah aset vital untuk kecukupan otoritatif, ada dua alasan prinsip;
pertama, SDM adalah individu yang merencanakan dan memberikan
tenaga kerja dan produk, menyaring kualitas, mengiklankan item,
menunjuk aset moneter, dan memutuskan setiap tujuan dan teknik
hierarkis; kedua, SDM merupakan perangkat yang paling fundamental
dan fundamental dalam menjalankan asosiasi atau mempertahankan bisnis
organisasi (Simamora, 1995).
Pengembangan karier bagi seorang pekerja sangat penting untuk
memperluas efisiensi, inspirasi, dan lebih mengembangkan kemampuan
karyawan. Kesulitannya sangat luar biasa, sehingga penting untuk
mengawasi panggilan secara tepat dan efektif melalui proyek atau kerangka
kerja yang direncanakan oleh persyaratan, visi, dan misi asosiasi. Salah satu
jenis kewajiban perwakilan terhadap suatu panggilan adalah memperluas
informasi, sedangkan kewajiban perintis atau yang lebih baik adalah
membekali pekerja dengan kebebasan untuk meningkatkan kemampuan.
Pengembangan karier meliputi dua proses: pertama, bagaimana individu
merencanakan dan melaksanakan tujuan kariernya (perencanaan karier) dan
kedua, melaksanakan program pengembangan karier (manajeman karier).
Sistem pengembangan karier dalam sebuah organisasi formal dilakukan
untuk mencapai keseimbangan antara kebutuhan karier individu dan
kebutuhan work force dalam suatu organisasi.
10.2 Karier
10.2.1 Pengertian Karier
Pengertian karir dalam Anoraga (1992) dicirikan secara sempit dan luas.
Panggilan hampir tidak menyiratkan pekerjaan untuk menghasilkan uang,
menumbuhkan panggilan, dan memajukan posisi seseorang, sementara
dalam arti luas profesi adalah tahap maju sepanjang hidup atau memotong
kehidupan seseorang.
Moekijat (1990) menyatakan bahwa profesi adalah kemajuan seseorang dalam
suatu bidang pekerjaan yang diperolehnya selama bekerja atau peningkatan
Bab 10 Karier Dan Pengembangan 139
SDM
Natsir (1983) mengatakan bahwa posisi profesi memiliki empat ciri yang
luar biasa, untuk lebih spesifiknya::
1. Ada kurikulum khusus. Profesi seseorang harus dijunjung dengan
pelatihan yang didapatnya.
2. Merupakan suatu panggilan. Artinya seseorang yang menganggap
pekerjaan sebagai profesi akan mendedikasikan seluruh tenaga,
pikiran, dan waktunya untuk pekerjaan tersebut sehingga ia dapat
mencapai kemajuan dalam panggilannya.
3. Hal ini dilakukan sejauh individu bekerja dengan tingkat kemajuan
(posisi).
4. Full lime, pengerjaannya lama, sehingga dipercaya akan ada
penambahan posisi.
4. Minat. Ini adalah kecenderungan yang cukup tak kenal lelah dalam
diri seseorang untuk merasa tertarik dengan bidang tertentu dan suka
dikaitkan dengan berbagai latihan yang terkait dengan bidang itu.
5. Sifat-sifat. Merupakan karakter yang bersama-sama memberikan
gaya yang tidak biasa bagi seorang individu. Secara umum dianggap
bahwa individu tertentu akan kurang masuk akal untuk berdiri teguh
pada pijakan tertentu karena temperamen mereka membuatnya sangat
sulit untuk mengambil bagian sesuai permintaan tertentu dari posisi
tertentu.
6. Informasi. Data yang dimiliki berkaitan dengan bidang pekerjaan dan
sekitar diri sendiri. Ketika seseorang mendapatkan data yang lebih
tepat tentang dunia kerja dan tentang dirinya sendiri dan memahami
bahwa ada batasan dalam keputusannya, keputusan impian itu
menjadi kosong. Ini menyiratkan bahwa kerinduan mereka dibawa
dan lebih disesuaikan dengan faktor-faktor nyata yang mereka
hadapi.
7. Kesehatan Jasmani. Yaitu berkaitan dengan ciri fisik seseorang.
Untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu berlakulah berbagai persyaratan
yang menyangkut ciri-ciri fisik tertentu.
ekonomi tinggi dan rendah dari posisi tertentu dan kesesuaian situasi
khusus untuk pria dan wanita.
5. Bergaul dengan teman sebaya. khususnya perspektif dan variasi
asumsi yang berbeda mengenai masa depan yang terungkap dalam
kehidupan biasanya.
Bawl dan Howard (Wisnuwardani, 1998) mengatakan bahwa hal penting yang
membantu pencapaian karir adalah kapasitas keilmuan, kemampuan relasional
dan inspirasi untuk maju
Martoyo (1987) merekomendasikan bahwa variabel-variabel yang
memengaruhi pencapaian profesi seseorang adalah pelatihan formal, wawasan
kerja, mentalitas atasan, bobot kerja, pelaksanaan kerja, pembukaan kerja
dan efisiensi kerja. Pencapaian panggilan seseorang, khususnya faktor dari
dalam meliputi inspirasi untuk mendorong, kapasitas ilmiah, kemampuan
relasional, tingkat pelatihan, dan wawasan kerja. Sedangkan faktor yang
berasal dari luar individu adalah sikap pimpinan, bobot kerja, kesempatan
kerja dan efisiensi kerja.
Perjalanan karir individu melalui serangkaian tahap tertentu. Pada setiap tahap,
seorang individu akan dihadapkan dengan berbagai keadaan dan
permintaan yang saling terkait.
Sebagai aturan umum, Dessler (1992) mengisolasi tahapan dalam
panggilan individu menjadi lima fase, khususnya:
1. Tahap perkembangan Tahap ini berlangsung secara kasar dari lahir
sampai individu berusia 14 tahun dan merupakan periode di mana
individu menumbuhkan gambaran individu dengan membedakan
dirinya dan berinteraksi dengan orang lain seperti keluarga, teman,
dan instruktur. Menjelang awal periode ini, berpura-pura menjadi
penting, dan anak-anak berlatih berbagai pekerjaan. Hal ini dapat
membantu mereka dengan menumbuhkan pandangan diri mental atau
karakter diri. Menjelang akhir periode ini, anak muda mulai
merenungkan kemampuan elektif.
2. Tahap Investigasi Periode ini berlangsung kira-kira pada individu
yang matang 15 sampai 24 tahun. Orang-orang mulai benar-benar
menyelidiki kemampuan pilihan, dengan membandingkannya dan
apa
Bab 10 Karier Dan Pengembangan 143
SDM
Istilah sifat SDM pada dasarnya adalah tingkat informasi, kapasitas, dan
kesiapan yang dapat ditunjukkan oleh perwakilan di tempat kerja. Sifat
SDM pada dasarnya menyangkut kualitas dan kapasitas, baik kapasitas fisik
maupun non-aktual. yang lain. Sedangkan kapasitas non-aktual
menampilkan otak, kemampuan, eksekusi, dan lain-lain. Mengerjakan sifat
SDM mencakup sudut pandang yang berbeda dan mencakup berbagai faktor
mulai dari hasil pekerjaan yang dicapai, sekolah formal, pengajaran biasa,
persiapan, dll. Masalah kualitas SDM cukup sulit bagi setiap perintis atau
otoritas hierarkis untuk terus-menerus ditusuk. , dengan tujuan agar pergaulan
tidak ketinggalan zaman. Para perintis harus siap, sadar, dan melihat jauh ke
depan bahwa iklim akan terus berubah dan mendorong yang harus mereka
ikuti.
Menurut Ruky (2006) sarana dalam mengatur suatu pengaturan untuk
bekerja pada sifat SDM, khususnya:
1. mengakui visi dan misi asosiasi,
2. berkonsentrasi pada sistem otoritatif,
3. mengembangkan rencana SDM yang penting
148 Perencanaan dan Pengembangan SDM
Bab 11
Manajemen Kinerja dan
Penilaian
11.1 Pendahuluan
Sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh suatu perusahaan atau
organisasi haruslah dikelola dengan baik. Pengelolaan SDM ini adalah
bagaimana mengelola kinerja mereka guna mencapai tujuan dari organisasi
yang terurai dalam rencana strategis organisasi. Terdapat salah satu konsep
yang belakangan ini mulai diperhitungkan untuk di aplikasikan oleh
berbagai perusahaan atau berbagai organisasi dalam upaya untuk
mengendalikan serta meningkatkan kinerja adalah yang disebut dengan
Sistem Manajemen Kinerja (Performance Management System).
Disamping itu kinerja juga merupakan tentang melakukan pekerjaan serta
hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Dalam hal ini kinerja adalah
menjelaskan tentang apa yang dikerjakan serta bagaimana cara
mengerjakannya. Kinerja tidak hanya masalah orang mencapai tetapi
bagaimana mereka mencapai itu. Kata kinerja itu sendiri terkadang pula
digunakan untuk menyatakan prestasi kerja, efektivitas kerja, hasil kerja,
pencapaian tujuan kerja, termasuk pula produktivitas kerja.
150 Perencanaan dan Pengembangan
SDM
Kinerja berasal dari kata “to perform” yang memiliki beberapa arti, seperti
yang tercantum dalam buku The Scribner-Bantam English Dictionary (1984)
yaitu:
1. Melakukan, menjalankan, melaksanakan
2. Memenuhi atau melaksanakan kewajiban suatu niat atau nazar
3. Melaksanakan atau menyempurnakan tanggung jawab
4. Melakukan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang atau mesin.
Makna kinerja ini seperti yang dikemukakan oleh (Bowin dan Harvey
1999) yaitu, kinerja sebagai prestasi dari kewajiban karyawan atau
manajer dan merupakan hasil produksi pada suatu pekerjaan atau aktivitas
tertentu selama periode waktu tertentu.
Kinerja (Bernardin dan Russel, 2003) dinyatakan sebagai“performance is
defined as the record of outcomes produced on specified job function or
activity during a specified time period”.
Manajemen kinerja ini harus meneliti bagaimana hasil yang dicapai karena
manajemen kinerja ini menyediakan informasi yang diperlukan untuk
mempertimbangkan apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan hasil
tersebut. Upaya memberikan penilaian atau evaluasi atas kinerja karyawan
hanyalah merupakan sebagian saja dari sistem manajemen kinerja. Kalau anda
hanya memberikan evaluasi kinerja dan tidak menjalankan bagian-bagian
lainnya, anda akan gagal (Bacal, 2005).
Dengan kata lain kinerja adalah fungsi interaksi antara motivasi kerja
dengan kemampuan atau p = f (m X a), di mana : p = performance, m =
motivation dan a = ability.
Berdasarkan persamaan di atas, seperti yang dikemukakan oleh (Robbins,
1996) maka perlu untuk ditambahkan aspek lain, yaitu kesempatan
(opportunity) ke dalam persamaan tersebut, sehingga dengan demikian,
persamaannya menjadi:
kinerja = f (m X a X o)
Sehingga dengan demikian, tentunya dalam upaya untuk meningkatkan
kinerja karyawan, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yang
meliputi:
1. Meningkatkan upaya rekruitmen yang lebih baik (mencari orang yang
ingin bergabung dalam organisasi), memaksimalkan proses seleksi
(memilih orang yang tepat), termasuk pula belajar dan berkembang
(orang yang ingin meningkatkan pengetahuan serta keterampilan
mereka).
2. Meningkatkan motivasi dengan pemberian penghargaan ekstrinsik
maupun intrinsik.
3. Meningkatkan berbagai kesempatan dengan cara memberikan
Bab 11 Manajemen Kinerja dan 155
Penilaian
peluang kepada pegawai atau karyawan untuk menggunakan, berlatih
dan mengembangkan keterampilan mereka.
156 Perencanaan dan Pengembangan
SDM
12.1 Pendahuluan
Manajemen tenaga kerja merupakan cara untuk meningkatkan kualitas
karyawan sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Pekerja yang
berkualitas dan berkinerja tinggi akan mendorong presentasi umum
organisasi, dan pada akhirnya meningkatkan keuntungan organisasi.
Oleh karena itu, pekerjaan SDM juga mencakup pembuatannya melalui
persiapan dan pengembangan diri. Selain membantu mereka untuk maju,
mengelola SDM dengan baik juga merupakan pertimbangan untuk
mengatur kebutuhan perkembangan manajemen asosiasi di masa depan
untuk masa depan yang lebih baik.
160 Perencanaan dan Pengembangan
SDM
4. Mengerjakan sifat pekerja dan tempat kerja Saat ini fokus perhatian
HR/Buruh Para eksekutif ditujukan pada 3 latihan penting, yaitu:
a. Memutuskan, merencanakan dan melaksanakan program
persiapan dan pengembangan SDM untuk lebih mengembangkan
kemampuan dan pelaksanaan perwakilan;
b. Mengerjakan sifat tempat kerja, terutama melalui sifat kehidupan
kerja dan program peningkatan kemanfaatan;
c. Bekerja pada kondisi kerja yang sebenarnya untuk meningkatkan
kesejahteraan dan keamanan pekerja. Salah satu hasil yang dapat
diperoleh dari ketiga latihan vital tersebut adalah perbaikan atau
peningkatan sifat fisik dan non-aktual di tempat kerja.
5. Pencapaian hubungan kerja yang memaksa Setelah tenaga kerja yang
diperlukan dapat dipenuhi, maka asosiasi kemudian
mempekerjakannya, memberikan kompensasi dan memberikan
kondisi yang akan membuatnya merasa tertarik dan terbuka untuk
bekerja. Oleh karena itu, asosiasi juga harus menetapkan prinsip
bagaimana koneksi yang berfungsi dengan baik dapat ditemukan.
Untuk situasi ini ada tiga latihan utama, untuk lebih spesifik:
a. Mengakui dan menaruh rasa hormat (respek) terhadap hak-hak
pekerja;
b. Melakukan tawar-menawar (bargaining) dan menetapkan
prosedur bagaimana keluhan pekerja disampaikan;
c. Melakukan penelitian tentang kegiatan-kegiatan Manajemen
SDM/Tenaga Kerja.
Isu-isu yang harus ditangani dalam tiga latihan prinsip sangat mendasar.
Jika asosiasi tidak hati-hati dalam mengelola setiap persoalan buruh, maka
pada saat itu yang akan muncul adalah perkelahian, seperti yang terjadi di
banyak organisasi di Indonesia..
162 Perencanaan dan Pengembangan
SDM
4 titik fokus SDM Strategi eksekutif dapat dianggap sebagai teknik dalam
memengaruhi spesialis untuk membimbing mereka ke tujuan otoritatif. Dalam
rangka mencapai tujuan, asosiasi menempatkan SDM/Tenaga Kerja dalam
suatu sistem fundamental sebagai aliran SDM/Tenaga Kerja mulai dari
penyusunan SDM/Tenaga Kerja, pendaftaran, pilihan, definisi ujian pekerjaan,
dll. Pendekatan lain mengidentifikasi dengan kerangka hadiah yang
merupakan prinsip beberapa bagian dari asosiasi untuk memberikan
inspirasi untuk memperluas kerja dan proses bisnis. Kerangka
penghargaan, misalnya, dapat berupa paket kompensasi yang terdiri dari
gaji, penghargaan, dan motivator serta berbagai bentuk kompensasi lain.
Di dalam organisasi, peran dan fungsi SDM/Tenaga Kerja harus
disejajarkan dengan komponen aset yang berbeda. Dengan cara ini, dalam
membuat strategi, asosiasi berkonsentrasi pada bagaimana kerangka kerja
diatur sehingga ada kecocokan antara pengembangan SDM/tenaga kerja dan
aset yang berbeda.
Pekerjaan terdiri dari 4 siklus noneksklusif, khususnya:
1. Selection;
2. Appraisal;
3. Rewards;
4. Development
Dari beberapa metodologi di atas, tentu saja ujian utama yang harus
dijawab orang di masa mendatang adalah membangun kapasitas untuk
membuat organisasi yang unggul dan mengawasinya dengan tingkat
kecakapan, kecukupan, dan efisiensi yang signifikan sebagai sarana untuk
mencapai tujuan. Ujian aset manusia para eksekutif adalah membuat
asosiasi. yang berbeda namun membutuhkan administrasi yang mahir,
kuat dan berguna. Strategi- strategi yang dirinci dan ditetapkan di bidang
aset manusia, dewan dan cara-cara yang diambil benar-benar diidentikkan
dengan pencapaian tujuan-tujuan yang berbeda.
Pada dasarnya tujuan disusun menjadi:
1. Tujuan masyarakat sebagai keseluruhan
2. Tujuan organisasi yang bersangkutan
3. Tujuan fungsional dalam arti tujuan manajemen sumber daya
manusia dalam suatu organisasi.
Namun, ada juga pemilik organisasi yang fokus pada SDM di dalam
asosiasi. Para pengawas menunjuk seorang "sekretaris bantuan pemerintah"
yang tugas pokoknya adalah mempertimbangkan cara-cara merencanakan
kebutuhan keuangan para buruh dan mencegah buruh menjebak
organisasi buruh. dirasakan bahwa spesialis memerlukan bantuan untuk
mengelola berbagai masalah yang diidentifikasi dengan pekerjaan
mereka. Maka sekretaris pembantu pemerintahlah yang menjadi pionir
hadirnya tenaga ahli di bidang human asset para eksekutif. Pengenalan
"Pengembangan Administrasi Logika" Kemajuan Pergolakan Modern telah
menunjukkan siapa yang sangat solid dalam peningkatan para eksekutif
secara keseluruhan dan sumber daya manusia khususnya manajer.
Dua perintis prinsip yang terus-menerus dirujuk adalah Frederick W. Taylor di
AS dan Henri Fayol di Prancis. Dengan pengalaman mereka bekerja di
organisasi mereka telah menciptakan karya-karya yang bahkan saat ini banyak
digunakan sebagai referensi dalam berkonsentrasi pada hipotesis administrasi,
termasuk sumber daya manusia. Taylor menganggap pengembangan
administrasi logis sebagai pekerjaan untuk membangun efektivitas dan
kegunaan kerja. Ini dilakukan melalui penelitian yang menghasilkan apa
yang kemudian dikenal sebagai "pertimbangan waktu dan gerakan". Intinya
terletak pada penelitian yang menunjukkan bahwa pemborosan sering
terjadi pada latihan yang sedang berlangsung karena para pekerja banyak
menyia-nyiakan karena perkembangan mereka yang sia-sia.
Di lain pihak. Fayol melihat organisasi pertambangan tempatnya bekerja
sempat tumbang karena tidak adanya pengawas. Akhirnya Fayol mendapat
kesempatan untuk menjadi pemimpin tertinggi dan pertimbangannya
terpusat pada kemampuan untuk menangani berbagai masalah administrasi.
Peningkatan Pengembangan "Hubungan Manusia" Kumpulan hipotesis
eksekutif kemudian, pada saat itu, melahirkan apa yang dikenal sebagai
"Pengembangan Hubungan Manusia". Sebagian besar diakui bahwa pionir
utama adalah Elton Mayo. Dalam sebuah tinjauan yang dikenal sebagai
"Investigasi Hawthorne", spekulasi yang perlu ditunjukkan oleh
pemeriksaan ini adalah bahwa ada faktor-faktor tertentu yang
memengaruhi perspektif, perilaku, dan kegunaan pekerja. Penemuan
mereka menunjukkan bahwa perspektif dan praktik inspirasional seperti
halnya kegunaan perwakilan tidak secara tegas dipengaruhi oleh kantor dan
kondisi kerja, namun oleh pertimbangan yang diberikan kepada mereka.
Temuan berikutnya adalah bahwa perilaku seorang spesialis sebagian besar
dikendalikan oleh dan terikat pada standar kelompok kerja di mana
seorang
170 Perencanaan dan Pengembangan
SDM
divestasi dan penutupan organisasi; siklus hidup item disingkat dan fraktur
pasar terjadi. Kekhasan ini menjadikan kerentanan sebagai ujian bagi
usaha supervisor. Bereaksi terhadap ujian ini, untuk menjadi serius dan
masuk akal seperti yang ditunjukkan oleh permintaan yang berkembang,
asosiasi bisnis harus responsif, cepat merespons, dan cerdas secara finansial.
Asosiasi level saat ini merupakan standar baru. Organisasi piramida dengan 7
– 10 lapisan saat ini mulai "diratakan" menjadi hanya 3 – 4 lapisan (AT&T
dan GE dari .12 saat ini hanya 6 lapisan atau kurang). Struktur piramida
saat ini bahkan dipandang sebagai tua, adat, ketinggalan zaman, "tingkat
kepemimpinan" semakin diabaikan, jelas dengan strategi kerja yang jelas.
Pengurangan fakultas (cutting back), dan kecenderungan untuk bekerja
dalam kelompok yang lebih mendasarkan pekerjaannya pada proses, bukan
kapasitas spesialisasi. , semakin terlihat. Istilah penguatan, yang saat ini
digunakan dalam berbagai sudut pandang, juga mencakup SDM/Tenaga
Kerja. Setiap perubahan alami memiliki konsekuensi signifikan bagi
pekerjaan SDM/Tenaga Kerja dalam mengasumsikan bagiannya untuk
menghasilkan nilai dan harapan.
Daftar Pustaka
Colin Newton, (1996) Tony Tarrant; Managing Change in School, Pratical
Handbook, Roudledge, London & Newyork,
Dessler, Gary, (2005). Human Resources Management. Tenth Edition,
International Edition. New Jersey: Prentice-Hall/Pearson Education,
Inc.
Dr.Ir. Benjamin Bukit, MM, D. (2015) PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA Teori, Dimensi Pengukuran, dan Implementasi dalam
Organisasi, Zahir Publishing. Kalasan, Sleman, Yogyakarta 55571:
Zahir Publishing. doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.
Drs. Achmad Sobirin, MBA., P. . (2006) ‘Konsep Dasar Perubahan dan
Perubahan Organisasi’, pp. 1–67. doi: EKMA4565/MODUL 1 1.3.
Febrianty, Erika Revida, Janner Simarmata, dkk (2020) Manajemen
Perubahan Perusahaan Di Era Transformasi Digital. Medan: Penerbit
Yayasan Kita Menulis.
Mariana Simanjuntak, Bonaventura Agus Triharjono, dkk (2021) Perancangan
Organisasi dan Sumber Daya Manusia, Penerbit Yayasan Kita
Menulis. Medan: Penerbit Yayasan Kita Menulis.
Prof. Dr. Manahan P. Tampubolon SE., M. (2020) CHANGE
MANAGEMENT Manajemen Perubahan; Individu, Tim Kerja,
Organisasi. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media.
174 Perencanaan dan Pengembangan
SDM
https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo-
jakarta/documents/publication/wcms_203503.pdf.
ILO (2013) ‘Kesetaraan Dalam Pekerjaan: Konsep Dan Prinsip Utama’, in, pp.
1–18.
Kemenakertrans (2012) Kesetaraan dan non diskriminasi di tempat kerja di
Indonesia. Available at: https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---
asia/---ro-bangkok/---ilo-
jakarta/documents/publication/wcms_203503.pdf.
Luh Putuh Sendratari, I. ketut M. (2020) ‘Pelatihan Hand OUT
Berwawasan Kesetaraan Gender : Sumber Belajar Alternatif
Pembelajaran Agama Hindu dI Sekolah Dasar Untuk Meningkatkan
Pemahaman Kader Tentang Isu Gender’, Proceeding Senadimas
Undiksha, pp. 1412–1424.
Matthews, M. and Lim, N. (2015) Improving the Timeliness of Equal
Employment Opportunity Complaint Processing in Department of
Defense. Available at: www.rand.org/giving/contribute.
Syiti Rommalla (2020) Apa iti Equal Employment Opportunity (EEO).
www.gadjian.com/blog.
Anwar Prabu Mangkunegara (2003) , Perencanaan dan Pengembangan
Sumber daya Manusia , Bandung , Refika Aditama.
Faustino Cardoso Gomes (2003), Manajemen Sumber daya, Edisi Kedua,
Yogyakarta, Andi Offset
Fuad Mas'ud (2004) ,Survei Diagnosis Organizational ,Semarang ,Badan
Penerbit Universitas Dipanegoro.
Hendry Simamora (2001), Manajemen Sumber daya Manusia, Cetakan ke-
3, Yogyakarta, STIE YKPN.
H. John Bernardin & Joyce E.A. Russell (1993), Human Resource
Management, Sinapore, Maccgraw-Hill,ins
Ike Kusdyah Rachmawati (2008) , Manajemen Sumber daya Manusia ,
Yogyakarta , Andi Offset
Marihot Manullang (2001), Manajemen Personalia, Yogyakarta; Gajah Mada
University Press.
178 Perencanaan dan Pengembangan
SDM
Bruce, M., & John, B. (2014). The Mentoring Effect : Young People’s
Perspectives on the Outcomes and Availability of Mentoring.
MENTOR: The National Mentoring Partnership, January.
Cakmak, Z., & Akgün, I. H. (2017). A Theoretical Perspective on the
Case Study Method. Journal of Education and Learning, 7(1).
https://doi.org/10.5539/jel.v7n1p96
Cascio, W. F., & Montealegre, R. (2016). How Technology Is Changing
Work and Organizations. In Annual Review of Organizational
Psychology and Organizational Behavior (Vol. 3).
https://doi.org/10.1146/annurev- orgpsych-041015-062352
Dachner, A. M., Ellingson, J. E., Noe, R. A., & Saxton, B. M. (2019).
Human Resource Management Review The future of employee
development. Human Resource Management Review, April.
Davidescu, A. A. M., Apostu, S. A., Paul, A., & Casuneanu, I. (2020).
Work flexibility, job satisfaction, and job performance among
romanian employees-Implications for sustainable human resource
management. Sustainability (Switzerland), 12(15).
https://doi.org/10.3390/su12156086
Driskell, J. E. (2011). Effectiveness of Deception Detection Training: A Meta-
Analysis. Psychology, Crime & Law, 18(8).
https://doi.org/10.1080/1068316X.2010.535820
Engetou, E. (2017). The Impact of Training and Development on
Organizational Performance. Case study: National Financial Credit
Bank Kumba. Centria University.
Hanaysha, J. (2016). Testing the Effects of Employee Engagement, Work
Environment, and Organizational Learning on Organizational
Commitment. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 229.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2016.07.139
Ikechukwu, A. S. S. P. (2017). Employees Training : An Ingredient Of
Organizational Survival In Nigeria ( A Study Of Selected Small
And Medium Scale Enterprises In Portharcourt ). Journal of
Applied Management Science, 3(2), 76–91.
Jehanzeb, K., & Ahmed Bashir, N. (2013). Training and Development
Program and its Benefits to Employee and Organization: A
Conceptual Study. European Journal of Business and Management,
5(2).
Daftar Pustaka 183